Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS FILM LASKAR PELANGI

DISUSUN

O
L
E
H

MARLINDA SYAFITRI
(3012020028)

DOSEN PENGAMPU : MUSLEM, MA

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
LANGSA 2023/1444H
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
kita ucapkan. Makalah ini akhirnya dapat diselesaikan berkat kebaikan dan
rahmat-Nya. Salam dan shalawat kami panjatkan kepada rasulullah SAW,
berharap kedepannya akan menuai hasil gemilang dan menjadi lebih baik lagi.
Makalah dengan untuk menganalisa sebuah film ini telah diselesaikan.
Diharapkan penulisan ini menjadi acuan bahan ajar dan menjadi tambahan ilmu
bagi generasi selanjutnya. Dalam penulisan makalah ini pun penulis tak luput dari
kesalahan dan khilaf, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Besar harapann
penulis agar makalah ini dapat menjadi rujukan penelitian selanjutnya. Kata
pengantar penulis muncul di sini. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang
yang membaca dan membantu mempersiapkan karya ini.

Langsa, 23 Juni 2023

Penulis

i
ANALISA FILM LASKAR PELANGI

Sebelum mulai menganalisa maka untuk mengetahui film ini akan di


sajikan sebuah sinopsis film yang memenangkan nominasi film terbaik yang
berjudul Laskar Pelangi

SINOPSIS

Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur Dimulai ketika


sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel
jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang
menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala
sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk
mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat
duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa
di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru
mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua
kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa
Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.
“Laskar Pelangi” merupakan nama yang diberikan oleh Bu Muslimah
akan kesenangan mereka terhadap pelangi ini pun sempat mengharumkan nama
sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu
dipojokkan oleh kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang
membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar
biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya
PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat.
Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan
menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah
Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat
mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal

1
yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini
diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa
merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.
ANALISA:

Laskar Pelangi dikategorikan ke dalam film drama. Film Laskar Pelangi


terbentuk oleh unsur-unsur penting yang digolongkan menjadi dua kategori yaitu
unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita
atau tema film, sedangkan unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam
sebuah produksi film.
Dengan demikian unsur-unsur teknis tersebut yang mewujudkan tema
filmnya menjadi sebuah cerita film yang utuh. Film Laskar Pelangi dapat
dikatakan sebagai sebuah film yang indah dan menarik, karena film ini
mempunyai unsur-unsur yang membuat film ini dapat dikatakan indah, yaitu
unsur kesatuan (unity), kerumitan (complexity), dan kesungguhan (intensity). Film
Laskar Pelangi tersusun atas berbagai unsur yang bersifat fisik dan non-fisik.
Film Laskar Pelangi dikatakan menarik, terutama terletak pada cerita yang
didukung dengan visual film yang menarik sehingga berhasil menyampaikan
pesan-pesan yang ditunjukkan oleh para pemain utamanya maupun pemeran
pembantu. Di samping itu juga didukung oleh suara, dialog, efek suara, sudut
pengambilan gambar, dan teknik pengambilan gambar serta penataan artistiknya
yang membuat kita dapat mengambil nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan.
Film Laskar Pelangi mengandung pesan-pesan moral, kepemimpinan,
religius, dan sosial yang disampaikan melalui rangkaian cerita yang utuh yang
berupa adegan-adegan yang divisualkan. Rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita
film merupakan stimulan saja; hal yang terpenting adalah pesan-pesan pendidikan
yang berguna untuk membimbing manusia sebagai makhluk Tuhan untuk
mencapai kesempurnaan batin yang berupa pikiran dan budi pekerti yang baik,
selanjutnya menjadi prinsip yang mendasari kehidupan manusia, sehingga
menjadikan manusia yang bersikap dewasa dan berbudi pekerti luhur.
Membahas mengenai struktur film Laskar Pelangi tidak jauh berbeda
dengan sebuah karya ilmiah yang tersusun menjadi beberapa bab, alinea, dan

2
kalimat. Film secara umum tersusun oleh unsurunsur yang mendasar yakni shot,
adegan, dan sekuen. Pemahaman mengenai shot, adegan, dan sekuen bermanfaat
untuk membagi urutan-urutan cerita sebuah film secara, sistematik .

