SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)
Oleh :
Eva Noor Hadiyanti
NIM : 920173018
Pembimbing :
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)
2. Umi Faridah, S.Kep., Ns. MNS
i
ii
iii
iv
v
SURAT PERNYATAAN
Oleh karena itu pertanggung jawaban skripsi ini sepenuhnya berada pada diri
saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
vi
MOTTO
Maka bangkitlah, tetap semangat dan jangan menyerah karena dirimu lebih kuat
dari yang kau duga.
“Hidup adalah pilihan. Apa yang di dapatkan sekarang adalah yang kita buat di
masa lalu. Apa yang kita pilih hari ini adalah yang akan kita dapat di masa
depan”.
(Harry Slyman)
“Setiap pemenang penuh dengan bekas luka, karena hidup butuh perjuangan,
selalu ada rintangan, dan persaingan, karena kesuksesan bukan akhir, dan
kegagalan bukan hal yang fatal, itu adalah keberanian untuk melanjutkan sebuah
impian”.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama : Eva Noor Hadiyanti
2. NIM : 920173018
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat / Tanggal Lahir : Kudus, 01 Nopember 1999
5. Agama : Islam
6. Alamat : Desa Pasuruhan Lor RT 04 / RW 08
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
7. Institusi : Universitas Muhammadiyah Kudus
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal XIV : Lulus tahun 2005
2. SD Muhammadiyah Pasuruhan : Lulus tahun 2011
3. SMP 2 JATI Kudus : Lulus tahun 2014
4. SMA 2 Kudus : Lulus tahun 2017
5. Tahun 2017 - sekarang tercatat sebagai mahasiswa angkatan IX Prodi
S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus.
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. Anggota Hizbul Wathan (HW) periode 2008-2010
2. Anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) periode 2010-2012
3. Anggota Pramuka Penggalang periode 2012-2014
4. Anggota Pramuka Penegak periode 2015-2017
viii
PERSEMBAHAN
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke-hadirat Allah SWT, Rabb semesta alam yang tidak pernah
berhenti melimpahkan berjuta nikmat-Nya. Maha suci Allah yang telah
memudahkan segala urusan karena berkat kasih sayang-Nya , akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “HUBUNGAN STATUS GIZI DAN
AKTIFITAS FISIK DENGAN DEMENSIA PADA ELDERLY DI POSYANDU
LANSIA DESA PASURUHAN KIDUL KECAMATAN JATI KABUPATEN
KUDUS” sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar
bukan hanya kerja keras dari penulis sendiri, akan tetapi karena adanya
dukungan moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
penulis tidak lupa ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada :
x
dan didikan mereka yang selalu menumbuhkan senyuman serta
harapan, agar keyakinan untuk selalu percaya pada diri sendiri selalu
tertanam kuat di dalam hati.
15. Pak Sunarto selaku Kepala Desa Pasuruhan Kidul yang telah
memberikan ijin penelitian.
16. Ibu Nafsiyah selaku Bidan Desa Pasuruhan Kidul.
17. Pak Nor Badri selaku Kepala Desa Pasuruhan Lor yang telah
memberikan ijin untuk dapat melakukan uji validitas di tempat tersebut.
18. Seluruh kader posyandu balita dan lansia Pasuruhan Kidul yang sudah
turut membantu dalam pencarian data, serta memberikan komentar
yang positif dan selalu memberikan informasi sebagai data pendukung
yang dibutuhkan.
19. Edismany Delgado Artiles yang selalu ada untuk saya dalam duka
maupun suka, memberikan tawa bahagia, menjadikan hidup menjadi
lebih indah dan berwarna, serta bersedia mendengarkan setiap cerita,
serta memberikan semangat dan pengalaman yang begitu berharga
yang mengajarkan bahwa masa lalu bisa dijadikan sebagai
pembelajaran, untuk melangkah maju agar menjadi lebih baik untuk
kedepannya.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
MOTTO ...........................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ....................................................................................................................xix
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 12
A. DEMENSIA PADA ELDERLY (60-75 tahun) ............................................... 12
1. Pengertian Demensia ............................................................................. 12
2. Tahapan Demensia ................................................................................ 12
3. Jenis-Jenis Demensia ............................................................................ 13
4. Tingkatan Demensia ...................................... 14
5. Faktor Yang Mempengaruhi Demensia ................................................. 15
6. Pemeriksaan Keadaan Mental Mini ....................................................... 16
(Mini Mental State Examination)
7. Penelitian-Penelitian Yang Terkait Sebelumnya ................................... 17
B. STATUS GIZI ............................................................................................... 19
1. Pengertian Status Gizi ........................................................................... 19
2. Klasifikasi Status Gizi ............................................................................. 20
3. Metode Pengukuran Status Gizi Pada Lansia ....................................... 21
4. Penilaian Status Gizi .............................................................................. 22
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi .................................... 28
6. Kebutuhan Gizi Lansia ........................................................................... 30
7. Hubungan Status Gizi Dengan Demensia ............................................. 31
C. AKTIVITAS FISIK ......................................................................................... 32
1. Pengertian Aktifitas Fisik ........................................................................ 32
2. Klasifiasi Aktifitas Fisik ........................................................................... 32
3. Jenis Aktifitas Fisik ................................................................................ 33
4. Sifat Aktifitas Fisik Pada Lansia ............................................................. 34
5. Pengukuran Aktifitas Fisik ...................................................................... 35
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Fisik ................................ 36
7. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Demensia ........................................ 37
D. LANJUT USIA (LANSIA) .............................................................................. 38
1. Pengertian Lanjut Usia ........................................................................... 38
2. Kategori Umur Lanjut Usia ..................................................................... 39
3. Ciri-ciri lansia ........................................................................................... 39
4. Tipe lanjut usia ....................................................................................... 40
E. KERANGKA TEORI ..................................................................................... 41
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 42
A. Variabel Penelitian ....................................................................................... 42
B. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 43
C. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................ 43
D. Rancangan Penelitian .................................................................................. 44
E. Etika Penelitian ............................................................................................. 58
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel dan Skala Ukur Variabel ................................ 48
Berdasarkan Umur.......................................................................................... 60
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPlRAN 18 DOKUMENTASl
xvii
HUBUNGAN STATUS GlZl DAN AKTlFlTAS FlSlK DENGAN
DEMENSlA PADA ELDERLY Dl POSYANDU LANSlA
DESA PASURUHAN KlDULKECAMATAN JATl
KABUPATEN KUDUS
Abstrak
Latar Belakang : Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif dan fungsional yang
berat yang disebabkan oleh penyakit otak sebagai akibat neurodegeneratif dan
proses serebrosvaskuler yang bersifat kronis atau progesif yang dapat mengganggu
aktivitas kehidupan sehari-hari dan menghalangi hubungan sosial. Di lndonesia
diperkirakan ada 1,2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan
meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050. Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan aktifitas fisik
dengan demensia pada elderly di posyandu lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan
Jati Kabupaten Kudus. Metode : Jenis pada penelitian ini menggunakan metode
analitik korelasional dengan pendekatan crossectional dan teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel yang diambil pada
penelitian ini yaitu sebanyak 50 responden. lnstrumen yang digunakan adalah lembar
kuesioner. Hasil : Dari pengujian data univariat didapatkan distribusi status gizi
dalam resiko malnutrisi dengan presentase 54% dan aktivitas fisik buruk dengan
presentase 78% serta demensia sedang dengan presentase 46%. Dari hasil uji
bivariat didapatkan hasil adanya hubungan status gizi dengan demensia (P = 0,002),
serta ditemukan adanya hubungan aktifitas fisik dengan demensia (P = 0,003).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan ada hubungan
status gizi dan aktifitas fisik dengan demensia pada elderly di Posyandu Lansia Desa
Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten Kudu. Di harapkan kepada lansia agar
memperhatikan pola makan, serta melakukan kegiatan yang dapat bermanfaat untuk
penguatan dan daya tahan selama beberapa jam, supaya lansia tetap mandiri dan
produktif, agar dapat meningkatkan derajat kesehatan serta kualitas hidup bagi
lansia.
1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus
2
Dosen Pembimbing l Universitas Muhammadiyah Kudus
3
Dosen Pembimbing ll Universitas Muhammadiyah Kudus
xviii
THE CORRELATlON BETWEEN NUTRlTlONAL STATUS AND
PHYSlCAL ACTlVlTY WlTH DEMENTlA lN THE ELDERLY
AT POSYANDU FOR ELDERLY PASURUHAN KlDUL
VlLLAGE JATl DlSTRlCT OF KUDUS REGENCY
Abstract
1
Student’s of Nursing Muhammadiyah Kudus University
2
Lecturer of Nursing l Muhammadiyah Kudus University
3
Lecturer of Nursing ll Muhammadiyah Kudus University
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
adalah berbagai macam aktifitas yang bisa dilakukan atau yang tidak bisa
dilakukan oleh orang yang sudah tua renta seperti berlari, melompat,
berjalan, dan berolahraga. Aktifitas fisik terdiri dari aktivitas selama
bekerja, tidur, dan pada waktu senggang. Setiap orang melakukan
aktifitas fisik bervariasi antara individu satu dengan yang lain bergantung
gaya hidup perorangan dan faktor lainnya seperti jenis kelamin, umur,
pekerjaan, dan lain-lain. Kohl (2013) menjelaskan aktivitas fisik yang
reguler menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan serta memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan fisik, mental dan psikososial. Menurut
Kyu et al (2016) mengungkapkan manfaat aktivitas fisik yaitu menjaga
kestabilan tekanan darah dan kadar kolesterol, menurunkan resiko
penyakit degeneratif dan penyakit kronik seperti penyakit diabetes,
jantung, stroke, kanker, mempertahankan berat badan, menurunkan
stress, meningkatkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi darah,
mempertahankan kekuatan tulang dan otot. Aktivitas fisik memiliki
dampak positif terhadap keseimbangan energi dan pengendalian berat
badan, sehingga tingkat kebugaran dan produktivitas individu menjadi
meningkat karena tubuh berfungsi secara efektif dan memiliki energi yang
cukup (Novanda & Dwiyanti, 2014; Palar, Wongkar, & Ticoalu, 2015).
Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam
sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung dan paru-paru serta alat
tubuh lainya. Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktifitas
fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak, jika kegiatan ini
dilakukan setiap hari secara teratur, maka dalam waktu 3 bulan ke depan
akan terasa hasilnya (Proverawati, 2012).
Jumlah lansia di Indonesia terus meningkat terkhususnya Provinsi
Jawa Tengah yang menempati urutan ketiga se-Indonesia dengan
persentase 10,35% dari 18,55 juta jiwa lansia di Indonesia pada tahun
2012 dan diprediksi akan terus meningkat. Akibat adanya peningkatan
jumlah usia lanjut, masalah kesehatan yang dihadapi menjadi semakin
kompleks, terutama masalah yang berkaitan dengan gejala-gejala
penuaan. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia,
diantaranya perubahan tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem
kardiovaskular, respirasi, dan kognisi (Ambardini, 2016). Hal ini,
menimbulkan perhatian penting terhadap bidang kesehatan lansia untuk
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya dalam latar
belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Adakah Hubungan Status Gizi dan Aktifitas Fisik dengan Demensia pada
Elderly di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus ?
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan di Posyandu Lansia Desa
Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten Kudus :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Status gizi dan Aktifitas Fisik dengan
Demensia pada Elderly di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui status gizi pada elderly di Posyandu Lansia Desa
Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
b. Untuk mengetahui aktifitas fisik pada elderly di Posyandu Lansia Desa
Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
c. Menganalisa hubungan status gizi dan aktifitas fisik dengan demensia
pada elderly di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan
Jati Kabupaten Kudus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan menjadi
bahan acuan bagi penulis dan memperoleh informasi dan pengalaman
berharga dalam mengaplikasikan ilmu, serta melatih penulis untuk
melakukan kegiatan penelitian sebagai proses belajar.
2. Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian ini, dapat dijadikan informasi sebagai tambahan
pengetahuan untuk masyarakat agar dapat mengatasi kualitas hidup bagi
lansia.
5. Bagi Responden
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan yang
bermanfaat, serta menambah wawasan bagi lansia agar bisa menjaga
status gizi tetap dalam keadaan normal dan aktifitas fisiknya tetap terjaga.
E. Keaslian Penelitian
Raden Siti Hubungan Jenis penelitian Hasil uji statistik uji Penelitian
Maryam, Tingkat ini adalah non- hubungan antara terdahulu
Tien Hartini, Pendidikan dan eksperimen usia dan variable
Sumijatun Activity Daily (observasionl) demensia, p = bebas tingkat
(2015) Living dengan dengan 0,099, dan r = - usia dan
Demensia pada pendekatan 0,297, berarti tidak kemampuan
Lanjut Usia di cross sectional ada hubungan fungsional
Panti Werdha yang bermakna, dan pada
negatif dan lemah penelitian
diantara kedua sekarang
variabel. antara menggunaka
demensia dengan n variable
kemampuan bebas status
fungsional, p = gizi dan
0,002, dan r = - aktifitas fisik
0,535, artinya ada
hubungan yang
bermakna, negatif
dan kuat diantara
kedua variable
Sri Suwarni, Hubungan Usia Penelitian ini Hasil uji statistik uji Penelitian
Setiawan, M. Demensia dan adalah penelitian hubungan antara terdahulu
Muddasir Kemampuan deskriptif dengan usia dan variable
Syatibi Fungsional metode demensia, p = bebas tingkat
(2017) pada Lansia obsevasional 0,099, dan r = - usia dan
analitik dengan 0,297, berarti tidak kemampuan
pendekatan ada hubungan fungsional
cross sectional yang bermakna, dan pada
study negatif dan lemah penelitian
diantara kedua sekarang
variabel. antara menggunakan
demensia dengan variable
kemampuan bebas status
fungsional, p = gizi dan
0,002, dan r = aktifitas fisik
-0,535, artinya ada
hubungan yang
bermakna, negatif
dan kuat diantara
kedua variable
11
1. Pengertian Demensia
Menurut Meiner (2011), demensia merupakan sindrom
kemunduran kognitif secara berangsur-angsur dan menetap. Perubahan
ingatan yang diperoleh dari perubahan fungsi intelektual secara menetap
(seperti orientasi, kalkulasi, perhatian, dan keterampilan motorik) yang
dicurigai mengenai beberapa bagian kognitif.
Menurut Asrori (2014), demensia adalah kondisi yang
dikarakteristikkan dengan hilangnya kemampuan intelektual yang cukup
menghalangi hubungan sosial dan fungsi kerja dalam kehidupan sehari-
hari.
Demensia adalah sindrom penurunan kognitif dan fungsional,
biasanya terjadi di kemudian hari sebagai akibat neuro degeneratif dan
proses serebrosvaskuler (Killin, 2016).
Jadi kesimpulannya bahwa demensia adalah gejala yang
disebabkan oleh penyakit otak yang biasanya bersifat kronis atau
progesif, dimana gangguan dari beberapa fungsi kortikal lebih tinggi,
termasuk memori, berpikir, pemahaman, belajar, berbahasa, dan
penilaian.
2. Tahapan Demensia
a. Early stage (tahap awal)
Lansia yang mengalami demensia dimulai secara bertahap,
sehingga akan sulit mengenali persis kapan gejala dimulai. Beberapa
perubahan yang sering dialami sebagai bagian dari proses penuaan yang
normal. Dalam tahap ini, penderita mengalami kehilangan memori jangka
pendek seperti depresi dan sering agresif, menjadi disorientasi pada
waktu, menjadi kehilangan keakraban dengan sekitarnya, menunjukan
12
13
4. Tingkatan Demensia
a. Demensia buruk
Demensia yang dikatakan buruk yang memiliki skor pemeriksaan
MMSE < 17 seperti disorientasi, gangguan bahasa, mudah bingung, dan
penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita pada kondisi ini
tidak dapat melakukan kegiatan sampai selesai mengalami gangguan
visuospasial, tidak mengenali anggota keluarganya (Gluhm et all, 2013).
b. Demensia sedang
Demensia yang dikatakan demensia sedang yaitu yang memiliki
skor MMSE 17-23 yang artinya, fungsi memori yang terganggu bisa
menyebabkan lupa akan hal baru yang dialami (Gluhm et all, 2013).
c. Demensia dengan kondisi baik
Demensia yang dikatakan demensia sedang yaitu yang memiliki
skor MMSE ≥ 24 yang artinya, lansia dalam kondisi ini masih mempunyai
daya ingat yang tinggi (Gluhm et all, 2013).
15
e. Pola konsumsi
Kebutuhan lanjut usia semakin menurun seiring dengan
bertambahnya usia. Pada usia 40-49 tahun menurun sekitar 5%, dan
pada usia 50-69 tahun menurun hingga 10%. Lanjut usiapun
membutuhkan asupan gizi lengkap seperti sedikit daging dan karbohidrat,
sayur, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat cukup sebagai
pengatur tubuh dan memperlancar proses oksidasi, memelihara fungsi
normal otot dan saraf, vitalitas jaringan dan menunjang fungsi lain (Ariani,
2017). Hal ini diperlukan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis
tubuhnya (Andriani & Wirjatmadi, 2012). Asupan vitamin A, B6 dan B12,
C, E, Fe, Zn, dan riset menunjukkan bahwa diet tipe mediterania, kaya
sereal, buah-buahan, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran yang cukup
dapat mengurangi risiko demensia pada lanjut usia. Adanya kejadian
status gizi kurang dan status gizi lebih dapat dipengaruhi oleh faktor pola
konsumsi.
f. Tingkat pendidikan
Orang yang berpendidikan lebih lanjut memiliki berat otak yang
lebih, dan mampu menghadapi perbaikan kognitif, serta neuro degeneratif
dibandingkan orang yang berpendidikan rendah (Larasati, 2013).
g. Aktivitas fisik
Aktivitas lanjut usia sebenarnya sangat terbatas karena faktor
usia, bahkan lanjut usia ada yang tidak ingin melakukan apa-apa hanya
berjalan dan duduk di tempat tidur. Kejadian demensia berhubungan
dengan berkurangnya partisipasi dalam mengisi waktu senggang.
Aktivitas untuk lanjut usia yang dilakukan saat waktu senggang dapat
menurunkan risiko demensia. Hal ini akan mempengaruhi kondisi lanjut
usia seperti cepat terjadinya pikun, mudah terserang penyakit, otot-otot
pada alat gerak melemah. Lanjut usia yang melakukan latihan fisik
olahraga dapat menjaga tubuh tetap sehat, meningkatkan mobilitas,
menghindari faktor resiko tulang keropos.
B. STATUS GIZI
asupan zat gizi yang berbeda antar individu, hal ini tergantung pada usia
orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, dan berat
badan (Par‟I, Holil M. dkk, 2017).
Status gizi dapat pula diartikan sebagai gambaran kondisi fisik
seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energi yang masuk dan
yang dikeluarkan oleh tubuh (Marmi, 2013).
