M.A. SOSIOLOGI
Tim Pengembangan M.A.
Dep. Sains Komunikasi & Pengembangan Masyarakat/Fak. Ekologi Manusia
Universitas IPB
2022
SUB-POKOK BAHASAN
I. DEFINISI DAN ASPEK-ASPEK PERUBAHAN SOSIAL
I.1. Definisi Perubahan Sosial
I.2. Aspek-Aspek Perubahan Sosial
II. PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI PROSES DAN SEBAGAI INTERAKSI
II.1. Perubahan Sosial sebagai Peroses & sebagai Interaksi
II.2. Teori Dependent Development
III. GLOBALISASI & GLOKALISASI
III.1. Pendefinisian Globalisasi
III.2. Ragam Skenario Globalisasi dan Glokalisasi
IV. PEMBANGUNAN
IV.1. Makna Pembangunan
IV.2. Indikator Pembangunan
IV.3. Human Development Indeks – Dimana posisi Indonesia?
IV.4. Pembangunan (MDGS ) Harus Diperjuangkan!
APPENDIX
I. DEFINISI & ASPEK PERUBAHAN SOSIAL
TINGKAT
PERUBAHAN
Lokal s/d Global
SUMBER
PERUBAHAN
External & Alam &
Internal Man-made
PERUBAHAN
SOSIAL
Perubahan Struktur-
sosial & Sosial-Bukdaya
NOTE
II. PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI PROSES &
SEBAGAI INTERAKSI
NOTE
*) Proposisi penting dari Teori
Dependent Development note slide 7
III. GLOBALISASI & GLOKALISASI
NOTE
3.2. GLOBALISASI & GLOKALISASI BUDAYA
▪ Global homogenization scenario terjadi dominasi budaya Barat, dimana seluruh dunia
menjadi sebentuk replika gaya hidup Barat (barang konsumsi, menu resto., mobil, film, lakon
theater, berita media, musik, dsb.
▪ Saturation scenario versi homogenization dengan dimensi waktu. Di dalam proses waktu
yang panjang periphery kehilangan ciri khasnya karena meng-absorb pola budaya
centre.(negara kaya)
▪ Peripheral corruption scenario di dalam proses adoppsi oleh Periphery, terjadi degradasi dan
erosi dari elemen-elemen budaya dari Centre. Hal ini disebabkan oleh 1) mekanisme seleksi-
dan dumping–budaya oleh Centre.; 2) penyesuaian dengan norma dan nilai di periphery (misal
nilai demokrasi ter-degradasi menjadi sandiwara politik, persamaan dihadapan hukum menjadi
nepotism, dsb.)
▪ Maturation scenario terjadi arus pertukaran budaya yang lebih timbal balik. Aktor-aktor
penyelia budaya menterjemahkan ulang elemen-elemen budaya yang diadopsi sesuai budaya
sendiri. Merangsang kreatifitas. Di dalam konteks ini bentuk dan nilai budaya lokal mekar dan
diperkaya. Proses globalisasi ini menciptakan hibridisasi / sintesa budaya /Glokalisasi budaya.
NOTE
IV. PEMBANGUNAN
4.1. Makna Pembangunan
4.2. Indikator Pembangunan
4.3. Pembangunan (SDG) harus Diperjuangkan!
NOTE
4.1. MAKNA PEMBANGUNAN (Bernstein, 1982:219)
NOTE
4.2. INDIKATOR PEMBANGUNAN
Todaro, scnd impress. 1989: 152-157.
Periode 1950-1970an Pembangunan hanya dipandang dari segi ekonomi, di dalam bentuk
pertumbuhan GNP/Gross National Product secara umum atau per-capita. Asumsi Ekonomi
yang dominan saat itu: Pertumbuhan ekonomi adalah syarat untuk pembagian kekayaan
kebawah, menetes kebawah – trickle down effect.
Periode ‘80an Brand Report (1980) menyadarkan bahwa Pembangunan bukan hanya
pertumbuhan ekonomi, namun juga redistribusi dari pertumbuhan tsb.
Periode 2000-2015 Milenium Development Goals/MDG : 8 target Pembangunan dari
kemiskinan s/d kesehatan ibu hamil dan kelestarian alam, yang berperan juga sebagai indicator.
Periode pasca 2015 Sustainable Development Goals/SDG: menjadi 17 target Pembangunan
yang saling terkait yang diproyeksikan tercapai 2030. Target menjadi indicator keberhasilan
Pembangunan juga.
NOTE
MDG/Melenium Dev
Goal
1. Penghapusan Kemiskinan &
kelaparan
2. Mencapai Pendidikan Dasar
bagi semua,
3. Kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan,
4. Menurunkan angka
kematian balita,
5. Meningkatkan kesehatan ibu
hamil,
6. Melawan HIV/AIDS, Malaria
dan penyakit menular lain,
7. Memastikan kelestarian
lingkungan
8. Kembangkan partnership
global untuk pembangunan
dengan bintang = Milenium Development Goals
?
5 tahun setelah
dicanangkan – dan
seyoyanya dicapai
pada tahun 2030 –
mana Goals yang
belum tersentuh,
mana yang masih
kedodoran, dan mana
yang sudah on the
right track?
Goal mana harus jadi
prioritas? Bagaimana
keterkaitan antar
Goal?
PRAN PERGURUAN
TINGGI & ANDA?
