Anda di halaman 1dari 52

HIKMAH LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL

BERDIRI MENURUT ISLAM TERHADAP KESEHATAN

PAPER

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas akhir Tingkat

Mu’allimin

Disusun Oleh:

AMELIA

NIS: 1312320501082100368

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 212 KUDANG

WANARAJA GARUT

2023-2024
LEMBAR PERSETUJUAN

HIKMAH LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL

BERDIRI MENURUT ISLAM TERHADAP KESEHATAN

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mu’alimin Pesantren

Persatuan Islam 212 Kudang

Disusun oleh:
Amelia
NIS: 1312320501082100368

Disetujui oleh:

Pembimbing Biro Paper

Narti Winarti S,Pd.I Fazar Azhari, M.Pd.I


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah diujikan pada hari Ahar, 14 januari 2024

Dan dinyatakan LULUS

GARUT, Januari 2024

Pesantren Persis 212 Kudang Wanaraja Garut

Pembimbing Biro Paper

Narti Winarti S,Pd.I Fazar Azhari, M.Pd.I

Penguji I Penguji II

Beni Hamzah Taufik, SHI Fazar Azhari, M.Pd.I

Mudir Mu’alimin Mudir ‘Am

Beni Hamzah Taufik, SHI Drs. Budiman


MOTTO

“KAMU TIDAK HARUS HEBAT UNTUK MEMULAI, TAPI KAMU

HARUS MEMULAI UNTUK MENJADI HEBAT”

-mlka.kmlia-

Paper ini dipersembahkan untuk:

Ibunda dan Ayahanda tercinta

Adikku Tersayang

Asatidz dan Asatidzah Pesantren Persatuan Islam 212 Kudang


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah dengan segala kenikmatan yang tak henti-

hentinya ditebarkan kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Penulis sangat

bersyukur atas kekuatan, kesabaran, dan ridha-Nya yang di berikan, penulis karya

tulis (paper) telah selesai. shalawat disertai salam ditujukan kepada Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Paper ini penulis buat untuk menasihati diri pribadi dan berharap bisa menjadi

pencerahan bagi orang-orang yang tidak terhadap dirinya, disamping itu pembuatan

paper ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir tingkat

Mu’alimin. Penulis mengambil judul “HIKMAH LARANGAN MAKAN DAN

MINUM SAMBIL BERDIRI MENURUT ISLAM DAN KESEHATAN”

Sebuah karya tulis ilimiah sederhana yang akan menjadi sebuah kenang-

kenangan yang tak terlupakan serta menjadi pembelajaran yang sangat berharga

bagi penulis pribadi.

Dalam penyusunannya pun penulis mendapat bimbingan serta bantuan dari

berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengahaturkan “Jazaakumullah

khairan katsiira” kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ini, kepada:

1. Allah Swt. Yang telah memberikan Kesehatan jasmani dan rohaninya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini.

i
2. Kedua orang tua tercinta yang selama ini telah memberikan kasih sayang,

dukungan, semangat, motivasi, do’a yang tiada hentinya sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya tulis ini.

3. Al-Ustadz Drs. Budiman, selaku Mudir ‘Am Pesantren 212 Kudang.

4. Al-Ustadz Beni Hamzah Taufik S.HI, selaku Mudir Mu’alimin Pesantren

212 Kudang.

5. Ustadzah Narti Winarti S.PD.I, selaku pembimbing sekaligus wali kelas

yang sudah sabar membimbing demi terselesaikannya karya tulis ini.

6. Ustadz Fazar Azhari M.PD.I, selaku biro paper.

7. Seluruh Asatidz Asatidzah Pesantren Persatuan Islam 212 Kudang

Wanaraja Garut, yang selama ini sudah memberikan motivasi, ide,

saraannya dalam melaksanakan karya tulis ini.

8. Kepada seseorang yang telah menemani dan banyak membantu dengan

sabar dan tulus, memberikan dukunga, semangat dan motivasinya

semaksimal mungkin selama pembuatan karya tulis ini.

9. Kepada teman teman satu bimbinga: Syahla, Erika, Euis, Suci, yang sama

sama berjuang dalam penyusunan karya tulis ini.

10. Kepada diri saya sendiri yang sudah kuat menghadapi segala ujian dan

masalah sampai detik ini.

Semoga Allah SWT. membalas semua amal mereka yang telah

membantu penulis, semoga apa yang mereka berikan dibalas dengan pahala

yang berlipat ganda. Terimakasih atas bantuan selama ini semoga menjadi

amal ibadah dan senantiasa berada dalam lingkungan Allah SWT.

ii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat memohon kritik dan

saran untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan penulisan karya tulis

kepadanya. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca terkhusus

dalam dunia Pendidikan Islam.

Garut, Januari 2022

Penulis

Amelia

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 5

D. Metode Penulisan ................................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan............................................................................. 6

BAB II : LANDASAN TEORITIS ................................................................. 7

A. Pengertian Makan Dan Minum .............................................................. 7

B. Etika Makan Dan Minum Sambil Berdiri Menurut

Sosial Budaya ......................................................................................... 8

BAB III : PEMBAHASAN ............................................................................. 15

A. Pandangan Islam Terhadap Makan Dan Minum

Sambil Berdiri ...................................................................................... 15

B. Makan Dan Minum Sambil Berdiri Manurut Kesehatan ..................... 26

iv
C. Hikmah Dibalik Larangan Makan Dan Minum Sambil Berdiri Dalam

Islam Terhadap Kesehatan ................................................................... 31

BAB IV : PENUTUP ...................................................................................... 37

A. Kesimpulan........................................................................................... 37

B. Saran ..................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam, agama yang

menjelaskan segala bentuk kemaslahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai

dari masalah yang paling kecil dan ringan hingga masalah yang paling besar

dan berat. Demikianlah kesempurnaan Islam yang hujjahnya sangat jelas

dan terang. Sehingga tidak ada satupun permasalahan yang tersisa

melainkan telah dijelaskan didaamnya. Termasuk dari keindahan dan

kesempurnaan agama Islam adanya aturan-aturan dan adab ketika makan

dan minum. Islam juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan moral

atau akhlak. Ini karena Islam diturunkan oleh Allah SWT. untuk

membangun dan mendidik manusia agar bermoral atau berakhlak baik1.

Nabi Muhammad SAW. menegaskan tugas utamanya yaitu membangun

molaritas manusia.

Dalam ajaran agama, akhlak adalah buah dari iman dan ibadah menurut

imam Al-Ghozali, dalam setiap kewajiban agama terkandung pendidikan

moral dan akhlak. Untuk itu pelaksanaan agama terkandung pendidikan

moral dan akhlak. Untuk itu pelaksanaan kewajiban-kewajiban agama harus

disertai sikap batin yang kuat sehingga memiliki dampak dan pengaruh

secara moral. Sebagai makhluk moral manusia selalu dihadapkan pada

1
A. Ilyas Ismail Pilar-Pilar Takwa, (Jakarta: PT Raja grafindo 2009), hlm.95

i
2

pilihan untuk berbuat baik dan buruk. Dalam terminilogi akhlak Islam,

usaha manusia untuk membangun kehormatan yang baik sesuai petunjuk

Allah dan Rasul-Nya dinamai Muru’ah. Etika dan moral selalu mengacu

pada baik dan buruknya manusia sebagai manusia’ sehingga bidang moral

adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai

manusia2.

Makan dan minum sebagai salah satu aktivitas manusia adalah

perbuatan mubah. Namun, syariat yang mulia ini tetap memberi aturan

sebagaimana perkara-perkara lainnya, agar sesuatu yang mubah ini bisa

bernilai ibadah dan bisa mendatangkan kemaslahatan. Diantaranya adalah

dengan menetapkan tuntunan atau adab-adabnya. Di zaman yang serba

cepat ini, makan dan minum bukanlah kegiatan yang spesial lagi. Dahulu,

orang-orang selalu makan dan minum dalam keadaan duduk untuk

menghargai berkah yang diberikan sang pencipta. Namun, makan dan

minum sambil berdiri bahkan berjalan sudah menjadi hal yang lumrah

(sepele).

Secara ilmiah, makan dan minum sambil duduk dan tetap pada satu

tempat membuat otak tidak akan memikirkan makanan yang lain selain

yang ada dihadapannya saat itu. Hal itu karena tubuh akan memberikan

sinyal pada otak untuk tidak perlu mencicipi makanan lainnya dan fokus

pada satu makanan ketika sedang duduk dan hal itu sedikit memasukkan

kalori dalam tubuh. Jika kita mengamati makan Rasulullah SAW. maka kita

2
Franz Magnis Suseno, Etika Jawa (Jakart a: Gramedia 1987), hlm.15
3

akan dapati bahwa beliau mengumpulkan beberapa aspek diataranya aspek

faidah, kenikmatan dan penjagaan terhadap kesehatan seperti yang

ditetapkan oleh ilmu kedokteran baik dulu maupun sekarang3.

