DISUSUN
O
L
E
H
MARLINDA SYAFITRI
(3012020028)
Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
kita ucapkan. Makalah ini akhirnya dapat diselesaikan berkat kebaikan dan
rahmat-Nya. Salam dan shalawat kami panjatkan kepada rasulullah SAW,
berharap kedepannya akan menuai hasil gemilang dan menjadi lebih baik lagi.
Makalah dengan untuk menganalisa sebuah film ini telah diselesaikan.
Diharapkan penulisan ini menjadi acuan bahan ajar dan menjadi tambahan ilmu
bagi generasi selanjutnya. Dalam penulisan makalah ini pun penulis tak luput dari
kesalahan dan khilaf, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Besar harapann
penulis agar makalah ini dapat menjadi rujukan penelitian selanjutnya. Kata
pengantar penulis muncul di sini. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang
yang membaca dan membantu mempersiapkan karya ini.
Penulis
i
ANALISA FILM LASKAR PELANGI
SINOPSIS
1
yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini
diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa
merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.
ANALISA:
2
kalimat. Film secara umum tersusun oleh unsurunsur yang mendasar yakni shot,
adegan, dan sekuen. Pemahaman mengenai shot, adegan, dan sekuen bermanfaat
untuk membagi urutan-urutan cerita sebuah film secara, sistematik .
3
3. Scene pindah lagi ke daerah tepi pantai dengan latar waktu pada
sore hari ketika matahari terbenam yang membuat suasana daerah
tersebut terlihat indah karena gambar diambil dengan angle long-
shot sehingga terlihat keindahan suasananya. Continuity dengan
angle Middle-shot dengan dua orang didalam gambar yakni Ikal
dan teman lamanya yang sekian lama tidak bertemu kemudian baru
bertemu lagi. Selanjutnya ditampilkan tulisan (Miles Film dan
Mizan Production) sebagai pemproduksi film itu sendiri dan
muncul kemudian Judul film dengan desain animasi.
4
5. Angle two-shot antara ibu muslimah dengan kepala sekolah yang
sedang mengobrol.
5
Kendala berikutnya adalah, sekolah ini sudah memperoleh peringatan dari
penilik sekolah, bahwa agar tetap dapat membuka kelas, maka jumlah siswa baru
yang mendaftar, minimal 10 orang.
Ketegangan untuk menunggu siswa mencapai 10 orang inilah yang
tergambar pada adegan-adegan selanjutnya. Bapak K.A. Harfan Efendy Noor
yang dipanggil dengan Pak Harfan sang kepala sekolah, dan Ibu N.A. Muslimah
Hafsari atau Bu Mus sang guru sampai amat tegang menunggu murid terakhir,
karena sampai pukul 11 siang, baru 9 orang yang mendaftar di sekolah tersebut.
Akhirnya, saat kepala sekolah sudah putus asa, dan sedang memberikan
sambutan selamat datang sekaligus perpisahan untuk membubarkan sekolah,
murid terakhir tampak berlari-lari untuk ikut sekolah disana. Sehingga, kuota
minimal 10 orang terpenuhi. 10 orang murid tersebut adalah:
1. Ikal, sang tokoh utama
2. Lintang, anak sekorang nelayan, yang untuk bersekolah harus
bersepeda 80 Km pulang pergi, sehingga baunya mirip bau hangus
terbakar
3. Mahar, sang seniman muda yang sejak kecil sudah menunjukkan
bakatnya
4. Sahara, satu-satunya wanita yang menjadi murid pada awal sekolah
(nantinya akan ada murid berikutnya)
5. Trapani, yang pada film ini tidak terlalu ditonjolkan
6. Borek, yang suka mengganggu
7. Kucai, sang ketua kelas
8. A Kiong, satu-satunya siswa Hokian di SD itu
9. Syahdan, yang juga tidak terlalu menonjol pada film ini
6
10. Harun, anak terbelakang mental yang menjadi penyelamat SD
Muhammadiyah, karena dialah yang menjadi murid ke 10 dan
menyebabkan sekolah batal ditutup
Salah satu petuah yang paling ditekankan oleh Pak Harfan adalah “Jangan
terlalu banyak meminta, tetapi berusahalah untuk memberi sebanyak-banyaknya”.
7
Pada film ini juga diceritakan kisah “cinta monyet” Ikal dengan A Ling,
anak penjual kapur tulis di kota, yang disebabkan karena Ikal melihat “kuku
jarinya” saat menerima kapur tulis yang diberi. Juga diceritakan patah hati yang
dialami Ikal, saat A Ling terpaksa harus pergi untuk melanjutkan sekolahnya.
Adegan kemudian banyak menyoroti 2 orang, yaitu Mahar dan Lintang
dengan kelebihan masing-masing yang mewarnai kehidupan mereka.
Mahar, dengan sebuah radio transistor yang selalu menemani kemanapun
dia pergi, adalah sebuah bibit seni yang tumbuh di tengah-tengah mereka.