Jadi kesimpulan dari status gizi yaitu faktor yang terdapat dalam
level individu, faktor yang dipengaruhi langsung oleh jumlah dan jenis
asupan makanan serta kondisi infeksi. Diartikan juga sebagai keadaan
fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah
satu atau kombinasi ukuran-ukuran gizi tertentu.
b. Gizi baik
Gizi baik adalah gizi yang seimbang. Gizi seimbang adalah
makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam
dan memenuhi zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan
tidak kekurangan.
c. Gizi kurang (undernutrition)
Gizi kurang adalah kekurangan bahan nutrisi seperti protein,
karbohidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Status gizi
yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang
merupakan padanan istilah underweight (Kemenkes RI, 2011).
d. Gizi buruk
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena
kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka
waktu lama. Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah severely
underweight (Kemenkes RI, 2011).
e) Lingkar Betis
Lingkar betis ini merupakan salah satu bagian yang diukur pada
penilaian antropometri khusus untuk melihat gambaran status gizi pada
lansia.
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis
secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah
satu atau lebih zat gizi.
Pada pemeriksaan ini terdapat dua jenis kategori untuk
mengetahui status gizi pada lansia, diantaranya adalah :
a) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pemeriksaan fisik dari kepala
sampai ujung kaki untuk melihat tanda-tanda dan gejala adanya masalah
gizi (Mardalena, 2016). Berbagai kelainan akibat kurang gizi dapat
ditemukan pada pemeriksaan fisik antara lain kehilangan lemak subkutan,
ulkus dekubitus karena kekurangan protein dan energi, edema akibat
kekurangan protein, penyembuhan luka yang lambat karena defisiensi
seng dan vitamin C. Manifestasi klinis lain yang sering dijumpai pada
lansia adalah gangguan keseimbangan cairan, khususnya dehidrasi.
Dehidrasi pada lansia dapat berupa peningkatan suhu tubuh, penurunan
volume urine, penurunan tekanan darah, mual, muntah, dan gagal ginjal
akut (Darmojo, 2010).
Kelebihan atau keunggulannya adalah relatif murah, tidak
memerlukan tenaga khusus cukup paramedis terlatih, sederhana, cepat,
dan mudah diinterpretasikan, dan peralatan sederhana. Sedangkan
kelemahannya adalah beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi,
kadang tidak spesifik, adanya gejala klinis yang bersifat multipel, gejala
26
dapat terjadi saat permulaan atau tahap akan sembuh dari penyakit,
adanya variasi dalam gejala klinis (Mardalena, 2016).
b) Pemeriksaan fungsional
Menurut Darmojo (2010) gangguan fungsi pada kemampuan
untuk menyiapkan makanan dan makan secara mandiri dapat
menganggu asupan makan seorang lansia. Seorang lansia yang dapat
bergerak bebas di dalam rumah akan banyak menyiapkan makanan
sesuai dengan yang diinginkannya, sedangkan lansia yang menderita
stroke, misalnya tidak dapat bergerak bebas untuk menyiapkan makanan
sesuai seleranya, sehingga hanya bergantung kepada orang lain untuk
makan. Fungsi kognitif dan psikologis juga menentukan status gizi lansia.
Sebagian besar kehilangan berat badan pada lansia disebabkan karena
depresi.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah,
urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Selain
itu, kadar protein dan kolesterol juga bisa dijadikan sebagai indikator
untuk mengetahui status gizi pada lansia. Metode ini digunakan untuk
suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi
yang lebih parah. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat
atau mengukur satu aspek dari status gizi seperti kadar mineral atau
vitamin. Pengukuran simpanan protein tubuh seperti albumin, transferin
dan total iron binding capacity (TIBC) sering dipakai untuk mengukur
status gizi lansia. Sementara serum kolesterol yang rendah pada lansia
juga merupakan indikator status gizi yang kurang pada lansia (Darmojo,
2010).
27
4) Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan struktur dari jaringan. Penilaian biofisik ini memerlukan
biaya yang besar (Mardalena, 2016).
28
b. Protein
Kecukupan protein pada lansia adalah sekitar 0,8 gram/kg/BB
atau 15-25% dari kebutuhan energi. Jumlah protein yang dibutuhkan
untuk lansia laki-laki adalah 60 gram/hari dan wanita 50 gram/hari.
c. Lemak
Lemak berlebih disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga
dan bila berlebihan akan ditimbun sebagai lemak tubuh. Lansia dianjurkan
untuk mengkonsumsi lemak tidak lebih dari 15% total energi (Kemenkes
RI, 2013).
d. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama di dalam menu
makanan Indonesia. Lansia dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat
kompleks karena mengandung vitamin, mineral, dan juga serat dari pada
mengkonsumsi karbohidrat murni seperti gula. Jumlah karbohidrat yang
dikonsumsi lansia sebaiknya 55-60% dari total energi.
e. Vitamin, mineral, air, dan serat
Lansia dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan vitamin
A, D, dan E sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit degeneratif.
Selain itu, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C, B1,
dan B12 serta asam folat juga dianjurkan untuk mencegah penyakit
anemia pada lansia.
C. AKTIFITAS FISIK
b. Aktivitas sedang
Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dengan intensitas tenaga
sedang minimal 150 menit yang menggunakan kekuatan otot secara
fleksibilitas seperti berjalan kaki dengan cepat, jogging atau berlari-lari
kecil, menyapu, dan mengepel lantai dan bersepeda.
c. Aktifitas berat
Kegiatakan atau aktivitas yang dilakukan secara terus menerus
menggunakan otot dengan intensitas minimal 10 menit dan dilakukan
minimal 3 hari dalam seminggu sampai meningkatnya denyut nadi dan
nafas lebih cepat dari biasanya sehingga mengeluarkan keringat yang
dihasilkan dari dalam tubuh seperti bermain tenis meja, bola voli, bola
basket, bela diri, menimba air, mencangkul, dan lari cepat (WHO, 2017
dalam Esty, 2017).
b. Kelenturan (flexybility)
Kelenturan pada tubuh lansia dapat diperoleh dari aktivitas fisik
yang meliputi aktivitas peregangan yang dimulai dengan perlahan-lahan
yang dilakukan secara teratur selama 10-30 detik dan bisa dimulai dari
tangan atau kaki, kemudian aktivitas yang dilakukan guna melatih
kelenturan pada tubuh adalah dengan mencuci piring, mengepel lantai
dan melakukan senam taichi serta yoga. Aktivitas ini dilakukan selama 30
menit selama 4-7 hari seminggu.
c. Kekuatan (strength)
Banyak jenis dan aktivitas fisik yang dilakukan guna melatih
kekuatan yang dapat membantu meningkatkan fungsi kerja otot dan
tulang pada lansia dalam menjaga suatu beban yang diterima, membantu
lansia dalam menurunkan angka kejadian pengeroposan tulang
(osteoporosis).
memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi lansia.
PASE terdiri dari tiga macam aktivitas yaitu :
1) Leisuretime activity (aktivitas waktu luang) yang terdiri dari 6
pertanyaan.
2) House hold activity (aktivitas rumah tangga) yang terdiri dari 5
pertanyaan.
3) Work related activity (aktivitas relawan) yang terdiri dari 1
pertanyaan.
Kuesioner PASE meliputi 12 item pertanyaan, tidak hanya pada
pekerjaan, rumah tangga dan kegiatan waktu luang, tetapi juga situasi
hidup, seperti tidur dan kegiatan sehari-hari yang terbatas. Penentuan
jawaban kuesioner menggunakan skala Likert, dimana jawaban
responden menggunakan rentang skala 0 sampai 3 yaitu, Tidak pernah
(0), jarang (1), kadang-kadang (2) dan sering (3). Penentuan jawaban
kuesioner menggunakan nilai mean sebagai cut of point. Aktivitas fisik
lanjut usia dikategorikan menjadi satu yaitu aktivitas fisik baik jika nilai
lebih dari rata-rata, dan aktivitas fisik kurang jika nilai kurang dari rata-rata
(Neri, 2010).
b. Pendidikan
Menurut WHO (dalam Pratiwi Retnaningsih, 2015) pendidikan
merupakan faktor kunci terhadap gaya hidup sehat. Semakin tinggi
pendidikan semakin tinggi kesehatan individu.
c. Pola makan
Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena
bila jumlah porsi makan lebih banyak, maka tubuh akan mudah merasa
lelah dan keinginan melakukan olahraga atau menjalankan aktivitas
lainnya akan menurun. Kandungan dari makanan yang berlemak juga
banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari
ataupun berolahraga, sebaiknya makanan yang akan dikonsumsi
dipertimbangkan kandungan gizinya agar tubuh tidak mengalami
kelebihan energi karena tidak dapat dikeluarkan secara maksimal.
d. Penyakit / kelainan pada tubuh
Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh,
obesitas, hemoglobin / sel darah, dan serat otot. Kelainan pada tubuh
seperti di atas akan mempengaruhi aktivitas yang akan dilakukan seperti
kekurangan sel darah merah, maka orang tersebut tidak diperbolehkan
untuk melakukan olahraga yang berat.
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012).
42
43
B. Hipotesis Penelitian
Ha¹ : Ada hubungan antara status gizi dengan demensia pada elderly di
posyandu lansia Desa Pasuruhan Kidul.
Ha² : Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan demensia pada elderly di
posyandu lansia Desa Pasuruhan Kidul.
Ho¹ : Tidak ada hubungan antara status gizi dengan demensia pada
elderly di posyandu lansia Desa Pasuruhan Kidul.
Ho² : Tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan demensia pada
elderly di posyandu lansia Desa Pasuruhan Kidul.
variabel – variabel yang diteliti yang dibuat berdasarkan literatur dan teori
yang sudah ada (Swarjana, 2015).