Dr. Abdurrahman Al-Kailani berkata: “Makan dan minumlah sambil

duduk lebih sehat,lebih selamat dan lebih sopan. Karena apa yang di makan

atau di minum seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan

dan lembut. Adapun minum sambil berdiri maka ia akan menyebabkan

jatuhnya cairan dengan keras ke dalam usus, menabraknya dengan keras,

jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan

menyebabkan melar dan jatuhnya usus yang kemudian menyebabkan

minum sambil berdiri itu disfungsi pencernaan. Begitupula makan sambil

berdiri atau berjalan sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak

pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.

Dr. Ibrahim melihat bahwa manusia pada saat berdiri ia dalam keadaan

tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya

mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri

stabil dan dengan sempurna, ini merupakan kerja yang sangat teliti yang

melibatkan semua susunan saraf dan otot secara bersamaan, yang

menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan

syarat terpenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa

dihasilkan pada saat duduk, dimana saraf berada dalam keadaan tenang dan

3
Nurah at Tuwim, Qawaidu an Nabawiyyah fi al Ghoda’. Penerjemah Tim Indonesia, (Riyadh
2007), hlm 1
4

tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk

menerima makanan dan minuman dengan cara cepat.

Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap

pada saat berdiri bisa berdampak pada refleksi yang dilakukan oleh refleksi

saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan

entodel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan

tiba tiba bisa menyebabkan tidak berfungisnya saraf (vagal inhibition) yang

parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga

menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitupula makan dan minum sambil berdiri secara terus menersus

terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka

pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi

pada tempat-tempat yang bisa berbenturan dengan makanan dan minuman

yang masuk. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer.

Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka

(sehingga air kemih bisa lewat) dan tertutup. Setiap air yang kita minum

akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang ada di ginjal.

Dari uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengelaborasi

lebih dalam perihal “HIKMAH LARANGAN MAKAN DAN MINUM

SAMBIL BERDIRI DALAM ISLAM TERHADAP KESEHATAN”.


5

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah penulis uraikan diatas, maka rumusan

masalah dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pandangan Islam terhadap makan dan minum sambil

berdiri?

2. Bagaimana makan dan minum sambil berdiri menurut kesehatan?

3. Apa hikmah dibalik larangan makan dan minum sambil berdiri dalam

Islam terhadap kesehatan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap makan dan minum sambil

berdiri

2. Untuk mengetahui makan dan minum sambil berdiri menurut kesehatan

3. Untuk mengetahui hikmah dibalik larangan makan dan minum sambil

berdiri dalam Islam terhadap kesehatan

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menghimpun data-data

tentang hikmah laranagan makan dan minum sambil berdiri dalam Islam

terhadap kesehatan, maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah

metode deskriptif, sumber data utama merupakan pengambilan data-data

dari sumber referensi, dan pendekatan penelitia ini bersifat kualitatif.


6

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 4 bab dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Yang meliputi Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan

penulisan, Metode penelitian, Sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Yang meliputi Pengertian makan dan minum, Etika makan dan

minum, etika makan dan minum menurut sosial dan budaya,

BAB III : PEMBAHASAN

Yang meliputi bagaimana pandangan Islam terhadap makan dan

minum sambil berdiri, makan dan minum sambil berdiri menurut

kesehatan dan hikmah dibalik larangan makan dan minum sambil berdiri

dalam Islam terhadap kesehatan.

BAB IV: PENUTUP

Yang meliputi simpulan dan saran


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Makan dan Minum

Makan adalah memasukkan makanan pokok lainnya ke dalam mulut

serta mengunyah dan menelannya. Sedangkan dalam bahasa Arab adalah

Ath’imah merupakan jama’ dari kata Tha’am yang secara etimologi berarti

segala sesuau atau apa-apa yang bisa dimakan atau dicicipi. Karena itu,

minuman dalam pengertian pun termasuk Tha’am. Dalam Al-Qur’an

penyebutan kata makan yang sering dipakai adalah Akala. Makan adalah

kebutuhan pokok manusia. Selaku pencipta, Allah telah menyediakan bahan

makanan untuk manusia begitu melimpah, baik berupa bahan tumbuh-

tumbuhan (nabati) atau hewan (hewani), baik yang ada di darat maupun

yang ada di laut. Saking banyaknya, entah berapa ribu banyak jenis makanan

yang telah Allah sediakan untuk bahan makanan manusia.4

Minum adalah memasukkan air (benda cair) ke dalam mulut dan

meneguknya. Minuman dalam bahasa Arab adalah Syaraab. Kata Asyribah

adalah bentuk jama’ dari Syaraab. Syaraab adalah segala sesuatu yang

diminum dari jenis apapun, baik air ataupun lainnya.

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan tubuh agar mampu

beraktivitas. Islam memerintahkan agar kita memenuhi kebutuhan jasad

kita, yaitu makan dan minum. Makan dan minum dengan benar juga

merupakan salah bentuk rasa syukur kita atas pemberian Allah SWT. orang

4
(Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, https//kbbi.web.id/makan)

7
8

yang tidak mau memenuhi kebutuhan makan dan minum padahal jasadnya

membutuhkan berarti ia tidak mensyukuri nikmat Allah SWT. dalam

memenuhi kebutuhan makan dan minum. Islam mengatur tata caranya,

dengan memenuhi aturan itu kita menjadi berbeda dengan hewan, sehingga

manusia adalah makhluk yang mulia.

B. Etika Makan dan Minum Sambil Berdiri Menurut Sosial Budaya

Etika makan dan minum berkaitan erat dengan norma-norma sosial dan

budaya yang berlaku di suatu masyarakat. Praktik ini mencakup orang-

orang yang makan, minum dan berinteraksi selama makanan disajikan.

Berikut adalah beberapa prinsip etika makan dan minum yang umumnya

dipengaruhi oleh faktor sosial budaya.

1. Cara makan

a. Tata cara makan

Beberapa budaya memiliki aturan khusus mengenai cara

menyajikan dan menyantap makanan. Sebagai contoh, beberapa

budaya menekankan penggunaan alat makan yang tepat, sedangkan

budaya lain mungkin lebih menghargai penggunaan tangan.

b. Kecepatan Makan

Beberapa masyarakat mengajarkan makan untuk perlahan,

menikmati setiap suapannya, sementara yang lain mungkin lebih

cenderung makan dengan cepat.


9

2. Tatakrama dan Toleransi

a. Menunggu sebelum mulai maka

Beberapa budaya menekankan pentingnya menunggu semua

orang dimeja selesai berdo’a atau siap sebelum memulai makan

b. Berbicara saat makan

Beberapa masyarakat menganggap sopan jika tidak terlalu

banyak berbicara saat makan, sementara budaya lain mungkin

menghargai kebersamaan dan percakapan selama makan.

4. Makan Bersama

a. Kebersamaan

Beberapa budaya sangat menekankan kebersamaan dan

keintiman saat makan bersama keluarga atau teman.

b. Pembagian makanan

Cara makanan dibagi dan disajikan bisa mencerminkan norma-

norma sosial tertentu, seperti dalam beberapa budaya yang

menndorong berbagi hidangan.

4. Pentingnya Minuman

a. Minuman bersama makanan

Beberapa masyarakat memiliki preferensi khusus untuk jenis

minuman yang dikonsumsi bersama dengan jenis makanan

tertentu.
10

b. Minuman beralkohol

Etika minum alkohol juga dapat bervariasi secara signifikan

antar budaya, termasuk kapan dan bagaimana minuman

beralkohol dikonsumsi

5. Perayaan dan Ritual Makan

a. Makanan pada acara khusus

Berbagai budaya memiliki hidangan khas yang disajikan selama

perayaan atau acara khusus.

b. Upacara makan

Beberapa masyarakat memiliki upacara khusus sebelum,

selama, atau setelah makan untuk menunjukkan rasa syukur atau

penghormatan.

6. Pentingnya Etiket

a. Sikap Hormat

Etiket makan dan minum sering mencakup sikap hormat

kepada tuan rumah atau orang yang menyajikan makanan.

b. Menghargai makanan

Beberapa makanan mendorong untuk menghargai setiap

hidangan dan tidak menyiakan-nyiakan makanan.

