Alifa Nur Arifiah
Alifa Nur Arifiah
PAPER
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mu’allimin
Pesantren Persatuan Islam 212 Kudang
Disusun oleh:
NIS: 1312320501082100366
GARUT
2023-2024
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh:
NIS: 1312320501082100366
Disetujui,
LULUS
Garut,
Penguji 1 Penguji 2
………………… …………………....
alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada setiap hamba-
Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpah kepada Nabi
IBNU KATSIR”. Merupakan salah satu tugas akhir yang harus dilengkapi
Penyusunan PAPER ini tidak lepas dari do’a, dukungan, bantuan dan
semangat dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menghaturkan
i
2. Diri saya sendiri Alifa Nur Aripiah, yang telah berjuang dan bertahan
7. Bu Narti Winarti, S.Pd.I, selaku wali kelas, terima kasih atas motivasi
dan dorongannya.
9. Fajriyah adik pertama saya yang paling nyebelin tapi saya sayangi,
kepada penulis, Mush’ab si anak jail tapi gemesin. Terima kasih telah
ii
hadir di hidup saya, terima kasih selalu menjadi penghibur, selalu
10. Untuk ubil, ina, uci, awa, amey dan wawa, terima kasih telah menjadi
teman saya selama 3 tahun di sekolah. Terima kasih atas suka dan
telah rela menjadi teman saya. Semoga kalian sehat selalu dan
11. Terima kasih kepada Salwa, Suci, dan Lisna yang selalu bertukar
12. Kelompok satu bimbingan, Lisna, Alifa Anjini, Silfi dan Salsabilah
13. Kepada OXIIGENZ (kelas XII B), terima kasih atas suka dan dukanya,
14. Kepada pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Aamiin.
iii
Penulis menyadari bahwa penulisan maupun isi PAPER masih jauh
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan demi kebaikan dan
penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTO
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4
D. Metode Penulisan ....................................................................................... 5
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 5
BAB II : LANDASAN TEORI ............................................................................. 7
A. Pengertian Etika Berhias ........................................................................... 7
B. Pengertian Wanita ..................................................................................... 8
C. Macam-macam etika berhias persfektif budaya ................................... 10
D. Biografi Ibnu Katsir................................................................................. 13
E. Penafsiran Surat Al-Ahzab Ayat 33 Menurut Tafsir Lain .................. 20
BAB III : PEMBAHASAN ................................................................................. 24
A. Hukum Berhias ........................................................................................ 24
B. Macam-macam Etika Berhias dalam Islam .......................................... 25
C. Tren berhias modern dan kesesuaiannya dengan ajaran Islam .......... 34
D. Penafsiran Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat 33 Menurut Tafsir Ibnu
Katsir ................................................................................................................ 38
BAB IV : PENUTUP ........................................................................................... 45
A. Kesimpulan ............................................................................................... 45
B. Saran ......................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 49
v
BAB I
PENDAHULUAN
Islam itu memuat ajaran-ajaran yang indah, baik indah secara lahir maupun
indah secara batin. Hal itu diperkuat pula oleh sabda Rasulullah saw.,:
Allah itu maha indah, oleh sebab itu Allah menurunkan wahyu kepada
Karena, itu merupakan salah satu fitrah yang dimiliki setiap wanita. Wanita
selalu ingin tampil cantik merupakan nikmat yang Allah berikan kepada
para wanita. Tetapi, sering kali para wanita salah memaknai kecantikan
diri. Wanita yang berakal sehat selalu ingin berpenampilan baik, baik secara
1
2
Namun, banyak wanita yang salah kaprah, mereka berhias ketika keluar
mereka.
menjadi kontoversi. Salah satu ajaran dan aturan dalam agama Islam adalah
diukur dari bagaimana dia berhias diri. Karena, kecantikan lahir bathin
seseorang hanya dapat dilihat oleh Allah swt, kecantikan seseorang akan
Islam tidak melarang seorang wanita untuk tampil rapi, wangi dan
menarik. Justru tampil menarik dan berhias atau bersolek sangat di anjurkan
bagi kaum muslimah, selama ia berhias dalam jalur yang benar dan halal,
2 Abdul Syukur Al-azizi,2015. Buku lengkap fiqh wanita, (Yogyakarta: DIVA press).hal 340
3
mahramnya.
sangat mempengaruhi baik dari cara berpakaian, berhias, bergaul, dan yang
3Reski Saputri,’’Etika Berhias Wanita Muslimah dalam Q.S AL-AHZAB [33]:33’’,Vol.1 No.1
(Mei 2021),hal 44.