KONSEP HDI / HUMAN DEVELOPMENT INDEX Human Development
Report/UNDP/berdasarkan konsep dari ekonom Pakistan Mahbub Ul Haq.
3 Expected years of schooling + 3.5 (yr.) Perkiraan total lama sekolah bagi anak usia sekolah
INDONESIA DALAM
PERBANDINGAN
Nilai HDI, Life expentancy,
Expected yearr of schooling &
GNI*/capt.: Indonesia lebih
rendah / sama dari rata-rata
Asia Tenggara dan Pacific.
Rangking HDI Indonesia 107 dari
NOTE 162 negara.
KOMODITISASI SDA –
Tanah, mineral, minyak,
gas, kayu, air, landscape,
ikan, ternak, ungags, dsb.
Konsumerisme. Climate
Change = mythos.
NOTE
TUGAS ALIANSI GERAKAN- SIPIL =
MELAWAN PERSPEKTIF ‘business as usual’
dan MEMPERJUANGKAN PERSPEKTIF SDG’s
SUBYEK YANG DAPAT DIDISKUSIKAN MAHASISWA
• MENDISKUSIKAN SCENARIO GLOBALISASI & GLOKALISASI.
• Perhatikan ragam scenario Globalisasi (Ulf Hannerz). Scenario Globalisasi mana yang anda
lihat dan alami di Indonesia? Berikan argumentasi anda dan berikan contoh-contoh.
• Perhatikan bahwa peningkatan nilai HDI, belum tentu terjemahan dari kesejahteraan yang
sesungguhnya. Bagaimana anda menerangkan hal tersebut?
• Dimana peran Perguruan Tinggi dan mahasiswa di dalam mendorong tercapainya SDG?
Sumber bacaan
• Bernstein, H., 1982, Industrialization, Development, and Dependence. In Hamza Alavi & T.
Shanin (eds.), Introduction to the Sociology of “Developing Societies”, Monthly Review
Press, NY and London.
• Brookfield, H., 1975, Interdependent Development. Methuen & Co.Ltd.
• Edelman, M. & Angelique Haugerud, 2005, The Anthropology of Development and
Globalization. Blackwell Publishing.
• Harper, C.l., 1989, Exploring Social Change, Prenticehall.
• Hoogvelt, A.M.M.,1978, The Sociology of Developing Societies. Second edition, McMillan
Press.
• Hoogvelt, A.M.M., 1997, Globalisation and the Postcolonial World. The New Political
Economi of Development. MacMillan Press LTD.
• McMichael, P., 2004, Development and social Change. A Global Perspective. Third Edition.
Pine Forge Press.
• Ndraha,T., 1987, Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas.
Bina Aksara, Jakarta.
• OECD, 1961-2010.
• OECD, 2011, Your Better Life Index.
• Schoorl, J.W., 1988, Modernisasi. Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-Negara
Sedang Berkembang, PT. Gramedia.
• Sztompka P., 1993: The Sociology of Social Change, Blackwell Publishing.
• Todaro, M.P., 1982, Economics for a Developing World. Scnd Edt. Longman.
APPENDIX
• Dua muka dari Teknologi Digital
• Global Digital Divide: 1986 – 2014 & ASEAN Digitaal Divide
• Kompleksitas Perubahan Sosial di Pedesaan dan Pertanian
• Teori Modernisasi
• Teori Ketergantungan
DUA MUKA DARI TEKNOLOGI
DIGITAL
diera Pandemik COVID-19 Peran positif Komunikasi Digital dalam
gerakan solidaritas Petani & Buruh
dampak Covid-19
Digital Divide
Produk PETANI
Pertanian Produk
Pertanian
Pedesaan
Gerakan
Agraria TEKNOLOGI
COVID-19
Konsorsium DIGITAL
Pembaruan Agraria Komunikasi penganggura
& data n lock-down
Gerakan
Buruh
Perkotaan
Usaha menanggulangi pandemic COVID-19 dengan ambil-
jarak, menghindari kerumunan dsb. berujung pada ‘belajar GOL. MISKIN KOTA
dari rumah’. Sistem belajar ini menegaskan perbedaan Hilangnya nafkah dan
Kebutuhan
kaya-miskin: KAYA ter Koneksi; MISKIN tidak terkoneksi ancaman kebutuhan-
pokok
(alat mahal, konektivitas mahal, kawasan miskin tidak pokok
terkoneksi baik, dsb.) – berdampak ketertinggalan lebih
jauh.
GLOBAL DIGITAL DIVIDE
APPENDIX - KOMPLEKSITAS ASPEK DAN SUMBER PERUBAHAN SOSIAL
PEDESAAN DAN PERTANIAN
Antar Center
Kepentingan
kaya, mis. Jepang) dan center
sama
Periphery/Pinggiran (negara miskin, mis.
Indonesia) berciri hubungan
ketergantungan & eksploitasi.
HUBUNGAN
Ketergantungan sukar dipatahkan Center dari EKSPLOITATIF
karena Center dari center (Elite Jepang) periphery
dan Center dari periphery (elite
Indonesia) punya kepentingan sama
untuk mengeksploitasi SDA dan periphery
tenaga kerja murah dari periphery
(Indonesia) Periphery dari
the periphery
Johan Galtung di dalam J.W. Schoorl, 1988: 80-82