Penting untuk diingat bahwa praktik etika makan dan minum dapat

bervariasi secara signifikan di seluruh dunia, dan apa yang dianggap sopan

di satu budaya mungkin tidak sama di budaya lain. Penting bagi individu

untuk menghormati norma-norma lokal dan beradaptasi sesuai dengan

konteks sosial budaya tempat mereka berada.


11

LARANGAN MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI

Hadits Nabi SAW. terkait dengan larangan diatas:

ْ ِ‫ي َسعِيدْ أ‬
ْ‫َب َعن‬ َْ ‫اّللِ َر ُس‬
ِْ ‫ول أَنْ اْلُد ِر‬ ْ ‫صلى‬ ْ ‫َعنْ ََنَى َو َسل َْم َعلَي ِْه‬
َ ُ‫اّلل‬

ِْ ‫قَائِ ًما الشُّر‬


‫ب‬

“Dari Abi Said Al-Khudri Sesungguhnya Rasulullah SAW.

melarang minum sambil berdiri”.5

Makan dan minum sebagai salah satu aktivitas manusia adalah

perbuatan yang mubah. Namun syariat islam tetap memberi aturan

sebagaimana masalah-masalah yang lain. Hal ini dimaksudkan agar sesuatu

perkara yang sifatnya mubah dapat bernilai ibadah serta mendatangkan

kemaslahatan. Demikianlah adanya ketetapan atau tuntunan dengan adab-

adab kebiasaan yang terpuji.

Secara umum Rasulullah SAW. dalam praktiknya lebih sering minum

sambil duduk, bahkan dapat dikatakan selalu minum dalam keadaan duduk,

kecuali dalam kondisi tertentu dimana Nabi SAW. terpaksa minum sambil

bediri, seperti jika tempatnya sempit atau karena tempat minum yang

tergantung.6

Beberapa riwayat lain menunjukkan bahwa Nabi SAW. pernah minum

sambil berdiri dalam kondisi tertentu. Amru bin Syu’aib menceritakan

riwayat ayahnya, dari kakeknya, bahwa si kakek menceritakan “Aku pernah

5
Kitab Al-Syarabah, bab Karahiyah Syarab Qaim, hadits no.3774.
6
Syaikh Muhammad Nashruddin Al-Albani dalam silsiah Al-Hadits As-Shahih
12

melihat Rasulullah minum sambil berdiri dan sambil duduk”. Ibnu Abbas

menceritakan: “Áku pernah memberi minum Nabi air Zamzam, lalu Nabi

meminumnya sambil berdiri”. Kabsyah menceritakan: ”Nabi pernah

menemuiku, lalu ia minum air di sebuah kirbah yang tergantung sambil

berdiri. Maka akupun bangkit dan memotong bekas bibir Nabi di qirbah

tersebut”.

Jika disimak larangan Nabi SAW. minum atau makan sambil berdiri

maka sangat jelas hikmahnya. Bahkan semakin memberi penjelassan

tentang luar biasanya ajaran Islam yang sangat mmeberi apresiasi terhadap

kesehatan umat.

a. Makan dengan tiga jari dan menjilat jari jemari dan piring

Sabda Rasulullah SAW:

ْ‫ب اب ِْن َعن‬ ْ ِ‫ب أَنْ أَبِ ِْيه َعنْ َمال‬


ِْ ‫ك ب ِْن َكع‬ ْ ِ‫صلى الن‬ ْ ‫َكا َْن َو َسل َْم َعلَي ِْه‬
َ ُ‫اّلل‬

ِْ ‫َصابِ َْع بِثَ ََل‬


ْ‫ث ََي ُك ُل‬ َ ‫يَل َع َقْهَ َحّتْ يَ َدْهُ ََي َس ُْح َوَْل أ‬

“Dari Ibnu Ka’bi bin Malik dari ayahnya bahwa Nabi SAW

makan menggunakan tiga jari, dan tidak mengusap

tangannya hingga beliau menjilatnya”.

b. Larangan bernafas dalam wadah ketika minum, dan anjuran

bernafas diluar wadah

Hadits Nabi SAW. berkenaan dengan larangan tersebut sebagai

berikut:
13

‫اّللِ َعب ِْد َع ْن‬


ْ ‫َب ب ِْن‬ ْ ِ‫ال أَبِ ِْيه َعنْ قَتَ َادْةَ أ‬
َْ َ‫ال ق‬َْ َ‫ول ق‬ُْ ‫اّللِ َر ُس‬ْ ‫صلى‬ َ ُ‫اّلل‬ْ
‫َح ُد ُكمْ ََب َْل إِ َذا َو َسل َْم َعلَي ِْه‬ َْ َ‫اْلَََل ْءَ أَتَى َوإِ َذا بِيَ ِمينِِْه ذَ َكَرْهُ َيََسْ ف‬
َ ‫َل أ‬
َْ َ‫ب َوإِذَا بِيَ ِمينِِْه يَتَ َمسحْ ف‬
‫َل‬ َْ ‫َل َش ِر‬َْ َ‫ب ف‬ْ ‫اح ًدا نَ َف ًسا يَشَر‬ ِ‫و‬
َ
“Dari Abdillah bin Abi Qatadah dari ayahnya, Rasulullah
SAW. bersabda: apabila salah seorang dari kalian minum
maka janganlah ia bernafas didalam wadah, dan apabila dia
mendatangi kakus (istinja ditempat bang air) makajanganlah
ia menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan dan
mengusapnya dengan tangan kanan”.

c. Larangan makan terlalu kenyang

Hadits Nabi SAW. berkenaan dengan larangan tersebut sebagai

berikut:

ْ َِ‫اّللُ َر ِض َْي ُهَري َرْةَ ا‬


‫ب َع ْن‬ ْ ُ‫ال َعنْه‬ َْ َ‫اّللِ َر ُسو ُْل ق‬
َْ َ‫ق‬, ‫ال‬ ْ ‫ ْم ص‬: ‫ََي ُك ُْل‬
‫ف ال ُمسلِ ُْم‬
ْ ِ ‫احدْ ِم ًعى‬ ِ ‫ف َي ُك ْل وال َكافِ ْر و‬
َ ُ َ ُ َ ْ ِ ‫اءَ َسب َع ْة‬
ِ ْ ‫اَمع‬. ‫ي رواه‬
َ ْ ‫البخار‬
Dari abu Hurairah r.a ia berkata: Rasulullah SAW

bersabda: “Seorang muslim makan dengan satu perut,

sedangkan orang kafir makan dengan tujuh perut”. (HR.

Bukhori)

Dari berbagai etika makan dan minum yang telah dianjurkan oleh

Rasulullah SAW. memberi gambaran kepada kaum muslimin tentang

betapa pentignya memelihara etika tersebut. Selain itu, anjuran Nabi SAW.

terkait etika makan dan minum menunjukkan apresiasi syariat Islam secara

komprehensif terhadap hal-hal menyangkut hajat hidup manusia untuk

kemaslahatan umat.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pandangan Islam Terhadap Makan dan Minum Sambil Berdiri

1. Makan dan minum sambil berdiri menurut Ulama

Pendapat para ulama tentang makan dan minum sambil berdiri

a. Boleh

1). Ulama Malikiah

Ahmad bin Ghunamy bin Salim Nafrawi (w.1126) mengatakan

dalam kitabnya:

َ‫س ََ ْل‬ َْ ‫ب ََب‬ ِْ ‫اآلكِ ِْل َكو ِْن َحالَْةَ َِبألَك ِْل أَوْ َِبلشُّر‬
ِْ ‫ا)والشا ِر‬
‫ب‬ ِ ِِ َْ ‫قَائِ ًمْا َش ِر‬, ‫َوعُث َما ُْن عُ َمَْر َوَك َذا‬
َ ‫ب م ص َعلَي ْه ألَنهُْ(قَائ ًم‬
‫َلَ َو َغْيُُهمْ َو َعائِ َشْةُ َوقِي َْل‬
ْ َ‫س ف‬ َْ ‫ لِ َِل ََب َح ِْة ََب‬, ‫ث ِم َْن َوَرَْد َوَما‬
ِْ ‫اْلَ ِدي‬
ِْ ‫ب َكَر َاه ِْة َعلَى الد‬
‫ال‬ ِْ ‫ضعِيفْ قِيَامْ ِمنْ الشُّر‬ ِ
َ َ‫ َمالكْ ِعن َْد ف‬, ‫َوأَما‬
‫َلَ قِيَامْ ِمْنْ األَك ُْل‬ ْ َ‫اع ف‬َْ ‫ف نَِز‬ْ ِ ِ‫ ِخَلَفْ َغ ِْْي ِمنْ َج َوا ِزْه‬, ْ‫ض ُهم‬ ُ ‫ََحَ َْل َوبَع‬
َْ ‫ب َعلَى اْلَ ِدي‬
‫ث‬ ِْ ‫ال الشُّر‬ َْ ‫ال َمش ِْي َح‬
“Tidak mengapa minum atau makan dalam keadaan
berdiri, karena Nabi Muhammad SAW. minum sambil
berdiri, begitu halnya yang dilakuka Umar, Utsman,
(dikatakan) Aisyah dan selainnya yang menyatakan
kebolehannya”.
Adapun hadits yang menunjukkan tentang larangan minum smabil

berdiri itu dinilai sebagai hadits yang dhaif menurut imam malik.