Kerangka konsep disebut sebagai miniatur penelitian, berkaitan erat
dengan tahapan formulasi permasalahan dan literature review yang
dilakukan peneliti yang berfungsi sebagai mengarahkan aspek metode
yang paling relevan digunakan membedah permasalahan penelitian
(Dwiastuti, 2017).
Sugiyono (2014:128) menyatakan bahwa kerangka konsep akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu
antara variabel independen dengan variabel dependen. Secara ringkas
kerangka konseptual yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja auditor dengan motivasi auditor sebagai variabel moderating.
Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat
Status Gizi
Demensia
Aktifitas Fisik
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
4. Populasi
a. Sampel
n = N
1 + N (e)²
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Persentase tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi
n = N
1 + N (e)²
n = 57
1 + 57 (0,05)²
n = 57
1,1425
n = 49,89 (dibulatkan)
n = 50
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah :
a) Berusia 60-75 tahun.
b) Usila yang bersedia menjadi responden.
c) Responden dalam keadaan sehat dan tidak mengalami
gangguan kejiwaan.
d) Usila yang aktif mengikuti posyandu lansia Desa Pasuruhan
Kidul.
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek
penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi
syarat sebagai sampel penelitian, seperti halnya adanya hambatan
etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini kriteria eksklusinya adalah :
a) Responden dalam keadaan sakit.
b) Usila yang menolak dijadikan sebagai responden.
c) Usila yang berhalangan hadir.
b. Teknik Sampling
Bebas
Terikat
(∑ (∑ (∑
√ ∑ (∑ ∑ (∑
52
Keterangan :
r hitung : koefisien korelasi
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total (item)
n : jumlah responden
(Notoatmodjo, 2018)
2) Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2011), uji reliabilitas merupakan alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji reliabilitas “Alpha
Cronbach” koefisien alpha cronbach (C) merupakan statistik yang
53
∑
{ }
(
Keterangan :
rl : realiabilitas instrumen
k : banyaknya item
∑ : jumlah varian item
∑ : varian total
b. Analisa Data
Analisis data menurut Bogdan & Biklen (dalam Lexy J.
Moleong, 2012) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Analisis data dapat bertujuan untuk
memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah
dirumuskan dalam tujuan penelitian, membuktikan hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan, dan memperoleh kesimpulan
secara umum dari penelitian yang merupakan kontribusi dalam
pengembangan ilmu yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2018).
56
Keterangan :
X : Hasil presentase
f : Frekuensi hasil penelitian
N : Total seluruh observasi
(
∑
Keterangan :
X2 : Chi kuadrat / chi-square
f0 : Frekuensi observasi
fh : Frekuensi harapan
E. Etika Penelitian
58
59
60
B. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian meliputi umur, jenis kelamin, dan
pendidikan terakhir yang telah dilakukan di Posyandu Lansia Desa
Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, maka dapat
digambarkan distribusi untuk masing-masing karakteristik responden
sebagai berikut :
1. Umur
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase %
Laki-laki 11 22,0
Perempuan 39 78,0
Total 50 100,0
3. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase %
SD 22 44,0
SLTP 9 18,0
SLTA 13 26,0
PT 6 12,0
Total 50 100,0
C. Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Status Gizi Dan
Aktifitas Fisik Dengan Demensia Pada Elderly Di Posyandu Lansia Desa
Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, maka didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Status Gizi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Status Gizi
Status Gizi Frekuensi Presentase %
Malnutrisi 7 14,0
Dalam Resiko Malnutrisi 27 54,0
Status Gizi Normal 16 32,0
Total 50 100,0
2. Aktifitas Fisik
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Aktifitas Fisik
Aktifitas Fisik Frekuensi Presentase %
Aktifitas Fisik Buruk 39 78,0
Aktifitas Fisik Baik 11 22,0
Total 50 100,0
3. Demensia
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Demensia
Demensia Frekuensi Presentase %
Total 50 100,0
D. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua
variabel yang berbeda. Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis Hubungan Status Gizi Dan Aktifitas Fisik Dengan Demensia
Pada Elderly Di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus.
63
Tabel 4.7
Distribusi Status Gizi Dengan Demensia
Status Gizi Demensia Demensia Demensia Total P
Buruk Sedang Dalam Value
Kondisi Baik
N % N % N % N %
Tabel 4.8
Distribusi Aktifitas Fisik Dengan Demensia
Aktifitas Demensia Demensia Demensia Total P
Fisik Buruk Sedang Dalam Kondisi Value
Baik
N % N % N % N %
A. Karakteristik Responden
1. Umur
65
66
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan Terakhir
B. Analisa Univariat
1. Status Gizi
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan dari 50 responden,
yang mengalami malnutrisi sebanyak 7 responden (14,0%), yang dalam
resiko malnutrisi ada 27 responden (54,0%), kemudian yang mengalami
status gizi normal berjumlah 16 responden (32,0%).
Menurut hasil penelitian ditemukan banyak elderly dalam resiko
malnutrisi. Malnutirsi ialah keadaan patologis yang dihasilkan akibat
defisiensi nutrisi. Umumnya pada kejadian malnutrisi terlihat dari berat
badan yang di bawah standar, karena berdasarkan penelitian yang
dijelaskan oleh Oktariyani (2016) bahwa banyaknya lanjut usia yang
berada dalam resiko malnutrisi disebabkan karena faktor usia yang
menyebabkan perubahan fungsi tubuh yang dapat mempengaruhi
menurunnya nafsu makan, karena semakin bertambahnya usia seseorang,
tubuh akan mengalami beberapa perubahan yang kemudian bisa
mempengaruhi selera makan, seiring bertambahnya usia banyak juga
fungsi tubuh yang menurun, itulah yang menyebabkan adanya masalah
kesehatan yang dapat mengganggu sistem kerja tidak seefisien
sebelumnya. Otot-otot menjadi lebih kaku, lemah, sel tubuh pun juga tidak
bergenerasi secepat pada saat di usia muda, sehingga jaringan pada
sistem pencernaan menjadi lebih sensitif dan mudah mengalami luka.
Selain itu, dibandingkan dengan usia dewasa kebutuhan gizi lansia lebih
rendah, karena adanya masalah kesehatan yang membuat lansia perlu
minum obat-obatan. Penggunaan obat menimbulkan efek samping seperti
mual, diare, dan mulut kering yang dapat mempengaruhi nafsu makan
lansia jadi menurun, sehingga membuat tubuh tidak mendapatkan nutrisi
yang cukup. Terlalu sedikit makan, pilihan makanan yang kurang nutrisi,
serta konsumsi makanan yang sama setiap hari dapat menyebabkan
kebosanan. Pemikiran yang positif dari lansia tentang kondisi
kesehatannya dapat meningkatkan status kesehatan, hal ini di karenakan
jika lanjut usia berfikiran negatif tentang kondisi kesehatannya akan
menyebabkan lansia cenderung stress dan dapat mempengaruhi kondisi
psikologisnya. Dapat diketahui dari pemenuhan kebutuhan gizi dapat
membantu proses adaptasi dengan perubahan yang dialami, dan dapat
menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh (Nursilmi, 2017). Kualitas
hidup yang baik dapat dilihat dari status gizi yang baik.
69
2. Aktifitas Fisik
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dengan jumlah 50 responden, dapat
dikatakan bahwa elderly yang mengalami aktifitas fisik buruk jumlahnya 39
responden (78,0%) dan elderly yang mengalami aktifitas fisik baik ada
sebanyak 11 responden (22,0%).
Dari hasil analisis ditemukan bahwa sebagian besar elderly
mengalami aktifitas fisik buruk, umumnya aktivitas fisik pada lansia perlu
disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi. Secara tidak
langsung, aktifitas fisik secara bertahap akan menurun seiring
bertambahnya usia karena kehilangan massa dan kekuatan otot. Usia juga
berpengaruh terhadap kelenturan dan komposisi tubuh, hal itu biasannya
terjadi karena proses menua yang disebabkan karena menurunnya
elastisitas otot. Usia menunjukkan tanda kemampuan ataupun bagaimana
seseorang bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan aktifitas
sehari-hari. Sifat genetik dalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap
kemampuan tubuh seperti kecepatan dan keseimbangan, selain itu pola
makan dapat ditentukan dari kualitas bahan makanan untuk bisa
mempertahankan gizi seimbang. Lalu yang dapat dianjurkan adalah
memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai standar,
hal tersebut dapat diketahui dengan adanya tingkat pendidikan yang tinggi
memiliki informasi yang lebih memadai, dengan adanya pendidikan dapat
meningkatkan wawasan dan juga pengetahuan, sehingga dapat
membangun kesadaran yang lebih mendalam mengenai bahaya dari
aktivitas fisik buruk yang ditimbulkan. Aktifitas fisik merupakan intervensi
nonfarmakologis yang tersedia bagi sebagian besar masyarakat umum,
serta memainkan peran penting dalam mencegah berbagai macam
penyakit metabolik. Adanya kelainan pada tubuh menyebabkan
ketidakmampuan tubuh dalam melakukan aktifitas dengan baik, jika tubuh
kurang melakukan aktivitas fisik dapat menyebabkan kualitas fisik yang
rendah sehingga mudah lelah, mudah sakit, pegal-pegal, hingga menjadi
kurang produktif melakukan aktivitas fisik lagi (Baert, Gorus, Mets, Geerts,
& Bautmans, 2011). Menurut Bherer, Erickson, dan Ambrose (2013) latihan
fisik seperti aerobik akan meningkatkan kemampuan kognitif lansia
khususnya bagian kontrol eksekutif dan meningkatkan volume
hippocampus. Hippocampus merupakan sentral otak yang sangat penting
dalam menyimpan memori (Sankanparan, 2010).
