Anda di halaman 1dari 86

PENGEMBANGAN POTENSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

( TUNANETRA ) MELALUI METODE BIMBINGAN KELOMPOK DI


SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 DOMPU TAHUN 2021

Oleh
HAERUNISA
NIM 170303086

PRODI BIMBINGAN KONSELING DAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2021
PENGEMBANGAN POTENSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
( TUNANETRA ) MELALUI METODE BIMBINGAN KELOMPOK DI
SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 DOMPU TAHUN 2021

Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

Oleh
HAERUNISA
NIM 170303086

PRODI BIMBINGAN KONSELING DAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2021

ii
iii
iv
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Haerunisa, NIM: 170303086 dengan judul “ Pengembangan Potensi

Anak Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan kelompok

Di SLB Negeri 1 Dompu Tahun 2021” telah dipertahankan di depan dewan

penguji Jurusan Bimbingan konseling Islam .Fakultas Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi UIN Mataram pada tanggal

Dewan Penguji

1. Prof.Dr.H.Fahrurrozi,M.A.
(Ketua Sidang/Pemb. I)

2. H.Masrusi,Lc.,M.A.
(Sekretaris Sidang/Pemb. II)

3. Dr.H.MS Udin,M. Ag __________________


(Penguji 1)

4. Azwandi,m. Hum __________________


(Penguji II)

Mengetahui,
Dekan fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M.A.


NIP. 197107102001121002

vi
MOTTO

“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit,maka ia tidak akan mampu
mensyukuri sesuatu yang banyak” ( Hadist Bukhari dan Muslim).1

1
(Hadist Bukhari dan Muslim)

vii
PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku Sumarni

dan Bapakku Supardin ,keluargaku yang sudah

memberikan sport sehingga bisa menyelesaikan

kuliah tepat waktu, almamaterku,teman- teman yang

sudah selalu memberikan sport lebih-lebih kakak

hilda sahabatku, Melinda, semua guru-guru dan

dosenku.”

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulllah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


Subhanallahu Wata’alla karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
terlimpah curahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasallam kepada keluarga dan sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir
zaman. Aamiin. Penulis skripsi ini diajukkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Bimbingan konseling Islam fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. Judul yang penulis ajukan adalah
“Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus ( Tunanetra) Melalui
Metode Bimbingn Kelompok Di SLB Negeri 1 Dompu tahun 2021”

Dalam penyususnan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih yang terhormat:

1. Prof. Dr.H.fahrurrozi,M.A. sebagai Pembimbing I dan H Masruri,Lc.,M.A.


sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi
dan mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam
suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Dr. H. Subhan Abdullah Achim, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunkasi;
3. Prof. Dr. H. Masnun Tahir M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan
dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai
4. Bapak kajur Dr Rendra kaldun selaku ketua jurusan Bimbingan konseling
Islam.
5. Bapak sekjur H. Masruri,Lc.,MA selaku seketaris jurusan bimbingan
konseling islam.

ix
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Mataram yang telah banyak membantu penulis selama
mengikuti perkuliahan sekaligus dosen pembimbing skripsi si penulis.
7. Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu yang telah memberikan
kemudahan dalam memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kedua orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuanganku (Bimbingan konseling Islam kelas D) Terima
kasih atas kebersamaan yang kalian berikan selama ini.
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari karena keterbatasan pikiran penulis, maka skripsi ini


belum terlalu sempurna, maka penilis sangat mengharapkan saran maupun kritik
untuk membangun kesempurnaanya. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak
tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. dan semoga karya
ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.

Mataram,21 Juni 2021


Penulis,

Haerunisa

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING………………………….......... ……………….iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………...… ............………………v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI…………………… .......... ……….……..vi
HALAMAN MOTTO……………………………………… ......... ……………vii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………......... ……………viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1


B. Rumusan masalah ………………………………….................…...6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………… ...................….6
D. Ruang Lingkup dan Settingan Peneliti…………… ....................….8
E. Telaah Pustaka…………….………………………. .......................9
F. Kerangka Teori…………………………………..…….................14
G. Metode penelitian……………………………………. ..................26
H. Teknik Analisis Data……………………………… ......................32
I. Sistematika Pembahasan……………………….. ..........................34

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN………………. .......................35


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………..... .....................35
B. Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus
(Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan Kelompok Di

xi
Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021 ........................45
1. Metode Pengembangan Potensi Bakat & Minat… ..................46
2. Metode Pengembangan Potensi diri……………..… ...............46
3. Metode Bimbingan Kelompok Bebas…………… ..................47
4. Metode Bimbingan Kelompok Tugas…………… ..................47

BAB III PEMBAHASAN……………………………………… .....................49


A. Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus
(Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan Kelompok Di
Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu………………….................49
B. Metode yang efektif Untuk Meningkatkan
Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus
Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan Kelompok
Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu…………........................55

BAB 1V PENUTUP………………………………………………… ................61


A. Kesimpulan……………………………………………… ............61
B. Saran…………………………………………………..….............62

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. ..63


LAMPIRAN……………………………………………………………… ..……66

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identitas Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

Tabel 1.2 Jumlah Peserta didik

Tabel 1.3 Keadaan peserta tenaga pendidik

Tabel 1.4 Kondisi tenaga pendidik

Tabel 1.5 Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman wawancara


Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1
Dompu

xiv
PENGEMBANGAN POTENSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
(TUNANETRA) MELALUI METODE BIMBINGAN KELOMPOK DI SLB
NEGERI 1 DOMPU TAHUN 2021

Oleh

Herunisa
NIM 17030308

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakang oleh penelitian penulis terhadap


pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus ( tunanetra) melalui metode
bimbingan kelompok di sekolah luar biasa negeri 1 dompu tahun 2021?
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dimana metode
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,dokumentasi dan
hasilnya dideskripsikan secara jelas sesuai dengan keadaan dan kondisi di
lapangan.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa 3 anak tunanetra memiliki masalah
kurang percaya diri dikarenakan faktor lingkungan, keluarga tidak
mendukung,dibuly oleh teman sebaya didalam pengembangan potensi metode
yang digunakan yaitu: (1) Metode pengembangan potensi yang digunakan di
sekolah luar biasa negeri 1 dompu adalah keterampilan- ketampilan yang sudah
disiapkan, maka dari itu potensi yang masih belum optimal akan bisa menjadi
optimal dengan menggunakan metode keterampilan. (2) Metode yang paling
efektif untuk mengembangkan potensi anak tunanetra yaitu:(a) prinsip
individu,(b) prinsip pengalaman pengindraan (c) prinsip totalitas (d) prinsip
aktivitas (e) huruf braille.

Kata Kunci:Potensi,Tunanetra,Metode,Bimbingan Kelompok

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, tidak terkecuali

siswa yang berkebutuhan khusus, juga memiliki hak dan kesempatan yang

sama dalam memperoleh pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam

Undang- undang Dasar Republik indonesia pasal 31 ayat 2 bahwa”tiap- tiap

warga negara berhak mendapatkan pengajaran” Dan ditambahkan dalam

Undang- undang nomor 20 tahun (2003) tentang sistem pendidikan Nasional

pasal 5 ayat 2 bahwa “ warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,

mental ,intelektual ,atau sosial berhak memperoleh pendidikan

khusus”Sehingga semua warga dalam kondisi apapun berhak mendapatkan

pendidikan. Tidak terkecuali yang mereka memiliki ketunaan, seperti

tunanetra. Tunanetra sebagaimana layaknya individu normal, juga berhak

menyandang predikat siswa ataupun mahasiswa.1 Oleh sebab itu, keterbatasan

yang dimilikinya, bukanlah menjadi penghalang untuk memperoleh

pendidikan yang layak setara atau sama dengan individu normal. Akan tetapi

kondisi dirinya yang memiliki keterbatasan, tentunya memerlukan perlakuan

yang khusus terkait keterbatasannya. Oleh karna itu diperlukan peran

kreatifitas guru kelas, guru keterampilan. Supaya mereka menjadi insan-

insan yang berpendidikan dan berpengetahuan. Disamping itu juga tujuan visi

1
Taufik Muhtarom,”Sekolah Inklusif Sebagai Sebuah Solusi Bagi Kesulitan Bersosialisasi
Pada Siswa Berkebutuhan Khusus”,dalam http://repository.up.ac.id .artikel/diakses tanggal 18 juni
2021,pukul 10.40.

1
2

pendidikan nasional yang merancang tahun 2025 sebagai tonggak pencapaian

insan Indonesia yang cerdas dan kompetetif. Untuk tujuan tersebut,

dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling di dunia pendidikan , karena

bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen pendidikan yang

mempunyai fungsi sangat subtansial dalam rangka mengoptimalisasi siswa

Sebagaimana peran konselor sangat besar sekali baik dimasyarakat lebih-

lebih di dunia pendidikan. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus

(tunanetra) tentunya juga memiliki daya kreativitas atau bakat, meskipun

indera penglihatan tidak berfungsi dengan baik namun keadaan itelegensi

tidak kalah dengan anak waras atau normal. Peran pengelolaan pendidikan

khusus perlu mempunyai program yang berkaitan dengan pengembangan

daya kreativitas peserta didiknya seperti : mempersiapkan sekolah luar biasa,

disitulah lembaga menyiapkan suatu alternatif untuk mengembangkan

potensi- potensi yang dimiliki oleh anak tunanetra, sehingga mereka

mempunyai skill- skill yang luar biasa.2

Dari fenomena yang peneliti lihat di tempat penelitian bahwa 3 anak

tunanetra ini memiliki permasalahan yang sama dalam dirinya yaitu kurang

percaya diri. Mengapa demikian? Orang normalpun pasti didalam dirinya ada

rasa kurang percaya diri,apalagi orang yang kurang sempurna dalam fisiknya

pasti dia kurang percaya diri, merasa malu dengan keluarganya, teman

sebayanya .Ketika ditelusuri lebih jauh lagi ternyata anak ini sebenarnya

memiliki bakat-bakat yang luar biasa ada yang suka menjahit ,memasak,
2
Sarah emanuel haryono,”Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Dengan Pendekan
Mindfulnnes Teaching”,dalam http//fppsi.um.ac.id./artikel/ diakses tanggal 18 juni 2021 pukul
14.19.
3

tilawah, komputer. Sedangkan selama pandemi ini seluruh siswa tidak lagi

menginap di asrama dikarenakan dari pemerintah, melakukan sekolah daring

saja, akan tetapi ketika ujian semester barulah mereka dijemput oleh pihak

sekolah untuk melaksanakan ujian sekolah dan melakukan kegiatan- kegiatan

yang berupa keterampilan. sistem yang diadakan oleh pihak kepala sekolah

yaitu harus melakukan sekolah shif- shifan (pergantian) dan maksimal dalam

satu kelas 3/ 5 orang. Ketika setelah ujian mereka libur. Lebih banyak waktu

di rumah dan orang tua belum tentu juga benar- benar memperhatikan

perkembangan anak, kebutuhan anak dikarenakan orang tua sibuk sendiri.

Maka terhambat pula guru mengetahui faktor- faktor dari kurangnya percaya

diri. Setelah diteliti oleh peneliti dan guru khusus tunanetra kita melakukan

home visit langsung untuk benar- benar mengetahui apasih penyebab dari

kurangnya percaya diri padahal mereka mempunyai bakat yang luar biasa.

Yang peneliti temukan ternyata faktor lingkungan,sebab pengaruh dari

lingkungan biasanya menyebabkan kurang percaya diri karena selalu dibuly,

selalu mendengarkan kata- kata yang buat anak tersebut down, sehingga

timbulnya kurang percaya diri dan tidak ada motivasi dalam dirinya,

terkecuali orang tua, guru, teman,keluarganya yang memberikan suport

langsung.

