Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

( PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP KONDISI KESEHATAN)

Dosen Pengampu :

Hj. Murniati Mucthtar, SKM.M.Biomed

Disusun Oleh:

Gina Sonia

(233110439)

Tk.1C

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


2
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah
Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pembuatan makalah ini telah
mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibuk Hj. Murniati Mucthtar, SKM.M.Biomed selaku
dosen mata kuliah Antropologi Kesehatan yang telah memberi bimbingan, dan juga kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, oleh
karena itu mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 2 Februari 2024

Gina Sonia

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Kesehatan Dalam Sosial Budaya..................................................................................................2
2.2 Bagaimana Perubahan Sosial Dapat Mempengaruhi Kondisi Kesehatan.....................................3
2.3 Dampak Positif Dan Negatif Sosial Budaya Terhadap Kesehatan.................................................5
2.4 Aspek Yang Perlu Diperhatikan Terhadap Pengaruh Sosial Budaya Pada Kondisi Kesahatan......5
2.5 Aspek Sosial Budaya Dalam Status Kesehatan.............................................................................6
BAB III PENUTUP............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan
sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan
langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu
tempat tertentu. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat
merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu
perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif
maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai
salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan
respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan
kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan
bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud kesehatan dalam sosial budaya ?


2. Bagaimanakah perubahan sosial budaya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ?
3. Apa saja dampak positif dan negatif dari sosial budaya terhadap kesehatan ?
4. Apa saja aspek yang perlu di perhatikan terhadap pengaruh sosial budaya terhadap
kondisi kesehatan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Tentang Kesehatan dalam sosial dan budaya.


2. Mengetahui Perubahan sosial budaya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.
3. Mengetahui Dampak positif dan negatif dari sosial budaya terhadap kesehatan.
4. Mengetahui Aspek yang perlu di perhatikan terhadap pengaruh sosial budaya terhadap
kondisi kesehatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan Dalam Sosial Budaya

Berbagai perubahan sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan politik mengharuskan


jalinan hubungan di antara masyarakat manusia di seluruh dunia. Fenomena ini dirangkum
dalam terminologi globalisation. Ditengah riuh rendah globalisasi inilah muncul wacana
Dampak Perubahan Sosial dan Budaya. Dampak dari perubahan sosial dan budaya sendiri
diartikan sebagai perubahan dalam skala besar pada sistem bio-fisik dan ekologi yang
disebabkan aktifitas manusia. Perubahan ini terkait erat dengan sistem penunjang kehidupan
planet bumi (life-support system). Ini terjadi melalui proses historis panjang dan merupakan
agregasi pengaruh kehidupan manusia terhadap lingkungan, yang tergambar misalnya pada
angka populasi yang terus meningkat, aktifitas ekonomi, dan pilihan- pilihan teknologi dalam
memacu pertumbuhan ekonomi. Saat ini pengaruh dan beban terhadap lingkungan hidup
sedemikian besar, sehingga mulai terasa gangguan-gangguan terhadap Sistem Bumi kita.
Perubahan sosial dan budaya yang terjadi seiring tekanan besar yang dilakukan manusia
terhadap sistem alam sekitar, menghadirkan berbagai macam risiko kesehatan dan
kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Sebagai contoh, kita terus mempertinggi
konsentrasi gas-gas tertentu yang menyebabkan meningkatkan efek alami rumah kaca
(greenhouse) yang mencegah bumi dari pendinginan alami (freezing). Selama abad 20 ini,
suhu rata-rata permukaan bumi meningkat sekitar 0,60C dan sekitar dua-per-tiga pemanasan
ini terjadi sejak tahun 1975. Dampak perubahan sosial dan budaya penting lainnya adalah
menipisnya lapisan ozon, hilangnya keaneragaman hayati (bio-diversity), degradasi kualitas
lahan, penangkapan ikan melampaui batas (over-fishing), terputusnya siklus unsur-unsur
penting (misalnya nitrogen, sulfur, fosfor), berkurangnya suplai air bersih, urbanisasi, dan
penyebaran global berbagai polutan organik. Dari kacamata kesehatan, hal- hal di atas
mengindikasikan bahwa kesehatan umat manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
terjadi di luar batas kemampuan daya dukung ruang lingkungan dimana mereka hidup. Dalam
skala global, selama seperempat abad ke belakang, mulai tumbuh perhatian serius dari
masyarakat ilmiah terhadap penyakit-penyakit yang terkait dengan masalah lingkungan,
seperti kanker yang disebabkan racun tertentu (toxin related cancers), kelainan reproduksi
atau gangguan pernapasan dan paru-paru akibat polusi udara. Secara institusional
International Human Dimensions Programme on Global Environmental Change (IHDP)

