Anda di halaman 1dari 131

ANALISIS PENGARUH MUSIK TERHADAP

PERKEMBANGAN EMOSI MANUSIA

PAPER

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Tingkat

Mu’alimin

Disusun Oleh :

ALLEDA SALWA

NISN :

13123205010821000367

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 212 KUDANG

GARUT
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PENGARUH MUSIK TERHADAP PERKEMBANGAN

EMOSI MANUSIA

PAPER

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mu’allimin

PesantrenPersatuan Islam 212 Kudang

Disusun Oleh :

ALLEDA SALWA

NISN : 13123205010821000367

Disetujui,

Pembimbing Biro Paper

Yusuf AbduUWAN, S.Pd.I Fazar Azhari, M.Pd.I

ii
MOTTO

TANGGA MENUJU LANGIT ADALAH KEPALAMU,

MAKA LETAKANLAH KAKI DIATAS KEPALAMU

UNTUK MENCAPAI TUHAN.

iii
Paper ini penulis persembahkan

untuk,

Orang Tua

Asatidz

Astidzah

Kakak-kakakku

Teman-temanku

iv
v
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ ala Rabb semesta alam yang

senantiasa memberikan Karunia serta Hidayah kepada setiap Hamba-Nya Rabb

yang dengan janji-Nya, Rabb yang dengan janji-Nya ‘Tidak akan membebani

seseorang di luar batas kemampuannya. ’sholawat dan salam semoga tetap

tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang

padanya terletak uswah bagi kita, serta keluarganya, para sahabatnya dan orang-

orang yang senantiasa berpegang teguh mengikuti jejak langkahnya sampai hari

kiamat.

Alhamdulillah, setelah penulis bekerja keras dengan mencurahkan semua

tenaga yang dimiliki, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ ala akhirnya penulis

dapat menyelesaikan PAPER ini. Adapun penyusunan PAPER ini yang berjudul

“ANALISIS PENGARUH MUSIK TERHADAP PERKEMBANGAN

EMOSI MANUSIA” yang disusun guna melengkapi salah satu tugas akhir

tingkat Mu’allimin Pesantren Persatuan Islam No. 212 Kudang-Wanaraja,

Garut.

Sebagai seorang manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan. Oleh

karena itu, sebenarnya dalam PAPER ini masih terdapat kekurangan. Kritikan

dansaran sangat diperlukan dalam menyempurnakan PAPER ini.

Penulis PAPER ini tidak mungkin berjalan lancar tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin menghaturkan “Jazakumullah

Khairan Katsiran” kepada semua pihak yang telah membantu serta

memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, kepada:

vi
1. Allah Subhanahu wa Ta’ ala yang telah memberikan kesehatan

jasmani danrohaninya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Tulis ini.

2. Diri sendiri yang telah berusaha semaksimal mungkin mengerjakan

karya tulis ini.

3. Al Ustadz Uwan selaku pembimbing yang selalu menyempatkan diri

untuk memantau, dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran

demi terselesaikannya Karya Tulis ini.

4. Seluruh jajaran Asatidz/asatidzah PPI 212 Kudang yang telah rela

membagi ilmu dan pengalaman kepada kami.

5. Kepada kedua orang tua tercinta yang selama ini telah membantu

penulis dalam bentuk perhatian, kasih sayang, semangat, serta do’a

yang tidak henti- hentinya mengalir demi kelancaran dan kesuksesan

penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini.

6. Kepada kakak-kakak yang sedia membantu, memberikan saran serta

arahan kepada penulis demi terselesaikannya karya tulis ini,

7. Kepada Euis Fatimah yang telah menemani penulis mengerjakan

karya tulis ini.

8. Kepada Nisa K yang telah memberikan saran dalam pengerjaan karya

tulis ini.

9. Kepada Nabila dan Raisya yang telah menemani penulis dalam

mengerjalan karya tulis ini.

Penulis,

Alleda Salwa

vii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3

C. Tujuan .................................................................................................................... 4

D. Metode Penulisan ................................................................................................... 4

E. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 7

A. Pengertian Musik ................................................................................................... 7

B. Sejarah Musik ......................................................................................................... 11

C. Psikologi Musik ...................................................................................................... 22

D. Teori Neurologis ..................................................................................................... 34

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. 84

A. Pengaruh Musik Terhadap Perubahan Emosional dari Segi Positif dan

Negatif ................................................................................................................. 84

B. Cara Musik Mengatasi Masalah Emosional dalam Konteks Terapi ................... 94

C. Untuk mengatahui mekanisme neurologis terjadi didalam otak saat

mendengarkan musik tertentu ........................................................................... 104

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 112

viii
B. Saran ....................................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 114

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................................ 11 8

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musik memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan emosi

manusia. Selama bertahun-tahun, penelitian telah mengungkapkan bahwa

musik dapat mempengaruhi perasaan dan suasana hati seseorang.

Misalnya, mendengarkan musik yang riang cenderung meningkatkan

suasana hati positif, sementara musik yang tenang dapat meredakan stres

dan kegelisahan.

Bagi sebagian orang, musik merupakan bagian dari kehidupan.

Mereka percaya bahwa musik memiliki kemampuan untik

mengekspresikan dan membangkitkan emosi seseorang. Sehingga hidup

terasa hampa tanpa mendengarkan musik selama sehari. Kita dapat

menemukan kekuatan musik melalui elemen dalam musik melalui elemen-

elemennya yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Elemen dalam

musik mirip dengan tubuh manusia. Maka tidak heran jika orang bisa

merespon musik tanpa mempelajarinya . Melodi atau nada aladah elemen

terpenting dalam music karena dapat menarik pendengar dan menciptakan

suasana hati yang berbeda untuk semua genre musik yang berbeda. Dapat

dikatakan bahwa melodi juga merupakan elemen musik yang paling

memengaruhi emosi manusia. Emelen musik berikutnya adalah tempo

yang menggambarkan tingkat kecepatan lagu tersebut. Lagu dengan tempo

cepat biasanya merupakan lagu yang mengungkapkan rasa bahagia dan

1
dapat membangkitkan serta mengubah suasana hati, sedangkan lagu

dengan tempo lambat merupakan lagu yang mengungkapkan perasaan

sedih. Memutar lagu bertempo cepat dengan lambat, atau yang dikenal

dengan slowed-song perlahan mengubah suasan hati menjadi sedih saat

mendengarkan lagu tersebut. Jadi, tempo juga merupakan salahsatu

elemen yang penting dalam musik karena memiliki pengaruh yang besar.

Karena pendengar tertarik pada tempo yang cepat atau lambat.1

Penting untuk dicatat bahwa respons terhadap musik bersifat sangat

individual dan dapat dipengaruhi oleh faktor seperti preferensi pribadi,

budaya, dan pengalaman masa lalu. Musik juga dapat memicu kenangan

dan asosiasi emosional yang kuat, mendorong perubahan emosi dalam

jangka waktu yang singkat.

Pada tingkat dasar, irama, melodi, tempo, dan harmoni dalam musik

dapat memicu respons emosional yang beragam. Misalnya, irama cepat

dengan melodi ceria cenderung meningkatkan semangat dan kebahagiaan,

sementara irama lambat dengan harmoni yang sedih bisa memicu perasaan

sedih atau melankolis.

Selain itu, otak manusia merespons musik dengan mengaktifkan

berbagai area yang terkait dengan emosi dan perasaan. Musik juga dapat

memicu pelepasan hormon seperti dopamin dan oksitosin, yang

berkontribusi pada perasaan senang dan koneksi sosial.

Dalam jangka panjang, paparan terus-menerus terhadap jenis musik

tertentu dapat membantu dalam mengelola stres, kecemasan, dan bahkan

1
https://m.kumparan.com/nadyagrace/benarkah-musik-dapat-memengaruhi-emosi-seseorang-
1zLrOOpcMS/1 ( diakses pada 9 oktober 2023, pukul 20.20)

2
mempengaruhi pola tidur. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang

hubungan antara musik dan perkembangan emosi manusia memiliki

potensi untuk diterapkan dalam berbagai bidang seperti terapi musik,

psikologi, dan bahkan pendidikan.

Studi neurosains telah menunjukan bahwa music dapat memengaruhi

aktivitas otak dan system saraf otak. Namun banyak pertanyaan yang

belum terjawab mengenai bagaimana proses ini terjadi dan apakah

berbagai jenis music memiliki efek yang berbeda beda pada emosi.

Dengan analisis lebih lanjut, kita dapat memahami bagaimana jenis

musik tertentu dapat memengaruhi emosi manusia pada tingkat yang lebih

mendalam dan kompleks, serta mengembangkan pendekatan yang lebih

spesifik dalam penggunaan musik untuk meningkatkan kesejahteraan

emosional manusia. Dengan latar belakang masalah diatas, maka penulis

ingin meneliti masalah ini dengan judul “ Analisis Hubungan Musik

dengan Pekembangan Emosi Manusia”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana musik mempengaruhi perubahan emosi manusia dari segi

positif dan negatif?

2. Bagaimana musik dapat digunakan sebagai alat untuk mengatasi

masalah emosional dan mental dalam konteks terapi?

3. Bagaimana mekanisme neurologis yang terjadi dalam otak saat

seseorang mendengarkan musik yang meicu emosional tertentu?

3
C. Tujuan

1. Untuk mengatahui pengaruh musik terhadap perubahan emosional dari

segi positif dan negatif.

2. Untuk mengetahui cara musik mengatasi masalah emosional dalam

konteks terapi.

3. Untuk mengatahui mekanisme neurologis terjadi didalam otak saat

mendengarkan musik tertentu.

D. Metode Penulisan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi pustaka,

yaitu pengumpulan keterangan keterangan dari berbagai literature sebagai

bahan perbadingan atau acaman yang relevan dengan peristiwa yang

sedang terjadi. Adapun menurut beberapa ahli, pengertian metode studi

pustaka sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan

dalam mengumpulkan informasi dana data dengan bantuan

berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti

dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah,dsb

(Mardalis:1999).

2. Penelitian kepustakaan adalah studi yang mempelajari berbagai

buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis

yang berguna yang berguna untuk mendapatkan landasan teori

mengenai masalah yang akan diteliti.

3. Penelitian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta,

4
berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin di

pecahkan.

4. Kajian kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta

literatur ilmiyah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai

dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.2

E. Sitematika Penulisan

Dibagi menjadi IV bab

BAB I: PENDAHULUAN

Meliputi:

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penulisan

4. Metode Penelitian

5. Sistematika Penulisan

BAB II: LANDASAN TEORITIS

Meliputi :

1. Pengertian

2. Sejarah Musik

3. Psikologi musika

4. Teori Neurologis

BAB III PEMBAHASAN

2
Milya Sari, Penelitian Kepustakaan,(Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA 6(1),
(2020) hlm. 43.

5
Meliputi :

1. Pengaruh Musik Terhadap Perubahan Emosional dari Segi

Positif dan Negatif

2. Cara Musik Mengatasi Masalah Emosional dalam Konteks

Terapi.

3. Mekanisme Neurologis Terjadi didalam Otak saat

Mendengarkan Musik Tertentu.

BAB IV PENUTUP

Meliputi:

1. Kesimpulan

2. Saran

3. Riwayat Hidup

6
BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG MUSIK

A. Pengertian Musik

Musik merupakan cabang seni yang timbul dari pikiran dan perasaan

manusia. Musik secara umum adalah bunyi yang diterima oleh

individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan

selera seseorang. Seni musik terbentuk dari kumpulan suara irama

yang harmonis.

Menurut KBBI musik diartikan sebagai ilmu atau seni menyusun

nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal

untuk menghasilkan kompisisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan

kesinambungan nada yang disusun sedemikian rupa sehingga

mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama yang

menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu.

Kata musik itu sendiri berasal dari sebutan untuk dewi-dewi dalam

mitologi Yunani Kuno “Muses”, dan dari bahasa Roma “Ars Musica”

biasanya digunakan untuk menyebut puisi yang dibaca dengan iringan

instrumen3.

Musik merupakan karya cipta berupa bunyi atau suara yang memiliki

nada, irama, harmoni dan ritme. Musik yang dimainkan menjadi

komposisi terpadu dan berkesinambungan dapat memberikan pengaruh

terhadap emosi dan kognisi.

3
https://www.liputan6.com/hot/read/5307312/pengertian-seni-musik-secara-etimologi-pahami-
fungsi-dan-unsur-pembentuknya?page=3 (diakses pada 9 oktober 2023 pada pukul 21.24)

7
Nada merupakan suara yang beraturan yang memiliki frekuensi

tunggal tertentu. Dalam teori musik, setiap nada memiliki tinggi nada

menurut frekuensinya ataupun jarak relatif tinggi nada tersebut

terhadap tinggi patokan.

Melodi merupakan serangkaian nada dalam waktu. Melodi terbentuk

melalui serangkaian nada secara horisontal. Rangkaian tersebut dapat

dibunyikan sendiri atau tanpa iringan dan bisa merupakan bagian dari

rangkaian akord dalam waktu. Akord merupakan tiga nada atau lebih,

yang bila dimainkan secara bersama akan terdengar harmonis. Nada

berfungsi untuk menambah kedalaman, dimensi dan sekaligus

membawa musik lebih hidup.

Adapun makna musik menurut para ahli, antara lain:

1. Aristoteles

Pengertian seni musik menurut aristoteles adalah suatu

karya musik dengan kemampuan dan tenaga pengembangan yang

berasal dari sebuah rasa melalui deretan nada yang berjiwa dan

bisa menggerakan isi hati para pendengarnya.4

2. Sylado

Pengertian seni musik adalah waktu yang memang pada

dasarnya untuk didengar. Musik ialah wijud waktu yang hidup,

juga merupakan kumpulan ilusi dan alunan suara. Sebuah alunan

musik yang isinya serangkaian nada yang mempunyai jiwa yang

mampu mengguga ataupun menggerakan hati yang mendengarnya.

4
https://www.liputan6.com/hot/read/5307312/pengertian-seni-musik-secara-etimologi-pahami-
fungsi-dan-unsur-pembentuknya?page=3 (diakses pada 9 oktober 2023 pada pukul 22.30)

8
3. Tchaikovsky

Pengertian seni musik adalah ilham yang menurunkan

kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika

bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia

merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan

bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi.

4. Machlis

Pengertian seni musik adalah sebagai bahasa emosi-

emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu

mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa musik juga

memiliki tata bahasa, sintaksis, dan terotika, namun tentunya musik

merupakan bahasa yang berbeda.

5. Jamalus

Pengertian seni musik adalah suatu hasil karya seni

berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur

unsur pokok musik, yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau

struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan.

6. David Ewen

Menurutnya, Musik adalah ilmu pengetahuan dan seni

tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun

instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi

dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek

emosional.

9
7. Adjie Esa Poetra

Menurutnya, Musik adalah kesenian yang bersumber

dari bunyi. Ada empat unsur dalam musik yaitu dinamik (kuat

lemahnya bunyi), nada (bunyi yang teratur), unsur waktu (panjang

pendek suatu bunyi yang ditentukan dari hitungan atau ketukan

nada), dan timbre (warna suara).

8. Suhastjarja

Menurutnya, Musik adalah ungkapan rasa indah manusia

dalam bentuk konsep pemikiran bulat dalam wujud nada dan bunyi

yang mengandung ritme dan harmoni serta mempunyai bentuk

dalam ruang waktu yang dikenal di masyarakat.

9. Ade Prianto Nugroho

Menurutnya, Musik adalah seni yang melukiskan tentang

keindahan yang disajikan dalam bentuk suara dan tanpa kita sadari

suara-suara itu memiliki peran dalam membentuk pribadi kita.

10. Banoe

Menurutnya, Musik yang berasal dari kata muse yaitu

salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan

ilmu, dewa seni dan ilmu pengetahuan. Selain itu, musik

merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai

suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh

manusia.

10
Jadi, dari pengertian musik menurut para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa musik merupakan alunan alunan yang indah

yang digunakan untuk meluapkan emosi manusia melalui melodi,

ritme, nada dan

B. Sejarah musik

Adapun sejarah musik, Musik merupakan hasil suatu budaya yang

ditemukan di setiap peradaban manusia, baik pada masalalu, ataupun

masa kini. Menurut para ahli, musik hadir diantara manusia prasejarah,

sebelum akhirnya menyebar dan berkembang ke seluruh dunia.

Diperkirakan bentuk musik yang paling sederhana telah dikenal oleh

nenek moyang manusia sejak 6 juta tahun yang lalu. Sedangkan musik

prasejarah diduga pertama kali dikenal pada periode paloelitikum atau

sekitar 300.000 hingga 12.000 tahun yang lalu. Namun, ada pula yang

menyebut bahwa musik mulai dikenal pada masa Homo Sapiens, yang

hidup sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun lalu.5

Para ahli berpendapat bahwa awal mula manusia pra sejarah mengenal

musik adalah saat mereka mendengar beragam bunyi di alam. Bunyi di

alam yang beragam kemudian dikombinasikan menjadi sebuah ritme

dengan alat-alat sederhana yang mereka buat sebagai alat musik.

Sebagian besar instrumen manusia purba paling awal ditemukan di

Eropa dan berasal dari paleolitik. 6

5
Taher, Dahlan. "Sejarah musik 2." Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (2009).
6
https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/11/130000579/sejarah-musik-pada-zaman-
prasejarah?page=all#:~:text=Para%20ahli%20berpendapat%20bahwa%20awal,mereka%20buat%
20sebagai%20alat%20musik ( diakses pada 9 oktober 2023 pukul 21.10)

11
Perkembangan musik tidak terlepas dari perkembangan manusia,

karena musik termasuk salahsatu produk budaya. Ada banyak teori

yang menjelaskan asal muasal munculnya musik.

1. musik muncul setelah seni rupa. Lukisan purba di dinding gua paa

mulanya menggambarkan tentang peralatan berbru, baru setelah itu

ada perayaan keberhasilan berburu dan menikmati hasil buruan.

Dari lukisan purba tersebut dapa di asumsikan bahwa seni musik

lahir setelah adanya seni rupa. Gambaran musik pada didinding

gua purba berupa nyanyian yang diiringi tepuk tangan dan

hentakan kaki.

2. seni yang terlebih dahulu lahir adalah musik. Tahun 1952 Jhon

Cage membuat komposisi 4 menit 3 detik, isinya hanya diam. Dari

hal tersebut muncullah persepsi bahwa sebenarnya diam juga

termasuk musik. Jadi, sebelum ada sesuatu selain keheningan,

musik sudah menyertai keheningan tersebut.7

3. Teori mitologi, dari pengertian musik yang berasal dari kata

yunani yang artinya pujian atau puisi. Kata tersebut diambil dari

muse yaitu sebutan untuk anak-anak Zeus (raja dari segala dewa)

dengan mnemosyne (dewi memori).

4. Teori dari phytaghoras, seorang filsuf, matematikawan, astronom,

sekaligus musisi yunani. Phytaghoras mencipkatan tangga nada

lewat sebuah alat musik kuno, monochord, yang merupakan cikal

bakal dari banyaknya instrumen. Monochord adalah instrumen

7
Muttaqin, Moh. "Seni Musik Klasik." Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional 134 (2008).

12
yang berdawai tunggal dengan sebuah kotak kayu sebagai tabung

resonansinya.

5. teori komunikasi, yang mana pada masa prasejarah manusia

menggunakan kendang dan trompet dari tanduk dan kulit kerang

sebagai alat komunikasi. Bunyi dari alat tersebut terdengar indah,

dan akhirnya bisa menghasilkan musik.

6. Teori irama untuk tari dan bekerja, dan terakhir ekspresi

emosional. Manusia menggunakan suara sebagai ungkapan

berekprsi seperti marah, sedih, gembira dan yang lainnya.

Dari teori diatas, terdapat point bahwasannya musik itu berasal dari

jaman prasejarah berabad abad tahun yang lalu. Perkembangan musik

dibagi menjadi beberapa periode, sebagai berikut.

a. priode musik kuno dimulai sejak masa prasejarah hingga tahun

200 M. Media yang sudah tidak bisa ditemukan memnyebabkan

sedikitnya informasi musik yang diambil pada masa itu. Cara yang

bisa ditempuh untuk mengatahui musik prasejarah tersebut yaitu

dengan melacaknya melalui peninggalan bersejarah yang masih

bertahan. Diantaranya seperti pada teori pertama, ialah

peninggalan berupa gambar yang terdapat di dinding gua, kulit

binatang, relief, tembikar, dan porselen. Peninggalan lain juga

terdapat melalui sumber literatur, instrumen musik dan

etnomusikoligi. Keterbatasan informasi tersebut menyebabkan

musik kuno tidak diketahui pasti bagaimana bunyinya. Namun,

ada beberapa gambaran yang bisa di generalisasikan.

13
Pertama, musik memiliki ketergantungan dalam kegiatan

lain. Pasalnya pada masa itu musik tidak semata mata terciota

untuk kepentingan niai estetika, melainkan bertujuan untuk

mengiringi kegiatan tertentu.

Kedua, monofoni yaitu musik kuno hanya memiliki garis

melodi tanpa adanya iringan harmoni. ketiga, musik diyakini

memiliki kekuatan tertentu pada masa tersebut. Bangsa yang

memiliki kebudayaan kuno memberikan sumbangsih besar

mengenai keberadaan musik. Diantaranya, ada bangsa yunani,

para pemikir telah menulis banyak konsep musika, teori dan

estetika musik. Secara ilmu akustik, phytagoras merumuskan

sistem penalaam berdasarkan Ilmu fisika bunyi dan bunyian-

bunyian yang melodis dapatdi translasikan kedalam persamaan

matematika. Fakta ini menjadi dasar yang esensial dalam

pengembangan jenis-jenis tangga nada di periode musik

selanjutnya. Alat instrumen yunani kuno adalah aulos, chitara,

tympanon, dan panflute. Mesir tidak kalah dalam kekayaan

budayanta, termasuk juga didalamnya musik terdapat hieroglif di

makam Theban XV SM yang menggambarkan sekelompok musisi

memainkan harpa, lira, alat tiup, dan sejenis lute. Bangsa China

juga diketahui sejarah bukti-bukti musiknya pada 4000 SM.

Dalam ajaran cofisius, musik memiliki peranan penting dalam

lingkungan sosial dan agama. Diyakini bangsa inilah yang

14
pertamakali merumuskan ilmu akustik musik dan teori tentang

musik.8

Instrumen musik sudah dikenal sejak mada pra-sejarah.

Pada tahun 2009 dan 2012, ilmuan dan arkeolog menemukan

artefak yang memiliki kemiripan dengan instrumen seling yang

dikenal secara luas di zaman modern kini. Instrumen tersebut

terbuat dari tulang burung dan mamut (Mammot), yang disinyalir

berasal dari tahun 35,000-43,000 SM. Dari penemuan arefak

tersbut, para ilmuan dan arkeolog menyimpulkan bahwa musik

merupakan hal yang umum dalam aktifitas manusia sehari-hari,

mulai dari aktifitas yang bersifat religius, hingga aktifitas

rekreasional.