70
3. Demensia
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dengan total 50 responden, dapat
diketahui bahwa elderly yang mengalami demensia sedang jumlahnya lebih
banyak ada 23 responden (46,0%), selain itu ada elderly yang mengalami
demensia dengan kondisi baik sebanyak 17 responden (34,0%) dan elderly
yang mengalami demensia buruk jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
dengan yang lainya yaitu hanya 10 responden (20,0%).
Pada penelitian ini lebih banyak responden yang mengalami
demensia sedang, biasanya pada tahapan demensia sedang terjadi
loncatan dalam mengingat dan berfikir, serta biasanya memerlukan
bantuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Demensia telah lama
dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif otak sebagai efek samping
penuaan alami, penuaan juga melemahkan sistem kekebalan tubuh dan
kemampuannya untuk memperbaiki sel-sel saraf otak yang rusak.
Ditemukan pada kadar vitamin rendah dapat meningkatkan gangguan
kognitif, karena ditemukan adanya peningkatan kadar homosistein plasma
yang dapat menyebabkan perubahan patologi melalui mekanisme vaskuler
dan neurotiksik langsung (Wreksoatmodjo, 2014). Pola makan yang buruk
dapat memicu penyakit pikun, karena kebanyakan makan makanan
berlemak, mengandung gula, dan terlalu banyak garam (natrium). Menurut
Maryam, dkk (2011) pada kandugan garam yang berlebih dalam tubuh
dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi) yang dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan dan mempengaruhi kesehatan jantung.
Selain itu, usia tua menyebabkan gangguan sirkulasi darah sehingga
meningkatkan munculnya berbagai risiko penyakit. Biasanya, gangguan
peredaran darah disebabkan oleh kolestrol yang tinggi. Penumpukan plak
kolestrol dapat mempersempit pembuluh darah yang membuat kerja
jantung mengalami gangguan dalam memompa darah segar tidak optimal,
sehingga menyempitkan aliran darah ke otak. Otak yang tidak
mendapatkan cukup darah segar lama-lama akan meyebabkan penurunan
fungsi kognitif. Hal yang dapat dilakukan agar dapat mengontrol terjadinya
penurunan kognitif adalah dengan cara menjaga aktivitas fisik, semakin
tinggi level aktivitas fisik maka semakin rendah kejadian demensia pada
lansia (Pratiwi, Marliyati & Latifah, 2013). Selain itu, menurut Septiyana
Pratiwi (2016) penurunan kognitif dapat dicegah melalui tingkat pendidikan
yang akan menjadi bekal untuk memperkuat ingatan pada sistem otak.
71
C. Analisa Bivariat
1. Hubungan Status Gizi Dengan Demensia Pada Elderly Di Posyandu
Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
Protein BDNF ini berperan penting menjaga sel saraf tetap bugar dan
sehat. Namun apabila kadar BDNF rendah, maka akan menyebabkan
penyakit kepikunan (Antunes, 2016). Aktivitas fisik juga diduga
menstimulasi pertumbuhan saraf yang kemungkinan dapat menghambat
penurunan fungsi kognitif pada lansia (Muzamil, Afriwardi, & Martini, 2014).
Kemampuan umum untuk tidak tergantung kepada orang lain
mempengaruhi dalam kegiatan sehari-hari, sehingga lansia yang banyak
melakukan aktivitas fisik akan mempunyai fungsi kognitif yang lebih baik.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa lansia yang memiliki aktivitas
fisik yang buruk berpeluang mengalami demensia lebih banyak.
Berdasarkan penelitian Evina Yudhanti tahun 2016 diperoleh hasil
uji Kendall-Tau antara aktifitas fisik dan kejadian demensia pada lansia
didapatkan nilai signifikan P Value sebesar 0,000 (P-Value < 0,05). Maka,
Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan signifikan antara
aktivitas fisik dengan kejadian demensia pada lansia di Balai Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan.
Adapun kekurangan yang dimiliki selama proses penelitian berlangsung,
yaitu :
1. Peneliti hanya melakukan penelitian mengenai status gizi dan aktifitas
fisik saja, sebaiknya dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi demensia.
2. Jumlah sampel dalam penelitian ini sudah sesuai dengan jumlah
minimal sampel yang dibutuhkan, namun kemungkinan penelitian ini
akan menghasilkan data yang lebih baik jika dilakukan pada populasi
yang lebih besar dengan jumlah yang lebih banyak.
3. Pada data karakteristik responden ditemukan adanya pengkajian yang
kurang, karena riwayat pekerjaan tidak diteliti.
4. Kurangnya antusias dari sebagian responden dalam melakukan
penelitian, karena merasa cemas dengan adanya pandemi covid-19.
BAB Vl
PENUTUP
A. KESlMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan
judul “Hubungan Status Gizi Dan Aktifitas Dengan Demensia Pada Elderly
Di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mayoritas dari 50 responden, terdapat status gizi dalam resiko
malnutrisi sebanyak 27 responden (54,0%).
2. Dengan jumlah 50 responden, mayoritas dikatakan bahwa elderly
mengalami aktifitas fisik buruk ada 39 responden (78,0%).
3. Dari total 50 responden, dapat diketahui bahwa elderly yang
mengalami demensia sedang jumlahnya lebih banyak yaitu 23
responden (46,0%).
4. Dari hasil penelitian ada hubungan status gizi dengan demensia pada
elderly di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus dengan nilai P Value sebesar 0,002 dengan α = 5%.
5. Dari hasil penelitian ada hubungan antara aktifitas fisik dengan
demensia pada elderly di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dengan nilai P Value sebesar 0,003
dengan α = 5%.
B. SARAN
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, diharapkan bisa dijadikan
pertimbangan dan referensi untuk dilakukan penelitian lanjutan, agar
bisa mengembangkan penelitian secara mendalam dan lebih detail.
Penelitian bisa dilakukan dengan menggunakan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi demensia dengan menggunakan metodologi
penelitian yang berbeda, dengan cara melakukan penelitian yang
belum pernah ada sebelumnya, seperti hubungan usia dan riwayat
penyakit dengan demensia yang tempat penelitiannya dapat dilakukan
di panti jompo untuk mendapatkan jumlah populasi dan sampel yang
lebih banyak lagi agar dapat menghasilkan data yang lebih baik.
75
76
2. Bagi Masyarakat
Direkomendasikan bagi masyarakat sebagai bahan evaluasi agar
menambah ilmu pengetahuan, serta sebagai sarana infomasi terkait
status gizi dan aktifitas fisik dengan demensia.
5. Bagi Responden
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk elderly agar selalu
memperhatikan pola makan dengan memperhatikan bentuk makanan
agar disesuaikan dengan kondisi, jika untuk elderly sebaiknya bisa
makan dengan makanan yang dikukus atau direbus agar teksturnya
lebih lunak, seringlah berkonsultasi agar dapat meningkatkan
pengetahuan tentang gizi, serta memotivasi elderly untuk melakukan
kegiatan yang bermanfaat untuk penguatan dan daya tahan selama
beberapa jam seperti senam.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, & Putri. (2014). Panduan Perawatan Pasien Demensia di Rumah. Malang:
UMM Press.
Atika Proverawati, (2010). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Medical Book.
Bulan AyuFKD., Pujiastuti N., dan Fajar I. (2013). Ilmu Gizi untuk Praktisi
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Darmojo, B. (2010). Buku ajar geriatri (ilmu kesehatan lanjut usia). Jakarta: FK
UI.
Effendi, A. D., Mardijana, A., & Dewi, R. (2014). Hubungan antara Aktivitas Fisik
dan Kejadian Demensia pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan Vol. 2, 332-336.
Glhum et all, (2013). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Demensia pada
Lansia Di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi
Luhur.
Hardiantoa, D.D., Rahayu, D.A. & Hidayati, T.N. (2016). Perbedaan Status Gizi
Pada Lanjut Usia Kognitif Baik dan Buruk di Unit Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Pucang Gading Semarang. Keperawatan 1(1):1-8.
Kasjono, H.S. & Yusril. (2013). Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mardalena, I., & Suryani, E. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Ilmu
Gizi. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Maryam, R. S., Hartini, T., & Sumijatun. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan
dan Activity Daily Living dengan Demensia pada Lanjut Usia di Panti
Werdha. Jakarta : Poltekes Kemekes Jakarta III.
77
78
Nurfantri, D.Y. (2016). Identifikasi Status Nutrisi dan Resiko Malnutrisi Pada
Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari. Dunia
Keperawatan 4(2):93-99.
Rochmah W., Harimurti K. (2014). Demensia Dalam buku ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Ed 4. Jakarta: Interna Publishing; h.3804-9.
Sunaryo, Wijayanti, R., Kuhu, M. M., Sumedi, T., Widayanti, E. D., Sukrilah, U.
A., Kuswati, A. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Utami C.P., Sri Anna M., dan Melly Latifah. (2013). Pola Konsumsi Pangan,
Aktivitas Fisik, Riwayat Penyakit, Riwayat Demensia Keluarga, dan
Kejadian Demensia pada Lansia di Panti Werdha Tresna Bogor. Fakultas
Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor.
World Health Organization. (2014). Regional strategy for healthy ageing. India:
WHO Publications.
LAMPIRAN
SURAT PERMOHONAN CALON RESPONDEN
Kepada Yth :
Peserta responden di Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Prodi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus :
Nama : Eva Noor Hadiyanti
NIM : 920173018
Alamat : Desa Pasuruhan Lor RT 4 / RW 8 Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
Hormat saya,
Nama :
Umur :
Saya akan mengisi lembar penelitian tanapa ada paksaan demi kepintingan
penelitian. Dengan ketentuan yang di berikan akan di rahasiakan dan hanya
semata untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Dengan demikian pernyataaan ini
saya buat .