2
membangun kerjasama riset dengan Earth System Science Partnership dalam menyongsong
tantangan permasalahan kesehatan dan dampak dari perubahan sosial dan budaya. Pengaruh
perubahan iklim global terhadap kesehatan umat manusia bukan pekerjaan mudah dibutuhkan
kerja keras dan pendekatan inter-disiplin diantaranya dari studi evolusi, bio-geografi, ekologi
dan ilmu sosial. Di sisi lain kemajuan teknik penginderaan jauh (remote sensing) dan
aplikasi-aplikasi sistem informasi geografis akan memberikan sumbangan berarti dalam
melakukan monitoring lingkungan secara multi-temporal dan multi-spatial resolutionDua
faktor ini sangat relevan dengan tantangan studi dampak perubahan sosial dan budaya
terhadap kesehatan. lingkungan yang memerlukan analisa historis keterkaitan dampak
perubahan sosial dan budaya dan kesehatan serta analisa pengaruh perubahan sosial dan
budaya di tingkat lokalregional hingga global.

2.2 Bagaimana Perubahan Sosial Dapat Mempengaruhi Kondisi Kesehatan

Ada tiga alur tingkatan pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap kesehatan.
Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan kompleksitas dan
pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan. Pada alur paling atas, terlihat
bagaimana perubahan pada kondisi mendasar lingkungan fisik (contohnya: suhu ekstrim atau
tingkat radiasi ultraviolet) dapat mempengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara
langsung (misalnya sejenis kanker kulit). Alur pada dua tingkatan lain, di tengah dan bawah,
mengilustrasikan proses-proses dengan kompleksitas lebih tinggi, termasuk hubungan antara
kondisi lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi.

Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak mudahnya menemukan korelasi langsung
antara perubahan lingkungan dan kondisi kesehatan. Akan tetapi dapat ditarik benang merah
bahwa perubahan-perubahan lingkungan ini secara langsung atau tidak langsung bertanggung
jawab atas faktor-faktor penyangga utama kesehatan dan kehidupan manusia, seperti
produksi bahan makanan, air bersih, kondisi iklim, keamanan fisik, kesejahteraan manusia,
dan jaminan keselamatan dan kualitas sosialPara praktisi kesehatan dan lingkungan pun akan
menemukan banyak domain permasalahan baru di sini, menambah deretan permasalahan
pemunculan toksi- ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab infeksi, sampai ke pengaruh
lingkungan dalam skala besar yang bekerja pada gangguan kondisi ekologi dan proses
penyangga kehidupan ini. Jelaslah bahwa resiko terbesar dari dampak perubahan sosial dan
budaya atas kesehatan dialami mereka yang paling rentan lokasi geografisnya atau paling

3
rentan tingkat sumber daya sosial dan ekonominya.Sebagaimana disinggung di atas,
masyarakat manusia sangat bervariasi dalam tingkat kerentanan terhadap serangan kesehatan.
Kerentanan ini merupakan fungsi dari kemampuan masyarakat dalam beradaptasi terhadap
perubahan iklim dan lingkungan. Kerentanan juga bergantung pada beberapa faktor seperti
kepadatan penduduk, tingkat ekonomi, ketersediaan makanan, kondisi lingkungan lokal,
kondisi kesehatannya itu sendiri, dan kualitas serta ketersediaan fasilitas kesehatan
publik.Wabah demam berdarah yang melanda negeri kita menyiratkan betapa rentannya
kondisi kesehatan-lingkungan di Indonesia saat ini, baik dilihat dari sisi antisipasi terhadap
wabah,kesigapan peanggulangannya sampai pada penanganan para penderita yang kurang
mampu.

