Anda di halaman 1dari 8

 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.Persalinan yang mendapat


pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis
memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman.
Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi
keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala. Penimbangan dapat dilakukan di
Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat
memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan
secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Konsumsi buah dan sayur. Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
5. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga
ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
6. Menggunakan air bersih. Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani
hidup sehat.
7. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih. Praktek ini merupakan langkah yang
berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai
jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
8. Memberantas jentik nyamuk. Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit
dan memutus siklus hidup makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam
pencegahan berbagai penyakit.
9. Menggunakan jamban sehat. Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang
berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
10. Melakukan pengolahan air minum dan makanan. Merebus air hingga matang
dapat mencegah terjadinya penyakit.
11. Tidak merokok di dalam rumah. Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai
penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau
setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari
berbagai masalah kesehatan.
12. Melakukan pengolahan limbah cair.
13. Melakukan pemilahan sampah. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan
anorganik
Remaja yang berstatus gizi baik menjadi salah satu upaya pencegahan stunting dan
penurunan angka kematian ibu dan anak. Remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 25 tahun 2014 adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 18 tahun. Saat seseorang
memasuki masa remaja, anak akan mengalami masa pubertas. Pada fase tersebut, remaja
akan mengalami pertumbuhan fisik yang disertai oleh perkembangan mental, kognitif, dan
psikis. Tidak terpenuhinya gizi pada masa ini dapat menyebabkan gangguan dan hambatan
dalam pertumbuhan remaja. Beberapa masalah asupan gizi pada remaja antara lain:

· Gangguan Makan

Gangguan makan pada remaja biasanya terjadi karena obsesi untuk menguruskan badan. Ciri-
ciri seseorang dengan gangguan makan ini adalah sangat mengontrol asupan makanannya,
kehilangan berat badan secara drastis, dan tidak mengalami menstruasi karena gangguan
hormonal.

· Obesitas

Hal ini terjadi karena asupan gizi melebihi kebutuhan tubuhnya sehingga mengakibatkan
obesitas.

· Kurang energi kronis.

Pada umumnya terjadi karena makan terlalu sedikit dan tidak sesuai kebutuhan tubuh atau
dibawah kebutuhan gizi hariannya.

· Anemia

Anemia kekurangan zat besi banyak dijumpai terutama pada remaja perempuan. Agar hal ini
tidak terjadi maka diperlukan asupan makanan berasal dari bahan makanan yang berkualitas
tinggi, seperti daging, hati, ayam, dan juga yang tinggi vitamin C untuk membantu
penyerapan zat besi.

Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI 2014 merupakan susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih
dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan
normal untuk mencegah masalah gizi dan mempertahankan sistem imun dalam tubuh. Ada
beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengetahui tentang gizi seimbang, diantaranya 4
pilar gizi seimbang.
Prinsip gizi seimbang memiliki 4 pilar utama :

1. Mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam

Mengonsumsi menu makanan seimbang tidak hanya satu jenis, karena semakin beragam
jenis makanan yang kita konsumsi semakin kebutuhan asupan gizi kita.

2. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Perilaku hidup bersih sangat penting untuk menjauhkan diri dari penyakit, seperti infeksi
kuman, bakteri, atau virus. Jika sistem imunitas tubuh Anda lemah, maka radikal bebas atau
penyakit akan lebih mudah muncul.

3. Melakukan aktivitas fisik

Asupan gizi yang berlebihan harus diimbangi dengan aktivitas fisik agar tidak meningkatkan
risiko obesitas, penyakit jantung, serta penyakit serius lainnya.

4. Menjaga berat badan ideal.

Berat badan harus tetap dipantau agar tidak mengalami underweight atau bahkan obesitas
yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Pemerintah Indonesia sendiri memiliki program gizi yang diberi nama “Isi Piringku” ,
program ini menggantikan konsep makanan empat sehat lima sempurna yang selama ini
sudah diketahui di kalangan masyarakat. Isi piringku memiliki tujuan untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat terkait gizi seimbang. Berikut penjelasan dari “Isi Piringku”:

1. 1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna.