Tantangan pertama yang diberikan kepadanya adalah Karnaval 17 Agustus yang
secara rutin dilaksanakan di Belitung.
Setiap tahun, karnaval ini menjadi sebuah cermin keberhasilan sekolah-
sekolah, dan sebagai sebuah tradisi, selalu dimenangkan oleh SD PN Timah yang
serba “terbaik” dan “ter-elite”. Tantangan untuk mendobrak kebiasaan ini
sekarang ada di pundak Mahar. SD PN Timah selalu tampil dengan Marching
Band terbaik dengan pakaian-pakaian terbaru dan berwarna warni, sehingga selalu
menjadi juara. Bagaimana SD Muhammadiyah, dengan siswa yang melarat dan
tidak ada dana satu rupiah-pun dapat menghadapi mereka ?
Setelah mencari ide berhari-hari bahkan sampai dianggap “gila” oleh
teman-temannya, Mahar muncul dengan ide brillian, yaitu dengan tampil dengan
kostum Suku Terasing yang menampilkan tarian suku terasing. Tentulah karena
suku terasing hanya menggunakan daun-daunan sebagai pakaian, maka tidak
diperlukan biaya apapun untuk tampil
8
Dengan koreografi yang khusus dirancang oleh Mahar dan dengan “senjata
rahasia” yang dia siapkan, akhirnya SD Muhammadiyah menjadi juara umum
pada karnaval tersebut
9
Namun, si jenius ini akhirnya tidak dapat melanjutkan sekolahnya, karena
sebagai anak sulung dan laki-laki satu-satunya, harus menggantikan ayahnya yang
meninggal pada saat melaut.
Struktur Film Laskar Pelangi
Untuk memahami tata susun dalam film berarti memahami bentuk dari
film tersebut yang mencermati forma seni yang dinamakan struktur desain.
Struktur desain tersebut terdiri dari unsurunsur desain, prinsip-prinsip desain, dan
asas-asas desain. Di bawah ini dijelaskan secara singkat mengenai struktur desain
tersebut. Pertama adalah unsur-unsur desain. Unsur-unsur penting dalam
penciptaan sebuah film dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu unsur naratif
dan unsur sinematik.
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Unsur
naratif terdiri dari tema dan amanat, tokoh dan penokohan, latar/setting, alur
cerita. Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam sebuah produksi
film. Unsur-unsur sinematik meliputi mise en scene (segala sesuatu yang terdapat
di depan kamera), sinematografi, editing dan suara. Kedua unsur tersebut saling
berinteraksi dan berkesinambungan satu dengan yang lain untuk membentuk film
secara utuh.
Di dalam film Laskar Pelangi kedua unsur yaitu unsur naratif dan
sinematik saling berkesinambungan dan berhubungan membentuk sebuah
rangkaian peristiwa. Unsur-unsur tersebut dapat dilihat di dalam adegan-
adegannya sehingga dengan adanya kedua unsur tersebut, film Laskar Pelangi
menjadi sebuah film yang menarik. Kedua adalah prinsip-prinsip desain.
Unsurunsur desain film Laskar Pelangi yang telah dikemukakan di atas agar
menarik untuk ditonton membutuhkan sebuah penyusunan.
Pada dasarnya untuk membuat komposisi yang baik dan benar senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip komposisi yang terdiri dari: harmoni, kontras,
repetisi, dan gradasi. Ketiga adalah asas-asas desain yang terdiri dari asas
kesatuan, keseimbangan kesederhanaan, aksentuasi, proporsi. Film Laskar Pelangi
dikatakan sebagai sebuah film yang indah dan menarik karena film ini
mempunyai unsur-unsur yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip desain dan
10
asas-asas desain sebuah komposisi. Film Laskar Pelangi dapat dikatakan sebagai
sebuah film yang indah dan menarik karena film ini mempunyai unsur-unsur yang
membuat film ini dapat dikatakan indah yaitu unsur kesatuan (unity), kerumitan
(complexity), kesungguhan (intensity).
Film Laskar Pelangi tersusun atas berbagai unsur yang bersifat fisik dan
non-fisik. Semua unsur-unsur tersebut dalam pertunjukan film disajikan secara
serentak bersama dalam satu kesatuan sistem jalinan yang harmonis, tertib dan
teratur, sehingga menghasilkan kesan estetik yang membuat penonton ikut
merasakan perasaan lucu, sedih haru maupun gembira, untuk meresapi kejadian
yang menimpa tokoh-tokohnya.
Alur Dalam film
11
1. Tahap Permulaan
Tahap permulaan merupakan titik awal dimulainya suatu cerita.