Merebaknya wabah di kawasan urban juga menyiratkan kerentanan kondisi lingkungan


dan kerentanan sosial-ekonomi. Hal ini terkait dengan patron penggunaan lahan, kepadatan
penduduk,urbanisasi, meningkatnya kemiskinan di kawasan urban, selain faktor lain seperti
rendahnya pemberantasan nyamuk vektor penyakit sejak dini, atau resistensi nyamuk sampai
kemungkinan munculnya strain atau jenis virus baru.Pada dekade lalu penelitian ilmiah yang
menghubungkan pengaruh perubahan iklim global terhadapkesehatan dapat dirangkum dalam
tiga katagori besar. Pertama, studi-studi empiris untuk mencari saling-hubungan antara
kecenderungan dan variasi iklim dengan keadaan kesehatan. Kedua, studi-studi untuk
mengumpulkan bukti-bukti munculnya masalah kesehatan sebagai akibat perubahan iklim.
Ketiga, studi-studi pemodelan kondisi kesehatan di masa depan. Penelitian empiris jenis
pertama dan kedua dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan pengetahuan serta
memperkirakan kondisi kesehatan sebagai tanggapan terhadap perubahan iklim dan
lingkungan (scenario-based health risk assessment).Akan tetapi, menimbang variasi
kerentanan sosial-ekonomi yang telah kita singgung, keberhasilan sumbangan ilmiah di atas
hanya akan optimal jika didukung paling tidak dua faktor lain, yaitu faktor administratif-
legislatif dan faktor cultural-personal (kebiasaan hidup). Administrasi-legislasi adalah
pembuatan aturan yang memaksa semua orang atau beberapa kalangan tertentu untuk
melakukan tindakan-tindakan preventif dan penanggulangan menghadapi masalah ini.
Cakupan kerja faktor ini adalah dari mulai tingkatan supra-nasional, nasional sampai tingkat
komunitas tertentu. Selanjutnya secara kultural-personal masyarakat didorong secara sadar
dan sukarela untuk melakukan aksi-aksi yang mendukung kesehatan-lingkungan melalui
advokasi, pendidikan atau insentif ekonomi. Faktor ini dikerjakan dari tingkatan supra-
nasional sampai tingkat individu.

4
2.3 Dampak Positif Dan Negatif Sosial Budaya Terhadap Kesehatan

osial budaya memainkan peran penting dalam kesehatan kita. Berikut beberapa
dampak positif dan negatifnya:

1. Dampak Positif

-Tradisi Pengobatan : Beberapa masyarakat mempertahankan pengobatan tradisional yang


telah diwariskan secara turun-temurun. Ini dapat membantu dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan bahan alami dan pengetahuan lokal.

- Kebersamaan dan Dukungan Sosial : Budaya yang menghargai hubungan sosial dapat
meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik. Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas
dapat membantu mengatasi stres dan masalah kesehatan.

- Kebiasaan Makan : Budaya mempengaruhi apa yang kita makan. Beberapa budaya
memiliki pola makan yang sehat, seperti banyak sayuran dan makanan alami.

2. Dampak Negatif:

- Norma dan Stigma : Beberapa norma budaya dapat membatasi akses ke layanan
kesehatan. Misalnya, stigma terhadap masalah kesehatan mental dapat menghambat
pencarian bantuan.

- Praktik Berbahaya : Beberapa tradisi atau kebiasaan budaya mungkin berisiko bagi
kesehatan. Contohnya, praktik pengobatan yang tidak terbukti atau kebiasaan merokok.

- Peran Gender : Budaya patriarki atau dominasi laki-laki dalam keluarga dapat
memengaruhi kesehatan ibu. Keputusan terlambat dalam mencari perawatan kesehatan dapat
berdampak negatif pada kesejahteraan ibu.

2.4 Aspek Yang Perlu Diperhatikan Terhadap Pengaruh Sosial Budaya Pada Kondisi
Kesahatan

Pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan merupakan hal yang kompleks dan
memerlukan pemahaman yang mendalam. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu
diperhatikan terkait pengaruh sosial budaya pada kondisi kesehatan:

5
1. Tradisi dan Kebiasaan Pengobatan : Tradisi pengobatan yang diwariskan secara turun-
temurun dapat memengaruhi perilaku kesehatan. Beberapa masyarakat mempercayai
pengobatan tradisional yang menggunakan bahan alami dan pengetahuan lokal.

2. Dukungan Sosial : Hubungan sosial dan dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas
dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik. Dukungan ini membantu mengatasi stres
dan masalah kesehatan.

3. Norma dan Stigma : Norma budaya dapat membatasi akses ke layanan kesehatan. Stigma
terhadap masalah kesehatan mental, misalnya, dapat menghambat pencarian bantuan.

4. Peran Gender : Budaya patriarki atau dominasi laki-laki dalam keluarga dapat
memengaruhi kesehatan ibu. Keputusan terlambat dalam mencari perawatan kesehatan dapat
berdampak negatif pada kesejahteraan ibu.

5. Kebiasaan Makan : Budaya mempengaruhi pola makan. Beberapa budaya memiliki


kebiasaan makan yang sehat, seperti mengonsumsi banyak sayuran dan makanan alami.

Penting bagi tenaga kesehatan untuk memahami dan menghormati budaya serta norma
masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dengan demikian, kita dapat
memaksimalkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari faktor sosial budaya
terhadap kesehatan kita.

