Oleh :
Kelompok 26
Kelompok 26:
Penguji
i
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................6
A. Umum ..............................................................................................................................................16
B. Hasil Kegiatan ....................................................................................................................................23
BAB IV..........................................................................................................................................24
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................32
B. Saran ................................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................33
LAMPIRAN .................................................................................................................................34
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Bagan Presentase Jenis Hak Atas Tanah RT 030 Padukuhan Sumbersari ...............26
Gambar 2. 2 Hasil pengukuran dan pemetaan bidang tanah di RT 30 ..........................................27
Gambar 2. 3 Bagan Presentase Hasil Penilaian Variabel Kualitas Jalan Terdekat Dengan Bidang
Tanah di RT 030 Padukuhan Sumbersari ......................................................................................29
Gambar 2. 4 Bagan Presentase Hasil Penilaian Variabel Street dan Area Level Bidang Tanah
Lokal Terhadap Jalan di RT 030 Padukuhan Sumbersari .............................................................30
Gambar 2. 5 Bagan Presentase Hasil Penilaian Status Bidang Tanah Dalam Pola Ruang RT 030
Padukuhan Sumbersari ..................................................................................................................30
iii
DAFTAR TABEL
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan karunia- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan III Pengukuran
Bidang dan Penilaian Tanah. Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Padukuhan
Sumbersari, Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 8 Januari – 18 Januari 2024. Pada
kesempatan kali ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Senthot Sudirman, M.S., selaku Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan ijin kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) III Pengukuran Bidang dan
Penilaian Tanah.
2. Bapak dan Ibu selaku dosen pembimbing, instruktur, asisten instruktur, dan
perangkat desa yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
3. Bapak Zumairi dan keluarga selaku tuan rumah yang telah memberikan tempat tinggal
dan kenyamanan serta fasilitas yang baik kepada kami dalam melaksanakan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
4. Rekan-rekan Taruna Diploma IV Pertanahan Semester III yang telah memberikan
bantuan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) III Pengukuran Bidang
dan Penilaian Tanah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat dipahami pembaca dan
dapat memberikan wawasan baru mengenai pengukuran bidang tanah dan penilaian tanah
bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis.
Kelompok 26
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Volume dan Lokasi PKL
Dasar Pelaksanaan kegiatan PKL III D-IV Pertanahan ini berdasarkan pada kurikulum
Program Studi Diploma IV Semester III Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Kegiatan Praktik
Kerja Lapangan III Pengukuran, Pemetaan dan Penilaian Tanah Semester III Program Diploma IV
Pertanahan Tahun Akademik 2023/2024 dilaksanakan di Kalurahan Banjarasri, Kapanewon
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan target seluruh bidang
tanah yang ada di Padukuhan Sumberasri, baik yang sudah bersertipikat maupun yang belum
bersertipikat.
PKL III ini dikerjakan oleh taruna semester III Program Studi Diploma IV Pertanahan STPN
yang terbagi dalam 68 kelompok. Taruna kelompok 26 mendapat tugas di wilayah kerja di
Padukuhan Sumberasri yang berlokasi di RT 030/ RW 015 Kalurahan Banjarasri, Kapanewon
Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu dan Praktik Kerja
Lapangan III Pengukuran, Pemetaan Bidang Tanah, dan Penilaian Tanah Semester III
dilaksanakan selama 11 hari mulai tanggal 8 Januari 2024 - 18 Januari 2024.
Pada PKL Pengukuran Pemetaan Bidang, dan Penilaian Tanah ini diharapkan agar Taruna
mampu melakukan Pengukuran serta Pemetaan secara lengkap semua bidang tanah di lokasi PKL
serta memberikan informasi nilai tanahnya. Dalam hal ini produk akhir adalah berupa peta bidang
tanah secara lengkap dan peta nilai tanah, yang isinya berupa kumpulan informasi bidang dan nilai
tanah yang terdapat di daerah Banjarasri. Semua hasil kegiatan PKL yang dilakukan baik berupa
peta-peta maupun deskripsi wilayah diselesaikan dalam bentuk cetak dan softfile.
B. Maksud dan Tujuan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan antara sikap, kemampuan, dan
keterampilan yang diperoleh mahasiswa di bangku perkuliahan. Taruna yang mengikuti Praktik
Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapat menambah wawasan, keterampilan , dan pengalaman
taruna dalam dunia kerja, serta dari kegiatan pkl ini taruna diharuskan melakukan penyusunan
laporan.
