Anda di halaman 1dari 31

PB 13

PERUBAHAN SOSIAL DALAM


ARUS GLOBALISASI

M.A. SOSIOLOGI
Tim Pengembangan M.A.
Dep. Sains Komunikasi & Pengembangan Masyarakat/Fak. Ekologi Manusia
Universitas IPB
2022
SUB-POKOK BAHASAN
I. DEFINISI DAN ASPEK-ASPEK PERUBAHAN SOSIAL
I.1. Definisi Perubahan Sosial
I.2. Aspek-Aspek Perubahan Sosial
II. PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI PROSES DAN SEBAGAI INTERAKSI
II.1. Perubahan Sosial sebagai Peroses & sebagai Interaksi
II.2. Teori Dependent Development
III. GLOBALISASI & GLOKALISASI
III.1. Pendefinisian Globalisasi
III.2. Ragam Skenario Globalisasi dan Glokalisasi
IV. PEMBANGUNAN
IV.1. Makna Pembangunan
IV.2. Indikator Pembangunan
IV.3. Human Development Indeks – Dimana posisi Indonesia?
IV.4. Pembangunan (MDGS ) Harus Diperjuangkan!

APPENDIX
I. DEFINISI & ASPEK PERUBAHAN SOSIAL

1.1. Definisi Perubahan Sosial


1.2. Kompleksitas Aspek dan Sumber Perubahan Sosial
1.1. Beberapa Definisi Perubahan Sosial
Masing-masing menekankan aspek berbeda

▪ Gejala perubahan dalam lembaga2 kemasyarakatan yang


mempengaruhi sistem sosialnya (Selo Soemardjan 1981)
▪ Perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu di dalam
pola sikap dan tindak manusia, di dalam kebudayaan dan
struktur dari suatu masyarakat (Calhoun et al 1994)
▪ Perubahan antar waktu dari pola2 perilaku, hubungan2 sosial,
kelembagaan2, dan struktur sosial (Farley 1990 dalam
Sztompka 1993)
▪ Social change includes both development,
undevelopment and underdevelopment. Development
implies some positive progress in a society’s condition
whereas underdevelopment implies decline or stagnation.
(Mike O’Donnell, second ed., 1987) NOTE
1.2. KOMPLEKSITAS ASPEK &
SUMBER PERUBAHAN SOSIAL

TINGKAT
PERUBAHAN
Lokal s/d Global

ARAH & LAJU


PERUBAHAN

SUMBER
PERUBAHAN
External & Alam &
Internal Man-made

PERUBAHAN
SOSIAL

Perubahan Struktur-
sosial & Sosial-Bukdaya
NOTE
II. PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI PROSES &
SEBAGAI INTERAKSI

II.1. Perubahan Sosial sebagai Peroses & sebagai Interaksi


II.2. Teori Dependent Development
2.1. PERUBAHAN SOSIAL: SEBAGAI PROSES &
SEBAGAI INTERAKSI Ankie M.M. Hoogveld (1978), Harold
Brookfield (1975) dan J.W. Schoorl (terjemahan, 1980)

Perubahan Sosial sebagai Perubahan Sosial sebagai


PROSES  INTERAKSI 
Perubahan Sosial dipandang Perubahan social dipandang
sebagai perubahan antar sebagai hasil interaksi antara
waktu: masyarakat:
TEORI MODERNISASI. TEORI KETERGANTUNGAN/
DEPENDENCY

Teori Dependent Development  teori lanjutan dari Teori


Dependency → menerangkan pertumbuhan/perkembangan di
negara-negara sedang berkembang di dalam konteks Globalisasi
→ kita akan membahas teori ini.(lihat slide 9)
NOTE
UTARA – SELATAN : dalam dua perspektif

Sudut pandang Perubahan Sosial


sebagai Proses:
Negara-Negara Utara = Negara
Industri Maju;
Negara-negara Selatan = Negara
Sedang Berkembang (dng. Bantuan
negara Maju)

Sudut pandang Perubahan Sosial


sebagai Interaksi: Stratifikasi negara-negara dunia: Negara kaya/maju
Negara-Negara Utara = Negara di belahan bumi Utara, dan Negara miskin/sed.-
Industri Kaya yg mendominasi dunia; berkembang di belahan bumi Selatan – Brandt
Negara-Negara Selatan = Negara Report 1980.
miskin karena di-eksploitasi negara-
negara utara.
2.2. TEORI DEPENDENT DEVELOPMENT Hoogvelt, 1997
(Harold Brookfield (1975) menyebutnya “Interdependent Development”)

TNC (Transnational Corporation)


integrasikan ekonomi dunia –
Kapitalisme Global.