Tahap ini memperkenalkan tokoh-tokoh yang terlibat sebagai tokoh
utama, masalah dan tujuan. Alur cerita film Laskar Pelangi tidak berbeda
dengan alur cerita film pada umumnya yang memuat tahap permulaan,
tahap pertengahan, dan tahap penutupan. Tahap permulaan film Laskar
Pelangi dibuka dengan cerita perjalanan Ikal menaiki sebuah bus menuju
tanah kelahirannya Belitong. Ikal bertujuan mengunjungi teman kecilnya
yang juga teman sekolahnya yang bernama Lintang.
12
dan Pak Harfan. Di dalam film ini dapat dilihat dalam adegan Pak Bakri
yang mendapatkan tawaran mengajar di Sekolah Dasar Negeri Bangka,
sedangkan di Sekolah Dasar Muhammadiyah hanya ada Pak Harfan dan
Bu Muslimah sebagai guru pengajarnya.
13
kehilangan seorang guru yang mampu memberikan dorongan dan
semangat untuk belajar.
3. Tahap Penutupan
Tahap Penutupan yaitu upaya untuk mencari jalan keluar atas masalah
yang menimpa tokoh utama dalam film. Adegan penutupan berupa
peleraian ini dapat dilihat dari adegan kunjungan Pak Zulkarnaen ke
rumah Bu Muslimah untuk membujuk Bu Muslimah agar kembali
mengajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah. Pak Zulkarnaen datang
memberi nasihat kepada Bu Muslimah agar tetap melanjutkan perjuangan
dari Pak Harfan yang gigih mempertahankan Sekolah Dasar
Muhammadiyah karena sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah
yang tidak mendekati sesuatunya dengan materi.
Nilai-nilai kecerdasan tidak diukur dengan angkaangka tetapi dengan
hati. Nasihat Pak Zulkarnaen tersebut menggugah kesadaran Bu Muslimah
hingga pada akhirnya dia kembali mengunjungi kesebelas muridnya di
sekolah. Kehadiran Bu Muslimah membuat para murid kembali
bersemangat untuk belajar guna mempersiapkan lomba cerdas cermat.
Akhirnya berkat usaha dan ketekunan serta kesabaran Bu Muslimah dalam
membimbing murid-muridnya, Sekolah Dasar Muhammadiyah Gantong
menjadi juara di dalam lomba cerdas cermat tingkat sekolah dasar. Dengan
demikian melalui ketiga tahapan di atas yakni tahapan permulaan,
pertengahan dan tahapan penutupan dapat diketahui alur dramatik film
Laskar Pelangi sehingga karakter, masalah, tujuan, aspek ruang dan waktu
masing-masing ditetapkan dan berkembang menjadi alur cerita secara
keseluruhan. Dari keseluruhan cerita yang diungkapkan melalui adegan-
adegan dapat diketahui pesan-pesan yang disampaikan di dalam film
Laskar Pelangi.
14
Secara umum, film ini cukup mengasikkan dengan beberapa catatan:
1. Penggambaran karakternya kurang mendalam, utamanya pada
karakter Mahar yang penuh dengan nilai seni yang luar biasa. Nilai
seninya hanya ditunjukkan dengan radio transistor yang selalu dia
bawa
2. Karakter Lintang pada awal tidak tergambarkan dengan baik
sebagai siswa yang cerdas. Mengapa Bu Mus begitu mudahnya
percaya dengan kepintaran Lintang hanya dengan sekali
memberikan pertanyaan matematika ? Padahal, tidak akan sulit
apabila ditambahkan 2-3 soal lagi dengan tingkat kesulitan yang
lebih tinggi.
3. Posisi tangan A Ling yang memperlihatkan kukunya sehingga
membuat Ikal jatuh cinta malah dirusak dengan efek glare dan lens
yang berlebihan, sehingga keindahan kuku A Ling justru tertutup.
4. Karakter Flo, sebagai gadis tomboy, amat jelek sekali. Akting yang
amat kaku dan tidak tomboy seperti yang seharusnya
5. Adegan karnaval tidak terlalu “heboh”, padahal pada bukunya,
pembaca dapat menggambarkan dengan jelas “kehebohan” yang
terjadi. Hal ini karena pemerannya hanya 10 orang, padahal
menurut buku itu dilakukan juga oleh siswa-siswa lain selain 10
orang ini. Efek buah yang menyebabkan gatal juga tidak tampak
sama sekali, hanya muncul dari amukan Syahdan ke Mahar setelah
acara selesai
6. Adegan Tuk Bayan Bula sangat hambar, tidak ada efek mereka
susah payah kesana, padahal disampaikan mereka sampai melawan
badai yang amat kuat, lha baju aja masih kering kok.
7. Adegan meninggalnya Pak Harfan yang menyebabkan Bu Mus
tidak mengajar selama 5 hari justru memperlemah karakter Bu Mus
yang amat perhatian pada siswanya.
15
8. Beberapa adegan yang tidak penting justru disampaikan dalam
waktu lama (seperti adegan Mahar menyanyi) dan beberapa adegan
yang harusnya diperkuat justru hanya ditampilkan sambil lalu.
16