4
wanita yang diperbolehkan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 33. oleh
B. Rumusan Masalah
Islam?
C. Tujuan Penulisan
sebagai berikut:
ajaran Islam.
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
wanita, etika berhias bagi wanita persfektif budaya, tren berhias modern dan
Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan
ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik.
Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik.
mana yang dinilai baik dan mana yang dinilai buruk dengan
pikiran.4
ilmu tentang hak dan kewajiban. Dalam bahasa Arab etika disebut akhlak
buruk dan benar atau salah. Etika pun dalam Islam dikaitkan dengan
perbuatan benar dan baik berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. Maka
dari itu, setiap umat Islam dapat merealisasikan kehendak baiknya dengan
4
Assyifaun Nadia Khoiriyah,” Etika Berhias Menurut Al-Qur’an
(Kajian Tafsir Tematik)”Skripsi UIN Sultan Maulana Hasanuddin, hal.16
5
Ahmad Faruqi,” Etika Berhias Bagi Wanita Menurut Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat:
33”.Laporan hasil penelitian STIQNIS Sumenep (2020) hal.10
7
8
kehidupan.6
2. Pengertian Berhias
dengan etika berhias adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang
wanita untuk memperindah diri baik dari pakaian, perhiasan, atau alat
B. Pengertian Wanita
6
Muhamad Yoga Firdaus.” Etika Berhias Perspektif Tafsir Al-Munir: Sebuah Kajian Sosiologi”,
Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin Vol. 1 No. 2 (April 2021).hal.107
7
H.Aminudin Harjan Syuhada,2021.Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI,(Jakarta:PT Bumi
Aksara).hal.88.
8
Ibid hal.88.
9
istri, ibu, adalah sejenis makhluk dari bangsa manusia yang halus kulitnya,
lemah sendi tulangnya dan agak berlainan bentuk dan susunan tubuh laki-
laki.
memiliki beberapa sifat khas kewanitaannya yang layak dituntut dan disorot
memelihara.
menyatakan seorang gadis yang telah matang secara emosi dan afeksi serta
kecantikan.
nilai, norma, dan tradisi yang ada dalam budaya tertentu. Berikut adalah
sementara dalam budaya lain, hal tersebut mungkin lebih diterima. Penting
budaya tertentu.
c. Tradisi dan adat istiadat: Budaya sering kali memiliki tradisi dan adat
istiadat yang terkait dengan berhias. Misalnya, dalam beberapa budaya, ada
ritual khusus yang harus diikuti sebelum atau saat berhias, atau ada aturan
khusus mengenai jenis pakaian atau aksesoris yang digunakan dalam acara-
acara tertentu. Penting untuk menghormati dan mengikuti tradisi dan adat
d. Konteks sosial: Etika berhias juga dapat dipengaruhi oleh konteks sosial
pantas dalam situasi formal atau resmi. Penting untuk memahami dan
a. Budaya Timur Tengah: Dalam beberapa budaya Timur Tengah, seperti Arab
dan Iran, etika berhias bagi wanita sering kali melibatkan pemakaian hijab
Pemakaian pakaian yang longgar dan tidak terlalu mencolok juga dihargai.
b. Budaya Asia Timur: Di beberapa budaya Asia Timur, seperti Jepang dan
Korea, etika berhias bagi wanita sering kali menekankan kebersihan dan
c. Budaya Barat: Dalam budaya Barat, seperti Amerika Serikat dan Eropa,
etika berhias bagi wanita sering kali lebih bebas dan individualistik. Wanita
kepribadian dan prefensi mereka. Namun, ada juga standar sosial yang
9
https://m.questionai.com/app-share. Diakses pada 21 November 2023 pada pukul 19:27 WIB.