Kepala sekolah mengatakan: Bahwa anak tunanetra jumlahnya cuman

3 orang saja,1 laki- laki dan dua perempuan salah satunya yang bernama ;

a). Nur Alifa andriani dia adalah seorang anak berkebutuhan khusus dalam

kategori tunanetra low vision(lemah penglihatan) dia masih bisa melihat


4

satu jarak saja akan tetapi harus menggunakan bantuan kaca mata. Nur

Alifah andriani sebenarnya dia memiliki bakat yang luar biasa seperti:

Menjahit ( tata busana)dan tilawatil qur’an. setelah jam pelajaran guru

keterampilan menyuruh Nuralisa untuk melakukan praktek menjahit. dan

malamnya belajar tilawah dibimbing oleh guru khusus tunanetra.3 b)

Faizatunnafsia bakatnya menjahit dan memasak. c.) Adrian bakatnya

komputer dan tilawah. Sama- sama memiliki kurang percaya diri

dikarenakan faktor lingkungan,buly,faktor keluarga. Yang perlu

dilakukan dalam menghadapi masalah seperti ini. Maka dari itu peneliti,

menyusun suatu rumusan masalah yang dilihat sesuai dari fenomena di

tempat penelitian. Sebagai beriku : tentang bagaimana pengembangan

potensi anak tunanetra dan bagaimana metode yang efektif untuk

meningkatkan pengembangan potensi anak tunanetra yang ada di

Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu.

Mengenai Potensi yaitu setiap manusia mempunyai potensi sejak

lahir akan tetapi perlunya pendidikan khusus untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki oleh anak tersebut baik anak normal maupun anak

berkebutuhan khusus, bahwa tidak ada perbedaan antara anak yang

kurang normal ( ABK) dan anak yang normal akan tetapi mempunyai

pendidikan khusus untuk anak ( ABK).4

Mengenai pengembangan potensi anak tunanetra dimana potensi

artinya kekuatan, kemampuan dan daya, baik yang belum, maupun yang
3
Kepala Sekolah Observasi,wawancara pada tanggal 6 April 2021
4
Said Hasan Asry, “Model Bimbingan Konseling Islam Bagi Siswa Tunanetra”, Al-
Isyraq, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2019, hlm 20.
5

sudah terwujud,tetapi belum optimal. Potensi merupakan suatu daya yang

dimanfaatkan secara optimal. Oleh karna itu, yang menjadi tugas

berikutnya bagi manusia yang berpotensi adalah bagaimana

mendayagunakan potensi tersebut untuk meraih prestasi. yang perlu

disiapkan oleh guru ialah metode – metode yang harus digunakan untuk

mengembangkan potensi- potensi anak tunanetra seperti: belajar

mengenal huruf brlien. Belajar mandi sendri, belajar menyanyi, belajar

membaca al-qur’an, belajar tilawah, banyak sekali kreativitas yang bisa

dipelajari oleh anak tunanetra akan tetapi guru harus butuh kesabaran,

ketelatenan, konsisten dengan seiringi waktu potensi yang dimiliki akan

optimal.5 Semua anak memiliki potensi tersendiri tidak ada yang

membedakan terkecuali pendidikan khusus. Bahwasannya tunanetra di

(SLB NEGERI 1 DOMPU) , mengalami kurang rasa percaya diri

merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunanetra karena mereka

beranggap merasa tidak bisa melakukan kegiatan seperti orang waras,

sehingga rasa percaya diri yang baik perlu ditanamkan kepada anak asuh

tunanetra di (SLB NEGERI 1 DOMPU). peneliti melihat bahwa anak

tunanetra di (SLB NEGERI 1 DOMPU), ada beberapa anak yang masih

belum mengoptimalkan potensi- potensi yang dimiliki dengan

kurangnya rasa percaya diri selalu merasa tidak mampu, tidak bisa

seperti anak normal, merasa malu, Maka dari itu peran guru, orang tua

5
Heny kristiana, “Kegiatan pengembanagan Diri dalam Menggali potensi anak
tunanetra”Konseling edukasi, IAIN Kudus, Vol .2, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 5.
6

dalam menghadapi permasalahan seperti ini perlu menyiapkan metode

dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.6

Berdasarkan dari masalah yang dipaparkan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang.

” Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus

(Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan kelompok Di (SLB

NEGERI 1 DOMPU) Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra)

di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021?

2. Bagaimana Metode yang efektif dalam meningkatkan pengembangan

potensi anak berkebutuhan khusus( tunanetra) di Sekolah Luar Biasa

Negeri 1 Dompu Tahun 2021 ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus

(tunanetra)di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021

b. Untuk mengetahui metode yang efektif dalam meningkatkan potensi

pengembangan anak berkebutuhan khusus (tunanetra) di Sekolah Luar

biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021

6
Wahyu dewi yuliana”Pola pendidikan krakter kemandirian anak berkebutuhan khusus
tunanetra pada panti asuhan tunanetra terpadu Aisyiah ponogoro” , Ilmiah mahasiswa, fakultas
Keguruan Dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhamadiyyah ponogoro, Vol. 3, Nomor 1, 2019. 5.
7

2. Manfaat

Secara umum, manfaat penelitian ini difokuskan kedalam dua

kategori yakni manfaat akademis dan praktis. Adapun manfaat dari kedua

kategori yang dimaksud adalah:

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat melatih diri dan mengembangkan

pemahaman serta kemampuan berfikir melalui penulisan ilmiah

dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di

Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Mataram. Dan penelitian

ini diharapkan dapat memperkaryakan ilmu pengetahuan bagi peneliti

seterusnya,Khususunya peneliti terkait mengenai konseling kelompok

terhadap pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus

(tunanetra) di Sekolah Luar Bisa Negeri 1 Dompu.

b. Secara praktis

1) Bagi peneliti

Memberikan masukan bagi peneliti dalam rangka memahami

penelitian. Selain itu, mengetahui sejauh mana bimbingan

konseling terhadap pengembangan potensi anak berkebutuhan

khusus (tunanetra) di SLB Negeri 1 Dompu

2) Bagi pembaca

Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan refrensi yang

bermanfaat bagi para mahasisiwa khususnya dan masyarakat luas

pada umumnya.
8

3) Bagi pendidik

Dapat menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki anak

tunanetra melalui proses konseling yang dilakukan.

4) Bagi lembaga

Peneliti ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi oleh pengelolah SLB Negeri 1 Dompu agar kedepan nya

lebih maju lagi.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian merupakan keseluruhan proses pemikiran

dan pengetahuan yang matang tentang hal- hal yang dilakukan serta dapat

pula dijadikan sebagai dasar penelitian, baik oleh penelitian itu sendiri

maupun orang lain terhadap penelitian dan bertujuan untuk memberikan

pertanggung jawaban terhadap langkah yang diambil. Berdasarkan pada

konteks rumusan masalah, maka yang menjadi ruang lingkup penelitian ini

adalah guru di sekolah ,pengasuh, dan peserta didik anak tunanetra di

Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu . Sedangkan objek penelitian ini

adalah bentuk strategi dalam pengembangan potensi anak tunanetra oleh

guru pembimbingnya.

2. Setting Penelitian

Lokasi yang penulis gunakan sebagai lokasi penelitian adalah Di

Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu. Alasan kenapa peneliti tertarik

dalam meneliti di lokasi ini yaitu karena peneliti merasa lokasi ini
9

merupakan lokasi yang tepat. Pertama, dilihat dari lokasinya sangat

strategis dan berbagai macam anak berkebutuhan khusus akan tetapi

peneliti lebih fokus kepada anak tunanetra saja tidak meniliti semua anak-

anak tuna yang lainnya. Kedua, menurut peneliti bahwa masalah yang

diteliti belum ada yang meneliti secara khusus dalam kajian yang sama.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya ilmiah yang

terdahulu terkait dengan penelitian yang hampir sama. Untuk menghindari

duplikasi, pelagiasi agar menjamin keaslian dan keabsahan dari penelitian

yang dilakukan maka disini penulis akan melampirkan beberapa judul yang

berkaitan dengan yang diangkat peneliti.

1. Skripsi oleh Siti Novitasari, yang berjudul:” Evaluasi program

yayasan Raudatul makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan

potensi kaum tunanetra”

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan

juga bertujuan untuk mengkaji secara psifik apakah terdapat hubungan

antara evaluasi program yayasan raudatul makfufin ( taman tunanetra)

dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra., bahwa sangat berpengaruh

oleh anak tunanetra terhadap program yang tidak sesuai dari potensi yang

dimiliki maka dari itu peneliti lebih fokus melakukan evalusi program

yang ada di Yayasan Raudatul Makfufin.

Dalam hal ini peneliti menggunakan desain observasi deskriptif.

Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa evaluasi program Yayasan


10

Raudatul Makfufin( taman tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum

tunanetra. Ada beberapa program yang tidak sesuai dari perencanaan awal

maka dari itu peneliti menggunakan evaluasi input, evaluasi proses,

evalusi hasil.

Adapun perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini terutama tempat

penelitian (yayasan raudatul makfufin taman tunanetra di jakarta).

Perbedaan tersebut terletak pada deskripsi masalah, yang mana dalam

penelitian ini mendeskripsikan tentang Evaluasi program yang ada di

Yayasan Raudatul Makfufin (taman tunanetra) yang dimana sangat

berpengaruh terhadap meningkatkan potensi anak tunanetra.7

Sedangkan yang akan peneliti deskripsikan yaitu bagaimana

penerapan pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra)

dengan menggunakan bimbingan kelompok di SLB Negeri 1 Dompu.

2. Skripsi oleh Siti masitoh, yang berjudul”sistem pembelajaran

pendidikan agama islam dan problematika yang dihadapi guru dalam

pembelajaran pada siswa tunanetra Di SMPLB wantuwirawan Tahun

pelajaran 2015/2016”

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

bertujuan untuk mengkaji secara pesifik tentang”Sistem pembelajaran

pendidikan agama islam dan problematika yang dihadapi guru dalam

pembelajaran pada siswa tunanetra” dalam penelitian ini peneliti lebih

fokus melakukan penelitian mengenai sistem pembelajaran pendidikan


7
Siti novitasari”Evaluasi Program Yayasan Raudatul Makfufin ( Taman Tunanetra) dalam
meningkatkan potensi kaum tunanetra,( Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan keguruan, jurusan
pendidikan anak usia dini, Universitas Islam Negeri Banda Aceh, 2015), hlm 10.
11

agama islam dan prolematika yang di hadapi oleh guru dalam

pembelajaran pada siswa tunanetra.

Dalam hal ini penelitian menemukan bahwa sangat penting

pendidikan agama Islam dalam anak tunanetra karena didalam diri

manusia Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati,

hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Selain itu peneliti menemukan problematika pembelajaran yang dihadapi

oleh guru seperti: a.) kurang percaya diri, b.) kesulitan belajar, c.)

motivasi, d.) konsentrasi, e). pemahaman. Dan tidak mudah mengajarkan

anak yang tidak normal akan membutuhkan fasilitas belajar dan

kesabaran,ketelatenan dan tekun belajar sehingga bisa mencapai apa yang

diinginkan. Guru juga sangat berpengaruh kecerdasan anak dan tingkah

laku, guru adalah sebagai teladan ketika guru tidak memberikan contoh

yang baik maka kemungkinan anak didiknya mengikuti. 8

Adapun perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tempat

penelitian (SLB WANTUWIRAWAN KOTA SALATIGA). Perbedaan

tersebut terletak pada deskripsi masalah, yang dimana penelitian ini

mendeskrisikan tentang “Sistem pembelajaran pendidikan agama islam

8
Siti Masitoh” Sistem pembelajaran pendidikan agama Islam dan problematika yang di
hadapi guru dalam pembelajaran pada siswa tunanetra Di SMPLB Wantuwirawan pada tahun
2015/2016,( Skripsi,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan,Jurusan pendidikan Agama
Islam,Institut Agama Islam Negeri Saiatiga,2015 ), hlm. 14.
12

dan problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran pada siswa

tunanetra” lalu persamaan dalam penelitian dengan yang diteliti yaitu

sasarannya anak tunanetra.

