Anda di halaman 1dari 86

HUKUM MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA

PERSPEKTIF ASY-SYAIKH ‘ABDUL ‘AZIZ BIN BAZ


DAN DR. YUSUF AL-QARDHAWI

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mu’allimin

Pesantren Persatuan Islam 212 Kudang

Disusun Oleh:

Nisa Koswara

NIS : 1312320501082100403

MU’ALLIMIN/MADRASAH ALIYAH

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 212 KUDANG

GARUT 2023-2024 M/1445 H


LEMBAR PERSETUJUAN

HUKUM MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA


PERSPEKTIF ASY SYAIKH ‘ABDUL ‘AZIZ BIN BAZ
DAN DR. YUSUF AL-QARDHAWI

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mu`allimin

Pesantren Persatuan Islam 212 Kudang

Disusun Oleh :

Nisa Koswara

NIS : 1312320501082100403

Disetujui,

Pembimbing Biro Paper

Karim Haryadi S.Pd Fazar Azhari, M.Pd.I

ii
LEMBAR PENGESAHAN

HUKUM MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA


PERSPEKTIF ASY SYAIKH ‘ABDUL ‘AZIZ BIN BAZ
DAN DR. YUSUF AL-QARDHAWI

Karya Tulis ini telah diujikan pada hari Ahad 14 Januari 2024

Dan dinyatakan LULUS

Garut, 14 Januari 2024

Pesantren Persis 212 Kudang Wanaraja

Pembimbing Biro Paper

Karim Haryadi,S.Pd Fazar Azhari, M.Pd.I

Penguji I Penguji II

Beni Hamzah Tufik, S.H.I Fazar Azhari, M.Pd.I

Mudirul Mu’allimin Mudirul ‘Am

Beni Hamzah Taufik, S.H.I Drs. Budiman


NIAT: 01.08.29051.279 NIAT: 01.08.23980.107

iii
MOTTO

“Lakukanlah kebaikan walaupun itu melelahkan, karena lelahnya akan hilang

kebaikannya akan tetap bertahan.

Tinggalkanlah dosa walaupun itu kamu sukai/menyenangkan, karena

kesenangannya akan hilang tapi dosanya tetap ada.”

-Ustadz Hanan Attaki-

Paper ini penulis persembahkan untuk,

Ayah dan Mamah

Asatidz dan Asatidzah

Kakak dan Adikku

Keluarga besar Asrama 212 Kudang

Angkatan 8

iv
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Segala puja dan puji hanya milik Allah semata, Tuhan semesta alam.

hanya Dia-lah yang paling berhak mendapatkan puji sebanyak nikmat yang

diberikan-Nya. Alhamdulillah penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT yang

telah memberikan kesehatan, kekuatan, kesabaran, serta ridha-Nya, karena berkat

dari-Nya penulis karya tulis ini bisa selesai dan semua halangan serta rintangan

bisa dihadapi dengan baik. Berkat kehendak dari-Nya penulis bisa menyusun

karya tulis ini dengan sebaik-baiknya. Serta shalawat dan salam semoga selalu

tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, tak lupa juga kepada

keluarga dan para shahabatnya yang selalu setia membantu perjuangan beliau

dalam menegakkan agama Allah di muka bumi ini, serta orang-orang yang

senantiasa berpegang teguh mengikuti jejak langkahnya sampai hari kiamat.

Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang seni

menggambar makhluk bernyawa yang harus diperhatikan. Apalagi di zaman

sekarang banyak yang mengagung-agungkan gambar yang menimbulkan

perbuatan syirik.

Penulis menyadari bahwa penelitian karya tulis ini belum sepenuhnya

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak

sangat penulis harapkan untuk perbaikan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini

dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak, sehingga dapat membuka

v
cakrawala berpikir serta memberikan setitik khazanah pengetahuan untuk terus

memajukan dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam.

Garut, 14 Januari 2024

Penulis,

Nisa Koswara

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Tak lupa pula penulis ucapkan banyak terima kasih beriring do`a

Jazaakumullah Khairan Katsiraa kepada banyak pihak yang telah berjasa dalam

pembuatan karya tulis ini :

1. Drs. Budiman selaku Mudirul ‘Am PPI 212 Kudang sekaligus pemegang

kepengurusan asrama yang banyak memberikan kebaikan dan motivasi.

2. Al-Ustadz Beni Hamzah Taufik selaku Mudir satuan Mu’allimin PPI 212

Kudang, yang telah menyemangati kami dengan senyuman tulusnya.

3. Seluruh jajaran asatidz/asatidzah, dan kakak-kakak alumni PPI 212

Kudang yang dengan rela membagi ilmu dan pengalamannya kepada

kami.

4. Al-Ustadz Karim Haryadi S.Pd selaku pembimbing penulis yang bersedia

menyisihkan waktunya untuk membenarkan dan meluruskan penulisan

demi terselesaikannya Karya Tulis ini dengan baik.

5. Al-Ustadz Fazar Azhari M.Pd, selaku biro paper, dan Ustadz Asep

Muharam M.Ag yang telah membimbing metodologi. Terimakasih atas

segala arahan dan bimbingan yang telah diberikan dengan tak henti-

hentinya dan dengan penuh kesabaran.

6. Ustadzah Narti Winarti selaku wali kelas selama 3 tahun dari tahun 2021-

2024, yang banyak memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis

dan teman-teman.

vii
7. Ayah dan Mamah tercinta yang selama ini telah membantu penulis dalam

bentuk kasih sayang, perhatian, semangat, serta do’a yang selalu

dipanjatkannya kepada Allah demi kelancaran dan kesuksesan penulis

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Diri saya sendiri Nisa Koswara, sudah kuat bertahan sampai saat ini

dengan melewati banyak cobaan yaang tak mudah, tapi berhasil dilewati

dengan ocehan dan kesabaran. Nisa yang selalu berusaha untuk baik

kepada diri sendiri dan orang lain, yang selalu berusaha memperbaiki diri

dan melapangkan hati untuk semua yang terjadi. Jadilah orang yang selalu

baik tanpa berharap balasan dari manusia. Teruslah berjuang, jalanilah

hidup dengan ikhlas dan usaha yang baik, serta selalu menyertakan nama

Allah dalam setiap perbuatan. In syaa Allah, Allah sangat sayang

kepadamu.

9. Kakak dan adikku tercinta Erik Andryan dan Anggi Koswara yang

senantiasa memberi dukungan, semangat serta doa kepada penulis dalam

pengerjaan Karya Tulis ini.

10. Zahrah Safinatunnajah, Nabila Azzahra, Annisa Syakirah, Azkiah Putri

Munawaroh terimakasih atas segala macam-macam bantuan yang kalian

telah lakukan untuk penulis, semoga apa yang kalian lakukan bisa menjadi

catatan amalan yang baik.

11. Alleda Salwa yang sudah bersedia menjadi tempat konsultasi dan banyak

memberikan bantuan dalam pembuatan karya tulis ini. Juga orang yang

selalu mengerti akan keadaan penulis. Alle juga banyak direpotkan oleh

viii
penulis tapi selalu sabar. Semoga Allah selalu memberi kebaikan

kepadamu.

12. Kawan-kawan terbaik yang Allah hadirkan untukku, kawan terindah

seindah Angkatan 8, kawan yang sangat luar biasa kocak, senantiasa

bekerja sama dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini. Tiga tahun ini

bukanlah waktu yang lama, tapi kalian berhasil mengukir kenangan di

kehidupanku.

13. Kawan seperjuangan bimbingan Syifa Gantina, Raihana Rahman, Riasti

Aulia, Ekky Muhammad, Azka Zakaria, Dhika Pranata yang sama-sama

dilanda kebimbangan tapi alhamdulillah bisa kita lewati.

14. Penghibur dan yang merangkul kala hati gundah gulana, ketika mood

penulis tidak terkondisikan dan kawan berbagi cerita (Zahrah dan Nabila).

15. Abdul Ma’arif, Fahrul, Fiero, Ridlo, Zahrah, Nabila, Annisa, Azkiah

teman seperjuangan asrama, kita sudah melewati lika-liku kerumitan

asrama sampai akhirnya kita bisa menyelesaikan Karya Tulis ini dengan

baik.

16. Ustadzah Hendrayati, A Rahman, A Habib, A Ilman, A Juliandi, A Rifqi,

Teh Hapipah, Teh Titing yang telah memberikan kelonggaran dalam

program asrama sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dan kepada seluruh pihak yang tak bisa disebutkan, saya haturkan

Jazaakumullah Khairan Katsiraan, semoga Allah membalas kebaikan

kalian dengan yang lebih baik. Semoga kebaikan – kebaikan kalian dibalas

oleh Allah Swt. Aamiinn

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5

D. Metode Penelitian......................................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan................................................................................... 5

BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

A. Pengertian Hukum........................................................................................ 7

B. Pengertian Menggambar ............................................................................ 14

C. Pengertian Makhluk Bernyawa .................................................................. 21

D. Dalil Yang Berkaitan Dengan Menggambar Makhluk Bernyawa ............. 22

E. Biografi Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz .................................................. 26

F. Biografi Yusuf Al-Qardhawi...................................................................... 31

x
BAB III : PEMBAHASAN ................................................................................. 44

A. Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa Perspektif Asy-Syaikh Abdul

Aziz bin Baz ...................................................................................................... 44

B. Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa Perspektif Yusuf Al-Qardhawi56

C. Batasan Bolehnya Menggambar menurut Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz

dan Yusuf Al-Qardhawi .................................................................................... 62

BAB IV : PENUTUP ........................................................................................... 65

A. Kesimpulan ................................................................................................ 65

B. Saran........................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 73

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat zaman sekarang, pola pikir manusia yang semakin maju

seperti halnya dalam bidang seni yang mencari keindahan dalam gaya hidup

sederhana, pun dapat menghadirkan makna dalam kehidupan sehari-hari.

Berbeda dengan zaman dahulu, keindahan yang diselimuti dengan hal-hal

sederhana namun mereka berfikir mempunyai keindahan dan makna yang

mendalam dan simbolisme yang kompleks dan religius. Seni merupakan

keindahan yang dapat dipandang oleh mata secara langsung sehingga manusia

dapat merasakan dan bisa menilai dengan berbagai macam sudut pandang.

Keindahan merupakan satu bagian yang takkan pernah hilang dari

kehidupan manusia. Dengan berbagai macam kemampuannya, manusia

banyak menuangkan kreatifitasnya ke dalam segala bidang kesenian, yang

bertujuan ingin mendapatkan sebuah keindahan dan kepuasan hati. Islam pun

cinta dengan keindahan, namun bukan berarti Islam selalu membolehkan

segala bidang kesenian yang mengatasnamakan keindahan padahal keluar dari

jalur syari’at Islam. (Lbm UINSGD, t.t.)

Keindahan merupakan sesuatu yang selalu melekat pada fitrah setiap

manusia. Salah satu bentuk keindahan adalah segala bentuk keindahan datang

dari apa yang dilihat mata dan mampu menyejukkan mata dan hati.

1
2

Seni merupakan keindahan yang dipandang oleh mata sehingga manusia

dapat merasakan dan bisa menilai dengan berbagai macam sudut pandang. Seni

merupakan keahlian dalam membuat karya yang bermutu, seperti lukisan, ukiran,

atau tari. Seni juga meliputi banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya

audio, visual, atau pertunjukan yang mengungkapkan gagasan, imajinasi, atau

sesuatu yang dapat dijadikan penghargaan karena keindahan atau kekuatan emosi

dari pembuatnya.(Lbm UINSGD, t.t.)

Menggambar merupakan sebuah proses kreasi untuk menciptakan karya

seni dua dimensi. Dalam ajaran Islam, menggambar menjadi salah satu hal yang

diatur soal pelaksanaannya. Jika menyalahi aturan, hukumnya pun bisa berubah

menjadi haram.1 Melalui gambar, seseorang dapat menuangkan gagasan yang

tidak dapat diungkapkan lewat media lain. Karenanya, menggambar tidak hanya

menciptakan karya seni yang dapat dinikmati orang lain, namun juga dapat

menjadi media aktualisasi diri seorang seniman. (Lbm UINSGD, t.t.)

Di dalam Islam, ada banyak pendapat yang berbeda tentang seni Islam.

Ada sekelompok orang yang meyakini bahwa segala bentuk peniruan adalah

upaya melawan kesempurnaan Tuhan dan merupakan bentuk keinginan untuk

menciptakan ciptaan. Namun ada pula yang berpendapat bahwa seni merupakan

salah satu bentuk kreativitas manusia untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.

Syariah melarang menggambar benda yang mengandung roh sebagai berikut:

Manusia, hewan, dll. Hal ini berlaku baik gambar itu berupa pakaian, kertas, kulit,
1
kumparan.com. 14 Januari 2022 14:02. Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa dalam Ajaran
Islam beserta Haditsnya. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari https://kumparan.com/berita-hari-
ini/hukum-menggambar-makhluk-bernyawa-dalam-ajaran-islam-beserta-haditsnya-
1xMtg3rvdUj/4
3

perhiasan, perkakas, uang, atau apa pun. Semuanya haram. Haram menggambar

sesuatu yang ada ruhnya. Melukis gambar makhluk Allah SWT, membuat patung

untuk beribadah, menciptakan apa saja yang dapat menurunkan derajat keimanan

dan menghilangkan kebesaran Allah SWT, sungguh sangat menyakitkan di

akhirat, dan mendapat siksa yang berat. Alasan pelarangan ini adalah karena

seringkali masyarakat terlalu mengagumi dan memuji ciptaannya sendiri hingga

lupa menghargai dirinya sendiri.

Dalam perkara ini, penulis tertarik untuk meneliti tentang hukum

menggambar dengan berlandaskan pendapat para ulama yang berbeda pandangan

mengenai hukum menggambar. Seperti pandangan menurut Asy-Syaikh Abdul

Aziz bin Baz yang menjelaskan tentang hukum menggambar. Beliau mengambil

dari hadits-hadits tentang gambar, lukisan, foto serta patung dan memahaminya

sesuai apa yang ada di dalam hadits. Makna yang terdapat di dalam hadits

menurut beliau itu adalah gambar, lukisan, foto, patung yang memang sudah

diperintahkan Rasul untuk menghapusnya. Maka pembuatan gambar makhluk

bernyawa itu diharamkan.

Adapun pandangan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi mengenai hukum

menggambar ini yaitu pada awal karirnya beliau cenderung mengikuti pandangan

tradisional dalam Islam yang melarang menggambar makhluk bernyawa, terutama

manusia dan hewan. Pandangan beliau ini didasarkan pada keyakinan bahwa

menciptakan gambar makhluk bernyawa dapat bersinggungan dengan kesyirikan

atau menciptakan objek yang bisa dianggap sebagai tandingan Allah dalam

penciptaan. Namun, seiring berjalannya waktu beliau mulai mempertimbangkan


4

pandangan yang membolehkan gambar-gambar makhluk dalam konteks tertentu,

seperti tujuan untuk pendidikan, medis, atau ilmiah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang membahas mengenai

hukum gambar, maka penulis mengambil judul “HUKUM MENGGAMBAR

MAKHLUK BERNYAWA PERSPEKTIF ASY-SYAIKH ABDUL AZIZ BIN

BAZ DAN DR. YUSUF AL-QARDHAWI” agar tidak salah dalam memahami

hukum menggambar makhluk bernyawa.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan di atas,

perlu kiranya penulis untuk membatasi rumusan pokok masalah yang akan diteliti.

