Anda di halaman 1dari 7

Meeting 28 Jan 2024

1. Pengajuan dari pemrakarsa akan 3 blok, yaitu Pinang, Benakat, dan Lekukang.
2. Seluruh blok akan dimasukkan walaupun mulai operasional 2030
3. Lebh baik jika lokasi berdekatan agar sparing sedikit dan titik penaatan sedikit
4. Hulu dan Hilir harus diambil sample sungainya sebelum outfall dan setelah outfall
5. Utamanya SHU Hulu, kalau hilir bisa pakai konsentrasi BM kelas 2
6. Batubara utamanya parameter Fe Mn TSS
7. Kalau jarak hulu hilir walaupun didalam ada banyak disposal, maka boleh jadi 1
pasang SHU hulu hilir. Panjang sungai 1 km boleh, jika lebih dari 10 km tidak boleh.

- Emplacement statusnya IUP TBBE. tapi yg mengelola RMUK.

jika didalam ada beberapa entitas, harus distatement bahwa pengelolanya siapa.
walapun masuk

tabel kapasitas nyesuaikan dengan jenis kegiatan domestiknya. Misal . Misla wprkshop
dikasih penjelassan kapasitas berapa kendaraan . Kalo genset ya ditulis berapa watt
kapasitasnya. dibuat keterangan. ada kegiatan apa. semua harus diinventarisir semua
kegiatan yg menyebabkan air limbah.

jangan banyak uraian.

Detail pengelolaan atau pengahsilan air limbah itu dijelaskan di bagian proses.

Tabel bahan baku dan penunjang semua harus konsiten diganti , semua diinventarisir
sesuai dengan tabel awal. dipisah semua berdasar kegiatan utama dan penunjang.

Tabel:
No. // Nama kegiatan // Bahan Baku // Jumlah // Bahan Penolong // Jumlah

No Nama Bahan Baku Jumlah Bahan Jumlah


Kegiatan Penolong
1
2
3
4
5
6
7

Kalo hanya tempat penyimpanan, berarti bahan bakunya ya barang yg disimpan.


Nyesuaikan kegiatan butuh bahan baku dan penolong apa
Contoh: genset brrti bahan baku: genset. Bahan penolong: bahan bakarnya genset.

Di sub bab Proses :


diuraikan dari semua tabel. Disini akan ter eliminasi apakah akan muncul air limbah
atau tidak.
Untuk kegiatan penunjangn tidak hanya Kegiatan workshop ada potensi ceceran oli.
nah lantai yg dipel ada kontaminasi air limbah. Jika tidak ada bagaimana tahap
pencegahannya apakah ada SOP ceceran. Atau misal diangkut ke pihak ke-3.

Diagram ALur Proses mencakup kegiatan dari awal sampai akhir.


Misal workshop --> perbaikan alat --> pekerja masuk perbaikan --> timbul ceceran oli.
Nanti dijelasin penangannya masing2.

Dibuat masing2 diagram per unit kegiatan yang dimention di tabel.

Di sub bab Proses paling akhir ditambah Tabel review penghasil air limbah: (jika semua
belum punya izin)
N Sumber Catchm Jenis Oengelolaan Lokasi Lokasi Keteran
o Air ent Air Pengelo Pembuangan/Pem gan
Limbah Limbah laan anfaatan
s
Pit 1 Luas pit Pembuangan/ KPL 1 Sungai ....
Stockpil 2: 15,2 Pemanfaatan
e Ha
(dipisa
hkan stockpil
per e: 13
disposa Ha
l)
Pit A1 KPL 2 Nama Sungai

Luas Lahan
Pemanfaatannya
namanya

Tabel diatas juga menunjukkan air limbah domestik. Misal ada oily water. lalu diapakan
dikemanakan. Intinya tabel ini akan menjelaskan semua informasi sebelumya.

Tambahin 1 diagram alir yang menunjukkan dkelola di pit mana --> KPL. --> buang ke
Sungai Lematang atau dimanfaatkan.

PROSES YANG TIDAK MENGHASILKAN AIR LOMBAH BISA TERTAPIS DI PROSES ATAU
TERTAPIS DI NERACA.

