Anda di halaman 1dari 9

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul EMS dan Hibrit


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Sistem kontrol Elektronik
2. Sistem Bahan Bakar
3. Engine managemen sistem
4. Kendaraan listrik dan hibrit
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KB.1. Prinsip dan Tujuan Sistem Kontrol Electronik
konsep (istilah 1. Closed Loop System adalah model sistem yang dapat mengontrol output yang
dan definisi) di menjadi umpan balik bagi bekerjanya sistem (sistem kontrol).
modul ini 2. Open Loop Sistem adalah sistem loop terbuka, output sistem tidak dimonitor
dan sistem tidak melakukan perubahan atau penyetelan berdasarkan output
tersebut.
3. Sensor adalah berupa kelompok pendeteksi sinyal berfungsi untuk membaca
data- data kondisi kerja mesin untuk diberikan ke ECU
4. Unit Kontrol (ECU) sebagai pengolah data dan memberikan perintah ke
aktuator sesuai kebutuhan mesin
5. Actuator adalah kelompok penggerak /pelaksana perintah ECU sesuai
dengan bagian masing-masing.
6. Elektronik Control Modul adalah alat yang berfungsi menghitung dan
mengevaluasi data-data masukan dari sensor selama mesin bekerja dan
diaplikasikan untuk mengontrol bekerjanya engine dengan pengaturan perangkat
actuator atau penggerak seperti injector, ignition coil, Idle air control valve dan
lain sebagainya.
7. (stoichiometric) adalah perbandingan campuran ideal.
8. Pembentuk sinyal adalah alat yang berfungsi untuk menerima sinyal yang
masuk dan masih berupa gelombang AC seperti sinyal yang datang dari sensor
putaran mesin, sensor posisi poros engkol ataupun sinyal dari sensor detonasi
maupun sinyal yang lain masih berbentuk sinyal gelombang AC, akan masuk ke
bagian ini terlebih dahulu.
9. Konverter adalah Perubah sinyal analog ke digital
10. Bus adalah tempat / wadah semua data terkumpul dan dari sinilah data akan
didistribusikan ke bagian – bagian lain dari mikro komputer.
11. Mikro prosesor (CPU) adalah pusat dari proses penghitungan atau pengaturan
untuk segala keluaran ECM seperti waktu penyemprotan bahan bakar, saat
pengapian, besar putaran idle dan lain-lain.
12. Memori (ROM/Read Only Memory) adalah tempat tersimpanya secara
permanen program (software) yang dimasukkan ke ECU, seperti karakteristirk
mesin, kurva, atau nilai-nilai teoritis lainnya.
13. Memori Data Operasional (RAM/ Random Access Memory) adalah tempat
Segala data yang terdapat pada setiap operasional mesin seperti dari sensor-
sensor diproses pada bagian ini untuk dibandingkan dengan bagian yang lain,
data disini akan hilang bila mesin dimatikan dan kembali muncul yang baru bila
mesin dijalankan lagi.
14. Amplifikasi sinyal output/Output Stage adalah unit penguat agar output dapat
diperkuat sebelum mengontrol komponen komponen actuator seperti injector,
pengatur putaran idle dan lain-lain.
15. Unit Input-output adalah Unit yang menangani segala lalu lintas sinyal
input/masukan dan output/keluaran, sebagai contoh apabila sinyal input yang
diberikan berupa frekwensi dan sinyal ini diproses untuk menambah putaran
mesin pada bagian output, maka kedua masukan dan keluaran ini disimpan
unit ini sampai proses dilakukan.
16. Sensor Induktif adalah Sensor elektromagnetik juga dikenal dengan generator
signal.
17. Sensor Hall Effect adalah elemen semikonduktor yang dapat mendeteksi
medan magnet dengan prinsip efek Hall.
18. Sensor Optick adalah Bentuk Lain dari Sinyal Optick
19. Kock Sensor berfungsi mendeteksi getaran blok silinder akibat knocking. Sensor
jenis variable Resistan (Variable resistance type sensors)
20. Pressure Sensore adalah Sensor yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan
udara pada engine, terutama pada intake manifold.