Hal ini dilakukan agar penulisan menjadi lebih fokus dan tidak meluas, sehingga

permasalahan yang diteliti menjadi jelas. Adapun rumusan masalah yang akan

dibahas diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana hukum menggambar makhluk bernyawa perspektif Asy-

Syaikh Abdul Aziz bin Baz ?

2. Bagaimana hukum mengggambar makhluk bernyawa perspektif Yusuf

Al-Qardhawi ?

3. Bagaimana batasan bolehnya menggambar menurut Asy-Syaikh Abdul

Aziz bin Baz dan Yusuf Al-Qardhawi ?


5

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah dari fokus penelitian di atas, maka

tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami hukum mengggambar makhluk

bernyawa perspektif Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz.

2. Untuk mengetahui dan memahami hukum menggambar makhluk

bernyawa perspektif Yusuf Al-Qardhawi.

3. Untuk mengetahui dan memahami batasan bolehnya menggambar

menurut Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Yusuf Al-Qardhawi.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah data

yang diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan dan hukum yang berkaitan

erat yang menjelaskan permasalahan yang meliputi buku-buku atau metode

pengumpulan data untuk kemudian dilakukan pencatatan atau pengutipan

terhadap data-data tersebut.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tersusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Yang meliputi pengertian hukum, pengertian menggambar,

pengertian makhluk bernyawa, hadits yang berkaitan dengan gambar


6

makhluk bernyawa, biografi Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dan biografi

Yusuf Al-Qardhawi.

BAB III : PEMBAHASAN

Yang meliputi hukum menggambar makhluk bernyawa perspektif

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, hukum menggambar makhluk bernyawa

perspektif Yusuf Al-Qardhawi, dan batasan bolehnya menggambar

menurut Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Yusuf Al-Qardhawi.

BAB IV : PENUTUP

Yang meliputi kesimpulan dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Hukum

1. Arti Hukum Menurut KBBI

Pengertian hukum menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap

mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Hukum juga

dapat diartikan sebagai undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk

mengatur pergaulan hidup masyarakat.2

2. Definisi Hukum Secara Umum

Pengertian hukum secara umum adalah peraturan yang berupa

norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku

manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.

Hukum menjadi pedoman bagi masyarakat dalam bertindak. Masyarakat

juga berhak mendapat kepastian dan perlindungan hukum. Terdapat sanksi

dan hukuman bagi orang yang melanggar hukum.3

3. Pengertian hukum menurut beberapa ahli:

1). Aristoteles

Aristoteles merupakan seorang filsuf yang berasal dari Yunani.

Aristoteles membagi hukum menjadi dua, hukum tertentu dan hukum

universal. Hukum tertentu adalah aturan-aturan yang menetapkan dan


2
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Arti Kata Hukum – Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Online. Diakses pada 1 Oktober 2023, dari https://kbbi.web.id/hukum
3
Zakky, 2019. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli Beserta Arti dan Definisinya.
ZonaReferensi.Com. 25 April 2019

7
8

melarang beberapa tindakan. Hukum universal adalah hukum alam, ia

memiliki aturan dan pengarahannya tersendiri.4

2). Ernest Utrecht

Ernest Utrecht adalah seorang pakar hukum yang berasal dari

Indonesia. Menurutnya, definisi hukum adalah himpunan yang menjadi

petunjuk hidup, berupa perintah atau larangan yang bertujuan mengatur

tata tertib di dalam masyarakat yang harus ditaati oleh masyarakat. 5 Jika

masyarakat tersebut melanggar peraturan yang sudah ditetapkan, maka

pemerintah atau masyarakat itu harus mengambil tindakan.6

3). Immanuel Kant

Immanuel Kant adalah seorang filsuf yang terkenal dari abad ke-

18. Menurut Kant, hukum adalah seperangkat aturan yang berlaku secara

universal dan objektif. Hukum bertujuan untuk menjaga kebebasan

individu dalam masyarakat dan menjadi dasar bagi keadilan.7

Manusia bisa bertindak sesuai kemauannya sendiri namun tidak

bertentangan dengan moral-moral yang berlaku di dalam lingkungannya.

Menurut Immanuel, hukum adalah syarat yang secara keseluruhan

4
Gramedia Blog. Hukum : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur dan Jenis. Diakses pada 1 Oktober
2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/
5
Sabat, Olivia, 2021. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli dan Penggolongannya. detikEdu.
Jum’at 05 November 2021, 16.00
6
Ibid. h. 3
7
menurut.id. 22 Januari 2023. Pengertian Hukum Menurut Immanuel Kant. Diakses pada 1
Oktober 2023, dari https://www.menurut.id/pengertian-hukum-menurut-immanuel-kant
9

memiliki kehendak bebas untuk bisa menyesuaikan dan mengikuti

peraturan. 8

4). Mochtar Kusumaatmadja

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. adalah seorang

akademisi dan diplomat Indonesia. Beliau lahir tanggal 17 Februari 1929

dan wafat 6 Juni 2021. Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H.,

LL.M. yang menyatakan bahwa: “Hukum yang memadai tidak hanya

memandang hukum itu sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang

mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula mencakup

lembaga dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam

kenyataan”.9

5). Thomas Hobbes

Thomas Hobbes adalah filsuf asal Inggris yang beranggapan bahwa

hukum adalah alat perekat yang formal, memiliki kegunaan dalam

menyatukan masyarakat yang pada awalnya tidak terorganisir. Menurut

pandangannya, hukum adalah suatu aturan yang menguasai kehidupan

masyarakat baik secara paksa atau memerintah dan dibuat oleh pihak-

pihak yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat tersebut.10

8
Gramedia Blog. Hukum : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur dan Jenis. Diakses pada 1 Oktober
2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/
9
peradi-tasikmalaya.or.id. 14 April 2022. Definisi Hukum Menurut Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, S.H., LL.M. Diakses pada 1 Oktober 2023, dari https://peradi-
tasikmalaya.or.id/definisi-hukum-menurut-prof-dr-mochtar-kusumaatmadja-s-h-ll-m/
10
Gramedia Blog. Hukum : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur dan Jenis. Diakses pada 1 Oktober
2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/
10

6). Hans Kelsen

Ia berpendapat bahwa hukum ialah berbagai norma yang berisi

kondisi serta konsekuensi dalam suatu tindakan. Dimana konsekuensi

pelanggaran hukum tersebut bisa saja berupa suatu ancaman suatu sanksi

dari penguasa. Misalnya saja manusia yang lebih superior di bidang politik

nantinya bisa menentukan hukum bagi mereka yang lebih inferior.11

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa hukum adalah

undang-undang yang dibuat dan ditegakkan oleh organisasi sosial atau

pemerintah untuk mengatur perilaku manusia. Undang-undang yang

ditegakkan oleh negara dapat dibuat oleh suatu kelompok legislatif atau

oleh satu legislator yang membuat undang-undang tersebut; badan

eksekutif melalui keputusan dan peraturan atau ditentukan oleh hakim

melalui preseden. Kontrak yang mengikat secara hukum juga dapat dibuat,

termasuk perjanjian arbitrase yang menerapkan cara penyelesaian sengketa

alternatif dibandingkan prosedur pengadilan tradisional.

Penciptaan hukum itu sendiri dapat dipengaruhi oleh konstitusi,

baik tertulis maupun tersirat, serta hak-hak yang terkandung di dalamnya.

Hukum membentuk politik, ekonomi, sejarah dan masyarakat dalam

berbagai cara dan memiliki fungsi mediasi dalam hubungan antarmanusia.

Sistem hukum di setiap negara berbeda-beda. Dalam yurisdiksi sipil,

badan legislatif atau otoritas pusat lainnya menciptakan dan menegakkan

hukum. Secara historis, hukum agama telah mempengaruhi masalah

11
peradi-tasikmalaya.or.id. 17 maret 2022. Teori Hukum Menurut Hans Kelsen. Diakses pada 22
Oktober 2023, dari https://peradi-tasikmalaya.or.id/teori-hukum-menurut-hans-kelsen/
11

sekuler dan masih digunakan di beberapa komunitas agama. Hukum

syariah berdasarkan prinsip-prinsip Islam digunakan sebagai sistem

hukum utama di beberapa negara, termasuk Iran dan Arab Saudi.

Adapun Tujuan Hukum, yaitu guna menjamin kelangsungan

keseimbangan dalam perhubungan antar anggota masyarakat, yaitu

dibutuhkan aturan-aturan hukum yang diadakan atas kehendak serta

keinsyafan masing-masing anggota masyarakat itu. Peraturan-peraturan

hukum yang bersifat mengendalikan serta memaksa anggota masyarakat

untuk patuh mentaatinya, menyebabkan adanya penyeimbang dalam setiap

perhubungan dalam masyarakat.12 Dengan demikian, hukum bertujuan

untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat serta hukum

itu harus pula bersendikan pada keadilan, ialah asas-asas keadilan dari

masyarakat itu.

Masyarakat adalah pelaku, bukan alat atau objek yang mempunyai

kepentingan dan tuntutan yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan baik.

Berikut adalah tujuan dari hukum:

a) Kaidah hukum memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan

manusia dari bahaya yang mengancam.

12
Cahya Palsari. (2021). KAJIAN PENGANTAR ILMU HUKUM : TUJUAN DAN FUNGSI ILMU
HUKUM SEBAGAI DASAR FUNDAMENTAL DALAM PENJATUHAN PUTUSAN
PENGADILAN ( Volume 4 Nomor 3 November 2021), h. 941.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jatayu/article/view/43191/20763. Diakses pada 27
oktober 2023.
12

b) Mengatur hubungan antara sesama manusia agar tercipta ketertiban

dan diharapkan bisa mencegah terjadinya konflik di antara

manusia.

c) Hukum melindungi kepentingan manusia baik secara individu

ataupun kelompok. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang

juga membutuhkan perlindungan kepentingan agar kepentingannya

bisa terlindungi dari ancaman sekelilingnya.

d) Hukum memiliki tujuan untuk mewujudkan kebahagiaan yang

sebesar-besarnya untuk semua orang. Tidak hanya memberi nafkah

hidup, tapi juga memberi makan yang berlimpah, perlindungan dan

mencapai kebersamaan.

e) Hukum menjadi sarana untuk memelihara dan menjamin

ketertiban.

Hukum memiliki beberapa fungsi, di antaranya :

1) Sebagai sarana pengendali sosial. sebuah sistem yang menerapkan

aturan-aturan mengenai perilaku yang benar.

2) Sebagai sarana untuk mengadakan perubahan pada masyarakat.

3) Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.

4) Sebagai sarana dalam mewujudkan keadilan sosial.

5) Sebagai sarana dalam pergerakan pembangunan.

6) Sebagai fungsi kritis, melakukan pengawasan baik pada aparatur

pengawas, aparatur pelaksana dan aparatur penegak hukum.


13

7) Sebagai alat untuk mengikat anggota dalam masyarakat sehingga

kelompok jadi semakin erat eksistensinya.

8) Sebagai alat untuk membersihkan masyarakat dari kasus yang

mengganggu masyarakat dengan cara memberikan sanksi baik

pidana, perdata, administrasi dan sanksi masyarakat.

9) Sebagai alat untuk melakukan alokasi kewenangan dan putusan

terhadap badan pemerintahan.

10) Sebagai alat stimulasi sosial. Hukum bukan alat yang hanya

digunakan untuk mengontrol masyarakat, namun juga meletakan

dasar-dasar hukum yang bisa menstimulasi dan memfasilitasi

interaksi di antara masyarakat dengan tertib dan adil.13

Hukum memiliki beberapa unsur, di antaranya:

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.

3. Peraturan itu bersifat memaksa.

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas (pasti dan

dapat dirasakan nyata bagi yang bersangkutan).14

13
Ibid. h. 9
14
Wibowo T.Tunardy, S.H.,M.Kn., 2021. Pengertian Hukum: Unsur-Unsur, Ciri-Ciri dan Sifat
Hukum. Diakses dari https://jurnalhukum.com/pengertian-hukum-unsur-unsur-ciri-ciri-dan-sifat-
hukum/ pada 5 November 2023 pada pukul 21.00
14

B. Pengertian Menggambar

Menggambar berasal dari kata gambar. Gambar sendiri merupakan

tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat

dengan coretan pensil dan pada kertas dan sebagainya.15 Jadi, jika

ditambahkan imbuhan "meng", kata ini berubah menjadi kata kerja yang

bermakna membuat suatu gambar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

menggambar adalah aktivitas membuat gambar ataupun melukis.

Gambar dalam istilah bahasa Arab disebut sebagai tashwir, berasal

dari kata shawwara. Kata shawwara bermakna menyerupakan atau

menjadikan gambar dengan berbagai bentuk. Bentuk masdarnya adalah

tashwir artinya proses dari penyerupaan, sedangkan hasil dari proses

penyerupaan itu adalah al-shurah. Al-shurah juga kadang diartikan al-

syakl (bentuk), al-haiah (rupa), al-haqiqah (hakikat), dan al-shifah

(sifat).16

Menurut Dr. Farida Mayar, M.Pd. dalam buku Seni Rupa untuk

Anak Usia Dini, menggambar (drawing) adalah kegiatan manusia untuk

mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialaminya baik mental maupun

visual dalam bentuk garis dan warna.17 Menggambar juga dapat diartikan

sebagai proses mengekspresikan ide, mimpi, emosi dan pengalaman untuk

menciptakan gambar dengan menggunakan berbagai alat. Secara fisik,

15
THABRANI, GAMAL, 2022. Pengertian Menggambar, Jenis, Teknik & Alat (Pendapat Ahli.
serupa.id. 28-04-2022
16
Moh Komarudin. (2019). ANALISIS HADITS LARANGAN MENGGAMBAR MAKHLUK
BERNYAWA PERSPEKTIF HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER. Diakses pada 9
November 2023, pukul 20.27 WIB.
17
Dr. Mayar, M.Pd, F. (2022). Seni Rupa untuk Anak Usia Dini. Deepublish. Tersedia dalam
https://books.google.co.id/books?id=Xyh-EAAAQBAJ&hl=id&source=gbs_navlinks_s
15

menggambar hanyalah menggunakan alat menggambar untuk

menyampaikan imajinasi dalam pikiran kita, baik imajinasi murni maupun

tiruan alam.. Namun, gambar adalah bahasa universal yang sudah ada jauh

sebelum tulisan. Banyak sekali temuan seni sejarah seperti lukisan dan

cetakan tangan yang ditemukan di gua-gua prasejarah sebagai alat

komunikasi atau ilustrasi.

Dari beberapa penjelasan di atas, menggambar adalah kegiatan

menciptakan gambar atau ilustrasi dengan menggunakan berbagai media

dan peralatan. Menggambar bisa menjadi sebuah bentuk komunikasi

visual yang kuat, karena gambar dapat menyampaikan ide dan emosi

dengan cara yang tidak dapat dilakukan dengan kata-kata.

Menggambar bisa menjadi hobi yang menyenangkan bagi sebagian

orang. Secara definsi, menggambar memungkinkan seseorang untuk

berkreasi tanpa dibatasi oleh aturan. Alhasil, orangnyang rutin

menggambar seringkali memiliki imajinasi yang kuat.

