Anda di halaman 1dari 46

i

HUKUM MENGGUNAKAN BITCOIN DALAM MUAMALAH

SYARIAH

PAPER

Disusun Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Persaratan

Ujian Akhir Pesantren Tingkat Mu’allimin

Oleh:

AZKA ZAKARYA

NIS: 2122100372

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 212

KUDANG – GARUT 2023 – 2024


ii

LEMBAR PERSETUJUAN

paper berjudul”HUKUM MENGGUNAKAN BITCOIN DALAM MUAMALAH

SYARIAH“yang disusun oleh

NAMA : AZKA ZAKARYA

NIS: 2122100372

Telah di setujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam sidang paper

pesantren persatuan islam 212 Kudang Garut

Disetujui oleh:

Pembimbing Biro paper

Ustadz. Karim Haryadi,S,Pd.I Ustadz. Fajar Azhari M.Pd


iii

LEMBAR PENGESAHAN

HUKUM MENGGUNAKAN BITCOIN DALAM MUAMALAH SYARIAH

Disusun Oleh:

NAMA : AZKA ZAKARYA

NIS: 2122100372
iv

MOTTO

“ Hiduplah seakan kamu mati besok, belajarlah seakan kamu hidup

selamanya.”
v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah meberikan

begitu banyak nikmat, terutama nikmat iman dan islam.tidak ada daya dan upaya

serta kekuatan kecuali rasa syukur yang tiada tara kepada Allah SWT.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini

mengangkat judul “HUKUM MENGGUNKAN BITCOIN DALAM

MUAMALAH SYARIAH” yang di susun guna melengkapi salah satu tugas akhir

tingkat Mu’alimin Pesantern Persatuan Islam 212 Kudang wanaraja-Garut.

Atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan paper ini,penulis sangat

mengharapkan masukan,kritik dan saran yang bersifat membangun kearah

perbaikan dan penyempurnaan paper ini,cukup banyak kesulitan yang penulis

temui,tetapi alhamdulilah dapat penulis atasi dan selesaikan dengan baik.

Akhir kata penulis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak dan semoga amal baik yang telah di berikan kepada penulis mendapat

balasan dari allah swt.

Garut, September 2023

Penyusun

Azka zakarya
vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Selama menyelesaikan paper ini,penulis telah banyak bantuan dari

berbagai pihak,baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan

segala kerendahan hati,penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang turut membantu,khususnya:

1. Yang terhormat Al-Ustadz Drs.Budiman, selaku Mudirul’Am Pesantern Persatuan

Islam 212 Kudang Garut.

2. Yang terhormat AL-Ustadz Beni Hamzah Taufik S.H.I, Selaku Mudir Mu`alimin

Pesantren Persatuan Islam 212 Kudang Garut.

3. Yang terhormat Al-Ustadz Roni Risandi S.E, selaku Wali kelas XII-A MIPA

Mu`alimin Pesantren Persatuan Islam 212 Kudang Garut

4. Yang terhormat Al-Ustadz Fajar Azhari M.Pd.I. selaku Biro paper Pesantren

Persatuan Islam 212 Kudang Garut.

5. Yang tehormat Al-Ustadz Karim Haryadi S.Pd.I, selaku pembimbing karya tulis ini

yang tampa henti-hentinya membimbing penulis dengan penuh kesabaran demi

terselesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu.

6. Abi dan Umi yang tercinta yang telah memberikan kasih sayang,doa serta dorongan

moril maupun materi yang tak terhingga.

7. Kaka ku Aeinin Tajrin yang telah membantu meminjamkan leptop serta dorongan

do’a.

8. Kaka ku M.Subhan yang telah memberikan saran dan dukungan.

9. Bibi Ila parojah yang telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis.

10. Terimakasih kepada nasrulloh yang telah membantu dalam pengeditan


vii

11. Seluruh asatidz dan asatidzah PPI 212 KUDANG yang telah membantu kelancaran

penulisan dalam studi.

Dengan rendah hati penulis hanya bisa berdo’a semoga para pihak yang

terkait dalam penyusunan paper ini senantiasa mendapat balasan dari Allah SWT.

Serta mudah-mudahan paper ini bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya

dan para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan-

kekurangan dalam penyusunan paper ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang

konstruktif penulis terima dengan senang hati.

Garut, September 2023

Penyusun

Azka Zakarya
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii

MOTTO ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4

D. Metode Penelitian ..................................................................................... 4

E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEOROTIS ........................................................... 7

A. Pembahasan Bitcoin .............................................................................. 7

1. Pengertian Bitcoin ................................................................................. 7

2. Dasar Pelarangan Bitcoin ..................................................................... 8

3. Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran yang Legal ..................................... 9

4. Keuntungan dan Kerugian Sebagai Alat Pembayaran

Transaksi Komersial ............................................................................

B. Tinjauan Umum Alat Pembayaran .......................................................... 11


ix

1. Pengertian Alat Pembayaran .................................................................... 11

2. Pengertian Alat Pembayaran Dan Jenis-jenisnya ..................................... 11

a. Alat Pembayaran Tunai ................................................................ 11

b. Alat Pembayaran Non Tunai ........................................................ 12

3. Pengertian Mata Uang .............................................................................. 13

4. Negara Yang Melegalkan Bitcoin Dan Melarang Bitcoin ......................... 14

a. Negara Yang Melegalkan System Bitcoin ................................... . 14

b. Negara yang Melarang Sistem Bitcoin ......................................... 15

C. Muamalah Syariah ..................................................................................... 16

1. Pengertian Muamalah Syariah ................................................................... 17

2. Tujuan Muamalah ...................................................................................... 18

BAB III ANALISIS PEMBAHASAN ......................................................... . 19

A. Manfaat dan Kemudharatan Mata uang Digital Bitcoin ............................ 19

B. Bagaimana pandangan hukum Islam Terhadap Penggunaan

Mata Uang Bitcoin Sebagai Alat Transaksi .. .......................................... . 23

C. Pendapat para ulama tentang transaksi mata uang

digital bitcoin .......................................................................................... 32

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 33

A. Kesimpulan .............................................................................................. 45

B. Saran .........................................................................................................

46DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 36

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 37


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang mengatur seluruh kehidupan manusia. Islam juga

telah memberikan pedoman bagi umat manusia agar selamat baik di dunia maupun

di akhirat islam juga mengajarkan untuk bermuamalah yang mengantur hubungan

seseorang dengan orang lain dalam hal tukar menukar barang atau sesuatu yang

memberikan manfaatdengan cara yang di tentukan seperti jual beli, upah-

mengupah, sewa menyewa, pinjam meminjam dan usaha lainnya.

Seiring berkembangnya teknologi,perekonomian juga semakin berkembang

dari yang melakukan transaksi dengan cara tradisional hingga sekarang bisa

menggunakan media elektronik. Pada saat ini ramai jual beli dengan cara online

seperti penjualan maupun pembayaran tidak perlu bertatap muka untuk melakukan

transaksinya,cukup melalui dunia maya ataupun elektronik dapat dilakukan dan hal

ini memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi bisnisnya, kegiatan

ekonomi dari masa ke masa juga mengalami banyak perubahan seperti yang dulunya tidak

ada sekarang ada atau pun sebaliknya inilah yang menjadi dasar untuk melahirkan mata

uang digital.

Dalam perekonomian modern, peranan uang bertambah sesuai dengan

bertambah fungsinya. Uang tidak hanya lagi dikenal sebagai alat transaksi, akan

tetapi di gunakan sebgai penghitungan nilai,alat penimbun kekayaan,dan standar

pembayaran tundaan atau lebih ekstrim uang digunkan sebagai barang komoditi

inilah yang menjadi dasar untuk melahirkan mata uang digital yang saat ini terkenal

dengan mata uang Bitcoin

1
2

sebagai alat pembayaran layaknya mata uang pada umumnya akan tetapi masih

memiliki fungsi yang sama bentuk-bentuk uang pada zaman sekarang ini seperti

koin, kertas, dan ada pula yang berbentuk digital atau elektronik yang menandakan

bahwa perkembangan teknologi yang semakin maju.