21. Sensor (MAP), yaitu sensor yang bertugas untuk mengukur tekanan absolute
pada intake manifold.
22. Air Flow Measurement adalah komponen dari sistem induksi udara pada
kendaraan yang menggunakan tipe L-jetronik.
23. Exhaust gas Oxygent Sensor adalah Sensor yang mengukur jumlah oksigen
dalam gas buang, mengirim sinyal ke ECU sebagai umpan balik terhadap produk
campuran yang sudah diberikan ke engine.
24. Aktuator adalah komponen penggerak atau pelaksana instruksi yang diberikan
oleh ECU pada kendaraan.
25. Fuel Pump berfungsi untuk meberikan tekanan yang sesuai agar bahan bakar
dapat bersirkulasi pada system suplay bahan bakar.
26. Injektor berfungsi menginjeksikan bahan bakar ke dalam engine berdasarkan
kalkulasi dari ECU dalam bentuk butiran- butiran halus agar proses pembakaran
menjadi lebih optimal dan emisi gas buang menjadi lebih baik.
27. Ignition Coil adalah sebagai Transformator step-up yang didalamnya terdapat
dua jenis lilitan, yaitu Lilitan/kumparan Primer dan kumparan sekunder.
28. Idle Speed Control berfungsi pada saat mesin bekerja pada putaran idle, dan
pada saat terjadi penambahan beban mesin seperti pada saat mengaktifkan AC,
memutar steer saat idle dan aktifasi beban-beban listrik yang besar seperti lampu
kepala maupun Radiator fan
29. Rotary solenoid merupakan katup elektronik yang mengatur rute aliran udara
menggunakan posisi katub berbeda dengan cara memutar katup aliran arus yang
melewati coil.
30. Selenoid Linear adalah Katup yang hanya memiliki satu katup yang berguna
untuk mengontrol besar aliran udara
KB.2. Sistem Bahan Bakar

1. Sistem bahan bakar berfungsi untuk mensuplay bahan bakar tekanan tinggi
pada pipa akumulator pada tekanan konstan sehingga siap diinjeksikan
2. Return flow dimana tersedia jalur pengembalian bahan bakar dari regulator
ke tangki
3. Return-less dengan model regulator terpasang melekat pada pompa bahan
bakar
4. Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan bakar
5. pompa bahan bakar fuel pump berfungsi mengalirkan bahan bakar dari
tangki ke injektor dan meningkatkan tekanan bahan bakar pada fuel feed
6. pipa bahan bakar fuel pipe berfungsi sebagai tempat mengalirnya bahan
bakar dari tengki ke injektor
7. saringan bahan bakar (fuel filter) berfungsi untuk menyaring kotoran yang
terbawa oleh aliran bahan bakar
8. pipa deliveri delivery pipa untuk menampung bengsin yang dipompa oleh
fuel pump
9. regulator tekanan (pressure regulator) untuk menjaga tekanan didalam
saluran bengsin tetap stabil
10. pipa pengembali (return pipe) untuk mengambalikan bahan bakar saat
kelebihan tekanan menuju tangki
11. ECU ( elektronik control unit ) berfungsi untuk mengolah data yang diperoleh
dari sensor
12. Durasi injeksi lamanya pembukaan injektor dan menentukan jumlah bahan
bakar yang akan diinjeksikan
13. system control udara adalah untuk mengendalikan udara masuk pada saat
putaran idle sehingga diperoleh putaran mesin yang sesuai, meskipun terjadi
perubahan pembebanan mesin
14. sistem control udara L jetronik ditandai dengan penggunaan pengukur massa
udara, yaitu Mass Air Flow Sensor (MAF) pada jalur induksi udaranya
15. sistem control udara D jetronik menggunakan sensor vakum (Manifold
Absolute Pressure /MAP) yaitu sensor pengukur tekanan absolut pada intake
manifold
16. intake air temperatur (IAT) untuk mengukur suhu udara yang nantinya akan
masuk kedalam intake manifold
17. throtle position sensor untuk mengukur sudut buka katup gas
18. mass air flow MAF untuk emghitung masa udara yang akan masuk kedalam
intake melalui aliran aliran udara, sehingga dipastikan asupan udara pada
ruang bakar akan sesuai
19. Manifold Absolute Pressure (MAP) untuk mengukur tekanan udara didalam
intake manifold
20. Crankshaft Position (CKP) untuk mengetahui kecepatan mesin
21. Camshaft position sensor untuk mengetahui posisi TOP pada salah satu
silinder
22. Fungsi sistem pengapian menyediakan sumber pemicu pembakaran dirunag
bakar dengan tegangan yang cukup dan waktu yang sesuai
23. Distributor- less (DLI) penggunaan distributor sudah ditinggalkan dan
digantikan dengan pemasangan satu buah ignition coil untuk dua buah
silinder
24. Direct Ignition (DI) system pengapian langsung dimana setiap silinder
memiliki ignition coil secara individu.