Dari sisi pengambilan gambar, untuk penayangan awalnya digunakan:


1. Angle long shot agar seluruh suasana daerah Belitung Timur dapat
tergambarkan secara baik. Terutama saat suasana dekat daerah
pabrik pertambangan serta suasana para pekerjanya. Posisi kamera
pada awalnya diatas kemudian digerakan kebawah sehingga dapat
memberikan gambaran jelas tentang daerah pabrik pertambangan
tersebut.

2. Scene kedua berpindah didaerah pegunungan dengan angle long


shot memusatkan pada titik mobil yang bergerak kearah kiri sambil
diikuti oleh pergerakan kamera mengikuti gerak mobil tersebut
guna memberikan gambaran jelas tentang alam Belitung Timur.
Dilanjutkan continuity langsung mengambil gambar didalam mobil
tersebut yang ternyata ada pemeran utamanya yakni Lukman Sardi
sebagai Ikal atau Andrea Hirata dengan suasana didalam mobil
yang berisi barang bawaan Ikal ketika ia kembali ke kampung
halamannya.

3
3. Scene pindah lagi ke daerah tepi pantai dengan latar waktu pada
sore hari ketika matahari terbenam yang membuat suasana daerah
tersebut terlihat indah karena gambar diambil dengan angle long-
shot sehingga terlihat keindahan suasananya. Continuity dengan
angle Middle-shot dengan dua orang didalam gambar yakni Ikal
dan teman lamanya yang sekian lama tidak bertemu kemudian baru
bertemu lagi. Selanjutnya ditampilkan tulisan (Miles Film dan
Mizan Production) sebagai pemproduksi film itu sendiri dan
muncul kemudian Judul film dengan desain animasi.

4. Angle long-shot diambil saat anggota Laskar Pelangi dan Ibu


muslimah mengendarai sepeda bersama menelusuri Desa Gantung
dimana tempat dekat sekolah mereka berada.

4
5. Angle two-shot antara ibu muslimah dengan kepala sekolah yang
sedang mengobrol.

6. Dilanjutkan Ibu Muslimah yang mengajar di kelas dengan angle


Middle-shot dan berpindah kearah para anggota Laskar Pelangi
dengan angle Close Up.

Adegan berikutnya adalah adegan pada sebuah sekolah dasar, yang


bernama SD Muhammadiyah, yang juga merupakan SD satu-satunya yang
bernafaskan Islam di daerah itu. SD ini merupakan pilihan terakhir bagi
masyarakat yang masih punya harapan dan keinginan untuk menyekolahkan
anaknya. Hal ini karena SD lain biayanya amat tinggi dan tidak terjangkau oleh
mereka.
Kondisi SD ini amat memprihatinkan, dengan bangku sekolah yang rusak
sana sini, atap dan dinding ruangan yang juga berlubang, lantai tanah yang kadang
digunakan juga untuk kandang kambing. Bahkan salah satu sisi sekolah sampai
harus disangga dengan kayu untuk mencegah sekolah ini roboh.

5
Kendala berikutnya adalah, sekolah ini sudah memperoleh peringatan dari
penilik sekolah, bahwa agar tetap dapat membuka kelas, maka jumlah siswa baru
yang mendaftar, minimal 10 orang.
Ketegangan untuk menunggu siswa mencapai 10 orang inilah yang
tergambar pada adegan-adegan selanjutnya. Bapak K.A. Harfan Efendy Noor
yang dipanggil dengan Pak Harfan sang kepala sekolah, dan Ibu N.A. Muslimah
Hafsari atau Bu Mus sang guru sampai amat tegang menunggu murid terakhir,
karena sampai pukul 11 siang, baru 9 orang yang mendaftar di sekolah tersebut.
Akhirnya, saat kepala sekolah sudah putus asa, dan sedang memberikan
sambutan selamat datang sekaligus perpisahan untuk membubarkan sekolah,
murid terakhir tampak berlari-lari untuk ikut sekolah disana. Sehingga, kuota
minimal 10 orang terpenuhi. 10 orang murid tersebut adalah:
1. Ikal, sang tokoh utama
2. Lintang, anak sekorang nelayan, yang untuk bersekolah harus
bersepeda 80 Km pulang pergi, sehingga baunya mirip bau hangus
terbakar
3. Mahar, sang seniman muda yang sejak kecil sudah menunjukkan
bakatnya
4. Sahara, satu-satunya wanita yang menjadi murid pada awal sekolah
(nantinya akan ada murid berikutnya)
5. Trapani, yang pada film ini tidak terlalu ditonjolkan
6. Borek, yang suka mengganggu
7. Kucai, sang ketua kelas
8. A Kiong, satu-satunya siswa Hokian di SD itu
9. Syahdan, yang juga tidak terlalu menonjol pada film ini

6
10. Harun, anak terbelakang mental yang menjadi penyelamat SD
Muhammadiyah, karena dialah yang menjadi murid ke 10 dan
menyebabkan sekolah batal ditutup

Adegan berikutnya banyak diwarnai dengan pola belajar mengajar mereka,


serta adegan-adegan dari kepala sekolah dan alasannya hingga tetap
mempertahankan sekolah tersebut.