NSB jor-joran Perkembangan cepat


membuka diri NSB dng
Aliansi TNC dan elite NSB
untuk modal- ketimpangan &
(Negara Sedang Berkembang)
Dengan Ideologi baru  “tidak
asing (TNC) kerusakan lingkungan
ada pertentangan kepentingan
antara TNC dengan aspirasi
ekonomi nasional”.

NOTE
*) Proposisi penting dari Teori
Dependent Development  note slide 7
III. GLOBALISASI & GLOKALISASI

3.1. Pendefinisian Globalisasi


3.2. Ragam Skenario Globalisasi & Glokalisasi Budaya
3.1. GLOBALISASI
▪ Globalisasi sebagai tujuan adalah  merealisasi prinsip bahwa dunia
dan sumberdayanya adalah suatu ekonomi pasar bebas yang dikelola
secara global, oleh lembaga2 politik dan finansial raksasa dan oleh elite
ekonomi dan politik yang boleh dikatakan unaccountable. (McMichael 2000,
241, di dalam Ben White, Saturnino M. Borras Jr., Ruth Hall, Ian Scoones and Wendy Wolford, The
New Enclosures, 2012: 354)

▪ Globalisasi dicirikan oleh keterhubungan di dunia yang bertambah erat,


terutama di dalam “rantai produksi dan pemasaran komoditi”/
commodity chain, untuk memasok kebutuhan konsumsi dari para
konsumen yang hidup jauh dari lokasi dimana barang konsumsinya di
rencanakan serta diproduksi. (Philip McMichael, Development and social Change. A
Global Perspective. Third Edition. Pine Forge Press, 2004)

NOTE
3.2. GLOBALISASI & GLOKALISASI BUDAYA

Ragam Skenario Globalisasi dan Glokalisasi Budaya


(Ulf Hannerz di dalam Sztompka, ibid:93-94)

▪ Global homogenization scenario  terjadi dominasi budaya Barat, dimana seluruh dunia
menjadi sebentuk replika gaya hidup Barat (barang konsumsi, menu resto., mobil, film, lakon
theater, berita media, musik, dsb.
▪ Saturation scenario  versi homogenization dengan dimensi waktu. Di dalam proses waktu
yang panjang periphery kehilangan ciri khasnya karena meng-absorb pola budaya
centre.(negara kaya)
▪ Peripheral corruption scenario  di dalam proses adoppsi oleh Periphery, terjadi degradasi dan
erosi dari elemen-elemen budaya dari Centre. Hal ini disebabkan oleh 1) mekanisme seleksi-
dan dumping–budaya oleh Centre.; 2) penyesuaian dengan norma dan nilai di periphery (misal
nilai demokrasi ter-degradasi menjadi sandiwara politik, persamaan dihadapan hukum menjadi
nepotism, dsb.)
▪ Maturation scenario  terjadi arus pertukaran budaya yang lebih timbal balik. Aktor-aktor
penyelia budaya menterjemahkan ulang elemen-elemen budaya yang diadopsi sesuai budaya
sendiri. Merangsang kreatifitas. Di dalam konteks ini bentuk dan nilai budaya lokal mekar dan
diperkaya. Proses globalisasi ini menciptakan hibridisasi / sintesa budaya /Glokalisasi budaya.

NOTE
IV. PEMBANGUNAN
4.1. Makna Pembangunan
4.2. Indikator Pembangunan
4.3. Pembangunan (SDG) harus Diperjuangkan!

NOTE
4.1. MAKNA PEMBANGUNAN (Bernstein, 1982:219)

Bukan tujuan akhir!

Kondisi KEMERDEKAAN PEMBANGUNAN


KETERBELAKANGAN Adalah NASIONAL
Oleh Jembatan-emas
Kolonialisme

MAKNA PEMBANGUNAN NASIONAL


1. Pertumbuhan modal dibawah kendali 3. Perluasan partisipasi di dalam proses
Nasional untuk pertumbuhan yang mandiri; politik bangsa;
2. Perluasan lapangan kerja produktif untuk
kesejahteraan;
Pembangunan Nasional merupakan usaha menggerakan perubahan ke arah yang
diniatkan, dengan perencanaan, kebijakan serta kegiatan-kegiatan lain.