Adanya musik pada jaman ini di tengarai menjadi

pembeda yang jelas antara manusia modern dengan spesies

neanderthals. Keberadaan musik memungkinkan spesies manusia

pada zaman tersebut memperkuat hungan sosial antara sesamanya

dan melakukan ekspansi baik secara teritorial maupun secara

demografis. Hal tersebut cukup kontras dengan spesies

neanderthals yang lebih tertutup dan menetap di daerah yang

terpencil. Sifat konservatif tersebut disinyalir menjadi salahsatu

kepunahan mereka.9

Perkembangan musik kemudian brlanjut ke zaman ketika

manusia mulai menggali sistem penulisan. Salahsatu sistem

8
https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/02/03/sejarah-perkembangan-musik-dunia/(diakses pada
10 Oktober 2023 pada pukul 15.20)
9
McNeill, R. J. (2000). Sejarah Musik 2. Indonesia: Gunung Mulia.

15
penulisan yang dianggap paling tua adalah cuneiform atau tulisan

paku yang ditemukan oleh bangsa sumeria pada msa sekitar

3200SM. Bangsa sumeria memanfaatkan tanah liat sebagai media

penulisan. Media tersebut dikenal dengan sebutan clay tablet.

Adanya sistem penulisan memungkinkan partitur musik

atau lagu dapat diarsipkan di permukaan clay tablet. Salahsatu

peninggalan tertua yang terselamatkan dari periode ini adalah clay

tablet. Yang berasal dari abad ke-14 SM, yang ditemukan di Royal

Palace, sebuah istana kuno di Ugarit, Sumeria pada tahun 1948.

Clay tablet tersebut berisikan partitur musik yang dikenal dengan

nama Hurrian Hymn yang kini dianggap sebagai partitur musik

tertua dalam peradaban manusia.

b. Abad Awal Pertengahan

Musik yang berasal dari zaman ini dikenal dengan nama

Ancient Music membentang hingga masamketika kekaisaran

romawi mengalami keruntuhan, yaitu pada abad ke-4 M.

setidaknya terdapat beberapa budaya besar yang memiliki peran

dalam perkembangan musik pada periode ini. Kebudayaan

tersebut diantaranya adalah Mesopotamia, Persia, India Kuno,

Yunani, Romawi dan China. Periode ini ditandai dengan mulai

dikenal not musik dan tangga nada. Periode Ancient Music juga

ditandai dengan banyaknya instrumen-insttumen musik yang

diciptakan, seperti lute (sejenis gitar/kecapi) oleh Mesir Kuno,

Lira yang merupakan peninggalan kebudayaan Yunani dan

16
Mesopotamia, Hydraulus atau organ hidrolik, lituus (sejenis

trompet) dan Tibia (sejenis flute), yang merupakan peninggalan

bangsa romawi.10

Pada abad pertengahan berlangsung sejak tahun sekitar

500 masehi hingga 1500 masehi. Seperti yang telah disebutkan di

paragraf sebelumnya, zaman ini diinisiasi dengan runtuhnya

romawi. Hilangnya kekuasaan romawi berdampak sangat

signifikan terhadap hancurnya perekonomian, kebudayaan dan

demografi di Eropa. Kemiskinan, peperangan, tersendatnya

perkembangan kesenian dan budaya di wilayah Eropa menghiasi

periode awal zaman pertengahan. Sehingga, masa-masa awal ini

juga sering dikenal dengan nama zaman kegelapan atau dark ages

yang berlangsung sekitar tahun 500 M hingga 1000 M.

Sepeninggalan kekaisaran romawi, Eropa mengalami

disintegrasi politik karena daerah kekuasaannya terpecah kedalam

banyak kerajaan-kerajaan kecil yang tidak memiliki kesatuan visi.

Pada saat inilah pengaruh agama kristen terhadap musik. Pada

zaman pertengahan, musik dikenal dengan nama Musik Greja atau

Liturgical Music. Salahsatu Liturgical Music tertua adalah

nyanyian Gregorian atau Gregorian Chant. Kata Grogorian

diambil dari nama paus Gregorius I yang hidup di abad 6 M.

Meskipun abad pertengahan diawali dengan kemunduran

kebudayaan dan kesenian, nemu pada periode ini, musik

10
Sundari, Olivia Evelin. "Dari Musik Seriosa hingga Tembang Puitik: Sejarah Lagu Seni
Indonesia [Dari Musik Seriosa Menuju Tembang Puitik: Sejarah Perkembangan Art Song
di Indonesia]." Jurnal SENI MUSIK 10.1 (2021): 50-64.

17
berkembang dengan pesat. Salahsatu kontribusi yang esensial pada

periode tersebut adalah berkembangnya notasi musik. Pada masa-

masa awal zaman pertengahan, notasi musik belum diaplikasikan.

Sehingga, persebaran musik hanya dari mulut ke mulut. Untuk

mempermudah penyebaran musik-musik greja, urgensi untuk

menyebarkan musik kedaerah-daerah lain pun meningkat. Untuk

mempermudah penyebaran musik tersebut, dikembangkan lah

notasi musik. Dengan adanya noasi musik, maka musisi bisa

menjadi lebih mudah, musik dapat dinyanyikan atau dimainkan

dengan melodi lagu ciptaanya ke sebuah media tulis seperti kertas.

Dengan demikian, persebaran musik menjadi lebih mudah, musik

dapat dimainkan dengan melodi yang sama menggunakan notasi

musik tersebut. Notasi musik yang paling awal, dikenal dengan

nama Neumes11. Musik dengan menggunakan beberapa suara

berkembang di Eropa Barat. Musik Gregorian ini disemournakan

oleh Paus Gregorius. Pelopor musik pada abad pertengahan adalah

1) Gullanme Dufay dari Prancis

2) Adam De La Halle dari Jerman.12

Musik pada zaman ini memiliki karekteristik berupa

monophonic. Musik ini hanya terdiri dari satu melodi saja, tanpa

disertai dengan iringan iringan chord atau melodi lainnya.

11
https://indonesiare.co.id/id/article/a-brief-history-of-music-episode-1-masa-pra-sejarah-sampai-
masa-abad-
pertengahan#:~:text=Musik%20pada%20masa%20awal%20zaman,iringan%20kord%20atau%20
melodi%20lainnya(diakses pada 10 oktober pada pukul 15.59
12
https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/02/03/sejarah-perkembangan-musik-dunia/ (diakases pada
10 Oktober 2023 pada pukul 16.04

18
Contohnya, seperti pada Gregorian Chant, musik disenandungkan

oleh seorang atau satu grup biarawan dengan satu melodi yang

sama, tanpa diiringi instrumen musik.13 Salah satu contoh lagu

monophonic adalah ringtone yang diputar di handphone nokia

3310. Musik berkembang di masa-masa akhir zaman pertengahan

menjadi musik polyphonic, yang kemudian jenis musik ini

digunakan secara luas di periode periode musik berikutnya,

terutama periode renaissance dan barok.14

c. Abad Setelah Pertengahan (Renaissance)

Renainssance artinya kelahiran kembali tingkat

kebudayaan tinggi yang telah ilang pada Zaman Romawi.

Sebaliknya musik gereja mengalami kemunduran. Pada zaman ini

alat musik piano dan organ sudah dikenal, sehingga munculah

musik instrumetal. Dikota Florence berkembang seni Opera.

Opera adalah sandiwara dengan iringan musik disertai oleh para

penyanyinya.

Komponsis-komponsis pada zaman renaisance diantaranya :

1) Giovanni Gabrieli (1557-1612) dari Italia.

2) Galilei (1533-1591) dari Prancis.

3) Jean Baptiste Lully (1567-1687) dari Prancis

4) Claudio Monterverdi (1567-1643)

Salahsatu perubahan musik pada saat itu adalh tidak lagi dititikberatkan

pada kepentingan keagamaan, tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi,

13
Chanan, Michael. Musica practica: Praktik sosial musik Barat dari nyanyian Gregorian
hingga postmodernisme . Sebaliknya, 1994.
14
Ibid.

19
yakni sebagai sarana hiburan. Adapun ciri-ciri musik pada zaman renainsans

adalah sebagai berikut:

1) Berkembangnya musik romantis, nyanyian

keperwiraan dan musik akapela

2) Banyaknya perubahan tempo dan dinamik yang

tajam, melodi lagunya msih pendek

3) Bentuk lagu motet dan fantasia

4) Munculnya musik instrumentalia 15

d. Musik Barok

adalah music pada Zaman Barok (Baroque), kira-kira antara

tahun 1600 dan 1750. Zaman ini berlangsung sesudah Zaman

Renaisans dan sebelum Zaman Klasik. Kata "Barok (Baroque)"

diambil dari bahasa Prancis yang berarti "berbentuk tidak wajar"

dan awalnya digunakan untuk mendeskripsikan bentuk mutiara.

Lambat laun, kata tersebut digunakan untuk mendeskripsikan gaya

arsitektur, seni, dan musik yang dipenuhi dengan ornamen.

Beberapa komponis Zaman Barok adalah Claudio

Monteverdi, Henry Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean Philippe

Rameau, George Frideric Handel, dan Antonio Vivaldi. Komposisi

musik mulai dibuat di dalam tangga nada tertentu pada Musik

Barok, dan cara penulisan musik ini tetap digunakan dalam

15
https://tirto.id/sejarah-musik-abad-pertengahan-renaisans-klasik-dan-kontemporer-giGs(diakses
pada tanggal 11 oktober 2023 pada pukul 14.27)

20
komposisi musik populer.16 Musisi pada zaman ini diharapkan

mahir dalam berimprovisasi baik pada melodi maupun iringan

lagu.Musik pada Zaman Barok dipenuhi banyak ornamentasi.

Melodi dan frasa lagu-lagu barok memiliki tema yang jelas, seperti

pada Four Seasons (Empat Musim) karya Antonio Vivaldi.

Biasanya, ada alur yang berkelanjutan pada musik Barok, dengan

pola dan urutan yang berulang, serta frasa melodi dan irama yang

bergabung sempurna dengan satu sama lain. Musik Barok

dipenuhi dengan tekstur polifonis, yakni adanya dua atau lebih

alur melodi yang berjalan bersamaan. Meski demikian, bukan

berarti tidak ada musik homofonis pada Zaman Barok; lagu-lagu

tersebut biasanya memiliki harmoni yang sederhana. Alat

musik piano belum diciptakan pada zaman ini. Alat musik

keyboard yang lazim digunakan adalah harpsichord yang belum

memiliki kemampuan untuk menciptakan dinamika yang beragam.

Akibatnya, komposisi untuk alat musik keyboard pada Musik

Barok hanya dimainkan pada satu tingkat volume, maka jarang

ditemukan perubahan dinamika pada komposisinya. Kalaupun ada,

perubahan dinamika berlangsung tiba-tiba,

tanpa crescendo ataupun diminuendo. Jarak (range) nada dari

permainan musik Barok juga pendek akibat penggunaan alat

musik harpsichord, jika dibandingkan dengan Musik

Klasik dan Romantik. Jarak umumnya hanya dua oktaf ke atas dan

16
Becker, Cevinita Nahany Nevia Nikita, Maula Waytisi Kirana, dan Axel Nicholas
Cornelius. "Studi Literatur: Analisis Estetika Musik Barok pada" Feel My
Rhythm”." Tamumatra: Jurnal Seni Pertunjukan 5.2 (2023): 103-111.

21
ke bawah dari middle C. Pedal sustain juga belum ada

pada harpsichord, sehingga pedal jarang digunakan saat

memainkan Musik Barok di piano.Hal-hal tersebut mengakibatkan

Musik Barok sering kali dikatakan hanya memiliki satu emosi di

dalam lagunya.17

C. Psikologi Musikal

Psikologi musik adalah bidang kajian yang digunakan untuk

menganalisis perilaku manusia yang disebabkan oleh unsur-unsur

musikal. Namun pada dasarnya musik tidak hanya dapat dipahami dari

perspektif psikologi untuk menganalisis perilaku manusia. Selama ini

ini dalam konteks ibadah Kristen, perilaku manusia disebabkan oleh

aspek-aspek musikal seperti melodi, ritme dan harmoni. Ketiga unsur

ini bukanlah satu-satunya cara untuk melihat kekuatan musik dalam

mengubah perilaku manusia. Di balik semua itu ada cara lain untuk

mengkaji perilaku manusia, yaitu analisis makna. Kekuatan makna ini

dipandang mampu mengubah perilaku manusia. Metode yang

digunakan dalam kajian ini adalah metode studi pustaka dan kritik

sastra, dibarengi dengan telaah teori komunikasi. Melalui teori

komunikasi, kekuatan makna dapat diidentifikasi, melalui proses

interpretasi dan asosiasi, hingga terjadi perubahan perilaku. Perubahan

perilaku ini juga karena adanya hubungan personal antara manusia dan

transenden, bahkan hubungan ini memiliki makna yang lebih dalam

17
https://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Barok#:~:text=Musik%20Barok%20adalah%20musik%20kl
asik,Renaisans%20dan%20sebelum%20Zaman%20Klasik. Diakses peda 15 oktober 2023

22
dari musik itu sendiri.18 Psikologi musikal dapat dianggap sebagai

cabang ilu psikologi atau cabang musikologi. Ilmu ini bertujuan

menjelaskan dan memahami prilaku dan pengalaman musik. Psikologi

musik modern lebih bersifat empiris. Pengetahuan psikologi musik

cenderung maju atas dasar interpresrasi data tentang perilaku dan

pengalaman musik, yang dikumpulkan melalui observasi sistematis

dan interaksi dengan manusia. 19

Musik, seperti yang dikemukakan dan diakui para psikolog musik dan

etnomusikolog selain memiliki fungsi yang berbeda dalam kehidupan

manusia juga penting secara sosial. Banyak orang dengan latar

belakang budaya yang berbeda menggunakan musik untuk saling

berkomunikasi walau tidak paham dengan bahasa verbal masing-

masing. Juga dipercayai, musik dapat memberikan serta membagi

pengalaman emosi antar orang yang berbeda asal-usul. Bila dari kaca

mata fisika dikatakan bahwa musik merupakan serangkaian suara

dengan frekuensi, amplitudo, timbre yang dikelola dengan pola

tertentu. 20

Maka secara psikologi, musik secara kolektif menganugerahi makna

bagi manusia sebagai bagian penting dari sebuah proses dan perilaku

sosial budaya. Dengan demikian, keberadaan psikologi musik selain

mempelajari manusia yang mendengar, merasakan dan

menginterpretasikan apa yang didengar dalam konteks sosial-

18
Michael Hari Sasongko, Menelusuri Makna Lirik dalam Lagu-lagu Pujian Kristen Karismatik
(Sekolah Tinggi Teologi Internasional Harvest, Tangerang, 2021) hal. 1
19
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Psikologi_musik (diakses pada 20 oktober 2023)
20
Suka Hardjana, 2008 Musik antara Kritik dan Apresisasi, Penerbit buku kompas, hal

23
interpersonal juga akan berurusan dengan efek fisika dari suara

musikal. Di satu sisi, konsekuensi logisnya adalah timbul upaya

mewacanakan peran musik dalam masyarakat yang berdampingan

dengan ekses pesatnya perkembangan teknologi dan budaya media.

Karena musik mengalami perubahan terus menerus baik dalam karya,

produk maupun pemanfaatannya, maka di sisi lain perlu melibatkan

pengetahuan psikologi sosial yang meliputi kajian perilaku dan kognisi

dalam konteks sosial. Ranah kognisi sosial atau bagaimana orang

memahami diri dan orang lain (Fiske &Taylor,1991) telah menjadi ciri

penting dalam psikologi sosial. Saat ini, aspek kognisi sudah menjadi

situasi tipikal dalam konteks sosial dan fisik tetapi masih jarang

didekontekstualisasi. Seiring dengan pesatnya kajian psikologi musik,

maka kajian perilaku yang terfokus pada aspek kognitif,

perkembangan, dan sosial makin mendapat perhatian. Secara

mendalam, psikologi musik menjadi bidang interdisiplin antara

musikologi, psikologi, pendidikan, sosiologi, kognitif, dan antropologi

berdasarkan proses persepsi, kreasi, kognisi, ketrampilan dan belajar.

Dengan demikian inti dari psikologi musik adalah menjelaskan

struktur dan isi dari pengalaman musikal serta rekognisi yang integral

dari lingkungan sosial. Melalui perspektif kajian sosial, konsentrasi

demikian sering disebut semiologi musikal atau bagaimana fungsi

musik sebagai sebuah karya seni dalam masyarakat. Misalnya,

pertama-tama menganalisis struktur musik secara fisika kemudian

24
diikuti dengan mengupas latar belakang budaya dan bentuk

musikalnya. 21

Sudut pandang psikologis, kondisi kejiwaan manusia digambarkan

sebagai inner yang berkembang pada tahap yang paling awal sampai

dewasa dengan berbagai manifestasi dan tingkah laku. Menurut

Sigmund Frued, realitas psikis adalah bentuk partikular dari eksistensi

dan tidak dikacaukan dengan realitas rasional. Jika psikologi dapat

didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku

dan proses jiwa manusia, maka psikologi musik dapat diuraikan bahwa

penjiwaan pada seni musik berhubungan erat dengan nada, vibrasi,

interval, ritme, melodi, akord, kontrapung, harmoni, di mana telah

mempunyai artian musikal serta dibatasi oleh ruang/waktu, di mana

memiliki kualitas yang melekat untuk merangsang maupun mendorong

pertumbuhan manusia ke dalam kesehatan pribadi. Oleh karena itu

secara kejiwaan, musik dapat sebagai terapi dan memungkinkan untuk

komunikasi verbal atau nonverbal, serta, kontak fisik untuk

meningkatkan jalur menuju kesejahteraan secara keseluruhan dengan

membentuk hubungan penting antara musik dan religi seseorang

dengan dunia di sekitar mereka. Apa yang terjadi selama setiap sesi

musik sebagai terapi sangat bergantung pada keadaan fisik, emosi dan

mental seseorang. Terapi musik dapat digunakan sebagai perubahan

mood ataupun perilaku, maka musik harus menyesuaikan,

mencerminkan perubahan perilaku tubuh melalui kecepatan irama

21
Shaleha, Rinanda Rizky Amalia. "Lakukan tentang: Psikologi, musik, dan
budaya." Buletin Psikologi 27.1 (2019): 43-51.

25
yang disesuaikan dengan tempo maupun ritme, sehingga fungsi terapi

musik lebih mengena.

Psikologi musik merupakan ilmu kejiwaan ditinjau dari kecerdasan

bermusik yang dimilikinya, dan hal tesebut berhubungan erat dengan

kemampuan musikalitas seseorang. Untuk mengoptimalkan potensi

psikologi dasar yang dimiliki manusia. Menurut Gadner’s (dalam buku

Djohan) mengembangkan Theory of Multiple Intellegences

(Kecerdasan Majemuk), tahun 1983 yang menyebutkan bahwa

manusia memilki delapan inteligensi dasar, kemudian pada tahun 1993

Thomas Armstrong mengembangkan teorinya Gadner’s dan

menyatakan kecerdasan majemuk merupakan kecerdasan yang dapat

dioptimalkan dalam kerangka kerja praktek pendidikan adalah

Musical Intellegence (Music Smart) atau kecerdasan musikal yaitu

kapasitas untuk merasa, membedakan, menstranformasi, dan

mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Hal tersebut tidak lepas

dengan rasa musikalitas, yakni merupakan kemampuan menangani

bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsi, menggubah, serta

mengekspresikan lagunya. Strategi pengajaran dalam kecerdasan

musical harus memiliki bakat dan minat, menguasai pengertian tentang

bentuk musik dan irama, sensitive terhadap suara maupun pola vibrasi,

kemampuan merekognisi, mengkreasi, ataupun mereprodukasi nada,

irama, vibrasi, serta memahami tentang karakteristik kualitas nada dan

26
irama, di samping itu 5 dapat menunjukkan nada sumbang, mengingat

melodi lagu, serta memainkan alat musik atau bernyanyi.22

Dilanjutkan dengan meneliti bagaimana proses kognitif dan persepsi

yang terjadi ketika seseorang mendengar dan mengalami musik.

Karena pengetahuan pada dasarnya harus bermanfaat bagi umat

manusia, maka psikologi musik seyogyanya dapat memberikan

sumbangan apresiatif terhadap cara pikir kita menghadapi salah satu

fenomena industri musik seperti di awal tulisan ini. Mengapa orang

bisa begitu saja percaya bahwa musik dapat mencerdaskan sebelum

memahami bagaimana proses kecerdasan terjadi dan kaitan antara

suara dengan kognisi. Kalau diasumsikan bahwa pembuktian bukan

sesuatu yang sederhana maka tidak ada salahnya bila kita juga tidak

harus cepat mengamini fenomena baru yang belum diyakini

kebenarannya. Saat ini sudah tampak upaya pihak-pihak yang

berkompeten dalam bidang psikologi dan musik untuk mulai

menjelaskan serta mensosialiasikan kebenaran yang logis. Salah

satunya adalah melalui penelitian yang bersifat eksperimen dalam

upaya menangani gangguan psikologis melalui musik. Harapannya

adalah bahwa bukan hanya musik saja yang dapat dimanfaatkan di luar

kepentingan hiburan dan industri. Masih ada tari, rupa, teater milik kita

yang masih belum banyak mendapat perhatian di luar kepentingan

seni. Interdisiplin dan mutidisiplin bukan lah hal baru untuk sebuah

bangsa multikultural seperti Indonesia. Perspektif Psikososial Musik

22
Suwandi, Refleksi Psikologi Musik dalam Perilaku Masyarakat Sehari-hari (Padang: Humanus,
2015), hal 153

27
Latar belakang historis eksistensi ranah psikologi sosial dalam proses

keilmuannya cukup kompleks karena telah melalui perdebatan teoretis

dan perspektif yang panjang. Semua itu dipicu oleh kritik terhadap

kajian psikologi sosial yang banyak menggunakan pendekatan

eksperimen tradisionil dalam laboratorium. Sementara kehidupan dan

perilaku sehari-hari manusia tidak lepas dari perubahan lingkungan

dalam konteks ekologi. Oleh karenanya sat ini, psikologi sosial makin

membuka diri dan fasih berbicara mengenai individu dalam dimensi

sosial. Dengan demikian wilayahnya meliputi relasi antara fungsi

psikologis dengan proses sosial melalui peristiwa yang menyertainya.

Agar kadar penjelasan dari telaahnya makin komprehensif, maka juga

meliputi aspek intraindividual sekaligus interindividual dan situasional.