Selain menggunakan imajinasi murni dari pikiran sendiri, akan

tetapi ada pula yang menggambar ulang sebuah karya yang ditambah

elemen lain. Sebenarnya, seni menggambar telah dikenal ratusan hingga

ribuan tahun yang silam. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penemuan

gambar yang ada di dinding-dinding gua.18

18
Erick, Yoshua, 2022. Pengertian Menggambar: Menurut Para Ahli, KBBI, Secara Umum.
stellamariscollege.org. 7 Maret 2022.
16

1. Pengertian Menggambar Secara Umum

Sedangkan secara umum, menggambar dapat diartikan sebagai

kegiatan menuangkan imajinasi dengan menorehkan alat gambar pada

media kertas. Hasil dari menggambar termasuk dalam jenis karya seni

rupa 2 dimensi yang dapat digunakan untuk menyatakan atau menjelaskan

sesuatu.19

2. Pengertian Menggambar Berdasarkan KBBI

Menggambar memiliki kata dasar “Gambar” yang dalam KBBI

memiliki arti tiruan barang, baik orang, tumbuhan dan lainnya. Tiruan

tersebut, kemudian dibuat menggunakan peralatan menggambar pada

sebuah media gambar, seperti kertas.20

KBBI membuat definisi gambar tersebut, karena kata “Gambar”

dapat dikatakan sebagai istilah yang umum, tidak spesifik seperti frasa

“menggambar”. Sebab, dalam lukisan lukisan pun dapat mengandung

istilah gambar, padahal bukan termasuk hasil dari produk kegiatan

menggambar.21

3. Pengertian Menggambar Menurut Para Ahli

a) Sumanto

Sumanto (2006, hlm. 13) mengatakan bahwa, menggambar adalah

proses menciptakan gambar dengan cara menggoreskan benda-benda

19
Erick, Yoshua, 2022. Pengertian Menggambar: Menurut Para Ahli, KBBI, Secara Umum.
stellamariscollege.org. 7 Maret 2022.
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Arti Kata Menggambar – Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Online. Diakses pada 25 Agustus 2023, dari https://kbbi.web.id/gambar
21
Ibid. h. 2
17

tajam (seperti pensil atau pena) pada bidang datar (misalnya permukaaan

papan tulis, kertas, atau dinding).22

b) Affandi

Menurut Affandi (dalam Saiful Haq, 2008, hlm. 2), menggambar dan

melukis merupakan perwujudan bayangan angan-angan ataupun suatu

pernyataan perasaan/ekspresi dan pikiran yang diinginkan. Perwujudan

tersebut dapat berupa tiruan objek ataupun fantasi yang lengkap dengan

garis, bidang, warna, dan tekstur dengan sederhana.23

c) Tarja Sudjana

Tarja Sudjana mendefinisikan menggambar adalah aktivitas

memindahkan benda yang dilihat ke dalam sebuah bidang gambar tanpa

adanya suatu perubahan.24

d) F.D.K Ching

Menggambar adalah kegiatan mewujudkan persepsi atau serapan visual

dalam media gambar. F.D.K Ching juga mengatakan bahwa menggambar

ialah menciptakan guratan pada sebuah permukaan dan secara grafis mirip

dengan objek lain. Seseorang yang membuat seni gambar, menciptakan

realitas yang sebanding dengan pengalaman yang dimiliki.25

22
THABRANI, GAMAL, 2022. Pengertian Menggambar, Jenis, Teknik & Alat (Pendapat Ahli.
serupa.id. 28-04-2022
23
AUTHOR, 2022. Pengertiian Menggambar : Menurut Para Ahli, Jenis, Objek, Komposisi,
Teknik Dan Peralatannya. teks.co.id. 18 November 2022
24
Info public pendidikan, 2022. Pengertian Menggambar, Tujuan, Manfaat, Alat dan Jenisnya.
pelayananpublik.id. 21 Maret 2022, 23:55 WIB.
25
ERICK, YOSUA, 2022. Pengertian Menggambar: Menuurut Para Ahli, KBBI, Secara Umum.
Stellamariscollege.org. 7 Maret 2022.
18

e) Sindoedarsono Sudjojono (1913-1985)

Menurut Sudjojono (bapak seni rupa Indonesia) menggambar

merupakan proses jiwa dan tidak hanya berdasarkan apa yang dilihat mata

saja. Mata manusia memang memiliki cara kerja yang hampir sama

dengan lensa kamera, tetapi tidak sepenuhnya seperti itu. Karena manusia

memiliki perasaan dan menghasilkan interpretasi yang berbeda-beda.26

Maka, menggambar adalah suatu karya seni yang tidak hanya berupa

tiruan, tetapi di dalamnya juga terdapat interpretasi manusia yang

menggambarnya.

• Manfaat Menggambar

Menggambar dapat memberikan berbagai manfaat, seperti mengurangi

stres, meningkatkan kemampuan motorik halus, serta meningkatkan

kreativitas dan imajinasi seseorang. Menggambar mempunyai banyak

manfaat bagi perkembangan fisik, emosional dan kognitif manusia.

Berikut adalah beberapa manfaat dari menggambar:

1. Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi

2. Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus

3. Membantu meredakan stres dan kecemasan

4. Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah

5. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi

6. Meningkatkan Kesabaran dan Konsentrasi

26
Regina, 2017. Pengertian Menggambar Menurut Para Ahli. ilmuseni.com. 20 April 2017
19

7. Meningkatkan Rasa Percaya Diri27

• Jenis-jenis menggambar

Telah disadari bahwa terdapat banyak macam gambar yang berbeda.

Dari sekian banyak gambar yang memiliki perbedaan tersebut, dapat

ditarik beberapa kategori atau jenis berdasarkan maksud dan tujuannya.

Kategorisasi atau jenis-jenis menggambar tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Menggambar Bentuk. Fokus terhadap suatu bentuk tertentu dan

biasanya berdiri sendiri tanpa interaksi apapun dengan sekitarnya,

seperti menggambar: gelas, kursi, meja.

2. Menggambar Konstruktif (Gambar Teknik). Adalah menggambar

bentuk-bentuk geometris lengkap dengan perspektif akuratnya dan

dapat juga disusun menjadi suatu bangun tertentu. Misalnya

menggambar gedung sekolah, rumah, dan lain sebagainya.

3. Menggambar Ekspresif (Bebas). Sesuai dengan namanya,

menggambar ekspresif adalah menggambar sesuatu murni dari

imajinasi tanpa beban untuk meniru suatu objek/model.

4. Menggambar Suasana. Berlawanan dengan menggambar bentuk,

gambar suasana justru fokus terhadap suasana yang dihadirkan oleh

gambar, gambar objek yang berada di latar belakang bisa hanya

dibuat impresi atau bentuk sederhananya yang suasananya terbentuk.

27
kumparan.com, 3 April 2023. “Pengertian Menggambar dan Manfaatnya”. Diakses dari
https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-menggambar-dan-manfaatnya-
208gS216s0H/3 pada 24 september 2023.
20

5. Menggambar Ilustrasi. Gambar ilustrasi harus mampu

menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dari sesuatu yang

diilustrasikannya, seperti: buku, langkah-langkah untuk melakukan

sesuatu, dan lain sebagainya.28

• Objek Menggambar

Menggambar juga merupakan media kuat untuk menangkap citra

objek referensi. Alam merupakan sumber objek menggambar yang

tidak akan pernah ada habisnya. Kekayaan flora, fauna, manusia dan

berbagai benda pendukung lainnya seperti tanah, batu, dan benda

buatan menjado benda yang sering dijadikan pilihan untuk dijadikan

sebagai objek menggambar. Alam menjadi sumber inspirasi utama dari

menggambar.

Intinya setiap objek menggambar yang berbeda, akan

menghasilkan interpretasi, kesan dan pesan yang berbeda, kemudian

membutuhkan teknik dan alat yang berbeda pula.

• Teknik Menggambar

Secara umum, teknik menggambar sebetulnya sama, terdapat

panduan umum yang dapat diikuti untuk menggambar jenis apa saja,

yaitu:

a) Mengetahui bentuk dasar dari objek yang akan digambar.

b) Mengetahui bagian-bagian dari objek referensi gambar.

28
Gramedia Blog. Hukum : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur dan Jenis. Diakses pada 2 Oktober
2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/
21

c) Menyusun atau menyambung bagian-bagian gambar menjadi

gambar yang utuh.

d) Memberikan dimensi gelap terang baik hitam putih maupun

berwarna.

e) Membangun kesan untuk latar belakang.29

C. Pengertian Makhluk Bernyawa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti makhluk

bernyawa adalah organisme. Arti lainnya dari makhluk bernyawa adalah

makhluk hidup.30 Makhluk ; sesuatu yang dijadikan atau diciptakan oleh

Tuhan (seperti manusia, hewan dan tumbuhan-tumbuhan).31 Nyawa ;

pemberi hidup kepada badan wadak (organisme fisik) yang menyebabkan

hidup (pada manusia, binatang, dan sebagainya).32 Nyawa adalah daya

jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan

perbuatan badaniah (organic behavior) yaitu perbuatan yang ditimbulkan

oleh proses belajar, misal : insting, refleks, nafsu dan sebagainya.33

Dalam Islam, semua ciptaan Allah disebut sebagai makhluk. Kata

makhluk mancakup seluruh alam semesta termasuk air, bintang, bumi dan

29
Gramedia Blog. Hukum : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur dan Jenis. Diakses pada 3 Oktober
2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/
30
kbbi.lektur.id. “3 Arti Makhluk Bernyawa di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses
dari kbbi.lektur.id/makhluk-bernyawa. Pada 3 Oktober 2023
31
kbbi.co.id. Arti Kata “makhluk” Menurut KBBI. Diakses dari kbbi.co.id/arti-kata/makhluk pada
3 Oktober 2023
32
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Arti Kata Menggambar – Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Online. Diakses pada 3 Oktober 2023, dari https://kbbi.web.id/nyawa
33
Dinas.id, 2023. Soal Dasar Piskologis Perilaku, Psikologis Individu dan ESQ. Diakses dari
https://dinas.id/soal-dasar-psikologis-perilaku/ pada 3 Oktober 2023
22

isi alam semesta lainnya. Karena Allah adalah Maha Pencipta, maka

seluruh langit, bumi dan segala isinya adalah ciptaan-Nya.

Semua ciptaan Allah disebut makhluk terbagi menjadi dua bagian

utama, yaitu makhluk yang bernyawa dan makhluk yang tidak bernyawa.

Manusia dan hewan merupakan makhluk Allah yang bernyawa, sedangkan

pohon (tumbuhan) termasuk makhluk Allah yang tidak bernyawa.

Meskipun sama-sama makhluk yang diciptakan Allah SWT belum tentu

semua yang Ia ciptakan Ia berikan nyawa.

D. Dalil Yang Berkaitan Dengan Menggambar Makhluk Bernyawa

Masing-masing pendapat menggunakan dalil dari al-Qur’an sebgai

penguat. Bagi kelompok yang menghalalkan gambar/lukisan mereka merujuk

pada ayat-ayat Al-Qur’an mengenai syari’at umat terdahulu, bahwa hadits-

hadits yanng berbicara tentang gambar, baik itu ancaman meniupkan ruh atau

ancaman azab yang berat hanya diperuntukkan bagi gambar dalam bentuk

tiga dimensi, seperti patung yang dijadikan sesembahan34 sebagaimana

diterangkan dalam QS.(37): 95-96:

َ‫قَا َل اَت َ ْعبُد ُْونَ َما ت َ ْنحِ ت ُ ْون‬

Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu menyembah patung-patung yang

kamu pahat itu?

34
Syahridawati, 2021. FENOMENA APLIKASI FACEAPP PERSPEKTIF HADIS: Analisis Hadis
Taswir Menggunakan Hermeneutika Yusuf Qardhawi. 4(1), h. 37 Diakses dari
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/bukhari/index pada 11 November 2023 pukul 21.20.
23

َ‫ّللاُ َخلَقَكُ ْم َو َما ت َ ْع َملُ ْون‬


ٰ ‫َو‬

Padahal Allahlah yang menciptakanmu dan apa yang kamu perbuat itu.”

Adapun kelompok yang mengharamkan secara mutlak, mereka

lebih mengutamakan kehati-hatian dalam arti jangan sampai gambar yang

telah dibuat dimuliakan, diagungkan, bahkan dijadikan sesembahan oleh

siapa saja. Hal ini pernah terjadi pada masa Nabi Nuh yang pada masa itu

terdapat beberapa orang shalih, kemudian pada saat mereka meninggal

dunia dibuatkan patung dan monumen yang diberi nama mereka, sehingga

kemudian disembah oleh generasi setelahnya karena tidak mengerti.35

Sebagaimana diterangkan dalam QS. (71): 23:

َ ‫َوقَالُ ْوا َل تَذَ ُرن ٰا ِل َهتَكُ ْم َو َل تَذَ ُرن َودًّا و َل سُ َواعًا ە و َل يَغُ ْو‬
‫ث َويَعُ ْوقَ َونَس ًْرا‬

Mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu

dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwā‘, Yagūṡ,

Ya‘ūq, dan Nasr.’

Adapun hadits yang berkaitan dengan penggambaran makhluk

bernyawa, sebagai berikut :

1) Hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, bahwa Rasulullah

Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫أحيوا ما خلقت ُ ْم‬: ‫ يقا ُل لَهم‬، ‫يوم القيام ِة‬


َ َ‫ص َو َر يعذبون‬
ُّ ‫إن الذينَ يصنَعونَ هذِه ال‬

35
Syahridawati, 2021. FENOMENA APLIKASI FACEAPP PERSPEKTIF HADIS: Analisis Hadis
Taswir Menggunakan Hermeneutika Yusuf Qardhawi. h. 37 Diakses dari
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/bukhari/index pada 11 November 2023 pukul 21.22
24

“Orang yang menggambar gambar-gambar ini (gambar makhluk

bernyawa), akan diadzab di hari kiamat, dan akan dikatakan kepada

mereka: ‘hidupkanlah apa yang kalian buat ini’” (HR. Bukhari dan

Muslim).36

2) Hadits dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:

‫ فلما رآه رسول‬،‫قدم رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من سفر وقد سترت سهوة لي بقرام فيه تماثيل‬

‫ أشد الناس عذابا ً عند هللا يوم القيامة الذين‬،‫يا عائشة‬: “‫ وقال‬،‫هللا صلى هللا عليه وسلم تلون وجهه‬

‫ فقطعناه فجعلنا منه وسادة أو وسادتين‬،”‫يضاهئون بخلق هللا‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pulang dari safar. Ketika itu

aku menutup jendela rumah dengan gorden yang bergambar (makhluk

bernyawa). Ketika melihatnya, wajah Rasulullah berubah. Beliau

bersabda: “wahai Aisyah orang yang paling keras adzabnya di hari kiamat

adalah yang menandingi ciptaan Allah“. Lalu aku memotong-motongnya

dan menjadikannya satu atau dua bantal” (HR. Bukhari dan Muslim).37

3) Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, beliau berkata: aku

mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

‫وليس بنافخ‬
َ ، ‫الرو َح‬
ُّ ‫يوم القيام ِة أن ينف َخ فيها‬
َ ‫ِف‬َ ‫من صو َر صورة ً في الدُّنيا كل‬

“Barangsiapa yang di dunia pernah menggambar gambar

(bernyawa), ia akan dituntut untuk meniupkan ruh pada gambar tersebut di

36
Yulian Purnama, S.Kom, 2021. Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa. Diakses dari
https://muslim.or.id/26684-hukum-menggambar-makhluk-bernyawa.html pada 19 September 2023
37
Ibnu sahroji, Muhammad, 2020. Hukum Menggambar Kartun Dalam Islam. Diakses pada 19
September 2023 terdapat dalam bincangsyariah.com
25

hari kiamat, dan ia tidak akan bisa melakukannya” (HR. Bukhari dan

Muslim).38

4) Hadits lainnya dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

ِ ُ ‫بكل صورة صورها نفس فت‬


‫عذبُه في جهنم‬ ِ ‫ يُ ْج َع ُل له‬، ‫ار‬ ِ ‫ك ُّل ُم‬
ِ ‫صور في الن‬

“Semua tukang gambar (makhluk bernyawa) di neraka, setiap

gambar yang ia buat akan diberikan jiwa dan akan mengadzabnya di

neraka Jahannam” (HR. Bukhari dan Muslim).39

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan dimuat

dalam kitab Musnadnya. Namun masih ada beberapa hadis yang

menjelaskan permasalahan permasalahan bagi penggambar yang sanad dan

matannya berbeda namun mempunyai makna yang sama.