NOTE
4.2. INDIKATOR PEMBANGUNAN
Todaro, scnd impress. 1989: 152-157.

Periode 1950-1970an  Pembangunan hanya dipandang dari segi ekonomi, di dalam bentuk
pertumbuhan GNP/Gross National Product secara umum atau per-capita. Asumsi Ekonomi
yang dominan saat itu: Pertumbuhan ekonomi adalah syarat untuk pembagian kekayaan
kebawah, menetes kebawah – trickle down effect.
Periode ‘80an  Brand Report (1980) menyadarkan bahwa Pembangunan bukan hanya
pertumbuhan ekonomi, namun juga redistribusi dari pertumbuhan tsb.
Periode 2000-2015  Milenium Development Goals/MDG : 8 target Pembangunan dari
kemiskinan s/d kesehatan ibu hamil dan kelestarian alam, yang berperan juga sebagai indicator.
Periode pasca 2015  Sustainable Development Goals/SDG: menjadi 17 target Pembangunan
yang saling terkait yang diproyeksikan tercapai 2030. Target menjadi indicator keberhasilan
Pembangunan juga.

NOTE
MDG/Melenium Dev
Goal
1. Penghapusan Kemiskinan &
kelaparan
2. Mencapai Pendidikan Dasar
bagi semua,
3. Kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan,
4. Menurunkan angka
kematian balita,
5. Meningkatkan kesehatan ibu
hamil,
6. Melawan HIV/AIDS, Malaria
dan penyakit menular lain,
7. Memastikan kelestarian
lingkungan
8. Kembangkan partnership
global untuk pembangunan
dengan bintang = Milenium Development Goals
?
5 tahun setelah
dicanangkan – dan
seyoyanya dicapai
pada tahun 2030 –
mana Goals yang
belum tersentuh,
mana yang masih
kedodoran, dan mana
yang sudah on the
right track?
Goal mana harus jadi
prioritas? Bagaimana
keterkaitan antar
Goal?
PRAN PERGURUAN
TINGGI & ANDA?
KONSEP HDI / HUMAN DEVELOPMENT INDEX Human Development
Report/UNDP/berdasarkan konsep dari ekonom Pakistan Mahbub Ul Haq.

Konsep IHDI / Inequality-adjusted


HDI:
Life expenctancy index, Education
index dan GNI* index dikoreksi
dengan index Ketimpangan = IHDI
(ukuran yang lebih mencerminkan
kenyataan)

*) Gross National Income


4.3. Human Development Index & Posisi Indonesia
No HDI INDONESIA 1990 - 2019

1 Life expectancy + 9.4 (yr.)


2 Means year of schooling + 4.9 (yr.) Rata-rata lama sekolah penduduk umur sama > 25 th.

3 Expected years of schooling + 3.5 (yr.) Perkiraan total lama sekolah bagi anak usia sekolah

HDI value + 37.3%

INDONESIA DALAM
PERBANDINGAN
Nilai HDI, Life expentancy,
Expected yearr of schooling &
GNI*/capt.: Indonesia lebih
rendah / sama dari rata-rata
Asia Tenggara dan Pacific.
Rangking HDI Indonesia 107 dari
NOTE 162 negara.