Dilengkapi pula dengan faktor posisi sosial dan ideologi yang terkait

dengan luasnya kultur, sistem kepercayaan, serta representasi norma

masyarakat. Harus diakui bahwa perkembangan pengetahuan psikologi

musik dan psikologi sosial musik adalah hal baru di tempat kita walau

sangat memerlukan pemahamam efek perbedaan faktor budaya, situasi,

dan individu. Terlebih yang terkait dengan musik, misalnya untuk

mengetahui selera musik masyarakat kita dari aspek psikososial musik

perlu mempertimbangkan faktor gender, suku, budaya, etika,

sodiodemografis, dan etika sehari-hari. Karena isu selera musik dari

perspektif sosial sudah banyak dibahas dari perspektif sosiologi, maka

psikososial musik lebih pada kelengkapan analisis atas suatu fenomena

atau kejadian di masyarakat yang terkait dengan musik. Tetapi tidak

28
cukup hanya berhenti pada diskusi atau perdebatan saja karena teori

tanpa praktek akan menjadi lumpuh dan praktek tanpa dukungan teori

juga akan impoten. Kedua perspektif di atas di sampaikan sebagai

sebuah ilustrasi bahwa untuk menghadapi atau menilai perubahan

perilaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang terkait dengan

isu musik sekalipun diperlukan kajian yang komprehensif. Setidaknya

contoh di awal dapat dijadikan studi kasus dengan pertanyaan

bagaimana kita menyikapi fenomena musik Mozart yang dikatakan

dapat membuat cerdas. Mulai dengan pertanyaan efek yang

ditimbulkan musik tersebut berasal dari budaya, jenis serta terhadap

masyarakat yang mana. Apanya dari musik tersebut yang dapat

membuat orang Indonesia cerdas. Bukan berarti mendikotomikan

Timur-Barat yang sudah tidak relevan saat ini karena masing-masing

budaya memiliki keunggulan yang disandang oleh masyarakatnya.

Musik adalah budaya yang tidak lepas dari perilaku, kinerja kognisi

dan afeksi masyarakat pencipta, pendukung, dan penggunanya.

Terlebih setiap budaya memiliki kecerdasan sendiri-sendiri yang tidak

bisa dipahami hanya dengan menggunakan parameter dari budaya di

luarnya. Terutama sekali setiap budaya memiliki khasanah seni yang

beragam dan tidak menutup kemungkinan juga memiliki kecerdasan

dan dapat turut mencerdaskan masyarakatnya. Seni sebagai karya

manusia tentu memiliki fungsi yang beragam dan tidak hanya untuk

kepentingan seni semata. Semua itu sangat tergantung pada sikap,

kesadaran, kepercayaan, penghargaan diri dan tekad untuk belajar serta

29
berbuat demi pemanfaatan yang maksimal. Belakangan ini selain soal

musik dan kecerdasan, yang juga sedang hangat adalah pemanfaatan

seni dalam kaitannya dengan terapi atau penyembuhan. Label terapi

pada musik ternyata juga memiliki nilai jual dan inipun membuka

peluang usaha baru dengan menjamurnya lembaga pendidikan anak

luar biasa. Termasuk maraknya klinik terapi musik untuk ibu hamil

yang sebagian besar baru tumbuh di kota-kota besar. Selebritis dan

banyak musisi juga ikut meramaikan khasanah terapi musik melalui

komentar dan pendapatnya. Efek Terapiutik Musik Menurut

sejarahnya, terapi musik sudah hadir sejak zaman Yunani Kuno, Mesir,

Cina dan berkembang di Eropa dan Amerika. Sebagai sebuah disiplin

ilmu, tetapi musik secara formal mendapat tempat pada 1980-an


23
sehingga usianya relatif masih muda . Oleh sebab itu pengembangan

teknik dan metode terapi pada setiap wilayah Negara dan budaya juga

beragam. Artinya, kita pun memiliki kesempatan untuk ikut berperan

melalui penelitian dan eksperimen dengan tidak ada keharusan

menggunakan seni budaya dari luar Indonesia. Persoalan akan

banyaknya penggunaan teori dan metode dari negara maju adalah hal

wajar. Karena melalui proses adaptasi sedemikian rupa justru dapat

menemukan teori dan metode yang sesuai dengan khasanah budaya

sendiri. Demikan halnya dengan efek musik selain untuk kecerdasan.

Kajian hasil eksperimen pemanfaatan musik untuk kepentingan terapi

juga tidak terlepas dari latar belakang budaya, pendekatan, jenis

23
Djohan, Psikologi musik (Yogyakarta: Penerbit Best Publisher) hal. 32

30
musik,teknik dan metode. Dalam hal ini sebagai bagian dari hibrida

antara musik dan psikologi maka terapi musik terutama sekali

mengadopsi teknik-teknik psikoterapi yang relevan. Pemahaman

penting di sini adalah terapi musik bukanlah dimaksudkan untuk

membantu seseorang mengembangkan ketrampilan bermain musik.

Memang tidak tertutup kemungkinan bila pada akhirnya seseorang

memiliki ketrampilan sebagai produk dari terapi yang dijalaninya.

Terapi musik lebih mengimplikasikan perubahan konsep yang memuat

aspek komunikatif, sosial dan interaktif. Tetap harus diakui bahwa

perkerjaan terapi musik bukan hal mudah apalagi untuk memilah

antara aspek emosi dan respons fisik yang keduanya terkoneksi utuh.

Dari hasil pengamatan di beberapa lembaga penyelenggara pendidikan

anak luar biasa, terapi musik yang dimaksud lebih pada pelajaran

musik dengan terapis yang bisa main musik (bukan terapis musik) atau

alumni pendidikan keguruan. Memang disiplin terapi musik bukan

barang terlalu baru di tempat asalnya, tetapi di Negara berkembang

seperti Indonesia masih menjadi barang langka. Kembali lagi kepada

sikap kita yang asal trend dan keren. Sebenarnya boleh-boleh saja

selalu bersikap up-to-date bahkan kalau konsisten akan sangat baik

supaya selalu berkembang. Tetapi, karena sifat terapi itu adalah

dikenakan kepada orang lain maka sebaiknya perlakuan yang akan

diberikan dipertimbangkan dan dikaji secara lebih serius dan seksama.

Penggunaan terapi musik adalah kepada manusia terlepas dari apa

pun gangguan dan penderitaan yang dialaminya. Siapa pun yang

31
terlibat di dalamnya harus selalu belajar hal baru secara serius bukan

hanya mengandalkan kapasitas yang dimiliki apalagi tidak memiliki

kompetensi dan kualifikasi yang sesuai. Kita tentu berharap anak luar

biasa dapat bersosialisasi dengan anak lain setelah melalui rangkaian

terapi termasuk musik yang diberikan. Orang tua dari anak yang

memiliki kemampuan luar biasa telah bertindak wajar dengan

mencarikan tempat terbaik untuk putraputrinya tetapi juga perlu tahu

secara pasti perlakuan apa saja yang diperoleh anaknya. Ibaratnya,

seorang konsumen yang jeli tidak akan membeli kucing dalam karung.

Memang tidak semua orang tua paham aspek psikologis anak tetapi

serta merta menyerahkan sepenuhnya kepada psikolog atau praktisi

pusat rehabilitasi juga belum tentu yang terbaik. Anak yang tanpa

gangguan (biasa) pun jarang melaporkan perlakuan apa saja yang

diterima dari tempat belajar apa lagi anak dengan kemampuan luar

biasa. Idealnya anak yang mengalami gangguan akan lebih baik diasuh

oleh orang tuanya sendiri dengan konsekuensi orang tua harus

membagi waktu dan belajar. Karena kasih ibu atau orang tua sebagai

dasar spirit kesembuhan anak akan sangat sulit diduplikasi atau

diimitasi oleh orang sepandai apapun. Musik sebagai Terapi Maraknya

lembaga rehabilitasi untuk anak luar biasa tentu patut disyukuri selain

harus juga dicermati kinerjanya. Karena anak yang mengalami

gangguan tertentu memerlukan terapi musik tertentu pula apalagi tidak

ada teknik yang dapat digeneralisir. Tindakan asesmen sebelum

program intervensi terapi musik dirancang adalah kewajiban yang

32
tidak bisa ditawar. Kemudian evaluasi dari hasil perlakuan diperoleh

bukan hanya dengan perkiraan subjektif semata atau laporan kuantitatif

tetapi diperlukan alat ukur yang valid. Pada praktiknya, musik dalam

terapi meningkatkan relasi antara terapis, klien, dan keluarga. Di

samping itu juga dilengkapi dengan tujuan umum lainnya seperti

mereduksi stres, trauma, dan ketakutan yang diasosiasikan dengan

penderitaan, peristiwa kematian serta, rasa takut atau untuk

meningkatkan interaksi interpersonal. Isi dari musik digunakan untuk

memprakarsai interaksi konseling dan menawarkan

kesempatan/kesenangan, kenangkenangan, verbalisasi, kedekatan dan

sebagainya. Sebagai stimulasi auditori Tujuannya adalah untuk

meningkatkan respons psikis dan fisiologis dengan merangsang semua

modalitas sensori yang ada. Teknik ini banyak dikombinasikan dengan

sumber stimulasi lainnya. Jelas bahwa penggunakan musik di dalam

terapi lebih berdasarkan pada model orientasi medis dan model-model

perilaku. Sedikit berbeda dengan musik sebagai terapi, di mana musik

diberikan kepada dalam beragam gangguan dan usia. Di sini, musik

lebih tertuju pada maksud untuk memengaruhi semua kondisi

psikologis dan dibandingkan bila kondisi tidak ada terapi musik.

Perkembangan psikologi musik saat ini mulai mengeksplor elemen

musik dan suara yang berbeda dengan pemahaman musik

konvensional. Psikologi musik juga menyertakan proses kognitif yang

kompleks terutama mengenai efek mendengarkan dan bermain musik.

Melalui kerja sama dengan psikolog diharapkan terapis musik mulai

33
menemukan lebih banyak lagi perilaku musikal yang dimiliki manusia.

Musik sangat adaptif dan dapat digunakan untuk menyatukan

kebutuhan yang berbeda pada anak dan orang dewasa. Hasil penelitian

menunjukkan musik secara signifikan memengaruhi klien baik secara

medis, psikoanalitik, behavioral maupun melalui terminologi

humanistik lainnya. Pada kenyataannya musik melewati banyak

batasan termasuk, pikiran tubuh, fisik-spiritual, sadar-ketaksadaran.

Karena ke depan, terapi musik tidak hanya diperlukan tetapi juga

penting sebagai suplemen bagi yang tidak mengalami gangguan

khusus dan sebagai penguat yang menyembuhkan bagi banyak

penderita.24

D. Teori Neurologis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Neurologis / neu-ro-lo-gis

memiliki memiliki arti Ilmu yang mempelajari tentang saraf otak.

sedangkan secara istilah, Neurologi merupakan cabang ilmu dalam

bidang kedokteran yang berfokus pada otak dan sistem saraf. Dokter

spesialis yang menangani penyakit dan segala jenis pengobatan pada

gangguan terkait otak dan sistem saraf, biasa dikenal sebagai

neurologis. Penyakit atau gangguan neurologi sangat beragam, mulai

dari gangguan memori hingga kegagalan untuk melakukan aktivitas

sehari-hari.

24
Rinanda Rizky Amalia Shaleha Do Re Mi : Psycology, Music, and Culture (Yogyakarta :
Buletin Psikologi 2019), hal. 46

34
Sedangkan, otak adalah bagian yang sangat krusial di dalam anatomi

tubuh manusia, bahkan anatomi kehidupan manusia itu sendiri.

Eksistensi otak yang menyebabkan kita merasa ada atau hidup.

Ketika otak manusia berfungsi dengan baik, maka apapun yang

dilakukan manusia dengan pikirannya, pasti akan berjalan dengan baik.

Sebaliknya jika otak manusia mengalami gangguan, maka akan ada

banyak masalah yang sangat berdampak pada sistemik kehidupan

manusia, karena otak memiliki kinerja yang sangat berpengaruh seperti

sebuah sistem yang begitu komplek dan meliputi setiap aspek dan

dimensi kehidupan manusia.

Adapun pemahaman mendalam mengenai klasifikasi otak adalah

sebagai berikut :

1. Memahami otak itu sendiri

Tentunya hal pertama yang harus dipahami adalah otak.

Otak merupakan organ yang kompleks, yang dibagun oleh

jaringan neural. Melalui trilinan jaringan tersebut otak mampu

menerima, memperoses dan menyimpan informasi. Otak fisik

yang berada di kepala manusia terdiri dari sejumlah besar sel

dalam sistem saraf, neuron, yang jaringannya membentuk

struktur. Lain halnya dengan sebuah “pikiran” yang berada

dalam otak. Pikiran merupakan produk hasil dari proses-proses

yang terjadi di dalam otak, atau otak menciptakan pikiran;atau

pikiran tercipta didalam otak

35
Otak berkerja memproses stimulus yang didapatkan dari

penyerapan berbagai indra (sensory input). Ketika stimulus

tersebut diterima oleh otak, maka neuron-neuron pun

berinteraksi membentuk jaringan-jaringan yang disebut dengan

sinaps. Proses inilah yang memproduksi gejala yang biasa kita

sebut dengan pikiran.

Penjelasan mengenai otak dan pikiran tersebut

menunjukan bahwasanya eksistensi otak pikiran itu sangat

bergantung kepada eksistensi otak. Bahkan jika pikiran itu

mempunyai bentuk, maka bentuknya akan sesuai dengan pola

jaringan sinaps. pikiran menghasilkan resepon dalam berbagai

bentuk yang biasa disebut respons emosi dan fisik. Otak

menerima masukan dari sensor yang kita sebut sebagai indra

2. Komponen otak

Otak memiliki 3 bagian utama, yaitu otak depan yang disebut

sebagai (forebrain), otak tengah (midbrain) dan otak belakang

(hindbrain).

a. Otak Depan

Otak depan/cerebrum, terdiri dari dua bagian

simetris otak besar atau hemisfer yang kita kenal

sebagai otak kanan dan otak kiri. Didalam cerebrum

terdapat Corpus Callosum yang memiliki fungsi

sebagai pemisah antara otak kiri dan kanan yang

berbentuk seperti tisu yang berwarna abu-abu atau

36
sering disebut dengan the gray matter yang dikenal

dengan istilah ceberal cortex. Pada ceberal cortex

inilah terjadinya sebuah pikiran.25 Pada otak depan

ini terdapat thalamus (midline struktur simetris di

dalam otak vertebrata termasuk manusia, terletak di

antara Korteks otak besar dan Otak tengah)26 yang

berfungsi untuk menentukan skala prioritas suatu

informasi yang masuk melalui indra dan kemudian

meneruskan proses informasi tersebut kepada cebral

cortex, dan juga hippothalamus yang berfungsi

sebagai pusat kontrol selera, sikap reproduktif dan

defensif, dan juga mengontrol kesadaran kita (sleep

wakefulness). Adapun komponen lain yang

berfungsi mengelola emosi merupakan komponen

yang sangat penting dari sisteml limbik, yaitu

amygdala.27

Pada otak depan ini terdapat frontal lobe

(terletak di otak bagian depan, kira-kira sejajar

dengan tulang dahi)28 yang berfungsi untuk

menginisiasi atau mengkordinasi gerakan (respon

motorik), serta kemampuan kognitif seoerti berfikir,

25
Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt. Hypnosis Neuro-Linguistik Programing Education (zona
hypnosis 2018). Hal 4
26
https://id.wikipedia.org/wiki/Talamus (diakses pada 17 oktober 2023)
27
Ibid. hal 5
28
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/75/mengenal-otak-dan-bagian-bagian-otak-kita
(diakses pada 17 oktober 2023)

37
mencari solusi, merencanakan, mengelola, dan juga

termasuk berbagai aspek personalitas dan emosi.29

Sementara itu, patrietal lobe / Lobus parietal

terletak di dekat bagian belakang atas tengkorak,

dekat dengan tulang parietal.30 Merupakan bagian

yang memeroses indra, perhatian, bahasa

mengendalikan sensasi, seperti sentuhan, tekanan,

nyeri, suhu, dan juga mengendalikan orientasi

spasial atau pemahaman tentang ukuran, bentuk,

dan arah. 31

Selain itu, terdapat pula occipital lobe yang

membantu memeroses informasi visual seperti

bentuk, dan warna atau Bagian otak besar ini

berguna untuk membantu kita mengenali objek

lewat indera penglihatan dan memahami arti kata-

kata tertulis. 32

Kemudian yang terakhir terdapat temporal

lobe Lobus temporalis kiri berisi korteks auditori

primer, penting untuk memproses semantik dalam

percakapan dan penglihatan pada manusia.

29
Taufiq, Muhammad Zaky, dkk. “Penerapan Teknologi Augmented Reality Pada Pembelajaran
Sistem Saraf Bagian Otak.” Jurnal ELIT 3.2 (2022): 48-57.
30
https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/02/183200423/fungsi-lobus-parietal-bagi-tubuh-
manusia( diakses pada 17 oktober 2023)
31
ibid
32
https://www.alodokter.com/memahami-fungsi-otak-besar-berdasarkan-
bagiannya#:~:text=Lobus%20oksipital,-
Lobus%20oksipital%20terletak&text=Bagian%20otak%20besar%20ini%20berguna,dan%20kesuli
tan%20memahami%20kata%2Dkata. ( diakases pada 17 oktober 2023)

38
b. Otak tengah

Fungsi utama dari otak adalah menyalurkan

informasi dari otak kepada yang lain, atau dari yang

lain kepadaB otak. Gerakan otak berpusat disini.

Otak tengah disebut juga dengan

mesencephalon. Otak ini terletak di dalam batang

otak, yaitu di antara otak depan (forebrain) dan otak

belakang (hindbrain). Otak tengah merupakan

bagian terkecil dari batang otak dengan ukuran

hanya sekitar 1,5 cm.33 otak tengah menerima

informasi dari brainstem, terutama informasi visual

dan auditori, dan kemudian meneruskan informasi

tersebut ke thamalus untuk di proses menuju

ceberum. Tugas ini dilaksanakan oleh sel-sel yang

membentuk otak tengah itu sediri, yang dikenal

dengan sebutan colliculi. Fungsi otak tengah

adalah untuk pendengaran, gerakan mata, sensasi

wajah, hingga respon dari perubahan lingkungan,

serta mengatur pergerakan mata, memproses

informasi visual dan suara yang diterima oleh

otak.34

c. Otak belakang

33
https://www.alodokter.com/mengenali-fungsi-otak-tengah-beserta-
strukturnya#:~:text=Otak%20tengah%20disebut%20juga%20dengan,hanya%20sekitar%201%2C5
%20cm. (diakses pada 17 oktober 2023)
34
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/75/mengenal-otak-dan-bagian-bagian-otak-kita
(diakses pada 17 oktober 2023)

39
Otak belakang meliputi Pons terletak

antara otak tengah dan medulla oblongata. Di

bagian batang otak ini terdapat saraf-saraf kranial

yang berperan dalam mengendalikan ekspresi wajah

dan menjaga keseimbangan dan koordinasi

tubuh. Pons juga berfungsi dalam mengatur

pernapasan. Selain pons, juga terdapat Medulla

oblongata yang terletak di bawah pons dan berperan

dalam mengendalikan fungsi beberapa sistem tubuh,

seperti pernapasan, pencernaan, detak jantung, dan

menelan. Bagian otak ini juga menjadi penghubung

antara pons dan saraf tulang belakang.35 Bagian lain

dari otak belakang adalah cerebellum yang juga

terdiri dari dua hemisfer yang mengontrol proses

kognitif yang menuntuk ketepatan waktu serta

akurasi gerakan tubuh. Otak belakang dan otak

tengah dihubungkan oleh spinal cord yang

merupakan jalur utama penerimaan informasi,

terutama dari sensory input yang beada dibawah

kepala(seluruh tubuh bagian kepala kebawah) yang

menjalankan fungsinya secara bersama-sama

dengan brainstem yang sebagian bersar terbentuk

olah pons dan medulla oblongata.

35
https://herminahospitals.com/id/articles/waspada-penyakit-yang-dapat-menyerang-batang-
otak.html (diakses pada 17 oktober 2023)

40
3. Bagaimana Informasi Diproses Otak

Setiap informasi yang masuk melalui sensory input,

dihantar ke otak melalui spinal cord dan brainstem. Dari

brainstem ini, informasi kemsian dilanjutkan ke sistem limbik

dan akhirnya bermuara di ceberal cortex atau cemberum. Di

ceberal cortex inilah pikiran terjadi dan informasi diberi makna.

Selain itu, brainstem dan sistem limbik merupakan jalur

sekaligus oenyaring informasi yang masuk melalui sesnsosy

input. Kedua bagian ini memberikan skala prioritas terhadap

informasi yang masuk dan memutuskan informasi apa yang

akan diteruskan ke ceberal cortex. Brainstem berfungsi sebagai

alat pemberi alert atau sinyal bagi bagian otak yang lain tatkala

ada informasi yang masuk. Sedangkan sistem limbik bertugas

untuk memutuskan informasi mana saja yang akan diberikan

perhatian khusus dan ini sangat erat hubungannya dengan

emosi. Sistem limbik terdiri dari berbagai komponen,

slahsatunya adalah komponen amygdala.

4. Sensory Input

Sensory input adalah jalur masuk informasi atau data dari

luar yang masuk kedalam otak. Sederhananya sensory inpit

adalah indera. Mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit

merupakan sensor yang digunakan oleh otak untuk menyerap

41
informasi dari luar. Sensor-sensor ini berfungi untuk menerima

stimulus dan meneruskan stimulus itu kedalam otak.

Stimulus yang diterima oleh sensory input dibagi menjadi

empat bagian, visual (mata), auditori (telinga), aroma (hidung),

dan sensasi (lidah dan kulit). Keempat stimulus ini di proses

pada bagian-bagian otak yang berbeda, meskipun pada

dasarnya selruh bagian otak saling terhubung dan saling


36
memengaruhi. Adapun korelasi neural dari kesadaran visual,

aktivitas otak berhubungan dengan rangsangan penglihatan

yang tidak mencapai kesadaran rangsangan visual yang tetap

tidak terlihat oleh pengamat tetap dapat mempengaruhi perilaku

dan aktivitas otak (meskipun lihat ), menunjukkan orientasi

aktivasi korteks visual yang selektif tetapi tidak disadari .

Selama persaingan binokular, gambar monokuler yang tidak

kompatibel bersaing untuk mendapatkan dominasi persepsi.