Uang digital atau uang elektronik ini adalah sarana yang dapat dijadikan

sebagai alat pembayaran atau alat tukar dan transaksi melalui internet. Karena

bentuknya yang bersifat digital, maka tidak dapat diraba atau dirasakan.

Salah satu uang yang bersifat digital atau elektronik tersebut adalah bitcoin.

Bitcoin adalah mata uang yang terdesentralisasi yang dikelola oleh teknologi peer-

to-peer dan tanpa otoritas pusat. Semua fungsinya berjalan melalui sistem.

Munculnya ide penciptaan mata uang baru tersebut berbasiskan pada

cryptography. Penggunaan lain dari cryptography dapat menunjang kehidupan

masyarakat dalam bidang jual beli mata uang digital yang disebut dengan

cryptocurrency. Cryptocurrency adalah mata uang digital yang tidak diberikan

regulasi oleh pemerintah dan tidak termasuk mata uang resmi. Konsep inilah yang

menjadi dasar dalam melahirkan mata uang digital yang saat ini kita kenal dengan

istilah Bitcoin yang digunakan sebagai alat pembayaran layaknya mata uang pada

umumnya.

Bitcoin merupakan salah satu dari beberapa mata uang digital yang pada

awalnya muncul di tahun 2009 yang diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto sebagai

mata uang digital yang berbasiskan cryptography. Bitcoin diciptakan oleh jaringan

Bitcoin sesuai dengan kebutuhan dan permintaan Bitcoin, melalui sistematis

berdasarkan perhitungan matematika secara pasti. Bitcoin juga merupakan


3

pembayaran dengan teknologi peer-to-peer dan open source. Setiap transaksinya

akan disimpan dalam database jaringan Bitcoin.1

Pro dan kontra terkait penggunaan mata uang Bitcoin sebagai alat transaksi

pembayaran terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain. Hal

ini dikarenakan Bitcoin belum memenuhi beberapa unsur dan kriteria sebagai mata

uang yang berlaku di Indonesia. Bitcoin juga bukanlah mata uang yang dikeluarkan

oleh negara, akan tetapi dikeluarkan melalui sistem cryptography jaringan-jaringan

komputer. Dari segi wujud, Bitcoin tidak berwujud koin, kertas, perak maupun

emas.

Dalam hadis dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika emas dibarter dengan emas, perak

ditukar dengan perak, gandum bur (gandum halus) ditukar dengan gandum bur,

gandum syair (kasar) ditukar dengan gandum syair, korma ditukar dengan korma,

garam dibarter dengan garam, maka takarannya harus sama dan tunai. Jika benda

yang dibarterkan berbeda maka takarannya boleh sesuka hati kalian asalkan tunai”

(HR. Muslim 4147)

Dari hadis tersebut ditafsirkan mayoritas ulama menyepakati bahwa emas dan

perak diberlakukan hukum riba karena memliki status sebagai alat tukar dan alat

ukur nilai benda lainnya. Sehingga dalam kondisi tersebut bukan terfokus pada nilai

instrinsik bendanya melainkan kegunaannya.

1
https:/Scholarhub.ui.ac.id/ilrev/bunvol8/iss3/6/
4

Penjelasan di atas sangat menarik untuk di bahas, maka penulis sanagat

berminat untuk menulis karya ilmiah nya yang berjudul “ HUKUM

MENGGUNKAN BITCOIN DALAM MUAMALAH SYARIAH”.2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di sampaikan, penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana manpaat dan kemadhorotan mata uang digital bitcoin?

2. Bagaimana pendapat para ulama tentang transaksi mata uang digital bitcoin?

3. Bagaimana pandangan hukum islam terhadap transaksi mata uang digital

bitcoin?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penulisan untuk

mengetahui apa yang dimaksud hukum menggunakan bitcoin dalam

muamalah syariah.

1. Untuk mengetahui manfaat dan kemadhorotan mata uang digital bitcoin.

2. Untuk mengetahui pendapat para ulama tentang transaksi mata uang digital

bitcoin.

3. Untuk mengetahui pandangan hukum islam terhadap transaksi mata uang

digital bitcoin.

D. Metode Penulisan

Adapun metode dan teknik penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Metode penulisan

2
https://news.republika.co.id/berita/p19a0d396/mengenal-transaksi-bitcoin-dalam-perspektip-
islam
5

Metode yang di gunkan adalah metode deskriftip-analisis yaitu suatu

metode penulisan yang bukan saja menggambarkan suatu kejadian saja, tetapi

dari peristia tersebut ditinda lanjuti dalam sebuah pemikiran yang kritis untuk

dikaji lebih mendalam untuk ditarik menjadi suatu kesimpulan.

2. Teknik penulisan

Adapun teknik penulisannya adalah

Teknik studi kepustakaan yaitu pengumpulan keterangan-keterangan dan

berbagai literatur sebagai bahan perbandingan atau acuan yang relevan dengan

peristiwa yang dikaji.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari 4 bab, dengan

sistematika sebagai berikut

BAB I : PENDAHULUAN

Yang meliputi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,Tujuan

penulisan, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Yang meliputi : Pembahasan bitcoin, Tinjauan umum alat pembayaran

BAB III : PEMBAHASAN

Yang meliputi tentang: manpaat dan kemadhorotan mata uang digital bitcoin,

Pendapat para ulama tentang transaksi mata uang digital bitcoin, Bagaimana

pandangan hukum Islam terhadap penggunaan mata uang Bitcoin sebagai alat

transaksi

BAB IV : PENUTUP

Yang meliputi: Kesimpulan dan Saran


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pembahasan Bitcoin (mata uang digital)

1. Pengertian Bitcoin (mata uang digital)

Bitcoin adalah cryptocurrency atau mata uang kripto pertama sekaligus

menjadi yang paling populer, ke tahun Harganya yang terus naik dari tahun

menjadikan bitcoin sebagai aset digital yang banyak diburu oleh banyak orang.

Bitcoin adalah mata uang digital terdesentralisasi yang dibuat pada januari 2009.

Penemuan bitcoin adalah mengikuti gagasan yang ditetapkan dalam kertas putih

oleh satoshi nakamato (nama alias). Bitcoin menawarkan janji biaya transaksi yang

lebih rendah daripada mekanisme pembayaran online tradisional. Tidak seperti

mata uang yang dikeluarkan bank sentral, bitcoin adalah dioperasikan oleh otoritas

yang terdesentralisasi. Dengan kata lain, bitcoin adalah mata uang digital yang

dibuat dan disimpan secara digital. Karena bentuknya digital, bitcoin tidak memiliki

wujud fisik layaknya mata uang resmi Negara tidak ada otoritas yang mengatur

yang mengendalikannya.

Meskipun tidak menjadi alat pembayaran yang sah di sebagian besar dunia.

Bitcoin sangat populer dan telah memicu peluncuran ratusan mata uang kripto

lainnya, yang secara kolektif disebut sebagai altcoin. Bitcoin biasa disingkat BTC

saat diperdagangkan.

6
7

Bitcoin adalah aset berharga karena orang-orang bersedia menukarnya dengan

barang atau jasa nyata, dan bahkan rela menukarnya dengan uang tunai.3

2. Dasar pelarangan Bitcoin

Setidaknya transaksi bitcoin masuk dalam laranagan jual beli gharar seperti

yang di tegaskan nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Dari abu Hurairah radhiyallahu’

anhu, beliau mengatakan

‫ع ْن َبي ِْع ْالغ ََرر‬


َ ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِ ‫سو ُل‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬

Artinya: ”Bahwa Nabi saw melarang gharar” (H.R Muslim 3881).

Gharar adalah jual beli yang tidak jelas konsekuensinya dan inti gharar adalah

adanya jahalah ( ketidak jelasan ), baik terhadap barang dan harga barang.

Jual beli ijon dilarang oleh nabi saw karna ghararnya besar. Jika keberhasilan

transaksi ijon bergantung kepada ketidak jelasan tatkala panen, keberhasilan

investasi bitcoin sanagat bergantung kepada ketidak jelasan tren yang berlaku di

komunitasnya. Selama mereka masih suka, harga bitcoin masih bisa di pertahankan,

ketika mereka bosan, seketika akan hilang.