Salah satu petuah yang paling ditekankan oleh Pak Harfan adalah “Jangan
terlalu banyak meminta, tetapi berusahalah untuk memberi sebanyak-banyaknya”.

Selanjutnya, mereka semakin akrab satu sama lain, bermain bersama,


berpetualang bersama, bahkan pada suatu sore setelah hujan deras mereka berdiri
diatas sebuah batu besar dan menyaksikan pelangi yang amat indah. Bu Mus yang
mengikuti mereka lalu memanggil semua anak-anak tersebut dengan “Laskar
Pelangi” dan inilah asal mula nama “Laskar Pelangi” untuk kelompok mereka.

7
Pada film ini juga diceritakan kisah “cinta monyet” Ikal dengan A Ling,
anak penjual kapur tulis di kota, yang disebabkan karena Ikal melihat “kuku
jarinya” saat menerima kapur tulis yang diberi. Juga diceritakan patah hati yang
dialami Ikal, saat A Ling terpaksa harus pergi untuk melanjutkan sekolahnya.
Adegan kemudian banyak menyoroti 2 orang, yaitu Mahar dan Lintang
dengan kelebihan masing-masing yang mewarnai kehidupan mereka.
Mahar, dengan sebuah radio transistor yang selalu menemani kemanapun
dia pergi, adalah sebuah bibit seni yang tumbuh di tengah-tengah mereka.
Tantangan pertama yang diberikan kepadanya adalah Karnaval 17 Agustus yang
secara rutin dilaksanakan di Belitung.
Setiap tahun, karnaval ini menjadi sebuah cermin keberhasilan sekolah-
sekolah, dan sebagai sebuah tradisi, selalu dimenangkan oleh SD PN Timah yang
serba “terbaik” dan “ter-elite”. Tantangan untuk mendobrak kebiasaan ini
sekarang ada di pundak Mahar. SD PN Timah selalu tampil dengan Marching
Band terbaik dengan pakaian-pakaian terbaru dan berwarna warni, sehingga selalu
menjadi juara. Bagaimana SD Muhammadiyah, dengan siswa yang melarat dan
tidak ada dana satu rupiah-pun dapat menghadapi mereka ?
Setelah mencari ide berhari-hari bahkan sampai dianggap “gila” oleh
teman-temannya, Mahar muncul dengan ide brillian, yaitu dengan tampil dengan
kostum Suku Terasing yang menampilkan tarian suku terasing. Tentulah karena
suku terasing hanya menggunakan daun-daunan sebagai pakaian, maka tidak
diperlukan biaya apapun untuk tampil

8
Dengan koreografi yang khusus dirancang oleh Mahar dan dengan “senjata
rahasia” yang dia siapkan, akhirnya SD Muhammadiyah menjadi juara umum
pada karnaval tersebut

Karena kemenangan merekalah, maka salah seorang siswa SD PN Timah,


seoang gadis tomboy yang susah diatur namun berani dan setia kawan, akhirnya
pindah ke SD Muhammadiyah. Namanya adalah Flo. Flo dan Mahar langsung
saja akrab, dan sama-sama memiliki ketertarikan pada hal-hal yang bersifat
“gaib.”
Hal ini menyebabkan nilai-nilai mereka hancur dan terancam gagal pada
ujian akhir. Namun, penyelesaian yang mereka cari rupanya tetap jauh dari akal
sehat, yaitu mencoba mengunjungi seorang “dukun sakti” bernama Tuk Bayan
Tula di Pulau Lanun untuk membantu menaikkan nilai ulangan mereka. Namun,
pesan rahasia dari Tuk Bayan Tula yang sudah susah payah mereka cari rupanya
amat jauh dari yang mereka harapkan…
Fokus cerita berikutnya adalah Lintang, yang merupakan siswa yang amat
cerdas, yang dibuktikan dengan kecepatannya dalam menyelesaikan soal-soal
Matematika tanpa mencatat sedikitpun. Pembuktian berikutnya adalah saat lomba
cerdas cermat melawan SD PN Timah dengan skor yang cukup seru bahkan
diwarnai dengan debat terhadap tim juri lomba.