(...............................)
LEMBAR KUESIONER
No. Responden :
1. Inisial responden :
2. Umur :
Petunjuk Pengisian :
11 Pilih salah satu jenis asupan protein yang 0 : jika tidak ada atau hanya 1 jawaban
biasa anda konsumsi? diatas
a. Setidaknya salah satu produk dari 0,5 : jika terdapat 2 jawaban ya
susu (susu, keju, yoghurt perhari) 1 : jika semua jawaban ya
b. Dua porsi atau lebih kacang
kacangan / telur perminggu
c. Daging, ikan atau unggas setiap hari
12 Apakah anda mengkonsumsi sayur atau 0 : tidak
buah 2 porsi atau lebih setiap hari ? 1 : ya
Aktifitas relawan
10. Apakah anda
berpartisipasi dalam
kebersihan lingkungan
?
(misalnya
membersihkan kamar
mandi, tempat
sampah, dll).
III. Mini Mental State Examination (MMSE)
Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat !
SKOR TOTAL
JADWAL PENELITIAN
Survey Pendahuluan
Bimbingan BAB I
Bimbingan BAB II
Ujian Proposal
Uji Validitas
Revisi Proposal
Keterangan :
: Pelaksanaan Kegiatan
JADWAL PENELITIAN
Bimbingan BAB V
Bimbingan BAB Vl
Ujian Skripsi
Revisi Skripsi
Keterangan :
: Pelaksanaan Kegiatan
DATA PENELlTlAN
No lnisial
Umur Kode Jenis Kelamin Kode Pendidikan Kode
Responden Responden
1 Ny. J 70 3 P 2 SD 1
2 Ny. I 60 1 P 2 SLTA 3
3 Ny. S 62 1 P 2 SD 1
4 Ny. S 60 1 P 2 SLTA 3
5 Ny. S 75 4 P 2 SD 1
6 Ny. W 62 1 P 2 SLTP 2
7 Ny. U 60 1 P 2 SLTA 3
8 Ny. R 65 2 P 2 SD 1
9 Ny. K 60 1 P 2 PT 4
10 Ny. S 70 3 P 2 SD 1
11 Ny. N 63 1 P 2 PT 4
12 Tn. S 61 1 L 1 SLTP 2
13 Ny. S 60 1 P 2 SLTA 3
14 Ny. M 68 3 P 2 SLTA 3
15 Ny. M 63 1 P 2 SD 1
16 Ny. Y 72 4 P 2 SD 1
17 Ny. K 66 2 P 2 SD 1
18 Ny. S 64 2 P 2 SLTA 3
19 Ny. W 74 4 P 2 SD 1
20 Ny. A 71 3 P 2 SD 1
21 Ny. A 67 2 P 2 SLTP 2
22 Tn. P 68 3 L 1 SD 1
23 Ny. W 62 1 P 2 SLTP 2
24 Ny. M 64 2 P 2 SLTA 3
25 Ny. A 73 4 P 2 SD 1
26 Ny. S 67 2 P 2 SD 1
27 Tn. P 60 1 L 1 PT 4
28 Ny. S 70 3 P 2 SD 1
29 Tn. S 65 2 L 1 SLTP 2
30 Ny. J 60 1 P 2 SLTA 3
31 Ny. N 64 2 P 2 SLTP 2
32 Ny. Z 60 1 P 2 SLTA 3
33 Ny. E 66 2 P 2 SLTP 2
34 Tn. N 75 4 L 1 SD 1
35 Ny. F 62 1 P 2 PT 4
36 Ny. K 70 3 P 2 SLTP 2
37 Tn. U 65 2 L 1 SLTA 3
38 Ny. K 75 4 P 2 SD 1
39 Ny. K 75 4 P 2 SD 1
40 Ny. S 65 2 P 2 PT 4
41 Tn. M 65 2 L 1 SLTA 3
42 Tn. Z 60 1 L 1 SLTA 3
43 Ny. S 75 4 P 2 SD 1
44 Ny. W 70 3 P 2 SD 1
45 Tn. Y 61 1 L 1 PT 4
46 Ny. L 63 1 P 2 SLTP 2
47 Ny. R 70 3 P 2 SD 1
48 Tn. Z 66 2 L 1 SLTA 3
49 Ny. M 65 2 P 2 SD 1
50 Tn. K 68 3 L 1 SD 1
HASIL JAWABAN RESPONDEN
Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10
Ny. S 2 2 3 1 3 1 2 2 1 1 18
Ny. Y 0 1 3 0 2 0 1 2 1 1 11
Tn. B 2 1 3 0 3 1 2 2 1 1 16
Ny. I 0 0 3 0 3 0 1 1 1 0 9
Ny. A 1 0 3 0 3 1 2 3 2 2 17
Ny. T 1 0 3 0 3 0 1 1 0 1 10
Ny. M 2 0 3 0 3 2 3 3 2 1 19
Ny. S 1 0 3 0 1 1 0 1 0 0 7
Ny. S 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 22
Ny. R 1 0 3 0 2 0 3 3 2 0 14
Ny. J 2 1 3 1 3 1 3 2 1 0 17
Tn. W 2 0 3 1 3 1 1 0 1 2 14
Ny. J 1 0 2 0 3 1 2 0 1 1 11
Tn. M 1 0 3 1 3 0 3 1 1 1 14
Ny. R 0 0 3 0 1 2 1 1 1 2 11
Tn. M 1 1 2 0 3 0 1 2 0 0 10
Ny. N 0 0 3 0 3 0 0 0 1 0 7
Tn. S 3 0 3 1 3 1 3 0 2 2 18
Ny. S 1 0 2 1 1 0 0 0 0 1 6
Tn. S 3 2 3 1 3 0 3 1 2 2 20
Ny. S 0 1 3 0 3 0 1 1 0 0 9
Ny. T 0 1 3 2 3 3 1 0 0 0 13
Ny. S 3 2 3 0 3 2 1 0 1 1 16
Tn. S 3 1 3 1 3 0 2 1 1 1 16
Tn. J 1 1 3 0 3 0 3 0 2 1 14
Tn. K 0 0 3 1 3 0 1 0 0 1 9
Ny. J 0 0 3 0 3 0 2 0 1 1 10
Ny. S 2 0 3 1 3 1 1 0 1 3 15
Ny. M 2 2 3 1 3 1 2 2 2 1 19
Ny. N 1 3 3 2 3 2 2 3 1 1 21
HASlL JAWABAN RESPONDEN
No lnisial
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 Kode
Responden Responden
1 Ny. J 1 2 2 0 0 1 1 0 0 1 0,5 0 1 2 1 0,5 1 1 1
2 Ny. I 2 3 2 0 1 2 1 0 0 2 1 0 1 2 2 1 1 1 2
3 Ny. S 1 2 2 0 1 3 1 1 0 1 0,5 0 1 2 2 1 1 1 2
4 Ny. S 2 3 2 0 2 3 1 0 0 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3
5 Ny. S 2 3 2 0 1 2 1 1 0 2 1 1 0,5 2 1 0,5 1 1 2
6 Ny. W 0 0 2 0 1 1 1 1 0 1 0,5 0 1 2 1 0,5 1 1 1
7 Ny. U 2 3 2 0 1 3 1 1 0 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3
8 Ny. R 1 2 2 0 0 3 1 1 0 1 0,5 0 0,5 2 1 0,5 1 1 2
9 Ny. K 2 3 2 2 2 3 1 0 0 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3
10 Ny. S 2 3 2 0 1 3 1 1 0 2 0,5 0 1 2 1 0,5 1 1 2
11 Ny. N 2 3 2 2 2 1 1 0 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3
12 Tn. S 2 3 2 0 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 0,5 1 1 3
13 Ny. S 0 0 2 0 2 3 1 1 0 1 1 0 1 2 2 0,5 1 1 2
14 Ny. M 2 3 2 0 2 3 1 1 0 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3
15 Ny. M 2 3 2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0,5 2 2 0,5 1 1 2
16 Ny. Y 2 3 2 2 1 1 1 0 0 2 1 0 1 2 1 0,5 1 1 2
17 Ny. K 2 3 2 2 1 1 1 0 0 1 0,5 1 1 2 1 0,5 1 1 2
18 Ny. S 2 3 2 2 2 3 1 1 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3
19 Ny. W 2 3 2 0 0 1 1 1 0 2 1 1 1 2 1 0,5 1 1 2
20 Ny. A 2 3 2 2 1 3 1 0 0 2 1 1 1 2 1 0,5 1 1 3
21 Ny. A 1 2 2 0 1 3 1 0 0 1 0,5 0 1 2 2 0,5 1 1 2
22 Tn. P 2 3 2 2 2 3 1 1 0 2 0,5 0 1 2 2 0,5 1 1 3
23 Ny. W 2 3 2 0 1 1 1 1 0 2 0,5 0 1 2 2 0,5 1 1 2
24 Ny. M 2 3 2 2 2 1 1 0 0 2 0,5 0 1 2 1 1 1 1 2
25 Ny. A 2 3 2 0 0 1 0 1 0 1 0,5 0 0,5 2 1 0,5 1 1 1
26 Ny. S 2 3 2 0 0 0 1 0 0 1 0,5 0 0,5 2 1 0,5 0,5 1 1
27 Tn. P 2 3 2 2 2 1 1 0 0 2 1 0 1 2 2 2 1 1 3
28 Ny. S 2 3 2 2 1 3 1 0 0 2 1 1 1 2 1 0,5 1 1 3
29 Tn. S 2 3 2 0 1 0 1 1 0 2 0,5 0 1 2 1 0,5 1 1 2
30 Ny. J 2 3 2 0 2 3 1 1 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3
31 Ny. N 1 2 2 0 1 1 1 1 0 1 0,5 0 0,5 2 0 1 1 1 1
32 Ny. Z 2 3 2 0 1 2 1 1 1 2 0,5 1 1 2 1 0,5 1 1 2
33 Ny. E 1 2 2 2 1 2 1 0 0 1 0,5 0 0,5 2 1 0,5 1 1 2
34 Tn. N 1 2 2 0 0 2 1 1 0 1 0,5 0 1 2 2 0,5 1 1 2
35 Ny. F 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0,5 0 0,5 1 0 0,5 1 1 1