KB.3. Konsep EMS Common Rail Motor Diesel

1. Perbedaan utama antara karakteristik mesin bensin dan mesin diesel :


 Mesin diesel menggunakan prinsip penyalaan kompresi (compression
ignition). motor diesel sering juga disebut dengan ”compression ignition
engine”.
 mesin bensin menggunakan prinsip spark-ignition (pembakaran yang
dipicu oleh percikan api pada busi).
 motor diesel memiliki efisiensi panas yang sangat tinggi, hemat konsumsi
bahan bakar, memiliki kecepatan lebih rendah dibanding mesin bensin,
getarannya sangat besar dan agak berisik, momen yang didapatkan lebih
besar
 Motor Diesel juga menggunakan siklus yang sama dengan motor Bensin,
yaitu isap, kompresi, usaha dan buang . Perbedaannya saat peroses isap
yang masuk kedalam silinder hanya udara, sementara pada motor bensin
yang masuk kedalam silinder adalah udara dan bahan bakar.
 perbandingan kompresi motor Diesel lebih tinggi dari motor bensin.
mencapai 18:1 atau lebih dan membutuhkan gaya yang lebih besar untuk
memutarnya.
2. Komponen dan cara kerja EMS Common Rail Motor Diesel
Sistem bahan bakar (fuel system) pada motor diesel memiliki peranan yang
sangat penting dalam menyediakan dan mensupply sejumlah bahan bakar
yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas mesin, putaran motor dan
pembebanan motor.
komponen utama sistim bahan bakar pada motor diesel :
 tanki bahan bakar
 feed pump atau pompa penyalur
 filter bahan bakar
 pompa injeksi dan pengabut (nozzle).
Sistem bahan bakar motor diesel dikenal 4 macam yaitu :
 pompa injeksi in-line
 pompa injeksi distributor
 sistem common rail
 sistem jerk pump
3. Komponen Sistem Injeksi Common Rail
 High Pressure Pump
Pompa tekanan tinggi adalah pompa bahan bakar yang menyediakan
bahan bakar bertekanan tinggi yang akan diinjesikan kedalam silinder
pompa bahan bakar ini tidak mengatur tekanan injeksi, namun
menyediakan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan injeksi.
 Common Rail
Common Rail adalah sebuah pipa tekanan tinggi yang menghubungkan
pompa tekanan Tinggi dengan seluruh injektor mesin yang berfungsi
untuk menyimpan bahan bakar tekanan tinggi yang dikirim oleh pompa
tekanan tinggi dengan besaran tekanan tidak lebih dari 160 Mpa.
Komponen ini juga dikenal dengan High pressure Accumulator.
 Injector
Injektor atau pengabut berfungsi:
 untuk mengabutkan bahan bakar kedalam silinder,
 mengatur jumlah bahan bakar,
 mengatur timing injeksi dan timing advance, dan gavernor
 pengaturan firing order.
Bahan bakar dari common rail berhubungan langsung dengan injektor.