10
https://m.questionai.com/app-share. Diakses pada 21 November 2023 pada pukul 19:33 WIB.
12
bersih, disetrika rapih, dan jika dipakai tidak kebesaran dan tidak
11 Ibid hal.17
12
Ibid hal.17
13
Ibid hal.17
13
Nama kecil Ibnu Katsir adalah Isma‟il. Nama lengkapnya adalah Imad
ad-Din Abu al-Fida Isma‟il Ibnu Amar Ibnu Katsir Ibnu Zarra’ al-Quraisy
predikat al-Dimisiqi sering diletakkan pada dirinya. Hal ini mungkin karena
Syafi‟i pada akhir namanya, ingin menunjukkan bahwa Ibnu Katsir sejak
Syafi‟i.
Beliau lahir di desa Mijdal dalam wilayah Bushra (Basrah) pada tahun
700 H/1301 M.(Namun dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat yaitu
pada tahun 701 H/1302 M ). Ayahnya Shihab ad-Din Abu Hafsh Amar Ibn
Katsir Ibn Dhaw Ibn Zara’ al-Quraisyi’, yang merupakan seorang khatib di
kota Basrah. Ayahnya meninggal pada saat usia beliau masih 4 tahun.
Kemudian beliau diasuh oleh kakaknya, Syaikh ‘Abdul Wahhab dan dialah
Damaskus, tepatnya di negri syam yang dijaga pada tahun 706 H, ketika
ini dilakukan beliau dengan serius dan intens dibawah pembinaan dan
14
Ibid hal.24
14
Mamluk dimana Ibnu Katsir hidup, pusat-pusat studi Islam seperti masjid-
juga belajar di Mesir dan mendapat ijazah dari para ulama di sana.
kenegaraan. Aktivitasnya dalam bidang ini yaitu seperti pada akhir tahun
hukuman mati atas Sufi Zindik yang menyatakan tuhan pada dirinya (hulul).
pada tahun 759 H Ibnu Katsir pernah diminta Amir Munjak untuk
yang bernama Zainab (puri Mizzi) yang masih sebagai gurunya. Setelah
Kamis.
mengambil faedahnya.
c. Al-Faqih, gelar bagi ulama ahli dalam ilmu hukum Islam namun
sejarawan.
syarat mufassir.
paling sering disandangkan pada Ibnu Katsir. Ini terlihat pada penyebutan
menimba ilmu dari para ulama di kota tersebut, salah satunya adalah Burhan
Dalam bidang hadits, beliau belajar dari ulama Hijaz dan mendapat
15
Ibid hal.27
16
Katsir mendasar pada kitab Tarikh karya gurunya tersebut. Berkat al-Birzali
dan Tarikh nya, Ibnu Katsir menjadi sejarawan besar yang karyanya sering
tentang tafsir dan ilmu tafsir. Hal ini dilakukan pada usia 11 tahun setelah
Sebagai seorang ilmuwan dan pakar dalam segala bidang, tentu Ibnu
Katsir banyak menghasilkan karya -karya, akan tetapi sebagian besar dari
Sunan, yang terdiri dari delapan jilid, yang didalamnya berisi nama-
Musnad Ahmad bin Hambal yang ia susun sesuai dengan huruf alfabet.
16
Ibid hal.27
17
b. Al-Bidayah wa Nihayah (awal dan akhir). Kitab ini adalah kitab yang
Rasul).
bermazhab Syafi’i).