Ketika ada orang belih buah secara ijon dan ternyata pada saat panen banayak

yang gagal, nabi saw mengatakan”Dengan alasan apa penjual berhak mengambil

harta temannya”

3
https://www.google.com/amp/s/ampdi.kompas.com/money/read
8

Demikian pula, ketika ada orang yang membeli bitcoin dengan menyerahkan

dengan sekian juta, ternyata dalam beberapa hari harganya hilang, lalu “Dengan

alasan apa penjual bitcoin berhak mengambil harta temanya?”

Jelas berbeda anatara bitcoin dengan komo ditas yang yang mejadi objek dagang di

pasar. Bitcoin sama sekali tidak memiliki underlying aset yang mendasari nilai nya,

sehingga ketika nilainya hilang pemilik sama sekali tidak bisa mendapat manfaat

apapun. Berbeda dengan minyak atau bahan makanan, ketika mengalami penurunan

harga, aset ini tetap bisa dimanfaatkan. 4

Terdapat perbedaan mengenai halal dan haram nya penggunaan biitcoin di

kalangan para ulama dan ahli ekonomi. Di indonesia, MUI telah mengeluarkan

fatwa yang menjelaskan bahwa pengunaan cryptocurrency sebagai mata uang

haram, sebagai aset komoditi maka bisa jadi sah atau tidak sah di perjulbelikan

tergantung dari karakteristik cryptocurrency tersebut, apakah memenuhi syarat

syar’i atau tidak.

3. Bitcoin sebagai alat pembayaran yang legal

Bitcoin berkembang pesat sejak di ciptakan tahun 2009 oleh seorang

individu atau kelompok misterius dengan nama samaran Satoshi Nakamato bitcoin

muncul karna akibat dari Gerat recession dan kerisis keuangan yang terjadi ditahun

2008, unsur- unsur bitcoin adalah adanya jaringan perr-to-peer, blok, blockchain

dan miners. Jaringan peer-to-peer dalam bitcoin memperbolehkan pengguna untuk

mentrasfer sejumlah nilai bitcoin, trasaksi ini disimpan dalam file yang di sebut

dengan blok, blok- blok ini akan terjalin satu sama lain sehingga membentuk rantai

4
Books.google.co.id Hukum e-money dalam tinjauan syariah
9

blok yang disebut dengan blockchain, dan miners memecahkan formula

matematika kompleks untuk membuktikan ke pemilikan bitcoin.

Sedangkan kelegalan bitcoin menurut syarat syarat alat pembayaran

dapat dilihat dari tabel berikut

Starat alat pembayaran bitcoin

Diterima secara umum dengan nilai tinggi dan dijamin tidak

oleh pemerintah

Tidak mudah rusak Ya

Mempunyai kualitas yag cenderung sama Ya

Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tidak

Tidak dapat di palsukan Ya

Mudah dibawa Ya

Memiliki nilai yang setabil Ya

Sumber : data primer, diolah 2014

Bahwa bitcoin dapat menjadi alat pembayaran yang legal di Indonesia karna

bitcoin memenuhi sebagi besar syarat – syarat suatu benda dapat dikatakan

sebagai alat pembayaran, yaitu

a. Tidak mudah rusak.

b. Mempunyai kualitas cenderung sama.

c. Tidak dapat dipalsukan.

d. Mudah dibawa

e. Mempunyai nilai yang setabil.


10

Hanya saja bitcoin terhambat oleh adanya regulasi dari pemerintah dan tidak

ada hukum yang melindungi. Pengguna bitcoin sehingga apabila terjadi sesuatu

pada pengguna seperti kehilangan bitoin, para pengguna tidak dapat meminta

pertanggung jawaban dari pemerintah.5

B. Tinjauan Alat Pembayaran

1. Pengertian alat pembayaran

Pembayaran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi,

kegiatan pembayaran di setiap harinya melibatkan ribuan transaksi yang beraneka

ragam. Seperti aktivitas jual beli barang dan jasa, pembelian dan pelunasan

kredit,cek,dan yang lain-lain.

Pengertian alat pembayaran ialah suatu alat yang digunakan dalam aktifitas

pembyaran yang berkautan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari suatu

pihak ke pihak yang lain.

2. Pengertian dan jenis – jenis alat pembayaran

Perkembangan metode alat pembayaran sait ini juga semakin pesat, jika waktu

zaman dahulu sisitem pembayaran masih nerupa sitem barter namaun pada masa

sekarang pembayaran bisa dilakukan dengan mata uang, bahkan dengan

menggunakan mata uang elektronik. Berikut ini penegrtian dan jenis jens alat

pembayaran.

a. Alat pembayaran tunai

Alat pembayaran tunai adalah pembayaran yang sudah lama sekali yang

dilakukan oleh manusia. Fungsi alat ini adalah guna melakukan berbagai transaksi

proses jual beli. Selain itu pembayaran tunai adalah pembayaran yang dilakukan

5
Tiaradhana@gamail.com/bitcoi/sebagai/alatpembayaran/yanglegal
11

dengan menggunakan mata uang tunai, terkait hal ini uang adalah alat pembayaran

yang paling awal dan paling pertama dilakukan oleh umat manusia. Untuk di

Indonesia, mata uang di ciptakan oleh Bank Indonesia adalah mata uang Rupiah.

b. Alat pembayaran non tunai

Alat pembayaran non tunai adalah suatau yang tidak menggunakan uang tunai,

namun menggunakan uang non tunai seperti giro, cek, uang elektronik, dan lain

lain. Berikut ini adalah beberapa jenis alat transaksi non tunai sebagai berikut.

1) Cek

Cek adalah suatu kertas yang bisa dijadikan bukti bahwa bank akan mencairkan

dana dari nasabah pada orang yang namanya sudah tertulis pada cek.

2) Giro

Hampir sama dengan cek, namun bedanya giro bukan digunakan untuk

mencairkan uang pada nama yang tertulis pada atas kertas, namun untuk

memindahkan uang dari rekening nasabah lain pada rekening nasabah yang tertera

pada di atas kertas..

3) Utang debit

Pembayaran ini dilakukan dengan melakukan utang terlebih dahulu pada suatu

bank, lalu Anda akan menggunakannya. Nah, setiap kali Anda menggunakan uang

tersebut, maka harus Anda tulis pada suatu kertas. Nantinya, kertas tersebut akan

diproses oleh bank agar Anda melunasi utang tersebut.

4) Kartu kredit
12

Kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran non tunai yang saat ini sangat

terkenal, karena hampir seluruh orang sudah menggunakan kartu yang satu ini

agar kegiatan pembayarannya bisa berjalan dengan lancar.

Proses pada dasarnya hampir sama dengan menggunakan utang debit, hanya saja

penggunaan kartu ini hampir sama dengan ATM, namun penggunaannya lebih

mudah.

5) Uang elektronik

Uang elektronik adalah salah satu dari jenis pembayaran yang saat ini bisa Anda

gunakan dalam berbagai transaksi pembelian. Caranya juga sangat mudah, Anda

hanya harus menyetorkan sejumlah uang pada pihak ketiga agar bisa diubah

menjadi uang elektronik.6

3. Pengertian Mata uang

Mata uang adalah satuan harga uang yang disetujui oleh pemerintah dan

rakyatnya dalam sebuah negara. Sebuah negara memiliki mata uangnya masing-

masing. Walaupun beberapa negara memiliki jenis mata uang yang sama. Misalnya,

di Indonesia, mata uangnya adalah Rupiah, sedangkan di Jepang mata uangnya

adalah Yen. Sedangkan negara yang menggunakan mata uang yang sama misalnya

Amerika, Ekuador, Kamboja, Panama, dan Kawasan Samudera Hindia Britania.