Sedangkan yang akan peneliti deskripsikan yaitu bagaimana

penerapan konseling terhadap pengembangan potensi anak berkebutuhan

khusus (tunanetra) dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok di

SLB Negeri 1 Dompu.

3. Skripsi oleh Rosita “Pola pembinaan Anak Tunanetra Dalam

Meningkatkan Kemandirian”(Studi kasus di sekolah Luar biasa

Negeri (SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

bertujuan untuk mengkaji tentang”Pola pembinaan Anak tunanetra Dalam

Meningkatkan kemandirian ( Studi kasus di sekolah luar biasa negeri (

SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima) ”dalam penelitian

ini peneliti lebih fokus melakukan penelitian mengenai”Pola pembinaan

Anak tunanetra Dalam Meningkatkan kemandirian ( Studi kasus di sekolah

luar biasa negeri ( SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten

Bima)”

Dalam hal ini peneliti menemukan bahwa pola pembinaan anak

tunanetra dalam meningkatkan kemandirian bahwa sangat penting di

dalam jiwa mereka menanamkan rasa kemandirian dalam diri anak

tersebut. Sedangkan pola pembinaan anak asuh adalah suatu cara pengasuh

(pembinaan) anak baik dilakukan oleh orang- perorangan maupun


13

kelompok guna untuk membina anak yang berkebutuhan khusus guna

meningkatkan kesejahteraan anak dan bisa mandiri di kemudian hari. Pola

pembinaan adalah tata sikap dan perilaku orang tua, pengasuh dan

Pembina kelangsungan hidup anak, pertumbuhan ,perkembangannya:

memberikan perlindungan kepada anak secara menyeluruh baik fisik,

sosial spiritual untuk menghasilkan anak yang berkepribadian agar pola

pembinaan merupakan aktifitas komples yang mencakup berbagai tingkah

laku spesifik yang terjadi secara individual dan serentak dalam

mempengaruhi tingkah laku anak. Contoh pola pembinaa anak tunanetra

seperti:pembinaan fisik, pembinaan mental, pembinaan sosial, pembinaan

keterampilan. Sedangkan mengenai kemandirian orang yang tidak

bergantung pada lingkunganya justru bergantung pada potensi dan

kemampuan yang dia miliki, pendapat tersebut mengandung arti bahwa

siswa mandiri adalah siswa yang memiliki sifat mental yang bertumpu

pada potensi dan kemampuan sendiri tanpa bergantung pada orang lain. 9

Adapun perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tempat

penelitian (SLBN Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima)

Perbedaan tersebut terletak pada deskripsi masalah, yang dimana

penelitian ini mendeskrisikan tentang “Pola pembinaan Anak tunanetra

Dalam Meningkatkan kemandirian ( Studi kasus di sekolah luar biasa

negeri ( SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima)”. Lalu

9
Rosita” Pola Pembinaan Anak Tunanetra Dalam Meningkatkan Kemandirian( Studi Di
Sekolah Luar Biasa Negeri ( SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima,( Skripsi,
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Mataram, 2017), hlm. 40.
14

persamaan dalam penelitian dengan yang diteliti yaitu sasarannya anak

tunanetra.

Sedangkan yang akan peneliti deskripsikan yaitu bagaimana

penerapan pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra)

dengan menggunakan bimbingan kelompok di SLB Negeri 1 Dompu.

F. KERANGKA TEORI

1. Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki gangguan pada mata ( indra

penglihatan) sehingga dalam melakukan hal apapun penyandang tunanetra

susah melihat sesuatu objek bahkan ada yang sampai tidak bisa melihat

apapun. Penyandang tunanetra termaksud kedalam golongan anak

berkebutuhan khusus yang memerlukan penanganan yang berbeda. 10

Tunanetra memiliki keterbatasan dan penglihatan antara lain:

a. Tidak dapat melihat gerak tangan/tubuh pada jarak kurang dari 1 meter.

b. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu

melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.

c. Bidang penglihatan tidak lebih luas dari 20.

Faktor yang menyebabkan terjadinya tunanetra ada dua yaitu:

a) Pre-natal

Faktor terjadi tunanetra pada masa pre-natal sangat erat hubungan

pada masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

antara lain:
10
Andika pratama”Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi
warga belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata, (Skripsi, Jurusan pendidikan luar
biasa, Fakultas Ilmu pendidikan,Universitas Negeri Semarang, 2017), hlm. 12.
15

1. Keturunan

Tunanetra disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil

perkawinan sedarah, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang

tunanetra akibat faktor keturunan antara lain “retinitis pigmentosa”

penyakit pada retinan pada umumnya merupakan keturunan. Penyakit

ini sedikit demi sedikit menyebab mundurnya atau retina, gejala

pertama biasa sukar melihat di malam hari, di ikuti oleh hilangnya

penglihatan “repiferal”dan sedetik saja penglihatan pusat yang

tertinggal. 11

2. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Tunanetra yang disebabkan karena proses dalam kandungan dapat

disebabkan oleh: Gangguan waktu ibu hamil.

a) Penyakit penahan seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah

tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.

b) Infeksi atau luka yang dialami ibu hamil akibat terkena rubella atau

cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada Infeksi karena

penyakit kotor. Toxoplamosi, trachoma dan tumor, tumor dapat

terjadi pada otak yang berhubungan pada indera penglihatan atau

pada bola mata itu sendiri.

c) Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebababkan ganguan pada

mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.mata, telinga, jantung

11
Iwan kurniawan”Implementasi Pendidikan bagi siswa Tunanetra Di sekolah Dasar
Inklusi”. dalam jurnal, Vol. 04, Nomor 7, Juli 2015.hlm 6.
16

dan sistem susunan pada saraf pusat janin yang sedang

berkembang.

d) Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan ganguan pada

mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.

b) Post-natal

Penyebab tunanetra terjadi pada masa post-natal dapat terjadi atau

sejak bayi sudah lahir antara lain:

1. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat

kebenturan alat-alat atau benda keras.

2. Pada waktu persalinan ibu mengalami penyakit gonorheo sehingga

baksil gonorheo menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi

lahir mengalami sakit akibat hilangnya daya penglihatan.

Mengalami penyakit mata yang menyebabkan tunanetra misalnya:

a) Xeropthalmia yakni penyakit mata akibat kekurangan vitamin A.

b) Trachomayakni penyakit mana karna virus

chilimidhezoontrachomanis.

c) katarak yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga

lensa mata menjadi keruh, akibat terlihat dari luar mata yang putih.

d) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan. Seperti

masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya,

kecelakaan dari kendaraan dan lain-lain.. Karaterisrik tunanetra

sebagai berikut:
17

1. Fisik

Keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak

sebaya lainya, perbedaan nyata dari mereka hanyalah terdapat

pada organ penglihatannya. Gejala tunanetra yang dapat di amati

dari segi fisik diantaranya:

a) Mata juling

b) Sering berkedip

c) Menyipitkan mata , Kelopak mata merah

d) Mata infeksi

e) Gerakan mata tak beraturan dan cepat

f) Mata selalu berair

g) Pembekakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata

2. Prilaku

Ada berapa perilaku petunjuk dalam mengenal anak yang

mengalami ganguan penglihatan secara dini, mengosok mata

secara berlebihan.

a) Melindungi mata atau menutup mata sebelah, memiringkan

kepala atau mencondongkan kepada kedepan.

b) Sukar membaca atau dalam melakukan pekerjaan yang lain

yang sangat memerlukan pengunaan mata.

c) Berkedip lebih banyak dari pada biasanya atau lekas marah

apabila melakukan suatu pekerjaan.

d) Membawa bukunya kedepan mata


18

e) Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh

f) Menyimpitkan mata atau mengkerutkan dahi

g) Tidak tertarik pada objek penglihatan atau pada tugas yang

memerlukan pengliahatan seperti melihat gambar lainya. 12

h) Janggal dalam bermain yang memerlukan kerja tangan dan

mata

i) Menghindar dari penglihatan yang memerlukan jarak yang

agak jauh

3. Psikis

Secara psikis anak tunaetra dapat dijelaskan sebagi berikut:

a) Mental atau intelektual Intelektual atau kecerdasana anak

tunanetra umumnya tidak berdeda jauh dengan anak normal

kecendrungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas atau

sampai batas bawah, jadi ada anak yang sangat pintar, cukup

pintar dan nada yang kurang teratur. intelegensi mereka

lengkap yakni memiliki kemampuan, bedikasi, analogi,

asosiasi dan sebagainya, mereka juga punya emosi negatif

dan positif seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa,

gelisa, bahagia dan sebagainya.

b) Sosial. Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan anak

adalah hubungan dengan ayah, ibu dan anggota keluarga

lainya. Yang ada di lingkunagn keluarga kadang kala ada


12
Ginanjar Rohmat”Penyesuaian Diri Anak Tunanetra Di Sekolah (Studi Kasus Di SMP
Ekakapti Karangmojo Dan SLB Baktipu Ngawis)”(Skripsi,Fakultas Ilmu pendidikan,jurusan
sekolah luar biasa,Universitas Negeri Yogyakarta,2017),hlm.15-16.
19

orang tua dan anggota keluarga yang tidak siap menerima

kehadiran anak tunanetra, sehingga muncul ketegangan,

kegelisahan di antara keluarga. Akibat dari keterbatasan

rangsangan visual untuk menerima perlakuan lain terhadap

dirinya.

c) Tunanetra memiliki hambatan dalam perkembangan

kepribadian dengan timbulnya beberapa masalah antara lain:

1. Perasaan mudah tersinggung. Perasaan mudah tersinggung

dapat disebabkan oleh terbatas rangsangan visual yang

diterima. Pengalaman sehari-hari selalu menumbuhkan

kecewa menjadi seorang tunanetra yang emosianal.