Bekerjanya injektor melalui pembukaan solenoid yang dikontrol oleh
ECU, terutama melalui penguatan modul khusus (Seperti pada kendaran
Toyota dikenal dengan Electronic Diesel Control / EDU). Saat solenoid
dialiri arus listrik maka akan terjadi medan magnit yang akan menarik
injector valve dan valve piston. Karena tertarik maka ada jarak antara
jarum Nozzle dengan ujung valve piston, sehingga bahan bakar
mendorong jarum nozzle membuka saluran kedalam silinder.
 Filter bahan bakar
Filter bahan bakar pada sistem injeksi common rail ini dilengkapi dengan
dua macam filter keduanya fungsinya samaya yaitu mencegah masuknya
kotoran kedalam sistem bahan bakar.
 Electonic Control Unit (ECU)
 untuk memperhitung-kan agar pembakaran menjadi optimal dengan
mengatur tekanan, jumlah dan waktu injeksi.
 menjaga agar tekanan bahan bakar tetap tinggi bahkan di saat rpm
mesin dalam keadaan rendah sehingga membuat konsumsi bahan
bakar menjadi efisien dan rendah emisi.
 Pressure Limiter Valve (Suction Control Valve/SCV)
 untuk melepas tekanan atau mengurangi suply bahan bakar ke rail
jika terjadi kondisi dimana tekanan yang timbul dalam rail menjadi
tinggi sekali (abnormal).
 Crankshaft position sensor (CKP)
 mendeteksi/memantau putaran mesin.
 Mengirimkan sinyal induktif ke ECU untuk dihitung variable
inputnya.
 Sebagai timing advance dan gavernor
 Air temperature sensor
 berfungsi untukmemonitor aliran udara yang masuk ke dalam mesin.
Sensor ini sinyalnya berdiri sendiri lepas dari pengaruh lain seperti,
reverse flow, EGR, variable camshaft control dan perubahan air
temperature control.
 Camshaft position sensor (CMP).
 memonitor putaran cam shaft sehingga pergerakan katub hisap dan
buang dapat diketahui oleh ECU
 Pada saat piston begerak ke arah TDC, posisi camshaft menentukan
apakah dia ada dalam fase kompresi dengan pengijeksian secara
berurutan, atau dalam fase langkah buang.
 Coolant-temperature sensor
 untuk mengetahui temperatur mesin melalui coolant temperature, di
dalam intake manifold
 untuk mengukur temperatur intake air, di dalam oli mesin
 untuk mengetahui temperatur oli, dan di dalam fuel-return line
 untuk mengukur temperatur bahan bakar.
 Accelerator pedal sensor, Brake switch, Clutch pedal switch
 pada saat Accelerator ditekan dan brake pedal juga sedang tertekan.
ECU akan memberikan fail-safe mode yang membatasi sinyal dari
accelerator dan mengatur kerja injector (fast idle mode) sehingga
putaran mesin bisa mencapai 1200 RPM hanya ketika pedal rem
dilepas, sinyal APS dikembalikan dan kerja injector dijalankan
kembali.
 MAF & IAT.
 Fungsinya untuk mendeteksi suhu dan massa udara intake. MAF atau
Mass Air Flow sensor pada mesin dengan common rail juga dikenal
dengan Boost Pressure Sensor.
 Rail pressure sensor
 berfungsi menjaga tekanan di dalam rail agar tetap konstan. Jika
tekanannya terlalu besar, maka valve membuka kemudian bahan
bakar mengalir kembali ke tangki melalui return line. Jika tekanan
kurang atau tidak mencukupi, maka valve akan menutup dan high-
pressure pump bekerja untuk menaikkan tekanan di dalam rail.
 Fuel temperature sensor
 berfungsi untuk mendeteksi temperatur bahan bakar. ditempatkan di
selang fuel feed. Ketika temperaturnya meningkat, ECU akan
menyesuaikan besar injeksinya, pada saat yang sama parameters
kerja rail pressure control valve juga disesuaikan.
 Knock Sensor.
 Berfungsi untuk mendeteksi engine knocking pada mesin.