Neraca Air

PERHITUNGAN TIDAK ADA MASLAAH AS PER DOKUMEN TBBE

Tabel curah hujan ditambah sampai 2023.


perhitungan curah hujan dari metode gumberl sampai Pearson dimasukkan kedalam
dokumen.
Untuk mencari curah hujan maksimum dari data CH 10 tahun. pakai metode kuartil 3
(kuartil atas) untuk perhitungan debit air limpasan air hujan. tapi perhitungan KPL
tetep pake CH maksimum.

Luasan catchmnt area memperthatikan jenih tutupan lahan. yng sekiranya konturnya
masuk akan menjadi limpasan.

Satuan di sub abb Debit Limpasan Air hujan harus sama satuannya

Tabel Debit dikonversi ke /hari

Data CH dibuat scatter plot, lalu diambil kuartil ketiga (kuartil atas) baru dibuat rata2.

Semua perhitungan dimasukkan ke dokumen, lebih baik bukan hanya contoh namun
semuanya.

Data laju infiltrasi dihitung apkai metode Horton. Lalu data boleh pakai referensi dari
jenis tanah yang sama.

Neraca air dibuat masing2 dari titik penaatan. lalu dipecah per badan Air.

Neraca air sperti di foto.

Diagram Neraca: kalau proses yang berjalan tidak dikotak (garis tegas), kalau ruang
baru pakai garis tegas seperti pit digaris tegas krn artinya kapasitas.

Neraca massa dibuat konversi m3/detik ke m3/hari semua. jadi neraca massa dibuat
Tabel semua mencantumkan konversi ke m3/hari.

No Sungai KPL Debit (m3/hari) Debit


(m3/debit)
A 1
2
3

KPL Pit Benakat A harus bisa menampung debit dari Disposal Benakat A. Sebenarnya
seperti konsep sump.

Pit Pinang C dan Pit Pinang D masuk ke creek (bit pond -- tidak boleh disebut rawa) ke
KPL Pit Pinang B. di Pit Pinang C ada bit pond yang harus punya nilai debit tertentu.

Disposal Benakat 7 = big pond. itu nanti masuk ke disposal utara Pit Benakat A

Dari Benakat H dan Disposal benakat 3 dan Pit benakat D, ada sediment pond atau big
pond (untuk pengendapan)
ditambah garis kontur yang jelas, bisa menunjukkan ketinggian. ditambah arah aliran
air, titik outfall, dengan saluran di/ke/dari outfall, titik penaatan

Bagian Debit dibuat tabel daftar badan air penerima yang mencakup debit hulu dan
hilir dan debit ketika kemarau dan penghujan.

No Sungai Musim Musim


Penghujan kemarau
Debit hulu Debit Hilir Debit Hulu Debit Hilir
Sungai
Lekukan
Sungai
Lengi
Sungai
Lematang
Sungai
Benakat

Alokasi Beban Pencemar dibuat untuk semua badan air penerima.

Mutu Sedimen, mencantumkan semua data rona awal. tapi fokusnya hanya ke Fe Mn
sesuai dengan karakteristik air limbah.

Hidrologi dan morfilogi harus menunjukkan data penampang sungai, debit sungai,
kedalaman sungai, lebar kedalaman, koefisien kekasaran, . Sesuai Permen 5 tahun
2021.

kalau sungai buangan debitnya sangat kecil, maka pendekatan yg ahrus dilakukan
adalah
1. mengecilkan debit KPL sehingga konsentrasinya ikut turun jauh agar deibt buangan
tidak lebih besar dari debit sungai. Maka bak penampungan harus lebih besar karena
perlu pengaturan debit buangan ke sungai
2. memindahkan buangan ke sungai besar walaupun sungainya lebih besar.

Data biota air di rona lingkungan minimal harus per sungai buangan. Sesuai permenlhk
no 5 th 2021.

Perhitungan Baku Mutu Air Limbah dihitung per badan sungai. dan dicantumlaj contoh
perhitungan salah satu, misal TSS.

Jangan lupa sebelum neraca air ada karakteristik air limbah (sebelum diolah) tidak
mencantumkan baku mutu karena tidak diatur baku mutu. utk tambang blm ada, boleh
pakai referensi sejenis.

Penentuan Baku Mutu: harus dibawah nilai inlet.