36 Ny. K 2 3 2 0 2 3 1 1 0 2 0,5 1 1 2 2 1 1 1 3
37 Tn. U 1 2 2 0 2 1 1 1 1 1 0,5 1 1 2 1 1 1 1 2
38 Ny. K 2 3 2 0 0 2 1 1 0 2 0,5 0 1 2 2 0,5 1 1 2
39 Ny. K 2 3 2 0 0 3 1 1 0 2 0,5 0 1 2 2 1 1 1 2
40 Ny. S 0 0 2 0 2 1 1 1 0 1 0,5 1 0,5 2 0 0 1 1 1
41 Tn. M 1 2 2 0 1 2 1 1 0 2 0,5 1 1 2 1 0 1 1 2
42 Tn. Z 2 3 2 0 2 2 1 1 0 2 0,5 0 1 2 1 1 1 1 2
43 Ny. S 1 2 2 0 1 2 1 1 0 1 0,5 1 1 2 2 1 1 1 2
44 Ny. W 2 3 2 2 1 2 1 0 0 2 0,5 1 1 2 2 1 1 1 3
45 Tn. Y 2 3 2 2 2 3 1 0 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3
46 Ny. L 2 3 2 2 2 2 1 0 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3
47 Ny. R 2 3 2 0 1 3 1 0 0 2 0,5 0 1 2 1 0,5 1 1 2
48 Tn. Z 2 3 2 0 1 3 1 1 0 2 0,5 0 1 2 1 0,5 1 1 2
49 Ny. M 2 3 2 0 0 3 1 1 0 2 1 1 1 2 1 0,5 1 1 2
50 Tn. K 1 2 2 0 1 3 1 0 0 1 0,5 0 0,5 2 1 0,5 1 1 2
HASlL JAWABAN RESPONDEN
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X.10 Total_X2
** ** ** **
X2.1 Pearson Correlation 1 ,348 ,096 ,270 ,276 ,174 ,486 ,065 ,516 ,488 ,728
Sig. (2-tailed) ,059 ,612 ,149 ,140 ,359 ,006 ,734 ,004 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* **
X2.2 Pearson Correlation ,348 1 ,134 ,411 ,277 ,263 ,207 ,308 ,139 -,032 ,566
Sig. (2-tailed) ,059 ,481 ,024 ,139 ,160 ,273 ,098 ,465 ,867 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
X2.3 Pearson Correlation ,096 ,134 1 ,108 ,212 ,164 ,240 ,138 ,317 ,146 ,363
Sig. (2-tailed) ,612 ,481 ,571 ,261 ,387 ,201 ,466 ,088 ,441 ,048
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
X2.4 Pearson Correlation ,270 ,411 ,108 1 ,194 ,349 ,155 -,083 -,005 ,224 ,441
Sig. (2-tailed) ,149 ,024 ,571 ,304 ,059 ,412 ,664 ,981 ,235 ,015
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
X2.5 Pearson Correlation ,276 ,277 ,212 ,194 1 -,009 ,415 -,010 ,243 ,080 ,450
Sig. (2-tailed) ,140 ,139 ,261 ,304 ,964 ,023 ,958 ,196 ,673 ,013
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
X2.6 Pearson Correlation ,174 ,263 ,164 ,349 -,009 1 ,025 ,110 ,081 ,160 ,414
Sig. (2-tailed) ,359 ,160 ,387 ,059 ,964 ,894 ,563 ,669 ,398 ,023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** **
X2.7 Pearson Correlation ,486 ,207 ,240 ,155 ,415 ,025 1 ,358 ,738 ,259 ,745
Sig. (2-tailed) ,006 ,273 ,201 ,412 ,023 ,894 ,052 ,000 ,168 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
X2.8 Pearson Correlation ,065 ,308 ,138 -,083 -,010 ,110 ,358 1 ,281 -,157 ,429
Sig. (2-tailed) ,734 ,098 ,466 ,664 ,958 ,563 ,052 ,132 ,409 ,018
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
X2.9 Pearson Correlation ,516 ,139 ,317 -,005 ,243 ,081 ,738 ,281 1 ,513 ,726
Sig. (2-tailed) ,004 ,465 ,088 ,981 ,196 ,669 ,000 ,132 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
X.10 Pearson Correlation ,488 -,032 ,146 ,224 ,080 ,160 ,259 -,157 ,513 1 ,495
Sig. (2-tailed) ,006 ,867 ,441 ,235 ,673 ,398 ,168 ,409 ,004 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * ** * ** **
Total_X2 Pearson Correlation ,728 ,566 ,363 ,441 ,450 ,414 ,745 ,429 ,726 ,495 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,048 ,015 ,013 ,023 ,000 ,018 ,000 ,005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,730 11
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
X2.1 26,23 66,530 ,665 ,685
X2.2 26,87 71,292 ,497 ,707
X2.3 24,63 77,206 ,333 ,729
X2.4 27,00 74,552 ,381 ,720
X2.5 24,80 74,372 ,390 ,719
X2.6 26,80 73,683 ,332 ,720
X2.7 25,83 66,971 ,689 ,686
X2.8 26,43 72,116 ,324 ,718
X2.9 26,47 69,568 ,680 ,696
X.10 26,50 72,328 ,417 ,713
Total_X2 13,77 19,771 1,000 ,726
KARAKTERlSTlK RESPONDEN
1. UMUR
Statistics
Umur
N Valid 50
Missing 0
Mean 2,16
Std. Error of Mean ,155
Median 2,00
Mode 1
Std. Deviation 1,095
Variance 1,198
Skewness ,447
Kurtosis -1,116
Range 3
Minimum 1
Maximum 4
Sum 108
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval of the
Mean Difference
T Df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper
Umur 13,952 49 ,000 2,160 1,85 2,47
1. JENlS KELAMlN
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 11 22,0 22,0 22,0
Perempuan 39 78,0 78,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
2. PENDlDlKAN TERAKHlR
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 22 44,0 44,0 44,0
SLTP 9 18,0 18,0 62,0
SLTA 13 26,0 26,0 88,0
PT 6 12,0 12,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
ANALlSA UNlVARlAT
1. STATUS GlZl
Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Malnutrisi 7 14,0 14,0 14,0
Dalam Resiko Malnutrisi 27 54,0 54,0 68,0
Status Gizi Normal 16 32,0 32,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
2. AKTlFlTAS FlSlK
Aktifitas Fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Aktifitas Fisik Buruk 39 78,0 78,0 78,0
Aktifitas Fisik Baik 11 22,0 22,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
3. DEMENSlA
Demensia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Demensia Buruk 10 20,0 20,0 20,0
Demensia Sedang 23 46,0 46,0 66,0
Demensia Dengan 17 34,0 34,0 100,0
Kondisi Baik
Total 50 100,0 100,0
ANALlSA BlVARlAT
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value Df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 15,196 4 ,004
Likelihood Ratio 17,258 4 ,002
Linear-by-Linear 12,140 1 ,000
Association
N of Valid Cases 50
a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,40.
1. AKTlFlTAS FlSlK DENGAN DEMENSlA
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value Df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 10,117 2 ,006
Likelihood Ratio 11,371 2 ,003
Linear-by-Linear 9,159 1 ,002
Association
N of Valid Cases 50
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2,20.
