BAB II
Pembahasan
A. Profil
Luxury Thrift Factory adalah nama perusahaan penjualan baju bekas yang bermerk
dan masih bagus dan masih layak untuk dipakai. Baju bekas ini di jual kembali
agar baju-baju yang sudah tidak digunakan lagi dan masih bagus tidak mubazir
karena sudah tidak digunakan lagi oleh pemiliknya
B. Strategi Pasar
Untuk memperlancar usaha ini, penulis melakukan beberapa strategi pasar antara
lain:
memantau tren fashion yang sedang berkembang dan banyak diminati, membuat
konten yang memotivasi dan menarik perhatian masyarakat untuk menjadikan
thrift shopping sebagai bagian dari gaya hidup, dan menetapkan kebijakan harga
jual minimum dan maksimum produk.
mengikuti kegiatan atau agenda (seperti bazar atau festival) yang lebih spesifik
bertema thrift atau vintage, membuat akun Thrift Trove di situs e-commerce dan
memaksimalkan fitur promosi dan penjualan di dalamnya, dan membangun
kerjasama dengan kompetitor thrift shop untuk kolaborasi.
1. Kekuatan (Strength)
Kelebihan utama dari usaha ini adalah Anda bisa memperjualbelikan produk fashion bermerek dengan
harga yang lebih rendah dibandingkan dengan membeli baru. Sebab, tidak menutup kemungkinan dari
sekian banyak pakaian thrifting yang Anda beli ada baju-baju dari brand terkemuka, seperti UNIQLO,
Calvin Klein dan lain sebagainya.
Ramah lingkungan
Generasi muda saat ini cenderung mudah mengoleksi pakaian dan membuangnya apabila tidak ingin
memakainya lagi meskipun kualitas pakaian tersebut masih baru (fast fashion). Kecenderungan ini, umum
terjadi di negara-negara maju. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah mengirim pakaian-
pakaian bekas tersebut ke negara berkembang dan menjualnya di thrift shop.
Potensi besar
Thrift shop umumnya menargetkan masyarakat dari kalangan generasi milenial atau generasi Z, keduanya
merupakan generasi yang mendominasi demografi masyarakat Indonesia saat ini. Maka dari itu, tidak
heran jika pangsa pasar bisnis ini sangat besar.
2. kelemahan
Karena barang yang diambil merupakan barang-barang impor dari luar negeri, maka dari itu tidak heran
jika salah satu tantangan membuka bisnis thrift shop adalah susahnya mencari supplier, khususnya
supplier terpercaya.
Sunk cost adalah biaya yang kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan yang kecil atau bahkan tidak
ada sama sekali. Beberapa hal yang menyebabkan potensi sunk cost pada bisnis thrift shop yang cukup
tinggi adalah adanya barang yang tidak laku dan memenuhi gudang, barang dengan kualitas buruk atau
rusak atau barang dengan model usang yang sudah tidak diminati.
Tidak semua masyarakat Indonesia tahu mengenai baik buruknya kualitas produk impor. Tidak semua
orang juga peduli mengenai bermerek atau tidaknya sebuah pakaian dan sepatu. Hal ini khususnya untuk
masyarakat dengan pendapatan menengah kebawah. Bagi seorang pebisnis thrift shop, hal ini menjadi
tantangan untuk memperkenalkan kualitas barang impor yang bagus kepada masyarakat.
BAB III
A. Modal
modal yang dibutuhkan untuk usaha ini sekitar Rp 2.000.000 - 5.000.000 per
bal kecil/50 kg/100-150 pcs dan 7.000.000 - 12.000.000 per bal besar/100
kg/ dan biaya pengiriman Rp 200.000 - 400.00 tergantung lokasi per 100 kg
B. Penentuan Harga
Harga produksi untuk baju = Rp 25.000/pcs, celana = Rp 50.000/pcs
C. Perhitungan Laba-Rugi
Laba (harga jual - harga beli)
baju Rp 25.000 - 15.000 = Rp 10.000
celana Rp 50.000 - Rp 30.000 = Rp 20.000
D. Persentase Laba
= x 100%
= 40%
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyajikan konsep thrifting sebagai alternatif yang menarik, ramah lingkungan, dan
berkualitas tinggi dalam dunia fashion. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, usaha
ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga memberikan dampak positif
pada lingkungan
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proposal ini sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan
proposal ini. Demikian proposal ini dibuat, semoga usaha penulis bisa berjalan
dengan baik dan penulis juga bisa mengembangkan kreatifitasnya melalui usaha
ini. Semoga produk ini juga bisa bermanfaat untuk penulis dan masyarakat. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
proposal ini sehingga bisa dapat terselesaikan dengan baik.