Gambar yang disebutkan dalam hadis merupakan gambar yang

berbentuk makhluk bernyawa dan dijelaskan bahwa orang yang membuat

gambar tersebut akan disiksa oleh Allah swt. sampai mereka

menghembuskan jiwa ke dalam gambar yang mereka buat. Hadits di atas

menjelaskan bahwa ada larangan tegas dalam Islam terhadap menggambar

atau melukis makhluk bernyawa dan juga menjelaskan bahwa ada azab

yang sangat berat yang akan diterima pelukis pada hari kiamat nanti.

38
Nur Baits, Ammi, 2017. Hukum Menggambar Tengkorak. Diakses dari
https://konsultasisyariah.com/29466-hukum-menggambar-tengkorak.html pada 19 September
2023
39
Gramedia Blog. Hukum : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur dan Jenis. Diakses pada 1 Oktober
2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/
26

E. Biografi Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz adalah seorang ulama Islam yang

terkenal dan berpengaruh. Berikut adalah biografi tentangnya:

Abdul Aziz bin Baz adalah (bahasa Arab: ‫ )عبد العزيز بن باز‬adalah

seorang ulama Arab Saudi tahun 1909 M/1330 H. Beliau juga merupakan

seorang ulama Sunni yang menjadi Grand Mufti (Mufti Agung) Arab

Saudi dari tahun 1993. Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai rektor

Universitas Islam Madinah, Hai'ah Kibaril Ulama (semacam MUI di Arab

Saudi), Dewan Riset Ilmu dan Fatwa (al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-

Ilmiyah wal Ifta'). Dia merupakan salah satu ulama terkemuka abad ke-20

dan dikenal karena pemahamannya yang kuat terhadap ajaran Islam yang

berlandaskan Al-Quran dan Hadis. Dia meninggal dunia pada tahun 1999

M/1420 H dan disemayamkan di pemakaman Al-Adl, Mekkah.40

Bin Baz memulai pendidikannya di lingkungan keluarganya sendiri

dan kemudian melanjutkan pendidikannya di berbagai tempat di Arab

Saudi, termasuk Makkah dan Riyadh. Dia memperoleh pendidikan agama

yang mendalam di bawah bimbingan beberapa ulama terkemuka saat itu.

Pada awalnya dia bisa melihat dengan normal, tetapi

penglihatannya perlahan memburuk hingga puncaknya pada usia sekitar

20 tahun dia pun mengalami kebutaan total.41 Selama hidupnya, bin Baz

sangat aktif dalam memberikan fatwa (pendapat hukum Islam), menulis

40
WIKIPEDIA. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz pada 8 Oktober 2023
41
Wikiwand. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Diakses dari
https://www.wikiwand.com/id/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz pada 8 Oktober 2023
27

buku-buku, dan memberikan kuliah. Dia juga dikenal karena upayanya

dalam menyebarkan pemahaman Islam yang sesuai dengan ajaran Salafi

atau Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Abdul Aziz bin Baz adalah sosok yang

sangat dihormati dalam dunia Islam dan memiliki pengaruh besar dalam

menyebarluaskan pemahaman agama Islam yang konservatif.

Pemikirannya dan karya tulisnya masih sangat relevan dalam dunia Islam

modern.

• Guru-Guru Beliau

Beliau mengambil ilmu dari sekian banyak guru, di antaranya

adalah:

1) Asy-Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Abdil Lathif bin

Abdirrahman Alus Syaik.

2) Asy-Syaikh Shalih bin Abdil Aziz bin Abdirrahman Alus Syaikh

Beliau pernah menjabat sebagai qadhi (hakim) kota Riyadh.

3) Asy-Syaikh Sa’ad bin Hamd bin Atik dari keturunan Atik

rahimahullah. Beliau juga pernah menjabat sebagai qadhi kota

Riyadh.

4) Asy-Syaikh Hamd bin Faris rahimahullah, beliau pernah menjabat

sebagai wakil baitul mal (perbendaharaan negara).

5) Asy-Syaikh Sa’ad Waqqash al-Bukhari rahimahullah, yang dahulu

tinggal di kota Makkah. Syaikh bin Baz mempelajari ilmu tajwid

dari beliau rahimahullah.


28

6) Yang mulia, hakim agung, Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim

Alus Syaikh.42

Syaikh bin Baz rahimahullah menuntut ilmu dari segala bidang kepada

gurunya yang terakhir ini, sehingga Syaikh Muhammad bin Ibrahim

terhitung guru besarnya Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam mengokohkan

ilmu-ilmu beliau. Syaikh Abdul Aziz bin Baz belajar kepada beliau cukup

lama, yaitu sekitar 10 tahun, mulai dari tahun 1347 H sampai tahun 1357

H. Beliau mengerahkan seluruh jerih payahnya sampai tuntas dan selesai

masa pembelajarannya rahimahullah. Ternyata pembelajaran beliau

dengan hakim agung, Syaikh Muhammad bin Ibrahim merupakan

pembelajaran yang memiliki susunan tersendiri, yaitu fase pembelajaran

dimulai dari yang dasar kemudian naik ke jenjang selanjutnya. Mulai dari

mempelajari ilmu akidah yang ini merupakan pokok agama, dimulai dari

yang sederhana, seperti; Ushuluts Tsalatsah, Kasyfusy Syubhat, dan

Kitabut Tauhid, baru naik ke tingkat atasnya seperti; Al-‘Aqidah Al-

Wasithiyyah dan yang lainnya.43

Begitu pula dalam bidang fikih, beliau urutkan dari matan, baru setelah

itu syarah (penjelasannya). Di bidang faraidh (ilmu waris) pun demikian,

beliau baca berulang kali dalam rangka memperkokohnya. Tak

ketinggalan pula ilmu nahwu, beliau urutkan dari yang dasar dan mudah

42
Takmili, Taufik Cimahi, 2021. Biografi Ringkas Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu
Ta’ala.diakses pada 8 Oktober 2023, tersedia dalam www.minhajulatsar.com
43
WIKIPEDIA. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz pada 9 Oktober 2023
29

seperti matan Al-Ajurumiyyah dan al-Milkah, baru yang di atasnya seperti

Qathrun Nada dan seterusnya.

• Kedudukan Beliau dan Keutamaannya di Sisi Umat

Beliau merupakan salah satu ulama terkemuka pada zaman ini, karena

keutamaan dan kelebihan yang beliau miliki serta kemudahan yang telah

Allah berikan kepada beliau dalam menguasai ilmu bahasa Arab, beliau

mempunyai kapasitas yang cukup dalam meneliti dan memperdalam ilmu-

ilmu yang berkaitan dengan agama.

Maha suci Allah Ta’ala, yang membuat beliau semakin condong dan

lebih senang, juga lebih bersemangat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang

berkaitan dengan syariat, khususnya ilmu fikih mazhab Hanabilah.

Demikian pula beliau sangat mementingkan ilmu hadis, beliau sangat

serius dalam menjaganya, baik dalam bentuk sanad ataupun matannya.

Ilmu tentang al-Qur’an pun termasuk ilmu yang sangat beliau senangi dan

seriusi. Beliau merupakan salah satu ulama Islam yang sangat bersemangat

dalam berdakwah ataupun yang lainnya.

Semasa hidupnya, beliau sangat dimuliakan, karena budi pekerti dan

akhlak mulia yang beliau miliki. Senang membantu orang lain, menasihati

sesama karena Allah dan mengikuti sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa

sallam. Beliau juga kerap memberikan nasehatnya kepada para pemimpin

kaum muslimin dan rakyatnya. Beliau juga orang yang sangat dermawan,

suka memberi, dicintai dan diterima serta diambil faedah-faedahnya oleh


30

kaum muslimin, hal ini terbukti dalam banyak peristiwa yang sangat

bernilai positif.

• Karya-Karya Beliau

1) At-Tahqiq wal Idhah li Katsirin min Masailil Haj wal Umrah Wa

Ziarah

2) Al-Faidhul Hilyah fi Mabahits Fardhiyah

3) At-Tahdzir minal Bida'

4) Risalah Mujazah fiz Zakat was Shiyam

5) Al-Aqidah as-Shahihah wama Yudhadhuha

6) Wujubul Amal bis Sunnatir Rasul Sholallahu 'alaihi Wasallam wa

Kufru man Ankaraha

7) Ad-Dakwah Ilallah wa Akhlaqud Da'iyah

8) Wujubu Tahkim Syar'illah wa Nabdzu ma Khalafahu

9) Hukmus Sufur wal Hijab wa Nikah As Sighar

10) Naqdul Qawiy fi Hukmit Tashwir

11) Al-Jawabul Mufid fi Hukmit Tashwir

12) Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab (Da'wah wa Siratuhu)

13) Tsalatsu Rasail fis Shalah: Kaifa Sholatun Nabi Sholallahu 'alaihi

Wasallam, Wujubu Ada'is Shalah fil Jama'ah, Aina Yadha'ul

Mushalli Yadaihi hinar Raf'i minar Ruku'

14) Hukmul Islam fi man Tha'ana fil Qur'an au fi Rasulillah Sholallahu

'alaihi Wasallam
31

15) Hasyiyah Mufidah 'ala Fathil Bari

16) Risalatul Adilatin Naqliyah wa Hissiyah 'ala Jaryanis Syamsi wa

Sukunil 'ardhi wa Amakinis Su'udil Kawakib

17) Iqamatul Barahin 'ala Hukmi man Istaghatsa bi Ghairillah au

Shaddaqul Kawakib

18) Al-Jihad fi Sabilillah

19) Fatawa Muta'aliq bi Ahkaml Haj wal Umrah wal Ziarah

20) Wujubu Luzumis Sunnah wal Hadzr minal Bid'ah44

F. Biografi Yusuf Al-Qardhawi

Syekh Prof. Dr. Yusuf al-Qaradawi (bahasa Arab: ‫يوسف القرضاوي‬,

translit. Yūsuf al-Qaraḍāwī; atau Yusuf al-Qardawi; 9 September 1926 –

26 September 2022) adalah seorang ulama Islam Mesir yang tinggal di

Doha, Qatar, dan ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional. Ia

mendapat pengaruh termasuk dari Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, Sayyid

Rasyid Ridha, Hassan al-Banna, Abul Hasan Ali Hasani Nadwi, Abul A'la

Maududi dan Naeem Siddiqui. Ia terkenal karena programnya ‫الشريعة الحياة‬,

asy-Syarīʿah wa al-Ḥayāh ("Syariah dan Kehidupan"), disiarkan di Al

Jazeera, yang diperkirakan memiliki pemirsa 40–60 juta di seluruh dunia.

Ia juga dikenal karena IslamOnline, sebuah situs web yang ia bantu dirikan

pada tahun 1997 dan di mana ia menjabat sebagai kepala ulama agama.

44
WIKIPEDIA. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz pada 8 Oktober 2023
32

Al-Qaradhawi telah menerbitkan lebih dari 120 buku, termasuk

Halal dan Haram dalam Islam, Fiqh al-Zakat (Hukum Fiqh tentang Zakat)

dan Islam: Peradaban Masa Depan. Dia juga telah menerima delapan

penghargaan internasional atas kontribusinya pada keilmuan Islam, dan

dianggap sebagai salah satu cendekiawan Islam paling berpengaruh yang

hidup saat ini. Al-Qaradhawi telah lama memiliki peran penting dalam

kepemimpinan intelektual Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi politik

Mesir, meskipun ia telah berulang kali menyatakan bahwa ia tidak lagi

menjadi anggota dan dua kali (pada tahun 1976 dan 2004) berubah

tawaran turun untuk peran resmi dalam organisasi. Al-Qaradhawi kadang-

kadang digambarkan sebagai "Islamis moderat". Beberapa pandangannya,

seperti memaafkan pemboman bunuh diri Palestina terhadap Israel, telah

menimbulkan reaksi dari pemerintah di Barat: dia ditolak visa masuk ke

Inggris pada tahun 2008, dan dilarang memasuki Prancis di 2012.

Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di

tengah Delta Sungai Nil, pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an.

Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi,

Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas

Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru ia peroleh

pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam

Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian disempurnakan menjadi

Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan

zakat dengan nuansa modern Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor,


33

karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang

berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana

sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang

sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia

mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat

tinggalnya. Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam

"pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja

Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena

keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun

1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober

kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.45

Yusuf al-Qardhawi memiliki tujuh anak; empat putri dan tiga

putra. Sebagai seorang ulama yang.sangat terbuka, ia membebaskan anak-

anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat, bakat, dan

kecenderungan masing- masing. Hebatnya lagi, ia tidak membedakan

pendidikan yang harus ditempuh oleh anak-anak perempuan atau laki-

lakinya. Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam

bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam

bidang kimia juga dari Inggris. Sedangkan, anak ketiganya masih

menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1

di Universitas Texas Amerika. Anak laki-laki yang pertama menempuh S3

dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas

45
WIKIPEDIA. Yusuf al-Qaradawi. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi
pada 8 Oktober 2023
34

Darul Ulum Mesir. Sedangkan, yang bungsu telah menyelesaikan

kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik. Dilihat dari beragamnya

pendidikan anak-anaknya, kita bisa membaca sikap dan pandangan Yusuf

al-Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu

yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir, dan menempuh pendidikan

agama. Sedangkan, yang lainnya mengambil pendidikan umum, dan

ditempuh di luar negeri. Salah satu penyebab anak-anaknya mengambil

pendidikan umum tak lain karena Yusuf al-Qardhawi merupakan seorang

ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa

islami dan tidak islami, tergantung pada orang yang memandang dan

mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurutnya,

telah menghambat kemajuan umat Islam.46

Salah seorang ulama besar Semenanjung Arab dan Mufti Umum

kerajaan Arab, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz pernah mengirim

surat kepada Syaikh Yusuf Qaradhawi yang berisi tentang pendapat

Syaikh Bin Baz terhadap salah satu buku beliau yang berjudul al-Halal wa

al-Haram fi al-Islam (Halal dan Haram dalam Islam). Syaikh bin Baz

mengatakan dalam penggalan surat tersebut, “Buku-buku anda memiliki

bobot dan kualitas tersendiri di dunia Islam”. Inti surat tersebut bahwa

Kementrian Penerangan meminta pendapat Syaikh Bin Baz tentang buku

al-Qaradhawi Halal dan Haram dalam Islam, karena beberapa penerbit

meminta Kementrian untuk mengizinkannya, dan kata izin telah menjadi


46
kamikamu studio, 23 Agustus 2023. YUSUF AL-QARDHAWI_CENDEKIAWAN MUSLIM DARI
MESIR. Diakses dari Yusuf al-Qardhawi – Cendekiawan Muslim dari Mesir - Kisah Sukses dan
Biografi Tokoh Dunia (kamikamu.co.id) pada 8 Oktober 2023
35