2.5 Aspek Sosial Budaya Dalam Status Kesehatan

Menurut Hendrik L. Blum, status kesehatan individu atau masyarakat di- tentukan oleh
beberapa faktor, seperti lingkungan dan perilaku. Lingkungan ini termasuk lingkungan sosial
budaya, sementara perilaku adalah yang ber- asal dari dalam individu itu sendiri. Sosial
budaya di sini termasuk bagaimana sistem pendidikan (formal maupun non-formal), sistem
religius, sistem pemerintahan, sistem norma, sistem ekonomi/mata pencarian, dan lain-lain.
Perilaku sendiri sebenarnya juga sangat dipengaruhi oleh sosial-budaya tem- pat ia
dibesarkan. Oleh karena itu, perilaku dan lingkungan sosial-budaya adalah satu hal yang erat
kaitannya dan saling memengaruhi. Dari berbagai aspek sosial-budaya tersebut, tentunya
akan berdampak pada status kesehat- an, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Coba Anda perhatikan beberapa contoh berikut. Pada daerah tertentu, seorang ibu yang
menyusui dilarang memakan ikan atau daging karena dikhawatirkan ASI-nya berbau amis
sehingga bayi tidak mau menyusu atau dapat menyebabkan bayi muntah. Mereka sangat
percaya akan hal itu dan pengetahuan serta sikap ini didapat secara turun menurun sehingga
mereka tidak berani melanggarnya. Bagaimana mutu ASI dan kesehatan ibu menyusui baik,
sementara mutu makanan yang dimakan ibu sangat terbatas atau kurang asupan nutrisinya?

6
Contoh yang lain adalah mencuci tangan sebelum makan yang belum membudaya. Hal ini
terjadi karena belum tentu setiap tidak mencuci tangan akan mengakibatkan diare, sementara
diare masih dianggap bukan penyakit bahkan dipercaya bahwa diare akan membuat anak
menjadi lebih ringan dan dapat meningkatkan keterampilan yang lain. Ketika menyadari
bahwa diare- nya tidak sembuh, kondisi anak sudah sangat lemah, dehidrasi, dan kemung-
kinan terlambat untuk mendapat pertolongan.Contoh di atas berkaitan langsung dengan status
kesehatan, sedangkan yang berkaitan secara tidak langsung, misalnya sistem pendidikan yang
tidak merata sampai ke desa-desa atau wanita tidak mendapat prioritas pendidikan sehingga
sulit mengadakan pendidikan kesehatan bagi warga yang pendidikannya rendah.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan merupakan suatu tingkah laku
yang selektif, terencana, dan tanda dalam suatu sistem kesehatan yang merupakan bagian dari
budaya masyarakat yang bersangkutan. Perilaku tersebut terpola dalam kehidupan nilai sosial
budaya yang ditujukan bagi masyarakat tersebut. Perilaku merupakan tindakan atau kegiatan
yang dilakukan seseorang dan sekelompok orang untuk kepentingan atau pemenuhan
kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai, dan norma kelompok yang
bersangkutan. Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur, dan mempengaruhi
tindakan atau kegiatan individu- individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi berbagai
kebutuhan kesehatan baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan
diri dari penyakit. Oleh karena itu dalam memahami suatu masalah perilaku kesehatan harus
dilihat dalam hubungannya dengan kebudayaan, organisasi sosial, dan kepribadian individu-
individunya.

3.2 Saran

Sebagai petugas kesehatan perlu mengetahui pengetahuan masyarakat tentang


kesehatan. Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat, maka petugas kesehatan akan
mengetahui mana yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu
dilestarikan dalam memperbaiki status kesehatan. Kita juga perlu mempelajari beberapa
keragaman budaya pada masing masing pasien dan bahasa lokal agar lebih mudah
berkomunikasi, menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama dan rasa persaudaraan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Menkes Soroti Faktor Perilaku, Lingkungan dan Budaya dalam Pecahkan ....
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180307/3525162/menkes-soroti-faktor-
perilaku-lingkungan-budaya/.

Fitri Nur azizah. 2013. Aspek Sosial Mempengaruhi Kesehatan

https://books.google.co.id/books?id=LWQF-
z493bsC&pg=PA47&dq=l+pengaruh+sosial+budaya+terhadap+kondisi+kesehatan&hl=id&n
ewbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwjT
9Km5nI-EAxUZQ2cHHcHlAcEQ6AF6BAgFEAM

FAKTOR SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


https://ejournal.poltekkesjakarta1.ac.id/index.php/JKG/article/download/672/228/3763

Anda mungkin juga menyukai