2. 1/6 piring berupa lauk pauk protein baik hewani maupun nabati.

3. 1/3 piring berupa makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks (biji
-bijian/beras), artinya membatasi karbohidrat simpleks (gula, tepung-tepungan dan produk
turunan dari tepung).

4. 1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayur-sayuran.

Remaja membutuhkan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak, dan protein maupun zat gizi
mikro seperti vitamin dan mineral yang tertuang dalam “Isi Piringku” dalam memenuhi
kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Remaja perempuan yang
nantinya menjadi calon ibu di masa depan diupayakan agar dapat melahirkan generasi emas
bebas stunting. Oleh sebab itu, harus dipersiapkan sedini mungkin dan semaksimal mungkin
untuk melahirkan generasi yang sehat dan berprestasi dengan memperhatikan asupan gizi
sekarang dan nanti.
 Pencegahan Dan Penanggulangan Stanting

Selain pemenuhan protein hewani, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
meminimalisir potensi stunting pada anak, dianataranya adalah sebagai berikut;

1. Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan

2. Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala

3. Mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD)

4. Memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6
bulan

Dengan melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak diatas, diharapkan mampu
meminimalisir potensi stunting pada anak-anak di Indonesia.

Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera untuk melakukan
pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa
segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari para petugas kesehatan.
 Je

1. Diare

Seseorang yang mengalami diare bisa buang air besar encer sebanyak tiga kali atau lebih
dalam sehari. Feses akibat diare mungkin akan tampak lembek, berair, hingga berlendir.

Penyakit diare akut paling sering disebabkan infeksi melalui makanan atau minuman yang
telah terkontaminasi bakteri, seperti Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella.

Diare sering kali dianggap sepele karena bisa membaik dengan sendirinya dalam beberapa
hari hingga minggu. Namun, lain halnya dengan yang terjadi pada bayi dan anak-anak.

2. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan sekumpulan infeksi yang terjadi pada
sistem pernapasan. Sesuai namanya, kondisi ini muncul tiba-tiba dan memburuk dengan
cepat.

Mikroorganisme penyebab penyakit, seperti virus dan bakteri, dapat menular melalui udara,
lalu menyebabkan infeksi pada hidung, tenggorokan, hingga paru-paru.

Tidak ada pengobatan khusus untuk ISPA, sebab penyakit ini biasanya dapat sembuh sendiri.

Meski begitu, bila gejala parah muncul, dokter bisa mengobatinya dengan obat pereda nyeri
atau antibiotik, tergantung penyebab dan tingkat keparahan penyakit yang Anda alami.

3. Pneumonia

Infeksi virus maupun bakteri yang menyerang paru bisa menyebabkan pneumonia. Penyakit
ini membuat kantong udara di dalam paru (alv
eolus) meradang dan membengkak.
Beberapa orang juga menyebut pneumonia sebagai penyakit paru-paru basah. Ini karena
kondisi paru-paru pasien dipenuhi dengan cairan atau lendir.
Pneumonia bisa menyerang siapa pun serta menyebabkan gejala batuk terus-menerus,
demam, kesulitan bernapas, dada sakit, dan nafsu makan menurun.

Penyakit pada anak-anak sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Maka dari itu,
penting untuk konsultasi dengan dokter bila mengalami gejala pneumonia.
4. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis atau TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang
terjadi pada paru-paru. Gejala penyakit menular ini biasanya berupa batuk kronis dan sesak
napas.

Penularan tuberkulosis terjadi saat Anda menghirup udara yang terkontaminasi bakteri.
Bakteri dapat menyebar melalui percikan cairan (droplet) ketika pengidap TBC batuk atau
bersin.

Apabila tidak ditangani segera, bakteri penyebab TBC juga bisa menginfeksi organ tubuh
lain, mulai dari tulang, sendi, kelenjar getah bening, ginjal, jantung, hingga selaput otak.

5. Penyakit kulit menular

Kurangnya kebersihan diri dan lingkungan biasanya menjadi penyebab dari berbagai jenis
penyakit kulit menular yang umum di Indonesia, seperti cacar air, kudis dan kurap.

Cacar air yang disebabkan oleh virus varicella zoster ditandai dengan ruam gatal dan bintik
merah pada sekujur tubuh. Bintik ini akan berubah menjadi lenting kecil berisi cairan.

Kudis dan kurap memiliki gejala yang mirip, yakni ruam dan gatal pada kulit. Akan tetapi,
kedua penyakit kulit menular ini disebabkan oleh penyebab berbeda.

Penyakit kudis disebabkan oleh tungau kecil yang disebut Sarcoptes scabei, sedangkan kurap
(ringworm) terjadi akibat infeksi jamur pada kulit.

6. Demam berdarah dengue (DBD)

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang menginfeksi manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Penyakit menular ini sering dijumpai di negera beriklim tropis dan subtropis, seperti
Indonesia. DBD lebih sering menyerang selama maupun setelah musim hujan.

Demam berdarah dapat menimbulkan gejala, seperti demam, sakit kepala, mual, muntah,
nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, hingga munculnya ruam.

Pada kasus parah, DBD bisa mengancam jiwa Anda. Ini ditandai dengan penurunan trombosit
darah yang dapat menyebabkan perdarahan serius.

7. Malaria

Selain demam berdarah dengue, malaria juga menjadi penyakit menular lewat gigitan
nyamuk yang masih cukup banyak ditemui kasusnya di Indonesia.

Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles.

Parasit yang dilepaskan ke dalam aliran darah akan berkembang dalam hati. Lalu, parasit
tersebut akan mulai menyerang sel darah merah (eritrosit) dalam beberapa hari.
Penyakit ini bisa menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, dan muntah. Jika tidak
diobati, malaria bisa menyebabkan koma dan bahkan kematian.
8. Hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit hati menular yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).
Penularan HBV 95% terjadi secara vertikal, yakni dari ibu ke anak saat persalinan.

Sementara itu, penularan sebesar 5% ini berasal dari transfusi darah, transplantasi organ, serta
penggunaan jarum suntik dan pisau cukur secara bergantian.

Gejala penyakit hepatitis ini biasanya berupa rasa sakit pada perut atas sebelah kanan,
penyakit kuning, dan urine berwarna pekat. Ini tidak langsung muncul saat tubuh Anda
terinfeksi virus.

Hepatitis B bisa disembuhkan dengan perawatan medis. Namun, jenis penyakit menular yang
satu ini juga dapat dicegah dengan vaksinasi hepatitis B sejak dini.

9. HIV/AIDS

Pada dasarnya, HIV dan AIDS merupakan dua kondisi yang berbeda. HIV pada merujuk
infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia.

HIV termasuk infeksi menular seksual yang menyebar melalui air mani atau cairan vagina.
Penyakit ini juga bisa menyebar melalui darah akibat penggunaan jarum suntik bergantian.

Orang dengan HIV atau ODHIV lebih rentan mengalami berbagai penyakit menular akibat
dari infeksi bakteri, virus, jamur, maupun parasit yang berbahaya.

Jika tidak ditangani dengan tepat dalam jangka panjang, HIV bisa berkembang menjadi AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang menimbulkan dampak lebih serius.

10. COVID-19

Coronavirus disease 19 atau COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan


infeksi SARS-CoV-2. Virus ini menyebar melalui droplet di udara atau yang menempel pada
permukaan benda.

COVID-19 umumnya menyerang saluran pernapasan dengan gejala berupa flu, seperti
demam tinggi, batuk kering atau berdahak, sulit bernapas, dan nyeri dada.

Penyakit infeksi ini juga bisa menimbulkan komplikasi serius, terutama pada lansia dan orang
dengan hipertensi, penyakit jantung dan paru-paru, atau diabetes.

Selain protokol kesehatan, pemberian vaksin COVID-19 juga membantu mencegah penularan
penyakit ini. Vaksinasi bertujuan meningkatkan kekebalan kelompok (herd immunity).

Anda mungkin juga menyukai