Islam saat ini dengan karyanya Tafsir al-Qur’anul al-Azim atau yang lebih
dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir, dan kitab tafsir ini merupakan satu-
satunya karya beliau dalam bidang tafsir yang terdiri dari empat jilid yang
di cetak oleh Maktabah As-Saffah dan Maktabah Misr/ Dar Misr li-at-
Jul Hendri,” IBN KATSIR (Telaáh Tafsir al-Quránnul Azim Karya Ibn Katsir) Vol. XIV,No.2,
17
Tiba’ah Mesir dan terdiri dari delapan jilid yang di cetak oleh Maktabah
Darul Hadits Mesir yang mana pada pembahasan kitab tafsirnya akan
penulisan sebuah kitab Fikih (Kitab al-Ahkam) yang didasarkan pada Al-
Qur’an dan Hadits, namun karya besar itu baru selesai sampai bab Haji.
ayat dan surat dalam mushaf Al-Qur’an yang dalam bahasa arabnya disebut
dengan tartib mushafi, secara rinci kandungan dan urutan tafsir yang terdiri
1) Jilid pertama berisi tafsir surat Al-Fatihah sampai dengan surat An-Nisa.
2) Jilid kedua berisi tafsir surat Al-Maidah sampai dengan surat An-Nahl.
3) Jilid ketiga berisi tafsir surat Al-Isra’ sampai dengan surat Yasin.
4) Jilid keempat berisi tafsir surat As-Shafat sampai dengan surat An-Nas.
Tafsir Ibnu Katsir ini dapat juga dikelompokkan dalam bentuk corak al-
18
Ibid hal.245
19
Ibid hal.33-34
19
tabi’in (pendapat para sahabat dan tabi’in), akan tetapi juga terkadang Ibnu
menafsirkan ayat.
Manhaj atau metode yang dipakai oleh Ibnu Katsir dalam menafsiri Al-
disebabkan karena Ibnu Katsir menafsirkan ayat demi ayat secara analitis
menurut urutan mushaf Al-Qur’an, akan tetapi juga metode Ibnu Katsir ini
antara hadits atau riwayat yang dapat dijadikan argumentasi dan tidak
20
Ibid hal.246
20
dalam hal ini Ibnu Katsir terkadang menentukan pendapat yang paling
Al-Ahzab ayat 33
tentram. Disanalah terdapat mawaddan dan rahmatan, yaitu cinta dan kasih
sayang.22
menonjolkan apa yang dia punya, berhias agar orang lain tertarik
21
Ibid hal 247
22
Prof. DR. Hamka, 1990. Tafsir Al-Azhar,(Singapore: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd)
hal.5710
21
kepadanya. Jika pedoman Nabi telah diterima, iman telah bersarang dalam
Inilah pedoman pokok yang diberikan oleh Allah dan Rasul kepada istri
Nabi dan setiap wanita yang beriman. Meskipun pangkal ayat ini
dikhususkan kepada istri Nabi, bukan berarti bahwa perintah dan peringatan
ini hanya khusus kepada istri Nabi saja, tetapi untuk semua wanita. 23
Dalam ayat ini tidak dijelaskan mengenai bentuk pakaian bangsa apa
yang harus dipakai, yang menjadi pokok adalah “jangan berhias secara
Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi larangan-Nya maka akan sangat besar
dengan ahlulbait atau ahli rumah. Rumah yang dimaksud adalah rumah
Nabi. Sebaiknya pada diri merekalah lebih dahulu orang melihat teladan
terutama bersih hati sanubari, dan bersih terhadap sifat buruk apapun. 24
23
Ibid hal. 5710
24
Ibid hal 5711
22
Al-Ahzab ayat 33
اهلييَّ ية ْاَلُو ىٰل واَقيمن َّ ي وقَر َن يِف ب ي وتي ُك َّن وََل تََبَّجن تََبُّج ا ْْل ي
َْ الص ىلوَة َواىت
ْي َْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُُ ْ ْ َ
ب َعْن ُك ُم ٰي الزىكوةَ واَ يطعن ىاّلل ورسولَهٗ ايََّّنَا ي يري ُد ىاّلل ليي ْذ ي
س اَ ْه َلَ ج
ْ الر َ ه ُ ُٰ ْ ُ ْ ُ َ َ َٰ َ ْ َ َّ
َّالْب ي ي
ت َويُطَ يٰهَرُك ْم تَطْ يه ًْْيا َْ
Artinya:“Tetaplah (tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah
berhias (dan bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu.
Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa
darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-
bersihnya”. (Q.s.Al-Aḥzāb [33]:33).
hormat. Maksud lafadz ini berarti adanya perintah untuk berada di rumah
Lafadz “tabarrajna dan tabarruj” berasal dari kata “baraja” yang artinya
kepada suami oleh wanita yang baik atau memakai sesuatu yang tidak wajar,
25
M. Quraish Shihab, 2002.Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an, (Jakarta:
Lentera Hati) hal. 263
26
Ibid hal.264
23
yang tidak wajar, baik atas dorongan nafsu, kepentingan sementara, maupun
ula yang berarti masa lalu, yakni jahiliyyah yang lalu. Kata lalu itu, seakan-
pendapat mengenai penafsiran ini yang mana, dalam Tafsir Al-Misbah yang
Yang bergaris keturunan sampai kepada Hasyim, yaitu ayah kakek Nabi
Muhammad saw.27
27
Ibid hal 265
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hukum Berhias
ratusan ribu rupiah, bahkan parfum yang digunakan pun seharga jutaan
untuk dilakukan, selama untuk ibadah atau kebaikan. Menghiasi diri agar
kaum wanita dihadapan suaminya, dan kaum pria dihadapan istrinya. Allah
Swt berfirman:
takwa itulah yang lebih baik, demikianlah sebagai tanda kekuasaan Allah,
24
25
Dengan ayat dan hadits diatas maka semakin jelas berhias bagi seorang
wanita hukumnya sunnah. Selama masih mengikuti etika berhias yang telah
untuk berhias, justru Islam mengajarkan cara berhias yang baik tanpa harus
tertentu, akan tetapi hanya meletakan dasar-dasar dan kaidah pokok berhias
Saat ini banyak kita jumpai wanita yang tidak menutup aurat dengan
laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup dan
28
Fitriyah, ”Hukum Berhias Dalam Pandangan Islam”
https://id.scribd.com/document/374665513/Hukum-Berhias-Dalam-Pandangan-Islam diakses pada
12 November pukul 19:01 WIB.
26
hal diatas.
29
Ibid hal.17
27
2. Berhias wajah
ِ
هوالجهواِشهَّةه، هوالجهو ِاشهرةهَّ هوالج حم جسته جو ِشهرة،ة
َّ اصلهَّةه هوالج حم جسته جو ِصله
ِ اَلل الجو
له هع هَّن َّح ه
ِاَلل
َّ ات هخ جل هَّق َِّ ح جس َِّن الج حمغهِّهي ِ ِ ِ ِ
صات هوالج حمته هفلّ هجات ل جل ح هوالج حم جسته جوِشه ه
والج حمته نه ّم ه،ة
“Allah melaknat perempuan yang menyambung rambut, perempuan
yang membantu menyambung rambut, perempuan yang menajamkan
gigi, perempuan yang membantu menajamkan gigi, perempuan yang
menato tubuh, perempuan yang membantu menato tubuh, perempuan
yang mencabut alis, perempuan yang merenggangkan gigi demi berhias
yang mana mengubah ciptaan Allah.” 31
Hadits diatas dapat dipahami bahwa pelarangan mencabut alis atau
َّه ْم َوَ ىَل ُمَرََّّنُ ْم فَلَيُبَ تيٰ ُك َّن اى َذا َن ْاَلَنْ َع يام َوَ ىَل ُمَرََّّنُ ْم فَلَيُغَيْٰيُ َّن َخ ْل َق ي ي
ُ َّوََلُضلَّن
ُ َّه ْم َوََلَُمنٰيَ ن
اّللي فَ َق ْد َخ يسَر ُخ ْسَرا ًًن ُّمبيْي نًا ي ي ي يي ىي
ٰاّلل َوَم ْن يَّتَّخذ الشَّْي ىط َن َوليًّا ٰم ْن ُد ْون ى ٰ
”Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya. Barangsiapa
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
30
https://rumaysho.com/3636-kapan-mendahulukan-yang-kanan.html diakses pada tanggal 4
Januari 2024 pada pukul 09:57 WIB.
31
https://era.id/lifestyle/107278/hukum-mencukur-alis-dalam-islam-diperbolehkan-atau-haram
diakses pada tanggal 4 Januari 2024 pada pukul 10:15 WIB.