Sedangkan masalah makan sambil berdri, maka tidak ada

pertentangan/perbuatan tentang kebolehan dan sebagian ulama juga

15
16

menyatakan kandungan hadits yang melarang itu maksudnya adalah

larangan minum sabi jalan.

2). Ulama Hanabilah

Al-Buhuty (w.885) menjelaskan dalam kitabnya:

ُْ ‫اع ًدا َو ُشربُْهُ قَائِ ًما الشُّر‬


َ‫ب يُكَرْهُ ْا‬ ِ َ‫أَكملْ ق‬
َُ

“Tidak dimakruhkan minum sambil berdiri, hanya saja minum

sambil duduk itu lebih sempurna.”

3). Ibnu Hasyin

Kebolehan minum sambil berdiri ini juga diyatakan oleh Ibnu

Hasyin (w.385 H) lewat kitabnya, beliau menjelaskan:

َ ‫ب َع ِْن‬
ْ‫صحْ َوقَد‬ ِْ ِ‫ب أَنْهُ م ص الن‬ َْ ‫اب َوأَنْ قَائِ ًمْا َش ِر‬ َْ ‫اّللِ َر ُسوِْل أَص َح‬ ْ
‫قِيَ ًاما يَشَربُو َْن َكانُوا م ص‬, ‫ب َوا ِأل ََب َح ِْة‬
ِْ ‫ب قَائِ ًما لِلشُّر‬ َْ ِ‫أَنْ أ‬
ُْ ‫ل أَق َر‬
‫الن ه ُْي نَس َخ ْهُ يَ ُكو َْن‬
“Ada riwayat hadits shahih yang menjelaskan bahwa Nabi
pernah minum sambil berdiri, dan para shahabatnya r.a juga
melakukannya (minum sambil berdiri), maka kebolehannya
ini lebih mendekati (pada kebenaran) daripada menyatakan
bahwa hadits ini dihapus (naskh) oleh hadits yang melarang”.

Alasannya adalah jika kalau hadits yang melarang dijadikan nasikh

(penghapus hukum), maka tidak akan ditemukan para shahabat minum

sambil berdiri, karena seharusnya mereka sudah mengetahui bahwa

minum sambil berdiri itu perbuatan terlarang. Maka dari itu, alasan

tersebut tertolak.
17

Atau misalkan dikatakan bahwa kebolehan untuk minum sambil

berdiri ini hanya berlaku bagi Nabi saja, dan tidak berlaku bagi orang

lain, maka kenapa ditemukan riwayat shahih bahwa para shahabat

ternyata juga melakukannya (minum sambil berdiri)?

Maka dari itu, Ibnu Hasyin menyimpulkan bahwa minum sambil

berdiri itu diperbolehkan, karena perrbuatannya para shahabat diatas

dilakukan setelah ada hadiits yang menjelaskan tentang larangan

minum sambil berdiri. Adapun hadits yang melarang tersebut , maka

dianggap mansukh (hukumnya terhapus) oleh hadits-hadits yang

memperbolehkannya.

b. Makruh

1). Ulama Hanafiyah

Al-hashkafi (w.1088 H) mengatakan:

ْ ‫ب َوأ‬
‫َن‬ َْ ‫ضوئِِْه فَض ِلْ ِمنْ بَع َدْهُ يَشَر‬ُ ‫اء ُو‬ ِْ ‫ُمستَ قبِ َْل َزمَزَْم َك َم‬
‫اع ًدا أ َْو قَائِ ًما ال ِقب لَِْة‬
ِ َ‫ق‬, ‫اُها وفِيما‬ ِ
َ َ َُ ‫تَن ِزي ًها قَائ ًما يُكَرْهُ َع َد‬, ‫اب ِْن َو َع ِْن‬
‫ب َعه ِْد َعلَى ََن ُك ُْل عُ َمَرُكنا‬ ِْ ِ‫ب ََن ِشي َوََن ُْن م ص الن‬ ُْ ‫َوََن ُْن َونَشَر‬
ْ‫ص قِيَام‬
َْ ‫اشيًا شربُْهُ لِل ُم َسافِ ِْر َوُرِخ‬ ِ‫م‬
َ
“Hendaklah meminum air sisa dari wudhu seperti halnya
meminum air zam-zam dengan dengan menghadap ke arah
kiblat baik dengan berdiri atau duduk. Apapun selain dua air
tersebut, maka meminumnya dengan berdiri adalah makruh
untuk dilakukan, sebagaimana yang terdapat dalam riwayat
ibnu umar: ‘Dahulu kami pernah makan di masa Nabi
Muhammad Saw. sambil berjalan dan kami minum sambil
berdiri’. Adapun bagi musafir, ada keringanan untuk minum
sambil jalan”.
18

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ulama

Hanafiyah tidak menyatakan kemakruhan minum sambil berdiri

secara mutlak, tapia da pengecualiannya yaitu ketika meminum air

zam-zam atau meminum air sisa wudhu atau orang yang sedang

dalam perjalanan ( musafir).

2). Ulama Syafiiyah

Imam Nawawi (w.676 H) menjelaskan didalam kitabnya

raudhatu at-thalibin:

َْ ‫َلَ قَائِ ًمْا الشُّر‬


ْ‫ب أَنْ َوال ُمختَ ُار‬ َْ َ‫ل ِخَل‬
ْ ِ‫ف عُذرْ ب‬ ِْ ‫َح ِادي‬
َْ‫ث األَو‬ ِ
َ ‫لأل‬

ْ‫َعنْهُ َِبلن ه ِْي الص ِر َح ِة‬

“Pendapat yang terpilih adalah minuman sambil berdiri

tanpa adanaya udzur adalah khilaful aula (menyalahi

keutamaan), hal ini berdasarkan pada hadits-hadits shahih

yang secara jelas melarang hal tersebut.”

Begitu halnya al-kitab as-syirbini (w.977 H) ketika menjelaskan

kitab minhaju at-thalibin, beliau mengatakan:

ُْ ‫ف قَائِ ًما َوالشُّر‬


‫ب‬ ُْ َ‫ل ِخَل‬
َْ‫األَو‬

“Minum sambil berdiri adalah khilaful aula (menyalahi

keutamaan).”
19

c. Haram

Madzhab Dhahiriyah Ibnu Hazm dalam kitabnya mengatakan:

“Tidak diperbolehkan minum sambil berdiri, Adapun makan sambil

berdiri, maka diperbolehkan”

Alasannya adalah Ibnu Hazm berpegangan pada sebuah hadits

yang melarang untuk minum sambil berdiri, bahkan redaksi hadits

yang melarang tersebut tidak hanya berasal dari satu riwayat saja,

namun ada beberapa riwayat yang senada.

Adapun pandangan Ibnu Hazm terhadap hadits-hadits shahih

yang menjelaskan tentang kebolehan minum sambil berdiri itu

statusnya sudah di hapus (nashk). Beliau menganggap bahwa

dengan adanya hadits-hadits yang melarang tentang cara minum

dengan berdiri, maka otomatis status hadits tersebut menjadi

penghapus dari hadits-hadits yang menjelaskan tentang kebolehan

minum sambil berdiri

Yang unik adalah, beliau menyatakan minum sambil berdiri

adalah dilarang, tetapi jika makan sambil berdiri justru malah

diperbolehkan. Hal yang mendasarinya adalah tidak ditemukannya

hadits dari Nabi Muhammad SAW. yang melarang tentang makan

sambil berdiri. Beliau hanhya menemukan larangan makan sambil

berdiri dari perkataannya Sahabat Anas bin Malik. Maka dari itu,

larangan tersebut tidaklah mejadi kesimpulan hukum dalam hal

makan sambil berdiri.