Selain itu maksud dan tujuan dari penyelenggaraan PKL III Pengukuran dan Penilaian Bidang
Tanah oleh Taruna semester III kelompok 26 adalah salah satu syarat akademik bagi Taruna, serta
memberikan pembelajaran secara kontekstual agar taruna dapat melakukan pengukuran serta
pemetaan bidang-bidang tanah dan juga bisa memperoleh informasi mengenai nilai tanah masing-
masing bidang tersebut, dan taruna bisa menjadi pegawai yang profesional di masa mendatang.
Kemudian menjadi gambaran bagi taruna semester III mengenai pekerjaan pengukuran kadastral
yang dijalankan oleh Kementerian ATR/BPN maupun berbagai kebutuhan pekerjaan yang sesuai.
6
C. Manfaat Hasil PKL
Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini yang dilaksanakan kelompok 26 ini
memberikan hasil nberupa kemampuan. Kemampuan tersdebut diharapkan memberikan manfaat
kepada masing-masing diri taruna dan masyarakat, adapun manfaat yang diperoleh antara lain ;
1. Taruna mendapatkan sarana dalam mengaplikasikan kegiatan pengukuran dan pemetaan
kadastral yang berbasis bidang tanah sesuai dengan PP No. 24 Tahun 1997; dan ketentuan
pelakasanaannya pada PMNA/Ka.BPN No. 3 tahun 1997; Buku Saku Petugas Ukur
tentang Pengukuran Teristris dan Ekstrateristris; dan Standar data Spasial di Badan
Pertanahan Nasional;
2. Taruna mendapatkan pengalaman dalam menghadapi suatu masalah dilapangan pada saat
melakukan pekerjaan serta dapat kemampuan menyelesaikan masalah yang di hadapi.
3. Masyarakat mendapatkan sebuah informasi berupa taksiran nilai per bidang dari Hasil Peta
Penilaian Tanah.
7
DASAR TEORI
GNSS atau (Global Navigation Satellite System) adalah sebuah system satelit yang
terdiri atas konstelasi satelit yang menyediakan berbagai informasi waktu dan lokasi, yang
8
memancarkan bermacam-macam sinar dalam berbagai frekuensi secara terus-menerus yg
tersedia diberbagai lokasi diatas permukaan bumi. GNSS memiliki peranan yang sangat
penting dalam navigasi. GNSS yang ada saat ini adalah GPS atau (Global positioning
System) yang dimiliki serta dikelola oleh Amerika Serikat, sedangkan GLONASS atau
(Global Navigation Satellite System) yang dimiliki oleh Rusia, Galileo milik Uni Eropa dan
Compass atau BeiDou dimiliki oleh Cina. India dan Jepang telah mengembangkan
kemampuan GNSS Regionalnya dengan meluncurkan sejumlah satelit ke Antariksa untuk
menambah kemampuan yang sudah disediakan oleh sistem global dalam menyediakan
tambahan cakupan Regional.
Gambar 1. 1 Sistem Penentuan Posisi Global, GPS (Wahyono & Suhattanto, 2019)
GNSS yang paling dikenal saat ini adalah GPS (Global Positioning System). Sistem
ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai
waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak
orang secara simultan. Pada saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan orang di
seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi. Di Indonesia pun, GPS sudah banyak
diaplikasikan, terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi
tentang posisi ataupun perubahan posisi (Guntara, 2018).
Dibandingkan dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, GPS
mempunyai banyak kelebihan dan menawarkan lebih banyak keuntungan, baik dalam segi
operasionalisasinya maupun kualitas posisi yang diberikan. Pada dasarnya GPS terdiri dari
tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment) yang terutama terdiri dari
satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control system segment) yang terdiri dari
stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang
terdiri dari pemakai. GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS (Abidin,
2007).
Metode Penentuan posisisi pada dasarnya, tergantung pada mekanisme
pengaplikasiannya, metode penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas
9
beberapa metode yaitu : absolute, differential, static, rapid static, pseudo-kinematic, dan
stop and go.
Secara garis penentuan posisi dengan GPS dapat dibagi 2, yaitu absolute
positioning dan relative positioning. Metode-metode ini yang menentukan ketelitian
posisi yang diinginkan. Ketelitian GPS bervariasi mulai dari fraksi meter sampai dengan
milimeter, tergantung pada metode apa yang digunakan.