istilah terkenal di Kerajaan yang dimaksudkan untuk mengizinkan

penerbitan buku dan masuknya ke Arab Saudi.47

Pada akhir tahun 80-an abad 20, pemikiran cenderung

mengumpulkan apa yang tersedia dari fatwa-fatwa yang ada. Beberapa

orang meminta Syaikh Yusuf Qaradhawi untuk mengumpulkan fatwa-

fatwa. Yang terpenting bagi al-Qaradhawi adalah Profesor Abdul Halim

Abu Shaqqaq yang mendesak beliau untuk mengumpulkan materi buku,

terutama yang disiarkan oleh Qatar TV dalam program mingguannya

Hadyu al-Islam. Syaikh Abdul Halim berkata: “Fatwa-fatwa anda

memiliki keistimewaan dalam beberapa hal. Di antaranya didukung

dengan dalil karena setiap hukum memiliki dalilnya. Keistimewaan

lainnya tidak fanatik terhadap madzhab tertentu atau kepada madrasah

tertentu.” Inilah salah satu dorongan kuat bagi al-Qaradhawi untuk

menulis buku Al-Fataw Mu’ashirah (Fatwa-fatwa Kontemporer).48

Yusuf al-Qardhawi dikenal sebagai ulama dan pemikir Islam yang

unik sekaligus istimewa. Hal ini tak lain dan tak bukan karena ia memiliki

cara atau metodologi khas dalam menyampaikan risalah Islam. Lantaran

metodologinya itulah, ia mudah diterima di kalangan dunia Barat sebagai

seorang pemikir yang selalu menampilkan Islam secara ramah, santun, dan

moderat. Kapasitasnya itulah yang membuatnya kerap kali menghadiri

47
asy-syariah.com, 28 Desember 2020. Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz – Majalah Islam Asy-
Syariah. Diakses pada 9 Oktober 2023
48
WIKIPEDIA. Yusuf al-Qaradawi. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi
pada 9 Oktober 2023
36

pertemuan internasional para pemuka agama di Eropa maupun Amerika

sebagai wakil dari kelompok Islam.

Dalam lentera pemikiran dan dakwah Islam, kiprah Yusuf al-

Qardhawi menempati posisi vital dalam pergerakan Islam kontemporer.

Waktu yang dihabiskannya untuk berkhidmat kepada Islam, berceramah,

menyampaikan masalah-masalah aktual dan keislaman di berbagai tempat

dan negara menjadikan sosok sederhana ini sangat besar di berbagai

belahan dunia. Khususnya, dalam pergerakan Islam kontemporer melalui

karya karyanya yang mengilhami kebangkitan Islam modern.

Syaikh Abdul Halim berkata: “Orang-orang menyambut baik

pendekatan Fikih anda dan gaya penulisan Fikih anda, ketika anda menulis

Halal dan Haram dalam Islam.”

Dedikasinya terhadap Islam begitu luas sehingga tidak hanya

merambah pada bidang tertentu saja, namun ia juga menulis karya dalam

bentuk buku dengan berbagai topik terkait Islam, di antaranya :

1. Bidang Fikih (Ushul Fiqh):

a. al-Halal wa al-Haram fil Islam (Halal dan Haram dalam Islam)

b. Fatawa Mu'ashirah (Fatwa-Fatwa Semasa) (3 juz)

c. Taysir al-Fiqh: Fiqh Shiyam (Hukum tentang Puasa)

d. Fiqh at-Tharah (Hukum tentang Kebersihan)

e. Fiqh al-Ghina' wa al-Musiqa (Hukum tentang Nyanyian & Musik)

f. Fiqh al-Aqaliyyat al-Muslimah (Fiqh minoritas Muslim)

g. Al-Ijtihad fi Syari'ah al-Islamiyah (Ijtihad dalam Syariat Islam)


37

h. Madhkal Li Dirasat al-Syariah al-Islamiyyah (Pengenalan Pengajian

Syariat Islam)

i. Min Fiqh-Daulah al-Islam (Fikih Kenegaraan)

j. Fatawa bayn al-Indibat wa at-Tasayyub (Fatwa-fatwa antara Kejituan

dan Pencerobohan)

k. Fiqh al-Islami bayn al-Asalah wa al-Tajdid (Fikih Islam antara

Ketulenan dan Pembaharuan)

l. Ijtihad al-Mu’asir bayn al-Indibat wa al-Infirat (Ijtihad Semasa antara

Kejituan dan Kecualian)49

2. Ekonomi Islam:

1. Fiqh al-Zakat (Hukum tentang Zakat) (2 juz)

2. Mushkilat al-Faqr wa kayfa Alajaha al-Islam (Masalah Kefakiran dan

bagaimana Islam mengatasinya)

3. Bay’u al-Murabahah li al-Amri bi al-Shira (Sistem Jual Beli al-

Murabah)

4. Dur al-Zakat fi alaj al-Musykilat al-Iqtisadiyyah (Peranan Zakat

dalam Mengatasi Masalah Ekonomi)

5. Dawr al-Qiyam wa al-Akhlaq fi al-Iqtisad al-Islami (Peranan Nilai

dan Akhlak dalam Ekonomi Islam)

6. Fawa’id al-Bunuk Hiya ar-Riba al-Haram50

49
WIKIPEDIA. Yusuf al-Qaradawi. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi
pada 9 Oktober 2023
50
Ibid.
38

3. Qur'an & as-Sunnah:

1. al-Aql wa al-Ilm fi al-Quran (Akal dan Ilmu dalam al-Quran)

2. Kayfa Nata’amal ma’al Quran (Bagaimana berinteraksi dengan al-

Quran)

3. al-Sabru fi al-Quran (Sabar dalam al-Quran)

4. Tafsir Surah al-Ra’d (Tafsir Surat ar-Ra’du)

5. Kayfa Nata’amal ma’al as-Sunnah al-Nabawiyyah (Bagaimana

berinteraksi dengan Sunnah Nabi)

6. Madkhal li Dirasat as-Sunnah (Pengantar Mempelajari Sunnah)

7. Al-Muntaqa min at-Taghib wa at-Tarhib (Hadits-hadits Terpilih

mengenai Berita Gembira dan Peringatan)

8. Al-Sunnah Masdaran li al-Ma’rifah wa al-Hadarah (Sunnah sebagai

Sumber Pengetahuan dan Tamadun)51

4. Aqidah Islam & Akhlak:

1. Wujud Allah (Adanya Allah)

2. Haqiqat al-Tawhid (Hakikat Tauhid)

3. Iman bi Qadr (Keimanan kepada Qadar)

4. Mawqif al-Islam min al-Ilham wa al-Kasyfh wa al-Ru’a wa Min al-

Kananah wa al-Tarna’im wa al-Ruqa ( Posisi Islam mengenai

Ilham,Kasyaf, Mimpi, Ramalan, Pencegah kemalangan, dan Jampi)

5. Al-Hayat al-Rabbaniah wa al-‘Ilm (Kehidupan Rabbani dan Ilmu)

6. At-Tawakkal (Bertawakal kepada Allah)

51
WIKIPEDIA. Yusuf al-Qaradawi. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi
pada 9 Oktober 2023
39

7. At-Tawbah ila Allah (Taubat kepada Allah)

8. Al-Niyat wa al-Ikhlas (Niat dan Keikhlasan)52

5. Pendidikan & Dakwah (Tarbiyyah & Da'wah:

1. Al-Rasul wa al-Ilmi (Rasul dan Ilmu)

2. Al-Waqt fi Hayat al-Muslim (Waktu dalam kehidupan seorang

Muslim)

3. Thaqafat al-Da’iyyah (Wawasan seorang Juru Dakwah)

4. Al-Tarbiah al-Islamiah wa Madrasah Hassan al-Banna (Pendidikan

Islam dan Ajaran Hassan al-Banna)

5. Al-Ikhwan al-Muslimun sab’in Amman fi al-Da’wah wa al-Tarbiyyah

(Ikhwan al-Muslimun selama 70 tahun dalam dakwah dan

Pendidikan)53

6. Karangan lain:

1. Al-Thaqafah al-Islamiyyah bayn al-Asalah wa al-Mu’asarah

(Pengetahuan Islam antara Ketulenan dan Pembaharuan)

2. Syumul al-Islam (Kesempurnaan Islam)

3. Nahw Fiqh Muyassar

4. Mu’asirah Al-Iman wa al-Hayat (Iman dan Kehidupan)

5. Al-Ibadat fi al-Islam (Ibadah dalam Islam)

6. Al-Khasas’is al-Ammah li al-Islam (Keistimewaan Agama Islam)

7. Madkhal li Ma’rifah al-Islam (Pengantar Mengenali Agama Islam)

8. Al-Nass wa al-Haq (Manusia dan Kebenaran)


52
WIKIPEDIA. Yusuf al-Qaradawi. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi
pada 9 Oktober 2023
53
Ibid
40

9. Al-Din fi ‘Asr al-‘Ilm (Agama dalam dunia Ilmu Pengetahuan)

10. Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah (Fatwa-fatwa tentang wanita

Muslimah)

11. Fiqh al-Awlawiyyat (Fikih Memahami Keutamaan-keutamaan)

12. Al-Islam wa al-Fann (Islam dan Kesenian)

13. Kayfa Nata’amal ma’a al-Turath (Bagaimana Berinteraksi dengan

Buku-buku Klasik)

14. Ri’ayah al-bai’ah fi Syari’at al-Islam (Memelihara Alam Sekitar

menurut Syariat Islam)

15. Khatab al-Shaykh al-Qaradawi (Khutbah Syeikh al-Qaradawi) (5 jilid),

dsb.54

Selain berkarya dalam bentuk tulisan, al-Qaradhāwi juga aktif

menjadi pengurus bagi lembaga-lembaga keislaman yang tersebar di

beberapa negara. Menurut catatan Isham Talimah, sebagaimana dikutip di

dalam buku “Otoritas Sunnah Non Tasyri`iyyah Menurut Yusuf al-

Qaradhawi” karya DR. Tarmizi M.Jakfar, MA, ada beberapa lembaga

dimana Al-Qaradhawi menjadi anggotanya.

1) Anggota pada majelis Tinggi Pendidikan di Qatar dalam masa

beberapa tahun

2) Anggota Majelis Pusat Riset Kontribusi Kaum Muslimin dalam

Peradaban yang berpusat di Qatar.

54
WIKIPEDIA. Yusuf al-Qaradawi. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi
pada 9 Oktober 2023
41

3) Anggota Lembaga Fiqh Islam, yang berafiliasi pada Liga Muslim

Dunia yang berpusat di Makkah.

4) Tenaga Ahli Lembaga Riset Fiqh yang berada dibawah naungan

Organisasi Konferensi Islam (OKI).

5) Anggota Lembaga Riset Maliki untukPeradaban Islam “Yayasan

Ahli Bait” di Yordania.

6) Anggota Dewan Penyantun Internasional Islamic University

Islamabad Pakistan.

7) Anggota Dewan Penyantun pada Pusat Studi keislaman di

Universitas Oxford.

8) Anggota Persatuan Sastra Islam.

9) Anggota Pendiri Organisasi Ekonomi Islam Di Kairo.

10) Anggota Bantuan Islam Internasional, yang berpusat di Kuwait.

11) Anggota Dewan Pengawas Internasional untuk Masalah Zakat

Kuwait.

12) Anggota Dewan Penyantun Organisasi Dakwah Islam di Afrika

yang Berpusat di Khurthoum, Sudan.

13) Anggota Majelis Dana Islam untuk Zakat dan Sedekah di Qatar.

14) Anggota Dewan Penyantun Wakaf Islam untuk Majalah al-muslim

al-Mu`ashir.

15) Ketua Majelis Keilmuan Pada Sekolah Tinggi Eropa untuk Studi

Islam, Prancis.
42

16) Anggota Dewan Pengawas Pada Perusahaan al-Rajhi untuk

investasi yang berpusat di Arab Saudi.

17) Ketua Dewan Pengawas Bank Islam di Qatar.

18) Ketua Dewan Pengawas Bank Islam di Qatar Internasional.

19) Ketua Dewan Pengawas Bank Takwa di Swiss.

20) Anggota Yayasan Media Islam Internasional di Islamabad,

Pakistan.

21) Ketua Majelis Organisasi Budaya al-Balagh untuk Pengabdian

terhadap Islam melalui internet.

22) Ketua Majelis Fatwa dan Riset untuk Eropa.55

Di antara para pemikir kontemporer, Yusuf Al-Qardhawi

memberikan penjelasan yang luas tentang bagaimana pemikirannya

tentang hadits yang dikembangkan menjadi metode sistematik untuk

menilai otentisitas hadits. Menurut Yusuf Al-Qardhawi, sunnah Nabi

mempunyai 3 karaktersitik, yaitu komprehensif (manhaj syumul),

seimbang (manhaj mutawazzum), dan memudahkan ( manhaj muyasssar).

Ketiga karakteristik ini akan mendatangkan pemahaman yang utuh

terhadap suatu hadits. Atas dasar inilah Yusuf Al-Qardhaw menetapkan

tiga hal juga yang harus dihindari dalam berinteraksi dengan sunnah, yaitu

pertama, penyimpangan kaum ekstrim; kedua, manipulasi orang-orang

sesat, (intihal al-mubthilin), yaitu pemalsuan terhadap ajaran-ajaran Islam,

55
santricendekia.com, 30 Mei 2012. Biografi Syaikh Yusuf al-Qardhawi. Diakes pada 9 Oktober
2023.
43

dengan membuat berbagai macam bid’ah yang jelas bertentangan dengan

akidah dan syari’ah; ketiga, penafsiran orang-orang bodoh (ta’wil al-

jahilin). Oleh sebab itu, pemahaman yang tepat terhadap sunnah adalah

mengambil sikap moderat (wasathiya), yaitu tidak berlebihan atau ekstrim,

tidak menjadi kelompok sesat, dan tidak menjadi kelompok bodoh.56

Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Bagaimana Memahami Hadis

Nabi Saw, beliau menawarkan kajian kritis ilmu hadis yang dapat

memberikan perspektif dan wawasan terhadap ilmu hadis. Untuk

memahami makna hadis dan menemukan makna kontekstualnya, beliau

memberikan tujuh prinsip memahami hadis Nabi SAW., di antaranya ialah

: (1) Memahami hadis sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an, (2) memadukan

beberpa hadits yang mengemukakan satu topik, (3) memahami hadits

sesuai latar belakang, situasi, kondisi, dan tujuan, (4) membedakan antara

sarana yang berubah dan tujuan yang tetap, (5) membedakan antara

ungkapan yang haqiqah dan majaz dalam memahami hadis, (6)

membedakan antara yang ghaib dan yang nyata, (7) memastikan makna

dan konotasi kata-kata dalam hadis.57

56
Muthoharoh, Bilkis. (2016). SENI LUKIS PERSPEKTIF HADIS (Sebuah Kajian atas Pemikiran
Yusuf Al-Qardhawi), h. 42-43. (UIN Jakarta). Diakses pada 17 November 2023 pukul 10.06.
57
Muthoharoh, Bilkis. (2016). SENI LUKIS PERSPEKTIF HADIS (Sebuah Kajian atas Pemikiran
Yusuf Al-Qardhawi), h. 43-46. (UIN Jakarta). Diakses pada 17 November 2023 pukul 10.26
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa Perspektif Asy-Syaikh

Abdul Aziz bin Baz

Islam merupakan agama tauhid. Perjuangan para Nabi, mulai dari

Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw adalah memperkenalkan ajaran

tauhid kepada umat manusia dan mengajak agar bertauhid yang benar.