28
2) Menggunakan siwak
32
Sumber https://rumaysho.com/26217-hadits-hadits-tentang-siwak-dan-sunnah-fitrah.html
Diakses pada tanggal 4 Januari 2024 pada pukul 10:22 WIB.
29
ن اى َد َم ُخ ُذ ْوا يزيْنَ تَ ُك ْم يعنْ َد ُك يٰل َم ْس يج ٍد َّوُكلُ ْوا َوا ْشَربُ ْوا َوََل تُ ْس يرفُ ْوا اينَّهٗ ََلْْٓيى بَ ي
ي ُّ ُيُي
َْ ب الْ ُم ْس يرف
ْي
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap.
(Memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihlebihan.”(Q.S Al-A‟raf:7:31).
Dari ayat di atas membolehkan make up atau berdandan bagi wanita
mata:
dan lensa mata tentu beragam warnanya, misalnya warna biru yang
diperbolehkan.
3. Berhias Badan
1) Memotong kuku
hari senin, kamis, dan jum’at. Wanita muslimah wajib berpegang teguh
mengecatnya.33
kelingking, kemudian ibu jari. Sesudah itu pindah ke tangan kiri, mulai
dengan kelingking, sesudah itu jari manis, jari tengah, telunjuk, dan
diakhiri dengan ibu jari. Sesudah itu pindah ke kaki kanan, mulai dengan
para ulama. Karena itu merupakan salah satu fitrah, membiarkan bulu
33
Ibid hal.16
34
Ibid hal.17
31
Dalam hal ini yang utama adalah mencabut bulu ketiak dari pada
atau tidak akan tumbuh kembali. Meski pada awalnya akan terasa sakit
ini. Dengan mencukur bulu kemaluan niscaya kita bisa terhindar dari
bagian kemaluan.35
4) Membersihkan barajim
dalam telapak tangannya. Mencuci bagian ini tidak hanya ketika wudhu
5) Merawat rambut
satu dengan yang lainnya. Sebagaimana yang Allah tekankan dalam surat
Ali-Imran:
1) Memakai sutra
36
Ibid hal.18
33
baik sedikit atau banyak. Tapi, bila kain itu terbuat dari campuran sutra
baik berupa cincin, kalung, gelang, anting, dan lainnya. Asalkan tidak
3) Memakai parfum
lembut dan tidak menyengat. Hal ini bertujuan agar tidak menarik minat
1) Menghias gigi
gigi palsu dari emas. Mengikir gigi yang dimaksud adalah menggergaji
gigi agar lancip atau agar tipis atau menjadi jarang antara satu dengan
cacat pada giginya. Adapun memakai gigi palsu dari emas juga
37
https://www.detik.com/hikmah/muslimah/d-6851208/hukum-penggunaan-parfum-bagi-wanita-
muslim-boleh-atau-haram.Diakses pada tanggal 4 Januari 2024 pada pukul 16:14 WIB.
34
kecantikan.
