REFKAS Endometriosis Dr. Muslich - Nabila Syifaul
REFKAS Endometriosis Dr. Muslich - Nabila Syifaul
ENDOMETRIOSIS
Disusun oleh:
Nabila Syifaul Husna
30101700120
Pembimbing:
dr. Muslich Ashari, Sp. OG
● Umur : 39 tahun
● No. RM : 014343xx
● Agama : Islam
● Status : Menikah
● Ruang : B. Nissa 2
A. ANAMNESA
● Keluhan Utama
Pasien wanita usia 39 tahun P2A0 datang ke poliklinik RSI Sultan Agung
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang berlangsung sejak tiga tahun yang
lalu. Keluhan pasien dirasakan hilang timbul, keluhan lebih sering muncul dan
memberat ketika haid yang semakin lama semakin nyeri dan keluar darah dari
pusarnya. Awalnya pasien menganggap nyeri haid biasa namun sekitar ± 1 tahun
terakhir keluar darah dari pusarnya dan keluhan semakin lama semakin memberat
hingga 3 bulan terakhir pasien merasakan mudah lemas dan lelah. Keluhan sedikit
mambaik ketika dibuat istirahat. Pasien juga merasakan nyeri di daerah panggul
yang menjalar hingga ke pinggang. Sudah dilakukan pengobatan hormon 3 bulan
terakhir namun tidak mengalami perbaikan. Keluhan lain seperti mual (+), muntal
(+), demam (+), diare (+) 4-5 kali sehari, nyeri ketika senggama (-) namun
keesokan harinya keluar flek kecokelatan, pusing (-), sesak (-), muntah darah (-),
dan nyeri BAK (-).
● Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 30 hari, teratur
- Lama : 5-8 hari (pada bulan September 2021 tidak haid dan pada
bulan Oktober haid 12 hari)
- Dismenorhea : Terdapat nyeri saat haid
● Riwayat Perkawinan
● Riwayat Obstetri
- P2A0
- G1 : Laki-laki, lahir di rumah sakit, spontan, BBL 3300 gram, PB 48 cm,
saat ini usia 17 tahun sehat
- G2 : Perempuan, lahir di rumah sakit, spontan, BB 3100 gram, PB 46 cm,
saat ini usia 5 tahun sehat
Nifas ± 12 hari, demam (-)
● Riwayat ANC
● Riwayat KB
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, suami pasien bekerja sebagai wiraswasta.
Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. STATUS GENERALIS
● Kesadaran : Composmentis
● Nadi : 84 x/menit
● Pernafasan : 20 x/menit
● Suhu : 36,7 oC
● BB : 76,5 kg
● TB : 150 cm
● BMI : 34 kg/m2
a. Status Internus
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Hidung : Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-)
- Telinga : Discharge (-)
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor < 2 detik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, membesar, hiperpigmentasi aerola mamae,
papila mamae menonjol
- Jantung
midclavikularis sinistra
- Paru
- Abdomen
▪ Inspeksi : Perut cembung (+), sikatriks (+), striae (-), dilatasi vena
dullness (-)
- Extremitas
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
b. Status Ginekologi
● Genitalia
Eksterna
- Tidak dilakukan pemeriksaan
Interna
- Tidak dilakukan pemeriksaan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah :
HEMATOLOGI
Darah Rutin 1
Golongan O/Positif
Darah/Rh
PPT
PT 9.3 9.3 – 11.4 Detik
APTT
KIMIA KLINIK
Ureum 21 10 – 50 mg/dL
IMUNOLOGI
● Cor
● Pulmo
Umbilical
• Pada regio infraumbilical aspek lateral kanan tampak lesi hipoechoic bentuk
bulat dengan dinding tebal yang paralel dengan subcutis dinding perut (uk ±
3,29 x 4,84 cm) pada pemeriksaan CDS tampak vaskularisasi perilesi
• Tak tampak jelas track pada umbilical
Kesan : Massa kistik dinding tebal paralel dengan subcutis dinding perut pada
regio infraumbilical aspek lateral kanan (uk ± 3,29 x 4,84 cm) DD/ Endometriosis
dinding perut, nodul peritoneal
Vesika Urinaria
• Dinding tak menebal, permukaan rata, tak tampak batu, tak tampak massa
Kesan : dbn
Uterus
• Ukuran tak membesar, endometrial line tak menebal, tak tampak massa
Kesan : dbn
Vesika Felea
• Dinding tak menebal, tak tampak batu, tampak polip (uk ± 0,46 cm)
Kesan : Polip vesika fellea ( uk ± 0,46 cm)
Duktus biliaris
• Intra dan ekstrahepatal tak melebar
Lien
• Ukuran normal, struktur parekim homogen, tak tampak nodul, v. Lienalis tak
melebar.
Kesan : dbn
Pankreas
• Ukuran normal, struktur parekim homogen, tak tampak massa, tak tampak
kalsifikasi
Aorta
• Tak tampak limfadenopati paraaorta
Kesan : dbn
Hepar
• Ukuran normal, struktur parekim homogen, ekogenesitas parenkim normal,
permukaan reguler, liver tip lancip, tak tampak nodul, v. Porta tak melebar, v.
hepatika tak melebar
Kesan : dbn
D. RESUME
Seorang wanita 39 tahun G2P2A0 dengan keluhan nyeri perut bagian bawah
sejak 3 tahun yang lalu disertai keluar darah dari pusar selama ± 1 tahun yang hilang
timbul. Keluhan muncul dan semakin memberat ketika haid. Selama 3 bulan terakhir
pasien merasa mudah lelah dan lemas. Selain itu pasien juga mengalami nyeri panggul
yang menjalar ke pinggang. Sudah dilakukan pengobatan selama 3 bulan tidak
mengalami perbaikan. Keluhan lain mual(+), muntah (+), diare (+), diare (+) 4-5 kali
sehari, dan keluar flek kecokekeltan setelah berhubungan suami istri.