TSS maksimum baku mutu 100 mg/L.
Harus perhatiin badan air juga, jadi

Di Tabel rencana kualitas Efluen, dibuat rekap per KPL berapa baku mutu yg disarankan.
Tabel rekap usulan

Titik Parametr Satuan Kadar Paling Debit paling Beban


Penaatan Tinggi tinggi Pencemar
(konsentrasi (m3/hari) Paling
BMAL Tinggi
usulan) (ton/hari)
Outlet SP04 pH -
TSS mg/L
Fe mg/L
Mn mg/L
Outlet SP02 pH -
TSS mg/L
Fe mg/L
Mn mg/L

Debit dibuat per KPL, pakai tabel

Beban pencemar : debit dikali konsentrasi

Hasil pemodelannya dijelaskan. per sungai, skenario, hasil, jarak, dan grafik.

Sifat penting dampak disesuaikan dengan kondisi eksisting. Dikasih tabel kuantitatifnya.
Per Badan Air saja. Ikutin Permenlhk 5 2021

Kapasitas IPAL pakai debit dengan curah hujan maksimal (bukan CH kuartil 3/ modus).
menggunakan perhitungan air limpasan dengan CH maksimum, ditampilkan. Setelah
ketemu debit

Teknologi sistem pengolahan air limbah dibuat tabel:


No Kelompok Teknologi
Pencemar Pengolahan
1 TSS Settling Pond
2 pH Settling
Pond/Koagulasi
Flokulasi
3 Loam berat

Kriteria desain mencantumkan perhitungan referensi, td berapa, data removal


termasuk

Penambahan kapur ditambahkan di saluran dengan dilakukan diantara Bak Normalisasi


ke Bak KPL 1.

Buat alur proses dengan removal in dan out, utk neraca massanya. semua parameter.
tiap kompartemen. Efisiensi removal TSS boleh pakai perhitungan waktu detensi (R.Tss
= Td / a+b.Td) cek hitungan mb Lia.

Buat juga neraca beban (konsentrasi x debit).


Pakai parameter acuan kapan harus menguras lumpur. misal berapa % ketika kapasitas
lumpur kurang dari 20% dari volume. Atau ketika tinggi lumpur sudah 20 cm (contoh
TBBE). Harus dikonfirmasi dg pemrakarsa, yg digunakan pemrakarsa beraoa volume.

yg diinginkan KHLK maks 20% dari kapasitas kolam per KPL. Kapasitas pengurasan
efektif minimal 1 meter lumpur. Bentuk KPL adalah trapesium.

Titik Penaatan (outlet) dibuat tabel:


Lokasi LS BT

Bentuk Tabel pemantauan Badan Air dibuat tabel juga


Sumber Air Lokasi LS BT
Limbah
KPL1, KPL2 dst Hulu sungai A ... ...
Hilir Sungai A ... ...

Bentuk Tabel pembuangan air Limbah (outfall)


Sumber Air Outfall LS BT
Limbah
KPL1, KPL2 dst Hulu sungai A ... ...
Hilir Sungai A ... ...

Tabel debit paling tinggi dkk dicopy paste ke rencana kualitas effluen

Mutu air badan air permukaan yang dipantau: PH TSS Fe Mn ditambah BOD COD DO,
TP --> nanti akan diinfo Pak Aldi

Frekuensi pemantauan
ditambah sparing

Tanggap darurat yg dibutuhkan untuk pengelolaan pencemaran air.


Ditambahkan struktur organisasi khusus tanggap darurat. Jadi harus runut. Kepala HSE
kerjasama dengan ERP.

Bab prosedur harus menjelaskan prosedur apa saja yg berkaitan dengan pencemaran
air. Harus dibuat prosedurnya. Jadi sampai ketemu sokusinya. nventarsir kondisi
daruratnya apa saja lalu alternatifnya apa saja. Steelah diinventarisir cukup dijelaskan
stepnya bagaiman tidak harus
Jadwal pembangunan diincludekan juga pemasangan sparing, penyusunan SLO,
integrasi perling. Timeline per KPL

Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia

Struktur organisasi tanpa nama, dan bisa menunjukkan PPA nya yg mana.

Untuk Bagian struktur organisasi dan SML harus mencakup kegiatan utama dan
domestik.

Tabel internalisasi juga mencakup kegiatan utama dan domestik. jadi 1 tabel sehingga
total investasi ketauan berapa persen untuk IPAL semuanya.

SML tidak harus bentuk tabel, tapi bisa menjawab poin2

Anda mungkin juga menyukai