Lawan dari tauhid adalah syirik. Salah satu wujud kemusyrikan adalah

penyembahan terhadap patung-patung atau gambar/lukisan, atau juga

berhala. Umtuk mempertahankan tauhid yang merupakan inti dari ajaran

Islam, maka Islam menutup semua jalan yang dapat marusak aqidah

tauhid. Oleh karena itu, Islam sangat terkesan bertindak hati-hati terhadap

segala praktik yang dikhawatirkan akan membawa kepada keberhalaan

atau apa saja yang mengindikasikan keberhalaan (syirik).

Tidak heran jika seni lukis mendapatkan perhatian khusus dari

Nabi saw, khususnya lukisan yang berobjekkan makhluk hidup. Tentu saja

hal ini bukanlah hal yang berlebihan, karena lukisan-lukisan pada masa

jahiliyah dipergunakan sebagai sarana pemberhalaan oleh masyarakat

Arab. Dalam salah satu hadits Nabi menyatakan bahwa setiap pelukis

44
45

lukisan khususnya melukis berobjekkan makhluk hidup akan mendapatkan

siksa yang sangat pedih.58

Segolongan ulama ada yang berpendapat bahwa diharamkannya

gambar itu apabila dalam keadaan sempurna, tetapi kalau salah satu

anggotanya itu tidak ada yang kiranya tanpa anggota tersebut tidak

mungkin dapat hidup, maka membuat patung seperti itu hukumnya

mubah.59

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, sebagaimana ulama lainnya,

cenderung menekankan bahwa menggambar makhluk bernyawa, terutama

manusia dan hewan, termasuk dalam hal hukum Islam yang dilarang.

Perspektif ini didasarkan pada keyakinan bahwa penciptaan gambar-

gambar yang menyerupai ciptaan Allah Swt, seperti menciptakan

kehidupan, merupakan tindakan yang semestinya hanya menjadi

wewenang Allah semata.

Kemungkinan besar beliau berpegang pada pendapat mayoritas

ulama bahwa hadits-hadits yang melarang menggambar makhluk

bernyawa memberikan landasan hukum yang jelas mengenai hal tersebut.

Dalam pemahaman beliau, membuat gambar makhluk bernyawa dapat

dipandang sebagai tiruan ciptaan Allah Swt, yang dilihat sebagai upaya

manusia untuk meniru kekuasaan yang seharusnya hanya dimiliki oleh

Sang Pencipta.

58
Muthoharoh, Bilkis, 2016. SENI LUKIS PERSPEKTIF HADIS (Sebuah Kajian atas Pemikiran
Yusuf QARDHAWI). h. 48. Diakses pada 8 November 2023.
59
Ibid. h. 48
46

Sikap pantang kompromi Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz terhadap

hukum menggambar makhluk bernyawa didasarkan pada prinsip kehati-

hatian dalam menjaga prinsip-prinsip agama. Bagi beliau, pelarangan

gambar makhluk bernyawa merupakan upaya untuk menghindari segala

bentuk keserupaan dengan perbuatan penciptaan yang semata-mata

merupakan hak prerogatif Allah.

Namun, perlu diperhatikan bahwa pandangan para ulama, termasuk

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, bisa bervariasi dan dapat didasarkan

pada penafsiran tertentu terhadap sumber-sumber agama Islam.

Terkadang, pandangan-pandangan tersebut bisa menjadi objek perdebatan

di antara para ulama yang berbeda pendapat.

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz pernah ditanya tentang hukum

menggambar. Beliau mengatakan bahwa sungguh, telah diriwayatkan

dalam banyak hadits dari Nabi Saw. di dalam kitab-kitab Shahih, kitab-

kitab Musnad dan kitab-kitab Sunan yang menunjukkan atas haramnya

menggambar setiap yang memiliki ruh, apakah gambar manusia ataupun

yang selainnya, merobek tabir-tabir yang padanya terdapat gambar-gambar

tersebut, perintah menghapusnya, dan laknat bagi para penggambar serta

penjelasannya bahwasannya mereka adalah manusia yang paling keras

adzabnya pada hari kiamat.60

Di dalam ash-shahihain (al-Bukhari dan Muslim) dari Abu

Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda:

60
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i. 2021. HUKUM MENGGAMBAR MAKHLUK
BERNYAWA. Sleman: Pustaka Al-Haura.
47

ْ ‫َب يَخل ُق َك َخ ْلقى فَ ْلي ْخلقُوا ذَرة ً ْأو‬


‫ليخلقُوا َحبةً ْأو لي ْخلقُوا‬ َ ‫ممِن ذَه‬ َ : ‫َللاُ تَعَالَى‬
ْ ‫(و َم ْن أظل ُم‬ َ ‫قَا َل‬

)ً‫شَعيرة‬

Artinya : Allah SWT. berfirman: “Siapakah yang lebih zalim

daripada orang yang hendak menciptakan makhluk seperti ciptaan-Ku

maka silahkan mereka menciptakan dzarrah atau menciptakan habbah

atau menciptakan biji gandum.” (Lafaz Muslim).

Di dalam ash-shahihain juga, dari Ibnu Mas’ud r.a ia berkata,

Rasululllah Saw bersabda:

َ ‫َللا يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة ا ْل ُم‬


َ‫ص ِّ ِو ُرون‬ ِ َّ َ‫عذَابًا ِع ْند‬ َ َ ‫إِ َّن أ‬
ِ َّ‫شدَّ الن‬
َ ‫اس‬

Artinya : “Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya di

sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.”

Muslim telah mengeluarkan dari Sa’id bin Abul Hasan (dia)

berkata: Seorang laki-laki datang kepada Ibnu ‘Abbas r.a laki-laki tersebut

berkata, “Sesungguhnya aku adalah yang menggambar gambar-gambar

ini. Maka berilah fatwa untukku mengenai permasalahan ini.” Ibnu ‘Abbas

r.a berkata: “Mendekatlah kepadaku.” Maka, dia pun mendekat

kepadanya. Kemudian Ibnu ‘Abbas r.a berkata lagi, “Mendakatlah

kepadaku.” Maka dia pun mendekat kepadanya sampai Ibnu ‘Abbas r.a

meletakkan tangannya di atas kepala laki-laki tersebut, maka Ibnu ‘Abbas

r.a berkata: “Aku akan mengabarkan kepadamu sebuah hadits yang aku

dengar dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:

‫سا فَتُعَ ِذِّبُهُ فِي َج َهنَّ َم‬


ً ‫ نَ ْف‬،‫ص َّو َرهَا‬
َ ٍ‫ورة‬
َ ‫ص‬ُ ‫ بِكُ ِِّل‬،ُ‫ يَ ْجعَ ُل لَه‬،‫ار‬ َ ‫كُ ُّل ُم‬
ِ َّ‫ص ِّ ِو ٍر فِي الن‬
48

Artinya: “Setiap pelukis di neraka, Allah menjadikan untuknya

dengan setiap lukisan yang telah dilukisnya sebuah jiwa yang jiwa

tersebut mengazabnya di jahannam.”

Ibnu ‘Abbas r.a berkata, “Jika kamu harus melukis, maka lukislah

pohon dan segala yang tidak bernyawa.”

Dari al-Qasim bin Muhammad, dari ‘Aisyah, ‘Aisyah r.a

mengabarkan bahwasannya dia membeli bantal kecil untuk sandaran yang

ada gambar-gambarnya, tatkala Rasulullah Saw melihatnya, beliau berdiri

di pintu, tidak mau masuk, maka ‘Aisyah mengetahui ada rasa tidak suka

pada raut wajah beliau, ‘Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, aku bertaubat

kepada Allah dan Rasul-Nya, apa dosaku?” Beliau bersabda, “ Apa

kepentingan bantal kecil ini?” ‘Aisyah menjawab, “Aku membelinya

untukmu, agar kamu duduk di atasnya dan berbantal dengannya.” Maka

Rasulullah Saw bersabda:

‫ص َو ِر يُ َعذَّبُونَ َي ْو َم ا ْل ِق َيا َم ِة يُقَا ُل لَ ُه ْم أَحْ يُوا َما َخلَ ْقت ُ ْم‬


ُّ ‫اب َه ِذ ِه ال‬ ْ َ ‫ِإ َّن أ‬
َ ‫ص َح‬

Artinya: “Sesungguhnya pembuat gambar-gambar ini akan

diadzabnya pada hari kiamat, dinyatakan kepadanya: Hidupkan apa yang

telah kalian buat.”

Di dalam Shahih al-Bukhari, dari Ibnu ‘Umar r.a dari Nabi Saw

bahwasannya Jibril berkata:

ُ ‫إنا ال نَدْ ُخل بَ ْيت َا فيه كلب وال‬


‫صورة‬
49

Artinya: “Sesungguhnya kami tidak akan masuk ke dalam rumah

yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” Al-Imam Muslim

mengeluarkan dari ‘Aisyah dan Maimunah semisal dengannya.

Al-Imam Muslim juga mengeluarkan dari Abu al-Hayyaj al-Asadi,

ia berkata, ‘Ali r.a berkata kepadaku, yang artinya: “Maukah aku

mengutusmu dengan misi yang Rasulullah Saw telah mengutusku?

‘Janganlah kamu membiarkan suatu gambar pun melainkan kamu

menghapusnya dan tidak pula suatu kuburan melainkan kamu

meratakannya.”

Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad jayyid dari Jabir r.a

bahwasannya Nabi Saw memerintahkan ‘Umar bin al-Khaththab r.a ketika

Fathu Makkah sementara dia sedang di Bathha’ untuk mendatangi Ka’bah

dan menghapus setiap gambar yang ada di dalamnya, tidaklah Nabi

memasukinya sampai telah dihapus semua gambar yang ada di dalamnya.

Dan Abu Dawud ath-Thayalisi mengeluarkan di dalam Musnad-nya dari

Usamah r.a, ia berkata: Aku masuk menemui Rasulullah Saw di dalam

Ka’bah, dan beliau melihat gambar-gambar, maka beliau Saw meminta

setimba air, kemudian aku mendatangkannya untuk beliau, maka mulailah

beliau Saw menghapus gambar-gambar itu dan bersabda: “ Semoga Allah

membinasakan suatu kaum yang menggambar apa-apa yang tidak mampu

mereka cipta.”

Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i telah mengeluarkan dengan

sanad yang jayyid dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah Saw
50

bersabda, yang artinya: “Jibril telah mendatangiku, maka dia berkata

kepadaku: Aku mendatangoimu tadi malam, tidak ada yang mencegahku

untuk masuk melainkan karena di atas pintu ada gambar-gambar dan di

dalam rumah terdapat tabir tipis yang padanya terdapat gambar-gambar

dan juga di dalamnya terdapat anjing. Maka perintahkanlah untuk untuk

memotong kepala gambar-gambar yang ada di dalam rumah sehinggga

menjadi seperti bentuk pohon, dan perintahkan untuk memotong tabir

tersebut sehinggga menjadikannya dua keset yang tidak berarti dan

diinjak, dan perintahkanlah anjing itu untuk dikeluarkan.”

Maka Rasulullah Saw mengerjakannya. Dan ternyata anjing itu

berada di bawah tempat tidur al-Hasan dan al-Husain, maka beliau

memerintahkan untuk mengeluarkannya.

Hadits-hadits ini dan hadits lain yang semakna dengannya sangat

jelas menunjukkan atas haramnya menggambar sesuatu yang memiliki

nyawa, dan bahwasannya hal itu termasuk dosa-dosa besar yang diancam

dengan neraka.

Larangan ini umum bagi seluruh jenis gambar, sama saja apakah

gambar yang memiliki bayangan atau tidak, apakah gambar pada tembok,

kain, baju, kaca, kertas atau yang selainnya. Karena sesungguhnya Nabi

Saw tidak membedakan antara gambar yang memiliki bayangan dan yang

tidak, yang dijadikan kain penutup atau yang selainnya, bahkan beliau

melaknat setiap tukang gambar dan mengabarkan bahwa para penggambar

adalah oraang yang paling keras azabnya pada hari kiamat, dan setiap
51

penggambar berada di dalam neraka. Beliau menjadikan yang demikian itu

umum dan tidak mengecualikan sesuatu pun.

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Sahabat-sahabat kami dan

yang selain mereka dari kalangan ulama berkata: “Menggambar hewan

adalah keharaman yang sangat keras dan termasuk dosa besar karena

sesungguhnya hal itu diancam dengan ancaman yang keras sebagaimana

yang disebutkan di dalam hadits-hadits, sama saja apakah menggambarnya

itu untuk sesuatu yang dihinakan atau dengan yang selainnya, maka

perbuatan menggambar adalah haram seluruhnya. Karena sesungguhnya

padanya terdapat penyaingan terhadap penciptaan Allah SWT, sama saja

apakah menggambar tersebut pada baju, permadani, dirham, dinar, uang,

bejana atau tembok atau yang selainnya.

Adapun menggambar pohon, pelana onta atau yang selain itu dari

gambar-gambar yang tidak ada padanya gambar binatang maka tidaklah

haram. Inilah hukum menggambar. Adapun menggambar sesuatu yang ada

gambarnya, maka jikalau digantung pada tembok atau dikenakan pada

baju atau pada sorban atau yang semisalnya dari penggunaan yang tidak

dihinakan maka hukumnya adalah haram, namun jikalau gambar itu pada

permadani yang diinjak, bantal, keset yang semisal dengannya dari

penggunaan yang dihinakan maka tidaklah haram...”

Inilah kesimpulan madzhab kami mengenai permasalahan ini, dan

semakna dengan ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan


52

shahabat, tabi’in dan orang-orang yang setelah mereka. Dan ini adalah

madzhab ats-Tsauri, Malik, Abu Hanifah dan yang selain mereka.”

Hadits dari Abu Hurairah r.a, sebagai dalil bahwa gambar bila telah

dipotong kepalanya maka boleh disimpan dindalam rumah karena gambar

tersebut telah (berubah) menyerupai pohon. Hal itu menunjukkan bahwa

menggambar pohon atau yang semisal yang tidak memiliki ruh adalah

boleh, sebagaimana hal ini telah berlalu secara jelas dari riwayat al-

Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas r.a yang mauquf.

Diambil kesimpulan juga dari hadits tersebut bahwa memotong

setengah bagian yang bawah dan yang semisalnya, tidaklah mencukupi

dan belum boleh gambar tersebut untuk dimanfaatkan, serta tidak hilang

penghalang masuknya Malaikat kedalam rumah tersebut.

Adapun mainan (boneka) yang berbentuk seperti makhluk

bernyawa, maka para ulama khilaf tentang kebolehan membuatnya dan

ketidak bolehannya.

Diriwayatkan secara shahih di dalam ash-shahihain dari ‘Aisyah

r.a, dia berkata, “Dahulu aku bermain dengan boneka di sisi Nabi Saw, dan

aku memiliki teman-teman perempuan yang mereka bermain bersamaku.

Maka dahulu apabila Rasulullah Saw masuk, teman-temanku bersembunyi

dari beliau, kemudian keluar satu persatu bermain bersamaku.”