20

2. Etika Makan dan Minum Menurut Islam

Dalam Islam diperbolehkan beberapa tema yang berkenan dengan

etika makan dan minum yang menarik untuk diangkat dalam kajian ini

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Membaca Basmallah, Makan dengan tangan kanan dan

Mengambil makanan yang dekat, sebagaimana sabda Nabi SAW:

‫َب ب ُْن بَك ِْر ْأَبُو َحدثَنَا‬ ْ ِ‫ال الصباحِْ ب ُْن َوُُمَم ُْد َشي بَْةَ أ‬ َْ َ‫َحدثَنَا ق‬
‫يد َعنْ عُيَ ي نَْةَ ب ُْن ُسفيَا ُْن‬ ِْ ِ‫ب َعنْ َكثِْيْ ب ِْن ال َول‬ ِْ ‫َكي َسا َْن ب ِْن َوه‬
ِ ِ ْ ِ ‫ِحج ِْر‬
ُ‫َب ب ِْن عُ َمَْر منْ ََس َع ْه‬ ْ ِ‫ال َسلَ َم ْةَ أ‬
َْ َ‫ت ق‬
ُْ ‫ف غُ ََل ًما ُكن‬
ِْ ِ‫صلى الن‬
‫ب‬ ْ ‫يش يَ ِدي َوَكانَتْ َو َسل َْم َعلَي ِْه‬
َ ُ‫اّلل‬ ُْ ‫ف تَ ِط‬ ْ ِ ‫الصح َف ِْة‬
ْ ِ ‫اّللَ َس ِْم غُ ََل ُْم َْي‬
َْ ‫ل فَ َق‬
‫ال‬ ْ ْ‫ك َوُكل‬ َْ ِ‫يك ِِما َوُكلْ بِيَ ِمين‬َْ ِ‫يَل‬

“telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan
Muhammad
bin As Shabah keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Syufyan
bin ‘Uyainah dari Al Wahid bin Katsir dia mendengar dari Umar bin Abu
Salamah dia berkata: Ketika kecil aku berada dipangkuan Nabi SAW. saat
tanganku memegang piring, maka Nabi SAW. bersabda kepadaku, “Wahai
anak kecil, bacalah Basmallah,makanlah dengan tangan kanan, dan
ambillah dari yang dekat”.7\\

Kebiasaan yang pada dasarnya amat ringan, akan tetapi sering

terlalaikan oleh sebagian kaum muslimim yakni berdo’a sebelum makan.

Padahal sesungguhnya lebih ringan daripada sekedar mengangkat sesuap

nasi ke mulut dan tidak lebih berat dari menahan rasa laper.

Seperti yang telah dikemukakan pada hadits Nabi tersebut diatas,

syariat Islam dalam ajarannya mengucapkan Bismillah sebelum makan dan

1
Al-Bukhari, kitab al-tha ‘imah, bab tasmiyah ‘ala ‘al-tha’am wa akli ‘ala al-yamin, hadits no
4957
21

minum serta mengakhiri dengan memuji Allah. Imam Ahmad mengatakan,

“Bahwa jika dalam satu makanan terkumpul empat hal, maka makanan

tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah

menyebut nama Allah saat mau mulai makan, memuji Allah di akhir makan,

banyaknya orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal”.8

Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah SAW. dalam sebuah Haditsnya:

ْ ‫ َعن َهْا‬, ‫اّللِ َر ُسوَْل اَ ْن‬


‫اّللُ َر ِض َْي ئِ َشْةَ َعا َع ْن‬ ْ ‫ص‬ ْ ‫ال م‬ َْ َ‫ق‬: ‫أَ َك َْل إِذَا‬
ِْ ‫ال‬
َ ‫اّلل اس َْم فَليَذ ُك ِْر أ‬
ْ‫َح ُد ُكم‬ َْ ‫اّللِ اس َْم يَذ ُكَْر أَنْ نَ ِس َْى فَِإنْ تَ َع‬
ْ ‫ال‬ ْ ِ ‫أَولِِْه‬
َْ ‫ف تَ َع‬
ْ‫اّللِ بِس ِْم فَليَ ُقل‬ ِ ‫و‬. ‫ابودوْد رواه‬
ْ ُ‫آخَرْهُ أَولَْه‬ َ
Dari Aisyah r.a sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Apabila
salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah ia
menyebut nama Allah SWT (Basmillah) pada permulaan
makannya. Jika ia lupa menyebut nama Allah SWT. pada
permulaan makannya maka hendaklah ia membaca:
BISMILLAHI AWALAHU AKHIRAHU (dengan menyebut nama
Allah pada permulaan dan penghabisan)”. (H.R Abu Daud) 9

Pada riwayat yang lain, sahabat yang membantu Rasulullah

SAW.selama 18 tahun, dia bercerita bahwa; bahwa dia selalu mendengar

Rasulullah SAW.apabila mendekati makanan mengucapkan ‘Bismillah’.

Jika disimak hadits yang shohih dan Sharih diatas dapat dipahami bahwa

membaca ‘Bismillah’ ketika mau makan adalah wajib, yang berarti pula

berdosa jika ditinggalkannya.

Dengan demikian, sekiranya seseorang baru teringat bahwa ketika mau

makan belum mengucapkan ‘Bismillah’ maka hendaknya mengucapkan

8
Ahsin W. Al-Hafidz, fikih kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007), hal.219
9
Abu Daud no.3767
22

bacaan yang Nabi anjurkan sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah

hadits diatas.

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa

menyebut nama Allah (Basmallah) sebelum makan berfungsi untuk

mencegah setan untuk ikut berpatisipasi menikmati makan yang

dihidangkan. Apabila seseorang selesai makan dan minum lalu memuji

nama Allah, nampaknya amlaan ini sepele, padahal dapat menjadi sebab

seseorang mendapatkan Ridho Allah SWT.sebagaimana hadits yang

diriwayatkan Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW.bersabda

“sesungguhnya Allah Ridho terhadap seorang hamba yang menikmati

makanan lalau memuji Allah sesudahnya atau meneguk minuman lalu

memuji Allah sesudahnya.10

Pada kesempatan ini, seperti yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin

Jubair dia mendengar cerita dari seseorang yang melayani Nabi SAW.

selama 18 tahun. Orang tersebut mengatakan, ia mendengar Rasulullah

SAW. mengucapkan Bismillah apabila makanan disuguhkan kepada beliau.

Apabila selesai makan Nabi berdo’a:

ْ ‫ان اَط َع َمنَْا ال ِذى‬


ْ‫ّللِ اَْلَم ُد‬ َْ ‫يْ َو َج َعلنَا َو َس َق‬ ِِ
َ ‫ُمسلم‬
“segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kepada kami,

telah memberi dan menjadikan kami orang yang berserah diri”.

Setelah memulai makan dan minum dengan membaca Bismillah,

dianjurkan makan dan minum dengan tangan kanan. Makan dan minum

dengan tangan kanan pada dasarnya adalah wajib. Dengan demikian,

10
Imam Muslim no.2735
23

seseorang yang makan dan minum dengan tangan kiri adalah berdosa karena

telah melanggar perintah Allah SWT. sera merupakan perbuatan tasyabuh

(meniru) perilaku setan dana orang-orang kafir. Sebagaimana sabda

Rasulullah SAW:

ِ ِ ِ ِ ْ ‫ب َش ِر‬ ِِ ِ
‫َح ُد ُكمْ أَ َك َْل إِ َذا‬ َ ْ ‫فَِإنْ بِيَمينْه فَليَشَر‬
َ ‫ب َوإِذَا بيَمينْه فَليَأ ُكلْ أ‬

ْ‫ب بِ ِش َمالِِْه ََي ُك ُْل الشيطَا َن‬


ُْ ‫بِ ِش َمالِِْه َْويَشَر‬

“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia

makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya

juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan

dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.”11

Hadits tersebut menunjukkan bahwa seseorang dibolehkan mendo’akan

kejelekan terhadap orang yang tidak melaksanakan aturan syariat tanpa

aturan yang bisa dibenarkan. Hadits diatas juga menunjukkan bahwasannya

amar ma’ruf nahi munkar itu dilakukan dalam segala keadaan, kendati pun

dalam hal makan. Selain itu, hadits tersebut juga menunjukkan adanya

anjuran mengajari adab makan terhadap orang yang tidak

melaksanakannya.12

Apabila suatu alasan yag dapat dibenarkan yang dapat menyebabkan

seseorang tidak dapat menikmati makanan dengan tangan kanan karena

suatu penyakit atau sebab lain, maka dibolehkan makan dengan

11
Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim no.2021.
12
Syarah shohih muslim.14/161
24

menggunakan tangan kiri dengan berdasarkan pada firman Allah dalam QS.

Al-Baqarah/2:286

ِ
ُ ‫ُوس عَ َه اْ إِلْ نَ ف ًس اْ اّللُْ يُ َك ل‬
ْ‫ف‬

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesangupannya”.