2. Ketergantungan yang berlebihan. Ketergantungan ialah

sikap yang tidak mau mengatasi kesulitan diri sendri,

cenderung mengharapkan pertolongan orang lain, anak

tunanetra harus diberikan kesempatan untuk menolong

dirinya sendiri, berbuat dan bertanggung jawab. Kegiatan

sederhana seperti makan, minum, mandi, berpakaian,

dibiasakan melakukan sendiri sejak kecil.13

2. Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan khusus (Tunanetra)

a. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses atau langkah- langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang


13
Rosita”Pola Pembinaan Anak Tunanetra Dalam Meningkatkan Kemandirian( Studi Di
Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima, (Skripsi,
Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi,Universitas Islam Negeri Mataram, 2017), hlm .28.
20

telah ada maka dari itu munculah suatu pengembangan diri, arti dari

pengembangan diri adalah Ilmu yang berhubungan dengan cara

mengembangkan potensi diri sendiri. Pengembangan diri ini

berhubungan dengan diri sendiri bukan dengan orang lain. Potensi diri

maksudnya adalah sesuatu yang kita punya yang merupakan kekuatan

dan belum tergali secara maksimal. Selain itu dijelaskan,bahwa

pengembangan kepribadian menurut islam merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh individu untuk memaksimalkan daya- daya insaninya,

agar ia mampu realisasi dan aktualisasi diri lebih baik lagi. Sehingga

memperoleh kualitas hidup di dunia maupun di akhirat.14

b. Potensi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kata

potensi artinya kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dapat dikembangkan. Potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan

yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai

kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan

sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-

ciri proses fisik, prilaku dan psikologis yang dimiliki.Potensi dapat

diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam

didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu

kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian potensi

diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang


14
Heny Kristiana rahmawati” Kegiatan pengembangan diri Dalam menggali potensi
Anak tunanetra Di panti Tunanetra Aisyiyah Ponogoro”,edukasi,IAIN Kudus, Vol .2, Nomor 1,
2018.
21

masih terpendam di dalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan

menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia. Adapun

Potensi-potensi Anak yang harus dikembangkan Potensi diri manusia

secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai suatu

sistem yang sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan

sistem mahluk ciptaan Allah SWT lainya, seperti binatang, malaikat,

jin, iblis, dan setan. Apabila didentifikasikan, potensi yang telah ada

pada diri manusia adalah akal pikiran (otak), hati, dan indera sesuai

dengan Q.S Al-Mulk ayat 23

َ ُ ْ َ ‫َْْ َ َ ا‬ َ ْ َ َ ْ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ َّ َ ُ ْ ُ
َ‫ص َار َوْلاف ِئ َدة ۖ ق ِليًل َما تشك ُرون‬
َ ‫ْلا ْب‬ ‫قل هو ال ِذي أنشأكم وجعل لكم السمع و‬
Artinya : Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur

Penjelasan: Ayat tersebut diatas menjelaskan tentang perintah

untuk mensyukuri potensi yang diberikan (pendengaran,penglihatan,

dan hati pikiran). Potensi apapun pada diri manusia mempunyai

fungsi masing-masing dapat tumbuh dan berkembang baik secara

sendiri-sendiri maupun bersama-sama baik disengaja maupun secara

alami. Sesuai dengan potensi diri yang telah Allah SWT berikan

kepada manusia, konsekuwensi logisnya adalah manusia harus

memanfaatkan dan mengaktualisasikan semaksimal mungkin dalam

kehidupanya.

Dalam kondisi tertentu kadang-kadang potensi anak, baru terlihat

dengan jelas. Oleh sebab itu potensi yang dimiliki oleh anak dapat
22

berkembang dengan baik apabila ada dukungan dari orang tua. Potensi

anak tidak hanya berwujud hal-hal yang bersifat intelektual saja. Ada

banyak potensi yang harus dikembangkan oleh orang tua sehingga

anak mempunyai bekal yang cukup untuk mengembangkan dirinya

terutama meneruskan tugas perkembangan di usia selanjutnya. Maka

dari itu orang tua sebaiknya mengenal betul bagaimana dan apa yang

dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi anak. Adapun

potensi- potensi anak tunanetra yang harus dikembangkan sebagai

berikut:

1) Potensi intelektual

Inteligensi atau kemampuan intelektual merupakan potensi

bawaan (Potenstial ability) yang dikaitkan dengan keberhasilan

anak dalam bidang akademik di sekolah. anak yang memiliki

kecerdasan intelektual yang tinggi atau IQnya tinggi diprediksi

akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula begitu juga

sebaliknya, bila anak yang memiliki kecerdasan intelektual yang

rendah atau IQ nya rendah diprediksi akan memiliki prestasi

belajar yang rendah.Memang potensi intelektual ini cenderung

lebih mudah untuk dilihat perkembangannya dan dijadikan

indikator keberhasilan. Misalnya, anak duduk di kelas satu SD

seharusnya ia sudah dapat berhitung secara sederhana tetapi

ternyata ia tidak dapat melakukan dengan baik sering kali dengan

mudah dikatakan bahwa anak tersebut mengalami hambatan


23

dalam potensi intelektual. Padahal mungkin bukan karena

intelektualnya yang tidak berpotensi. Artinya, ada faktor lain yang

mempengaruhi selain intelektual. Potensi intelektual tidak hanya

terbatas pada kemampuan berhitung, membaca, ataupun

mengingat.15

2) Potensi Emosional

Mungkin kita pernah melihat bagaimana seorang anak tetap

dapat menunjukkan potensinya meskipun situasi yang ada

menurut kita kurang mendukung. Ketika ada seorang anak yang

mampu memberikan senyuman kepada setiap orang, paling tidak

hal itu menunjukkan kecenderungan bahwa secara emosional

anak tersebut efektif.

3) Potensi Sosial.

Potensi ini harus dikembangkan di dalam diri anak karena

pada dasarnya dengan potensi ini anak akan mempunyai

keterampilan dalam membina relasi atau berhubungan dengan

orang lain. Perlu dipahami bahwa pada hakikatnya untuk dapat

berkembang dengan lebih optimal lagi seorang anak harus berani

melakukan sosialisasi dengan orang lain. Melalui sosialisasi

dengan orang lain seorang anak akan dilatih untuk berani

menghadapi berbagai macam tipikal orang yang berbeda dengan

dirinya.
15
Yhuphi Maya Hapsari”Identifikasi Potensi Dan Pengembangan Program
Pemberdayaan Komunitas Waria Di Kota Yogyakarta”,dalam http://potensidiri.
blogspot.com/diakses tanggal 18 juni 2021, pukul17.31
24

4) Potensi Moral

Potensi moral adalah faktor yang sangat mendasar dan perlu

dikembangkan dalam diri anak. Potensi moral ini akan

memberikan pengertian kepada anak mengenai sesuatu yang

boleh dan tidak boleh dilakukan karena bertentangan dengan

nilai-nilai kebenaran ataupun kebaikan. Potensi moral yang

dimiliki anak akan mendorong anak untuk berani mengambil

keputusan terhadap sesuatu yang benar dan yang salah. Anak

mempunyai benteng dalam dirinya untuk berani menolak hal-hal

yang dapat menghancurkan dirinya. 16

3. Bimbingan kelompok

Layanan Bimbingan kelompok adalah sebagai usaha yang dilakukan

untuk mencegah berkembangnya masalah kesulitan pada diri konseli. Isi

dari kegiatan ini terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan

dengan masalah pendidikan,pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang

disajikan dalam bentuk pelajaran.17 Menurut Romlah bahwa bimbingan

kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha

membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal

sesuai kemampuan, bakat, minat,serta nilai- nilai yang dianutnya dan

dilaksanakan dalam suasana kelompok. Sedangkan menurut sukardi

layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa

16
Putra sagardi”Macam-macam Potensi”,dalam https://adykenzy.blogspot.com.id.
/diakses tanggal 19 juni 2021,pukul 8.30
17
Ulul Azam”Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Disekolah”, (Yogyakarta : CV
Budi Utama,2016) hlm.22
25

secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari sumber ( terutama

guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari- hari baik

sebagai individu maupun sebagai pelajar,anggota keluarga dan

masyarakat18 Dalam layanan bimbingan kelompok mempunyai model:

a. Model kelompok dalam layanan Bimbingan kelompok

Alam penyelenggaraan bimbingan kelompok dikenal dua jenis

kelompok, yaitu kelompok bebas, kelompok tugas :

1). Kelompok bebas

Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala

pikiran dan perasaannya dalam kelompok, Selanjutnya apa yang

disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok

bahasan kelompok.

2). Kelompok tugas

Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah dan

isi kegiatannya tidak ditentukan oleh anggota, melainkan diarahkan

kepada penyelesaikan tugas. Pemimpin kelompok mengemukakan

suatu tugas untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh para

anggota kelompok.19

18
Sri Narti”Kumpulan Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan
Konseling”, ( Yogyakarta: CV Budi Utama,2019) hlm. 13
19
Ega novia Amanda”Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik
Informasi terhadap minat belajar peserta didik kelas VIII Mts Al-hikmah Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2017/2018”(Skripsi, Jurusan bimbingan konseling,Fakultas tarbiyah dan
keguruan,Universitas Islam Negeri Raden Intang Lampung,2018), hlm 18
26

b. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok

Ada tiga komponen penting dalam kelompok yaitu suasana kelompok,

anggota kelompok dan pemimpin kelompok.

1.) Suasana Kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan

dalam bimbingan dan konseling disekolah. Layanan bimbingan

kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan

yang diberikan oleh seorang yang ahli ( Guru pembimbing) pada

sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna

mencapai suatu tujuan tertentu.Para Ahli menyebutkan ada lima

hal yang hendaknya diperhatikan dalam menilai apakah kehidupan

sebuah kelompok tersebut baik atau kurang baik yaitu:

a. Adanya saling hubungan yang dinamis antara anggota

b. Memiliki tujuan bersama

c. Hubungan antara besarnya kelompok ( banyak anggota) dan

sifat kegiatan anggota

d. Itikad dan sikap terhadap orang lain

e. Kemampuan mandiri.

G. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang teratur dan signifikan untuk melakukan suatu

kegiatan, yang salah satunya adalah pelaksanaan penelitian. Metode

dimaksudkan agar penelitian dapat mencapai hasil yang optimal.


27

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam menyusun Skripsi ini

yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan yang

digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Pendekatan kualitatif disebut juga dengan naturalistik atau

alamiah karena situasi lapangan penelitian yang bersifat natural (wajar),

apa adanya, tidak dimanipulasi, diatur dengan eksperimen.Selanjutnya

penulis mendeskripsikan tentang objek secara sistematis dan mencatat

`semua hal yang berkaitan dengan gambaran yang menyeluruh tentang

“Pengembanganpotensi Anak berkebutuhan khusus

(Tunanetra) di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu ”.Data tersebut di

dapatkan dari naskah, wawancara, catatan lapangan , alat perekam dan

dokumen resmi lainnya.

2. Jenis dan sumber data

a. Jenis data

Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, data

primer dan data sekunder.

1) Sumber data primer, yakni sumber atau informasi data yang

diperoleh langsung dari subyek penelitian sebagai sumber

informasi yang dicari. Data ini disebut juga dengan data tangan

pertama atau data yang langsung berkaitan dengan obyek riset.

Biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi yang


28

diperolehmelalui observasi dan wawancara. Adapun yang menjadi

objek dalam penelitian ini yang ada di (SLB Negeri 1 Dompu)

adalah anak tunanetra, pengasuh, guru, teman sebaya.

2) Sumber data sekunder, yakni data yang diperoleh lewat pihak lain,

tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.

Dalam studi ini data sekunder atau data pendukung adalah

dokumentasinya. Dalam penelitian ini sumber dan jenis data

ditentukan secara purposive sampling, yaitu salah satu tekhnik

pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian.

Secara bahasa, kata purposive berarti sengaja, jadi kalau

sederhananya purposive sampling berarti tekhnik pengambilan

sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi,

sampel tidak diambil secara acak, tapi ditentukan oleh peneliti,

yang dimana dalam purposive sample ini peneliti akan meneliti di

SLB Negeri 1 Dompu, yakni dengan ditentukan secara purposive

sampling dengan mempertimbangkan tujuan penelitian.20

3) Sumber Data

Sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian adalah

subyek darimana data diperoleh, yang dimaksud dengan subyek di

sini yaitu bisa berupa informasi, situasi atau kejadian dan waktu.

Sumber data dalam penelitian ini adalah pihak yang ada di SLB

Negeri 1 Dompu . Adapun jumlah sumber data yang dijadikan

20
Alkausarni” Metodelogi Penelitian Kualitatif”dalam http://muhammadnaskhihul.
blogspot.com.id. /diakses tanggal 19 juni 2021,pukul 10.20.
29

responden dibatasi, karena yang dibutuhkan adalah diperolehnya

esensi persoalan yang diteliti, bukan pada banyaknya responden.

Penentuan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa

responden tersebut mampu memberikan informasi sesuai dengan

apa yang dibutuhkan.

4) Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan

penelitian ini, maka metode pengumpulan data dalam penelitian

menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena

yang dijadikan objek pengamatan. Observasi sebagai alat

evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu

atau proses terjadinya kegiatan yang diamati. Metode

pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua katagori, yaitu

observasi partisipan dan non partisipan:

1) Observasi partisipan: Dalam observasi partisipan, peneliti

terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang

atau situasi yang diamati.


30

2) Non partisipan: yaitu, observasi yang penelitinya tidak ikut

secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang

diamati.21

Jadi observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,

observasi non partisipan, karena dimana peneliti tidak terlibat

dengan kegiatan sehari-hari dalam melaksanakan bimbingan

konseling bagi anak yang berkesulitan belajar. Melainkan

peneliti hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat,

menganalisis dan membuat kesimpulan dalam terkait bimbingan

dan konseling bagi anak tunanetra dalam pengembangan potensi

di SLB Negeri 1 Dompu .22

b. Interview atau wawancara

Interview atau wawancara adalah cara pengumpulan data

yang dilakukan dengan tanya jawab melalui percakapan tatap

muka dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai memberikan jawaban pertanyaan tersebut.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to

face) maupun dengan menggunakan telpon.

1) Wawancara terstruktur

21
Sugiyono”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (,Bandung: Alfabeta,
2011,) hlm . 145.
22
Ibid., hlm 146
31

Dalam wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya pun telah disiapkan. Dan juga pertanyaan

disusun dengan ketat yang diajukan sama untuk setiap

subjek. Dan pada wawancara terstruktur ini pula,

pengumpulan data dapat menggunakan beberapa

pewawancara sebagai pengumpul data.23

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas.

Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya

memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali

dari responden.24

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara

tidak terstruktur, yang di mana peneliti bertanya kepada

responden secara terbuka mengenai hal yang peneliti akan

teliti. Peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang

23
Burhan bugin”Metodologi Penelitian Kualitatif” (, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015,) hlm. 156.
24
Ibid., hlm 157.
32

akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak

mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.

berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan, yaitu untuk

mengetahui bimbingan konseling terhadap anak tunanetra

dalam pengembangan potensi anak tunanetra.

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-

dokumen sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Jadi,

dokumentasi peneliti digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber-sumber tertulis ataupun gambar. Dalam hal ini dokumen

digunakan sebagai sumber data karena dokumen dapat

dimanfaatkan dalam membuktikan, menafsirkan, dan

meramalkan dalam suatu peristiwa. Serta dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah Terlalu bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya momumental.25

H. Tekhnik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya yang

harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses

mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

25
Ibid.,hlm 140.
33

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan salah satu strategi peneliti dalam

membuktikan bahwa data yang diperoleh valid dan akurat.

a. Memperpanjang waktu kehadiran

Pada prinsipnya, peneliti berkeyakinan bahwa semakin banyak

tingkat kehadiran dalam mencari data maka semakin mempermudah

dalam memperoleh hasil penelitian yang optimal, peneliti berusaha

konsisten dalam hal kehadiran di lokasi penelitian sehingga diperoleh

data yang menyeluruh dan akurat.

b. Kecukupan refrensi

Referensi yang dimaksud adalah yang mempunyai relevansi

dengan penelitian tentang metoe bimbingan kelompok terhadap

pengembangan potensi anak tunanetra. Dengan refrensi yang cukup

ini dipandang sangat perlu guna untuk kesempurnaan penelitian ini.

Oleh karena itu, peneliti selalu berupaya untuk memperbanyak

refrensi sehingga data atau informasi yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan secara cerdas dan ilmiah.

c. Pembahasan teman sejawat


34

Teknik pemeriksaan atau pembahasan sejawat dimaksudkan

sebagai cara pengecekkan data temuan yang mendiskusikan dengan

sejawat, sehingga temuan dimaksud memiliki derajat keabsahan.

Teknik ini dipakai untuk menjamin bahwa data-data berupa catatan-

catatan atau teks serta opini yang dihasilkan dari wawancara terhadap

responden.Penggunaan teknik ini memungkinkan peneliti bersifat

terbuka terhadap hasil-hasil dan interpretasinya menerima kritikan-

kritikan dari luar yang berkaitan dengan data-data hasil temuan.

I. Sistematik Pembahasan

1. BAB I : Pendahuluan terdiri dari atas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah

pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

2. BAB II : Paparan Data dan Temuan, diungkapkan seluruh data dan

penelitian. Dalam hal ini, peneliti sebisa mungkin menjaga jarak dan

menahan dirinuntuk mencampuri fakta terlebih dahulu.

3. BAB III : Pembahasan, dibagian ini pembahasan ini diungkapkan proses

analisis terhadap temuan penelitian. Sebagaimana dipaparkan di BAB II

berdasarkan prespektif penelitian atau kerangka teoritik sebagaiman

diungkap dibagian pendahuluan.

4. BAB IV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran


BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sesuai dengan objek yang penulis teliti maka penulis memberikan

gambaran umum tentang SLBN 1 DOMPU . Dalam beberapa hal yang

berkenaan dengan pembahasan ruang lingkup skripsi ini:

1. Sejarah SLBN 1 DOMPU

Sebelum menjadi SLBN 1 Dompu dulu bernama SDLB tempat nya

di Bali 1 didirkan pada tahun 1982 dan mulai digunakan pada tahun

1983, Latar belakang dari adanya Sekolah Luar Biasa di Bali 1 dulu

banyak sekali anak yang cacat seperti: tunanetra, tunangrahita,tunarungu,

autis,tunadksa. Lalu, SD Luar Biasa di bali 1 di pindahkan belakang

terminal Ginte dan disana fasilitas sekolah sudah dikategorikan lengkap.

Pada tahun 2017 sekolah tersebut sudah menjadi Negeri, Sekolah Luar

Biasa satu- satunya di Dompu yang sudah Negeri adalah SLB 1 Dompu.

Adapun struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu sebagai

berikut:

35
36

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH LUAR BIASANEGERI1 DOMPU

1 Komite sekolah Nurbaya

Kepala sekolah Muhammad Yamin

2 Kepala tata usaha Astuty Addinurrahman,SE

3 Wakil kepala sekolah: Arifuddin,S.Pd

Wakasek kesiswaan Uswatun Hasanah,S.Pd

Wakasek Sarpras Mukhtar ,S.Pd

Wakasek Humas Agus Mulyadi

Wakasek Kurikulum Zulmy Amaliah,S.Pd

4 Kordinator SAT. TKLB Siti Arbiah,S.Pd

Kordinator SAT.SDLB Humairah Ma’mun,S.Pd

Kordinator SAT.SMPLB Emeh Nurrahmah,M.Pd

Kordinator SAT .SMALB Agus Mulyadi

5 Koordinator Progsus tunanetra Rustam efendi,S.Pd

Koordinator Progsus tunarungu Ambun Surianingsih, S.Pd

Koordinator Progsus tunagrahita Muhammad Sofyan, S.Pd

Koordinator Progsus tunadaksa Anwar, S.Pd

Koordinator Progsus autis Siti dahlia, S.Pd

Koordinator Progsus tunaganda Wahyuddin, S.Pd

6 Guru- guru -

7 Staf tata usaha -

8 Peserta didik -
37

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Unggulan dalam prestasi dan seni terampil. Dan mandiri dalam

aktivitas berdasarkan iman dan takwa

b. Misi

1. Melaksanakan pembelajaran keagamaan sesuai keyakinan dan

kepercayaan

2. Melaksanakan pembelajaran serta aktif

3. Melaksanakan pembelajaran kecakapan hidup (life skill)

4. Membimbing dan melatih antara warga sekolah,Masyarakat dan

pemerintah.26

c. Identitas Sekolah SLBN 1 DOMPU

Tabel : 1.127

Tabel Identitas Sekolah

Status sekolah Negeri

Alamat sekolah Ginte

Kelurahan/Desa Kandai dua

Kecamatan Woja

provinsi Nusa tenggara Barat

Email slbn01.ompu@gmail.com

Website http://slbn.dompu

26
Dokumentasi, Profil sekolah pada tanggal 04 April 2021
27
Profil sekolah pada tanggal 05 April 2021
38

Jenjang akreditasi A : Nomor Lb 00995 Tgl :

24 Desember 2013

Tahun 2007

Status Tanah Milik

Luas tanah 10,536M2

Program pembangunan Bantuan

3. Keadaan peserta didik

a. Jenis anak berkebutuhan khusus

1) Tunanetra

2) Tunarunggu

3) Tunagrahita

4) Tunadaksa

5) Hiperaktif

6) Down sindrom

7) Tunalaras

8) Autis

b. Jenjang pendidikan

1) SD SLBN

2) SMP SLBN

3) SMA SLBN
39

c. Kelas Karya

Kelas karya adalah tempat pelatihan keterampilan bagi peserta

didik dari Anak SD SLBN sampai SMA SLBN , agar mereka hidup

mandiri di sekolah maupun di lingkungan sosial dan masyarakat

nantinya.

4. Jumlah peserta didik

Tabel 1.228

Tabel Jumlah Peserta Didik

Tunanetra 3

Tunarungu 30

Tunagrahita 27

Tunadaksa 10

Autis 19

Tunalaras 10

Hiperaktif 2

Down Sindrom 3

Jumlah 104

28
Dokumentasi pada tanggal 7 April 2021
40

5. Keadaan peserta tenaga pendidik

a. Keadaan peserta pendidik

Tabel 1.3

Tabel Keadaan Peserta Tenaga Pendidik

Guru PNS 22

Guru Honor 7

Guru tidak tetap -

Guru Bantu -

Jumlah 29

b. Kondisi tenaga pendidik

Tabel 1.4 29

Tabel Kondisi Tenaga Pendidik

1 S1 23

2 S2 3

3 D3 3

4 Jumlah 29

c. Sarana dan Prasarana

Ada beberapa sarana yang ada di SLBN 1 Dompu yaitu sebagai

berikut:

29
Dokumentasi Sekolah luar biasa Negeri 1 Dompu pada tanggal 7 April 2021
41

1). Sistem Pembelajaran

a. Mata Pelajaran Umum

Yang dimana seluruh anak ABK belajar mata pelajaran

umum. Bagi anak SDLB,SMPLB,SMALB. Kelompok A,B,C

artinya merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk

mengembangkan potensi sikap, potensi pengetahuan, dan

kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan

penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa,dan bernegara dan acuannya yang dikembangkan oleh

pusat langsung. Mapel pertama pendidikan Agama dan budi

pekerti, waktu jam mengajar 4 jam perminggu di setiap kelas

dari kelas 1-6. Mapel kedua pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan waktu jam mengajar 2 jam perminggu disetiap

kelas. Mapel ketiga bahasa Indonesia, waktu jam mengajar 4

jam perminggu di setiap kelas. Mapel keempat Matematika

waktu jam mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Mapel

kelima Ilmu pengetahuan waktu mengajar 2 jam perminggu dari

kelas 4-6. Mapel keenam Ilmu pengetahuan Sosial waktu

menjagar 2 jam perminggu dari kelas 4-6.Kategori kelompok B

Mapel tersebut merupakan program kurikuler yang bertujuan

untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi

pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait

lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan


42

lokal. Mapel seni budaya waktu mengajar 12 jam perminggu

disetiap kelas.30 Mapel Pendidikan jasmani dan kesehatan waktu

mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Masuk kategori

kelompok c. berupa program kebutuhan khusus yang diberikan

sesuai dengan kekhususan peserta didik program kebutuhan

khusus untuk:

1) Tunanetra Adalah pengembangan orientasi, Mobilitasi,Sosial

dan komunikasi

2) Tunarungu adalah pengembangan komunikasi,presepsi

bunyi,dan irama

3) Tunagrahita adalah pengembangan Diri

4) Tunadaksa adalah pengembangan diri dan gerak

5) Autis berupa pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan

perilaku.

b. Komunikasi

1). Memiliki jaringan telepon

2). Memiliki Email

3). Memiliki website

4). Memiliki Operator sekolah

30
Dokumentasi Sekolah Luar biasa Negeri 1 Dompu pada tanggal 8 April 2021
43

c. Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

Tabel 1.531

Tabel Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

1 Ruang kepala sekolah 1

2 Ruang tata usaha 1

3 Ruang guru 1

4 Perpustakaan 1

5 Kamar mandi/ wc 5

6 Ruang kelas 15

7 Rombel 32

8 Mushollah 1

9 Asrama 1

10 Tempat wudhu 5

11 Kantin 3

d. Program Keterampilan yang diadakan di SLBN 1 DOMPU

1). Memiliki keterampilan Tata boga

2). Memiliki keterampilan Tata busana

3). Memiliki keterampilan Alat Musik

4). Memiliki keterampilan Komputer

5.) Kerajinan tangan

6). Melukis

31
Muhammad yamin, Observasi pada tanggal 10 april 2021
44

7).Memiliki ketermpilan tilawatil qur’an

e. Pengembangan diri

1). Pramuka

2). Les

3). Olahraga bersama

4). Agama, krakter ,jujur, ikhlas, toleran,disiplin,kreatif

,mandiri, peduli lingkungan dan masyarakat.

f. Terprogram

1) Kegiatan ekstrakurikuler

2) Imtak dan sholat bersama

3) Belajar mengaji

4) Kerja bakti sekali dalam seminggu

5) Senam bersama

g. Tidak terprogram

1) Peringatan hari besar Islam

2) Traveling bersama

3) Peringatan hari besar Islam

h. Teladan

1) Sederhana

2) Tidak berbuat nakal

3) Tidak menyembunyikan barang teman

4) Disiplin waktu
45

B. Pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus ( Tunanetra) Melalui

Metode Bimbingan kelompok Di ( SLBN 1 DOMPU) Tahun 2021

Untuk mengetahui pengembangan potensi tunanetra apa saja yang

diterapkan oleh sekolah kepada anak tunanetra maka peneliti perlu mencari

tau, mengetahui dan mendalami tentang pengembangan potensi tunanetra

yang ada di Sekolah luar biasa Negeri 1 Dompu. Maka Bab ini peneliti

memaparkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan menjadi respon

sesuai dari data tersebut.

Muhammad yamin selaku kepalas sekolah sekaligus guru tunanetra di

sekolah luar biasa mengatakan:

Pada dasarnya anak tunanetra di sekolah luar biasa ini rata-rata


tunanetra ringan (bisa melihat akan tetapi kurang jelas).Gurupun
tidak merasa kesusahan ketika melakukan proses pembelajaran dan
aktivitas lainnya.32
Rustam selaku guru dari anak tunanetra mengatakan:

Meski mereka tidak seperti anak normal biasanya. Anak tersebut


mempunyai keunikan masing- masing yang dia miliki. Oleh karna
itu pak rustam berusaha bagaimana bakat yang dimiliki bisa
dikembangkan menjadi optimal, sebelum melakukan praktek/latihan
bapak rustam melakukan bimbngan kelompok kepada anak didiknya
lebih khusus anak tunanetra yang memiliki bakat yang terpendam.33
Berdasarkan hasil wawancara maka peneliti mengatakan penelitian

mengfokuskan. Tentang bagaimana pengembangan potensi anak tunanetra

melalui metode bimbingan kelompok yang diterapkan di sekolah luar biasa.

Dalam penelitian ini peneliti dapat memaparkan beberapa metode untuk

32
Muhammad yamin Wawancara pada tanggal 11 Maret 2021
33
Rustam Wawancara pada tanggal 12 Maret 2021
46

mengembangankan potensi anak tunanetra melalui bimbingan kelompok yang

diterapkan oleh guru tunanetra.

1. Metode pengembangan potensi bakat& minat

Berdasarkan hasil wawancaran dengan ibu zulmi selaku guru

tunanetra dan keterampilan tentang metode pengembangan potensi anak

tunanetra,agar anak tersebut bisa mengembangakan potensi yang ada

dalam dirinya.

Ibu Zulmi mengatakan tentang bagaimana metode pengembangan


potensi anak tunanetra. Disekolah luar biasa metode
pengembangan potensi yang diterapkan kepada anak tunanetra,
sebelum mengetahui bakat dan minat anak tersebut buk zulmi
melakukan asesmen terlebih dahulu kepada anak tersebut. Dari
hasil asesmen, munculah suatu potensi di setiap anak salah satunya
seperti: Nuralisa dia memiliki bakat tilawatil qur’an maka dari itu
teknik yang digunakan adalah mengundang guru khusus tilawah
untuk melakukan belajar tilawah. 34

2. Metode pengembangan potensi diri

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu rosdiana selaku guru

keterampilan tentang metode pengembangan potensi yang diterapkan

kepada anak tunanetra mengatakan:

Ibu rosdiana melakukan asesmen terlebih dahulu mengenai


pengembangan diri nya berupa:Apakah anak tersebut bisa mandi
sendiri, cuci baju sendiri, kesekolah sendiri. setelah hasil Asesmen
oleh guru di SLB, ternyata mereka bisa melakukan aktivitas
mandiri mengapa demikian? Karna mereka kategori tunanetra
ringan/sedang masih bisa meliat dari 1 jarak/ 2 jarak mereka
dibantu memakai kacamata yang di beri oleh dinas sosial
langsung.35

34
Zulmi wawancara pada tanggal 12 April 2021
35
Rosdiana wawancara pada tanggal 15 April 2021
47

Setelah mengetahui metode pengembangan potensi yang diterapkan di

sekolah luar biasa negeri 1 dompu. Selanjutnya Metode bimbingan

kelompok apa saja yang diterapkan di sekolah luar biasa negeri 1 dompu

sebagai berikut :

1. Metode bimbingan kelompok bebas

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak efendi selaku guru di

sekolah luar biasa mengatakan bahwa: Bimbingan kelompok bebas

bertujuan untuk bagaimana anak tunanetra belajar memecahkan

masalah dengan arah mana saja tidak dipaksakan harus benar- benar

bisa memecahkan masalah pada diri nya. Akan tetapi tujuan gurunya

belajar mandiri dalam menghadapi masalah seperti masalah potensinya

yang masih kurang optimal, dia harus bisa menghadapi permasalahanya

apa yang harus dilakukan,dan akan dibimbing oleh gurunya supaya

ter’arah tujuan awal.36

2. Metode bimbingan kelompok tugas

Berdasarkan hasil wawancara,observasi dengan ibu aisyah selaku guru

disekolah luar biasa mengatakan bahwa: Bimbingan kelompok tugas

yang diberikan oleh anak tunanetra bertujuan untuk mengetes IQ dan

kedisiplinannya dalam segi belajar seperti: belajar kembali pelajaran

yang pernah diberikan kepada guru ketika mereka ada dirumah,

kadangkala mereka tidak belajar kembali apa yang dipelajari disekolah.

36
Efendi wawancara pada tanggal 15 April 2021
48

Dikarenakan kemalasan, orang tua kurang memperhatikan, orang tua

sibuk dengan pekerjaannya.37

37
Aisyah wawancara, observasi pada tanggal 17 April 2021
BAB III

PEMBAHASAN

A. -Pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) melalui

metode bimbingan kelompok diSekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

Pendidikan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi setiap manusia,

tidak terkecuali bagi anak yang memiliki kekurangan fisik,mental

( berkebutuhan khusus) Dalam Undang- undang Dasar 1945 pasal 31

ayat 1 dan Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional bab 1V pasal 5 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap warga

negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu dalam mengembangkan skill diri dan bakat minat yang iya miliki.

Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,intelektual

dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Hal ini menunjukkan

bahwa anak yang memiliki kemampuan potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak pula memperoleh kesempatan seperti anak lainnya. ( anak

normal) dalam layanan pendidikan .Hal tersebut dipertegaskan dalam UU RI

tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Maupun dalam peraturan

mendiknas No.70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik

yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat

istimewa. Amanah hak atas pendidikan bagi anak penyandang kelainan atau

ketunaan ditetapkan dalam Undang- undang No.20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pasal 32 disebutkan bahwa” Pendidikan khusus (

pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

49
50

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik. Emosional, mental,sosial atau memiliki potensi kecerdasan

dan bakat istimewa”.38

Berdasarkan hasil paparan data pada hasil penelitian yang dijelaskan

pada bab sesudahnya maka penelitian merumuskan pembahasan tentang

pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) melalui

metode bimbingan kelompok di sekolah luar biasa negeri 1 dompu. Adapun

metode pengembangan potensi yang diterapkan oleh guru disekolah luar

biasa selama meneliti disekolah luar biasa sehingga peneliti mendapatkan

data- data yang jelas dan valid atau nyata tentang anak tunanetra yang

berkebutuhan khusus oleh sekolah luar biasa negeri 1 dompu kepada

siswanya antara lain sebagai berikut:

1). Keterampilan tata boga

Tata boga merupakan seni untuk mengolah masakan dari persiapan

pengolahan sampai dengan menghidangkan masakan. Pembelajaran tata

boga lebih menekankan pengalaman belajar pada aktivitas motorik,

sehingga anak tunanetra akan tertarik untuk mengembangkan bakat dan

minat. Tata boga adalah suatu disiplin llmu terkait dengan seni dalam

menyiapkan,masakan, dan menghidangkan makanan siap saji. Di

Indonesia, disiplin ilmu dapat dipelajari disekolah menengah kejuruan

38
Arna febianti”Penerapan pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus dengan
berbantuan model POE2WE”, Berkebutuhan khusus,Vol. 12 Nomor 2, Januari 2016.
51

atau tingkat sekolah tinggi terkait industri periwisata dan indrustri

perhotelan.39

Ibu rina mengatakan: izattunnafsia memiliki bakat memasak.

Setelah jam pelajaran, izattun ke ruangan keterampilan tata boga, untuk

melakukan prakter memasak. Sebelum dimulai praktek memasak, ibu

memberikan arahan atau contoh apa saja yang harus disiapkan dan dari

mana harus dimulai. Setelah itu barulah anak tunanetra mulai memasak

,sambil diamatai,dibimbing oleh gurunya.40

Sedangkan hasil dari penelitian Disekolah luar biasa negeri 1

dompu mempunyai 3 anak tunanetra yang ringan mereka masih bisa

melihat dengan satu jarak atau dua jarak dan dibantu juga dengan

menggunakan kacamata. Jenis kelamin anak tunanetra di sekolah luar

biasa ini ,2 perempuan dan satu laki-laki memiliki potensi masing-

masing . faizatun dia suka memasak dan maka dari itu ibu fitriani

melakukan praktek langsung supaya bisa melihat sejauh mana

keterampilan memasak yang anak tunnetra mampu. Salah satunya

menanak nasi, mengoreng telur, memasak sayur. Selain dari itu ia

mempunyai bakat menjahit, sebelum melakukan penjahitan guru

tersebut memberikan suatu bimbingan atau arahan, dan apa saja tahap

awal yang dilakukan mengenai penjahitan. Pertama guru memasukan

benang kedalam jarum lalu menyiapkan kain dan alat asesoris yang

39
Siti Laeli Aisyah,” Evaluasi pelaksanaan Pembelajaran pengolahan makanan
kesempatan khusus di sekolah menengah kejuruan sahid surakarta”,( Skripsi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2018).
40
Rina Observasi,wawancara,pada tanggal 10 April 2021
52

dibuat adalah rok sekolah sebagaimana anak tunanetra mulai melakukan

penjahitan sambil dibimbing oleh gurunya dan peneliti mengamati apa

yang dilakukan oleh anak tunanetra sampai selesai.