1. Merode Relatif (Diferensial) Positioning
Minimal membutuhan 2 receiver bila menggunakan metode ini. Ketelitian yang diperoleh
bisa sampai ke fraksi millimeter. Hal ini desebabkan antara lain karena differencing process
dapat meredukan efek-efek dari berbagai kesalahan dan bias. Selain itu, posisi titik juga
ditentukan relatif terhadap reference station. Efektifitas differencing process sangat
tergantung pada dekat-jauhnya dari reference station, semakin dekat semakin efektif. Titik
yang ditentukan posisinya bisa diam (static) atau bergerak (kinematic) dan dapat
menggunakan data pseudorange atau data fase. Aplikasi utama yang biasa digunakan pada
metode ini adalah survey geodesi, geodinamika atau survey lain yang memerlukan
ketelitian tinggi.
Ketelitian yang didapat dengan metode ini adalah :
• Metode DGPS – data code = 1 – 2 meter
• Metode differensial (baseline) + data fase dan code = mm.
Dalam penentuan posisi secara diferensial, ada beberapa aplikasi yang menuntut
informasi posisi relatif secara instan (real-time). Untuk melayani aplikasi-aplikasi
tersebut, saat ini tersedia dua sistem yang umumnya dikenal dengan nama DGPS
(Differential GPS) dan RTK (Real Time Kinematic).
Metode Rapid Static
Metode penentuan posisi dengan survei statik singkat (rapid static) pada dasarnya
adalah survei statik dengan waktu pengamatan yang lebih singkat. Metode ini bertumpu
10
pada proses penentuan ambiguitas fase yang cepat. Selain memerlukan perangkat lunak
yang andal dan canggih, metode ini juga memerlukan geometri pengamatan yang baik.
Dalam penenetuan koordinat titik-titik kontrol untuk keperluan survei pemetaan, skenario
paling baik adalah dengan menggabungkan metode survei statik dan statik singkat, dimana
setiap metode digunakan secara fungsional sesuai dengan karakternya masing-masing.
Dalam hal ini survei statik digunakan untuk menentukan koordinat dari titik-titik kontrol
yang relatif berjarak jauh satu dengan lainnya serta menuntut orde ketelitian yang relatif
lebih tinggi, sedangkan survei statik singkat digunakan untuk menentukan koordinat dari
titik-titik kontrol yang relatif dekat satu sama lainnya serta berorde ketelitian yang relative
lebih rendah.
11
B. Penilaian Tanah
Penilaian adalah proses pengumpulan data atau informasi yang digunakan untuk
mengukur ketercapaian suatu tujuan seperti gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni
(science and art) dalam mengestimasi nilai dari sebuah kepentingan yang terdapat dalam
suatu properti bagi tujuan tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan, serta dengan
mempertimbangkan segala karakteristik yang ada pada properti tersebut. Penilaian
dengan pendekatan perbandingan data pasar merupakan hasil estimasi yang didasarkan
pada perbandingan antara properti subyek (properti yang akan dinilai) dengan properti
pembanding yang identik, sejenis dan berkarakteristik serupa, yang telah terjual atau
sedang terjadi penawaran jual-beli. Konsep dasar dari pendekatan perbandingan data
pasar adalah bahwa nilai pasar suatu properti/aset adalah terkait langsung dengan harga
properti pembanding pada pasar kompetitif. Analisis dengan pendekatan perbandingan
data pasar fokus pada perbedaan-perbedaan atribut yang melekat dalam kedua
properti/aset tersebut, yaitu properti subyek dengan properti pembanding. Estimasi
derajat perbedaan dan persamaan antara properti yang dinilai dengan properti
pembanding berdasarkan beberapa parameter antara lain hak kepemilikan, jangka waktu
pembiayaan/angsuran, kondisi penjualan, pengeluaran yang harus dilakukan setelah
pembelian, kondisi pasar, lokasi, karakteristik fisik, karakteristik ekonomi, peruntukan
(zoning), komponen nilai bukan real properti.