Anjuran Nabi SAW. terkait makan adalah dianjurkan makan dari arah

pinggir atau tepi dan memakan apa yang ada disekitarnya (yang terdekat)

sesuai sabdanya:

‫ال َََبَك ْةَ فَِإ ْن َوسطَْهُ َو َذ ُروا َحافَتِِْه ِمنْ فَ ُخ ُذوا الط َع ُْام ُو ِض َْع إِ َذا‬

ْ ِ ‫َوس ِطه‬
ْ‫ف تَن ِزُل‬

“Jika makanan diletakkan, maka mulailah dari pinggirnya dan

jauhi (memulai) dari tengahnya, karena sesungguhnya barakah

itu turun di tengah tengah makanan”.13

Jika Hadits ini dikaji lebih jauh, pernah suatu saat Nabi SAW tidak

hanya memakan makanan yang berada didekatnya, tetapi hidangan yang ada

di depan orang lain. Terkait dengan hal tersebut, Ibnu Abdil Bar

mengatakan, “jika dalam suatu jamuan ada dua jenis atau beberapa makam

lauk, atau jenis makanan yang lain, maka dibolehkan untuk mengambil

makanan yang tidak berada di dekat kita, bilamana hal tersebut

dimaksudkan untuk memilih makanan sesuai selera seseorang”. Sedangkan

13
Asy-syaikh Al-Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah no.2650
25

maksud Nabi dengan pernyataannya “Makanlah makanan yang ada di

dekatmu” adalah karena makanan pada saat itu hanya satu jenis saja.14

Hal-hal tersebut diatas yang telah dianjurkan oleh Nabi SAW. jika

dipetik hikmahnya, maka larangan mengambil makanan yang ada

dihadapan orang lain adalah agar terhindar dari perbuatan kurang sopan,

karena bisa jadi orang lain merasa terganggu dan bahka merasa jijik dengan

perbuatan tersebu. Dengan demikian, larangan tersebut sarat degan

Pendidikan dengan tatakrama dan akhlak yang terpuji atas perilaku

seseorang.

B. Makan dan minum sambil berdiri menurut kesehatan

Agar dapat mrnjalankan tugas dan fungsinya sebagai khalifah yang me

makmurkan bumi, maka hidup manusia harus sehat. Produkivitas dan

kualitas hidup seseorang maupun kelompok sangat ditentukan oleh

kesehatannya. Karena manusia tercipta dari dua unsur; debu dan ruh, maka

sehat dimaksud meliputi dua hal; fisik atau jasmani dan jiwa atau ruhani.

Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi antara satu

dengan yag lainnya.15

Organisasi Kesehatan Duia (WHO) pada tahun 1984 merumuskan

pribadi yang sehat secara holistic meliputi; sehat fisik, sehat jiwa, sehat

social, dan sehat spiritual. Empat dimensi sehat ini telah diterima atau di

adopsi oleh American Psychiatric Association pada tahun 1992 dalam

14
Ibnu Abdil Bar dalam At-Tahmiid Jilid 1, hal.277
15
(Penerbit aku bisa, 2015)
26

konsep sehat biopkososial spiritual. Konsep sehat ini tidak berdiri sendiri

secara dikotomis, tetapi saling kait berkait dan menunjang.16

Islam sejatinya menekankan umatnya untuk makan sambil duduk, dan

menurut medis pun hal tersebut lebih utama. Karena menurut pakar

kesehatan, ada sejumlah bahaya ketika makan dilakukan sambil berdiri.

Pakar kesehatan di bidang diet dan nutrisi dari SlimGourmet Catering. Desy

Nur Arsita menyebutkan jika posisi makan ternyata bisa berpengaruh besar

bagi kondisi tubuh. Sebagai contoh, jika posisi makan atau minum dengan

posisi berdiri, hal ini akan membuat makanan atau minuman langsung jatuh

dengan cepat keras pada lambung atau saluran pencernaan berikutnya.

Meskipun memang secara alami lambung akan menerima makanan dari

kerongkongan, namun cepatnya jatuh ke lambung ini ternyata bisa memicu

iritasi pada dinding lambung dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Jika

dinding lambung terkena iritasi, maka perut bisa saja akan terasa tidak

nyaman. Selain itu, hal itu juga dapat mempengaruhi peningkatan produksi

asam lambung, hingga memicu rasa mual atau muntah.

Menurut Ahli Syaraf Dr. Ana Budi Rahayu, adab makan dan minum

dalam islam ternyata memiliki hikmah tersendiri, bila seseorang makan

sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam lambung dan lambung tersebut

akan naik ke esophagus dan membuat sel-sel kerongkongan teritasi. Hal ini

dikarenakan PH asam lambung yang sangat asam, hal ini ditandai degan

gejala panas terbakar yang menyesak di dada hearburn. Apabila kebiasaan

ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang maka iritasi sel-sel

16
Muhammad Thohir, 2006
27

kerongkongan tersebut dapat berakumulasi dan menyebabkan kanker

saluran esofagus.Kanker esofagus adalah kanker yang bertumbuh di

esoagus, bagian tubuh menyerupai tabung yang menghubungkan

tenggorokkan hingga lambung. Makanan dari mulut harus melewati

esofagus untuk mencapai lambung.17

Banyaknya hadits yang melarang minum sambil berdiri, amun disisi

lain banyak pula hadits yang membolehkan minum sambil brdiri. Sekecil

dan seremeh apapun sesuatu menurut anggapan kita tidak akan pernag lepas

dari sorotan Islam sehingga agama Islam memberikan petunjuk dan jalan

kebaikan di dalamnya. Seperti halnya minum, Islam mengajarkan

bagaimana tatacara minum. Para ulama menegaskan bahwa minum sambil

duduklebih utama daripada minum sambil berdiri. Ini berdasarkan hadits

Nabi SAW: “Jangalah diantara kalian minum sambil berdiri, bila terjadi

maka muntahkanlah airnya”. (HR. Muslim)

Oleh sebab itu, dianjurkan memuntahkan air apabila terlanjur

minum sambil berdiri seperti yang disebutkan dalam hadits diatas. Para ahli

hikmah juga memberi jalan keluar bila terpaksa minum sambil berdiri yaitu

mengerak-gerakkan dua jari kaki InsyaaAllah akan dapat menolak efek-efek

negative.

Dilarang minum sambil berdiri disebabkan karena jika kita minum

dengan cara berdiri akan menyebabkan penyakit, dan jika kita minum degan

cara duduk maka segala racun akan tersaring dan tidak akan menimbulkan

penyakit. Dua racun yang telah tersaring akan ikut keluar bersama air

17
Tt, 2021
28

kencing. Selain itu, dilarangya kita minum sambil berdiri disebabkan oleh

tatacara atau etika di dalam minum, karena di dalam Islam mengajarkan

suatu etika atau adab agar menjadi seseorang yang mempunyai adab yang

baik.

Menurut Ibnul Qayyim ada beberapa akibat buruk bila minum

sambil berdiri. Apabila minum sambil berdiri, seperti pendapat Ibnul

Qayyim maka disamping tidak dapat memberkan kesegaran pada tubuh

secara optimal juga air yang masuk ke dalam ubuh akan cepat turun ke organ

tubuh bagian bawah. Hal ini dikarenakan air ang dikonsumsi tidak

tertampung di dalam maiddah (lambung) yang nantinya akan dipompa oleh

jantung untuk disalurkan keseluruh organ-organ tubuh. Dengan demikian

air tidak akan menyebar ke organ-orang tubuh yang lain. Padahal menurut

ilmu kedokteran 70% dari tubuh manusia terdiri dari zat cair, tulang-tulang

pun mengandung air sebanyak 30%-40%. Sebagian besar darah terdiri dari

air dimana terdapat larutan bahan-bahan selain sel-sel darah. Akibatnya

bilamana pembuangan air dari dalam tubuh lebih besar daripada

pemasukannya, terjaddilah dehidrasi yaitu kekurangan zat cair didalam

tubuh. Begitu juga kadar air dalam jaringan tubuh diatur dengan tepat. Jika

terdapat selisih 10% maka gejala-gejala serius akan timbul, kalau selisih ini

mencapai 20% maka orangnya akan mati.

Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer.

Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berorot) yang bisa membuka

(sehingga air kenih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum

akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada diginjal. Jika


29

minum sambil berdiri air yang kita minum tanpa disaring lagi, langsung

menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka

terjadi pengedapan dissaluran uruter. Karena banyaak limbah-limbah yang

menyisa di ureter.

Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal, salah satu

penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya,

sebagaimana keseimbangan pada saat berdiri pengerutan otot pada

tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah,

dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat mengganggu fungsi

pencernaan dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan

minum.

Dr. Abbdurazzaq Al-Kailani mengatakan, “Makan dan minumlah

sambil duduk itu lebih sehat, lrbih selamat, dan lebih sopan”. Karena yang

diminum atau dimakan oleh seseorang akan “berjalan” ke dinding usus

secara perlahan da lembut. Sedangkan minum sambil berdiri bisa

menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan menabraknya

dengan keras. Jika hal ini terjadi berulang kali dalam waktu lama niscaya

menyebabkan melar dan jatuhnya usus sehingga mengkibatkan disfungsi

pencernaan.

Sementara menurut Dr. Ibrahim Ar-Rawi, ketika seseorang berdiri,

keseimbangan pusat-pusat saraf akan berkurang dan otomatis mengurangi

ketenangan. Padahal, ketenangan merupakan syarat penting yang harus

terpenuhi saat makan dan minum. Ketenangan ini hanya didapat jika

seseorang duduk dalam keadaan rileks dan tenang. Dalam posisi duduk,
30

organ pecernaan juga semakin mudah menerima makanan dan minuman.

Dr. Ibrahim Ar-Rawi juga menjelaska, makanan dan minuman yang

disantap pada saat berdiri bisa berdampak pada refleksi saraf yang kelana

(saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang

mengelilingi usus. Apabila refleksi ini terjadi secara keras dan tiba-tiba

maka akan menyebabkan disfungsi saraf yang parah dan menimbulkan

detak mematikan bagi jantung sehingga menyebabkan pingsan atau mati

mendadak.

Selain itu, makan dan minum sambil berdiri secara terus menerus bisa

menyebabkan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada

lambung. Menurut para dokter, 95% luka pada lambung terjadi di tempat-

tempat yang biasa berbenturan dengan maknana atau minuman yang

masuk.18

C. Hikmah Dibalik Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri Dalam

Islam Terhadap Kesehatan

Dalam hadits Rasulullah SAW. bersabda:

”Sesungguhnya Rasulullah SAW. melarang seseorang minum sambil

berdiri”. Qatadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” Beliau

menjawab: “Itu lebih buruk lagi.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Kemuliaan Islam terletak pada kasih sayang dan menjaga muslim ke

jalan yang lurus Karenna Islam sudah mengatur dari perkara yang kecil

sampai yang besar dalam kehidupan muslim diantaranya hikmah larangan

18
Abdul syukur al-Azizi, 2018
31

makan dan minum sambil berdiri menurut penelitian dari ahli kesehatan

bahwa ketika kita makan dan minum sambil berdiri dapat meningkatkan

asam lambung jika kita dibiasakan makan dan minum smbil berdiri.

Bila seseorang makan sambil berdiri, akan terjadi reflux asam lambung,

asam lambung akan naik ke esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan

teriritasi. Hal ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pH-nya

1-2,5), hal ini ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada

heartburn.

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani mengatakan, “Minum dan makan sambil

duduk itu lebih sehat, lebih selamat dan sopan. Ini karena apa yang diminum

atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus secara

perlahan dan lembut. Sedangkan minum sambil berdiri akan menyebabkan

jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan menabraknya dengan

keras.”

Jika hal ini terjadi berulang kali dalam waktu lama, dapat menyebabkan

melar dan jatuhnya usus sehingga mengakibatkan disfungsi pencernaan.

Rasulullah SAW. berdiri itu karena ada sesuatu yang menghalangi beliau

untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, tapi

bukan merupakan kebiasaan.19

Ibnu hazm dalam kitabnya mengatakan:

“Tidak diperbolehkan minum sambil berdiri, adapun makan sambil berdiri,

maka diperbolehkan.”

19
Aris Munandar Himah Dibalik Larangan Makan dan Minum sambil berdiri, Jurnal (
Diterbitkan: selasa 6 Maret 2018)
32

Alasannya adalah Ibnu Hazm berpegangan pada sebuah hadits yang

melarang untuk minum sambil berdiri, bahkan redaksi hadits yang melarang

tersebut tidak hanya berasal dari satu riwayat saja, namun ada beberapa

riwayat yang senada. Adapun pandangan Ibnu Hazm terhadap hadits-hadits

shahih yang menjelaskan tentang kebolehan minum sambil berdiri itu

statusnya sudah dihapus (naskh). Beliau menganggap bahwa dengan adanya

hadits-hadits yang melarang tentang tata cara minum dengan berdiri, maka

otomatis status hadits tersebut menjadi penghapus dari hadits-hadits yang

menjelaskan tentang kebolehan minum sambil berdiri. Yang unik adalah,

beliau menyatakan minum sambil berdiri adalah dilarang, tapi kalau makan

sambil berdiri justru malah diperbolehkan. Hal yang mendasarinya adalah

tidak ditemukannya hadits dari Nabi Muhammad SAW. yang melarang

tentang makan sambil berdiri. Beliau hanya menemukan larangan makan

berdiri dari perkataan sahabat Anas bin Malik. Maka dari itu, larangan

tersebut tidaklah menjadi kesimpulan hukum dalam hal makan sambil

berdiri.20

Secara Medis hikmah dibalik larangan makan dan minum sambil

berdiri sebagai berikut:

1. Menyehatkan Ginjal

Kebiasaan minum sambil duduk juga akan bermanfaat dalam

membatu menyehatkan ginjal. Ginjal merupakan organ yang

berfungsi untuk menyaring cairan tubuh dan mengeluarkannya

dalam betuk urine. Dalam kondisi duduk air yang kita minum akan

20
Ibnu Hazm, al-muhalla bi al-atsar, Juz 6, hal.230
33

terlebih dahulu disaring melalui sfringer. Sehingga kinerja ginjal

akan lebih ringan. Sebaliknya jika kita minum sambil berdiri maka

sfringer tadi akan terbuka sehingga air yang diminum akan langsung

masuk ke kandung kemih tanpa melalui proses penyaringan. Selain

akan membuat penyerapan menjadi tidak maksimal. Kebiasaan

minum sambil berdiri akan dapat merusak ginjal.

2. Terhindar Dari Dehidrasi

Salah satu cara memenuhi kebutuhan air dalam tubuh adalah

dengan minum. Dalam sehari anjuran untuk mengkonsumsi air putih

adalah sebanyak 8 gelas perhari. Jika konsumsi kurang dari itu atau

bahkan sangat sedikit maka kamu akan mengalami dehidrasi.

Dehisrasi yaitu kekurangan zat cair dalam tubuh. Begitu juga kadar

air dalam jaringan tubuh diatur dengan tepat. Jika terdapat selisih

10% saja maka gejala-gejala serius akan timbul. Kalau selisih ini

mencapai 20% maka orangnya akan mati.

Oleh karena itu, dianjurkan memuntahkan air apabila terlanjur

minum sambil berdiri seeperti yang disebut dalan hadits diatas. Para

ahli hikmah juga memberi jalan keluar apabila terpaksa minum

sambil berdiri yaitu menggerak-gerakan dua ibu jari kaki

InsyaaAllah akan dapat menolak efek-efek negative seperti yang

disebutkan diatas.

3. Terhindar Dari Penyakit Asam Lambung

Menurut Dr. Ana Budi Rahayu SpS Refflux lambung dapat

disebabkan salah satunya adalah dari kebiasaan minum san makan


34

sambi berdiri. Hal ini kemudian menyebabkan asam lambung naik

ke eksofagus dan membuat kerongkongan teriritasi. Untuk

mencegah kondisi ini maka sebaiknya kalian minum dan makan

sambil duduk sebagimana seperti anjuran Rasulullah SAW.

4. Menyehatkan Pencernaan

Rasulullah sendiri pun tak pernah mencontohkan makan san

minum sambil berdiri. Dr. Abdurrazzq al-Kailani berpendapat

bahwa, “Makan dan minum sambil duduk akan lebih sehat, lebih

selamat dan lebih sopan.” Pengertian dan arti kata lebih sehat jika

dikupas secara luas akan merujuk pada hasil riset yang ternyata

hasilnya cukup mengejutkan. Minum atau makan yang dilakukan

sambil duduk maka akan membuat air atau makanan tersebut sampai

ke usus secara perlahan.

Sebaliknya jika dilakukan sambil berdiri maka yang ada adalah

air akan menabrak dinding usus secara keras. Jika kebiasaan minum

smabil berdiri terus berlanjut maka bukan tidak mungkin lam

kelamaan usu akan melar, dan akibatnya adalah terjadi disfungsi

saluran pencernaan. Dimana lambung akan mengalami kesulitan

dalam mencerna makanan.

5. Menenangkan Syaraf

Dr.Ibrahim Ar-Rawi mengatakan bahwa ketika berdiri dalam

keadaan tertekan dan penyeimbang syarafnya menjadi snagat aktif.