Fungsi dari mata uang sama dengan uang pada umumnya yaitu sebagai alat tukar

Perbedaannya adalah nilainya.7

6
https://accurate.id/aplikasi-kasir/alat-pembayaran/
7
https://kamus.tokopedia.com/m/mata-uang/
13

4. Negara yang melegalkan bitcoin dan melarang bitcoin

Legalitas mata uang kripto, salah satunya bitcoin, kerap diperdebatkan di

banyak negara di dunia. Salah satu aspek yang menyebabkan perdebatan legalitas

bitcoin yakni harganya yang fluktuatif.

Di Indonesia sendiri, perdagangan mata uang kripto diatur oleh Badan

Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian

Perdagangan. Mata uang kripto atau aset kripto di Indonesia dilarang digunakan

sebagai alat tukar atau alat transaksi, namun diizinkan sebagai aset investasi. Mata

uang kripto di Indonesia masuk dalam kategori komoditi yang diperdagangkan di

bursa berjangka.

a) Negara yang melegalkan sistem bitcoin

1) Amerika Serikat

Pemerintah Amerika Serikat cenderung memiliki kecenderungan kebijakan

yang lebih positif terhadap bitcoin. Meski beberapa pemerintah cenderung

memilih untuk mencegah atau mengurangi penggunaan mata uang kripto

untuk transaksi ilegal.

2) Kanada

Kanada Serupa dengan Amerika Serikat, Kanada memiliki pendekatan

kebijakan yang cenderung ramah bitcoin. Bitcoin dipandang sebagai

komoditas yang bisa diperdagangkan oleh regulator setempat.

3) Australia

Australia sama seperti Kanada, Australia tidak menganggap bitcoin dan

aset kripto lain sebagai uang atau mata uang asing. Kantor Perpajakan
14

Australia (ATO) sebagai regulator mengatur mengenai aset untuk ditarik

pajak capital gain.

4) Uni Eropa

Beberapa negara di Uni Eropa, melalui European Court of Justice (ECJ)

mengatur mengenai pembelian dan penjualan mata uang kripto.

Beberapa aturan aset kripto terkait dengan penjualan dan pembelian mata

uang digitl sebagai layanan yang dikecualikan dari pajak pertambahan

nilai (PPN) di Uni Eropa.

5) El Salvador

El Salvador adalah satu-satunya negara di dunia yang mengizinkan

bitcoin sebagai alat tukar. Kongres telah menyepakati usulan Presiden

Nayib Bukele untuk mengadopsi bitcoin sebagai alat tukar atau

pembayaran.8

b) Negara yang melarang sistem bitcoin

Di sisi lain, negara yang melarang mata uang kripto juga biasanya

menggunakan argumen aset kripto akrab digunakan untuk tindakan ilegal seperti

jual beli narkoba serta pencucian uang.

Beberapa negara telah secara jelas melarang mata uang kripto, sementara di sisi

lain menerapkan kebijakan yang membuat aset kripto tidak bisa mendapatkan

dukungan dari sistem perbankan dan keuangan untuk diperdagangkan dan

digunakan di negara tersebut. Berikut adalah daftar negara yang melarang mata

uang kripto:

8
https://money.kompas.com/read/2021/10/31/192257126/daftar-negara-yang-legalkan-dan-
larang-mata-uang-kripto?page=all
15

1) China

Regulator China telah secara terang-terangan melarang perdagangan mata

uang kripto, salah satunya bitcoin. Setiap bank dan institusi keuangan lain

seperti penyedia jasa pembayaran dilarang untuk berasosiasi dengan setiap

kegiatan terkait mata uang kripto.

2) Rusia

Pemerintah setempat tidak memiliki aturan sama sekali terkait dengan

mata uang kripto. Namun demikian di Rusia, bitcoin dilarang digunakan

untuk transaksi barang dan jasa.

3) Vietnam

Pemerintah Vietnam dan bank pemerintah setempat menegaskan bitcoin

bukanlah metode pembayaran yang legal. Meski di sisi lain, tidak ada

regulasi mengenai bitcoin sebagai aset investasi.9

C. muamalah syariah

1. Pengertian muamalah syariah

Pengertian muamalah menurut bahasa berasal dari kata ‫ معا ملة‬-‫عا مل‬-‫– يعا مل‬

secara arti kata mengandung arti "saling berbuat" atau berbuat secara timbal balik.

Lebih sederhana lagi berarti "hubungan antar orang dan orang". Mu'amalah secara

etimologi sama dan semakna dengan "al-mufa'alah" yaitu saling berbuat, yang

berarti hubungan kepentingan antara seseorang dengan orang lain perlakuan atau

tindakan terhadap orang lain.

9
https://money.kompas.com/read/2021/10/31/192257126/daftar-negara-yang-legalkan-dan-
larang-mata-uang-kripto?page=all
16

Pengertian muamalah menurut istilah syariat Islam ialah suatu kegiatan yang

mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup sesama umat manusia

untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan yang termasuk dalam

kegiatan muamalah diantaranya adalah jual beli, sewa menyewa utang piutang,

pinjam meminjam dan lain sebagainya.

2. Tujuan muamalah

Tujuan dari muamalah itu sendiri adalah terciptanya hubungan yang harmonis

antara sesama manusia sehingga tercipta masyarakat yang rukun dan tentram,

karena didalam muamalah tersirat sifat tolong menolong yang dalam ajaran islam

sangat dianjurkan. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah

ayat 2 dijelaskan :

ِ ‫اَلثْ ِم َو ْالعُد َْو‬


‫ان‬ َ ‫علَى ْالبِ ِر َوالت َّ ْق ٰو ۖى َو ََل تَعَ َاونُ ْوا‬
ِ ْ ‫علَى‬ َ ‫َوتَعَ َاونُ ْوا‬

Artinya: “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran”

Dalam surah Al-Maidah ayat 2 memerintahkan hamba-Nya yang beriman untuk

saling membantu dalam perbuatan baik dan itulah yang disebut dengan (al-birr) dan

meninggalkan kemungkaran yang merupakan ketakwaan. Dan Allah melarang

mereka saling mendukung dalam berbuat kejahatan, kebathilan dan kedholiman dan

perkara-perkara yang berhungan dengan pelanggaran hukum menurut agama Islam.

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa muamalah mempunyai dua arti,

yaitu arti umum dan arti khusus. Dalam arti umum, muamalah mencakup semua
17

jenis hubungan antara manusia dengan manusia dalam segala bidang. Dengan

demikian, perkawinan juga termasuk dalam bidang muamalah, karena didalamnya

diatur hubungan antara manusia dengan manusia, yaitu suami istri. Dalam arti

khusus, muamalah hanya mencakup dengan harta benda.10

10
https://repository.uin-suska.ac.id/18524/8/8.%20BAB%20III__2018564MUA.pdf
BAB III

PEMBHASAN DAN PENELITIAN

A. Manfaat dan Madharat Mata Uang Digital ( BITCOIN )

1. Manfaat bitcoin

Kehidupan mereduksi unsur-unsur keadilan menghadirkan kesengsaraan

dalam kehidupan disitulah kalian datang agama memberikan perlindungan

arahan-arahan sehingga kemajuan-kemajuan yang dihasilkan itu didampingi

oleh pedoman beragama dan terarah kepada maslahat kehidupan yang benar

konteks pembicaraan tentang cryptokrasi kemudian juga melalui bitkoin.

Bitcoin menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan mata uang

tradisional, itulah sebabnya Bitcoin menjadi sangat populer, fungsi ini meliputi:

a. Aksesibilitas global

Pembayaran Bitcoin sepenuhnya dapat dioperasikan – individu dan bisnis dapat

mengirim dan menerima uang dengan aman di mana saja di dunia. Selain itu,

Bitcoin tersedia di sebagian besar negara yang masih di luar jangkauan sebagian

besar sistem pembayaran. Kemampuan Bitcoin untuk mengirim dan menerima

pembayaran di mana pun di dunia memberikan keunggulan dibandingkan metode

pembayaran lainnya.

b. Keamanan

18
19

Bitcoin bukanlah anonim, melainkan nama samaran. Transaksi menggunakan

“alamat Bitcoin” yang mirip dengan nama palsu. Meskipun transaksi terlihat oleh

publik, pengguna lain tidak dapat mengetahui identitas Anda.

c. Biaya Transaksi Rendah

Bitcoin sering kali dipasarkan sebagai alternatif berbiaya rendah dibandingkan

sistem pembayaran konvensional. Pasalnya, tidak ada pemerintah atau lembaga

perantara yang terlibat dalam transaksi Bitcoin.

d. Waktu Proses Lebih Cepat

Transaksi yang dilakukan menggunakan Bitcoin dapat diselesaikan dalam

waktu kurang dari 10 menit. Hal ini menghilangkan ketidaknyamanan waktu

tunggu yang menjadikan Bitcoin cara cepat untuk melakukan transaksi saat Anda

berada di luar negeri.

e. Nilai Tukar Lebih Baik

Anda dapat menukar Bitcoin ke mata uang Fiat (atau mata uang lokal Anda).