9
Namun, si jenius ini akhirnya tidak dapat melanjutkan sekolahnya, karena
sebagai anak sulung dan laki-laki satu-satunya, harus menggantikan ayahnya yang
meninggal pada saat melaut.
Struktur Film Laskar Pelangi

Untuk memahami tata susun dalam film berarti memahami bentuk dari
film tersebut yang mencermati forma seni yang dinamakan struktur desain.
Struktur desain tersebut terdiri dari unsurunsur desain, prinsip-prinsip desain, dan
asas-asas desain. Di bawah ini dijelaskan secara singkat mengenai struktur desain
tersebut. Pertama adalah unsur-unsur desain. Unsur-unsur penting dalam
penciptaan sebuah film dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu unsur naratif
dan unsur sinematik.
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Unsur
naratif terdiri dari tema dan amanat, tokoh dan penokohan, latar/setting, alur
cerita. Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam sebuah produksi
film. Unsur-unsur sinematik meliputi mise en scene (segala sesuatu yang terdapat
di depan kamera), sinematografi, editing dan suara. Kedua unsur tersebut saling
berinteraksi dan berkesinambungan satu dengan yang lain untuk membentuk film
secara utuh.
Di dalam film Laskar Pelangi kedua unsur yaitu unsur naratif dan
sinematik saling berkesinambungan dan berhubungan membentuk sebuah
rangkaian peristiwa. Unsur-unsur tersebut dapat dilihat di dalam adegan-
adegannya sehingga dengan adanya kedua unsur tersebut, film Laskar Pelangi
menjadi sebuah film yang menarik. Kedua adalah prinsip-prinsip desain.
Unsurunsur desain film Laskar Pelangi yang telah dikemukakan di atas agar
menarik untuk ditonton membutuhkan sebuah penyusunan.
Pada dasarnya untuk membuat komposisi yang baik dan benar senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip komposisi yang terdiri dari: harmoni, kontras,
repetisi, dan gradasi. Ketiga adalah asas-asas desain yang terdiri dari asas
kesatuan, keseimbangan kesederhanaan, aksentuasi, proporsi. Film Laskar Pelangi
dikatakan sebagai sebuah film yang indah dan menarik karena film ini
mempunyai unsur-unsur yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip desain dan

10
asas-asas desain sebuah komposisi. Film Laskar Pelangi dapat dikatakan sebagai
sebuah film yang indah dan menarik karena film ini mempunyai unsur-unsur yang
membuat film ini dapat dikatakan indah yaitu unsur kesatuan (unity), kerumitan
(complexity), kesungguhan (intensity).
Film Laskar Pelangi tersusun atas berbagai unsur yang bersifat fisik dan
non-fisik. Semua unsur-unsur tersebut dalam pertunjukan film disajikan secara
serentak bersama dalam satu kesatuan sistem jalinan yang harmonis, tertib dan
teratur, sehingga menghasilkan kesan estetik yang membuat penonton ikut
merasakan perasaan lucu, sedih haru maupun gembira, untuk meresapi kejadian
yang menimpa tokoh-tokohnya.
Alur Dalam film

Alur dramatik yaitu penataan bagian-bagian peristiwa secara logis dan


estetis untuk menghasilkan dampak emosional intelektual dan ketegangan,
sehingga dapat memancing rasa ingin tahu penonton mengikuti cerita tersebut
baik di dalam novel, drama, maupun film secara keseluruhan.
Struktur umum yang membentuk alur dramatik dalam film ini ialah tahap
pengenalan atau eksposisi (introduction or exposition), tahap perumitan,
penggawatan atau komplikasi (rising action or complication), klimaks, puncak
atau saat yang menentukan (the climax of turning point), peleraian atau selesainya
(falling action or unravelling), dan kesimpulan akhir suatu cerita dalam drama
atau film atau pemecahan, ketetapan hati dalam tragedi (the denouement or
resolution in tragedy the catastrophe) .
Pada umumnya alur dramatik sebuah cerita film dari tahap-tahap yang
disebutkan di atas dikelompokkan menjadi tiga tahapan, meliputi: pertama tahap
permulaan terdiri dari tahapan pengenalan dan permasalahan, kedua tahap
pertengahan berisi tahap klimaks dan peleraian, ketiga tahap penutupan berisi
tahap penyelesaian dan tujuan dari cerita film tersebut. Ketiga tahapan tersebut
sering dinamakan di dalam sebuah film sebagai struktur tiga babak. Struktur tiga
babak diambil dari pola struktur cerita dalam seni pertunjukan atau teater.