4. Analisis Gas Buang EMS Common Rail Motor Diesel
Salah satu teknologi yang menyebabkan pencemaran tersebut adalah
kendaraan bermotor, sebagai salah satu sarana transportasi dan mobilitas
manusia. Sebagian besar polusi udara (70%) disebabkan oleh kegiatan
transportasi.
Polusi udara adalah masuknya bahan-bahan pencemar kedalam udara
ambien yang dapat mengakhibatkan rendahnya bahkan rusaknya fungsi
udara.
Untuk masalah itu, Eropa sudah menerapkan :
 Euro 1 tahun 1991.
 Euro 2 tahun 1996.
 Euro 3 tahun 2000.
 Euro 4.tahun 2005.
Setiap teknologi emisi Euro mempunyai batasan yang lebih ketat. Euro 1 ke
Euro 2 mengharuskan penurunan tingkat emisi partikel.
 ambang batas CO (karbon monoksida) dari 2,75 gm/km menjadi 2,20
gm/km
 HC (hidrokarbon) + NOx (nitrooksida) dari 0,97 gm/km menjadi 0,50
gm/km,
 kandungan sulfur solar pada mesin diesel dari 1.500 ppm menurun ke 500
ppm.
Euro 3 mengharuskan penurunan tingkat emisi partikel yang dibuang
sebesar 20% pada Euro 4 menargetkan angka di bawah 10%..
Penerapan standar Euro-2 di Indonesia diatur Kepmen LH No. 141 Tahun
2003, hanya berlaku untuk kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan
bermotor yang sedang diproduksi.
Ketentuan emisinya mengacu pada Kepmen No. 35 tahun 1993 tentang baku
mutu bagi kendaraan yang sudah berjalan. Adapun parameter emisi yang
diukur hanya sisa pembuangan CO dan HC. Gas buang adalah gas beracun
yang dikeluarkan oleh suatu kendaraan yang sebagian besar gas buang
terdiri dari 72% N2, 18.1% CO2, 8.2% H2O, 1.2% Gas Argon (gas mulia),
1.1% O2 dan 1.1% Gas beracun yang terdiri dari 0.13% Nox, 0.09% HC dan
0.9% CO.

KB.4. Kendaraan Listrik dan Hybrid


1. Internal Combustion Engine (ICE) merupakan mesin yang merubah energy
bahan bakar menjadi energy gerak melalui proses pembakaran, tempat
pembakaran
berada di mesin itu sendiri (internal combustion) dan memerlukan
mekanisme yang lebih banyak, karena proses menghasilkan energi melalui
proses pembakaran maka mesin (ICE) menghasilkan emisi berupa CO, HC,
CO2, Nox dan timbal
2. ZeroEmission Vehicle (ZEV) adalah kendaraan listrik yang tidak
menghasilkan emisi gas buang. Sumber penggerak pada kendaraan listrik
adalah motor listrik yang merubah energy listrik menjadi energy mekanik.
3. Komponen kendaraan listrik
a. Motor listrik
sebagai sumber tenaga penggerak mesin ICE. Terdapat dua tipe motor
listrik yang digunakan pada mobil listrik yaitu motor DC menggunakan
sikat (Brushed DC motor) dan motor DC tanpa sikat (Brushless DC
motor/ BLDC).
Kelemahan utama motor DC menggunakan sikat adalah sikat cepat aus
akibat selalu bergesekan dengan komutator selama motor DC berputar,
sehingga frekuesi perawatan lebih tinggi dan efisiensi lebih rendah yaitu
80%, akan tetapi kebalikan motor DC memiliki kelebihan yaitu torsi
lebih tinggi.
Kendaraan listrik saat ini kebanyakan menggunakan motor BLDC karena
memiliki keunggulan frekuensi perawatan lebih lama dan efisiensi lebih
tinggi >
90%. Komponen utama BLDC adalah magnet permanen dan lilitan.