Bagian terbaik dari mengubah Bitcoin menjadi uang tunai adalah nilai tukarnya

jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar Forex.

Manfaat tersendiri dari penggunaan bitcoin adalah:

1) Memiliki waktu pemrosesan yang lebih cepat dibandingkan metode

pembayaran tradisional.

2) Memiliki biaya transaksi yang lebih rendah.

3) aman dan terjamin.

4) Dapat digunakan di berbagai toko fisik dan online.


20

5) Pengguna tidak rentan terhadap penipuan dan pencurian identitas.

6) Semua transaksi dapat diverifikasi dan disimpan secara permane.11

2. madharat bitccoin

Sebenarnya, banyak sekali potensi yang dapat di akibatkan terhadap

kemunculan Cryptocurrency itu sendiri, mulai dari sisi keuntungannya, kemudahan

bertransaksi, dan bahkan kerugiannya. Padahal dalam setiap transaksi muamalat

yang memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan, salah satunya dapat

tercapai suatu kemaslahatan. Akan tetapi setelah di tinjau lebih jauh lagi mengenai

penggunaan Cryptocurrency sebagai mata uang digital khususnya ketika

melakukan transaki online ternyata banyak sekali mengandung unsur

kemadharatan. Itu artinya banyak sekali risiko yang dapat di timbulkan dengan

adanya Cryptocurrency tersebut serta dapat merugikan para penggunanya, maka

praktik ini tidak sesuai dengan ketentuan syari'ah yang di ajarkan oleh ajaran agama

islam yakni transaksi muamalat yang menimbulkan kemadharatan sebaiknya

ditinggalkan, sesuai yang tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur'an (Masruron,

2021)

Sebenarnya konsep daripada kaidah tersebut memberikan pengertian bahwa

manusia harus dijauhkan dari tindak menyakiti, baik oleh dirinya maupun oleh

orang lain, karena segala perintah agama ditetapkan untuk kebaikan manusia itu

sendiri, hendaknya semua larangan agama ditetapkan semata-mata untuk mencegah

terjadinya berbagai bentuk mafsadat (kerusakan). Prinsip dasar inilah yang menjadi

11
https://www.finansialku.com/manfaat-bitcoin/
21

landasan utama di setiap hukum yang ditetapkan dalam syari'at Islam. Karena itu

segala bentuk kebaikan dan kemaslahatan harus terus diusahakan, sedangkan semua

bentuk madharat dan mafadar wajib dihindari. Maka untuk menghindari beberapa

keanidharatan yang dapat di timbulkan dari adanya praktik tung digital

(Cryptocurrency), sebaiknya kita mengedepankan sikap kehati-hatian terutama

dalam menggunakan sesuatu.

Seperti halnya menggunakan bitcoin sebagai alat transaksi maupun komoditas,

kemudian menimbang dari segi risiko yang diperoleh, apakah lebih besar dari

manfaat yang dihasilkan, jika keuntungan besar tapi risiko kerugian lebih besar,

maka harus dipertimbangkan lebih jauh lagi. Segala hal yang berkaitan dengan

risiko yang sekiranya akan membawa kerugian sebaiknya ditinggalkan serta perlu

memilih dalam hal bertransaksi maupun berinvestasi dalam bentuk komoditas,

karena kemampuan memilih secara tepat juga berarti mampu menempatkan sesuatu

kepada tempatnya. Berangkat dari ketentuan-ketentuan di atas bahwa keberadaan

uang digital (Cryptocurrency) bukan salah satu bentuk mata uang yang diterbitkan

oleh suatu Negara, karena berdasarkan pada sisi legalitasnya yaitu dengan adanya

surat edaran yang di keluarkan oleh Bank Indonesia, menyatakan bahwa

Cryptocurrency tidak diakui sebagai salah satu bentuk mata uang yang heredar di

Negara tersebut. Adapun aspek yang menjadi pertimbangannya yaitu dari sisi

kemadharatannya, yang lebih besar ketimbang dari sisi manfaatnya, baik ketika

digunakan sebagai alat pembayaran maupun sebagai alat transaksi. Penggunaan

Cryptocurrency sebagai alat transaksi pembayaran khususnya pada transaksi

keuangan online termasuk daripada syubhat, dan sesuatu yang syubhat itu

hendaklah ditinggalkan, karena tidak membawa manfaat sekaligus menjauhkan


22

tujuan daripada syari'at Islam yakni kemaslahatan bagi seluruh umat

(Darmawansyah et al. 2021).

Meningkatnya peran teknologi dan informasi di kalangan manusia, ternyata

banyak membawa pengaruh terhadap perkembangan fatwa hukum yang mendesak

untuk dikeluarkan. Meskipun dari berbagai fatwa hukum tersebut tidak begitu pasti

mengenai kedudukannya, nansun jika dilihat dari berbagai sisi yaitu dari sisi

kaidah-kaidah hukum yang telah dirangkum oleh para ulama terdahulu dengan

melihat berhagai kesamaan pada illat hukum. Maka untuk menjawab berbagai

kaidah hukum yang belum tepat itu salah satunya di tetapkan melalui ketentuan

yang terdapat pada al-Qur'an dan As- Sunnah Di Indonesia sendiri mata uang yang

diakui adalah Rupiah, dan berkaitan dengan segala bentuk penggunaan

Cryptocurrency sebagai alat transaksi bahkan komoditas maka aspek

tanggungjawabnya menjadi milik pihak masing-masing individu atau komunitas itu

sendiri. Memang pemerintah tidak melarang beredanya uang digital tersebut, akan

tetapi yang perlu menjadi peringatan bagi para komunitas atau pengguna itu sendiri

bahwa segala risiko terhadap penggunaan yang berkaitan dengan keamanan, adalah

tanggungjawab para pengguna. Pemerintah tidak ikut andil di dalamnya, sehingga

jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak di inginkan atau tindakan kriminal

yang berkaitan dengan peredaran dan penggunaan Cryptocurrency, sudah jelas

bahwa pemerintah tidak ikut ambil hagan karena bukan dalam kewenangannya.12

B. Bagaimana Pandangan Hukum Islam terhadap penggunaan mata uang

Bitcoin sebagai alat teransaksi

12
https://journal.ikopin.ac.id/index.php/fairvalue
23

1. Bitcoin dalam Pandangan Syariah

Secara umum, terdapat dua pendapat para ulama dan pakar syariah dalam

menilai keabsahan bitcoin sebagai alat pembayaran (uang). Pertama, pendapat yang

menyatakan bahwa cryptocurrency (bitcoin) adalah haram, artinya dilarang oleh

syariah. Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa cryptocurrency (bitcoin) pada

prinsipnya halal, artinya diizinkan.