11
1. Tahap Permulaan
Tahap permulaan merupakan titik awal dimulainya suatu cerita.
Tahap ini memperkenalkan tokoh-tokoh yang terlibat sebagai tokoh
utama, masalah dan tujuan. Alur cerita film Laskar Pelangi tidak berbeda
dengan alur cerita film pada umumnya yang memuat tahap permulaan,
tahap pertengahan, dan tahap penutupan. Tahap permulaan film Laskar
Pelangi dibuka dengan cerita perjalanan Ikal menaiki sebuah bus menuju
tanah kelahirannya Belitong. Ikal bertujuan mengunjungi teman kecilnya
yang juga teman sekolahnya yang bernama Lintang.

Tahap pembukaan memperkenalkan tokohtokoh utama yang


terlibat di dalam film Laskar Pelang dan permasalahan yang dihadapi oleh
kesepuluh murid-muridnya serta kedua gurunya memberikan gambaran
kepada penonton mengenai tokoh-tokoh utamanya dan permasalahan yang
ada. Di samping itu juga memperkenalkan aspek ruang dan waktu yang
berguna untuk menjelaskan kepada penonton bahwa latar belakang cerita
film Laskar Pelangi terjadi sekitar tahun 1970 hingga 1980-an di Pulau
Belitong. Dengan mengetahui tokoh-tokohnya, masalah, setting ruang dan
waktu penonton mendapatkan gambaran selintas apa yang mungkin terjadi
selanjutnya.
2. Tahap Pertengahan
Pada tahapan ini berisi usaha dari tokoh utama atau protagonis
untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari masalah yang telah
ditetapkan pada tahap permulaan. Pada tahap ini umumnya tokoh utama
tidak mampu menyelesaikan masalahnya karena terdapat unsur-unsur
tambahan yang membuat masalah semakin rumit. Pada akhirnya
menjelang klimaks, tokoh utama sering kali mengalami putus asa baik dari
segi fisik maupun mental. Di dalam film tersebut, permasalahan yang
muncul selain terjadi para murid-muridnya juga menimpa Bu Muslimah

12
dan Pak Harfan. Di dalam film ini dapat dilihat dalam adegan Pak Bakri
yang mendapatkan tawaran mengajar di Sekolah Dasar Negeri Bangka,
sedangkan di Sekolah Dasar Muhammadiyah hanya ada Pak Harfan dan
Bu Muslimah sebagai guru pengajarnya.

Gambar 2. Adegan perselisihan Pak Bakri dan Bu Muslimah

Bu Muslimah menasihati Pak Bakri agar membatalkan niatnya


meninggalkan Sekolah Dasar Muhammadiyah namun Pak Bakri tetap pada
pendiriaannya dan menerima tawaran mengajar walaupun telah dinasihati
oleh Bu Muslimah dan Pak Harfan. Dengan kepergian Pak Bakri dari
sekolah, Bu Muslimah sekarang menjadi satu-satunya pengajar di sekolah
dibantu oleh Pak Harfan. Pak Harfan keluar menghampiri dan memberikan
nasihat kepada Bu Muslimah. Hari demi hari berjalan tidak terasa usia Pak
Harfan semakin tua dan mudah sakit hingga akhirnya musibah kembali
menimpa Bu Muslimah yaitu Pak Harfan kepala sekolah yang mereka
cintai meninggal dunia. Bu Muslimah sangat terpukul dan sedih dengan
meninggalnya Pak Harfan, kini dia menjadi pengajar tunggal di Sekolah
Dasar Muhammadiyah Gantong yang harus mengajar kesebelas murid-
muridnya.
Dengan meninggalnya Pak Harfan membuat Bu Muslimah selama
lima hari tidak mengajar dan meninggalkan kesebelas muridnya untuk
belajar sendiri di sekolah. Bu Muslimah larut dalam kesedian ditinggal
orang yang selalu menasihati dan membimbingnya menjadi pengajar yang
memiliki budi pekerti yang luhur. Bu Muslimah semakin lama tidak kuat
menghadapi segala macam persoalan dan permasalahan yang
menimpanya, pada akhirnya membuatnya putus asa baik dari segi fisik
maupun mentalnya. Dengan tidak hadirnya Bu Muslimah di sekolah
muridmuridnya juga tidak semangat lagi untuk belajar dikarenakan mereka

13
kehilangan seorang guru yang mampu memberikan dorongan dan
semangat untuk belajar.