Al-Hafiz berkata di dalam al-fath: “Diambil dalil dari hadits ini,

atas kebolehan membuat boneka agar anak-anak perempuan bermain

dengannya, dan dikhususkan hal ini dari keumuman larangan membuat


53

gambar makhluk bernyawa. Iyadh menetapkan dengan hal tersebut dan

beliau menukilkannya dari jumhur ulama, dan bahwasannya mereka

membolehkan menjual boneka untuk anak-anak perempuan dalam rangka

mendidik mereka sejak dini dalam mengurusi rumah-rumah mereka dan

anak-anak mereka nantinya.

Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa hadits tersebut telah

di-mansukh hukumnya. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Baththal dan

menyebutkan pula dari Ibnu Abi Zaid dari Malik bahwa dia (Imam Malik)

membenci seorang bapak membelikan untuk anak perempuannya boneka.

Oleh karena itulah ad-Dawudi merajihkan bahwa hadits tersebut mansukh.

Ibnu Hibban (dalam sebuah kitabnya) telah meletakkan sebuah

bab, “Kebolehan bagi anak-anak perempuan bermain dengan boneka.”

An-Nasa’i juga memberi judul untuk hadits tersebut, “Kebolehan seorang

lelalki memberikan untuk isterinya boneka.” Beliau tidak mengaitkan

dengan masa kecil, dan pendapat an-Nasa’i perlu ditinjau/dikaji ulang.

Al-Baihaqi rahimahullah berkata setelah men-takhrij hadits-hadits

yang berkenaan dengan permasalahan ini, “Sungguh benar larangan

membuat gambar-gambar, maka dimungkinkan bahwa keringanan

(bermain dengan boneka) bagi ‘Aisyah adalah sebelum datangnya dalil

pengharaman (gambar bernyawa).”

Ibnul Jauzi rahimahullah juga memastikan pendapat ini, ...hingga

pernyataan al-Hafiz, “Abu Dawud dan an-Nasa’i telah meriwayatkan dari

jalan lain, dari ‘Aisyah r.a, ia berkata: “Rasulullah Saw datang dari perang
54

Tabuk atau perang Khaibar,” maka disebutkan hadits tentang Rasulullah

Saw menyobek tabir yang dipasang oleh ‘Aisyah di atas pintunya. ‘Aisyah

r.a berkata: “Kemudian beliau membuka tabir yang menutupi permainan

bonke (‘Aisyah), maka beliau Saw bersabda: “Apa ini wahai ‘Aisyah?”

‘Aisayh berkata: “Bonekaku.” ‘Aisyah berkata lagi: “ Beliau melihat

padanya kuda yang terikat memiliki sayap.” Maka beliau bersabda: “Apa

ini?” Aku berkata: “Kuda” Beliau bersabda: “ Kuda mempunyai dua

sayap?” Aku berkata: “Bukankah engkau mendengar bahwa Nabi

Sulaiman mempunyai kuda bersayap?” Maka beliau tertawa... hingga

ucapan al-Hafiz

Al-Khaththabi rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan

bahwa bermain dengan boneka tidak seperti bermain dengan gambar-

gambar yang terdapat ancaman padanya. Hanya saja ‘Aisyah r.a diberi

keringanan, karena beliau waktu itu belum baligh.”

Aku (al-Hafizh) rahimahullah berkata: memastikan peristiwa perlu

ditinjau ulang, tetapi itu sekedar kemungkinan (bahwa ‘Aisyah belum

baligh), bahkan pada perang Khaibar ‘Aisyah telah berusia 14 tahun, bisa

jadi telah sempurna 14 tahun atau malah melampaui 14 tahun atau

mendekati usia 14 tahun. Adapun pada perang Tabuk dia telah baligh

secara pasti. Maka dirajihkan (dikuatkan) riwayat yang menyebutkan

(pada perang Khaibar) dan menjama’ (menyelaraskan) pendapat yang

dipegangi oleh al-Khaththabi, karena hal itu (metode menjama’) lebih


55

utama dari memunculkan pertentangan.” Selesai dari maksud ucapan al-

Hafizh.

Apabila engkau mengetahui apa yang disebutkan oleh al-Hafizh

rahimahullah, maka yang lebih hati-hati adalah meninggalkan

penggunaaan boneka yang berbentuk makhluk bernyawa, karena pada

pembolehannya Nabi Saw bagi ‘Aisyah untuk bermain boneka yang

berbentuk makhluk bernyawa terjadi sebelum perintah menghapus

gambar-gambar, maka berarti hal itu telah dihapus hukumnya dengan

hadits-hadits yang memerintahkan untuk emnghapus dan menghilangkan

gambar-gambar kecuali yang dipotong kepalanya atau yang dihinakan,

sebagaimana ini adalah pendapat al-Baihaqi, Ibnul Jauzi dan yang

condong kepada pendapat ini Ibnu Baththal. Dan kemungkinan juga

bahwa hal tersebut dikhususkan dari laranagn, sebagaimanaini adalah

pendapat jumhur ulama untuk kemaslahatan pendidikan karena pada

bermain boneka terdapat sejenis latihan mengurusi atau melayani.

Bersamaan dengan kemungkinan yang telah disebutkan dan adanya

keraguan pada kebolehannya, maka yang lebih hati-hati adalah

meninggalkannya, dan melatih anak dengan mainan yang tidak berbentuk

makhluk bernyawa dan gambar-gambar yang berjasad.


56

B. Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa Perspektif Yusuf Al-

Qardhawi

Pada awal karirnya, Yusuf Al-Qardhawi cenderung mengikuti

pandangan tradisional dalam Islam yang melarang menggambar makhluk

bernyawa, terutama manusia dan hewan. Pandangan ini didasarkan pada

keyakinan bahwa menciptakan gambar makhluk bernyawa dapat

bersinggungan dengan kesyirikan atau menciptakan objek yang bisa

dianggap sebagai tandingan Alah dalam penciptaan.

Namun, seiring berjalannya waktu, Yusuf Al-Qardhawi mulai

mempertimbangkan pandangan yang membolehkan gambar-gambar

makhluk bernyawa dalam konteks tertentu, seperti untuk tujuan

pendidikan, medis, atau ilmiah. Dia berpendapat bahwa tujuan dan konteks

penggambaran harus diperhitungkan.

Menurut Yusuf Al-Qardhawi dalam buku halal dan haram, bahwa

hukumnya tidak jelas, kecuali kita harus melihat gambar itu sendiri untuk

tujuan apa? Di mana dia itu diletakkan? Bagaimana diperbuatnya? Dan

apa tujuan pelukisnya itu?.

Yusuf Al-Qardhawi mengatakan bahwa kalau lukisan seni itu

berbentuk sesuatu yang disembah selain Allah, seperti gambar al-Masih

bagi orang-orang Kristen atau sapi bagi orang-orang Hindu dan

sebagainya, maka bagi si pelukisnya untuk tujuan-tujuan di atas, tidak lain


57

dia adalah menyiarkan kekufuran dan kesesatan.61 Dalam hal ini

berlakulah baginya ancaman Nabi yang begitu keras:

“Sesungguhnya orang yang paling berat siksaannya nanti di hari

kiamat ialah orang-orang yang menggambar.” (Riwayat Muslim).

Imam at-Thabari berkata: “Yang dimaksud dalam hadis ini, yaitu

orang-orang yang melukis sesuatu yang disembah selain Allah, sedangkan

dia mengetahui dan sengaja. Orang yang berbuat demikian adalah kufur.

Tetapi kalau tidak ada maksud seperti di atas, maka dia tergolong orang

yang berdosa sebab melukis saja.62

Yang seperti ini ialah orang yang menggantungkan gambar-gambar

tersebut untuk dikuduskan. Perbuatan seperti ini tidak pantas dilakukan

oleh seorang muslim, kecuali kalau agama Islam itu dibuang di belakang

punggungnya. Dan yang lebih mendekati persoalan ini ialah orang yang

melukis sesuatu yang tidak biasa disembah, tetapi dengan maksud untuk

menandingi ciptaan Allah. Yakni dia beranggapan, bahwa dia dapat

membuat dan menciptakan jenis terbaru seperti ciptaan Allah. Orang yang

melukis dengan tujuan seperti itu jelas telah keluar dari agama tauhid. 63

Terhadap orang ini berlakulah hadis Nabi Saw yang mengatakan:

“Sesungguhnya orang yang paling berat siksaanya ialah orang-orang

yang menandingi ciptaan Allah.” (Riwayat Muslim).

61
Yusuf Qardhawi, al-Halal wal Haram Fi Islam, h. 118
62
Muthoharoh, Bilkis, 2016. SENI LUKIS PERSPEKTIF HADIS (Sebuah Kajian atas Pemikiran
Yusuf Qardhawi), h. 50
63
Yusuf Qardhawi, al-Halal wal Haram Fil Islam, h. 118
58

Persoalan ini tergantung pada niat si pelukisnya itu sendiri.

Barangkali hadits ini dapat diperkuat dengan hadits yang mengatakan:

“Siapakah orang yang lebih berbuat zalim selain orang yang bekerja

mwmbuat seperti pembuatanku? Oleh karena itu cobalah mereka

membuat biji atau zarrah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Allah mengungkapkan firman-Nya di sini dengan kata-kata

“dzahaba yakhluqu kakhalqi” (dia bekerja untuk membuat seperti

pembuatanku), ini menunjukkkan adanya suatu kesengajaaan untuk

menandingi dan menentang kekhususan Allah dalam ciptaannya dan

keindahannya. Oleh karena itu Alllah menentang mereka supaya membuat

sebutir zarrah. Ia memberikan isyarat, bahwa mereka itu benar-benar

bersengaja untuk maksud tersebut. Justri\u itu Allah akan membalas

mereka itu nanti dan mengatakan kepada mereka: “Hidupkan apa yang

kamu cipta itu!” Merreka dipaksa untuk meniupkan roh ke dalam

lukisannya itu, padahal dia tidak akan mampu.

Termasuk gambar/lukisan yang diharamkan, yaitu gambar/lukisan

yang dikuduskan (disucikan) oleh pemiliknya secara keagamaan atau

diagung-agungkan secara keduniaan.

Untuk yang pertama: Seperti gambar-gambar Malaikat dan para

Nabi, misalnya Nabi Ibrahim, Ishak, Musa, dan sebagainya. Gambar-

gambar ini biasa dikuduskan oleh orang-orang Nasrani, dan kemudian

sementara orang-orang Islam ada yang menirunya, yaitu dengan

melukisakan Ali, Fatimah dan lain-lain.


59

Sedang untuk yang kedua: Seperti gambar-gambar raja-raja,

pemimpin-pemimpin dan seniman-seniman. Ini dosanya tidak seberapa

kalau dibandingkan dengan yang pertama tadi. Tetapu akan meningkat

dosanya, apabila yang dilukis itu orang-orang kafir, orang-orang yang

zalim atau orang-orang yang fasik. Misalnya para hakim yang menghukum

dengan selain Allah atau senima-seniman yang mengagung-agungkan

kebatilan dan meyiarnyiarkan kecabulan di kalangan ummat.

Kebanyakan gambar-gambar/lukisan-lukisan di zaman Nabi dan

sesudahnya, adalah lukisan-lukisan yang disucikan dan diagungkan-

agungkan. Sebab pada umumnya lukisan-lukisan itu adlah buatan Rum

dan Parsi (Nasrani dan Majusi). Oleh karena itu tidak dapat melepaskan

pengaruhnya terhadap pengkultusan kepada pemimpin-pemimpin agama

dan negara.

Yusuf aAl-Qardhawi mengatakan bahwa selain gambar-gambar di

atas, yaitu misalnya dia menggambar/malukis makhluk-makhluk yang tiak

bernyawa seperti tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan, laut, gunung,

matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Maka hal ini sedikitpun tidak

berdosa dan tidak ada pertentangan samasekali di kalangan para ulama.

Tetapi gambar-gambar yang bernyawa kalau tidak ada unsur-unsur

larangan seperti tersebut di atas, yaitu bukan untuk disucikan dan diagung-

agungkan dan bukan pula untuk maksud menyaingi ciptaan Allah, maka

menurut saya tidak haram. Dasar daripada pendapat ini adalah hadits

shahih, antara lain:


60

Dari Bisir bin Said dari Zaid bin Khalid dari Abu Talhah sahabat

Nabi, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Malaikat tidak

akan masuk rumah yang di dalamnya ada gambar.” (Riwayat Muslim).

Bisir berkata: Sesudah itu Zaid mengadukan. Kemudian kami menjenguk

dia, tiba-tiba di pintu rumah Zaid ada gambarnya. Lantas aku bertanya

kepada Ubaidillah al-Khaulani anak tiri Maimunah isteri Nabi: Apakah

Zaid belum pernah memberitahumu tentang gambar pada hari pertama?

Kemudian Ubaidillah berkata: Apakah kamu tidak pernah mendengar dia

ketika ia bekata: “Kecuali gambar di pakaian.”

Tarmizi meriwayatkan dengan sanadnya dari Utbah, bahwa dia

pernah masuk di rumah Abu Talhah al-Ansari untuk menjenguknya, tiba-

tiba di situ ada Sahal bin Hanif. Kemudian Abu Talhah menyuruh orang

supaya mencabut seprei yang di bawahnya (karena ada gambarnya). Sahal

lantas bertanya kepada Abu Talhah: Mengapa kau cabut dia? Abu Talhah

menjawab: Karena ada gambarnya, dimana hal tersebut telah dikatakan

oleh Nabi yang barangkali engkau telah mengetahuinya. Sahal kemudian

bertanya lagi: Apakah beliau (Nabi) tidak pernah berkata: “Kecuali

gambar yang ada di pakaian?” Abu Talhah kemudian menjawab: Betul!

Tetapi itu lebih menyenangkan hatiku.” (Kata Tarmizi: hadis ini hasan

sahih).

Tidakkah dua hadits di atas sudah cukup untuk menunjukkan,

bahwa gambar yang dilarang itu ialah yang berjasad atau yang biasa kita

istilahkan dengan patung? Adapun gambar-gambar ataupun lukisan-


61

lukisan di papan, pakaian, lantai, tembok dan sebagainya tidak ada satupun

nash sahih yang melarangnya. Betul di situ ada beberapa hadits sahih yang

menerangkan bahwa Nabi menampakkan ketidak-sukaannya, tetapi itu

sekedar makruh saja. Karena di situ ada unsur-unsur menyerupai orang-

orang yang bermewah-mewah dan penggemar barang-barang rendahan.

Mengenai hukum gambar atau lukisan Yususf Qaradawi membagi

hukum gambar itu kepada yang diharamkan dan kepada yang

dibolehkan.64

Adapun yang termasuk gambar atau lukisan yang diharamkan

menurut Yusuf Qaradawi ialah:

1. Gambar atau lukisan yang disucikan oleh pemiliknya secara

keagamaan. Yang termasuk dalam kategori ini seperti gambar-gambar

malaikat dan para Nabi, seperti Nabi Ibrahim, Ishak, Musa dan

sebagainya. Gambar-gambar ini biasanya dikuduskan oleh orang-orang

Nasrani, dan kemudian sebagian orang Islam ada yang menirunya,

yaitu dengan melukiskan Ali r.a. Fatimah, dan lain-lain untuk

diagungkan.