2) Menyambung rambut
dengan rambut orang lain yang disengaja dibuat agar orang rambut itu
3) Memakai tato
Tato adalah gambar pada kulit tubuh, yang dibuat dengan cara
dosa besar. Akan tetapi wanita bertato dan kemudian ingin bertaubat,
baginya.38
Perawatan tubuh dan berhias dalam dunia modern sekarang ini biasa
fashion and beauty ini dalam adat dan budaya. Maka yang akan kita
38
Ibid hal.22
35
merek, dan cara secara rinci. Tapi, kita akan menemukan apa yang tidak
aspek:
1. Tujuan: Jika tujuan utama dari beauty dan fashion pada abad-abad
maka di abad modern bukan sekedar itu saja tapi telah berubah menjadi gaya
hidup dan lifestyle. Tidak sebatas lagi menjadi cantik tapi lebih pada simbol
2. Sarana dan cara: Bila sarana kecantikan dulu banyak menggunakan bahan-
bahan alami, hewani dan nabati, dan dengan cara tradisional, maka di abad
3. Pelaku: Bila fashion and beauty dulu digandrungi banyak wanita, maka di
era modern ini laki-lakipun mulai mempercantik diri lewat perawatan tubuh,
39
Aliasydi. “Fashion And Beauty Perspektif Hukum Islam”, Bilancia Vol.11 No.1,Januari-Juni
2017. Hal.148
40
Ibid hal.150
36
tambahan. Bentuk badan, warna kulit, mata, hidung, telinga, dan sebagainya
adalah hal-hal melekat pada diri seseorang. Kedua: adalah sesuatu yang
semacamnya.41
Namun bila diteliti lebih lanjut, terdapat pula sejumlah hadis Nabi yang
melarang berhias. Apakah itu berarti bahwa terdapat kontradiksi antara teks-
teks agama dalam masalah berhias? Jawabannya, tentu saja tidak. Ulama
Kendatipun terdapat kontradiksi itu hanya dari segi zahir, artinya ketika ia
ia dalam batas fitrah manusia, sedangkan dalil yang melarang berhias itu
terbatas pada gaya dan cara berhias yang melampaui batas fitrah. Artinya,
a. Bahan yang digunakan untuk fashion and beauty halal dan baik
pada tren ini. Dialah tren make-up dan fashion halal. Selain di Negara
41
Ibid hal.151
42
Ibid hal. 152
37
muslim, fenomena kosmetik halal merupakan sesuatu yang baru. Hal yang
paling diketahui, produk itu tak mengandung babi serta minyak babi yang
biasanya digunakan pada lipstik. Bisa juga produsen kosmetik tersebut tidak
bahan organik.43
b. Tujuan fashion and beauty untuk menjaga kehormatan dan harga diri
senonoh, karena itu semua merendahkan harga diri manusia. Oleh karena
itu, konsep fashion and beauty dalam Islam tidak boleh melanggar aturan
agar penerapan fashion and beauty tersebut berkiblat pada ibadah kepada
orang. Menjadi muslim yang kaya dan kuat merupakan salah satu karakter
dan penampilan fisik dengan kosmetik mewah tidaklah sejalan dengan spirit
43
Ibid hal. 154
44
Ibid hal. 156
45
Ibid hal. 158
38
agar kelihatan seksi dan menarik bagi lawan jenis, maka Islam melarang hal
tersebut.
anggota tubuh sendiri. Karena itu merupakan bagian dari strategi setan
46
Ibid hal.162
47
Ibid hal.164
39
بحيحوتِ ح
Firman Allah Ta’ala (َّكن
“ ) هوقه جر هَّن ِ جDan hendaklah kamu tetap di
فَّ ج
َّاَللِ هوله ِك جَّن لِيه جخ حر جج هَّن هو حهنَّ تهِف هالت ِ اَللِ مس
َّ اج هَّد َّ هَّل َتهجنه عحوا إِهم
اءه َّ ه ه
“Janganlah kalian melarang hamba-hamba Allah wanita menuju
masjid-masjid Allah dan hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai
wangi-wangian.”
Dalam satu riwayat:
48
M.Abdul Ghofar E.M, Abu Ihsan Al-Atsari, 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6, (Bogor: Pustaka
Imam Syafi’i) hal.477
40
lenggok, manja dan bertingkah. Lalu Allah Ta’ala melarang hal tersebut.”