2). Keterampilan tata busana

Menurut Bennet bahwa pendidikan avokasional ( kecakapan hidup)

termaksud semua bentuk institusi pendidikan, baik pemerintah, maupun

masyarakat berbentuk formal dan informal dengan tujuan membantu

masyarakat memperoleh pendidikan dan pelatihan berdasarkan prinsip

pembelajaran sepanjang hayat. Pendidikan avokasional ini sangatlah

penting bagi anak berkebutuhan khusus, dalam pembelajaran

avokasional ini melatih keterampilan dan kemandirian seseorang. 41

Menurut Ibu zulmi mengatakan anak tunanetra yang bernama


Nafisa dan Faizzatun dia memiliki bakat menjahit sejak kelas SD
maka dari itu ibu zulmi melakukan praktek langusng kepada anak
tersebut untuk mengasah lebih dalam lagi mengenai potensi yang ia
miliki sehingga dia menjadi anak yang dibanggakan oleh
orangtua,keluarga dan masyarakat disekitarnya. Tahap awal
pembuatan rok pertama-tama guru memberikan bimbingan dan
menyiapkan alat dan bahan yang harus disiapkan. Sebelum anak
tunanetra mulai menjahit guru tersebut memasukan benang ke
jarum dan memotong kain beserta mengukur kain lalu mulailah
anak tersebut melakukan penjahitan. Peneliti sambil mengamati apa
yang dilakukan oleh guru dan anak tunanetra tersebut.42
3). Keterampilan tilawatil qur’an

Guru tunanetra mengatakan disekolah luar biasa menyiapkan guru

khusus tilawah dikarenakan salah satu anak tunanetra memiliki

41
Rahmi” Pelaksanakan Pembelajaran mata diklat membuat busana bayi di SMK Negeri 3
Klaten”,( Skripsi , Fakultas Teknik busana, Universitas Negeri yogyakarta, 2012).
42
wawancara,observasi pada tanggal 17 April 2021
53

kemampuan tilawah. Sehingga bapak haris mencari guru khusus tilawah

tunanetra. Ada salah satu guru tilawah yang bernama ustadz maulana

tersebut, juga tunanetra dan sudah mahir dalam ilmu tilawah. Andrian

dan Nuralisa mempunyai bakat yang sama mereka adalah anak yang

sangat senang mendengarkan lantunan tilawatail qur’an melalui speaker

yang memang diberikan oleh pihak sekolah bertujuan untuk

mengembangkan bakat andrian dan ditambahkan guru khusus tilawatil

qur’an. Waktu belajar tilawah pada malam hari dikarenakan mereka

tinggal di asrama, metode yang digunakan oleh ustadz maulana yaitu

memberikan contoh terlebih dahulu lalu anak tersebut mengikuti apa

yang dibacakan oleh ustadz tersebut. Waktu belajar tilwah kurang lebih

seperempat jam saja mengapa demikian? Karena anak yang

berkebutuhan khusus maksimal mampu fokus dalam belajar mengajar

paling tidak 15 menit saja perhari akan tetapi, khusus belajar tilawahtil

qur’an mereka mempunyai waktu satu jam. Sedangkan dalam belajar

pelajaran umum lebih kurangnya waktu yang mereka lakukan 4 jam

perminggu di satu mata pelajaran, guru tidak bisa memaksa anak

tersebut.

4). Keterampilan komputer

Dari hasil Observasi,wawancara peneliti di lapangan. Peneliti dapat

melihat langsung anak tunanetra yang bernama andrian memiliki bakat

komputer. teknik- teknik yang diberikan kepada anak tunanetra ketika

melakukan praktek komputer sebagai berikut:


54

a) Memberikan materi

Memberikan materi merupakan suatu tahapan awal sebelum

melakukan praktek melalui rekaman- rekaman tentang ilmu

komputer, mereka pasti mendengarkan dan mengamati apa yang ia

dengar. Oleh karna itu guru sambil memperhatikan apakah ia

benar- benar sudah faham atau tidak. Setelah dilakukan semua

barulah guru memulai prakter komputer dengan penuh kesabaran

dan ketelatenan.

b) Praktek komputer

Setelah mereka sudah mendengarkan materi yang diberikan

kepada guru, mulailah guru memberikan komputer untuk

mencoba, ada salah satu anak tunanetra yang bernama andrian dia

sangat cerdas dalam ilmu komputer karna sekali guru

memberikan contoh ia langsung memahami bahkan ia mengotak

katik komputer tersebut. Bahkan guru heran dengan apa yang ia

lakukan padahal materi itu belum dipelajari oleh anak ini . Maka

dari itu guru sangat bangga dan memberikan apresiasi kepada

andrian. Anak tunanetra ia lebih menyukai hal- hal yang berupa

bakat atau keterampilan, mereka bisa belajar sampai setengah

jam bahkan satu satu jam bisa melakukannya berbeda dengan

pelajaran umum. 43

43
Zulmi Observasi, wawancara pada tanggal 19 April 2021
55

Menurut pengamatan peneliti konsep pemahaman diri bagi

tunanetra sangatlah penting dalam dirinya sudah mulai jelas

mudah bagi mereka dalammengembangkan bakat, minat mereka

dan tujuan keterampilan yang diajari oleh guru, anak tunanetra

sudah mulai memahami apa bakat yang dia miliki. Didalam

sekolah luar biasa ini penghambatan yang dialami oleh siswa

adalah kemalasan ketika sudah pulang ke rumah dikarenakan

tidak ada yang mengontrol pelajaran yang pernah diajarkan

disekolah.

B. Metode Yang Efektif Untuk Meningkatkan pengembangan potensi anak

tunanetra di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

Secara umum dalam bidang pendidikan luar biasa, anak dengan

gangguan penglihatan lebih kenal sebagai anak tunanetra. Pengertian

tunanetra bukan saja orang yang buta, tetapi mencakup anak-anak yang

kurang penglihatanya atau rabun yang dikatan low vision( Penglihatan

lemah). Secara ilmiah Ketunanetraan itu anak tersebut dapat disebabkan

berbagai macam faktor baik faktor internal maupun eksternal. Hal- hal yang

termaksud faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan bayi selama

masih di dalam kandungan atau bisa dikatakan masa prenatal kemungkina

bisa juga faktor gen ( sifat bawaan dari keturunan), kekurangan gizi, kondisi

psikologi ibu yang kurang stabil, keracunan obat dan sebagainya. sedangkan

hal- hal yang termaksud faktor eksternal misalnya: kecelakan waktu

bayi,masa anak- anak, atau masa remaja nya, terkena penyakit siphilis yang
56

mengenai matanya saat dilahirkan, pengaruh alat bantu medis ( tang) saat

melahirkan sehingga sistem persyarafannya rusak. Perkembanga efektif

mengarahkan anak dari yang tidak biasa menjadi biasa :

a). Kedisiplinannya terhadap mengikuti kegiatan perkembangan diri secara

rutin

b). Motivasinya yang tinggi untuk mengembangkan potensi yang ada dalam

dirinya.

c). Rutin memberikan terapi mata kepada anak tunanetra

d). Memperhatikan potensi yang ada pada dirinya

Perkembangan perilaku ( psikomotorik) mengarahkan anak dari yang

tidak biasa menjadi biasa:

a). Anak mampu memainkan alat musik dengan baik atau mahir

b). Anak menunjukkan prestasi bermain musik dengan sangat baik dan Anak

tersebut mampu mengotakkatik komputer dengan baik.44

Berdasarkan Hasil Observasi dan wawancara peneliti di lapangan bahwa

ibu Hartini mengatakan: Metode yang paling efektif dalam meningkatkan

pengembangan potensi anak tunanetra yaitu:

a). Prinsip Individual

Dalam pengembangan potensi yang efektif untuk anak tunanetra

pertama- tama yang menjadi peran utama adalah orang tua anak tersebut.

Menurut Ibu hartini : Metode pembelajaran yang efektif untuk anak

tunanetra adalah prinsip individu berarti dalam mendidik anak tunanetra,

44
http//core.ac.uk/artikel/diakses tanggal 20 April 2021, pukul 10.30.
57

tenaga pendidik, maupun orang tua sangat perlu memperhatikan hal- hal

yang berhubungan dengan individul seperti: Mental anak, fisik, motorik,

kesehatan dan tingkat ketunanetraan harus perlu diperhatikan dengan

baik.

b). Prinsip Pengalaman pengindraan

Beralih dari prinsip individual, prinsip berikutnya yang perlu

diperhatikan oleh guru dan orang tua untuk mendidik anak tunanetra.

Pengindra yang dimaksud adalah pengalaman anak hal- hal yang ia

pelajari baik disekolah maupun dirumah atau lingkungannya,

pengalaman pengindra ini untuk mendorong anak agar ia lebih mudah

memahami apa yang mereka pelajari seperti contoh: Alat perekam suara

atau alat sentuhan agar pembelajaran yang diterima bisa memberikan

pengalaman langsung supaya mereka tau.

c). Prinsip totalitas

Beralih ke prinsip totalitas yang dimaksud di sini bukanlah semata-

mata pembelajaran yang diberikan harus menyangkut semua mata

pelajaran. Tetapi menggunakan seluruh fungsi indra yang masih bisa

berfungsi pada anak tunanetra dengan baik dalam pembelajaran. Contoh :

ketika anak belajar mengenai objek seperti sayur-sayuran, orang tua atau

guru dapat mengajak anak tunanetra untuk mengenal objek tersebut

secara kesuluruhan akan tetapi bertahap- tahap. Mulai dari nama sayuran,

bentuk sayuran, ukuran, rasa dan ciri khasnya di setiap sayuran. Ini
58

membantu anak tunanetra untuk mengenali objek yang ia pelajarti

dengan sempurna.

d). Prinsip Aktivitas Mandiri ( selfactivity)

Beralih ke prinsip aktifitas mandiri yang perlu diperhatikan dalam

meningkatkan metode pendidikan dan meningkatkan potensi dirinya bagi

anak tunanetra yaitu, prinsip aktivitas mandiri bahwa anak tersebut

melakukan kegiatan belajar mengajar haruslah aktif dan mandiri

seperti:Belajar membaca sendiri, belajar menulis sendiri, dan guru

sebagai fasilitator,motivator yang mendorong anak untuk mencari

informasi secara aktif dan mandiri, guru bertujuan anak tunanetra untuk

bisa hidup mandiri. Sedangkan meningkatkan potensi diri seperti:

Makan sendiri, mandi sendiri, cuci baju sendiri, ke sekolah sendiri dll.

e). Huruf Braille

Beralih metode yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak

tunanetra, sekarang kita akan membahas tentang alat atau media yang di

gunakan untuk sebagai pendukung belajarnya seperti: Huruf braille

adalah sebagai alat bantu yang utama untuk proses belajar menulis,

membaca bagi penderita tunanetra melalui huruf braille merupakan

bentuk kumpulan titik- titik timbul yang disusun untuk mengantikan

huruf biasa. Huruf braille ini tersusunatas enam buah titik, dua dalam

posisi vertikal, ssedangkan tiga lainnya berada dalam posisi horizontal.