*) GNI = Gross National Income


Index Ketimpangan: adalah HDI dikoreksi dengan nilai Ketimpangan. Besar potongan tsb. diwujudkan
dalam %. Nilai Indonesia: 0.718 – 17.8%. Nilai ketimpangan Indonesia (17.8%) lebih tinggi dari rata2 Asia
Tenggara dan Pasific (16.9%).
Index Ketimpangan Dalam hal IHDI – Ketimpangan
di Indonesia lebih tinggi dari
rata-rata Asia Tenggara.
Perhatikan:
Angka harapan hidup antara
kaya dan miskin, dan
Ketimpangan pendidikan
antara kaya dan miskin.
Index Ketimpangan Gender
GII Indonesia lebih tinggi dari
rata-rata Asia Tenggara. Namun
lihat:
• Kematian ibu Melahirkan: dng
177.0 kematian ibu
melahirkan/100.000 kelahiran
jauh lebih dari rata Asia & Pasific
yang 73.1
• Perempuan di DPR, Indonesia
(17.4 %) ketinggalan dari Asia &
GII = Gender Inequality Index Pasific (20.2%).
• Pendidikan perempuan setingkat
SMP/SMA (46.8%) lebih rendah
dari rata-rata Asia & Pasifik.
SDG’S HARUS DIPERJUANGKAN Perspektif business as usual Teori
Dependent
Devolopment
Komersialisasi Science,
growth for profit,
spekulasi tanah, politik
identitas, politik-uang,
KAPITALISME GLOBAL
dll Transnasional Corporation
+
Tenaga kerja murah, Aliansi Transnasional Elite
bisnis pendidikan & Ekonomi
kesehatan, subordinasi +
perempuan, eksploitas, Politikus dan Aparat
perdagangan senjata Negara

KOMODITISASI SDA –
Tanah, mineral, minyak,
gas, kayu, air, landscape,
ikan, ternak, ungags, dsb.
Konsumerisme. Climate
Change = mythos.

NOTE
TUGAS ALIANSI GERAKAN- SIPIL =
MELAWAN PERSPEKTIF ‘business as usual’
dan MEMPERJUANGKAN PERSPEKTIF SDG’s
SUBYEK YANG DAPAT DIDISKUSIKAN MAHASISWA
• MENDISKUSIKAN SCENARIO GLOBALISASI & GLOKALISASI.
• Perhatikan ragam scenario Globalisasi (Ulf Hannerz). Scenario Globalisasi mana yang anda
lihat dan alami di Indonesia? Berikan argumentasi anda dan berikan contoh-contoh.

• Perhatikan bahwa peningkatan nilai HDI, belum tentu terjemahan dari kesejahteraan yang
sesungguhnya. Bagaimana anda menerangkan hal tersebut?

• Dimana peran Perguruan Tinggi dan mahasiswa di dalam mendorong tercapainya SDG?
Sumber bacaan
• Bernstein, H., 1982, Industrialization, Development, and Dependence. In Hamza Alavi & T.
Shanin (eds.), Introduction to the Sociology of “Developing Societies”, Monthly Review
Press, NY and London.
• Brookfield, H., 1975, Interdependent Development. Methuen & Co.Ltd.
• Edelman, M. & Angelique Haugerud, 2005, The Anthropology of Development and
Globalization. Blackwell Publishing.
• Harper, C.l., 1989, Exploring Social Change, Prenticehall.
• Hoogvelt, A.M.M.,1978, The Sociology of Developing Societies. Second edition, McMillan
Press.
• Hoogvelt, A.M.M., 1997, Globalisation and the Postcolonial World. The New Political
Economi of Development. MacMillan Press LTD.
• McMichael, P., 2004, Development and social Change. A Global Perspective. Third Edition.
Pine Forge Press.
• Ndraha,T., 1987, Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas.
Bina Aksara, Jakarta.
• OECD, 1961-2010.
• OECD, 2011, Your Better Life Index.
• Schoorl, J.W., 1988, Modernisasi. Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-Negara
Sedang Berkembang, PT. Gramedia.
• Sztompka P., 1993: The Sociology of Social Change, Blackwell Publishing.
• Todaro, M.P., 1982, Economics for a Developing World. Scnd Edt. Longman.
APPENDIX
• Dua muka dari Teknologi Digital
• Global Digital Divide: 1986 – 2014 & ASEAN Digitaal Divide
• Kompleksitas Perubahan Sosial di Pedesaan dan Pertanian
• Teori Modernisasi
• Teori Ketergantungan
DUA MUKA DARI TEKNOLOGI
DIGITAL
diera Pandemik COVID-19 Peran positif Komunikasi Digital dalam
gerakan solidaritas Petani & Buruh
dampak Covid-19
Digital Divide
Produk PETANI
Pertanian Produk
Pertanian
Pedesaan