kepalanya dan tidak diikatnya, sehingga terlihat kalung, anting dan lehernya
dan semua itu begitu tampak. Itulah tabarruj yang kemudian wanita-wanita
َّ ٰ جالحجو
membaca ayat ini, (ل َّاهلِي ِة
ِ “ )وهَّل تهَبجنَّ تهَبجَّ ا جْلDan janganlah kamu
ه ه جه ه ه ه
Dahulu, masa di antara Nabi Nuh dan Idris, yaitu 1000 tahun. Sesungguhnya
keturunan anak Adam ada yang tinggal di daerah pantai dan ada yang
laki-laki yang bersedia menjadi pembantu laki-laki itu. Lalu iblis itu
yang belum pernah didengar oleh manusia sebelumnya. Suara itu akhirnya
tahun saat mereka berkumpul, di mana para wanita berdandan untuk kaum
laki-laki. Dan laki-laki pun berhias untuk kaum wanita. Sedangkan laki-laki
gunung itu mendatangi mereka (penduduk pantai) di saat hari raya itu, lalu
Firman Allah Ta’ala,( ِ َّ) هواهقِ جم هنَّ الص ٰلوهَّة هواٰتِ جه
ّٰ ي الزٰكوَّهة هواهط جع هَّن
ٓاَللَّه هوهر حس جولهه
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan
shalat, yaitu beribadah kepada Allah yang maha esa yang tidak ada sekutu
masuknya istri-istri Nabi dalam Ahlul Bait di dalam ayat ini, karena
merekalah yang menjadi sebab turunnya ayat ini. Sebab turunnya ayat ini
khusus untuk mereka atau menurut pendapat lain yang juga masuk anggota
49
Ibid hal.478
50
Ibid hal. 479
42
kain yang ditenun dari rambut hitam. Lalu datanglah Hasan dan dimasukkan
menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya.”(HR. Muslim).
kepadaku, bahwa Yazid bin Hibban berkata: “Aku bersama Hushain bin
Subrah dan ‘Umar bin Salamah bertolak menuju Zaid bin Arqam. Ketika
melihat banyak kebaikan. Ceritakanlah kepada kami apa yang telah engkau
43
umurku sudah lanjut, masaku telah berlalu dan aku telah lupa sebagian apa
yang aku hafal dari Rasulullah. Maka apa yang telah aku ceritakan kepada
kalian, terimalah oleh kalian dan apa yang tidak aku ceritakan, janganlah
beliau bersabda:
Ahlul Baitku. Aku mengingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku.”
keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas. Dia
Dia menjawab:”Ya.”
menghias wajah, dan kuku (tangan dan kakinya). Mereka juga mengenakan
51
Ibid hal.480
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
yang sangat pesat. Bila pada abad-abad sebelumnya tujuan utama berhias
adalah sebagai simbol identitas social maka pada zaman modern ini tujuan
dari segi cara dan sarana dalam berhias, bila sarana kecantikan zaman
menurut tafsir Ibnu Katsir adalah tidak boleh berhias seperti orang
45
46
B. Saran
oleh para wanita, untuk itu etika berhias sangat penting diperhatikan saat
berhias.
DAFTAR PUSTAKA
Al-azizi, Abdul Syukur. (2015) Buku Lengkap Fiqh Wanita, Yogyakarta: Diva
Press
Syuhada, Aminudin Sarjan. (2021) Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XII,
Prof. DR. Hamka. (1990) Tafsir Al-Azhar, Singapore: Kerjaya Printing Industries
Pte Ltd
Shihab, M Quraish. (2002) Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Ghofar, M.a E.M, dan Al-Atsari, Abu Ihsan (2004). Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6,
Saputri, Reski. (2021) Etika Berhias Wanita Muslimah Dalam Q.S. Al-Ahzab
[33]:33.Vol.1 No.1
Aliasydi. (2017) Fashion and Beauty Perspektif Hukum Islam, Bilancia Vol.11
No.1
Hendri, Jul. (2021) IBN KATSIR (Telaah Tafsir Al-Qur’anul Azim Karya Ibnu
Faruqi, Ahmad. (2020) Etika Berhias Bagi Wanita Menurut Al-Qur’an Surat Al-
19:27 WIB.
https://id.scribd.com/document/374665513/Hukum-Berhias-Dalam-Pandangan-
https://era.id/lifestyle/107278/hukum-mencukur-alis-dalam-islam-diperbolehkan-
atau-haram diakses pada tanggal 4 Januari 2024 pada pukul 10:15 WIB.
https://rumaysho.com/26217-hadits-hadits-tentang-siwak-dan-sunnah-fitrah.html
https://www.detik.com/hikmah/muslimah/d-6851208/hukum-penggunaan-parfum-
A. Data Pribadi
Anak Ke : 1
B. Riwayat Pendidikan
• RA.Al-Irsyad
• MI Al-Irsyad
• Mts.Persis 90 Karangpawitan