Meskipun persepsi dominan pada satu gambar monokuler,

sensitivitas terhadap input dari mata yang ditekan hanya

berkurang secara moderat (tetapi tidak sepenuhnya). Misalnya,

kata-kata yang disajikan secara singkat dan tepat sebelum

topeng tidak dapat dilihat, namun tanggapan pengamat

selanjutnya dapat diprioritaskan oleh kata-kata bertopeng dan

tidak terlihat ini dengan cara yang berhubungan dengan

maknanya. Hal ini menunjukkan bahwa kata-kata tersebut telah

36
Ibid. hal 7

42
diproses secara tidak sadar hingga pada tahap identifikasi

semantik. Bukti pemrosesan substansial rangsangan visual yang

tidak memasuki kesadaran tidak terbatas pada kata-kata.

Misalnya, efek samping orientasi-selektif dapat dihasilkan dari

paparan rangsangan kisi yang terlalu halus untuk dirasakan

secara sadar. Memang benar, adaptasi selektif oleh gambar-

gambar yang ditekan bisa sama besarnya dengan gambar-

gambar dominan menunjukkan bahwa informasi tentang

rangsangan visual dapat mencapai setidaknya area visual awal

yang sebagian besar tidak dilemahkan.

Temuan perilaku tersebut konsisten dengan pengukuran

aktivitas otak yang terkait dengan penyajian rangsangan visual

yang tidak mencapai kesadaran. Aktivasi yang berkaitan

dengan fitur rangsangan yang terselubung dan tidak terlihat

(termasuk kata-kata) dapat diidentifikasi di korteks visual

retinotopik awal, area selektif gerak. Pengamatan aktivitas otak

yang terkait dengan rangsangan tak kasat mata tidak terbatas

pada paradigma penyembunyian, karena aktivasi jalur visual

ventral yang tidak disadari selama kedipan perhatian dapat

mencerminkan identitas objek. Selain itu, aktivasi otak yang

berhubungan dengan persepsi bawah sadar tidak terbatas pada

korteks. Struktur subkortikal yang terkait dengan proses

emosional seperti amigdala dapat diaktifkan oleh rangsangan

wajah yang menakutkan yang menjadi tidak terlihat melalui

43
penyembunyian dan pemrosesan semantik rangsangan visual.

Perubahan pada objek yang tidak dirasakan karena pengenalan

kedipan visual di antara perubahan tetap mengarah pada

aktivitas kategori tertentu di jalur visual ventral dan aktivitas

ini dapat mendahului deteksi perubahan yang disadari sebagai

respons terhadap kandungan emosional dari kata-kata yang

tidak terlihat atau selama penindasan dalam persaingan

binokular.37

Stimulus visual di proses pada bagian occipital lobe

(visual cortex). Sementara itu, stimulus auditori di proses di

bagian temporal lobe (auditory cortex). Stimulus aroma juga di

proses dibagian temporal lobe, dan stimulus sensasi di proses di

bagian somatosensory cortex.

Semua orang memiliki kecenderungan masing masing

dalam menerima stimlus. Ada indra penglihatan nya lebih

berkembang dari pendengarannya, ada juga sebaliknya. Hal ini

berhubungan dengan perkembangan otak dibagian tersebut,

terutama pada jaringan sinaps yang memeroses stimulus.

Meskipun seseorang memiliki seluruh sensory input yang

sehat, namun orang tersebut bisa jadi lebih mudah menerima

informasi dengan cara melihat adripada mendengar. Jika

demikian, maka orang tersebut akan kesulian dalam mendalami

37
https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/visual-
stimulation (diakses pada 24 Oktober 2023 pada pukul 22.07)

44
musik, etapi sangat baik mendalami fotographi, dan

sebagainya.

5. Hal-hal yang Memengaruhi Kerja Otak

Hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap otak dibagi

menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalh hal-hal yang berkaitan dengan orang itu

sendiri misalnya, kondisi kesehatan, kondisi tubuh, dan kondisi

otak sendiri. Sementara yang memengaruhi otak faktor

eksternal adalah lingkungan, sumber informasi, metode

penyampaian informasi.

Pada dasarnya otak merespon semua stimulus, meskipun

begitu otak hanya mampu memperhatikan satu hal saja pada

suatu waktu dalam keadaan sadar. Ini menunjukan meskipun

inra kita menangkap visual dan auditori sekaligus, bahkan

ditambah dengan aroma dan sensasi hanya akan menaruh

perhatian penuh secara sadar pada salahsatunya. Barangkalai

inilah yang kita sebut dengan dengan fokus dan kontsentrasi.

Memberikan perhatian dan fokus merupakan keterampilan

yang harus dilatih dan dikembangkan. adapun kemampuan

fokus juga membutuhkan waktu untuk beristirahat guna

membentuk jaringan sinaps.

Hal berikutnya yang memengaruhi kerja otak adalah

pengalaman. Pengalaman adalah entitas yang sangat

memengaruhi otak. Jika proses yang terjadi didalam otak

45
memproduksi pikiran, maka pengalaman memproduksi ingatan.

Otak, pikiran, pengalaman, dan ingatan merupakan entitas

entitas yang memproduksi kefokusan. Mereka adalah produk

yang saling memengaruhi. Otak merupakan entitas awal, saat

seseorang mengalami pengalaman visual, pengalaman auditori,

pengalaman kiestik dan sebagainya. Masuknya informasi

kedalam otak melalui sensory input adalah pengalaman.

Informasi yang masuk dan di peroses kemudian menciptakan

pikiran yang kemudian membentuk jaringan sinaps yang

semakin lama semakin kuat, kemudian pikiran menghasilkan

ingatan. Semakin lama semua koneksi ini semakin kat dan

membentuk semacan sistem internal otak. Masuknya

pengalaman baru yang berbeda dengan sistem internal otak,

menuntut otak untuk menyesuaikan. Pikiran merupakan pusat

kesadaran yang menghasilkan pemikiran, perasaan, ide,

persepsi dan menyimpan pengetahuan serta memori. Menurut

Sigmund Freud pikiran itu seperti gunung es yang mengapung

di laut, bagian atas gunung es yang terlihat 12% adalah pikiran

sadar (conscius) dan bagian bawahnya 88% adalah pikiran

tidak sadar (subconscius) Menurut ilmu hipnosis, pikiran

diumpamakan seperti bawang yang berlapis-lapis. Manusia

mempunyai tiga tingkat pemikiran yang bekerja secara

simultan serta saling berhubungan dan mempengaruhi serta

46
membentuk sebuah pikiran manusia yang utuh. Tiga tingkat

pemikiran itu adalah:

a. Conscious (Pikiran Sadar 22 The Secret of Medical

Hypnosis) merupakan proses mental yang bisa kita

kendalikan dengan sengaja

b. Subconscious ( Pikiran Bawah Sadar / Alam

Bawah Sadar) merupakan proses mental yang

berfungsi secara otomatis sehingga kita tidak

menyadarinya dan sulit untuk dikendalikan dengan

cara sengaja

c. Unconscious ( Pikiran Tidak Sadar) adalah bagian

dari otak kita yang mengendalikan sistem biologis

dan dorongan-dorongan naluriah yang secara alami


38
ada sejak lahir, atau bagian pikiran yang merujuk

pada aspek kehidupan mental yang tersembunyi.

Pikiran bawah sadar tidak dapat diakses dengan

mudah oleh kesadaran yang terbatas. Meskipun

sering tidak disadari, pikiran bawah sadar berperan

penting dalam membentuk perilaku, keyakinan, dan

emosi39

6. Ingatan adalah Produk dari Proses Otak

38
Iwan Samsugito S. Kp, M.Kes The Secret of Medical Hypnosis (CV Ciptakarya Paramacitra Jl.
Nyimas Endang Geulis No. 16 Ds Danawinangun Kec Klangenan - Kab. Cirebon 2022) hal 21.
39
https://kumparan.com/info-psikologi/pengertian-pikiran-bawah-sadar-dan-contohnya-
20bBeOXfi5f (diakses pada 31 Oktober 2023 pada pukul 19.19)

47
Ingatan atau memori merupakan suatu penyimpanan yang

berisikan informasi-informasi yang terkodifikasi yang dapat

diakses kembali pada suatu waktu. Otak memiliki kemampuan

untuk merubah sinyal atau gelombang yang tersimpan didalam

memori. Sama seperti halnya kita melakukan tuning frekuensi

radio yang tersimpan dalam angka angka. Kapan saja kita ingin

mendengarkan saluran radio tertentu, yang kita lakukan adalah

men tuning atau dengan cara memasukan kode frekuensi

tersebut. Manusia memiliki dua jenis ingatan, yaitu ingatan

pendek (short term memory) dan ingatan jangka panjang (long

term memory). Ingatan jangka pendek adalah ingatan yang

memobilisasi dari ingatan jangka panjang untuk digunakan.

Jika seseorang membaca buku, maka dia sedang menggunakan

ingatan jangka pendek, sedangkan ketika dia sedang meraih

informasi dari buku itu, maka dia menggunakan ingatan jangka

panjang. Ingatan jangka pendek akan mengakses ingatan

jangka panjang untuk mendapatkan kembali informasi tertentu.

Ingatan jangka panjang merupakan penyimpanan yang paling

kompleks dalam otak. Ingatan jangka panjang diagnosir

kedalam dua kategori besar, yakni ingatan eksplisit dan

implisit. Kita memiliki ingatan tentang fakta-fakta atau

kejadian kejadian yang pernah kita alami. Ingatan ini

48
dinamakan eksplisit. Ingatan ini tersimpan di bagian medial

temporal lobbe pada otak kita. 40

7. Gelombang Otak

Otak merupakan organ kecil yang tersimpan didalam batok

kepala yang merupakan pusat sistem syaraf dan berfungsi

sebagai pusat kendali dan koordinasi seluruh aktifitas biologis,

fisik, dan sosial dari seluruh tubuh. Metafisika adalah kajian

filsafat yang mendasar dan komprehensif mengenai seluruh

realita atau tentang keberadaan (segala sesuatu yang ada atau

being). Artikel ini disintesis melalui penelitian perpustakaan

yang mempelajari buku, artikel ilmiah, dan referensi yang

relevan karena frekuensi gelombang otak dalam menangkap

imajinasi dan realita. Hasil menunjukkan bahwa dalam

menangkap imajinasi dan realita, gelombang otak terbagi

dalam beberapa gelombang yaitu; gelombang gamma,

gelombang beta, gelombang alfa, gelombang teta dan

gelombang delta. Perubahan pola gelombang otak ini dapat

dipengaruhi oleh kondisi mental atau pikiran seseorang.

Dengan imajinasi, kita dapat memvisualisasikan impian kita

sehingga dapat menimbulkan semangat. Brainwave

entrainment merupakan sebuah cara untuk mengatur pola

gelombang otak anda sesuai kebutuhan agar anda mendapatkan

40
Ibid hal 16

49
kondisi pikiran sesuai yang anda inginkan, Karena kita

memiliki Kemauan yang merupakan kerja Otak Kanan, tapi

yang memikirkan caranya (logika) dengan otak kiri

Emosi, pikiran, dan prilaku manusia merupakan hasil

dari komunikasi neuron atau sel saraf dengan otak manusia.

Cara neuron berkomunikasi dengan otak adalah dengan

menghantarkan impuls listrik yang disebut dengan gelombang

otak. Gelombang otak ada berbagai macam dan menjelaskan

kondisi yang berbeda-beda pula pada manusia. Gelombang

otak berubah-ubah sesuai apa yang kita rasakan dan kita

lakukan. Gelombang yang lebih kecil menandakan kondisi

ketika kita bermimpi, tidur, dan lelah. Sedangkan gelombang

yang lebih besar menunjukkan kondisi ketika kita sedang aktif

atau awas terhadap suatu kondisi. Gelombang otak bisa

dideteksi dengan menempelkan sensor khusus di kulit kepala.

Gelombang otak didefinisikan dengan satuan Hertz (Hz) yang

menunjukkan berapa siklus gelombang yang terjadi setiap

detik.41

Gelombang otak terdiri dari :

a. Gelombang Beta, Frekuensi 12 - 25 Hz Gelombang otak

beta dihasilkan dari proses berpikir secara sadar,

gelombang otak beta terjadi pada saat kita dalam kondisi

41
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/09/193200323/macam-macam-gelombang-otak-
dan-pengaruhnya-bagi-manusia (diakses pada 31 Oktober 2023 pada pukul 18.48)

50
waspada/sadar, dengan menjalani aktifitas sehari-hari yang

menuntut pemikiran logika atau analisa tinggi. Misalnya

menjawab pertanyaan yang sulit, berdebat, olah raga dan

memikirkan hal-hal yang rumit. Gelombang beta

digunakan dalam proses berpikir kreatif dan inovatif

sehingga hasil pikiran bawah sadar bisa di

implementasikan dalam kehidupan. Jika gelombang beta

lebih banyak aktif maka kita hidup dalam kekuatiran,

ketakutan, kecemasan dan berpikir yang tidak fokus.

b. Gelombang Alfa, Frekuensi 8 - 12 Hz

Gelombang otak ini pada saat tubuh dan pikiran rileks,

santai dan tetap waspada. Misalnya ketika kita sedang

membaca, menulis, berdoa, mendengar lagu, meditasi,

melamun, main game, menonton film atau kegiatan apapun

ketika kita fokus pada suatu obyek. Gelombang alfa

berfungsi sebagai penengah antara pikiran sadar dan bawah

sadar. Alfa juga menandakan bahwa seseorang dalam

kondisi hipnosis yang ringan.

c. Gelombang Theta, Frekuensi 4 - 8 Hz

Gelombang otak saat kita mengalami kondisi hipnosis

yang dalam, meditasi dalam, hampir tertidur, atau tidur

yang disertai mimpi serta kita dapat melihat secara kasat

mata jika seseorang terhipnosis kelopak matanya bergerak-

gerak yang disebut Rapid eye movement (REM) Frekuensi

51
ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar. Saat kita

bisa masuk kondisi gelombang otak theta maka kita akan

merasakan ketenangan, kedamaian, rileks yang dalam,

kondisi ini yang dapat menyembuhkan tubuh dan pikiran

secara maksimal.

d. Gelombang Delta, Frekuensi 0,1 - 4 Hz

Gelombang otak saat tidur sangat lelap tanpa mimpi.

Menandakan aktivitas yang sangat tidak disadari.

Dibutuhkan untuk pemulihan kondisi fisik yang sakit atau

lelah.42

8. Emosi Manusia

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa

hidup sendiri, dan setiap individu tidak lepas dari hubungan sosial

dengan orang lain. Semua interaksi sosial yang dilakukan seorang

individu memunculkan emosi dalam diri setiap individu.43Dari

emosi tersebut kemudian individu dapat menentukan sikap dan

pikiran sehingga mampu bertindak sesuai dengan dirinya (Lewis &

Jones, 2000). Seperti putus pacar pada remaja memunculkan emosi

sedih sehingga berperilaku menarik diri atau murung dan bahkan

kaki yang tidak sengaka terinjak juga akan memunculkan emosi

marah. Linschoten (Sundari, 2005) menjelaskan bahwa perasaan

manusia menurut modalitasnya terbagi menjadi tiga, yakni suasana

hati, perasaan itu sendiri, dan emosi. Emosi merupakan bagian dari

42
Ibid hal. 25
43

52
perasaan dalam arti luas. Emosi tampak karena rasa yang

bergejolak sehingga yang rangsang akan mempertajam kepekaan

emosi serta ketepatan dalam mengekspresikan emosinya. Pada

masa anak-anak ekspresi emosi sulit dibedakan. Misalnya ekspresi

menangis pada anak atau bayi dapat berarti marah, lapar, takut dan

sebagainya. Makin besar atau makin dewasa makin banyak anak

belajar mengekspresikan emosi ke dalam masyarakatnya. Selain itu

anak makin dapat membedakan rangsang atau stimulus dari

lingkungan. Emosi nampak dari luar sebagai perilaku yang sesuai

dengan caracara yang dipelajari dari masyarakatnya.

Pengalaman sangat memengaruhi perkembangan dan kemasakan

emosi. Orang yang mempunyai banyak pengalaman positif tentu

akan memiliki perkembangan dan kemasakan emosi yang

berbedamdengan anak yang sedikit mengalami pengalaman

positif.44 Goleman menjelaskan bahwa pada prinsipnya emosi

dasar manusia meliputi takut, marah, sedih dan senang. Sutanto

(2012) menambahkan malu, rasa bersalah, dan cemas sebagai

emosi dasar manusia. Emosi tersebut penting karena sangat

berpengaruh tidak hanya pada perilaku saat ini namun juga

44
Sundari, S. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: RinekaCitra

53
perilaku dimasa mendatang.45 Emosi terbagi menjadi beberapa hal

seperti berikut

1. Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang

menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan. Marah

yang timbul seringkali diiringi oleh berbagai ekspresi

perilaku.Banyak individu mulai dari dari anak, remaja bahkan

orang dewasa sulit meng-ungkapkan secara lisan tentang marah

yang dirasakan. Mereka mungkin sadar setiap kali mereka

mengekspresikan marah dengan perilaku yang kurang bisa

diterima secara sosial, namun mereka tidak mampu

mencegahnya terjadi. Hal ini disebut sebagai emotionally

illiterate atau kebutaan emosi yang diiringi dengan kurangnya

kemampuan untuk memahami perasaan dan kurang mampu

memahami bagaimana mengekspresikan marah yang dapat

diterima secara norma sosial (Duffy, 2012). Sehingga tidak

jarang banyak kasus tawuran remaja hingga pembuhuhan sadis

yang akarnya adalah kemarahan yang diekspresikan dengan

kurang tepat. Dalam tulisannya, Duffy (2012) mengungkapkan

bahwa marah adalah sesuatu yang sangat normal dan

merupakan perasaan yang sehat. Namun sangatlah penting

untuk membedakan antara marah, agresi dan kekerasan yang

sering kali disamakan. Marah merupakan potensi perilaku,

yakni emosi yang dirasakan dalam diri seseorang. Sedangkan

45
Sutanto, L. (2012). Organisasi-Self Berbasis Emosi. Makalah disajikan pada Mata Kuliah
Psikoterapi Semester Genap Jurusan Psikologi FPPsi UM, Malang.

54
agresi atau kekerasan merupakan perilaku yang muncul akibat

emosi tertentu, khususnya marah. Emosi marah tidak harus

berujung pada perilaku agresi, marah yang dikelola dengan

baik akan memunculkan perilaku yang dapat diterima norma

sosial seperti perilaku asertif, namun jika marah tidak mampu

dikelola dengan baik, maka marah dapat berdampak pada

munculnya perilaku agresi atau kekerasan yang tidak diterima

norma sosial. Penelitian Cautin dkk. (2001) terhadap 92 remaja

menunjukkan bahwa marah mempunyai peran yang sangat

penting bagi timbulnya depresi dan menjadi salah satu faktor

yang menyumbangkan risiko bunuh diri bagi remaja. Mereka

menggolongkan ekspresi marah yaitu diinternalisasi atau

dipendam sendiri dan dieksternalisasi atau diekspresikan pada

lingkungannya. Hasilnya menunjukkan bahwa remaja yang

menginternalisasi marahnya mempunyai kecenderungan

terhadap

depresi, dan terlebih lagi mengarah pada kemungkinan bunuh

diri. Sedangkan remaja yang mengekspresikan marahnya secara

eksternal maka mempunyai kecenderungan terhadap

penyalahgunaan obatobatan dan alkohol. Dari berbagai

perbedaan ekspresi marah yang dimiliki individu, penulis ingin

menganalisis apa yang menyebabkan perbedaan ekspresi ini.

Untuk mempermudah hal ini, maka akan dibandingkan

55
beberapa ekspresi marah yang ada pada beberapa budaya,

sebelum dianalisis lebih lanjut.

a. Senyuman: Ekspresi Marah Suku Jawa, Indonesia

Masyarakat suku Jawa memiliki beberapa prinsip yang

selalu dipegang dalam setiap melakukan hubungan

interpersonal, diantaranya prinsip rukun atau harmonis yang

mengutamakan hubungan baik antar manusia, dengan

mencegah berkelahi terbuka, penuh penghormatan terhadap

sesama, gotong royong, tenggang rasa (tepa selira), dan

ramah-tamah penuh kelembutan (Suseno, dalam Kurniawan

& Hasanat 2010).Masyarakat Jawa juga dikenal memiliki

aturan yang baku dalam penggunaan bahasa, tutur kata dan

etika. Misalnya, ketika orang yang lebih muda berbicara

dengan orang yang jauh lebih tua, maka orang yang lebih

muda harus menggunakan bahasa kromo inggil sebagai

penghormatan terhadap orang yang lebih tua. Lebih lanjut

lagi, dalam budaya Jawa orang harus berbicara perlahan-

lahan dan halus, sedapat mungkin “menyembunyikan”

perasaan asli sebagai pengejawantahan dari prinsip isin dan

sungkan. Keduanprinsip keselarasan itu sebagai

pedomanbagi masyarakat Jawa dalam pergaulan sehari-

hari. Prinsip tersebut menuntut agar semua lapisan

masyarakat Jawa, pada semua golongan usia, remaja dan

dewasa senantiasa mengontrol dorongan-dorongan diri

56
sendiri. Semakin individu mampu mengontrol dorongan

dorongan emosinya dan semakin menguasai tata krama

pergaulan, maka semakin ia dianggap dewasa dan diakui

sebagai anggota masyarakat Jawa. Dari penjeasan diatas

maka diketahui bahwa masyarakat suku Jawa juga memiliki

aturan-aturan normatif perilaku sosial dan psikologis.

Aturan normatif tersebut mengatur masyarakatnya dalam

melakukan interaksi sosial dengan sesamanya, seperti sopan

santun, etika, dan tata cara yang pantas dalam pergaulan

sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk menjaga keharmonisan

dan keselarasan hidup. Aturan-aturan ini tertanam secara

turun temurun dan berusaha dilakukan semenjak individu

berusia anak-anak, remaja, dewasa hingga tua. Terdapat

keyakinan pula di masyarakat Jawa bahwa memperlihatkan

perasaan-perasaan secara spontan dianggap kurang pantas,

seperti gembira, sedih, kecewa, marah, putus asa,

harapanharapan, atau rasa belas kasihan yang akan

disembunyikan untuk tidak diperlihatkan pada banyak

orang. Sehingga kebanyakan masyarakat Jawa akan

memperlihatkan senyuman sebagai ekspresi marah, demi

menjunjung prinsip-prinsip diatas.

b. Bunuh Diri: Ekspresi Marah Masyarakat Sri Lanka

Sejak pertengahan abad-20, perilaku bunuh diri meningkat

tajam di Sri Lanka, bahkan menempati peringkat atas dari

57
tingkat bunuh diri dunia. Siapa yang melakukan bunuh diri

menjadi sangat beragam mulai dari lintas jender, kelas

sosial bahkan usia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Widger (2012) ingin mencari tahu “siapa” saja yang

melakukan bunuh diri diharapkan akan mengetahui juga

“mengapa” mereka melakukan tindakan ini. Setelah

melakukan penelitian berbasis etnografi, peneliti

menyimpulkan beberapa hal terkait penyebab bunuh diri

yang banyak dilakukan masyarakat Sri Lanka.Penderitaan

merupakan emosi yang sering dilaporkan oleh penduduk Sri

Lanka, penderitaan ini merujuk pada emosi sedih dan

perasaan tak berdaya. Sesungguhnya agama yang dianut

masyarakat telah memberikan solusi pada penderitaan

mereka, yakni praktik ibadah agama Budha, Katolik Roma

dan Islam. Namun tekanan dari berbagai masalah utamanya

ekonomi disinyalir menjadi faktor pendukung terjadinya

bunuh diri. Mereka juga tidak memiliki strategi koping

yang baik, sehingga permasalahanpermasalahn yang

dihadapi akan berujung pada bunuh diri, seperti masalah

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perceraian.