Sehingga syaraf tersebut melakukan control aktif terhadap seluruh

organ manusia. Unruk melakukan keseimbangan dan berdiri tegak


35

sehingga manusia tidak mendapatkan ketenangan ketika makan dan

minum.. Hal ini dapat di tanggulangi ketika kamu melakukan makan

atau minum sambil duduk. Kondisi ini akan membuat system syaraf

menjadi rileks dan tidak tegang. Pencernaan dapat berlangsung lebih

baik dan optimal.

6. Terhindar Dari Penyakit Artritis

Artritis adalah peradangan pada satu atau lebih persendian, yang

disertai dengan rasa sakit, kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan

bergerak. Penyakit ini dapat dipicu salah satunya oleh kebiasaan

minum sambil berdiri. Minum air sambil berdiri bisa mengganggu

keseimbangan cairan dalam tubuh, akibatnya bisa terjadi

penumpukan cairan di sendi-sendi tubuh dan menyebabkan artritis.

7. Memberi Efek Segar Pada Tubuh

Menurut Ibnu Qoyyim ada beberapa afat (akibat buruk) bila

minum sambil berdiri. Apabila minum sambil berdiri seperti

pendapat Ibnu Qoyyim, maka di samping tidak dapat memberikan

kesegaran pada tubuh secara optimal juga air yang masuk ke dalam

tubuh akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah.

Hal ini dikarenakan air yang dikonsumsi tidak tertampang di

dalam maiddah (lambung) yng nantinya akan dipompa oleh jantung

untuk disalurkan kesluruhan organ-organ tubuh. Dengan demikian

air tidak akan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Padahal


36

menunur ilmu kedokteran 70% tubuh dari manusia terdiri dari zat

cair.21

21
https://kumparan.com/hijab-lifestyle/7-manfaat-minumsambil-duduk-untuk-kesehatan-tubuh-
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan yang telah penulis paparkan pada

bab-bab sebelumnya penulis dapat menyimpulkan, bahwa:

1. Makan dan minum sambil berdiri menurut ulama ada yang

menyatakan boleh, makruh, haram, diantaranya adalah:

a. Ulama malikiah menyatakan boleh minum dan makan sambil

berdiri, karena Nabi Muhammad SAW minum sambil berdiri,

begitu halnya yang dilakukan Umar, Utsman, (dikatakan)

Aisyah dan selainnya yang menyatakan kebolehannya.

b. Ulama hanabilah menyatakan bahwa minum sambil berdiri itu

di makruhkan, tapi minum sambil duduk itu lebih sempurna.

c. Ibnu Hasyin menatakan bahwa minum sambil berdiri itu di

perbolehkan, karena perbuatan para shahabat diatas dilakukan

setelah ada hadits yang menjelaskan tentang larangan minum

sambil bediri. Adapun status hadist yang melarang tersebut,

maka dianggap mansukh (hukumnya terhapus) oleh hadist-

hadist yang membolehkannya,

37
38

d. Ulama hanafiah tidak menyatakan kemakruhan minum

sembari berdiri secara mutlak, tapi ada pengecualiannya yaitu

ketika meminum air zam-zam atau meminum air sisa dari

wudhu atau orang yang sedang dalam perjalanan (musafir).

e. Ulama syafiiah menyatakan bahwa minum sambil berdiri

tanpa adanya udzur adalah khilaful aula (menyalahi

keutamaan) karena berdasarkan hadits-hadits shahih secara

jelas melarang hal tersebut.

f. Ulama hanabilah menyatakan bahwa minum sambil berdiri

menimbulkan banyak bahaya, diantaranya : air minum tidak

akan mengalir secara optimal, tidak bertahan didalam lambung

dengan tenang, air secara lansung turun ke lambung di

khawatirkan akan terjadi konfrontasi dengan suhu panas dalam

perut dan mengganggu proses pembakaran, terlalu cepat ke

bawah tubuh tidak secarabertahap. Namun jika dilakukan

sesekali saja atau karena suatu kebutuhan tidaklah berbahaya

g. Madzhab Dhahiriyah Ibnu Hazm menyatakan bahwa minum

sambil berdiri dilarang, karena ibnu hazm berpegangan pada

sebuah hadits yang melarang untuk minum sambil berdiri,


39

bahkan redaksi hadits yang melarang tersebut tidak hanya

berasal dari satu riwayat saja, namun ada beberapa riwayat

yang senada. Tapi kalo makan sambil berdiri justru malah

diperbolehkan. Hal yang mendasarinya adalah tidak

ditemukannya hadits dari Nabi Muhammad SAW yang

melarang tentang makan sambil berdiri

1. Menurut pakar kesehatan manfaat makan dan minum sambil

duduk itu segala racun akan tersaring dan tidak akan

menimbulkan penyakit, sedangkan jika dilakukan dalam

keadaan berdiri akan menyebabkan penyakit.

2. Adapun sebab makan dalam keadaan berdiri dapat

menyebabkan beberapa masalah dalam tubuh seperti terkena

penyakit reflux dan asam lambung seperti yang di sampaika

oleh Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani mengatakan, “Minum dan makan

sambil duduk itu lebih sehat, lebih selamat dan sopan. Ini karena apa

yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding

usus secara perlahan dan lembut. Sedangkan minum sambil berdiri akan

menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan

menabraknya dengan keras


40

B. Saran

Dari uraian permasalahan di atas, di samping kita mempelajari tentang

hal-hal yang berkaitan dengan hukum di atas, kepada masyarakat luas,

hendaknya menggali dan melaksanakan ajaran Agama dengan baik dan

benar. Karena segala kejadian yang menimpa manusia terjadi karena ulah

manusia itu sendiri. Agar manusia tidak terjebak pada taklid yang sifatnya

taklid buta. Belajar dan memahami kajian hadits atau literatur islam yang

menerangkan masalah adab, baik adab antara tuhan maupun adab antara

tuhan maupun adab antara manusia khususnya adab makan dan minun.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat memohon kritik dan

saran untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan penulisan karya tulis

kepadanya. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca terkhusus

dalam dunia Pendidikan Islam.


41

DAFTAR PUSTAKA

A. Ilyas Ismail Pilar-Pilar Takwa, (Jakarta: PT Raja grafindo 2009).

Abdul syukur al-Azizi, 2018

Abu Daud no.3767

Ahsin W. Al-Hafidz, fikih kesehatan (Jakarta: Amzah, 2007).

Al-Bukhari, kitab al-tha ‘imah, bab tasmiyah ‘ala ‘al-tha’am wa akli

‘ala al-yamin, hadits no 4957

Aris Munandar Himah Dibalik Larangan Makan dan Minum sambil

berdiri, Jurnal ( Diterbitkan: selasa 6 Maret 2018)

Asy-syaikh Al-Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah no.2650

Franz Magnis Suseno, Etika Jawa (Jakart a: Gramedia 1987).

Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim no.2021.

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/7-manfaat-minumsambil-duduk-

untu
Ibnu Abdil Bar dalam At-Tahmiid Jilid 1, hal.277

Ibnu Hazm, al-muhalla bi al-atsar, Juz 6.

Imam Muslim no.2735

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online,

https//kbbi.web.id/makan

Kitab Al-Syarabah, bab Karahiyah Syarab Qaim, hadits no.3774.

Muhammad Thohir, 2006

Nurah at Tuwim, Qawaidu an Nabawiyyah fi al Ghoda’. Penerjemah

Tim Indonesia, (Riyadh 2007).

Syaikh Muhammad Nashruddin Al-Albani dalam silsiah Al-Hadits As-

Shahih

Syarah shohih muslim.14/161


Tt, 2021
RIWAYAT HIDUP

I. Identitas

Nama Lengkap: Amelia

Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 13 Mei 2006

Alamat: Kp. Sukarendah, RT/RW 02/04,

Desa.Sukamulya,Kec.Pangatikan,Kab.Garut

II. Keluarga

Nama Ayah: Ali Imammudin

Nama Ibu: Nurani

Status Dalam Keluarga: Anak kedua dari empat saudara

III. Riwayat Pendidikan

Tahun 2012-2018 : Sekolah Dasar Negeri IV Sukamulya

Tahun 2018-2021 : Mts. PERSIS 101 Sukarendah

Tahun 2021-2024 : MA. PERSIS 212 Kudang

IV. Riwayat Berorganisasi

-Tahun 2019-2020, menjadi bidang keputrian ug di organisasi UG

Mts. PERSIS 101 Sukarendah


-Tahun 2020-2022, menjadi ekonomi dan social di Komunitas Anak

Remaja Islam Masjid Sukarendah (KARIMAH)

Anda mungkin juga menyukai