59

Semua titik yang timbul ini dapat ditutupi menggunakan satu jari

sehingga memudahkan anak dalam membaca maupun menulis braille.45

Di sekolah luar biasa negeri 1 dompu ternyata guru khusus tunanetra

mengadakan bimbingan kelompok di setiap minggu. Alasan guru tersebut

untuk memberikan motivasi, evaluasi diri. Ada 2 metode bimbingan

kelompok yang di terapkan oleh guru tersebut:

a). Bimbingan kelompok bebas

Sebelum melakukan bimbingan kelompok bebas, tujuan dari

bimbingan kelompok bebas yang diadakan oleh guru supaya mereka

faham dan terarah tujuannya. Tujuan itinnya bagaimana anak

tunanetra belajar memecahkan masalah dengan arah mana saja tidak

dipaksakan harus benar- benar bisa memecahkan masalah pada diri

nya. Akan tetapi tujuan gurunya belajar mandiri dalam menghadapi

masalah seperti masalah potensinya yang masih kurang optimal, dia

harus bisa menghadapi permasalahannya apa yang harus dia

lakukan,dan akan dibimbing oleh gurunya supaya terarah tujuan

awal.

b). Bimbingan kelompok tugas

Sebelum memulai bimbingan kelompok, guru menjelaskan apa

tujuan bimbingan kelompok yang di adakan oleh guru, tujuannya

adalah untuk saling menukar suatu informasi dan saling mengenal

satu sama lain, dan melatih anak tunanetra untuk berbicara di depan

45
Hartini Observasi,wawancara pada tanggal 19 April 2021
60

banyak orang. Berani mengemukakan pendapat,saran,tanggapan di

depan anggota lain.

Beralih inti pembahasan guru di sekolah luar biasa mengadakan

bimbingan kelompok tugas ingin mengetahui sejauh mana ia

mengenal temannya meski dia tidak bisa melihat dengan sempurna.

Dan guru memberikan tugas kepada setiap anak tunanetra

mempelajari kembali yang pernah di pelajari di sekolah supaya

mereka tidak lupa seperti: menghitung,membaca buku, mengaji.

Setelah itu ke esokannya guru menanyakkan kembali apakah sudah

di pelajari atau tidak dan evaluasi. 46

46
Efendi wawancara, pada tanggal 20 April 2021
BAB 1V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan hasil penelitian ini, penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

Pertamametode pengembangan potensi yang diterapkan di sekolah luar

biasa memiliki metode tersendiri untuk mengembangkan potensi anak

tunanetra yang ada di sekolah luar biasa, dengan menggunakan alternatif yang

sudah disiapkan oleh sekolah seperti keterampilan, tata boga, keterampilan

tata busana, keterampilan tilawatil qur’an yang sesuai dari masing- masing

bakat yang ia miliki. Sebelum mengetahui bakat dan kemampuan anak

tunanetra, terlebih dahulu guru melakukan asesemen untuk mengetahui apa

saja hambatan dan bakat yang harus di kembangkan.

Kedua Metode yang paling efektif untuk meningkatkan pengembangan

potensi tunanetra yaitu prinsip individu yang diterapkan oleh guru, prinsip

pengalaman pengindraan. prinsip totalitas,prinsip aktivitas mandiri, prinsip

huruf braille inilah metode yang paling efektif/ dan utama yang diterapkan

menurut guru- guru di sana untuk bisa mengoptimalkan potensi yang di miliki

anak tersebut.

61
62

B. Saran

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak

keterbatasan ketika menganalisa pengembangan potensi anak berkebutuhan

khusus ( tunanetra) yang mengalami potensi yang kurang optimal di Sekolah

Luar Biasa Negeri 1 Dompu. Perlu peneliti mengadakan penelitian lebih

lanjut dan mendalam terhadap pengembangan potensi tunanetra, baik metode

pengembangan secara umum maupun metode pengembangan potensi secara

efektif, agar semakin berkembang keilmuan metode pengembangan potensi

yang efektif. Sebagai salah satu metode pengembangan potensi, perlu bagi

pembaca untuk memperaktikkan metode pengembangan potensi yang efektif

secara konseptual dalam hidup masing- masing perlu mencoba . Sehingga

pengembangan potensi yang efektif bisa memberikan pengaruh untuk

meningkatkan hidup masing- masing.


63

DAFTAR PUSTAKA

Ade naswaida”Pelaksanaan Layanan Konseling kelompok Dalam meningkatkan


Ahklakul karimah siswa di SMP Negeri 10 Banda Aceh. Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Darussalam
Bnda Aceh, 2018. hlm 17.

Agus Saputra”Konseling Islam Menurut pemikiran Anwar sutoyo dan


implementasinya terhadap kesehatan mental” dalam Artikel Islamic
conseling, Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah , Institut Agama Islam
Negeri sykh Nurjati Cirebon, maret 2019.

Alkausarni”Metodelogi Penelitian Kualitatif”dalam


http://muhammadnaskhihul.blogspot.com.id. /diakses tanggal 19 juni
2021,pukul 10.20.

Arna febianti”Penerapan pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus dengan


berbantuan model POE2WE”, Berkebutuhan khusus,Vol. 12 Nomor 2,
Januari 2016.

Andika pratama”Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi


Warga Belajar Tunanetra Di Lembaga Yayasan Sahabat
Mata,(Skripsi,Jurusan Pendidikan Luar Biasa,Fakultas Ilmu
Pendidikan,Universitas Negeri Semarang,2017), hlm.12.

Burhan bugin”Metodologi Penelitian Kualitatif” (, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2015,) hlm. 156.

Ega novia Amanda”Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik


Informasi terhadap minat belajar peserta didik kelas VIII Mts Al-hikmah
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”(Skripsi,Jurusan
bimbingan konseling,Fakultas tarbiyah dan keguruan,Universitas Islam
Negeri Raden Intang Lampung,2018), hlm 18.

Gutnanto”Peran Bimbingan dan Jonseling Islam Untuk mencetak Generasi


Emas Indonesia”dalam jurnal konseling Gusjigang,Fakultas FKIP,
Program Studi Bimbingan dan Konseling” Volime, 1 Nomor 1, 2015.

Heny kristiana”Kegiatan pengembanagan diri dalam menggali potensi anak


tunanetra”dalam jurnal,konseling edukasi, IAIN Kudus,volume, 2 Nomor
1, januari 2018.

http//core.ac.uk/artikel/diakses tanggal 20 April 2021, pukul 10.30.


64

Iwan kurniawan”Implementasi Pendidikan bagi siswa Tunanetra Di sekolah Dasar


Inklusi”, Vol, 04, Nomor 7, juli 2015.hlm 6.

Jelita Novita sari (Skripsi” Peran orang tua Dalam Mengembangkan Potensi
Anak Tunagrahita Di Kelurahan pasar Tais Kabupaten Selumu”
Fakultas Ushulluddin Adab Dan Dakwah,Institut Agama Islam Negeri (
IAIN Bengkulu), 2018.

Mera hartuti” Penggunaan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan diri


peserta didik kelas VIII SMPN 28 Bandar Lampung. (Skripsi, jurusan
bimbingan konseling, Fakultas Tarbiyah dan keguruan , Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017) ,hlm. 27.

Namora lumongga lubis Hasnida, konseling kelompok, Jakarta : kencana, 2016


hlm 6.

Nasrina nur fahmi slamet”Layanan Konseling Kelompok Meningkatkan rasa


Percaya diri Siswa Smk Negeri 1 Depok Sleman”, Hisbah,vol.13,
Nomor 1, Desember 2016.hlm 71 dan 74.

Putra sagardi”Macam-macam Potensi”,dalam https://adykenzy.blogspot.com.id.


/diakses tanggal 19 juni 2021,pukul 8.30

Rahmi” Pelaksanakan Pembelajaran mata diklat membuat busana bayi di SMK


Negeri 3 Klaten”,( Skripsi , Fakultas Teknik busana, Universitas Negeri
yogyakarta, 2012).

Said hasan basry” Model bimbingan konseling Islam bagi siswa Tunanetra”
dalam jurnal,Al-Isyraq,volume,2 Nomor, 1 juni 2019.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2011, hal. 142.

Sri Narti”Kumpulan contoh laporan Hasil penelitian tindakan Bimbingan


konseling”, ( Yogyakarta: CV Budi Utama,2019) hlm. 13

Siti Laeli Aisyah,” Evaluasi pelaksanaan Pembelajaran pengolahan makanan


kesempatan khusus di sekolah menengah kejuruan sahid surakarta”,(
Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2018).

Taufik Muhtarom,”Sekolah Inklusif Sebagai Sebuah Solusi Bagi Kesulitan


Bersosialisasi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus”,dalam
http://repository.up.ac.id. /artikel tanggal 18 juni 2021,pukul 10.40.
65

Ulul Azam”Bimbingan Dan Konseling Prkembangan Disekolah”, ( Yogyakarta :


CV Budi Utama,2016) hlm.22

Yhuphi Maya Hapsari”Identifikasi Potensi Dasn Pengembangan Program


Pemberdayaan Komunitas Waria Di kota Yogyakarta”,dalam
http://potensidiri.blogspot.com/diakses tanggal 18 juni 2021,pukul 17.31
66

LAMPIRAN
67

Lampiran 1

Pedoman wawancara

A. Kepala sekolah (tentang gambaran umum lokasi penelitian)


1. Bagaimana sejarah berdirinya SLBN 1 Dompu dan letak
geografisnya ?
2. Apa saja Visi & Misi,fungsi, tujuanya?
3. Berapa Data keseluruhan siswa/siswi SLBN I Dompu tersebut?
4. Apa saja jenis Anak berkebutuhan khusus yang ada di SLBN 1
Dompu ini?
5. Bagaimana sistem program pembelajaran di SLBN 1 Dompu, dan
jam masuk sekolah sampai pulang?
6. Apa saja jenjang pendidikan yang ada di SLBN 1 Dompu ini?
7. Keterampilan apa saja yang ada di SLBN 1 Dompu ini?
8. Berapakah data guru yang mengajar di SLBN 1 Dompu ?
9. Bagaimana proses pelayanan guru terhadap siswa anak berkebutuhan
khusus?
10. Kegiatan apa saja yang dilakukan saat ini?
11. Bagaimana struktur organisasinya?
12. Apa saja sarana&prasarana di sekolah ini?
13. Apakah guru disini mengajar sesuai dari jurusanya masing- masing?
B. Guru kelas khusus mengajar siswa tunnetra, Guru- guru yang ada di
struktur organisasi Sekolah.
1. Apa saja jenis kegiatn yang dilkukan oleh anak tunanetra selama ada
disini?
2. Bagaimana cara ibu/bapak,untuk mengetahui bahwa anak tersebut
mengalami terhambat pengembangan potensi?
3. Bagaimana penanganan yang dilakukan untuk anak tunanetra yang
bermasalah dalam pengembangan potensinya?
68

4. Metode seperti apasih yang digunakan ketika anak tunanetra


mengalami kehambatan pengembangan potensi dan metode apa yang
paling efektif dlam meningkatkan pengembangan potensinya?
5. Kelas keterampilan apa saja yang diberikan untuk mengembangkan
potensi anak tunanetra?
6. Apa saja bentuk bimbingn kelompok yang sering digunakan untuk
mengatasi permasalahan dalam mengembangkan potensinya?
7. Kapan biasanya dilakukan proses bimbingan kelompok pada anak
tunanetra?
8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangakan
potensi tunanetra?
9. Ketika ada anak tunanetra ingin menjadi hafidz atau hafizha,fsilitas
seperti apa yang diberikan kepada anak tunnetra?
10. Apa saja kategori anak tunanetra yang ada disekolah luarbiasa ini
seperti:ringan,sedang, berat.?
11. Apakah anak tunanetra memiliki pendengaran yang lebih baik atau
tidak?
69

Lampiran 2

Dokumentasi Kegiatan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Dompu

Dokumentasi Bersama Kepala Sekolah SLB


Negeri 1 Dompu beserta Guru-guru
70
71
72

Anda mungkin juga menyukai