MASALAH STATUS GlZl
(BERDASARKAN DlSTRlBUSl PERTANYAAN)
P1_1
Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan selama tiga bulan
terakhir dikarenakan hilangnya selera makan, masalah pencernaan, kesulitan
mengunyah atau menelan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mengalami penurunan 4 8,0 8,0 8,0
asupan makanan yang
parah
mengalami penurunan 11 22,0 22,0 30,0
asupan makanan sedang
tidak mengalami 35 70,0 70,0 100,0
penurunan asupan makan
Total 50 100,0 100,0
P2_1
Apakah anda kehilangan berat badan selama 3 bulan terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kehilangan berat badan 4 8,0 8,0 8,0
lebih dari 3 kg
kehilangan berat badan 11 22,0 22,0 30,0
antara 1 sampai 3 kg
tidak kehilangan berat 35 70,0 70,0 100,0
badan
Total 50 100,0 100,0
P3_1
Bagaimana mobilisasi atau penggerakan anda
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid dapat turun dari tempat 1 2,0 2,0 2,0
tidur namun tidak dapat
jalan-jalan
dapat pergi keluar/jalan- 49 98,0 98,0 100,0
jalan
Total 50 100,0 100,0
P4_1
Apakah anda mangalami stress psikologis atau penyakit akut
selama 3 bulan terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 36 72,0 72,0 72,0
Tidak 14 28,0 28,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P5_1
Apakah anda memiliki masalah neuropsikologi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid demensia atau depresi 9 18,0 18,0 18,0
berat
demensia ringan 25 50,0 50,0 68,0
tidak mengalami masalah 16 32,0 32,0 100,0
neuropsikologi
Total 50 100,0 100,0
P6_1
Bagaimana hasil BMI (Body Mass lndex) anda ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BMI kurang dari 19 2 4,0 4,0 4,0
BMI antara 19-21 15 30,0 30,0 34,0
BMI antara 21-23 11 22,0 22,0 56,0
BMI lebih dari 23 22 44,0 44,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P7_1
Apakah anda hidup secara mandiri ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 2 4,0 4,0 4,0
ya 48 96,0 96,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P8_1
Apakah anda diberi obat lebih dari 3 jenis obat per hari ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 19 38,0 38,0 38,0
ya 31 62,0 62,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P9_1
Apakah anda memiliki luka tekan / ulserasi kulit ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 46 92,0 92,0 92,0
ya 4 8,0 8,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P10_1
Berapa kali anda makan dalam sehari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 kali dalam sehari 1 2,0 2,0 2,0
2 kali dalam sehari 17 34,0 34,0 36,0
3 kali dalam sehari 32 64,0 64,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P11_1
Pilih salah satu jenis asupan protein yang biasa anda konsumsi?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid jika terdapat 2 jawaban ya 30 60,0 60,0 60,0
jika semua jawaban ya 20 40,0 40,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P12_1
Apakah anda mengkonsumsi sayur atau buah 2 porsi atau
lebih setiap hari ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 27 54,0 54,0 54,0
ya 23 46,0 46,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P13_1
Seberapa banyak asupan cairan yang anda minum per hari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3-5 gelas 10 20,0 20,0 20,0
lebih dari 5 gelas 40 80,0 80,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P14_1
Bagaimana cara anda makan ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid dapat makan sendiri 1 2,0 2,0 2,0
namun mengalami
kesulitan
dapat makan sendiri 49 98,0 98,0 100,0
tanpa ada masalah
Total 50 100,0 100,0
P15_1
Bagaimana persepsi anda tentang status gizi anda
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada masalah gizi pada 3 6,0 6,0 6,0
dirinya
ragu / tidak tahu terhadap 23 46,0 46,0 52,0
masalah gizi dirinya
tidak ada masalah 24 48,0 48,0 100,0
terdapat status gizi dirinya
Total 50 100,0 100,0
P16_1
Jika dibandingkan dengan orang lain, bagaimana pandangan anda tentang
status kesehatan anda ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lebih baik dari orang 2 4,0 4,0 4,0
lain
tidak tahu 28 56,0 56,0 60,0
sama baiknya dengan 15 30,0 30,0 90,0
orang lain
lebih baik dari orang lain 5 10,0 10,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P17_1
Bagaimana hasil lingkar lengan atas (LLA) anda ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LLA antara 21 – 22 cm 1 2,0 2,0 2,0
LLA lebih dari 22 cm 49 98,0 98,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P18_1
Bagaimana hasil lingkaran betis (LB) anda ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid jika LB lebih dari 31 50 100,0 100,0 100,0
MASALAH AKTlFlTAS FlSlK
(BERDASARKAN DlSTRlBUSl PERTANYAAN)
P1_2
Apakah anda setiap pagi jalan kaki ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 14,0 14,0 14,0
Jarang 24 48,0 48,0 62,0
Kadang-kadang 10 20,0 20,0 82,0
Sering 9 18,0 18,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P2_2
Apakah anda biasa membuat kerajinan tangan ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 29 58,0 58,0 58,0
Jarang 16 32,0 32,0 90,0
Kadang-kadang 3 6,0 6,0 96,0
Sering 2 4,0 4,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P3_2
Apakah anda suka menonton TV ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 15 30,0 30,0 30,0
Sering 35 70,0 70,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P4_2
Apakah anda mengikuti senam lansia ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 29 58,0 58,0 58,0
Jarang 16 32,0 32,0 90,0
Kadang-kadang 5 10,0 10,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P5_2
Apakah anda mengikuti kegiatan pengajian ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 20,0 20,0 20,0
Jarang 17 34,0 34,0 54,0
Kadang-kadang 14 28,0 28,0 82,0
Sering 9 18,0 18,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P6_2
Apakah anda melakukan kegiatan bercocok tanam ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 16 32,0 32,0 32,0
Jarang 24 48,0 48,0 80,0
Kadang-kadang 7 14,0 14,0 94,0
Sering 3 6,0 6,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P7_2
Apakah anda melakukan aktifitas mencuci baju dan mencuci piring ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 18,0 18,0 18,0
Jarang 19 38,0 38,0 56,0
Kadang-kadang 15 30,0 30,0 86,0
Sering 7 14,0 14,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P8_2
Apakah anda setiap hari memasak ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 17 34,0 34,0 34,0
Jarang 8 16,0 16,0 50,0
Kadang-kadang 10 20,0 20,0 70,0
Sering 15 30,0 30,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P9_2
Apakah anda melakukan aktifitas menyapu dan mengepel ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 20 40,0 40,0 40,0
Jarang 21 42,0 42,0 82,0
Kadang-kadang 7 14,0 14,0 96,0
Sering 2 4,0 4,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P10_2
Apakah anda berpartisipasi dalam kebersihan lingkungan ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 21 42,0 42,0 42,0
Jarang 26 52,0 52,0 94,0
Kadang-kadang 1 2,0 2,0 96,0
Sering 2 4,0 4,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
MASALAH DEMENSlA
(BERDASARKAN DlSTRlBUSl PERTANYAAN)
P1_3
Tahun berapa sekarang ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 1 2,0 2,0 2,0
Benar 49 98,0 98,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P1_3
Bulan apa sekarang ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 30,0 30,0 30,0
Benar 35 70,0 70,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P1_3
Tanggal berapa sekarang ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 35 70,0 70,0 70,0
Benar 15 30,0 30,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P1_3
Hari apa sekarang ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 34 68,0 68,0 68,0
Benar 16 32,0 32,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P1_3
Musim apa sekarang ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 18,0 18,0 18,0
Benar 41 82,0 82,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P2_3
Dimana kita sekarang, Negara apa ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 50 100,0 100,0 100,0
P2_3
Dimana kita sekarang, Kota apa ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 50 100,0 100,0 100,0
P2_3
Dimana kita sekarang, Kabupaten / kecamatan mana ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 50 100,0 100,0 100,0
P2_3
Dimana kita sekarang, Di tempat apa ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 16,0 16,0 16,0
Benar 42 84,0 84,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P2_3
Dimana kita sekarang, Di ruangan apa ?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 4 8,0 8,0 8,0
Benar 46 92,0 92,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P3_3
Sebutkan 3 buah nama benda, tiap satu detik, responden
disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 50 100,0 100,0 100,0
P3_3
Sebutkan 3 buah nama benda, tiap satu detik, responden
disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 18,0 18,0 18,0
Benar 41 82,0 82,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P3_3
Sebutkan 3 buah nama benda, tiap satu detik, responden
disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 40,0 40,0 40,0
Benar 30 60,0 60,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P4_3
Hitung mundur dari 10 ke bawah dengan pengurangan 2
berhenti setelah angka 2.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 50 100,0 100,0 100,0
P4_3
Hitung mundur dari 10 ke bawah dengan pengurangan 2
berhenti setelah angka 2.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 18,0 18,0 18,0
Benar 41 82,0 82,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P4_3
Hitung mundur dari 10 ke bawah dengan pengurangan 2
berhenti setelah angka 2.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 32 64,0 64,0 64,0
Benar 18 36,0 36,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P4_3
Hitung mundur dari 10 ke bawah dengan pengurangan 2
berhenti setelah angka 2.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 43 86,0 86,0 86,0
Benar 7 14,0 14,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P4_3
Hitung mundur dari 10 ke bawah dengan pengurangan 2
berhenti setelah angka 2.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 41 82,0 82,0 82,0
Benar 9 18,0 18,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P5_3
Tanyakan kembali 3 nama benda yang tadi telah disebutkan
di atas.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 1 2,0 2,0 2,0
Benar 49 98,0 98,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P5_3
Tanyakan kembali 3 nama benda yang telah disebutkan di
atas.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 10 20,0 20,0 20,0
Benar 40 80,0 80,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P5_3
Tanyakan kembali 3 nama benda yang telah disebutkan di
atas.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 26 52,0 52,0 52,0
Benar 24 48,0 48,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P6_3
Apakah nama benda ini ? (Lihat pasien menunjuk dan
menyebut nama benda, tunjukkan 2 macam benda).
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 50 100,0 100,0 100,0
P6_3
Apakah nama benda ini ? (Lihat pasien menunjuk dan
P8_3
Minta responden untuk mengikuti perintah berikut : “ambil
kertas di tangan Anda, lipat dua dan letakkan di lantai”.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 14 28,0 28,0 28,0
Benar 36 72,0 72,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P8_3
Minta responden untuk mengikuti perintah berikut : “ambil
kertas di tangan Anda, lipat dua dan letakkan di lantai”.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 33 66,0 66,0 66,0
Benar 17 34,0 34,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P8_3
Minta responden untuk mengikuti perintah berikut : “ambil
kertas di tangan Anda, lipat dua dan letakkan di lantai”.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 47 94,0 94,0 94,0
Benar 3 6,0 6,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P9_3
Katakan : Silahkan baca tulisan ini dan lakukan apa yang
anda katakan “ TUTUP MATA ANDA”
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 2 4,0 4,0 4,0
Benar 48 96,0 96,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P10_3
Perintahkan pada responden untuk menulis satu kalimat.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 16,0 16,0 16,0
Benar 42 84,0 84,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
P11_3
Perintahkan responden untuk menggambar di
bawah ini :
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 36 72,0 72,0 72,0
Benar 14 28,0 28,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Penjabaran Distribusi Kuesioner Demensia di
Posyandu Lansia Desa Pasuruhan Kidul Kecamatan
Jati Kabupaten Kudus (N=50)