2. Gambar atau lukisan yang diagung-agungkan secara keduniaan, yang

termasuk dalam kategori ini adalah seperti gambar raja-raja,

pemimpim-pemimpin dan seniman-seniman. Tetapi kalau gambar

tersebut tidak seberapa dosanya namun dosanya akan meningkat

apabila yang dilukis itu orang-orang kafir, orang-orang zalim atau


64
Tarmizi. Jamhuri. (2020). MEMBUAT GAMBAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
(Studi Perbandingan antara Yusuf Qaradawi dan Muhammad Ali Al-Sabuni). Jurnal Dusturiah.
10(1): h. 98
62

orang-orang fasik, misalnya para hakim yang menghukum dengan

selain hukum Allah, para pemimpin yang mengajak ummat untuk

berpegang kepada selain agama Allah atau seniman-seniman yang

mengagung-agungkan kebatilan dan menyiarkan kecabulan di

kalangan ummat.

Adapun yang termasuk gambar yang dibolehkan menurut Yusuf

Qaradawi adalah, sebagai berikut :

1. Lukisan makhluk-makhluk yang tidak bernyawa seperti pohon-pohon,

tumbuhan-tumbuhan, matahari, bulan, bintang, laut, matahari dan

sebagainya.

2. Gambar atau lukisan bernyawa yang tidak ada unsur-unsur larangan

yaitu bukan untuk disucikan dan diagung-agungkan dan bukan pula

untuk maksud menyaingi ciptaan Allah.

C. Batasan Bolehnya Menggambar menurut Asy-Syaikh Abdul Aziz bin

Baz dan Yusuf Al-Qardhawi

Menggambar dalam Islam memiliki batasan yang didasarkan pada

prinsip-prinsip ajaran agama. Sebagian ulama mengajarkan bahwa

menggambar manusia atau hewan dengan sempurna dapat dianggap

sebagai tindakan meniru ciptaan Allah, yang dapat dianggap sebagai

bentuk kesombongan. Namun, ada juga perspektif yang memperbolehkan

gambar-gambar yang bersifat umum atau tidak mendekati realisme, seperti

gambar abstrak atau tanpa wajah yang jelas.


63

Selain itu, Islam menekankan larangan membuat gambar yang

dapat digunakan untuk tujuan pemujaan atau penyembahan, mengingat

risiko berkembangnya praktek-praktek berhala atau kesyirikan. Maka dari

itu, penting bagi umat Islam untuk memastikan bahwa penggunaan gambar

tidak melibatkan elemen-elemen yang dapat mengarah pada

penyimpangan dari prinsip-prinsip tauhid.

Dalam beberapa situasi, gambar diperbolehkan jika digunakan

untuk tujuan pendidikan atau kepentingan ilmiah, selama tidak digunakan

untuk hal-hal yang dapat merusak moralitas atau membawa dampak buruk.

Beberapa ulama menegaskan bahwa dalam konteks pendidikan, gambar

dapat dianggap sebagai alat bantu yang dapat membantu proses

pembelajaran tanpa menimbulkan dampak negatif.

Meskipun ada pandangan yang memperbolehkan gambar tanpa

wajah, umat Islam juga perlu memperhatikan konteks penggunaaan

gambar dan menghindari penggunaannya untuk kegiatan yang melanggar

nilai-nilai moral Islam atau dapat mengeksploitasi keberadaan gambar

tersebut.

Pendapat ulama dalam konteks menggambar dalam Islam

memperjelas beberapa perspektif yang menjadi pijakan bagi umat Islam

dalam menghadapi isu ini. Penting untuk mencari arahan dari ulama-ulama

yang dihormati dan mempertimbangkan keragaman pandangan dalam

masyarakat Islam. Keseluruhan, pemahaman ulama melengkapi diskusi


64

tentang batasan bolehnya menggambar dalam Islam dengan memberikan

landasan berdasarkan ajaran dan prinsip-prinsip agama.

Menurut Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, batasan menggambar

dalam Islam terkait dengan menjauhi hal-hal yang dapat dianggap sebagai

tindakan meniru penciptaan Allah atau menciptakan makhluk hidup.

Maka, dalam konteks ini, menggambar wajah manusia atau makhluk

bernyawa dengan rinci dapat dianggap tidak sesuai dalam Islam. Kecuali,

jikalau gambar itu terdapat pada permadani yang diinjak, bantal, keset

yang semisal dengannya dengan cara penggunaannya yang dihinakan.

Adapun yang boleh digambar meliputi pepohonan, tumbuh-

tumbuhan dan yang semisal dengannya yang tidak memiliki ruh.

Sedang menurut Yusuf Al-Qardhawi, batasan menggambar dalam

Islam yaitu gambar atau lukisan yang disucikan oleh pemiliknya secara

keagamaan, gambar atau lukisan yang diagung-agungkan secara keduniaan

itu diharamkan. Adapun yang diperbolehkan yaitu pepohonan, tumbuhan,

matahari, bulan, bintang, laut dan sebagainya selama gambar-gambar

tersebut tidak melupakan ibadah dan tidak sampai kepada pemborosan.

Dan selama gambar atau lukisan bernyawa tidak bertujuan untuk disucikan

dan diagung-agungkan dan bukan pula untuk maksud menyaingi ciptaan

Allah.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa dengan melihat perspektif Asy-Syaikh

Abdul Aziz bin Baz dan Yusuf Al-Qardhawi terkait hukum menggambar

makhluk bernyawa, yang dapat diperhatikan bahwa masing-masing ulama

memiliki landasan interpretasi dan argumentasi hukum yang unik, yaitu

sebagai berikut:

1. Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, sebagai pemimpin pendapat

konservatif, menekankan pada pandangan yang melarang gambar

makhluk bernyawa berdasarkan interpretasi hadis dan prinsip-

prinsip dasar hukum Islam.

2. Yusuf Al-Qardhawi yang dikenal dengan pendekatannya yang

lebih kontekstual, memberikan ruang lebih besar untuk interpretasi

dan pertimbangan situasional.

Dalam memahami perbedaan ini, kita dapat melihat bahwa hukum

menggambar makhluk bernyawa tidak selalu bersifat mutlak dan

tergantung pada kerangka pemikiran interpretasi masing-masing ulama.

Oleh karena itu, meresapi pandangan keduanya dapat memberikan

wawasan yang lebih mendalam tentang kompleksitas isu ini dalam konteks

keilmuan Islam.

65
66

B. SARAN

Dengan terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini penulis berharap

tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang yang mambacanya.

Penulis juga mempunyai beberapa saran yang ingin disampaikan, di

antaranya :

1. Niat yang jelas, yaitu mendasarkan niat dalam kegiatan menggambar

yang sangat penting dan menghindari niat yang dapat dianggap

menyimpang dari prinsip-prinsip tauhid.

2. Menggambar itu boleh asalkan yang digambarnya itu bukan makhluk

bernyawa.

3. Jangan menggambar makhluk bernyawa yang berpotensi dijadikan

sembahan atau menandingi/menyerupai ciptaan Allah SWT., karena

itu termasuk dosa besar.

4. Jangan menjadi pembuat atau pelukis gambar makhluk bernyawa yang

dijadikan sembahan atau menandingi ciptaan Allah SWT., karena dia

akan dihukumi sama. Karena mengingat tidak akan ada gambar atau

lukisan jika tidak ada yang melukis atau menggambarnya.

5. Kalau pun terpaksa harus menggambar makhluk bernyawa dengan

tujuan pendidikan, medis, atau ilmiah dan tidak ada unsur yang

bertujuan untuk menandingi/menyerupai ciptaan Allah SWT, maka

diperbolehkan.

6. Seorang yang bijak mengatakan jika anda tidak dapat merubah

kemunkaran, maka anda jangan menambah jumlah pelakunya.


DAFTAR PUSTAKA

A. ARTIKEL

Asy-syariah.com, 28 Desember 2020. Biografi Syaikh Abdul Aziz bin Baz

– Majalah Islam Asy-Syariah.

Erick, Yoshua, 2022. Pengertian Menggambar: Menurut Para Ahli, KBBI,

Secara Umum. stellamariscollege.org. 7 Maret 2022.

Kamikamu studio, 23 Agustus 2023. YUSUF AL-

QARDHAWI_CENDEKIAWAN MUSLIM DARI MESIR. Diakses

dari Yusuf al-Qardhawi – Cendekiawan Muslim dari Mesir - Kisah

Sukses dan Biografi Tokoh Dunia (kamikamu.co.id)

santricendekia.com, 30 Mei 2012. Biografi Syaikh Yusuf al-Qardhawi

Takmili, Taufik Cimahi, 2021. Biografi Ringkas Asy-Syaikh Abdul Aziz

bin Baz rahimahullahu Ta’ala. www.minhajulatsar.com

B. BUKU

Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i. 2021. HUKUM

MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA (dilengkapi Fatwa-

fatwa Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz). Sleman: Pustaka Al-

Haura.

C. E-BOOK

Dr. Mayar, M.Pd, F. (2022). Seni Rupa untuk Anak Usia Dini. Deepublish.

Tersedia dalam https://books.google.co.id/books?id=Xyh-

EAAAQBAJ& hl=id&source=gbs_navlinks_s

67
68

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, (1993). Halal Dan Haram Dalam

Islam, PT. Bina Ilmu. Tersedia dalam DR. Yusuf Qardhawi - Halal

Dan Haram Dalam Islam.pdf

D. JURNAL

Jamhuri, Tarmizi. (2020). MEMBUAT GAMBAR DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Perbandingan antara Yusuf

Qaradawi dan Muhammad Ali Al-Sabuni). Jurnal Dusturiah.

10(1): h. 98

Palsari, Cahya. (2021). Kajian Pengantar Ilmu Hukum : Tujuan dan Fungsi

Ilmu Hukum Sebagai Dasar Fundamental dalam Penjatuhan

Putusan Pengadilan, 4(3), h.941

Syahridawati, 2021. FENOMENA APLIKASI FACEAPP PERSPEKTIF

HADIS: Analisis Hadis Taswir Menggunakan Hermeneutika Yusuf

Qardhawi. 4(1), h. 37

Wibowo T.Tunardy, S.H.,M.Kn., (2021). Pengertian Hukum: Unsur-

Unsur, Ciri-Ciri dan Sifat Hukum.

E. MAJALAH

Al-Ustadz Drs. H. Uus M. Ruhiat. (2023, Oktober). SESAT PIKIR

KARENA BENDA YANG DIUKIR. Majalah Risalah, no. 7 thn.

61, h. 8.
69

F. SKRIPSI

Moh, Komarudin. (2019). ANALISIS HADITS LARANGAN

MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA PERSPEKTIF

HERMENEUTIKA HANS-GEORG GADAMER. (IAIN Jember).

Moh Komarudin_082143018.pdf

Muthoharoh, Bilkis. (2016). SENI LUKIS PERSPEKTIF HADIS (Sebuah

Kajian atas Pemikiran Yusuf Al-Qardhawi), h. 42-46. (UIN

Jakarta)

G. WEBSITE

https://kumparan.com/berita-hari-ini/hukum-menggambar-makhluk-

bernyawa-dalam-ajaran-islam-beserta-haditsnya-1xMtg3rvdUj/4

(diakses pada 5 Agustus 2023 pukul 21:38 WIB)

https://www.zonareferensi.com/?s=PENGERTIAN+HUKUM,(diakses

pada 1 Oktober 2023 pukul 08:15 WIB)

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hukum/ (diakses pada 1

Oktober 2023 pukul 08:54 WIB)

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5798560/pengertian-hukum-

menurut-para-ahli-dan-penggolongannya (diakses pada 1 Oktober

2023 pukul 09:00 WIB)

https://www.menurut.id/pengertian-hukum-menurut-immanuel-kant

(diakses pada 1 Oktober 2023 pukul 09:07 WIB)


70

https://peradi-tasikmalaya.or.id/definisi-hukum-menurut-prof-dr-mochtar-

kusumaatmadja-s-h-ll-m/ (diakses pada 1 Oktober 2023 pukul

09:18 WIB)

https://peradi-tasikmalaya.or.id/teori-hukum-menurut-hans-kelsen/

(diakses pada 22 Oktober 2023 pukul 16:00 WIB)

https://jurnalhukum.com/pengertian-hukum-unsur-unsur-ciri-ciri-dan-

sifat-hukum/ (diakses pada 5 November pada pukul 21:00 WIB)

https://serupa.id/pengertian-menggambar-jenis-teknik-alat-pendapat-ahli/

(diakses pada 8 November 2023 pada pukul 16:26 WIB)

https://kbbi.web.id/gambar (diakses pada 25 Agustus 2023 pada pukul

21:30 WIB)

https://teks.co.id/pengertian-menggambar/ (diakses pada 8 November

2023 pukul 16:34 WIB)

https://ilmuseni.com/seni-rupa/mengambar/pengertian-menggambar

(diakses pada 9 November 2023 pukul 21:10 WIB)

https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-menggambar-dan-

manfaatnya-208gS216s0H/3 (diakses pada 24 September 2023

pukul 20:45 WIB)

kbbi.lektur.id/makhluk-bernyawa. (diakses pada 3 Oktober 2023 pukul

08:53 WIB)
71

kbbi.co.id/arti-kata/makhluk. (diakses pada 3 Oktober 2023 pukul 08:54

WIB)

https://kbbi.web.id/nyawa. (diakses pada 3 Oktober 2023 pukul 08: 55

WIB)

https://dinas.id/soal-dasar-psikologis-perilaku/ (diakses pada 3 Oktober

2023 pukul 09:15 WIB)

https://muslim.or.id/26684-hukum-menggambar-makhluk-bernyawa.html

(diakses pada 19 September 2023 pukul 08:45 WIB)

https://bincangsyariah.com/kolom/hukum-menggambar-kartun-dalam-

islam/ (diakses pada 19 September 2023 pukul 09:03 WIB)

https://konsultasisyariah.com/29466-hukum-menggambar-tengkorak.html

(diakses pada 19 September 2023 pukul 09:37 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz (diakses

pada 8 Oktober 2023 pukul 21:01 WIB)

https://www.wikiwand.com/id/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz

(diakses pada 8 Oktober 2023 pukul 21:15 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_al-Qaradawi (diakses pada 8 Oktober

2023 pukul 21:34 WIB)


72

https://pelayananpublik.id/2022/03/21/pengertian-menggambar-tujuan-

manfaat-alat-dan-jenisnya/ (diakses pada 8 November 2023 pukul

16:47 WIB)

https://kbbi.web.id/hukum (diakses pada 1 Oktober 2023 pukul 08:00

WIB)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas
Nama : Nisa Koswara

Tempat, Tanggal : Garut, 26 Januari 2006

Lahir

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2

Nama Ayah : Engkos Koswara

Nama Ibu : Eneng Rikasari

Nama Saudara : Erik Andryan

Anggi Koswara

Alamat : Jln. Raya Bandrek rt/rw 01/08

Ds. Sukamerang Kec. Kersamanah Kab. Garut

2. Riwayat Pendidikan

TK Al-Mu’awanah (2010-2012)

SDN 1 Sukamerang (2012-2018)

MTs. Persis 212 Kudang Wanaraja, Garut (2018-2021)

MA Persis 212 Kudang Wanaraja, Garut (2021-2024)

73
74

3. Pengalaman Organisasi

Bidang Pendidikan dalam RG-UG di MTs. Persis 212 Kudang (2020-

2021)

Bidang Pendidikan dalam RG-UG di MA Persis 212 Kudang (2022-2023)


75

Anda mungkin juga menyukai