Gerakan
Agraria TEKNOLOGI
COVID-19
Konsorsium DIGITAL
Pembaruan Agraria Komunikasi penganggura
& data n lock-down
Gerakan
Buruh
Perkotaan
Usaha menanggulangi pandemic COVID-19 dengan ambil-
jarak, menghindari kerumunan dsb. berujung pada ‘belajar GOL. MISKIN KOTA
dari rumah’. Sistem belajar ini menegaskan perbedaan Hilangnya nafkah dan
Kebutuhan
kaya-miskin: KAYA ter Koneksi; MISKIN tidak terkoneksi ancaman kebutuhan-
pokok
(alat mahal, konektivitas mahal, kawasan miskin tidak pokok
terkoneksi baik, dsb.) – berdampak ketertinggalan lebih
jauh.
GLOBAL DIGITAL DIVIDE
APPENDIX - KOMPLEKSITAS ASPEK DAN SUMBER PERUBAHAN SOSIAL
PEDESAAN DAN PERTANIAN

AGRO-EKOLOGI STRUKTUR SOSIAL RELASI- , PEM. DESA &


SISTEM-PENGHIDUPAN KELEMBAGAAN- PASAR
& ORGANISASI-SOS. KEBIJAKAN
O
KELEMBANGAAN: Aturan
Rantai
Pemaknaan lokal Homogenitas Kebijakan
Adat, Kelembagaan- Pemasaran
Tata-Guna-Lahan & Sos. Kependudukan
kerjasama Lembaga-
distribusi , hal akses Stratifikasi Sos. Kebijakan Politik
RELASI-SOSIAL: Keuangan
Pemanfaatan sda & Kebijakan
Kemiskinan Relasi-Gender Input Pertanian
Teknologi Hubungan Produksi Ekonomi & SDA,
Hubungan Ethnik/agama Kebijakan Sosial,
ORGANISASI-SOSIAL:
• Out-migration Org. Keagamaan, Org. • HEIA*) & keter-
• Komoditisasi SDA • In-migration Ethnisitas, gantungan;
• Perubahan TGL /tata Org. Kepentingan (serikat • Posisi tawar Kiprah PemDes.
• TKI/TKW
guna lahan tani, Koperasi) sebagai ujung
• Mobilitas- thd pasar;
• Penerapan UU Nas. tombak PUSAT.
Sosial &
PERUBAHAN

• Alokasi SDA untuk kesenjangan. • Erosi lembaga Adat


Usaha Skala Besar • Rasionalisasi
• Kerusakan Ekologis hubungan kerja.
• Perubahan • Konflik primordial;
Teknologi • New Movements;
• Tekno. komunikasi *) HEIA - High External Input Agric.
2.2. TEORI MODERNISASI – Modernisasi adalah transformasi total dari
masyarakat tradisional/pre-modern ke dalam tipe masyarakat dengan teknologi dan
organisasi sosial seperti pada masyarakat “maju” (advance) di Barat yang secara
ekonomi makmur dan secara politik stabil. (Wilbert More, 1963b:89 didalam Sztompka, 1993:132)

ARENA PROSES TRANSFORMASI Smelser, 1973 di dalam


MODERNSASI Sztompka,ibid. 132-133
EKONOMI Ke arah teknologi berbasis ilmu pengetahuan; komersialisasi
pertanian; mekanisasi dan industrialisasi produksi; urbanisasi.
POLITIK Dari sistem politik tradisional berkembang ke demokrasi.

PENDIDIKAN Alfabetisasi; pengembangan ilmu pengetahuan.

KELUARGA Peran sistem kekerabatan turun (klan, marga, dsb.), sebaliknya


bentuk keluarga- batih/nuclear-family menjadi umum .
STRATIFIKASI SOS. Status ascriptive surut, diganti Status berdasar prinsip achivement.
2.2. TEORI KETERGANTUNGAN Center
Gelombang 1 dari center

Hubungan Center/Pusat (negara industri

Antar Center
Kepentingan
kaya, mis. Jepang) dan center

sama
Periphery/Pinggiran (negara miskin, mis.
Indonesia) berciri hubungan
ketergantungan & eksploitasi.
HUBUNGAN
Ketergantungan sukar dipatahkan Center dari EKSPLOITATIF
karena Center dari center (Elite Jepang) periphery
dan Center dari periphery (elite
Indonesia) punya kepentingan sama
untuk mengeksploitasi SDA dan periphery
tenaga kerja murah dari periphery
(Indonesia) Periphery dari
the periphery
Johan Galtung di dalam J.W. Schoorl, 1988: 80-82

Anda mungkin juga menyukai