Penilaian memiliki beberapa metode pendekatan dalam melakukan kegiatan
penilaian. Metode yang dilakukan dalam PKL III pengukuran, pemetaan bidang tanah
dan penilaian tanah adalah metode QRVE (Quality Rating Value Estimation). QRVE
adalah suatu teknik penilaian sederhana dengan menggunakan penghitungan rata-rata
tertimbang (weight) dan nilai tingkatan (scores) tertentu pada setiap variabel yang
dianggap/diduga mempengaruhi nilai untuk sub market tertentu (Hartoyo, 2003:2
dimodifikasi) (Minuchin, 2003). Penilaian dengan pendekatan perbandingan data pasar
merupakan hasil perkiraan suatu nilai yang didasarkan pada perbandingan antara
properti subyek (properti yang akan dinilai) dengan properti pembanding yang identik,
sejenis dan berkarakteristik serupa, yang telah terjual dan/atau sedang terjadi penawaran
jual-beli. Konsep dasar dari pendekatan perbandingan data pasar adalah bahwa nilai
pasar suatu properti/aset adalah terkait langsung dengan harga properti pembanding pada
pasar kompetitif. Analisis dengan pendekatan perbandingan data pasar fokus pada
perbedaan-perbedaan atribut yang melekat dalam kedua properti/aset tersebut, yaitu
properti subyek dengan properti pembanding.
Estimasi derajat perbedaan dan persamaan antara properti yang dinilai dengan
properti pembanding berdasarkan beberapa parameter antara lain hak kepemilikan,
jangka waktu pembiayaan/angsuran, kondisi penjualan, pengeluaran yang harus
dilakukan setelah pembelian, kondisi pasar, lokasi, karakteristik fisik, karakteristik
12
ekonomi, peruntukan (zoning), komponen nilai bukan real properti.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah :
1. Tahap Pengumpulan Data
Kemudian dicatat dalam buku dan sumber-sumber data dapat dihimpun dari :
- Broker;
- Developer;
- Iklan, surat kabar, majalah, papan pengumuman (langsung tinjau ke lokasi);
- Arsip hasil penilaian;
- Investor.
2. Tahap Analisis Data
Data yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini, yaitu :
- Data tersebut diperoleh dari transaksi jual beli tanpa paksaan;
- Data transaksi jual beli yang belum lama berlangsung;
- Data jual beli tersebut harus punya kesamaan dalam hal peruntukan, bentuk tanah,
lokasi yang sejenis, sifat-sifat fisik dan sosial, ukuran/luas, cara jual beli.
3. Tahap penyesuaian
Penyesuaian untuk perbedaan yang ada, berdasarkan pada waktu, lokasi dan lainnya.
Adapun inikator yang mempengaruhi penyesuaian antara lain sebagai berikut :
- Bentuk bidang;
- Aksesibilitas;
- Penggunaan Tanah;
- Lebar Jalan;
- Peletakan Tanah;
- Elevasi Bidang dalam Pola Ruang;
- Status Tanah;
- Kemiringan Bidang;
- Street Level Bidang Tanah terhap Jalan;
- Letak Bidang Tanah Area Level Terdekat terhadap Jalan;
- Kualitas Jalan terdekat dengan Bidang Tanah;
- Jumlah Fasilitas Umum dan Utilitas Umum dalam Radius < 500 meter dari Bidang
Tanah;
- Jarak Bidang terhadap sumber-sumber Bencana;
- Luas dan Lebar Depan.
Jika ada beberapa karakteristik yang relatif sama (mirip) maka akan memiliki nilai
pasar yang cenderung sama pula. Atas dasar kondisi tersebut, jika terdapat sebuah
properti/aset yang akan dinilai memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
karakteristik properti lainnya yang telah mengalami transaksi jual beli, maka nilai
properti/aset yang akan dinilai tersebut dapat dinilai dengan cara membandingkan
13
kekurangan dan kelebihan dari masing- masing properti/aset. Inilah dasar teori dalam
penilaian properti/aset berdasarkan metode perbandingan data pasar.