Selain penderitaan, frustrasi juga menjadi penyumbang

besar bagi bunuh diri. Kebanyakan, perasaan ini datang dari

kehidupan sosial seperti tekanan pekerjaan dan hubungan

dengan orang lain.Kemarahan, utamanya yang intens dan

58
mendadak dapat menjadi pemicu bunuh diri bagi penduduk

Sri Lanka (anger suicide). Seperti yang dilaporkan bahwa

banyak orang melakukan bunuh diri setelah mereka

dihadapkan pada situasi yang memicu marah. Seperti marah

karena ditolak pasangan, marah karena perilaku suami,

marah karena beradu mulut dengan mertua.

c. Kenakalan remaja vs Bunuh Diri: Ekspresi Marah Remaja

Amerika Serikat (USA) Cautin dan kawan-kawan pada

tahun 2001, melakukan sebuah penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui dampak dari menginternalisasi dan

eksternalisasi marah pada remaja. Dengan asumsi bahwa

tingkat keparahan depresi berhubungan positif dengan

tingkat permusuhan dan kemarahan yang dimiliki

seseorang, dan agresi merupakan manifestasi yang paling

umum dari marah, begitu pula dengan bunuh diri.

Eksternalisasi dari marah sangat mungkin terkait dengan

beberapa psikopatologi seperti penggunaan obat terlarang,

dan alkohol. Level eksternalisasi marah yang lebih besar

berhubungan dengan tingkat bunuh diri yang lebih rendah.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa marah

mempunyai peran yang sangat penting bagi timbulnya

depresi dan menjadi salah satu faktor yang

menyumbangkan risiko bunuh diri bagi remaja. Mereka

menggolongkan ekspresi marah yaitu diinternalisasi atau

59
dipendam sendiri dan dieksternalisasi atau diekspresikan

pada lingkungannya. Hasilnya menunjukkan bahwa remaja

yang menginternalisasi marahnya mempunyai

kecenderungan terhadap depresi, dan terlebih lagi mengarah

pada kemungkinan bunuh diri. Sedangkan remaja yang

mengekspresikan marahnya secara eksternal maka

mempunyai kecenderungan terhadap penyalahgunaan obat

dan alkohol.Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Seigman dan Snow (1996) pada remaja akhir di Maryland

mengungkapkan bahwa umumnya terdapat tiga ekspresi

marah yang mungkin muncul. Pertama adalah anger-out,

yakni kemarahan yang muncul secara spontan dan cepat

dan biasanya ditandai dengan teriakan, makian yang

ditujukan kepada objek kemarahan, yang kedua adalah

anger-in, yakni kemarahan yang cenderung dirasakan

sendiri tanpa mengungkapkannya dan biasanya disalurkan

dengan imajinasi, yang ketiga adalah mood incongruent

speech, yakni mengungkapkan kemarahan dengan suara

pelan dan lembut. Pengekspresian ini terkait dengan level

kemarahan yang dirasakan individu yakni mood incongruen

speech muncul saat individu merasakan level kemarahan

yang rendah, anger-in saat kemarahan level sedang, dan

anger –out saat kemarahan yang dirasakan mencapai level

tinggi. Perilaku Agresi: Ekspresi Marah Narapidana di

60
India dan Australia.

Pengaruh budaya dalam mengalami dan mengekspresikan

emosi telah diketahui secara luas. Dimana budaya

mengajarkan pada individu untuk mengenali emosi apa

yang tepat, bagaimana mengkomunikasikan dan bagaimana

mengontrolnya dalam berbagai situasi. Sebuah penelitian

terkait perkembangan emosi yang ditanamkan dalam

keluarga yang berasal dari berbagai budaya dilakukan oleh

Raval dkk. (2011). Penelitian tersebut dilakukan pada para

narapidana yang terlibat kasus agresi, dari penganiayaan

hingga pembunuhan. Hasilnya menunjukkan bahwa semua

subjek mengatakan bahwa kekerasan atau kesalahan yang

mereka lakukan berawal dari emosi yang tidak terkendali

khususnya marah kepada korbannya. Sehingga yang terjadi

adalah memukul, melempar dengan batu dll., saat mereka

merasa dirugikan korbannya meskipun dikarenakan hal

kecil. Pengaruh keluarga juga sangat kuat, 11 dari 14 subjek

mengatakan bahwa ayah mereka adalah seorang yang

mudah sekali marah. Penyebab kemarahan yang umum

adalah caci-makian yang disasarkan kepada seseorang dan

ketika seseorang tidak cepat mengerti akan permintaan

penjelasan yang diberikan. Hal-hal yang menyertai. marah

diantaranya adalah respons fisik seperti mata merah,

61
jantung berdebar dan lain-lain, namun tidak berhenti disini

beberapa subjek mengatakan bahwa kemarahannya sering

berujung dengan memukul atau memaki objek marah.

Espresi marah yang ditunjukkan para subjek juga

bergantung pada situasi ataupun objek marah yang sedang

dihadapi, umumnya mereka tidak langsung melakukan

agresi, namun perubahan menjadi agresi sangat cepat

melebihi orang yang bukan pemarah. Meskipun mereka

adalah individu pemarah, namun 10 dari 14 anak

mengatakan bahwa marah bukanlah hal yang baik dan tidak

sesuai jika diekspresikan dengan cara yang telah mereka

lakukan selama ini. Penelitian ini menunjukkan bagaimana

pandangan marah dari para remaja India yang melakukan

tindakan kriminal khususnya kekerasan yang didasarkan

pada emosi marah mereka. Dengan mengetahui bagaimana

mereka memandang, mengalami dan mengekspresikan

kemarahan, diharapkan akan membantu menemukan solusi

untuk memberikan perlakuan kepada remaja ini.Penelitian

serupa dilakukan oleh Day dkk. (2006) yang dilakukan

dengan subjek narapidana Australia yang terlibat kasus

kekerasan. penelitian ini nenunjukkan bahwa mereka

menganggap atau menyemakan konteks marah dengan

kekerasan, ketika mereka menceritakan kemarahan pasti

terdapat unsur kekerasan didalamnya. Mereka juga

62
menganggap bahwa marah yang diekspresikan dengan

kekerasan bukanlah seseuatu yang nyaman, dimana mereka

mengalami emotional disstress setelah itu. Para narapidana

tidak mampu membedakan sejumlah emosi dengan baik,

dimana sering campur aduk.antara marah, sedih, takut dan

cinta. Penelitian ini juga mengungkapkan sebabsebab

kemarahan pada narapidana asli Australia, diantaranya;

kehilangan, masalah keluarga, alkohol dan obat-obatan lain

dan diskriminasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

ketidakmampuan mendefinisi marah dengan baik bahkan

tidak mampu membedakan sejumlah emosi yang mereka

rasakan sehingga masalahmasalah kecil bisa berujung pada

kemarahan bahkan tindak kekerasan

Pengaruh Budaya dalam Pengelolaan dan Pengekspresian

Marah

Dalam masyarakat luas, banyak berkembang pemikiran

yang salah mengenai marah, salah satunya adalah bahwa

cara seseorang mengekspresikan marah merupakan hasil

dari keturunan (hereditas) yang diturunkan oleh orang tua

dan hal itu tidak bisa dirubah. Salah satu pendekatan yang

dapat menjelaskan perbedaan pengelolaan dan ekspresi

marah adalah pendekatan cognitive-behavior. Pendekatan

cognitive-behavior mengedepankan bahwa proses berpikir

dan emosi berpengaruh pada perilaku yang muncul (apakah

63
sesuai harapan sosial atau tidak). Ketika ada suatu peristiwa

maka pikiran dan emosi akan merespons dan menentukan

perilaku apa yang akan dimunculkan (Beck dalam Duffy,

2012). Pendekatan ini juga meyakini bahwa bahwa ekspresi

marah merupakan perilaku yang dapatdipelajari, sehingga

ekspresi marah yang baik juga bisa dipelajari (Reilly &

Shopshire, 2002). Kebanyakan perilaku seseorang

merupakan hasil dari pembelajaran, yakni dengan

memperhatikan orang lain, terutama orang-orang yang

berpengaruh. Orang-orang tersebut adalah orang tua,

anggota keluarga yang lain dan teman. Jika seorang anak

memperhatikan orang tuanya mengekspresikan marah

dengan perilaku agresif, seperti mencaci-maki dan tindak

kekerasan, sangat mungkin bahwa anak tersebut akan

melakukan hal yang sama ketika mengekspresikan marah

karena ia telah belajar perilaku yang demikian. Untungnya,

perilaku ini dapat diubah dengan cara mempelajari perilaku

baru dalam mengekspresikan marah, sehingga tidak perlu

lagi mengekspresikan marah dengan cara-cara agresif dan

juga keras (Reilly & Shopshire, 2002). Perspektif lain yang

dapat menjelaskan perbedaan kontrol marah dan bagaimana

lingkungan termasuk budaya memengaruhi seorang

individu adalah self-control theory. Teori ini memandang

bahwa sebelum menjadi respons perilaku, stimulus yang

64
berasal dari luar, akan terlebih dahulu diproses dalam diri

seseorang melalui Cognitive-affective Processing System

(CAPS). CAPS memiliki tiga ciri khas, yaitu: (1) Aspek

kognitif dan emosi saling berkaitan satu sama lain.

Pemikiran mengenai tujuan akan memicu pemikiran

mengenai keterampilan, dan akhirnya memicu pemikiran

self-efficacy. Pada akhirnya memengaruhi self-evaluations

dan emosi, (2) Aspek situasi yang berbeda mengaktivasi

bagian tertentu dari keseluruhan sistem kepribadian, dan (3)

Apabila situasi yang berbeda mengaktivasi bagian tertentu

dari keseluruhan sistem kepribadian, maka perilaku

manusia harus berbeda dari satu situasi ke situasi lainnya.

Dengan demikian ketika seseorang menerima stimulus yang dapat

memicu marah, contohnya seperti kaki yang tidak sengaja terinjak

orang lain, maka kemarahan yang muncul akan sangat dipengaruhi

CAPS, dalam hal ini dipengaruhi situasi, siapa objek marah yang

dihadapi, individu itu sendiri dan juga budaya yang ia bawa.

Selain budaya, terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi

emosi marah seseorang, baik dalam perasaan ataupun

pengekspresiannya. Seperti pola asuh, perbedaan jender dan lain-

lain. perilaku yang dipelajari oleh remaja dalam keluarga sangat

berpengaruh tidak hanya dalam perilaku secara umum, namun juga

dalam pengekspresian emosi marah yang merujuk pada kekerasan.

hal ini terkalit dengan polaasuh (parental monitoring) dan juga

65
kelekatan (attachment) dengan anggota keluarga khususnya orang
46
tua. Teman sebaya juga berpengaruh terhapat pengeloaan dan

pengekspresian marah. Teman sebaya merupakan pengaruh yang

sangat kuat bagi remaja hampir dalam semua aspek termasuk

penyalahgunaan obat terlarang,alkohol, dan juga perilaku lain, baik

buruk maupun yang baik. Hal ini disebabkan karena remaja

cenderung membuat perkumpulan dan memunculkan suatu norma

kelompok yang secara tidak langsung harus diikuti oleh setiap

anggotanya, jika tidak diikuti maka akan berujung pada

pengucilan.

Ramirez dkk. (2001) dalam penelitian lintas budayanya

menyebutkan bahwa marah dan agresi dipengaruhi oleh budaya atau

masyarakat dimana individu tinggal. Ada beberapa masyarakat yang

menganggap bahwa agresi verbal berupa makian dan bentakan

adalah hal yang umum atau biasa dilakukan, sedangkan masyarakat

lain menganggap bahwa hal tersebut dapat melukai seseorang

(seperti perbedaan dalam budaya Belanda, Spanyol dan Jepang

dalam penelitian Ramirez dkk., (2001). Berbeda dengan jenis

kelamin yang mutlak ada sejak lahir yakni terlahir sebagai laik-laki

dan perembuan, jenderlebih fleksibel tergantung peran yang diambil

seseorang dalam berinteraksi dalam masyarakat, yakni siapapun bisa

menjadi maskulin atau feminin. Kinney dkk. (2001) menyebutkan

46
Tulac, Suzana, dkk. "Dickkopf-1, penghambat sinyal Wnt, diatur oleh progesteron dalam sel
stroma endometrium manusia." Jurnal Endokrinologi & Metabolisme Klinis 91.4 (2006): 1453-
1461.

66
bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemarahan dan

agresi verbal, namun jender berpengaruh terhadap keduanya.

Seseorang dengan jender maskulin akan cenderung memiliki

kemarahan dan agresifitas verbal yang tinggi, begitu pula sebaliknya

pada individu feminim akan cenderung memiliki kemarahan dan

agresifitas verbal yang rendah. Sedangkan Fischer dkk. (2011)

menyebutkan adanya perbedaan dimana laki-laki lebih aktif atau

ekspresif.

67
BAB III

PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH MUSIK TERHADAP

PERKEMBANGAN EMOSI MANUSIA

A. Pengaruh Musik Terhadap Emosional dari Segi Positif dan Negatif

Musik sebagai fenomena menyediakan beberapa macam sumber emosi

yang dapat menjadi titik tolak munculnya pengalaman afektif ketika

mengalaminya sumber emosi terbagi ke dalam tiga kategori,

Yang pertama adalah emosi intrinsik, yaitu sumber emosi yang

berasal dari peristiwa musik atau struktural musik sendiri. Terdapat relasi

antara intensitas emosi yang direkognisi dengan karakteristik struktural

musik tertentu. Intensitas respons maupun rekognisi emosi pada musik

terjadi naik turun mengikuti alur musik yang didengar. Karakteristik

struktural yang dimaksud meliputi sinkopasi ritme, appogiatura melodi,

perubahan hamoni, dan konstruk teori musik lain yang umumnya memiliki

relasi dengan proses pembentukan, pemeliharaan, dan konfirmasi

ekspektasi musikal (tensi-relaksasi). Secara tidak langsung asumsi ini

menunjukkan bahwa tensi emosi dan relaksasi berubah mengikuti

perubahanperubahan karakteristik struktural. Karena tensi emosi dan

relaksasi ini perubahannya mengacu pada peristiwa musikal/struktural,

maka disebut sebagai emosi intrinsik.

68
Sumber emosi yang kedua yakni emosi ekstrinsik yang dibagi

menjadi dua yakni sumber emosi ikonik dan sumber emosi asosiatif.

Sumber ikonik berasal dari hubungan ikonik yang dihasilkan dari

kemiripan antara struktur musikal dan corak akustik (tempo, intensitas

volume, dan lain-lain) dengan peristiwa ekstramusikal yang

kemunculannya disertai pula nada emosional. Sedangkan sumber emosi

asosiatif berasal dari relasi pegalaman musikal dengan pengalaman non

musikal yang melibatkan reaksi emosional. Disebut emosi asosiatif apabila

mood yang terkandung pada stimulus tertentu (misalnya musik, bau,

warna) dapat menjadi pemicu ingatan pengalaman yang sejajar dengan

reaksi emosional yang ditimbulkan. Emosi asosiatif nampaknya lebih

relevan digunakan dalam mengamati respons emosi partisipan dalam

mendengarkan musik yang sudah jadi, dalam arti sudah diinterpretasikan.

Peristiwa akustik yang telah dimanipulasi seharusnya dapat memicu

ingatan pengalaman seseorang yang pernah menimbulkan reaksi

emosional padanya, dalam arti bukan pada proses penerjemahan ketika

pemain masih mempertimbangkan cara mereka mengatur parameter

akustik yang cocok dengan pasase musik tertentu.47

Musik adalah seni bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat

menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau

suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang

memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan beberapa

instrumen atau bunyi-bunyian. Selera musik merupakan komitmen jangka

47
Wirayudha, Asep Hidayat. "Peran Emosi dalam Interpretasi Musikal Musisi untuk
Meningkatkan Kinerja Estetis: Studi Kasus Pada Pemain Cello dan Gitar." Resital: Jurnal Seni
Pertunjukan 23.2 (2022): 117-127.

69
panjang seseorang referensi musiknya, yang ditandai dengan perilaku

seperti adanya kebiasaan membeli rekaman-rekaman baik dalam bentuk

kaset,dan sebagainya. Unsur-Unsur Musik yaitu Melodi, Irama, Birama,,

Harmoni, Tangga Nada, Tempo, Dinamika, Timbre dan Ekspresi. Mereka

yang beranggapan bahwa musik berfungsi sebagai sarana kataris meyakini

bahwa musik juga dapat menjadi sarana pengekspresian diri. Musik diakui

mempunyai kekuatan untuk mengantar dan menggugah emosi, baik

dituangkan melalui penjiwaan terhadap alur cerita, musik, dan watak tokoh

yang diperankan maupun sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Oleh

sebab itu, musik tidak dapat dipisahkan dari emosi. Penjiwaan karakter

dalam opera, misalnya terkait dengan sederet ekspresi emosi. Sementara

itu, sebagai sarana ekspresi diri, emosi adalah parameter yang tidak

terhindarkan. Para ilmuwan dari Universitas Missouri menemukan bahwa

benar adanya music mempengaruhi mood orang-orang yang

mendengarkannya. Hasil penelitian kamu mendukung apa yang banyak

orang telah lakukan: mendengarkan musik untuk meningkatkan mood

mereka. berdasarkan riset yang dilakukan Ferguson, yang dipublikasikan

di The Journal of Positive Psychology, orang-orang bisa lebih sukses

meningkatkan mood mereka dan meningkatkan keseluruhan kebahagiaan

mereka hanya dalam 2 minggu, dengan cara mendengarkan musik. Dalam

studinya, peserta penelitian diminta mendengarkan musik untuk

memperbaiki mood mereka, tapi ini hanya berhasil ketika mereka

mendengarkan musik dengan beat cepat dari Copeland, dan kurang

berhasil dengan musik yang sedikit mellow dari Stravinsky. Peserta

70
lainnya, yang diminta mendengarkan musik tanpa tujuan mengubah mood,

tidak melaporkan peningkatan kebahagiaan. Berdasarkan apa yang

dipublikasikan para peneliti dari McGill University di Montreal, Amerika

Serikat, mengatakan bahwa mendengarkan musik membuat mood kita

terpengaruh karena musik membuat tubuh menghasilkan dopamin dalam

kata lain cairan yang ada di dalam otak yang menghasilkan rasa senang,

sedih, marah, kecewa dan lain lain.48 Meningkatnya dopamin di dalam

otak yang merespon musik membuktikan bahwa manusia mendapatkan

kesenangan setelah mendengarkan musik. Sehingga musik memiliki

peranan dalam menentukan, mengembangkan dan melanjutkan

kecerdasan.

Berikut merupakan pembagian pengaruh musik terhadap manusia :

1. Segi positif

Dalam buku The Antropology Of Music (1964) musik mempunyai 10

fungsi dalam kehidupan manusia yaitu :

a. Fungsi pengungkapan emosional

Musik sebagai suatu media bagi seseorang untuk

mengungkapkan perasaan atau emosinya. Dengan kata lain

seseorang dapat mengungkapkan perasaan atau emosinya melalui

musik seperti mendengarkan lagu lalu menyanyikannya.

b. Fungsi penghayatanestetis Musik

merupakan suatu karya seni. Suatu karya dapat dikatakan

karya seni apabila dia memiliki unsur keindahan atau estetika di

48
Juslin PN, Västfjäll D. Respons emosional terhadap musik: Kebutuhan untuk
mempertimbangkan mekanisme yang mendasarinya. Ilmu Perilaku dan Otak . 2008;31(5):559-
575.

71
dalamnya. Melalui musik kita dapat merasakan nilai-nilai

keindahan baik melalui melodiataupun dinamikanya sehingga

dapat mempengaruhi suasana hati pendengar.

c. Fungsi hiburan Musik

memiliki fungsi hiburan mengacu kepada pengertian

bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur-unsur yang bersifat

menghibur. Hal ini dapat dinilaidari melodi ataupun liriknya yang

sesuai dengan kebutuhan diri ketika menghadapi suatu masalah.

d. Fungsi komunikasi

Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa sebuah

musik yang berlaku di suatu daerah kebudayaan mengandung

isyarat-isyarat tersendiri yang 24 hanya diketahui oleh masyarakat

pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada lirik

yang terdapat pada lagu tersebut.

e. Fungsi perlambangan

Musik memiliki fungsi dalam melambangkan suatu hal.

Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek musik tersebut, misalnya

tempo sebuah musik. Jika tempo sebuah musik lambat, maka

kebanyakan teksnya menceritakan hal-hal yang menyedihkan.

Sehingga musik itu melambangkan akan kesedihan.

f. Fungsi reaksi jasmani

Jika sebuah musik dimainkan, musik itu dapat

merangsang sel-sel sarafmanusia sehingga menyebabkan tubuh

72
kita bergerak mengikuti irama musiktersebut. Jika musiknya cepat

maka gerakan kita cepat, demikian juga sebaliknya. g)

g. Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial

Musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma-

norma atau peraturan-peraturan. Penyampaian kebanyakan melalui

teks-teks nyanyian yang berisi aturan-aturan.

h. Fungsi pengesahan lembaga sosial

Fungsi musik disini berarti bahwa sebuah musik

memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu upacara. Musik

merupakan salah satu unsur yang penting dan menjadi bagian

dalam upacara, bukan hanya sebagai pengiring.

i. Fungsi kesinambungan budaya

Fungsi ini hampir sama dengan fungsi yang berkaitan

dengan norma sosial. Dalam hal ini musik berisi tentang ajaran-

ajaran untuk meneruskan sebuah sistem dalam kebudayaan

terhadap generasi selanjutnya.

j. Fungsi pengintegrasian Masyarakat

Musik memiliki fungsi dalam pengintegrasian

masyarakat. Suatu musik jika dimainkan secara bersama-sama

maka tanpa disadari musik tersebut menimbulkan rasa

kebersamaan diantara pemain atau penikmat musik itu. 49

49
Merriam, Alan P., dan Valerie Merriam. Antropologi musik . Pers Universitas Northwestern,
1964.

73
Tidak hanya itu, manfaat musik pada kehidupan emosi sehari hari

sangatlah penting, terutama bagi emosi siswa dan anak dibawah

umur yang masih rentan terhadap emosional.

Detak jantung yang menyesuaikan dengan irama lagu, sehingga

menimbulkan rasa nyaman. Beberapa hormon yang memiliki

peran dalam fungsi otak dan kesehatan mental dilepaskan

sebagai respons terhadap mendengarkan musik. Kortisol,

yang merupakan hormon stres, serotonin, yang terkait

dengan kekebalan tubuh, dan oksitosin, hormon yang

mendorong kemampuan untuk terhubung dengan orang lain,

adalah beberapa hormon yang dilepaskan. Selain itu, musik

dapat menyatukan kembali individu muda dengan kenangan

lama mereka dan mungkin untuk mengalami nostalgia hanya

dengan mendengarkan musik yang membangkitkan emosi

masa lalu dan membangkitkan kenangan khusus. Bahkan bagi

mereka yang menderita demensia, musik adalah fungsi memori

dengan daya tahan terbesar. Mayoritas individu tidak pernah

meninggalkan musik. Mendengarkan musik sambil bernyanyi

dan menari juga merupakan cara sederhana untuk mencapai

kepuasan fisik, meskipun tanpa konotasi tertentu termasuk jiwa,

topik apa pun dengan mendengarkan musik, roh kita dapat

menerima energi ilahi. Dopamin, hormon perasaan senang,

dilepaskan oleh otak. Apabila sedang mendengarkan musik

74
yang menyenangkan dan ceria, pikiran akan secara alami

dipengaruhi untuk merasa bahagia.

Musik hampir selalu menemani hari-hari mereka di mana pun

mereka berada, di mana pun mereka berada, dan apa pun yang

mereka lakukan. Bahkan, musik sering mempengaruhi

suasana hatinya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa

musik dapat mempengaruhi watak seseorang. Ketika

seseorang mendengarkan musik yang ceria, suasana hati

mereka akan membaik. Sebaliknya, jika seseorang

mendengarkan musik yang sedih, maka akan mengubah suasana

hati mereka sampai pada titik di mana perasaan mereka

tertekan.50

Dalam kehidupan siswa saat ini, musik cukup berguna untuk

berbagai tugas. Ketika melakukan berbagai kegiatan, seperti

belajar atau melakukan tugas-tugas lainnya, musik dapat

membantu memotivasi individu untuk lebih bersemangat.

Ketika mendengarkan musik dampak yang diberikan bisa

positif atau negatif sesuai dengan musik yang didengarkan dan

apa yang sedang dirasakan saat itu. Oleh karena itu, sangat

penting untuk memilih musik yang didengarkan untuk

meningkatkan efek emosional yang menyenangkan.

Musik adalah produk pemikiran dan proses kreatif, dan

dihasilkan dengan memperkenalkan konsep baru kepada

50
Desyandri, Desyandri. "Seni Musik Serta Hubungan Penggunaan Pendidikan Seni Musik Untuk
Membentuk Karakter Peserta Didik Di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 1.3
(2019): 222-232.

75
penonton. Detak jantung pendengar dapat dipengaruhi oleh

musik, dan musik juga dapat digunakan untuk

menenangkan pikiran pendengar dan membantu

pertumbuhan kecerdasan. Saat ini, musik adalah teman

yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan tugas sehari-

hari. Sedangkan bagi mereka yang mendengarkan musik

sebagai bagian dari kesehariannya, dapat memberikan

perasaan positif. Musik merupakan klasifikasi musik

berdasarkan kesamaan dengan musik lainnya. Kriteria lain,

seperti geografi, juga dapat digunakan untuk mengkategorikan

musik. Teknik, gaya, dan konteks musik dapat menentukan

genre, dan tema musik dapat memengaruhi watak seseorang.

Perubahan fisiologis yang dapat diamati menyertai transformasi

emosional ini.

Orang yang mendengarkan musik akan memiliki pikiran yang

kuat, menjinakkan emosinya, hidup lebih nyaman dan tenang,

serta membuat hidupnya lebih percaya diri melalui

pengembangan intelektual dan pengetahuan. Musik

memberikan stimulus tertentu dengan memberikan bentuk

emosi alternatif, yang dapat mengurangi stres. sebuah

penelitian juga mengungkapkan bahwa seorang pasien pasca

stroke yang mengalami depresi, stres, dan kecemasan, musik

dapat menginduksi emosi positif seperti kebahagiaan,

memberikan motivasi, mengurangi rasa sakit, meningkatkan

76
relaksasi, dan meningkatkan kualitas hidup. Alasan musik

mempengaruhi suasana hati seseorang adalah karena musik itu

sendiri merupakan stimulan yang kuat untuk otak. Aspek

kognitif dan emosional otak terpengaruh. Sistem saraf otak

manusia dapat terpengaruh secara emosional dengan

mendengarkan musik. Termasuk amigdala dan korteks media

orbitofrontal, yang berkolaborasi untuk memproses emosi

seseorang. 51

Dengan demikian, tidak mengherankan jika musik dapat

memengaruhi suasana hati seseorang. Sebagai bentuk

komunikasi, musik membantu kita untuk mengalami kedamaian

dan lebih unggul untuk mengevaluasi kemampuan kita untuk

membayangkan dan menghilangkan kelelahan setelah

aktivitas fisik. Karena musik memiliki hubungan dengan

psikologi manusia, musik dapat dimasukkan ke dalam

kehidupan sosial, perilaku sehari-hari, dan emosi

seseorang.Dalam hal aspek psikologis, musik dapat

mengubah sistem saraf manusia di otak, termasuk amigdala

dan korteks media orbitofrontal, yang bekerja sama untuk

memproses emosi seseorang. Emosi adalah kumpulan

reaksi rumit yang menggabungkan pengalaman, perilaku,

dan fisiologi, yang digunakan manusia untuk mengatasi

kesulitan atau peristiwa penting. Emosi adalah kondisi

51
Christian lamban gasong, yohana ristua 2023 Dampak Musik Terhadap Jiwa Siswa SMA YPPK
Sentani (Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Sentani)

77
psikologis manusia di mana setiap individu memiliki kontrol

yang berbeda-beda atas emosinya, dengan kebahagiaan atau

kegembiraan yang merupakan salah satu bentuk emosi. Emosi

juga membantu kita menafsirkan arti penting dari peristiwa

yang kita alami. Untuk menjadi sukses dalam hidup, seseorang

harus meningkatkan kecerdasan emosional mereka, dan musik

adalah salah satu media yang dapat membantu mereka

melakukannya.Dalam kehidupan siswa di jaman sekarang ini,

musik sangat membantu mereka dalam melakukan berbagai

aktifitas. Berbagai macam aktifitas yang dilakukan seperti

ketika belajar atau melakukan hal lain, musik dapat membantu

mereka dalam hal memotivasi untuk lebih bersemangat. Ketika

mendengarkan musik dampak yang diberikan bisa positif

atau negatif sesuai dengan music yang didengarkan dan apa

yang sedang dirasakan pada saat itu.

Sedangkan pemenfataan music bagi anak dibawah umur, Menurut

segi perkembangan anak, pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan

akan membantu anak tumbuh dan berkembang secara seimbang. Hal ini

memungkinkan terjadinya keterkaitan antara kecerdasan emosi yang

dipengaruhi oleh segala jenis stimulasi, misalnya saja stimulasi dengan

mendengarkan musik. Gardner, menemukan bahwa ada keterkaitan antara

musik, dan intelegensi anak.52

52
Putri, Leoni Sabrilina, et al. "Pentingnya Pendidikan Musik dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
di TK Ananda." Jurnal Pendidikan Tambusai 8.1 (2024): 223-231.

78
Seperti sepuluh intelegensi yang telah ditentukannya, Gardner

menyebutkan kecerdasan musikal berpengaruh terhadap kecerdasan-

kecerdasan yang lain. Diantaranya kecerdasan logis matematika.

Sebenarnya banyak sarana dan kegiatan yang bisa dilakukan untuk

menstimulus sekaligus mengembangkan berbagai macam kecerdasan yang

ada dalam diri setiap orang salah satunya adalah melalui musik. Sebagai

contoh adalah permainan hom pim pa, dan suit. Pada permainan inti

kemampuan anak untuk mengeksekusi gerakan, sesuai ritme sangat

diperlukan, jika terlambat akan dianggap curang, jika terlalu cepat sangat

dirugikan. Sebagian besar permainan anak-anak yang dilakukan berama-

sama menggunakan musik dalam bentuk gerak dan lagu. Gerak dan lagu

ini membantu anak untuk melibatkan aspek motorik, intelektual, dan

emosi anak dalam sebuah kegiatan bersama. Musik adalah bagian dari

kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia

telah memiliki aspek tertentu dari musik yang menjadi bagian pengalaman

alami kehidupannya. Tidak dipungkiri bahwa musik mempunyai peranan

yang sangat penting dalam perkembangan anak usia dini, karena musik

merupakan bahasa yang mampu dimengerti dan dipahami oleh setiap

orang. Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian

untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Banyak fakta yang

diungkap dari penelitian tersebut. Diantaranya adanya hubungan yang

menarik antara musik dan kecerdasan manusia. Musik klasik misalnya,

tetapi dari penelitian lain banyak diungkapkan bahwa sesungguhnya bukan

hanya musik mozart yang dapat digunakan. Semua musik berirama tenang

79
dan mengalun lembut memberi efek yang baik juga bagi janin, bayi, dan

anak. 53

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali

perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran,

memahami perasaan dan mengendalikan perasaan secara mendalam

sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual, juga emosi itu

muncl dan mampu mengenali perasaanya sendiri, sewaktu perasaan itu

muncul dan mengenali emosinya sendiri apabila memiliki kepekaan yang

tinggi

kecerdasan emosi bukan berarti memberikan kebebasan kepada

perasaan untuk berkuasa melainkan mengelola perasaan sedemikian rupa

sehingga ter-ekspresikan secara tepat dan efektif. Ada pun indikator dari

kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:

1) Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengetahui dan

mengenali perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu terjadi, serta

memiliki rasa untuk hal tebaik yang seharusnya dilakukan.

2) Pengaturan diri yaitu kemampuan untuk dapat mengelola

emosinya dengan baik, sehingga mudah untuk mendapatkan

rangsangan positif dari luar sehingga dapat menghasilkan emosi

yang positif pula.

3) Motivasi yaitu merupakan dorongan atau kemampuan untuk

melakukan sesuatu sehingga menuntun seseorang untuk menuju

sasaran. Maka seseorang memiliki kemampuan memotivasi diri

53
Geraldina, Alma Marikka. "Terapi Musik: Bebas Budaya atau Terikat Budaya?." Buletin
Psikologi 25.1 (2017): 45-53.

80
akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai

segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

4) Menumbuhkan hubungan saling percaya dan kecakapan sosial

(empati). Saling percaya merupakan perasaan saling yakin atas

kemampuan masing-masing. Kecakapan sosial yaitu kemampuan

dapat saling merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Kemampuan seseorang untuk menghangatkan suasana untuk

menempatkan dirinya pada situasi dan perasaan orang lain

merupakan orang yang pintar berempati.

5) Mampu menjalin sosial dengan orang lain merupakan

kemampuan seseorang untuk menjalin sosial dengan orang lain

dengan baik, sebagai makhluk sosial.54

musik telah membuktikan keberadaannya karena memiliki potensi

yang mengagumkan untuk mengubah aneka macam perilaku. Istilah musik

dapat didefinisikan sebagai suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia,

karena musik dapat menjadikan orang merasa senang, gembira dan

nyaman. Musik bisa mengatasi kebosanan dan menangkal kebisingan

eksternal yang mengganggu. Musik juga dapat membantu kita merasa

bertenaga, percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan,

melepaskan stress serta mengurangi rasa takut dan cemas.

2. Segi Negatif Musik

54
Isnaini, Indri Dwi, and Nurul Khotimah. "Pengaruh Musik terhadap Kecerdasan Emosional
Anak Kelompok A di TK Kartika IV-9 Surabaya." Falkultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri
Surabaya. http://server2. docfoc. com 20.10 (2013): 2016.

81
Disela banyak manfaat musik yang melimpah, musik juga memiliki

beberapa dampak negatif jika pendengarnya tidak bijak dalam

memanfaatkannya. Orang yang bijak mendengarkan musik mereka

berfikir bukan hanya untuk kesenangan pada saat itu saja, melainkan

memperhatikan hal hal yang sekiranya akan berdampak buruk pada

dirinnya seperti,

a. Dampak Terlalu Banyak Suara: Pemaparan yang berlebihan

terhadap suara musik keras atau dalam volume tinggi dapat

menyebabkan masalah pendengaran jangka panjang.

b. Konten Lirik yang Negatif: Beberapa lirik lagu mengandung

pesan yang negatif atau merangsang perilaku yang tidak sehat.

Terutama pada anak-anak dan remaja, ini dapat mempengaruhi

pandangan dan perilaku mereka.

c. Ketergantungan: Ketergantungan pada musik, terutama jika

digunakan sebagai bentuk pelarian dari masalah, dapat

mengarah pada isolasi sosial dan gangguan kehidupan sehari-

hari.

d. Pertentangan Nilai: Musik dapat memainkan peran dalam

menyebarkan pesan atau nilai yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai atau norma sosial tertentu. Ini dapat menimbulkan konflik

dalam masyarakat.

Adapun mendengarkan musik dengan volume yang sangat kencang

saat menggunakan headphone sehingga akan berdampak buruk

terhadap dirinya dan bisa menimbulkan masalah untuk sendiri, juga

82
menggunakan speaker yang akan menjadi masalah dengan

mengganggu orang disekitarnya. Berikut sejumlah dampak buruk

yang bisa ditimbulkan pada tubuh akibat mendengarkan musik

terlalu keras.

a. Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran adalah salah satu masalah

kesehatan paling utama yang bisa disebabkan akibat mendengarkan

musik terlalu keras. Ketika volume musik yang biasa kamu

dengarkan lebih dari 90 desibel, maka gendang telinga mulai

terganggu. Jika kondisi ini dibiarkan dalam jangka panjang,

semakin besar risiko terjadinya penurunan kemampuan untuk

mendengar. Oleh karena itu pastikan kamu tidak menggunakan

earphone atau headset terlalu lama dengan volume yang keras.

b. Infeksi Telinga

Infeksi telinga adalah salah satu efek yang bisa muncul

dari kebiasaan mendengarkan musik terlalu keras. Pada earphone

yang digunakan secara bergantian, hal ini bisa menyebabkan

perpindahan bakteri yang menyebabkan infeksi.

c. Masalah Saraf

Selain masalah telinga, mendengarkan musik terlalu

keras juga bisa menyebabkan masalah saraf. Kebiasaan buruk ini

bisa menyebabkan saraf telinga mengalami kerusakan. Masalah

saraf yang terjadi ini bisa menjadi semakin parah jika tak segera

83
ditangani. Pada kondisi parah, masalah ini bisa mencapai saraf otak

sehingga menyebabkan masalah lebih luas ke seluruh tubuh.

d. Penurunan Konsentrasi

Mendengarkan musik terlalu keras terutama dalam

jangka waktu tertentu bisa membuat konsentrasi menurun. Kondisi

ini bisa membuatmu mengalami kesulitan memahami kata-kata

orang lain serta hal-hal tertentu. Dampak lain yang bisa muncul

adalah suara yang menjadi terdengar kabur.

Oleh karena itu, dalam mendengarkan musik disarankan dalam

volume yang tidak terlalu keras agar tidak mengalami sejumlah

masalah tersebut. Volume yang tepat justru bisa membuat musik

jadi bermanfaat baik bagi kesehatan.

B. Cara Musik Mengatasi Masalah Emosional dalam Konteks Terapi

Pada masa sekarang ini, terapi musik merupakan program

terapi yang dijalankan oleh terapis yang kompeten. Terapi musik yang

dilakukan seseorang juga berbeda-beda, mulai dari mendengarkan musik,

bernyanyi, menari, hingga menciptakan musik itu sendiri. Membenamkan

orang dalam musik dapat membuat mereka lebih mudah untuk

mengekspresikan diri, mengidentifikasi, dan memproses pengalaman yang

sulit. Terapi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan

keterampilan sosial dan komunikasi, atau sekedar menemukan pelepasan

emosi.

84
Menurut American Music Therapy Association, terapi musik
55
adalah penggunaan musik dalam suatu terapi psikologis. Tujuan dari

terapi musik sangat bervariasi dan dapat berhubungan dengan

pengembangan kemampuan emosi, sosial, komunikasi, kognitif, dan fisik.

Terapi musik modern dimulai setelah perang dunia kedua, waktu itu para

musisi berinisiatif mengunjungi rumah sakit untuk tampil bagi para

prajurit perang yang sedang sakit. Hasilnya, para prajurit tersebut tampak

membaik secara fisik maupun emosional setelah menerima terapi musik.56

Di Indonesia sendiri, dibukanya klinik terapi musik

oleh Conservatory of Music Universitas Pelita Harapan pada bulan Maret

2015, menunjukkan kepada publik bahwa terapi musik mulai menarik

perhatian masyarakat Indonesia. Para ilmuwan saintifik pun juga sudah

sepakat bahwa musik sanggup memberikan dorongan stimulasi pada setiap

area di otak manusia, sehingga musik pun dapat dijadikan sebagai sarana

terapi pengobatan guna mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Terapi musik juga diperuntukkan untuk siapa saja, baik orang dewasa

maupun anak-anak. Terapi musik dipraktekkan di rumah sakit, rumah sakit

jiwa, klinik perkembangan anak, sekolah luar biasa, maupun rumahan.

Walaupun kata 'terapi' terkadang diasosiasikan dengan penyembuhan fisik

atau hanya berlaku bagi orang-orang berkebutuhan khusus, namun di

negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, penggunaan

55
https://www.cxomedia.id/art-and-culture/20220102162737-24-173052/terapi-musik-sebagai-
media-
pengobatan#:~:text=Menurut%20American%20Music%20Therapy%20Association,komunikasi%
2C%20kognitif%2C%20dan%20fisik. (diakses pada 29 September pada pukul 19. 58)
56
Pusat, Intervensi Dini, Pusat Rehabilitasi Jantung, dan Pusat Kebugaran
Jasmani. "Terapi musik." (2013).

85
terapi musik sudah semakin umum di kalangan anak-anak dan dewasa

normal, seperti di sekolah biasa. Sesi terapi musik juga dapat dilakukan

dalam bentuk individu atau kelompok.

Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian menunjukkan

bahwa mendengarkan musik (dan terlebih lagi produksi musik)

mengaktifkan banyak struktur otak yang terlibat dalam proses kognitif,

sensorimotor, dan emosional. Misalnya, musik melibatkan proses sensorik,

perhatian, proses yang berhubungan dengan memori, mediasi persepsi-

tindakan (aktivitas “sistem neuron cermin”), integrasi multisensori,

perubahan aktivitas di area inti pemrosesan emosional, pemrosesan

sintaksis musik dan makna musik, dan sosial. pengartian. Ada

kemungkinan bahwa keterlibatan proses-proses ini melalui musik dapat

memberikan efek menguntungkan pada kesehatan psikologis dan fisiologis

individu, meskipun mekanisme yang mendasari efek tersebut saat ini tidak

dipahami dengan baik. Artikel ini memberikan gambaran singkat tentang

faktor-faktor yang berkontribusi terhadap efek kerja terapi

musik. Kemudian, studi ilmu saraf yang menggunakan musik untuk

menyelidiki emosi, mediasi persepsi-tindakan (“fungsi cermin”), dan

kognisi sosial ditinjau, termasuk ilustrasi relevansi domain ini untuk terapi

musik.57

Pada masa sekarang ini, terapi musik merupakan program terapi yang

dijalankan oleh terapis yang kompeten. Terapi musik yang dilakukan

seseorang juga berbeda-beda, mulai dari mendengarkan musik, bernyanyi,

57
Hillecke, Thomas, Anne Nickel, and Hans Volker Bolay. "Scientific perspectives on music
therapy." Annals of the New York Academy of Sciences 1060.1 (2005): 271-282.

86
menari, hingga menciptakan musik itu sendiri. Membenamkan orang

dalam musik dapat membuat mereka lebih mudah untuk mengekspresikan

diri, mengidentifikasi, dan memproses pengalaman yang sulit. Terapi ini

juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

komunikasi, atau sekedar menemukan pelepasan emosi.

Pada dasarnya semua jenis musik bisa digunakan untuk konteks

terapi. Dalam konteks terapi, musik disesuaikan dengan masalah atau

tujuan yang ingin kita capai. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu, beat

yang mempengaruhi tubuh, ritme yang mempengaruhi jiwa, dan haromy

yang mempengaruhi roh. 58

Cara terapi musik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Terapi musik pasif

Pasien akan diminta untuk mendengarkan dan menghayati alunan

musik tertentu. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah

pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien.

Adapun jenis musik yang digunakan dalam terapi adalah musik

instrumental salahsatunya seperti Rhythm of Birds (Ritme suara

burung) Komposer dalam hal ini menciptakan musik instrumental yang

berjudul Rhythm of Birds dimana idenya adalah berasal dari suara-

suara burung dipagi hari. Suara-suara tersebut direkam saat suasana

pagi hari pukul 06.00wib. Kemudian rekaman ini diaplikasikan ke

dalam skor musik dengan menggunakan instrumen musik seperti Flute,

58
Terapi musik: teori dan aplikasi. (2006). Indonesia: Galangpress. Hal. 32

87
trombon, Viola, Double bass, Piano, Bells, Synthesizer, dan Rain

Stick.

Irama musik Rhythm of Birds adalah polyritem dimana musiknya

memiliki pola ritem yang berbeda sehingga memungkinkan untuk

pendengar merasakan suasana yang membawa ketenangan dan

menikmati suasana tersebut dengan tubuh yang rileks. Penelitian ini

diharapkan menjadi salah satu solusi untuk membantu pasien yang

sedang rehabilitasi bisa pulih sehingga para pasien ini bisa beraktivitas

seperti biasanya.

2. Terapi musik pasif dengan relaksasi

Partisipan diminta untuk melakukan kegiatan relaksasi atau

progressive muscle relaxation, dan diiringi oleh lagu yang sudah

ditentukan oleh peneliti. Kemudian partisipan mendiskusikan

pengalaman atau perasaan saat sesi berlangsung.

3. Terapi Musik Aktif

Partisipan akan terlibat aktif dalam aktivitas musik, seperti menyanyi,

memainkan alat musik, dan membuat improvisasi. Musik yang

digunakan dalam terapi musik sendiri disarankan merupakan musik

yang lembut dan teratur, seperti instrumental dan musik klasik.

Keterlibatan musik dalam terapi juga menjadi pilihan

yang baik, hal ini dikarenakan musik dekat dengan manusia, khususnya

remaja. Hal ini terlihat dari fenomena remaja yang cenderung

88
menghabiskan waktunya dengan menonton video musik atau

mendengarkan musik. Manusia, khususnya remaja juga diketahui

seringkali mendengarkan musik dan menggunakan musik untuk

mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan dapat dilakukan

untuk treatment, penyembuhan, serta mendapatkan sensasi ketenangan.

Ketika kita melakukan terapi, tentunya kita akan

mendapatkan manfaat positif dari terapi itu sendiri, tidak terkecuali pada

terapi musik. Terapi musik sendiri memiliki dua manfaat, yaitu manfaat

secara fisik, dan manfaat psikis dan mental.

Karena musik adalah salah satu cara untuk melakukan

ekspresi diri dan berkomunikasi secara nonverbal tanpa kata-kata, efeknya

secara emosional sangatlah positif. Beberapa manfaat terapi musik yang

didapat secara fisik termasuk mengurangi rasa nyeri, menurunkan tingkat

stres dan kecemasan. Mendengarkan musik juga mampu membuat saraf-

saraf otak yang tegang karena stres menjadi lebih rileks, sehingga mampu

membantu latihan pernafasan.

Selain itu, terapi musik juga banyak digunakan para ahli

untuk memperbaiki mood pasien. Pada beberapa kasus dimana anak-anak

atau remaja yang terkena penyakit berat yang mengharuskan mereka untuk

tinggal di rumah sakit dalam waktu lama, terapi musik memberikan sarana

bagi mereka untuk sekedar melupakan rasa sakit dan kebosanan saat

pengobatan. Pada tingkat kognitif, terapi musik dapat membantu untuk

89
melawan kesedihan, depresi, dan bahkan membantu pasien yang sudah

putus asa untuk kembali menemukan semangatnya.

Perkembangan terapi musik yang tergolong masih baru,

tentunya tidak lepas dari berbagai perdebatan yang masih mempertanyakan

efektivitas, standar prosedur, musik yang digunakan, dan berbagai hal lain

yang menjadi detail dalam terapi. Meski begitu, popularitas terapi musik

semakin menanjak dari waktu ke waktu. Jika dahulu terapi musik banyak

digunakan oleh masyarakat-masyarakat Barat, di masa sekarang Indonesia

sudah mulai mempertimbangkan untuk menggunakan terapi musik

meskipun penggunaannya masih eksklusif dan terbatas.

Berikut merupakan manafaat terapi musik pada kehidupan sehari-hari :

1. Pemanfaatan terapi musik sebagai pengobatan alternatif korban

penyalahgunaan narkoba

Terapi musik menjadi terapi yang universal dan bisa diterima oleh

semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat

untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah

diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf

pendengaran disalurkan kebagian otak yaitu sistem limbic yang

mempunyai hubungan dalam perilaku emosional. Terapi musik yang

dilakukan adalah terapi musik pasif, alasan pemilihan terapi musik

pasif karena terapi musik menjadi lebuh murah, mudah, dan efektif.

Pasien tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik

tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya, di mana terapi musik

90
tersebut dapat mengurangi rasa sakit, membuat fisik dan pikiran

menjadi lebih rileks serta manfaat lain disesuaikan dengan muatan isi

musiknya. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan

jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Hasil penelitan

menunjukkan bahwa mendengar musik bisa menjadi salah satu solusi

untuk membantu pasien yang sedang rehabilitasi bisa pulih sehingga

para pasien ini bisa beraktivitas dan memiliki percaya diri untuk

kembali melakukan kegiatannya dan dapat diterima masyarakat seperti

biasanya.59

2. Pemanfaatan musik sebagai sarana relaksasi persalinan

Mendengarkan musik saat persalinan, akan membuat ibu hamil tidak

konsentrasi dengan rasa sakit yang ia rasakan, sehingga akan

mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Adapun metode yang dapat

dilakukan untuk mengurangi nyeri saat persalinan yaitu terapi musik.

Terapi musik merupakan metode distraksi, dimaksud distraksi yaitu

dapat mengalihkan perhatian yang berguna untuk mengurangi nyeri

fisiologi, cemas, stres dan lainnya. Terapi musik instrumental

dikatakan efektif dalam menurunkan persepsi intensitas nyeri pada fase

aktif kala I, terapi musik memberikan efek distraksi sehingga

mengalihkan pikiran ibu multipara dari rasa nyeri persalinan. Maka

dari itu, terapi musik ini bisa menjadi efektif dalam penanganan nyeri

59
Junita Batubara, Juliaster Marbun, Hendro T.G Samosir, Kamaluddin Galingging, 2021
Pemanfaatan Terapi Musik sebagai Pengobatan Alternatif Korban Penyalahgunaaan
Narkoba di Panti Rehabilitasi Mutiara Abadi Binjai, Vol. 1 Panggung Jurnal seni
budaya

91
pada persalinan dan juga bisa di publikasikan untuk diaplikasikan

kepada perawat yang menangani pasien pada persalinan.60

3. Pemanfaatan musik pada gangguan tidur (insomnia)

Terapi musik merupakan perawatan mandiri yang hemat biaya tanpa

komplikasi yang dapat digunakan oleh klien untuk mengatasi kesulitan

tidur pada orang dengan insomnia. Terapi musik untuk mengatasi

insomnia yaitu pada penelitian mendengarkan musik yang

menenangkan sebelum tidur. Terapi musik secara signifikan

memberikan efek relaksasi yang mendalam sehingga meningkatkan

kualitas tidur dan dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan

berbasis bukti untuk mengatasi insomnia. Musik memiliki pengaruh

telah ditemukan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik seperti


61
mengurangi kecemasan, tekanan darah,detak jantung dan pernapasan

serta memiliki efek positif pada tidur melalui relaksasi otot dan

gangguan pikiran. Musik telah menjadi bagian dari meditasi sejak

zaman kuno. Catatan tertentu menyebutkan penggunaan musik 432 Hz

sebagai nada yang sangat bermanfaat untuk mendorong tidur. Musisi

menggambarkannya dengan kata-kata seperti nada yang benar dan

damai. Namun, sejauh pengetahuan saya, belum ada penelitian yang

60
Arindra Dwi Angraini, 2021 EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK DALAM MENGURANGI NYERI
PERSALINAN PADA WANITA PRIMIPARA Vol. 5, LITERATURE REVIE.

61
J Family med prim care 2019 “Pengaruh musik dengan frekuensi tertentu pada arsitektur tidur
dan pola elektroensefalografi individu dengan latensi tidur tertunda: Sebuah studi tidur siang”
(national library of medicine )

92
membuktikan pengaruh musik 432 Hz terhadap pola tidur. Karena

tidur dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan psikologis, banyak peneliti

mencoba mengeksplorasi efek intervensi pikiran-tubuh seperti musik

pada tidur.62

4. Pemanfaatan musik terhadap pengobatan depresi lansia

Salah satu penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau

menurunkan tingkat depresi adalah terapi musik. Musik secara

langsung memberi pengaruh terhadap perilaku, prosesnya adalah

dimana musik sebagai stimulus diterima syaraf reseptor dilanjutkan

melalui syaraf efektor yang berfungsi sebagai penggerak tubuh

sehingga menjadi perilaku tertentu. Terbentuknya perilaku selalu

diawali oleh perubahan-perubahan fisik dan mental. Ketika musik

memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap fisik dan mental, maka

dapat dipastikan musik pun akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Musik pada lanjut usia yang mengalami depresi dapat memberikan

efek yang positif pada suasana hati dan relaksasi. Musik yang

digunakan dalam terapi musik adalah musik Barok dimana musik

Barok termasuk dalam binaural beat yang akan merangsang pusat saraf

(otak) tepatnya pada belahan otak kanan, dimana musik ini memiliki

nuansa yang sejuk dan lembut. Frekuensi ini berisi pesan-pesan

subliminal (pesan yang hanya bisa didengar oleh otak bawah sadar),

dimana saat sel otak berdengung dalam frekuensi gelombang tetha,

62
Reisani Hardi Kamagi1, Junaiti Sahar, 2021 TERAPI MUSIK PADA GANGGUAN TIDUR
INSOMNIA, Vol. 3, No. 2 Journal of Telenursing (JOTING)

93
manusia akan mulai merasa melayanglayang dan terjadi peningkatan

zat-zat kimia tubuh yang berguna, salah satunya serotonin. 63

C. Mekanisme Neurologis yang Terjadi didalam Otak Saat

Mendengarkan Musik Tertentu.

Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfluk-

tuasi (naik turun). Gelombang listrik yang berfluktuasi ini disebut dengan

gelombang otak (brain wave). Pada 1929, Hans Berger,seorang psikiater

dari Jerman menemukan Electroencephalography (EEG). EEG adalah alat

yang dapat digunakan untuk mengukur gelombang listrik yang dihasilkan

otak. Frekuensi otak manusia berbeda beda untuk setiap fase, sadar, rileks

(santai), tidur ringan, tidur nyenyak, trance (keadaan tidak sadarkan diri),

panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, para ahli saraf

(otak) sependapat bahwa gelombang otak berkaitan dengan kondisi

pikiran. Jenis jenis frekuensi gelombang otak dan pengaruhnya terhadap

kondisi otakmanusia adalah:

1. Gamma (16 Hz 100 Hz)

Gamma adalah gelombang otak yang terjadi pada saat

seseorangmengalami aktivitas mental yang sangat tinggi, misalnya

sedang beradadi arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil di

63
Bahtiar Bahtiar1*, Junaiti Sahar 2, Widyatuti Widyatuti, 2020 PENERAPAN TERAPI
MUSIK DALAM MENGATASI MASALAH DEPRESI RINGAN-SEDANG PADA LANSIA DAN
KELUARGA LANSIA DI KOTA DEPOK, Vol 5. No 2 Indonesian Journal of Nursing Health
Science.

94
muka umum,sangat panik atau ketakutan. Gamma menggambarkan

kondisi sese-orang dalam kesadaran penuh.

2. Beta (12 Hz - 19Hz)

Beta adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

mengalamiaktivitas mental yang terjaga penuh, misalnya ketika sedang

melakukan kegiatan sehari hari dan berinteraksi dengan orang lain.

3. Sensory Motor Rhytm (12 hz - 16 hz)

Sensory motor rhytm atau biasa disebut SMR (termasuk dalam kelom-

pok getaran lowbeta) adalah gelombang yang dapat membuat

orangfokus atau berkonsentrasi. Apabila seseorang tidak

menghasilkangelombang ini, otomatis ia tidak akan mampu

berkonsentrasi. Contoh-nya, penderita epilepsi, ADHD (Attention

Deficit and HyperactivityDisorder) dan autis.

4. Alfa adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang meng-

alami relaksasi. Gelombang alfa merupakan “kewaspadaan yang

rileks”(relaxed alertness) atau kadang juga disebut “kesadaran yang

rileks” (relaxed awareness) (Dryden, G; Vos, 2000). Orang yang

memulaimeditasi ringan juga menghasilkan gelombang alfa. Frekuensi

alfa jugamerupakan frekuensi pengendali dan penghubung pikiran

sadar danbawah sadar (Mustajib, 2010)

5. Teta (4 hz - 8 hz)Gelombang otak yang terjadi saat seseorang

mengalami tidur ringanatau sangat mengantuk disebut gelombang teta.

95
Biasanya ditandaidengan kondisi nafas yang melambat dan dalam.

Selain dalam kondisitertidur, beberapa orang juga dapat menghasilkan

kondisi ini dalamkondisi tertentu. Misalnya saat meditasi dalam,

berdoa, atau menjalaniritual agama dengan khusyuk.f.

6. Delta (0, 5 hz - 4 hz)Delta adalah gelombang otak yang memiliki

amplitudo (simpanganterjauh dari titik keseimbangan pada getaran)

yang besar dan frekuensirendah, yaitu di bawah 3 hz. Apabila

seseorang tertidur lelap tanpamimpi, otak akan menghasilkan

gelombang ini. Fase delta juga disebutfase istirahat bagi tubuh dan

pikiran karena saat tertidur lelap, tubuhakan melakukan proses

penyembuhan diri, memperbaiki kerusakanjaringan, dan memproduksi

sel sel baru.64

Musik adalah suatu keunikan istimewa yang diciptakan manusia yang

mempunyai kapasitas sangat kuat untuk menyampaikan emosi

danmengatur emosi. Hampir semua kejadian penting dalamkehidupan

dapat ditandai dengan musik, contohnya peristiwa menggem-birakan

seperti pesta perkawinan atau peristiwa sedih. Musik adalah bahasa yang

mengandung unsur unsur universal, bahasa yang melintasi batasan usia,

jenis kelamin, ras, agama, dan kebangsaan Bunyi dalam suatu rangkaian

yang teratur dikenal sebagai musik, akanmasuk melalui telinga kemudian

menggetarkan gendang telingga, meng-guncang cairan di telingga bagian

dalam, serta menggetarkan sel sel berambut di dalam koklea untuk

64
Ratna Supradewi 2010 (Otak, Musik, dan Proses Belajar) volume 18, Universitas Gajah Mada,
hal.64

96
selanjutnya melalui saraf koklearis menuju keotak. Musik akan diterima

langsung oleh talamus, yaitu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi,

dan perasaan. Kedua, melalui hipotalamus akan mempengaruhi struktur

otak bagian depan termasuk sistem limbik. Ketiga,melalui akson neuron

akan mempengaruhi neokorteks. Musik dapat mem-pengaruhi otak,

hubungan saling mempengaruhi ini diproses oleh komponenotak yang

bernama sistem limbik. Inilah pusat emosi dari seluruh makhlukmamalia

yang memungkinkan seorang individu melihat masalah tidakhanya dari

satu sudut pandang, yaitu rasionalitas, tetapi juga melihatnyadengan

pendekatan emosi dan intuisi. Beberapa penelitian menemukanbahwa

musik ringan dan rileks yang menenangkan seorang bayi, ternyatajuga

memiliki efek serupa jika diberikan pada hewan.

Didalam otak kita terdapat banyak sekali neuron yang saling terhubung

satu sama lain. Semakin sering kita melakukan hal yang sama, neuron itu

pun akan semakin tebal dan menjadi kebiasaan permanen kita..

Ekspresi metaforis memainkan peran penting dalam musik,

memungkinkan seniman untuk mengkomunikasikan emosi dan

pengalaman yang kompleks melalui bahasa yang jelas dan imajinatif.

Penelitian ini mengkaji ekspresi metaforis yang digunakan dalam lirik lagu

terkenal Adele "Someone Like You". Dengan menganalisis pemanfaatan

metaforis dalam lagu ini, kita dapat memperoleh wawasan tentang teknik

puitis Adele dalam membangkitkan emosi yang kuat dan menjalin

hubungan baik dengan pendengarnya. Dengan menggunakan metodologi

97
kualitatif, penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi dan

mengklasifikasikan ekspresi metaforis yang terdapat dalam lirik “Someone

Like You.” Meneliti metafora di berbagai tingkatan, termasuk metafora

konseptual dan metafora baru, mengungkap makna dan simbolisme yang

mendasarinya. Selain itu, penelitian ini mengeksplorasi potensi implikasi

budaya, emosional, dan psikologis dari metafora ini, sehingga menyoroti

daya tarik universal dari lagu tersebut. Lirik "Someone Like You" penuh

dengan metafora yang menggambarkan keadaan emosional, seperti cinta

sebagai sebuah perjalanan, patah hati sebagai rasa sakit fisik, dan waktu

sebagai kekuatan penyembuhan. Terlebih lagi, metafora Adele

menghubungkan penonton dengan pengalaman penulis lagu, selaras

dengan perjalanan emosional serupa. Analisis ini menyoroti efektivitas

metafora dalam meningkatkan dampak liris lagu dan memunculkan

respons empati. Penggunaan Adele mengubah "Someone Like You"

menjadi lagu universal tentang kesedihan dan ketekunan. Penelitian ini

memberikan kontribusi pada literatur yang ada tentang analisis metafora

dalam musik dengan menganalisis ekspresi metaforis dalam lagu

"Someone Like You" karya Adele. Ini menggambarkan kemampuan

metafora untuk merangkum emosi dan pengalaman yang kompleks,

sehingga meningkatkan pemahaman pendengar dan keterlibatan emosional

dengan musik.65

Lagu someone like you yang ditulis oleh Adele dan Wilson,

ditaburi dengan not hias yang mirip dengan appoggiatura. Adele sedikit

65
Juliana, Juliana, dkk. "Analisis Ekspresi Metafora yang Digunakan dalam Lirik Lagu Adele
“Someone Like You”." Edumaspul: Jurnal Pendidikan 7.1 (2023): 1691-1697.

98
memodulisasi pitch nya pada akhir not yang panjang, tepat sebelum chord

berpindah ke harmoni yang bari. Ini menciptakan roller coasater mini,

antara ketegangan dan conclunsion. Lagu someone like you dimulai

dengan pola berulang dengan suasana lembut, sementara adele membuat

not melodinya dalam rentang nada yang sempit. Lirik yang sedih tapi

terkendali: I herd that you’re settel down, that you found a girl and you

married now..

Kombinasi lirik dan melodinya membuat sebuah suasana sentimental dan

melankolis. Ketika memasuki chorus, suata adele melompat satu oktaf

lebih tinggi dengan peningkatan volume yang signifikan. Harmoninya

berubah, dan liriknya pun mnejadi lebih dramatis: sometimes it lats in love,

but sometimes it hurts instead…

Jika lagu someone like you menghasilkan kesedihan intens

terhadap pendengarnya tetapi mengapa lagu tersebut bisa populer? Tim

ahli saraf melaporkan bahwa beberapa jenis musik membantu proses

pelepasan emosi dan efek dopamin pada perasaan dan pusat otak. Efek

yang dihasilkan ini mirip dengan obat-obatan, makanan, dan liburan. Efek

ini membuat kita merasakan suasana nyaman dan memotivasi kita untuk

mengulangi perilaku tersebut. Selain itu, Adele juga menceritakan

pengalaman pribadinya kedalam lagu ini, sehingga kita kian kita terbawa

oleh suasananya. Nada bass yang biasanya berfrekuensi rendah membuat

pendengar lebih rileks, ditambah dengan suara mendesing dengan

99
frekuensi rendah pula, mengantarkan pendengarnya merasa seperti sedang

berada di dunia yang tenang dan damai66

Berdasarkan respons pendengar, saat kita merinding mendengarkan lagu

itu, peristiwa tersebut berkorelasi dengan jumlah dopamin yang

dilepaskan, terutama ketika musik terdengar sangat menyedihkan. Ketika

lagu kian menyentuh emosi kita,baik membuat emosi kita sedih atau

gembira, kita pun jadi terhipnotis oleh lagu tersebut.

Pada saat yang sama, sekelompok ilmuan mebuat daftar berisi 10 lagu

yang bisa menghadirkan efek rileks

1. Marconi Union – Weightless

2. Airstream- Electra’

3. DJ Shah- Mellomaniac (Chill Out Mix)

4. Enya – Watermark

5. Coldplay – Strawberry Swing

6. Bercelona- Please Don’t Go

7. All Saints- Pure Shores

8. Adele- Someone Like You

9. Mozart- Canzonetta Sull’aria

66
Dunia Musik: Sains-Musik untuk Kebaikan Hidup. (2023). (n.p.): Nuansa Cendekia. hal 77

10
0
10. Café Del Mar – We Can Fly

Bekerja akan lebih ringan jika kita mendengarkan musik dengan irama,

nada, frekuensi, dan interval tertentu. Sebuah irama dengan tempo 60 BPM

akan menyebabkan gelombang otak dan detak jantung melakukan tempo

yang sama. Proses ini dinamakan entrainment.

Dr. David Lewis, spesialis stress terkemuka di Inggris, berkata, “lagu

Weightless karya Manchester Union mampu menciptakan reaksi relaksasi

terbesar, bahkan lebih tinggi daripada satu lgu lainnya yang turut diuji.

Studi otak menunjukan bahwa musik bekerja pada tigkat yang sangat jauh

didalam otak, merangsang tidak hanya daerah daerah bertugas mengenali

suara, tetapi juga merangsang wilayah yang berhubungan dengan

pengolahan emosi”67

Dr. Jeffrey Thompshon dari pusat penelitian Nerocasoutic di San Diego

meneliti dampak suara pada kreativitas sejak tahun 1980. Dai adalah

seorang musisi dan seorang ahli frekuensi gelombang otak. “ otak akan

terlihat berbeda ketika anda mencoba memecahkan masalah secara kreatif

(dengan otak kanan) dengan ketika anda sedang memecahan masalah

matematika dengan (dengan otak kiri).

Pada dasarnya otak kiri lebih dominan pada penyelesaian yang

membutuhkan perhitungan dan pemkiran. Teori bahasa dan matematika

banyak melibatkan ota kiri, sedangkan imajinasi melibatkan otak kanan.

67
https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/17/051031820/musik-untuk-menurunkan-kecemasan-
dan-stres-menurut-studi

10
1
Ketika kita mendengarkan sebuah lagu apapun, secara otomatis gelombang

otak kanan kita akan mengikuti pulse atau irama lagu yang kita dengarkan

itu. Kondisi mengubahbkesadaran, menciptakan keadaan otak sperti

sedang bermimpi. Dalam kondisi itu, disebut dengan kondisi theta,

biasanya kita terbawa juga ke alam kreativitas.

Sebagaimana yang digambarkan oleh thompson, musik dapat mengubah

cara kita berkomunikasi, cara kita berfikir dan cara kita merasakan sesuatu.

Dalam sebuah tugas apalagi deadline, kita tidak bisa memaksa tim untuk

bekerja sekaligus senanghati. Ini menyalahi prinsip tumbuhnya kreativitas.

Jika didengarkan dengan benar, kita bisa memperoleh banyak hal dari

mendengarkan musik. Sayangnya, bagi kebanyakan orang, musik anya

digunakan sebagai iringan atau latar dari kegiatan yang lain.

Mendengerkan musik, otak kita menjadi lebih waspada terhadap sekitar,

dan lebih fokus dengan kegiatan yang dilakukan saat itu.

Dalam penelitian ahli saraf , Istvan Monlar Szakacs dan Katie Overy

menyaksikan sejumlah hasil scan otak. Mereka melihat neuron menyala

ketika orang orang dan monyet menjadi subjek penelitian itu sedang

mengamati orang lain. Apa yang sedang dilakukan atau dirasakan

oranglain akan tercermin dalam diri kita.

Berikut ini contohnya: ketika seorang atlet sedang bertanding lompat

tinggi, yang berkerja ekstra adalah neuron berkaitan dengan otot otot kaki.

Ketika kita menonton di televisi, misalnya neuron didalam otak kita akan

bergerak. Neuron yang berkaitan dengan otot kaki kita akan aktif. Ini yang

10
2
akan disebut dengan efek cermin. Memang tidak akan menjadi bugar

hanya engan menonton orang berolahraga. Namun, neuron kita bertindak

persis dengan apa yang kita lihat atau amati. Itulah sebabnya kita

disarankan untuk melihat hal hal yang positif, agar neuron kita terlatih

untuk bertindak sesuai dengan kebaikan.

Efek cermin tersebut berlaju untuk sinyal emosional juga. Ketika kita

melihat seseorang cemberut atau tersenyum, neuron yang berhubungan

dengan otot-otot wajah akan menyala. Neuron emosional yang terkait

dengan aktivitas senyum atau cemberut pun akan menyala secara

signifikan. Apa yang kita lihat dan kita dengar memicu neuron empati

yang ada didalam otak kita.karena itu, ketika kita tersenyum, kita dapat

membuat oranglain bahagia. Kita dapat merasa apa yang orang lain

rasakan, walau perasaan tersebut mungkin tidak kuat atau mendalam.

Secara reflek, empati sudah tertanam didalam sistem neuron kita. situasi

ini sangat penting dalam komunikasi apapun.

10
3
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Musik memiliki kekuatan yang luar biasa dalam memengaruhi

emosi manusia. Dengan beragam genre, ritme, dan lirik, musik dapat

menciptakan pengalaman emosional yang mendalam. Analisis terhadap

pengaruh musik terhadap emosi manusia melibatkan pemahaman akan

aspek-aspek tertentu yang memainkan peran kunci.

Pertama, melalui elemen musik seperti melodi, harmoni, dan

tempo, kita dapat merasakan variasi emosi. Melodi yang lembut dan

harmoni yang menyatu dapat menciptakan suasana ketenangan dan

kebahagiaan, sementara tempo cepat sering kali dikaitkan dengan

kegembiraan dan kegirangan.

Selanjutnya, lirik juga memegang peran penting. Kata-kata dalam

lagu dapat menyampaikan cerita atau emosi dengan kuat, menciptakan

keterhubungan emosional antara pendengar dan musik. Lirik yang

mendalam dapat membangkitkan rasa nostalgia, kehilangan, atau bahkan

kebahagiaan.

Tak kalah pentingnya, pengalaman pribadi juga memengaruhi

bagaimana seseorang meresapi musik. Sebuah lagu dapat menjadi simbol

yang memicu kenangan atau menggambarkan perasaan tertentu,

membuatnya lebih bermakna secara emosional bagi pendengarnya.

Secara neurologis, musik dapat merangsang berbagai area otak

yang terlibat dalam pengaturan emosi. Ini termasuk amigdala yang terkait

10
4
dengan respons emosional dan sistem hadiah, yang merespons musik

dengan merilis hormon-hormon yang meningkatkan suasana hati.

Ada beberapa yang akan penulis sampaikan mengenai musik ini,

diantaranya :

1. Musik memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan manusia,

baik dari segi positif maupun negatif.

a. Pengaruh Positif

1) Emosional dan Psikologis: Musik dapat meningkatkan

suasana hati, mengurangi stres, dan memberikan

kenyamanan psikologis. Beberapa jenis musik memiliki

kekuatan untuk menyembuhkan dan membangkitkan

semangat positif.

2) Peningkatan Konsentrasi: Musik instrumental dengan

ritme yang tepat dapat meningkatkan fokus dan

konsentrasi. Ini sering digunakan dalam konteks

pendidikan atau pekerjaan untuk meningkatkan

produktivitas.

3) Ekspresi Diri:Musik memberikan sarana ekspresi diri yang

kuat. Baik sebagai pendengar atau pemain musik, orang

dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka

melalui musik.

4) Pengalaman Sosial: Musik sering menjadi elemen penting

dalam kehidupan sosial. Konser, festival musik, atau

pertemuan teman-teman sering kali memanfaatkan daya

10
5
tarik musik untuk menciptakan pengalaman sosial yang

positif.

b. Pengaruh Negatif

e. Dampak Terlalu Banyak Suara: Pemaparan yang berlebihan

terhadap suara musik keras atau dalam volume tinggi dapat

menyebabkan masalah pendengaran jangka panjang.

f. Konten Lirik yang Negatif: Beberapa lirik lagu mengandung

pesan yang negatif atau merangsang perilaku yang tidak sehat.

Terutama pada anak-anak dan remaja, ini dapat mempengaruhi

pandangan dan perilaku mereka.

g. Ketergantungan: Ketergantungan pada musik, terutama jika

digunakan sebagai bentuk pelarian dari masalah, dapat

mengarah pada isolasi sosial dan gangguan kehidupan sehari-

hari.

h. Pertentangan Nilai: Musik dapat memainkan peran dalam

menyebarkan pesan atau nilai yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai atau norma sosial tertentu. Ini dapat menimbulkan konflik

dalam masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa pengaruh musik dapat bervariasi

secara signifikan antara individu dan bergantung pada konteks

penggunaannya. Penting bagi setiap individu untuk menjadi

sadar akan jenis musik yang mereka konsumsi dan bagaimana

itu mempengaruhi kehidupan mereka.

10
6
2. Terapi musik adalah bentuk intervensi terapeutik yang menggunakan

elemen musik untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosional, mental,

dan sosial individu. Berikut adalah beberapa konsep utama terkait

terapi musik:

a. Stimulasi Sensorik: Musik dapat memberikan stimulasi

sensorik yang merangsang otak dan merespons secara positif

terhadap rangsangan musik. Ini dapat berguna dalam

pemulihan dari cedera otak atau kondisi neurologis lainnya.

b. Ekspresi Emosional: Terapi musik memberikan wadah untuk

ekspresi emosional yang aman. Individu dapat

mengekspresikan perasaan mereka melalui musik, membantu

mereka mengatasi stres, kecemasan, atau depresi.

c. Peningkatan Keterampilan Kognitif: Bermain musik atau

mendengarkan musik tertentu dapat membantu meningkatkan

keterampilan kognitif seperti pemahaman bahasa, daya ingat,

dan pemecahan masalah.

d. Rehabilitasi Motorik: Terapi musik sering digunakan dalam

rehabilitasi untuk meningkatkan koordinasi motorik dan fungsi

motorik, terutama setelah cedera fisik atau stroke.

e. Interaksi Sosial: Musik menciptakan lingkungan yang

mendukung interaksi sosial. Grup terapi musik dapat

meningkatkan keterlibatan sosial dan koneksi antara individu.

10
7
f. Pengelolaan Nyeri: Musik dapat menjadi alat efektif dalam

pengelolaan nyeri. Mendengarkan musik atau bermain alat

musik tertentu dapat mengurangi persepsi nyeri dan

mengalihkan perhatian.

g. Terapi Musik Anak-Anak: Terapi musik sering digunakan

untuk membantu perkembangan anak-anak dengan berbagai

tantangan, seperti autisme atau gangguan perkembangan

lainnya.

terapi musik dapat dijalankan oleh musik terapis yang

berpengalaman, dan program-program ini dapat disesuaikan

dengan kebutuhan spesifik individu. Dengan menggabungkan

unsur-unsur musik seperti ritme, melodi, dan lirik, terapi musik

memberikan pendekatan holistik untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup.

3. Mekanisme neurologi musik melibatkan kompleksitas respons otak

terhadap rangsangan musik. Beberapa aspek utama dari mekanisme ini

melibatkan area otak tertentu dan jalur-jalur saraf yang berperan dalam

pengolahan musik. Berikut adalah beberapa poin penting:

a. Amigdala: Bagian dari otak yang terlibat dalam pengaturan

emosi. Musik dapat merangsang amigdala, memicu respons

emosional seperti kegembiraan, sedih, atau kecemasan.

b. Nucleus Accumbens: Bagian otak yang terkait dengan sistem

hadiah. Mendengarkan musik yang dinikmati dapat

10
8
merangsang produksi neurotransmitter seperti dopamine,

meningkatkan perasaan senang dan kepuasan.

c. Cortex Auditif: Terletak di bagian otak yang terlibat dalam

pengolahan suara. Cortex auditif memecah komponen-

komponen musik seperti melodi, harmoni, dan ritme.

d. Cortex Parietal dan Frontal: Terlibat dalam pemahaman musik

kompleks, seperti memahami struktur musikal, mengingat

melodi, dan mengkoordinasikan gerakan dengan irama musik.

e. Cortex Prefrontal: Berperan dalam pemahaman konteks musik

dan pengambilan keputusan terkait preferensi musik. Juga

terlibat dalam pengaturan emosi. Sistem Limbik: Melibatkan

amigdala, hippocampus, dan bagian-bagian otak lainnya yang

terlibat dalam pengaturan emosi dan pembentukan kenangan.

Musik dapat membentuk kenangan emosional yang kuat.

f. Sistem Somatosensori:Terlibat dalam koordinasi gerakan tubuh

dengan irama dan ritme musik. Ini dapat tercermin dalam

keinginan untuk menari atau menggerakkan tubuh sesuai

dengan musik.

Secara keseluruhan, respons neurologis terhadap musik adalah

fenomena yang melibatkan interaksi kompleks antara berbagai

bagian otak. Musik memiliki potensi untuk merangsang

berbagai respons emosional dan kognitif, dan penelitian terus

10
9
dilakukan untuk lebih memahami mekanisme neurologi yang

terlibat dalam pengalaman musik.

11
0
B. SARAN

Saran dari saya, musik harus dimanfaatkan sebaik mungkin,karena

pengaruh musik terhadap emosional manusia membentuk hubungan yang

kompleks antara seni dan psikologi. Pemahaman mendalam tentang

elemen musik, respon neurologis, dan penerapan terapinya dapat

membuka pintu bagi penerapan yang lebih baik dalam meningkatkan

kesejahteraan emosional. Musik sebagai universal, terus memberikan

kontribusi signifikan dalam merangkul dan memahami spektrum emosi

manusia.

11
1
DAFTAR PUSTAKA

A. ARTIKEL

J Family med prim care 2019 “Pengaruh musik dengan frekuensi tertentu pada

arsitektur tidur dan pola elektroensefalografi individu dengan

latensi tidur tertunda: Sebuah studi tidur siang” (national library of

medicine )

Pusat, Intervensi Dini, Pusat Rehabilitasi Jantung, dan Pusat Kebugaran

Jasmani. "Terapi musik." (2013).

B. BUKU

Djohan, Psikologi musik (Yogyakarta: Penerbit Best Publisher) 2000, hal. 32

Dunia Musik: Sains-Musik untuk Kebaikan Hidup. (2023). (n.p.): Nuansa

Cendekia. Hal 77

Hardjana, S. (2004). Musik antara kritik dan apresiasi. Indonesia: Penerbit Buku

kompas.

McNeill, R. J. (2000). Sejarah Musik 2. Indonesia: Gunung Mulia. hal. 434

Terapi musik: teori dan aplikasi. (2006). Indonesia: Galangpress. hal.32

C. JURNAL

Arindra Dwi Angraini, 2021 EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK DALAM

MENGURANGI NYERI PERSALINAN PADA WANITA

PRIMIPARA Vol. 5, LITERATURE REVIE.

Bahtiar Bahtiar1*, Junaiti Sahar 2, Widyatuti Widyatuti, 2020 PENERAPAN

TERAPI MUSIK DALAM MENGATASI MASALAH DEPRESI

RINGAN-SEDANG PADA LANSIA DAN KELUARGA LANSIA DI

11
2
KOTA DEPOK, Vol 5. No 2 Indonesian Journal of Nursing Health

Science.

Becker, Cevinita Nahany Nevia Nikita, Maula Waytisi Kirana, dan Axel Nicholas

Cornelius. "Studi Literatur: Analisis Estetika Musik Barok pada"

Feel My Rhythm”." Tamumatra: Jurnal Seni Pertunjukan 5.2

(2023): 103-111.

Chanan, Michael. Musica practica: Praktik sosial musik Barat dari nyanyian

Gregorian hingga postmodernisme . Sebaliknya, 1994.

Christian lamban gasong, yohana ristua 2023 Dampak Musik Terhadap Jiwa

Siswa SMA YPPK Sentani (Sekolah Tinggi Agama Kristen

Protestan Negeri Sentani)

Desyandri, Desyandri. 2019 "Seni Musik Serta Hubungan Penggunaan

Pendidikan Seni Musik Untuk Membentuk Karakter Peserta Didik

Di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan hal. 222-

232.

Geraldina, Alma Marikka. 2017 "Terapi Musik: Bebas Budaya atau Terikat

Budaya?." Buletin Psikologi 25.1 : 45-53.

Hillecke, Thomas, Anne Nickel, and Hans Volker Bolay. 2005 "Scientific

perspectives on music therapy." Annals of the New York Academy

of Sciences 1060. hal 271-282.

Isnaini, Indri Dwi, and Nurul Khotimah. 2016 "Pengaruh Musik terhadap

Kecerdasan Emosional Anak Kelompok A di TK Kartika IV-9

Surabaya." Falkultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri

Surabaya.

11
3
Iwan Samsugito S. Kp, M.Kes The Secret of Medical Hypnosis (CV Ciptakarya

Paramacitra Jl. Nyimas Endang Geulis No. 16 Ds Danawinangun

Kec Klangenan - Kab. Cirebon 2022) hal 21.

Juliana, Juliana, dkk. 2023 "Analisis Ekspresi Metafora yang Digunakan dalam

Lirik Lagu Adele “Someone Like You”." Edumaspul: Jurnal

Pendidikan 7.1 hal 1691-1697.

Junita Batubara, Juliaster Marbun, Hendro T.G Samosir, Kamaluddin

Galingging, 2021 Pemanfaatan Terapi Musik sebagai

Pengobatan Alternatif Korban Penyalahgunaaan Narkoba di

Panti Rehabilitasi Mutiara Abadi Binjai, Vol. 1 Panggung Jurnal

seni budaya

Juslin PN, Västfjäll D.2008 Respons emosional terhadap musik: Kebutuhan untuk

mempertimbangkan mekanisme yang mendasarinya. Ilmu Perilaku

dan Otak . hal. 559-575.

Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional 134

(2008).

Merriam, Alan P., dan Valerie Merriam. Antropologi musik . Pers Universitas

Northwestern, 1964.

Michael Hari Sasongko, Menelusuri Makna Lirik dalam Lagu-lagu Pujian Kristen

Karismatik (Sekolah Tinggi Teologi Internasional Harvest,

Tangerang, 2021) hal. 1

Milya Sari, Penelitian Kepustakaan,(Library Research) dalam Penelitian

Pendidikan IPA 6(1), (2020) hlm. 43

Muttaqin, Moh. "Seni Musik Klasik." Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

11
4
Muttaqin, Moh. "Seni Musik Klasik." Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional 134

(2008).

Putri, Leoni Sabrilina, et al. 2024 "Pentingnya Pendidikan Musik dalam

Pembelajaran Anak Usia Dini di TK Ananda." Jurnal Pendidikan

Tambusai 8.1 hal. 223-231.

Ratna Supradewi 2010 (Otak, Musik, dan Proses Belajar) volume 18, Universitas

Gajah Mada, hal.64

Reisani Hardi Kamagi1, Junaiti Sahar, 2021 TERAPI MUSIK PADA GANGGUAN

TIDUR INSOMNIA, Vol. 3, No. 2 Journal of Telenursing

(JOTING)

Rinanda Rizky Amalia Shaleha 2019 Do Re Mi : Psycology, Music, and Culture

(Yogyakarta : Buletin Psikologi ), hal. 46

Shaleha, Rinanda Rizky Amalia. 2019 "Lakukan tentang: Psikologi, musik, dan

budaya." Buletin Psikologi hal. 43-51.

Sundari, Olivia Evelin. "Dari Musik Seriosa hingga Tembang Puitik: Sejarah

Lagu Seni Indonesia [Dari Musik Seriosa Menuju Tembang Puitik:

Sejarah Perkembangan Art Song di Indonesia]." Jurnal SENI

MUSIK 10.1 (2021): 50-64.

Sundari, S. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: RinekaCitra

Sutanto, L. (2012). Organisasi-Self Berbasis Emosi. Makalah disajikan pada Mata

Kuliah Psikoterapi Semester Genap Jurusan Psikologi FPPsi UM,

Malang.

11
5
Suwandi, 2015 Refleksi Psikologi Musik dalam Perilaku Masyarakat Sehari-hari

(Padang: Humanus, 2015), hal 153

Taher, Dahlan. "Sejarah musik 2." Yogyakarta: Universitas Negeri

Taufiq, Muhammad Zaky, dkk. “Penerapan Teknologi Augmented Reality Pada

Pembelajaran Sistem Saraf Bagian Otak.” Jurnal ELIT 3.2 (2022):

48-57.

Tulac, Suzana, dkk. 2006 "Dickkopf-1, penghambat sinyal Wnt, diatur oleh

progesteron dalam sel stroma endometrium manusia." Jurnal

Endokrinologi & Metabolisme Klinis, hal. 141.

Wirayudha, Asep Hidayat. 2022 "Peran Emosi dalam Interpretasi Musikal Musisi

untuk Meningkatkan Kinerja Estetis: Studi Kasus Pada Pemain

Cello dan Gitar." Resital: Jurnal Seni Pertunjukan hal. 117-127.

Yogyakarta (2009).

Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt. Hypnosis Neuro-Linguistik Programing

Education (zona hypnosis 2018). Hal 4

D. WEBSITE

https://m.kumparan.com/nadyagrace/benarkah-musik-dapat-memengaruhi-

emosiseseorang-1zLrOOpcMS/1 ( diakses pada 9 oktober 2023,

pukul 20.20)

.https://www.liputan6.com/hot/read/5307312/pengertian-seni-musik-secara

etimologi-pahami-fungsi-dan-unsur-pembentuknya?page=3

(diakses pada 9 oktober 2023 pada pukul 21.24)

11
6
https://www.liputan6.com/hot/read/5307312/pengertian-seni-musik-secara-

etimologi-pahami-fungsi-dan-unsur-pembentuknya?page=3

(diakses pada 9 oktober 2023 pada pukul 22.30)

https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/11/130000579/sejarah-musik-pada-

zamanprasejarah?page=all#:~:text=Para%20ahli%20berpendapat%

20bahwa%20awal,mereka%20buat%20sebagai%20alat%20musik (

diakses pada 9 oktober 2023 pukul 21.10)

https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/02/03/sejarah-perkembangan-musik-

dunia/(diakses pada 10 Oktober 2023 pada pukul 15.20)

https://indonesiare.co.id/id/article/a-brief-history-of-music-episode-1-masa-pra

sejarah-sampai-masa-abad

pertengahan#:~:text=Musik%20pada%20masa%20awal%20zaman

,iringan%20kord%20atau%20melodi%20lainnya(diakses pada 10

oktober pada pukul 15.59

https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/02/03/sejarah-perkembangan-musik-dunia/

(diakases pada 10 Oktober 2023 pada pukul 16.04

https://tirto.id/sejarah-musik-abad-pertengahan-renaisans-klasik-dan-

kontemporer-giGs(diakses pada tanggal 11 oktober 2023 pada

pukul 14.27)

https://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Barok#:~:text=Musik%20Barok%20adalah%

musik%20klasik,Renaisans%20dan%20sebelum%20Zaman%20Kl

asik. Diakses peda 15 oktober 2023

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Psikologi_musik (diakses pada 20 oktober 2023)

11
7
https://id.wikipedia.org/wiki/Talamus (diakses pada 17 oktober 2023)

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/75/mengenal-otak-dan-bagian-bagian-

otak-kita (diakses pada 17 oktober 2023)

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/02/183200423/fungsi-lobus-

parietal-bagi-tubuh-manusia( diakses pada 17 oktober 2023)

https://www.alodokter.com/memahami-fungsi-otak-besar-berdasarkan-

bagiannya#:~:text=Lobus%20oksipital,Lobus%20oksipital%20terl

etak&text=Bagian%20otak%20besar%20ini%20berguna,dan%20k

esulitan%20memahami%20kata%2Dkata. ( diakases pada 17

oktober 2023)

https://www.alodokter.com/mengenali-fungsi-otak-tengah-beserta-

strukturnya#:~:text=Otak%20tengah%20disebut%20juga%20deng

an,hanya%20sekitar%201%2C5%20cm. (diakses pada 17 oktober

2023)

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/75/mengenal-otak-dan-bagian-bagian-

otak-kita (diakses pada 17 oktober 2023)

https://herminahospitals.com/id/articles/waspada-penyakit-yang-dapat-

menyerang-batang-otak.html (diakses pada 17 oktober 2023)

https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-

biology/visual-stimulation (diakses pada 24 Oktober 2023 pada

pukul 22.07)

https://kumparan.com/info-psikologi/pengertian-pikiran-bawah-sadar-dan-

contohnya-20bBeOXfi5f (diakses pada 31 Oktober 2023 pada

pukul 19.19)

11
8
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/09/193200323/macam-macam-

gelombang-otak-dan-pengaruhnya-bagi-manusia (diakses pada 31

Oktober 2023 pada pukul 18.48)

https://www.cxomedia.id/art-and-culture/20220102162737-24-173052/terapi-

musik-sebagai-media-

pengobatan#:~:text=Menurut%20American%20Music%20Therapy

%20Association,komunikasi%2C%20kognitif%2C%20dan%20fisi

k. (diakses pada 29 September pada pukul 19. 58)

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/17/051031820/musik-untuk-

menurunkan-kecemasan-dan-stres-menurut-studi

11
9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas

Nama : Alleda Salwa

Tempat, Tanggal : Garut, 03 Agustus 2006

Lahir

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 9

Nama Ayah : Jaja

Nama Ibu : Yenni Nuraeni

Nama Saudara : Hasan Juniska

Tantri Fitriani

Parni Pradina Utami

Rina Asrina

Husen Asy’ari

Imron Abi Salabi

Hasdad Abi Nabawi

Zahra Binazwa

Alleda Salwa

Aznihal Mutakatsirah

Alamat : Jln. Citameng Rt/Rw 002/003

12
0
Des. Maripari Kec. Sukawening Kab. Garut

1. Riwayat Pendidikan

TK Darull Fallah (2011-2012)

SDN 5 Maripari (2012-2018)

MTs Persis 212 Kudang Wanaraja Garut

(2018-2021)MA Persis 212 Kudang

Wanaraja Garut (2021-2024)

12
1
91

2. Pengalaman Organisasi

Bidang Pendidikan dalam Staf RG-UG di MTs Persis 212 Kudang

(2019-2021)

Bidang Bangmikat dalam Staf RG-UG di MA persis 212 kudang (2022-

2023)

Anda mungkin juga menyukai