- Px. Status General : Obesitas grade II
- Pf. Abdominen : Nyeri tekan abdomen (+)
- Pemeriksaan Penunjang : Anemia, Hiperglikemia
- Pemeriksaan X Foto Thorak : Elongatio aorta
- Pemeriksaan USG Abdomen :
● Umbilical : Massa kistik dinding tebal paralel dengan subcutis dinding perut
pada regio infraumbilical aspek lateral kanan (uk ± 3,29 x 4,84 cm) DD/
Endometriosis dinding perut, nodul peritoneal
F. INITIAL PLAN
● Cek Hb serial
umbilical
● Pre Operasi
o Infus RL 20 tpm
o Injeksi cefotaxime 2 gr
● Post Operasi
o Infus RL 20 tpm
o Injeksi cefotaxime 2 x 1 gram
o Tranexamic acid 2 x 500 gram IV
o Injeksi Ketorolac 2 x 30 gram
o Pengawasan, Cek 1 x 2 jam post operasi
o Diet cairan
G. LAPORAN OPERASI
PA
● Rawat penderita
● Tindakan selesai
J. FOLLOW UP
S O A P
S O A P
S O A P
ENDOMETRIOSIS
a. Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah gangguan ginekologi jinak umum yang
didefinisikan sebagai adanya jaringan endometrium berupa kelenjar dan
stroma yang terdapat di luar kavum uteri. Endometriosis paling sering
ditemukan pada ovarium dan biasanya terdapat di kedua ovarium yang
berisi darah tua menyerupai coklat (kista coklat/ endometrioma).
Endometriosis juga dapat ditemukan pada rongga pelvik, kavum douglasi,
ligamentum sakrouterina, tuba fallopi, namun jarang ditemukan di vesika
urinaria, rektum, umbilikus, dan pleura (Sarwono, 2016)
b. Epidemiologi
Insidensi endometriosis sulit untuk diukur, sebagian besar wanita
dengan penyakit ini sering tidak bergejala, dan modalitas pencitraan
memiliki kepekaan rendah untuk diagnosis.
c. Faktor resiko
- Menarche usia dini
- Siklus menstruasi yang pendek
- Alkohol
- Kafein
- Genetik
d. Patofisiologi Endometriosis
a. Teori Menstrual Retrograde
Endometriosis terjadi karena darah haid yang terdapat sel sel
endometrium yang masih hidup mengalir kembali (regurgitasi) melalui
tuba ke dalam rongga pelvis. Sel endometrium kemudian mengadakan
implantasi pada permukaan peritoneum dan merangsang metaplasia
peritoneum yang kemudian akan merangsang angiogenesis.
b. Teori Metaplasia
Terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang berubah menjadi
endometrium. Menurut teori ini, perubahan tersebut terjadi akibat iritasi
dan infeksi atau pengaruh hormonal pada epitel coelom. Dari aspek
endokrin, hal ini bisa diterima karena epitel germinativum ovarium,
endometrium, dan peritoneum berasal dari epitel coeloem yang sama
c. Teori Hormonal
Mengemukakan bahwa pertumbuhan endometriosis sangat
tergantung pada kadar estrogen dalam tubuh. Rendahnya kadar FSH
(folicle stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), dan estradiol
(E2) dapat menghilangkan endometriosis.
d. Teori Imunologik
Banyak peneliti yang berpendapat bahwa endometriosis merupakan
penyakit autoimun karena memiliki kriteria yang cenderung bersifat
familiar, menimbulkan gejala klinik yang melibatkan banyak organ, dan
menunjukkan aktivitas sel B poliklonal. Endometriosis merupakan
proses proliferasi sel yang bersifat destruktif dan akan meningkatkan
kadar CA-125. Oleh karena itu, antigen ini dipakai sebagai penanda
kimiawi.
e. Gejala dan Tanda
Terdapat dua keluhan utama perempuan dengan endometriosis :
Nyeri dan Infertilitas (kesulitan punya anak). Keluhan nyeri tersebut
berhubungan dengan siklus haid, tergantung lokasi lesi endometriosis tetapi
tidak stadium.
Keluhan endometriosis :
- Nyeri haid (dismenore)
- Nyeri panggul
- Nyeri senggma
- Nyeri saat ovulasi
- Nyeri berkemih
- Nyeri defekasi terutama saat haid
- Infertilitas/kesulitan punya anak
Lokasi endometriosis berpengaruh pada keluhan yang timbul, Deep
Infiltrating Endometriosis (DIE)
g. Pemeriksaan penunjang
● Pencitraan
● Bedah Laparoscopy
Lesi aktif yang baru berwarna merah terang, sedangkan lesi aktif
yang sudah lama berwarna merah kehitaman. Lesi nonaktif terlihat
berwarna putih dengan jaringan parut.