Lilitan sebagai stator sedangkan magnet permanen sebagai rotor.
b. Inventer/BLDC Control
Mengontrol kerja motor BLDC diperlukan inverter yang merubah arus
listrik DC dari baterai menjadi arus listrik AC. Arus listrik pada lilitan
maksimal
harus diputus saat magnet berlainan kutub posisi segaris. Tugas
pengontrolan ini pada motor listrik DC menggunakan sikat dilakukan
oleh fungsi sikat dan
komutator
c. Baterai
Baterai sebagai sumber energi untuk kerja motor listrik. Permasalahan
baterai menjadi hambatan
utama bagi perkembangan kendaraan listrik. Permasalahan baterai pada
kendaraan listrik diantara waktu pengisian, kapasitas penyimpanan
energy listrik, rasio energi yang mampu disimpan dengan bobot baterai,
ketahanan baterai dan penanganan limbah baterai. Jenis baterai yang
digunakan diantaranya Baterai Basah, Baterai Kering dan Baterai
Lithium.
4. Keunggulan kendaraan hybrid
a. Emisi kendaraan rendah karena saat start, beban rendah menggunakan
penggerak utama motor listrik, saat melakukan pengereman energy gerak
dapat dirubah menjadi energy listrik untuk mengisi baterai
b. Kendaraan tidak perlu berhenti untuk melakukan pengisian baterai
dengan waktu menunggu pengisian baterai yang lama seperti pada
kendaraan listrik, sebab saat unit control mendeteksi tegangan baterai
berkurang maka motor ICE dihidupkan untuk memutar generator.
c. Daya motor penggerak kendaraan lebih besar karena saat membutuhkan
tenaga yang besar seperti saat percepatan, jalan menanjak maupun saat
kecepatan penuh maka sumber tenaga diperoleh dari motor listrik dan
motor ICE
5. Kendaraan hybrid tipe seri dimana penggerak utama kendaraan adalah motor
listrik,sedang motor ICE digunakan untuk menggerakan generator yang
digunakan untuk mengisi baterai. Tipe ini mampu mengatasi kelemahan
mobil listrik harus berhenti untuk melakukan pengisian baterai saat energy
baterai telah habis. Waktu pengisian yang lama dan stasiunpengian baterai
yang terbatas mampu teratasi dengan model ini. Pada kendaraan hybrid tipe
seri seolah-olah kendaraan dilengkapi mesin pengisian listrik partoble yang
dirakit pada kendaraan.
6. Kendaraan hybrid tipe parallel dapat menggunakan motor listrik sebagai
penggerak kendaraan, motor ICE sebagai penggerak kendaraan maupun
kedua motor bersamaan sebagai pengerak kendaraan namun tidak dilengkapi
perangkat pengisian baterai selama kendaraan berjalan. Pada saat
mengoperasikan kendaraan di jalan macet, tempat padat penduduk lebih
efektif menggunakan mode penggerak motor listrik karena tanpa emisi dan
kosumsi energy rendah
7. Kendaraan hybrid seri parallel merupakan kendaraan hybrid yang memiliki
keunggulan kendaraan hybrid seri yaitu : saat listrik pada baterai berkurang
maka motor ICE akan hidup untuk memutar generator, listrik yang
dihasilkan generator digunakan untuk mengisi listrik baterai. Memiliki
keunggulan kendaraan hybrid parallel yaitu: saat membutuhkan tenaga besar
maka dapat menggunakan tenaga dari motor listrik dan motor ICE sebagai
tenaga penggerak. Kendaraan hybrid seri parelel mampu menutup
kelemahan kendaran hybrid seri yang tenaganya terbatas pada tenaga motor
listrik, dan kelemahan kendaraan parallel yang harus mengisi baterai setelah
digunakan karena bila energy listrik di baterai habis yang hanya bisa
berfungsi motor ICE
2 Daftar materi 1. Pemeriksaan sensor pada sistem bahan bakar
yang sulit 2. Sistim kontrol emisi pada pada mesin kendaraan
dipahami di
modul ini
3 Daftar materi 1. Distributor- less (DLI) dan Direct Ignition (DI)
yang sering 2. Brushed DC Motor dan Brushless DC Motor
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai