Anda di halaman 1dari 4

Resensi Novel Laskar Pelangi

Film asal Indonesia yang merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama
Judul Novel : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2005
Laskar Pelangi : Karya Hebat yang Mencerahkan

Laskar Pelangi adalah salah satu novel Indonesia yang sangat populer dan
penuh inspirasi. Ditulis oleh Andrea Hirata, novel ini menceritakan kisah sekelompok
anak-anak muda dari desa kecil di Belitong, Indonesia, yang bertekad untuk
mendapatkan pendidikan berkualitas meskipun menghadapi berbagai tantangan. Novel
ini menggambarkan perjuangan, persahabatan, dan semangat yang tulus untuk
mengatasi kesulitan dalam mengejar impian mereka.
Novel ini berhasil menciptakan karakter-karakter yang kuat dan mendalam. Para
pembaca akan merasa terhubung dengan tokoh-tokoh seperti Ikal, Lintang, dan Sahara,
yang mewakili berbagai latar belakang dan kepribadian. Cerita ini juga memperlihatkan
bagaimana pendidikan dapat mengubah nasib seseorang dan mengangkat kualitas
hidup mereka.
Gaya penulisan Andrea Hirata sangat mengesankan. Dia menggambarkan
pemandangan alam Belitong dengan indah, dan dialog antar-karakternya mengalir
dengan lancar. Penulis berhasil menyelipkan humor dalam cerita yang membuat
pembaca tersenyum di satu halaman, dan kemudian menghadapinya dengan momen-
momen yang menyentuh hati di halaman berikutnya.
Tema utama novel ini adalah pentingnya pendidikan, persahabatan, dan
semangat pantang menyerah. Andrea Hirata dengan cerdik menggambarkan
bagaimana pendidikan bukanlah hak yang mudah didapat bagi semua orang, terutama
di daerah terpencil, dan bagaimana semangat untuk belajar dan berkembang dapat
mengatasi segala rintangan.
Meskipun Laskar Pelangi adalah novel yang sangat dihargai, beberapa kritikus
berpendapat bahwa plotnya terkadang bisa menjadi lambat, dan beberapa bagian cerita
mungkin terasa berlebihan dalam deskripsi. Namun, keindahan cerita ini dan pesan
yang disampaikannya membuatnya tetap menjadi salah satu novel terbaik dalam sastra
Indonesia.
Bagi siapa pun yang mencari novel yang menginspirasi dan menggugah hati,
Laskar Pelangi adalah pilihan yang sangat baik. Ini adalah kisah yang mengajarkan kita
tentang kekuatan pendidikan, persahabatan, dan kegigihan, serta mengingatkan kita
akan nilai-nilai yang sebenarnya dalam hidup. Novel ini adalah pengingat indah tentang
potensi yang tak terbatas dalam setiap orang.
Resensi Film Laskar Pelangi
Judul Film Laskar Pelangi

Penulis
Salman Aristo, Riri Riza, dan Mira Lesmana.
Naskah

Sutradara Riri Riza

Durasi Film 125 menit

Kategori Film Drama

Zulfani sebagai Ikal, Ferdian sebagai Lintang, Cut Mini sebagai Ibu Muslimah,
Tora Sudiri sebagai Pak Mahmud, Slamet Raharjo sebagai Zulkarnaen, Mathias
Muchus sebagai bapak Ikal, Rieke Diah Pitaloka sebagai ibu Ikal, Lukman Sardi
Pemain Film
sebagai Ikal dewasa, Ario Bayu sebagai Lintang dewasa, Teuku Rifnu Wikana
sebagai Pak Bakri, Alex Komang sebagai Bapak Lintang, dan masih banyak lagi
tokoh pembantu lainnya.

Tahun
2008
Produksi

Perusahaan
Miles Film, Mizan Produktions dan SinemArt.
Produksi
Film Laskar Pelangi ini pertama kali di rilis pada tahun 2008. Skenario fil yang
ditulis oleh Salman Aristo di bantu dengan Riri Riza dan Mira Lesmana. Film ini
sukses dan menjadi film penonton terbanyak ke 4 di Indonesia. Latar film yang
diambil di pulau Belitong dengan melibatkan pemeran lokal dalam pembuatan
filmnya. Dan di tambah 12 aktor profesional.
Sinopsis Film Laskar Pelangi
Novel Laskar Pelangi ini menceritakan tentang hari pertama pembukaan
kelas baru di sekolah SD Muhammdyah menjadi sangat menegangkan bagi dua
guru luar biasa. Yaitu Bu Muslimah dan Pak Harpan serta 9 orang murid yang
menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belotong. Sebab kalau tidak
mencapai sepuluh murid yang mendaftar sekolah akan di tutup. Hari itu, Harun
seorang murid istimewa menyelamatkan mereka semua. Ke 10 murid yang
kemudian diberi nama laskar pelangi oleh Bu Muslimah. Mereka menjalin kasih
sayang yang tak terlupakan. 5 tahun bersama, Bu Muslimah, Pak Harfan dan ke 10
murid dengan keunikannya masing-masing, berjuang terus untuk bisa sekolah.
Diantara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah. Ikal, Lintang dan
Mahar dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat
sekolah mereka.
Kegiatan cerdas cermat merupakan scene adegan film yang cukup
menegangkan. Dimana seorang Lintang yang telat dikarenakan di perjalanan harus
menunggu buaya yang berada di jalan sehingga ia tidak bisa lewat. Bu Musimah
selalu menanamkan ajaran-ajaran penting dalam kehidupan. Salah satu
pembelajaran yang perlu diingat seperti kita harus bisa memberi sebanyak-
banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya.
Dari hasil meraih juara di lomba tersebut prestasi-prestasi anak-anak laskar
pelangi akhirnya tidak di pandang sebelah mata oleh masyarakat akhirnya bisa
di notice dan di kagumi. Hal ini membuktikan bahwa adanya keterbatasan tidak
dapat menghentikan kita untuk berprestasi dan berkembang. Hari demi hari dilalui
hingga tiba saatnya dimana ayah Lintang meninggal dunia. Dan Lintang sebagai
salah satu anak tercerdas di sekolahnya harus meninggalkan sekolah untuk bekerja
dan menghidupi keluarga serta adik-adiknya. Meski ada beberapa perbedaan antara
di novel dan di film novel ini cukup banyak menerima komentar positif karena film ini
sangat banyak memberikan motivasi dan pesan moral yang banyak.
Perbedaan terletak pada scene karnaval, lomba cerdas cermat, tari-tarian
yang disuguhkan SD Muhammadyah hingga perjalanan kelompok Mahar dan Flo ke
Pulau Lanun mengalami beberapa kritikan. Tak hanya itu scene yang terjadi pada
akhir cerita Lintang juga di kemas berbeda. Jika di novel kisah Lintang di tulis sangat
tragis yang digambarkan dengan sosok yang kurus, ringkih, hidup membujang dan
miskin dan bekerja sebagai supir truk. Dan dari cerita novel tersebut pembaca bisa
mengerti tentang nilai-nilai yang ditanamkan dari novel tersebut. Namun, di film
sosok Lintang digambarkan sebagai seorang yang baik-baik saja dan memakai
kemeja lusuh dengan anak 1. Ya, sangat berbeda di film Lintang masih digambarkan
memiliki harapan hidup dan berkembang tidak seperti di novel. Dan hal tersebut
menuai pro dan kontra. Jika kalian belum nonton yuk segera tonton filmnya di jamin
seru banget.

Latar Film Laskar Pelangi


Dalam resensi novel Laskar Pelangi berikut merupakan latar dari film tersebut baik
latar waktu maupun latar tempat yang digunakan dalam film tersebut, diantaranya
adalah:
1. Latar Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam film Laskar pelangi yaitu di Desa Gantong
Belitong, Pulau Lanun, SD Muhammadyah dan Pulau Lanun.
2. Latar Waktu
Latar waktu yang digunakan dalam film Laskar Pelangi yaitu pagi hari, siang hari dan
malam hari.

Kelebihan Film Laskar Pelangi


Berikut merupakan beberapa kelebihan yang terdapat dalam film Laskar Pelangi,
diantaranya adalah:
 Memiliki banyak motivasi dan pelajaran dalam filmnya
 Menanamkan semangat belajar meski dalam ketebatasan
 Memperlihatkan keindahan alam dari pulau terkaya di Indonesia tapi tidak dengan
rakyatnya.

Kekurangan Film Laskar Pelangi


Ada beberapa perbedaan dari isi novel dengan filmnya sehingga menghilangkan
beberapa nilai di dalamnya.

Pesan Moral Film Laskar Pelangi


Terakhir dari resensi film Laskar Pelangi adalah pesan moral yang terkandung
dalam film tersebut adalah:
Tetap semangat dalam menggapai sebuah impian meski harus berjuang lebih keras
daripada lainnya.
Jangan jadikan keterbatasan menjadi sebuah halangan untuk menjadikan dirimu
berkembang dan lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai