Anda di halaman 1dari 26

PAPER

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT DEPRESI

Diajukan sebagai syarat mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS) di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 1 Darussalam Ciamis

Disusun Oleh:

SANNA ZAKIAH
NISN. 0042804491

XII MIPA 2

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 DARUSSALAM

CIAMIS JAWA BARAT

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Paper berjudul “ PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT


DEPRESI “ telah dipertanggung jawabkan dalam ujian paper yang dilaksanakan pada tanggal
18 November 2021. Paper ini diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Penilaian
Akhir Semester (PAS) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Darussalam Ciamis Tahun
Pelajaran 2021/2022.

Ciamis, 18 November 2021

Mengesahkan:

Penguji, Pembimbing,

Novianti, S.Pd Eni Permayanti, S.Pd


NIP. 196802211994032002

Mengetahui:

Kepala Madrasah, Ketua Panitia Paper,

Idan Nurdiana, S.Pd., M.Pd Budi Rahman, S.Pd.I., M.Pd


NIP. 19700726 199512 1 002 NIP.19800714 200701 1 012
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga paper dengan judul “ PENGARUH TERAPI MUSIK
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI “ dapat diselesaikan penulis sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
Solawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda tercinta Rasulullah
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya, dan semoga sampai
kepada kita selaku umatnya sampai akhir zaman.
Paper ini disusun guna memenuhi tugas sebagai persyaratan untuk mengikuti Penilaian
Akhir Semester (PAS) di MAN 1 Darussalam Ciamis Tahun Pelajaran 2021/2022. Selain itu
penulis berharap informasi yang disajikan bisa bermanfaat serta dapat menambah dan
memperluas wawasan bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada orang-orang yang telah membantu dalam penyusunan paper ini. Penghargaan tersebut
diberikan kepada:

1. Bapak Idan Nurdiana, S.Pd.,M.Pd. selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1
Darussalam Ciamis, yang senantisa memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menuntut ilmu di madrasah ini.
2. Bapak Budi Rahman, S.Pd.I.,M.Pd. selaku ketua biro paper yang memberikan
kesempatan kepada penulis dalam mengembangkan gagasan dan ide lewat penulisan
paper ini.
3. Ibu Eni Permayanti, S.Pd. selaku pembimbing paper yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan, serta keluangan waktunya kepada penulis. Sehingga paper ini
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Mu’minah, S.Pd.,M.Pkim. selaku wali kelas XII MIPA 2, atas kesabaran dan
keikhlasannya dalam membimbing penulis selama menyelesaikan studinya di kelas
XII MIPA 2 MAN 1 Darussalam Ciamis.
5. Dewan Guru dan Staf Tata Usaha di MAN 1 Darussalam Ciamis yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua Orang Tua Tercinta, yang selalu mendukung dan mendoakan penulis agar tetap
semangat dalam meraih cita-cita. Semoga kedua orang tua penulis selalu dalam

i
lindungan dan maghfirah Allah SWT, dan senantiasa dilancarkan dalam segala
urusannya.
7. Rekan-rekan kelas XII MIPA 2 (FELIURUM HUGO), yang telah banyak menemani,
mengasihi, dan saling menyemangati, semoga kita bisa mencapai seluruh cita dan
kesuksesan.
8. Rekan-rekan angkatan FATSCO AMITY 2019/2022, yang telah memberikan
pengalaman dan pembelajaran selama hidup bersama dengan penulis, semoga kita
semua dapat meraih segala cita dan kesuksesan.
9. Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung
maupun tidak. Yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala
doa dan dukungannya.
Hanya milik Allah lah segala kesempurnaan, semoga kebaikan yang tak terhingga dari
semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata,
dengan segala kerendahan hati, penulis berharap paper ini dapat bermanfaat. Penulis juga
mengharapkan ketulusan hati pembaca untuk memberikan tanggapan, kritik, dan saran
yang membangun dari pembaca.

Ciamis, 18 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
KERANGKA TEORITIK........................................................................................................4
A. Landasan Teori.................................................................................................................4
B. Metode Penelitian............................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................8
PEMBAHASAN........................................................................................................................8
A. Pengaruh Musik Terhadap Manusia................................................................................8
B. Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Depresi.....................................9
C. Pengaruh Depresi Terhadap Kehidupan Seseorang.......................................................11
BAB IV.....................................................................................................................................17
KESIMPULAN.......................................................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
BIODATA PENULIS..............................................................................................................19

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan mental menurut World Health Organization (WHO) merupakan


kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang didalamnya terdapat
kemampuan-kemampuan untuk mengelola stress kehidupan yang wajar, untuk
bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan dalam komunitasnya.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah
kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya dan merasa cukup
serta puas dengan segala pencapaiannya. Maka dari itu kesehatan mental
merupakan hal yang perlu kita perhatikan sama halnya dengan kesehatan fisik
pada umumnya.
Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mentalpun dapat mengalami gangguan
apabila tidak dipelihara dengan baik. Gangguan kesehatan mental merupakan
kondisi kesehatan yang dimana dalam hal ini mempengaruhi pemikiran, perasaan,
perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaraya. Adapun diantara gangguan
tersebut adalah gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan psikotik
seperti skizofrenia, gangguan makan, gangguan pengendalian impuls dan
kecanduan, gangguan obsesif kompulsif (OCD), serta gangguan suasana hati
seperti bipolar, gangguan siklotimik, dan depresi.
Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan
suasana hati yang terus-menerus merasa bersedih dan tertekan serta kehilangan
minat dalam beraktivitas, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup
sehari-hari. Depresi juga dapat mengganggu waktu istirahat dan nafsu makan
penderita, sehingga kerap merasa lelah dan sulit berkonsentrasi.
Menurut Institute For Health Metrics and Evaluation (IHME) pada tahun 2017,
penyakit yang banyak dialami oleh penduduk Indonesia diantaranya adalah
gangguan depresi, cemas, skizofrenia, bipolar, gangguan prilaku, autis, gangguan
perilaku makan, cacat intelektual, dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD). Dengan depresi menduduki peringkat tertinggi selama tiga dekade
(1990-2017).
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penderita depresi ini terus
meningkat setiap tahunnya. Maka dari itu alangkah baiknya apabila diadakan

1
tindak lanjut sebagai upaya mencegah atau bahkan mengurangi angka kenaikan
penderita depresi di masyarakat setiap tahunnya. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah mengonsumsi obat-obatan yang sudah ditentukan, atau juga
dengan upaya terapi. Upaya terapi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan musik sebagai upaya penyembuhannya.
Terapi musik merupakan terapi yang menggunakan musik sebagai media untuk
membantu mengatasi berbagai masalah sosial, emosional, perilaku; masalah
kognitif, motorik, maupun indrawi pada setiap individu di segala usia. Upaya
penyembuhan dengan musik atau sering disebut sebagai terapi musik ini sudah
terbukti melalui penelitian dan telah dipraktikan oleh para ahli. Menurut Jessica
Hariwijaya, S.SN, NMT, terapis musik Silloam Hospital mengatakan
“ terapi musik dapat menciptakan ruang untuk berkembang, memberikan
kesempatan berkomunikasi tanpa diperlukan kata-kata, dan menggariskan
perbedaan antara Isolation dan Connection.”
Terapi musik ini merupakan terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
orang, karena tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi
alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan
kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses
emosi ( system limbic ).
Pengaruh terapi musik ini sangat besar bagi pikiran dan tubuh manusia. Eva
Vascelius, salah seorang yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad ke-
20, ia mempublikasikan terapi musik melalui tulisan-tulisannya. Ia mempercayai
bahwa objek dari terapi musik adalah melakukan penyelarasan atau harmonisasi
terhadap seseorang melalui vibrasi. Begitupun Margaret Anderton, seorang guru
piano berkebangsaan Inggris, yang mengemukakan tentang efek alat musik
( khusus untuk pasien dengan kendala psikologis ) karena hasil penelitiannya
menunjukan bahwa timbre ( warna musik ) musik dapat menimbulkan efek
terapeutik.
Selain itu terapi musik juga lebih mudah, aman, dan terjangkau, karena bisa
dipraktikan tidak hanya oleh para ahli tetapi bisa dipraktikan sendiri. Musik juga
aman dari efek samping karena tidak seperti obat-obatan yang mengandung bahan-
bahan kimia.
Selain itu, mengingat kesadaran masyarakat khususnya di Indonesia yang masih
rendah mengenai gangguan kesehatan mental dan cara menaggulanginya, yang
pada akhirnya bisa memberikan stigma buruk terhadap penderita. Hal ini
2
ditakutkan akan memberikan dampak yang lebih buruk terhadap kesehatan mental
penderita, maka dari itu dirasa penting bagi penulis untuk menggangkat judul
penelitian
“ PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGAT
DEPRESI ” dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan bagi para pembaca
mengenai depresi dan bagaimana cara menaggulanginya menggunakan metode
terapi musik.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah dalam memberikan gambaran, penulis mencoba
mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana musik dapat mempengaruhi manusia?
2. Bagaimana efektifitas terapi musik terhadap penurunan tingkat depresi?
3. Bagaimana depresi bisa mempengaruhi kehidupan seseorang?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh musik terhadap manusia.
2. Untuk mengetahui keefektifan terapi musik sebagai salah satu upaya
penyembuhan depresi.
3. Untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya depresi terhadap kehidupan
seseorang.

3
BAB II
KERANGKA TEORITIK

A. Landasan Teori
1. Pengertian Musik
Definisi dan pengertian musik menurut beberapa filsuf, penulis, musikolog
maupun penyair, diantaranya sebagai berikut:
a. Schopenhauer, seorang filsuf dari Jerman pada abad ke-19, mengatakan bahwa
musik adalah melodi yang syairnya adalah alam semesta.
b. David Awen, mendefinisikan musik sebagai ilmu pengetahuan dan seni
tentang kombinasi titik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental.
Musik meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang
ingin diungkapkan terutama aspek emosional.
c. Suhastjarja, dosen senior Fakultas Kesenian Institut Seni Indonesia
Yogyakarta, musik menurutnya adalah ungkapan rasa indah manusia dalam
bentuk konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi
lainnya yang mengandung ritme dan harmoni serta mempunyai suatu bentuk
dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam
lingkungan hidupnya sehingga dapat dimengerti dan dinikmati.
d. Dello Joio, seorang komponis Amerika, memberikan pendapatnya mengenai
musik yaitu bahwa mengenal musik dapat memperluas pengetahuan dan
pandangan, selain itu dapat juga mengenal banyak hal diluar musik.
Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa penghargaan pada nilai
seni, selain menyadari akan dimensi lain dari suatu kenyataan yang selama ini
tersembunyi.
e. Adjie Esa Poetra, seorang musisi Indonesia, mendefinisikan musik adalah
kesenian yang bersumber dari bunyi. Menurutnya ada empat unsur dalam
musik, yaitu dinamik (kuat lemahnya bunyi), nada (bunyi yang teratur), unsur
waktu (panjang pendek suatu bunyi yang ditentukan dari hitungan atau ketukan
nada), dan timbre (warna suara).
2. Pengertian Terapi Musik

4
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya
yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta musik yang bermanfaat bagi
kesehatan fisik dan mental.
Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang
karena tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan
musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian
melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi
(system limbic).
Pengaruh musik sangat besar bagi pikiran dan tubuh manusia. Salah seorang
yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad ke-20 adalah Eva Vescelius
yang mempublikasikan terapi musik melalui tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa
objek dari terapi musik adalah melakukan penyelarasan atau harmonisasi terhadap
seseorang melalu vibrasi. Demikian pula Margaret Anderton, seorang guru piano
berkebangsaan Inggris, yang mengemukakan tentang efek alat musik (khusuk
untuk pasien dengan kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukan
bahwa timbre (warna suara) musik dapat menimbulkan efek terapeutik.
3. Jenis-jenis Terapi Musik
Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusi. Musik memiliki 3 bagian
penting yaitu beat, ritme, dan harmoni. Beat mempengaruhi tubuh, ritme
mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni mempengaruhi ruh. Terapi musik yang
efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara beat, ritme, dan
harmoni yang disesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Terapi musik
dibagi menjadi dua macam metode, yaitu:
a. Terapi Musik Aktif.
Dalam terapi musik aktif ini pasien diajak untuk bernyanyi, bermain alat
musik, menirukan nada-nada, bahkan disuruh untuk membuat lagu singkat.
Atau dalam kata lain pasien dianjurkan untuk berinteraksi aktif dengan dunia
musik. Jenis terapi musik ini perlu dibimbing oleh pakar yang ahli dalam
bidangnya.
b. Terapi Musik Pasif.
Dalam terapi musik pasif ini pasien hanya akan mendengarkan dan
menghayati alunan musik tertentu yang sudah disesuaikan. Karena yang
terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik yang tepat

5
bagi kondisi pasien. Dan terapi musik jenis ini adalah terapi yang mudah,
murah, juga efektif.

4. Manfaat Terapi Musik


Musik dapat digunakan dalam lingkup klinis, pendidikan, dan sosial bagi
pasien yang membutuhkan pengobatan, pendidikan, atau intervensi pada aspek
sosial dan psikologis (Wang CF, 2014).
Cambell menyebutkan bahwa musik dapat menyeimbangkan gelombang otak.
Gelombang otak dapat dimodifikasi oleh musik ataupun suara yang ditimbulkan
sendiri. Kesadaran biasa terdiri atas gelombang beta, yang bergetar dari 14 hingga
20 hertz. Gelombang beta akan terjadi apabila kita memusatkan perhatian pada
kegiatan sehari-hari di dunia luar, juga ketika kita mengalami perasaan negatif
yang kuat. Ketenangan dan kesadaran yang meningkat ditandai dengan
gelombang alfa, yang daurnya mulai dari 8 hingga 13 hertz. Periode-periode
puncak kreatifitas, meditasi, dan tidur, dicirikan oleh gelombang tetha. Dari 4
hingga 7 hertz, dan tidur nyenyak, meditasi yang dalam, serta keadaan tak sadar
menghasikan gelombang delta, yang berkisar dari 0,5 hingga 3 hertz. Semakin
lambat gelombang otak, semakin santai, puas, dan damainya perasaan ( Dewi
M,2009).
Selanjutnya Cambell menerangkan beberapa manfaat musik, yaitu:
a. Musik menutup bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan.
b. Musik dapat melambatkan dan menyeimbangkan gelombang otak.
c. Musik mempengaruhi pernapasan.
d. Musik mempengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan darah.
e. Musik mengurangi ketegangan otot, dan memperbaiki gerak dan
koordinasi tubuh.
f. Musik dapat mengatur hormon-hormon.
g. Musik dapat memperkuat ingatan dan pelajaran.
h. Musik dapat meningkatkan produktivitas.
i. Musik meningkatkan asmara dan seksualitas.
j. Musik dapat merangsang pencernaan.
k. Musik meningkatkan daya tahan.
6
5. Teori Mengenai Depresi
Untuk menunjang penelitian, penulis mengutip landasan teori dari Short
(2005:70) menurutnya depresi merupakan bentuk lain dari kesedihan. Ia juga
mengatakan bahwa depresi adalah kekalahan didalam diri, dimana perasaan cinta
terhadap diri sendiri telah lenyap dan merasa tidak akan mendapatkannya lagi.
Depresi akan menghabisi diri dari dalam, sebab perasaan ini lebih dari rasa
kehilangan sesuatu dari luar (eksternal). Seseorang mungkin saja merasakan
depresi disaat segala sesuatu berjalan dengan baik atau dapat terjadi sesudah
kejadian-kejadian buruk yang kelihatannya tidak serius. Kesedihan, keputusasaan,
dan depresi dapat disebabkan oleh rasa kehilangan, seperti kehilangan rasa cinta
dan kasih sayang akibat penolakan, kematian, atau kehilangan kekuasaan dan
harga diri. Maka dapat disimpulkan, bahwa depresi adalah kehilangan rasa cinta
terhadap diri sendiri. Depresi tidak mengenal waktu sebab kehadirannya
ditentukan oleh hidup itu sendiri dan sebagian orang yang mengalami depresi
memilih untuk tidak meneruskan hidup. Depresi akan terus hidup selama
penderitanya hidup, dan depresi dapat melukai semangat hidup penderitanya.

B. Metode Penelitian
Dalam penulisan paper ini penulis menggunakan metode studi pustaka. Adapun
metode penelitian studi pustaka ini didalamnya berisi teori-teori yang relevan dengan
masalah-masalah yang akan diteliti. Pada bagian ini dilakukan pengkajian mengenai
konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari
artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka atau
studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya
penelitian dalam bidang akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan
aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis.
Sehingga dengan dilakukannya metode ini, penulis dapat dengan mudah
menyelesaikan masalah yang akan diteliti.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Musik Terhadap Manusia


Musik merupakan salah satu bentuk rangsang suara yang merupakan stimulus khas
untuk indera pendengaran. Musik merupakan getaran udara harmonis yang ditangkap
oleh indera pendengaran melalui saraf di dalam tubuh kita dan disampaikan ke
susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kesan tertentu dalam tubuh kita. Musik
adalah simponi kehidupan yang merupakan perwujudan dari seni yang turut ambil
bagian di kehidupan sehari-hari manusia.
Musik memiliki irama (ritme) yang bisa mempengaruhi irama dalam diri setiap
manusia. Jika irama musik cepat, kesan irama yang dirasakan juga cepat. Sebaliknya
jika irama lambat, kesan irama yang diperoleh juga lambat. Maka dari itu, jika ritme
kehidupan seseorang terlalu cepat, maka ia dapat menetralisirnya dengan sering
mendengarkan musik dengan tempo yang relatif lambat. Begitupun sebaliknya, jika
ritme kehidupan seseorang terlalu lambat, ia dapat menetralisirkan dengan mendengar
musik yang bertempo agak cepat. Musik juga mengandung unsur harmoni dengan
adanya orkestrasi yang tersusun secara harmoni pula. Hal ini menyebabkan musik
mempengaruhi orkestrasi kehidupan internal seseorang. Jika harmoni, nada, dan irama
sesuai dengan nada dan irama seseorang, maka musik akan dirasa menyenangkan.
Musik berkaitan erat dengan emosi seseorang. Hal ini dikarenakan pencipta musik
sendiri menciptakannya dengan melibatkan emosi yang dimilikinya. Dikarenakan

8
pendengar musik kerap kali mengasosiasikan musik dengan peristiwa tertentu dimasa
lampau, yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu. Dengan mendengar
musik seseorang bisa mengulang kembali pengalaman masa lampaunya secara
bayangan. Selain itu, musik merupakan alat komunikasi yang menjembatani dunia
dalam dan dunia luar seseorang. Melalui musik seseorang dapat mengungkapkan
dirinya ke luar, untuk menyampaikan pesan-pesan dari dalam dirinya kepada orang
lain. Musik merupakan salah satu bentuk bahasa simbolis yang iramanya dapat
bersifat universal.
Selain itu, vibrasi yang dihasilkan musik ini dapat mempengaruhi secara fisik,
sedangkan harmoni yang dihasilkan mempengaruhi secara psikis. Padahal fisik dan
psikis memiliki hubungan yang timbal balik. Tetapi dengan musik keadaan fisik dan
psikis seseorang dapat dipengaruhi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan jika vibrasi dan
harmoni musik yang digunakan tepat, pendengar akan merasa nyaman. Jika pendengar
merasa nyaman, maka ia akan merasa tenang. Dan jika ia merasa tenang, maka
metabolisme tubuhnyapun akan berfungsi maksimal. Apabila metabolisme seseorang
ini berfungsi secara maksimal maka sistem pertahanan tubuhnya akan bekerja lebih
sempurna, dan kemampuan kreatifnya akan berkembang lebih baik.
Dalam penulisan paper ini penulis mengacu pada teori tentang pengaruh musik
terhadap emosi. Teori-teori tersebut mengatakan bahwa pendengar musik
memperhitungkan faktor-faktor seperti kompleksitas, familiaritas, dan kebaruan musik
yang didengarkan. Tingkatan bunyi musik yang dianggap familiar adalah apabila
musik tersebut dialami sebagai pemberi rasa nyaman dan kesenangan.
Musik juga merupakan salah satu hal yang berdampak baik bagi produksi beberapa
hormon. Hormon-hormon tersebut diantaranya adalah serotonin, melatonin, dan
oksitosin. Maka melalui musik diharapkan suasana perasaan seseorang dengan emosi
negatif akan berubah menjadi positif. Setelah itu seseorang yang telah positif
emosinya akan lebih bisa menyeimbangkan emosi dalam dirinya sendiri.

B. Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Depresi


Terdapat beberapa upaya dalam penyembuhan depresi pada penderitanya, baik
bersifat farmakologis dan bersifat non farmakologis. Pada umumnya terapi yang
diberikan pada pasien depresi dengan pemberian obat anti depresan dan efek samping
dari obat-obatan ini dapat menimbulkan ketidak nyamanan dan masalah baru dari
pasien. Disamping itu juga perlu diwaspadai apabila pasien lupa dalam mengkonsumsi
obat maka akan menimbulkan gejala kekambuhan pada pasien. Agar hal tersebut tidak

9
terjadi, maka kita dapat memberikan terapi musik sebagai alternatif lain yang besifat
komplemen.
Musik merupakan salah satu hal yang paling banyak diminati oleh seluruh lapisan
masyarakan dunia. Hal ini terjadi karena musik merupakan refleksi perasaan suatu
individu atau masyarakat. Musik dan psikologi kejiwaan manusia memiliki hubungan
yang erat. Musik dan psikologi dapat dianggap sebagai cabang psikologi atau cabang
musikologi. Ilmu ini bertujuan untuk menjelaskan dan memahami perilaku dan
pengalaman dari musik itu sendiri.
Terapi musik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan terapi
lainnya. Diantaranya lebih bersifat ekonomis, bersifat naluriah yaitu musik dapat
beresonansi secara naluriah sehingga dapat langsung masuk ke otak tanpa melalui
jalur kognitif. Musik tidak membutuhkan kemampuan intelektual untuk
menginterpretasikannya. Dengan tidak adanya batasan-batasan bagi pengguna terapi
musik sehingga dapat diaplikasikan pada semua pasien tanpa memperhatikan latar
belakangnya.
Musik dan psikologi modern lebih bersifat empiris atau dikumpulkan melalui
observasi sistemik dan interaksi dengan manusia. Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk membuktikan pengaruh musik tehadap kejiwaan manusia. Sebagaimana
penelitian yang dilakukan mengenai fungsi terapi musik terhadap kesehatan fisik dan
mental manusia menunjukan bahwa terapi musik bisa menjadi metode penyembuhan
baru pada gangguan mental. Penelitian ini menunjukan bahwa terapi musik bisa
meningkatkan rasa pecaya diri dan mengontrol tindakan berlebihan serta bisa
menciptakan perubahan mental dan perilaku yang signifikan.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa terapi musik memiliki potensi baik
sebagai terapi komplemen, sebagai fasilitator, bahkan sebagai terapi alternatif non
farmakologis. Penambahan terapi musik pada pengobatan yang dilakukan pada pasien
depresi dapat meningkatkan efek analgesic, efek kenyamanan yang dapat menurunkan
depresi, dan juga dapat meningkatkan kepercayaan dalam diri seseorang. Musik dapat
berperan sebagai fasilitator dimana musik dapat menyentuh seseorang secara
emosianal dan mencapai perasaan terdalam pasien sehingga dapat menjadi alat untuk
mengungkapkan ekspresi nonverbal pasien dan pasien dapat lebih membuka diri.
Terapi musik ini dapat memberikan efek pada penderita depresi dari berbagi
kalangan. Baik lansia, dewasa, remaja, maupun kanak-kanak. Dikatakan bahwa
mendengarkan musik dapat mengurangi tingkat depresi hingga 25 persen. Hal ini tentu
sangat membantu bagi pasien dalam upaya penyembuhannya.
10
Dalam penulisan paper ini penulis membaca literatur terkait berupa jurnal. Dari
jurnal-jurnal tersebut dihasilkan kesimpulan yang sama, bahwa pemberian terapi
musik dapat menurunkan tingkat depresi pasien. Hal ini sejalan dengan Music Mood
and Monvement therapy, bahwa musik akan menggali memori ataupun kenangan yang
mendalam bagi pasien sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan mood pada
pasien. Maka pemilihan musik yang tepat dapat menjadikan efek terapeutik terhadap
penurunan depresi pada pasien. Selain itu terapi musik juga memberikan efek lain
seperti menurunnya tingkat kecemasan pada pasien depresi tersebut. Selain
menurunkan tingkat depresi, terapi musik ini juga dapat memberikan efek relaksasi
yang ditandai dengan penurunan nilai tanda-tanda vital pada pasien.

Depresi juga tak hanya disebabkan oleh trauma masa lalu, tetapi juga dapat
dipengaruhi oleh kondisi genetis dan biologis seseorang. Otak manusia memiliki
empat gelombang dengan spesifikasi masing-masingnya. Gelombang alfa untuk
relaksasi, gelombang betha berhubungan dengan mental, gelombang theta
berhubungan dengan rasa kantuk. Pada pasien depresi terdapat malfungsi dan
malformasi dari subcortic limbic dan otak bagian frontal yang mengakibatkan
terjadinya perubahan secara fungsi biokimia. Pada studi EEG pasien depresi terdapat
asimetris pada alfa dan hipoaktivasi dari otak kiri yang menyebabkan terjadinya
psikopatologi pada emosional pasien dan mencetuskan terjadinya depresi. Depresi ini
juga dapat terjadi karena kimiawi otak si penderita. Dalam hal ini musik juga dirasa
efektif karena dapat berdampak pada produksi beberapa hormon yang nantinya dapat
juga mempengaruhi depresi itu sendiri. Hormon-hormon tersebut diantaranya adalah
serotonin (mempengaruhi suasana hati), melatonin (sebagai pengatur pola tidur), dan
oksitosin (berkaitan dengan perasaan cinta dan kasih sayang). Terapa musik dapat
mengaktifkan sel-sel pada system limbic dan saraf otonom pasien sehinga berdampak
positif bagi penderita, hal ini dapat terjadi karena saat rangsangan suara menggetarkan
gendang telinga, maka suara tersebut akan diteruskan ke susunan saraf pusat tepatnya
pada system limbic. System limbic ini memiliki fungsi sebagai neurofisiologi yang
berhubungan dengan emosi, perasaan dan sensasi. Tepatnya berkaitan dengan emosi
yang kuat seperti kesedihan, nyeri, kegembiraan serta kenangan yang mendalam bagi
seseorang.

C. Pengaruh Depresi Terhadap Kehidupan Seseorang


Depresi merupakan sebuah gangguan psikologis yang ditandai dengan
penyimpangan perasaan, kognitif, dan perilaku individu. Individu yang mengalami
11
gangguan depresi akan merasakan kesedihan, kesendirian, menurunnya konsep diri,
serta menunjukan perilaku menarik diri dari lingkungannya. Dari pengertian tersebut
maka depresi dapat diartikan juga sebagai kondisi terganggunya mental seseorang
dengan gangguan suasana hati atau mood yang membuat cara berpikir dan berperilaku
seseorang berubah.
Sebagaimana teori yang dikutip oleh penulis, yang didalamnya menjelaskan bahwa
depresi merupakan bentuk lain dari kesedihan. Depresi adalah kekalah didalam diri,
dimana perasaan cinta terhadap diri sendiri telah lenyap dan merasa tidak akan
mendapatkannya lagi. Depresi akan menghabisi diri dari dalam, sebab perasaan ini
lebih dari rasa kehilangan sesuatu dari luar (eksternal). Seseorang mungkin saja
merasakan depresi disaat segala sesuatu berjalan dengan baik atau dapat terjadi
sesudah kejadian-kejadian buruk yang kelihatannya tidak serius. Kesedihan,
keputusasaan, dan depresi dapat disebabkan oleh rasa kehilangan, seperti kehilangan
rasa cinta dan kasih sayang akibat penolakan, kematian, atau kehilangan kekuasaan
dan harga diri. Maka dapat disimpulkan, bahwa depresi adalah kehilangan rasa cinta
terhadap diri sendiri. Depresi tidak mengenal waktu sebab kehadirannya ditentukan
oleh hidup itu sendiri dan sebagian orang yang mengalami depresi memilih untuk
tidak meneruskan hidup. Depresi akan terus hidup selama penderitanya hidup, dan
depresi dapat melukai semangat hidup penderitanya.
Maka dapat kita simpulkan bahwa depresi ini akan terus mengiringi kehidupan
manusia, karena setiap kehidupan manusia memungkinkan dirinya untuk mengalami
stress dan kesedihan yang berlebih. Depresi juga tidak memandang latar belakang dari
penderitanya. Gangguan mental ini bersifat universal, bisa dirasakan baik pada anak-
anak, remaja, dewasa, dan lansia. Pria maupun wanita dengan ciri-ciri dan dampak
yang berbeda-beda.
Walaupun memiliki dampak dan gejala yang berbeda tetapi sebagian besar
penderita depresi memiliki gejala yang hampir sama diantaranya:
1. Merasa sedih, cemas, atau “kosong”
2. Merasa tidak punya harapan, pesimis.
3. Merasa bersalah, tidak berharga, dan tidak akan tertolong.
4. Kehilangan selera atau kesenangan akan hal-hal yang biasanya menjadi
kegemaran.
5. Energi yang melemah, merasa lelah, merasa “menjadi lamban”.
6. Sukar untuk berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan.
7. Sulit tidur, terjaga pada waktu dini hari, atau terlalu banyak tidur.
12
8. Ada perubahan dalam hal selera makan dan atau perubahan berat badan.
9. Memikirkan kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri.
10. Gelisah, mudah tersinggung.
11. Gejala-gejala fisik yang dialami terus-menerus.

Selain dari gejala diatas, batasan gender dan usia seseorang pun dapat
mempengaruhi bagaimana depresi dapat bekerja pada tubuh dan kehidupan seseorang.
Berikut gambaran mengenai depresi sesuai dengan status ataupun kondisi penderita:
1. Depresi Pada Wanita
Wanita memiliki kemungkinan dua kali lipat lebih besar untuk terkena depresi
dibandingkan dengan pria. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor biologis, reproduksi, hormonal, dan faktor psikososial.
Pada wanita pengidap depresi biasanya gejala yang dirasakan adalah kesedihan
yang berlebih secara berturut-turun dalam kurun waktu yang cukup panjang (lebih
dari dua minggu), merasa menjadi pribadi yang tidak berguna, dan merasakan rasa
bersalah pada setiap hal yang telah dilakukannya.
Sebagai contoh, sebagian besar wanita rentan mengalami depresi setelah
melahirkan, hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan besar pada hidup wanita
seperti memiliki tanggung jawab yang baru disertai perubahan hormonal dan fisik
secara berbarengan.
2. Depresi Pada Pria
Berbeda dengan wanita, ketika depresi menyerang pada diri seorang pria
biasanya ditandai dengan merasakan lelah yang berlebihan, menjadi mudah
tersinggung, kehilangan minat terdapat aktivitas yang bisanya digemari dan
dilakukan, dan kesulitan untuk tertidur.
Seorang pria yang mengalami depresi cenderung melampiaskannya pada
alkohol dan narkoba. Dan apabila gangguan depresi tersebut disertai dengan
frustasi, beberapa pria biasanya memiliki semangat yang rendah, mudah
tersinggung, dan yang lebih parah bisa berakhir melecehkan orang-orang di
sekitarnya. Sejumlah pria lainnya memilih menyibukan diri pada pekerjaan, dan
lebih menutup diri dari lingkungan dan keluarganya, atau mungkin menjadi pribadi
yang lebih ceroboh. Dan meskipun menurut data wanita yang meninggal
disebabkan oleh bunuh diri lebih banyak, tetapi tetap saja masih banyak pula kasus
pria yang meninggal disebabkan karena bunuh diri.
3. Depresi Pada Anak-anak

13
Sebelum akil balig, anak laki-laki maupun perempuan memiliki jumlah
persentase yang sama dalam berpotensi mengembangkan depresi pada dirinya.
Dikarenakan berbedanya prilaku normal pada setiap anak di fase tumbuh
kembang, menyebabkan kesulitannya para ahli medis untuk mendiagnosis apakah
seseorang anak mengalami depresi atau tidak. Biasanya apabila sudah ditemukan
gejala-gejala fisik pada anak, seorang dokter akan menyarankan orang tua untuk
membawa anaknya pada ahli kejiwaan untuk pada akhirnya di evaluasi.
Seorang anak yang mengalami depresi mungkin saja adalah seseorang yang
meminta agar tidak datang ke sekolah, tidak mau berpisah dengan orang tua, atau
khawatir apabila orang tuanya meninggal dunia. Biasanya pada anak-anak ini
terjadi gangguan alam perasaan jangka panjang, sebagai awal mula gangguan
kecemasan jangka panjang pada anak.

4. Depresi Pada Remaja


Usia remaja merupan usia yang sulit, karena pada dasarnya di usia remaja ini
para remaja cenderung membentuk identitas terpisah dengan orang tuanya,
bergulat dengan masalah gender, munculnya identitas seksual, serta usia dimana
seseorang untuk pertama kalinya mencoba membuat keputusan besar dalam
hidupnya.
Depresi pada usia remaja ini bisa dikatakan berbeda karena para remaja yang
memiliki depresi ini mungkin saja memiliki mood yang buruk, bermasalah di
sekolah, menjadi berpandangan negatif dan mudah tersinggung, dan merasa bahwa
orang lain selalu salah paham pada dirinya.
Untuk membuktikan apakah seorang remaja ini mengalami depresi atau hanya
gejala lumrah yang dialami setiap remaja, kita dapat melihatnya dengan
memperhatikan seberapa lama gejalanya dialami oleh remaja tersebut, seberapa
parah gejalanya, dan seberapa bedanya perilaku yang dilakukan remaja dengan
gangguan depresi dengan remaja pada umumnya. Remaja dengan gangguan
depresi bisanya disertai dengan gangguan makan, gangguan kecemasan, dan
penyalahgunaan zat. Remaja juga merupakan kelompok yang paling beresiko
mengalami tindak percobaan bunuh diri.
5. Depresi Pada Lansia
Mengalami depresi pada usia yang semakin tua bukanlah hal yang wajar, sebab
depresi pada usia lansia cenderung sulit dikenali karena gejala-gejalanya yang
berbeda daripada gejala depresi pada umumnya. Terkadang orang tua yang
14
memiliki gangguan depresi terlihat mudah kelelahan, susah untuk tidur, terlihat
mudah tersulut dan tersinggung, dan sering terlihat merasa kebingungan dalam
beberapa hal. Kebingungan atau gangguan pemusatan perhatian yang disebabkan
oleh depresi terkadang terlihat seperti Alzheimer atau gangguan biologis pada
otak.
Pada orang yang usianya lanjut depresi ini mungkin saja disertai dengan
penyakit lain seperti sakit jantung, stroke, atau kanker. Meminum obat-obatan
medis dengan efek samping juga menyumbang peran pada depresi. Sebagian besar
lansia mengalami depresi yang sering disebut dengan depresi vaskuler atau depresi
arteriosklerotis atau depresi iskemik subkortikal. Depresi ini dapat disebabkan oleh
pembuluh darah yang menjadi kurang fleksibel dan mengeras sepanjang waktu,
sehingga menjadi berkontraksi. Pengerasan pembuluh darah mencegah aliran
darah yang normal ke otak dan organ-orang tubuh lainnya. Mereka yang
mengalami depresi vaskuler dapat mengalami atau berada dalam resiko untuk
menderita penyakit jantung atau stroke.
Depresi yang dialami oleh lansia ini juga berkemungkinan disebabkan oleh
depresi yang tidak ditangani lebih lanjut pada usia mudanya. Hal ini dapat terjadi
karena depresi ini bisa terjadi berulang dan depresi akan tetap hidup dalam diri
manusia selama manusia itu sendiri hidup.
Dari pemaparan diatas dapat kita ketahui bahwa depresi ini merupakan salah satu
penyakit ganguan mental yang kehadirannya tidak bisa dihindari dan tentunya perlu
untuk ditanggulangi. Berikut beberapa cara menanggulangi depresi dengan cara
mengubah beberapa bentuk gaya hidup sebagai bentuk tindak pertama yang perlu kita
lakukan apabila menemui beberapa gejalanya ada pada diri kita sendiri:
1. Menjadi pribadi yang lebih aktif.
Sebagai contoh, kita bisa membiasakan berolahraga sebagai upaya untuk
menyehatkan badan dan meningkatkan mood bagi penderita. Hal ini juga didasari
karena endorphin, zat kimia dalam tubuh yang membuat kita merasa baik dapat
ditingkatkan dengan melakukan olahraga yang rutin. Hal ini juga tentu
memberikan keuntungan yang berkepenjangan bagi penderita sebab dapat juga
mendorong otak untuk berpikir lebih positif.
2. Memakan makanan yang sehat.
Seseorang yang mengidap depresi cenderung untuk makan secara berlebihan
dan tidak teratur demi mengatasi emosi yang dialami. Hal ini tentunya berbahaya,
karena jika terus dilakukan dapat menyebabkan penyakit kesehatan lainnya.
15
Memakan makanan yang sehat tentunya selain dapat menjaga kesehatan tubuh
kita, tetapi juga dapat meningkatkan mood. Contohnya dengan memakan ikan
berlemak yang mengandung banyak omega-3, omega-3 ini terbukti dapat
mengubah zat kimia pada otak yang bertugas mengatur mood.
3. Tidur yang cukup.
Memiliki pola tidur yang teratur ketika tengah mengalami depresi memang
merupakan hal yang sulit, tetapi jika terus dibiarkan hal ini justru dapat
memperparah kondisi depresi. Menjauhi segala distraksi, seperti komputer, TV,
menjauhi handphone sebelum tidur, dapat membantu memperbaiki pola tidur.
4. Hadapi setiap masalah dan kesulitan.
Meski hal ini dirasa sulit bagi penderita depresi tetapi hal tersebut sangat
membantu. Karena dengan berani menghadapi sebuah masalah berarti kita juga
sudah berani untuk mengutarakan emosi serta pikiran yang tengah dirasakan.

5. Melakukan aktivitas yang digemari.


Melakukan sesuatu yang kita senangi merupakan cara paling ampuh untuk
mengekspresikan emosi negatif pada diri seseorang dengan gangguan depresi.

16
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penelitian serta penulisan paper ini, didapatkan kesimpulan
sebagaimana yang telah penulis rumuskan di pendahuluan. Adapun kesimpulan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Musik berpengaruh terhadap manusia karena bisa mempengaruhi irama dalam diri
setiap individu, vibrasi dan harmoni yang dihasilkan musik dapat mempengaruhi
secara fisik dan psikis seseorang.
2. Terapi musik dirasa efektif bagi penurunan tingkat depresi, hal ini karena terapi
musik itu sendiri bersifat ekonomis, bersifat naluriah yaitu musik dapat
beresonansi secara naluriah sehingga dapat langsung masuk ke otak tanpa melalui
jalur kognitif. Serta bersifat universal, artinya bisa digunakan oleh semua kalangan
dan usia.
3. Depresi sangat mempengaruhi jalannya kehidupan seseorang, karena depresi
merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang melibatkan perasaan.
Depresi ini akan terus hidup selama penderitanya hidup. Depresi dapat menyerang
siapa saja baik pria, wanita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

B. Saran
Untuk para peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih memperinci serta mengkaji
lebih dalam mengenai depresi dan terapi musik itu sendiri sehingga penelitian
17
selanjutnya dapat lebih menjawab perihal masalah-masalah yang dirumuskan
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

M. Lerik, Charlota Dinah ‘et al’. 2005. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Depresi di
antara Mahasiswa. Yogyakarta.
Savitri, Wenny ‘et al’. 2016. Terapi Musik dan Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi
Volume 5. Yogyakarta: Media Ilmu Kesehatan.
Samsara, Anta . 2019. Mengenal Depresi. Jakarta: Lautan Jiwa.
Setyowati, Hertin ‘et al’. 2016. Terapi Penunjang. Jakarta: Spiritia.
Wibhawa, Budhi ‘et al’. 2014. Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia
(Pengetahuan, dan Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Kesehatan
Mental) Volume 2. Yogyakarta.

wikipedia. (2021, oktober 31). Retrieved from https://id.wikipedia.org/:


https://id.wikipedia.org/wiki/Depresi_(psikologi)

18
BIODATA PENULIS

1. Biodata Penulis
Nama Lengkap : Sanna Zakiah
NISN : 0042804491
Kelas : XII MIPA 2
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Bandung
Tanggal Lahir : 19 Februari
Nomor Ponsel : 082120096376
Alamat : komp. Griya Prima Asri, jl. Garuda blok D7 no.1 rt 07/12,
Desa Bojongmalaka, Kec. Baleendah, Kab. Bandung.
Email : sannazakiah@gmail.com

Riwayat Pendidikan - MI / SD : SDN Korpri II


- MTs / SMP : MTs Persis 03 Pamengpeuk
- MA : MAN 1 Darussalam Ciamis

Pengalaman Organisasi - MPK ( Majelis Perwakilan Kelas )


- English Club
- Paduan Suara MAN 1 Darussalam Ciamis
2. Biodata pembimbing

19
Nama Lengkap : Eni Permayanti, S.Pd.
Jenis Kelamin : Perempuan
Guru Mata Pelajaran : Biologi

20

Anda mungkin juga menyukai