3. Tahap Penutupan
Tahap Penutupan yaitu upaya untuk mencari jalan keluar atas masalah
yang menimpa tokoh utama dalam film. Adegan penutupan berupa
peleraian ini dapat dilihat dari adegan kunjungan Pak Zulkarnaen ke
rumah Bu Muslimah untuk membujuk Bu Muslimah agar kembali
mengajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pak Zulkarnaen datang
memberi nasihat kepada Bu Muslimah agar tetap melanjutkan perjuangan
dari Pak Harfan yang gigih mempertahankan Sekolah Dasar
Muhammadiyah karena sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah
yang tidak mendekati sesuatunya dengan materi.
Nilai-nilai kecerdasan tidak diukur dengan angkaangka tetapi dengan
hati. Nasihat Pak Zulkarnaen tersebut menggugah kesadaran Bu Muslimah
hingga pada akhirnya dia kembali mengunjungi kesebelas muridnya di
sekolah. Kehadiran Bu Muslimah membuat para murid kembali
bersemangat untuk belajar guna mempersiapkan lomba cerdas cermat.
Akhirnya berkat usaha dan ketekunan serta kesabaran Bu Muslimah dalam
membimbing murid-muridnya, Sekolah Dasar Muhammadiyah Gantong
menjadi juara di dalam lomba cerdas cermat tingkat sekolah dasar. Dengan
demikian melalui ketiga tahapan di atas yakni tahapan permulaan,
pertengahan dan tahapan penutupan dapat diketahui alur dramatik film
Laskar Pelangi sehingga karakter, masalah, tujuan, aspek ruang dan waktu
masing-masing ditetapkan dan berkembang menjadi alur cerita secara
keseluruhan. Dari keseluruhan cerita yang diungkapkan melalui adegan-
adegan dapat diketahui pesan-pesan yang disampaikan di dalam film
Laskar Pelangi.

14
Secara umum, film ini cukup mengasikkan dengan beberapa catatan:
1. Penggambaran karakternya kurang mendalam, utamanya pada
karakter Mahar yang penuh dengan nilai seni yang luar biasa. Nilai
seninya hanya ditunjukkan dengan radio transistor yang selalu dia
bawa
2. Karakter Lintang pada awal tidak tergambarkan dengan baik
sebagai siswa yang cerdas. Mengapa Bu Mus begitu mudahnya
percaya dengan kepintaran Lintang hanya dengan sekali
memberikan pertanyaan matematika ? Padahal, tidak akan sulit
apabila ditambahkan 2-3 soal lagi dengan tingkat kesulitan yang
lebih tinggi.
3. Posisi tangan A Ling yang memperlihatkan kukunya sehingga
membuat Ikal jatuh cinta malah dirusak dengan efek glare dan lens
yang berlebihan, sehingga keindahan kuku A Ling justru tertutup.
4. Karakter Flo, sebagai gadis tomboy, amat jelek sekali. Akting yang
amat kaku dan tidak tomboy seperti yang seharusnya
5. Adegan karnaval tidak terlalu “heboh”, padahal pada bukunya,
pembaca dapat menggambarkan dengan jelas “kehebohan” yang
terjadi. Hal ini karena pemerannya hanya 10 orang, padahal
menurut buku itu dilakukan juga oleh siswa-siswa lain selain 10
orang ini. Efek buah yang menyebabkan gatal juga tidak tampak
sama sekali, hanya muncul dari amukan Syahdan ke Mahar setelah
acara selesai
6. Adegan Tuk Bayan Bula sangat hambar, tidak ada efek mereka
susah payah kesana, padahal disampaikan mereka sampai melawan
badai yang amat kuat, lha baju aja masih kering kok.
7. Adegan meninggalnya Pak Harfan yang menyebabkan Bu Mus
tidak mengajar selama 5 hari justru memperlemah karakter Bu Mus
yang amat perhatian pada siswanya.

15
8. Beberapa adegan yang tidak penting justru disampaikan dalam
waktu lama (seperti adegan Mahar menyanyi) dan beberapa adegan
yang harusnya diperkuat justru hanya ditampilkan sambil lalu.

16

Anda mungkin juga menyukai