Mufti Besar Mesir Syaikh Syauqi Allam pada tahun 2018 telah menyatakan

bahwa bitcoin dan cryptocurrency adalah haram. Alasannya adalah bitcoin mudah

digunakan untuk kegiatan ilegal; bitcoin tidak berwujud dan memungkinkan untuk

pencucian uang dan penipuan. Sependapat dengan Syaikh Syauqi, otoritas

keagamaan pemerintah Turki juga menyatakan bahwa bitcoin dilarang, karena

terbuka untuk spekulasi (garar dan maysir) yang berlebihan. Pusat Fatwa Palestina

(Fatwa Center of Palestine) juga mengeluarkan fatwa haram terkait bitcoin dan

cryptocurrency, dengan alasan penerbit bitcoin tidak diketahui dan termasuk

perjudian. Cendekiawan Muslim yang berbasis di Inggris Syaikh Haitam, menulis

makalah dalam bahasa Arab, dengan menyatakan bahwa bitcoin dan cryptocurrency

lainnya dilarang dan tidak kompatibel dengan syariah. Abdullah bin Muhammad

bin Abdul Wahab Al-'Aqil, seorang doktor Fakultas Syariah di Universitas Islam

Madinah, Arab Saudi, menyatakan tentang larangan menggunakan bitcoin karena

mengandung unsur riba yang besar. Syaikh Assim al-Hakeem seorang tokoh Ulama

Saudi Arabia juga memberi fatwa tentang larangan penggunaan bitcoin.

Menurutnya bitcoin menjadi gerbang terbuka untuk pencucian uang, jual beli obat-

obatan terlarang dan penyelundupan. Sejalan dengan pendapat di atas yang

melarang penggunaan bitcoin, Dewan Hukum Personal Muslim India (AIMPLB)


24

menyebut bahwa bitcoin sebagai hal yang tidak islami. Oleh sebab itu, Lembaga

Muslim tersebut meminta masyarakat untuk menghindari penggunaan mata uang

kripto tersebut.13

2. Mata Uang dalam Hukum Islam Analisis Syariah tentang Bitcoin

Adapun sebagian ulama dan para pakar syariah yang lain berpandangan bahwa

pada prinsipnya bitcoin dibolehkan. Pandangan ini melihat masalah cryptocurrency

(bitcoin) sebagai persoalan muamalah yang berhubungan dengan kriteria dan

definisi uang dan jual beli. Berdasarkan kaidah fikih yang masyhur dijelaskan oleh

para ahli hukum, yakni: “al-Ashlu fi al-Mu'âmalât al-'Ibâhah, Illa an Yadulla al-

Dalil 'ala Tahrimihâ." Ini menunjukkan bahwa aturan asalnya diperbolehkan dalam

transaksi keuangan dan bisnis. Dengan kata lain, semuanya diizinkan kecuali

ditemukan dalil yang itu jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Di

samping itu, yang menjadi landasan berikutnya adalah ungkapan Ibnu Taimiyah

dalam etika ekonomi Islam, yaitu "al-Ashlu fi al-'Uqûd Ridha al-'Aqidain", bahwa

dasar dari akad adalah keridaan kedua belah pihak. Juga pendapat Ibnul Qayyim al-

Jauziyyah dalam kitab I'lâm al-Muwaqqin, yang menyatakan bahwa "sesungguhnya

fatwa bisa berubah mengikuti perubahan zaman, tempat, adat istiadat dan kondisi"

(Kusuma, 2020).

13
Fintech dalam Keuangan Islam: Teori dan Praktik
Oleh Hartina Fattah, Ichwan Riodini, Jamaludin, Sri Wahyuni Hasibuan, Dhidhin Noer Ady
Rahmanto, Meutia Layli, Nasrulloh, Ishak, Mohammad H. Holle, Kamaruddin Arsyad, Abdul Aziz,
Wahyu Purbo Santoso, Ali Mutakin, Naelati Tubastuvi, Nugraha Hasan, Misno, Dede Aji Mardani,
Hasbi Ash Shiddieqy, Edy Setyawan, Wanti Ernawati, Budi Sukardi, Chaidir Iswanaji, M. Zidny Nafi’
Hasbi, Muhammad Salman Al Farisi, Sitti Nikmah Marzuki · 2022
25

Menguatkan pendapat Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Muhammad Mushthafa Al-

Zuhaily melalui kitab Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah menjelaskan bahwa "Terkadang

sejumlah hukum syariat berlandaskan kepada kebiasaan manusia dan adat

istiadatnya. Maka apabila telah berubah adat tersebut dari adat pada zaman

sebelumnya, berubah pula teknis dan hukumnya, sedangkan hukum-hukum syariat

yang asalnya bukan berdasarkan adat dan kebiasaan manusia tidak dapat berubah."

Berdasarkan pada dalil di atas, segala mata uang digital/virtual ataupun

cryptocurrency (bitcoin) yang telah memenuhi persyaratannya, dapat diterima

sebagai uang. Pusat Fatwa Seminar Islam Afrika Selatan, Dar al-'Ulûm Zakariyya,

telah mengambil posisi bahwa bitcoin memenuhi persyaratan sebagai uang, oleh

sebab itu bitcoin diperbolehkan untuk berdagang. Namun, mereka mencatat bahwa

untuk dikualifikasikan sebagai mata uang, harus disetujui oleh otoritas pemerintah

terkait (Kusuma, 2020).

Polemik tentang status keabsahan bitcoin juga terjadi di Indonesia. Sejumlah

ulama telah memberikan pandangan serta fatwa berdasarkan argumen serta dalil

masing-masing. Di antara yang merespons persoalan bitcoin adalah Nahdlatul

Ulama (NU) lewat berdasarkan Hasil Keputusan Bahtsul Masail PWNU Jawa

Timur pada tanggal 10-11 Februari 2018 di Tuban. Hasil bahtsul masail tersebut

menyatakan bahwa bitcoin dikelompokkan sebagai "harta virtual" sehingga boleh

dijadikan sebagai alat transaksi dan dapat dijadikan sebagai investasi. Dengan

demikian berlaku wajib zakat dengannya. Pendapat ini didasarkan pada pendapat

at-Tarmasy, yaitu:

"Ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hukum uang elektronik.

Menurut Syekh Salim Samiir dan Habib Abdullah bin Smith, uang elektronik
26

adalah serupa dengan duyun (utang piutang), dengan mencermati isi kandungannya

berupa nuqud yang bisa digunakan untuk muamalah. Menurut Syekh Muhammad

Al-Unbaby dan Habib Abdullah bin Abu bakar, ia serupa dengan fulus yang dicetak

sehingga hukum bermuamalah dengannya adalah sah secara total. (Dengan

demikian) wajib membayar zakat dengan harta yang tersimpan di dalam kartu

tersebut menurut ulama-ulama yang disebut pertama-dengan zakat 'ain, dan wajib

membayar zakat tijarah-menurut ulama yang disebut terakhir-sebab kondisinya

ketika dipakai untuk perdagangan."14

Lebih lanjut hasil keputusan bahtsul masail tersebut menyatakan bahwa karena

saat ini bitcoin masih belum mendapatkan regulasi dari pemerintah, sehingga

kondisinya sebagai alat transaksi masuk kategori rawan dengan risiko tinggi dari

segi keamanannya, maka diperlukan kearifan bagi orang yang berkecimpung dan

bermuamalah dengannya. Ketiadaan regulasi dari pemerintah tidak menghalangi

sahnya bermuamalah dengannya selagi tidak ada catatan yang dilarang oleh syarak.

Apabila di kemudian hari ada indikasi bahwa bermuamalah dengan harta virtual

semacam ini ditetapkan sebagai yang dilarang oleh imam (pemerintah) karena

pertimbangan faktor adanya kejahatan atau mafsadah yang besar, maka kita wajib

mematuhi perintah dari pemerintah. Pendapat ini didasarkan pada kitab Bughyatul

Mustarsyidin karya Abdurrahman. Beliau menyatakan bahwa:

"Wajib hukumnya mematuhi perintah pemimpin di dalam segala hal yang

menjadi wilayah kuasanya, seperti membayar zakat mal zhahir. Namun, untuk hal

yang di luar kewenangan kekuasaan pemerintah, seperti melaksanakan hak-hak

14
[Al-Mathba'ah Al-'Amirah As-Syarafiyyah bi Mishra Al- Mahmiyyah; juz IV], h. 29-30).
27

wajib atau sunah, maka boleh ia melaksanakannya dan bebas untuk bertasharruf di

dalam kepentingannya." 15

Selain NU yang merespons persoalan bitcoin tersebut adalah

Muhammadiyyah. Lewat Fatwa Tarjih yang terdapat di Majalah Suara

Muhammadiyyah edisi 01 tahun 2022 menetapkan bahwa mata uang kripto

hukumnya haram baik sebagai alat investasi maupun sebagai alat tukar.16

Lebih detail, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memandang mata

uang kripto ini dilihat dari dua sisi: sebagai instrumen investasi dan sebagai alat

tukar. Dalam kerangka Etika Bisnis yang diputuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid

dalam Musyawarah Nasional XXVII di Padang tahun 2003 sebagai seperangkat

norma yang bertumpu pada akidah, syariat, dan akhlak yang diambil dari Al-Quran

dan Sunah Al-Maqbulah yang digunakan sebagai tolok ukur dalam kegiatan bisnis

serta hal-hal yang berhubungan dengannya.

