LP SC Jimi
LP SC Jimi
SECTIO CAESREA
OLEH :
KUPANG
2023
A. Konsep Dasar Medis SectioCaesarea
1. Pengertian
janin di lahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sagita, 2019).
2. Klasifikasi
yaitu sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis
ini dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak
pegangkatan rahim.
3. Etiologi
sebagai berikut :
b) Panggul sempit.
dengan panggul.
d) Partus lama (prognoled labor)
g) Distosia serviks
i) Disfungsi uterus
a) Letak lintang.
b) Letak bokong.
d) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-
(Shoulder Presentation).
f) Kelainan uterus :
pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin
besar melebihi 4.000 gram> Dari beberapa faktor Sectio Caesarea diatas
ibu tidak sesuai dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan
yang merupakan jalan yang harus dilalau oleh janin ketikaakan lahir
abnormal.
eklamsi.
minggu.
komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu,
bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang
adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek
bagian kepala yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini
4. Manifestasi Klinis
5. Patofisiologi
bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim
tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar,
plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam,
2018).
berat di atas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih
post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu
jaringan, pembuluh darah, dan saraf-saraf disekitar daerah insisi. Hal ini
uterus.
7. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
1. Pemberian Cairan
sesuai kebutuhan.
2. Diet
sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
3. Mobilisasi
sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
4. Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak
7. Obat-obatan lain
8. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
9. Pemeriksaan rutin
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
beberapa hari dalam masa nifas, atau bersifat berta seperti peritonitis,
pembedahan jika cabang cabang arteri uterina ikut terbuka atau karena
2. Komplikasi-komplikasi lain
embolisme paru.
3. Komplikasi baru
1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pada post operasi Sectio Caesarea biasanya adalah nyeri
dibagian abdomen akibat luka jahitan setelah operasi, pusing dan sakit
pinggang.
3. Riwayat Kesehatan
Sectio Caesarea seperti kelainan letak bayi (letak sungsang dan letak
accrete, vasa previa), kelainan tali pusat (prolapses tali pusat, telilit
penyakit kelamin.
c) Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah menikah sejak
d) Riwayat Obsterti
persalinan dan nifas yang lalu, berpa kali ibu hamil, penolong
lalu.
f) Riwayat KB
a) Pola Aktivitas
b) Pola Eliminasi
Klien pada masa nifas sering terjadi perubahan pola istirahat dan
Klien akan menjadi ibu dan istri yang baik untuk suaminya
5. Pemeriksaan Fisik
b) Kepala
(1) Rambut
(2) Mata
sclera kuning
(3) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
(4) Hidung
c) Leher
d) Thorax
(1) Payudara
Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada payudara, areola
banyak keluar
(2) Paru-Paru
pembengkakan.
(3) Jantung
e) Abdomen
striegravidarum
Perkusi : Redup
f) Genetalia
g) Ekstremita
meringis.
merasa lemah.
4. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dibuktikan
• Kolaborasipemberiananalgetik
(jika perlu)
2 Risiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1 x Observasi :
kerusakan integritas kulit 15 menit, tingkat infeksi menurun dengan
• Monitor tanda dan gejala infeksi local
kriteria hasil :
dan sistemik
- Kebersihan tangan meningkat
Terapeutik :
- Kebersihan badan meningkat
• Batasi jumlah pengunjung
- Nyeri menurun
• Berikan perawatan kulit pada area
edema
• Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
• Pertahankan teknikn aseptic pada
pasein beresiko tinggi
Edukasi :
Kolaborasi :
Edukasi :
Edukasi :
• Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
• Anjurkan mobilisasi dini
• Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. duduk di tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
4. Implementasi
Setelah rencana keperawatan disusun langkah selanjutnya adalah dalam menetapkan tindakan keperawatan. Tindakan ini dapat
5. Evaluasi
Evaluasi adalah untuk penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan tujuan. Jika kriteria yang ditetapkan belum tercapai
Ramandanty, P, V. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria
Diruang Mawar Rsud A.W Sjahranie Samarinda. http://repository.Poltekkes-
Kaltim.ac.id/298/1/Untitled.pdf (Diakses pada 21 Desember 2021).
Arron, David Taek. (2018). Survey Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio
Caesarea di RSUD Prof. Dr. W. Z Johnnes Kupang. CHMK Midwifery Science
Journal Volume 2 Nomor 2: 5-6 [diakses pada tanggal 21 Desember 2018]
Marliandiani, Yefi. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan Menyusui.
Jakarta: Salemba Medika.
Riska Septiani. (2017). Asuhan Kperawatan Pada Klien Post Sectio Caesarea Dengan
Gangguan Pola Tidur di Ruang Melati RSUD Dr. Hardjono Ponorogo [skripsi].
Ponorogo: Akedemi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
Yuan Mandira. (2016). Asuhan Keperawatan Ibu Post Sectio Caesarea Dengan Diagnosa
Keperawatan Hambatan Mobilisasi Fisik di Ruang Melati RSUD Dr. Hardjono
Ponorogo [skripsi]. Ponorogo: Akedemi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Ponorog.