Pertama, kripto sebagai alat investasi. Sebagai alat investasi, mata uang kripto

ini memiliki banyak kekurangan jika ditinjau dari syariat Islam. Seperti adanya sifat

spekulatif yang sangat kentara. Nilai bitcoin ini sangat fluktuatif dengan kenaikan

atau keturunan yang tidak wajar. Selain sifatnya yang spekulatif menggunakan

bitcoin juga mengandung garar (ketidakjelasan). Bitcoin hanyalah angka-angka

tanpa adanya underlying- asset (aset yang menjamin bitcoin, seperti emas dan

barang berharga lain).

15
[Bughyatul Mustarsyidin: Darul Fikr], h. 91).
16
https://muhammadiyah.or.id
28

Sifat spekulatif dan garar ini diharamkan oleh syariat sebagaimana Firman

Allah swt dalam surat al- maidah: 90

‫ان‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬ ٌ ْ‫اب َو ْاْل َ ْز ََل ُم ِرج‬
َ ‫س ِم ْن‬ ُ ‫ص‬َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاْل َ ْن‬

َ‫َفاجْ تَنِبُوهُ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.”(Qs. Al-

Maidah: 90)

Hadits Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ع ْن َبي ِْع ْالغ ََر ِر‬ َ ‫ع ْن َبي ِْع ْال َح‬


َ ‫صا ِة َو‬ َ ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬

Artinya: “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli al-

hashah ( dengan melempar batu ) dan jual beli gharar.” (HR

Muslim17

Bagi majelis tarjih, standar mata uang yang dijadikan sebagai alat tukar

seharusnya memenuhi dua syarat: diterima masyarakat dan disahkan negara yang

dalam hal ini diwakili oleh otoritas resminya seperti bank sentral. Penggunaan

bitcoin sebagai alat tukar sendiri, bukan hanya belum disahkan negara kita, akan

tetapi juga tidak memiliki otoritas resmi yang bertanggung jawab atasnya. Belum

17
https://almanhaj.or.id/2649-jual-beli-gharar.html
29

lagi jika kita berbicara mengenai perlindungan terhadap konsumen pengguna

bitcoin.

Selain NU dan Muhammadiyyah, MUI juga merespons persoalan bitcoin pada

Ijtimak Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia ke-7 yang digelar pada 9-

11 November 2021 di Jakarta (https://mui.or.id). Ijtima ulama tersebut diikuti oleh

700 peserta yang terdiri dari unsur Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia

Pusat, anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, pimpinan komisi/badan/lembaga di MUI

Pusat. Selain itu, dalam pertemuan itu dihadiri pimpinan MUI Provinsi, pimpinan

Komisi Fatwa MUI Provinsi, pimpinan Majelis Fatwa Ormas Islam, pimpinan

pondok pesantren, pimpinan Fakultas Syariah/IAIN/PTKI di Indonesia.

Ijtimak Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang secara rutin

diselenggarakan setiap tiga tahun ini menyepakati 17 poin pembahasan, salah

satunya adalah hukum cryptocurrency. Dalam fatwanya, KF-MUI menyatakan

bahwa:

a. Penggunaan cryptocurrency sebagai mata uang hukumnya haram, karena

mengandung garar, dharar, dan bertentangan dengan Undang- Undang nomor

7 tahun 2011 dan Peraturan Bank Indonesia nomor 17 tahun 2015.

b. Cryptocurrency sebagai komoditi/aset digital tidak sah diperjual belikan

karena mengandung garar, dharar, qimar, dan tidak memenuhi syarat sil'ah

secara syar'i, yaitu: ada wujud fisik, memiliki nilai, diketahui jumlahnya secara

pasti, hak milik, dan bisa diserahkan ke pembeli.


30

c. Cryptocurrency sebagai komoditi/aset yang memenuhi syarat sebagai silah dan

memiliki underlying serta memiliki manfaat yang jelas hukumnya sah untuk

diperjualbelikan.

Selain ketiga ormas di atas, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, juga

merespons persoalan bitcoin melalui putusan fatwa No. 4 tahun 2018 tentang

Bitcoin dalam Muamalat Menurut Fikih. Putusan fatwa tersebut

telah menetapkan bahwa:

1) Bitcoin adalah mata uang virtual yang diguakan sebagai alat transaksi dan

investasi melalui peer to peer yang bersifat terbuka dan bebas dari pengawasan

Negara dan Bank Central.

2) Penggunaan mata uang virtual bitcoin dalam transaksi dan investasi sampai

saat ini belum terpenuhi syarat dan ketentuan muamalat syar'i lainnya maka

hukumnya tidak sah18

C. Bagaimana Pandagan Hukum Islam Terhadap Transaksi Mata Uang

Digital Bitcoin

Perbincangan status halal haram bitcoin menjadi salah satu topik yang masih

terus dibahas oleh para ulama dan sarjana Muslim di berbagai belahan dunia.

Sebagai produk teknologi yang terbilang masih baru, ditelaah terhadap beberapa

unsur pokok yang melekat pada cryptocurrency, terutama Bitcoin, terus kaji.

18
Fintech dalam Keuangan Islam: Teori dan Praktik
Oleh Hartina Fattah, Ichwan Riodini, Jamaludin, Sri Wahyuni Hasibuan, Dhidhin Noer Ady
Rahmanto, Meutia Layli, Nasrulloh, Ishak, Mohammad H. Holle, Kamaruddin Arsyad, Abdul Aziz,
Wahyu Purbo Santoso, Ali Mutakin, Naelati Tubastuvi, Nugraha Hasan, Misno, Dede Aji Mardani,
Hasbi Ash Shiddieqy, Edy Setyawan, Wanti Ernawati, Budi Sukardi, Chaidir Iswanaji, M. Zidny Nafi’
Hasbi, Muhammad Salman Al Farisi, Sitti Nikmah Marzuki · 2022
31

Sejumlah individu dan lembaga otoritas keisalaman telah mengeluarkan

pandangan dan fatwa mereka. Fatwa tersebut umumnya ditujukan untuk menjawab

pertanyaan apakah cryptocurrency halal atau haram dengan jawaban yang berbeda-

beda.

perbedaan pendapat halal haramnya suatu perkara, ini merupakan hal biasa

dalam khazanah fikih Islam. Bitcoin, atau cryptocurrency secara umum, bukan satu-

satunya entitas yang status kebolehannya dinilai secara berbeda. Perbedaan

pandangan ini menjadi salah satu unsur dialektika yang memperkaya perdebatan

intelektual dalam khazanah fikih Isalm.

Beberapa kelompok mengharamkan cryptocurrency umumnya karena bitcoin

dinilai tidak memiliki wujud fisik, mengandung unsur gharar (spekulatif), tidak

memiliki underlying asset, tidak ada otoritas yang mengatur, bisa digunakan untuk

aktivitas ilegal, tidak digunakan secara luas (Ta’āmul), dan tidak memperoleh

persetujuan sosial (Istilah).

Beberapa pendapat lain manyatakan cryptocurrency halal dan sah untuk

digunakan. Tidak adanya nilai instrinsik seperti mata uang fiat justru menjadikan

cryptocurenncy, terutama Bitcoin, memiliki fitur khas yang berbeda dari komoditas

yang harus punya nilai intrinsik. Adapun Ta’āmul dan Istilah menjadi kriteria yang

diperlukan untuk disepakati bersama agar mata uang dapat dinilai sah secara

syariah.
32

Pandangan bahwa Bitcoin haram bisa dibilang menjadi panorama arus utama

dalam diskursus halal dan haram Bitcoin dari perspektif hukum Islam saat ini.

Beberapa ulama dan lembaga fatwa Islam telah menyatakan Bitcoin atau

cryptocurrency secara umum adalah haram.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan karya tulis ilmiah ini, maka dari itu penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Bitcoin adalah cryptocurrency atau mata uang kripto pertama sekaligus

menjadi yang paling populer, Harganya yang terus naik dari tahun ke tahun

menjadikan bitcoin sebagai aset digital yang banyak diburu oleh banyak orang.

Bitcoin adalah mata uang digital terdesentralisasi yang dibuat pada januari

2009. Penemuan bitcoin adalah mengikuti gagasan yang ditetapkan dalam

kertas putih oleh satoshi nakamato (nama alias). Bitcoin menawarkan janji

biaya transaksi yang lebih rendah daripada mekanisme pembayaran online

tradisional. Tidak seperti mata uang yang dikeluarkan bank sentral, bitcoin

adalah dioperasikan oleh otoritas yang terdesentralisasi. Dengan kata lain,

bitcoin adalah mata uang digital yang dibuat dan disimpan secara digital.

Karena bentuknya digital, bitcoin tidak memiliki wujud fisik layaknya mata

uang resmi Negara tidak ada otoritas yang mengatur yang mengendalikannya.

2. Dasar pelarangan bitcoin setidaknya transaksi bitcoin masuk dalam laranagan

jual beli gharar seperti yang di tegaskan nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Dari

abu Hurairah radhiyallahu’ anhu, beliau mengatakan

‫ع ْن بَي ِْع ْالغ ََرر‬


َ ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو ُل هللا‬
ُ ‫نَ َهى َر‬

Artinya: ”Bahwa Nabi saw melarang gharar” (H.R Muslim 3881).

Gharar adalah jual beli yang tidak jelas konsekuensinya dan inti gharar adalah

adanya jahalah ( ketidak jelasan ), baik terhadap barang dan harga barang. Jual

33
34

beli ijon dilarang oleh nabi saw karna ghararnya besar. Jika keberhasilan

transaksi ijon bergantung kepada ketidak jelasan tatkala panen, keberhasilan

investasi bitcoin sanagat bergantung kepada ketidak jelasan tren yang berlaku

di komunitasnya. Selama mereka masih suka, harga bitcoin masih bisa di

pertahankan, ketika mereka bosan, seketika akan hilang.

3. Bitcoin memiliki beberapa keunggulan dibandingkan mata uang tradisional,

itulah sebabnya Bitcoin menjadi sangat populer, fungsi ini meliputi:

aksesibilitas global, keamanan, biaya transaksi rendah, waktu proses lebih

cepat, nilai tukar lebih baik. Bitcoin juga memiliki manfaat yaitu: memiliki

waktu pemerosesan yang lebih cepat dibandingkan metode pembayaran

tradisional, memiliki biaya transaksi yang lebih rendah, aman dan terjamin,

dapat digunakan di berbagai toko fisik dan online, pengguna tidak rentan

terhadap penipuan dan pencurian identitas, semua transaksi dapat diverifikasi

dan disimpan secara permanen. Bitcoin juga meliki madaratnya akan tetapi

setelah di tinjau lebih jauh lagi mengenai penggunaan Cryptocurrency sebagai

mata uang digital khususnya ketika melakukan transaki online ternyata banyak

sekali mengandung unsur kemadharatan. Itu artinya banyak sekali risiko yang

dapat di timbulkan dengan adanya Cryptocurrency tersebut serta dapat

merugikan para penggunanya, maka praktik ini tidak sesuai dengan ketentuan

syari'ah yang di ajarkan oleh ajaran agama islam yakni transaksi muamalat

yang menimbulkan kemadharatan sebaiknya ditinggalkan, sesuai yang

tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur'an

4. Pandangan bahwa Bitcoin haram bisa dibilang menjadi panorama arus utama

dalam diskursus halal dan haram Bitcoin dari perspektif hukum Islam saat ini.
35

Beberapa ulama dan lembaga fatwa Islam telah menyatakan Bitcoin atau

cryptocurrency secara umum adalah haram.

B. Saran

1. Penggunaan bitcoin sebagai alat transaksi pembayaran khususnya pada

transaksi keuangan online termasuk daripada syubhat, dan sesuatu yang

syubhat itu hendaklah ditinggalkan, karena tidak membawa manfaat sekaligus

menjauhkan tujuan daripada syari'at Islam yakni kemaslahatan bagi seluruh

umat. Hendaknya sebagai seorang muslim sudah seharusnya untuk senang tiasa

supaya menjauhi larangan- larangan dari Allah swt, khusus nya dalam segi

transaksi yang mengandung garar dan riba.

2. Hendaknya pembaca dapat mengamalkan apa yang telah dibaca dari hasil

karya tulis ini, karna telah mengetahui akan besarnya kerugian material dari

penggunaan mata uang digital atau bitcoin sebagai alat transaksi dan dapat dosa

dari Allah swt.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Books.google.co.id Hukum e-money dalam tinjauan syariah. Pengarang-Ammi Nur

Baits, Muamalah publis. Tiaradhana.bitcoi sebagai alatpembayaran yang legal.

Fintech dalam Keuangan Islam: Teori dan Praktik Oleh Hartina Fattah, Ichwan

Riodini, Jamaludin, Sri Wahyuni Hasibuan, Dhidhin Noer Ady Rahmanto, Meutia

Layli, Nasrulloh, Ishak, Mohammad H. Holle, Kamaruddin Arsyad, Abdul Aziz,

Wahyu Purbo Santoso, Ali Mutakin, Naelati Tubastuvi, Nugraha Hasan, Misno,

Dede Aji Mardani, Hasbi Ash Shiddieqy, Edy Setyawan, Wanti Ernawati, Budi

Sukardi, Chaidir Iswanaji, M. Zidny Nafi' Hasbi, Muhammad Salman Al Farisi,

Sitti Nikmah Marzuki 2022. Bughyatul Mustarsyidin: Darul Fikr), h. 91).

Jurnal

[Al-Mathba'ah Al-'Amirah As-Syarafiyyah bi Mishra Al- Mahmiyyah; juz

IV],h.2930).repository.uinsuska.ac.id/18524/8/8.%20BAB%20III_2018564MU

A.pdf. https://journal.ikopin.ac.id/index.php/fairvalue

Website

https:/Scholarhub.ui.ac.id/ilrev/bunvol8/iss3/6/.https://www.google.com/amp/s/a

mpdi.kompas.com/money/read.https://accurate.id/aplikasi-kasir/alat-

pembayaran/https://kamus.tokopedia.com/m/matauang/.https://tafsirweb.com/377

06-surat-al- maidah-ayat-90-.htmlv. https://almanhaj.or.id/2649-jual-beli-

gharar.html./https://muhammadiyah.or.id

36
37

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas

a. Nama : Azka Zakarya

b. Tempat Tanggal Lahir : Garut 06, Desember 2006

c. Jenis Kelamin : Laki-Laki

d. Alamat : Kp. Panyaweuyan Rt. 04/Rw.06, Ds. Sukamulya

Kec. Pangatikan Kab. Garut

e. Nama Ayah : Yaya Suryana

f. Narna Ibu : Siti Rohimah

g. Alamat Orang Tua : Kp. Panyaweuyan Rt. 04/Rw.06, Ds. Sukamulya

Kec. Pangatikan Kab. Garut

2. Riwayat Pendidikan

a. RA : RA Al- Mujahidin Panyaweuyan

b. MI : MI Al-Mujahidin Panyaweuyan

c. Mts : Mts 212 Kudang Wanaraja

d. MA : MA 212 Kudang Wanaraja

3. Pengalaman Organisasi : Ikatan Remaja Masjid al- Mujadin Panyaweuyan

(Irmap) 2019-2024 sebagai Bidang Pendidikan Dakwah

Anda mungkin juga menyukai