Dasar
Komponen Tanda Penyesuaian Keterangan
14
Kondisi + Kondisi pasar pada Saat krisis, harga properti
pasar saat transaksi DP jatuh, namun saat ini sudah
sedang lesu membaik
15
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
A. Umum
Pada pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Pengukuran, Pemetaan dan
Penilaian Bidang Tanah oleh Taruna STPN Semester III Program Studi Diploma IV Pertanahan
yang dilaksanakan pada tanggal 8 Januari s/d 18 Januari 2024 terdapat 17 Padukuhan yang ada
di Kelurahan Banjarasri, Kabupaten Kulonprogo yaitu Nglebeng, Boro Suci, Tosari, Ngaren,
Jurang, Kalijeruk, Sumbersari, Semak, Boro, Kembangsari, Tirip, Kalisoka, Kepitong, Paras,
Kisik, Ganasari, dan Dukuh. Pelaksanaan PKL III ini pada dasarnya adalah praktik kerja untuk
melakukan pengukuran serta pemetaan bidang tanah secara lengkap. Oleh karenanya, data fisik
wilayah maupun data transaksi jual beli pada pasar tanah di masyarakat perlu dikumpulkan.
Dalam pelaksanaan serta dalam menyajikan informasi nilai masing-masing bidang tanah, data-
data tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam perumusan kebijakan teknis dalam
bidang perencanaan pembangunan pertanahan. Adapun batas-batas administrasi dari Padukuhan
Sumbersari RT 30/RW 15 yakni sebagai berikut:
Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan yang kami laksanakan selama PKL III ini
adalah sebagai berikut:
Kegiatan PKL III Pengukuran dan Penilaian Tanah, pada mulanya di awali
dengan pembagian peta wilayah kerja yang mencakup padukuhan Sumbersari
RT 030/RW 015. Berdsarkan peta pembagian wilayah yang didapatkan, terdapat
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pembagian wilayah peta kerja
seperti Ovelap, Gap, Overlap & Gap, Sudah Bersertipikat, Belum Bersertipikat
dan Batas RT yang tidak sesuai dengan di lapangan. Selain itu, diketahui juga
bidang yang terdapat di RT 030/RW 015 tersebut berjumlah 51 bidang yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
2. Orientasi lapangan
Berikut ini tabel pelaksanaan kegiatan dan keseharian selama PKL III di
Padukuhan Sumbersari, Kalurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
17
7. Minggu, 14 Januari - Melakukan penyelesaian Autocad
2024 - Melakukan pengisian data fisik,
yuridis, dan penilaian
18
Permasalahan Jumlah Bidang
Overlap (1) Bidang
Overlap & GAP (14) Bidang
Sudah Bersertipikat (27) Bidang
Belum Bersertipikat (23) Bidang
Tidak Terdeteksi (1) Bidang
Tabel 2. 3 Permasalahan RT.030
20
meteran, jika nilainya
kurang lebih sama, kita
melakukan penyesuaian di
AutoCAD dengan tools,
move.
Pada kegiatan penilaian bidang tanah bertujuan untuk mengetahui nilai tanah
pada wilayah tersebut dengan berdasarkan beberapa variabel yang ditentukan.
Proses penilaian setiap bidang tanah merujuk pada variabel yang sudah
ditentukan diantaranya:
b. Luas Tanah
d. Perletakan Bidang
21
g. Status Sertipikat Tanah
n. Jumlah Fasum dan Fasos yang Ada Dalam Radius 50 M dari Bidang Tanah
o. Jumlah Utilitas Umum yang Ada Dalam Radius 50 M dari Bidang Tanah
Dalam menetukan dan mengetahui variabel pada setiap bidang tanah dapat
dilakukan melalui survei lapangan. Penilaian tanah didapatkan dari melakukan
survei tentang data transaksi, nilai umum harga pasar dan data pasar di daerah
tersebut.
Setelah kegiatan PKL III selama 11 hari dari tanggal 8 sampai 18 januari
2024 selanjutnya pembuatan laporan yang terdiri dari Bab 1 pendahuluan yang
berisis tentang volume dan lokasi PKL, maksud dan tujuan, dan manfaat PKl,
Bab 2 dasar teori yang berisi tentang pengukuran dan pemetaan bidang tanah,
penilaian tanah, Bab 3 pelaksanaan dan hasik kegiatan PKL yang berisi tentang
umum (kegiatan yang dilakukan oleh seluruh kelompok PKL yang menyangkut
kegiatan dan hasil PKL), hasil PKL (kegiatan PKL yang menghasilkan apa yang
telah dikerjakan), Bab 4 pembahasan yang berisi tentang faktor yang mendukung
keberhasilan kegiatan, faktor yang menjadi kendala kegiatan, upaya untuk
mengatasi kendala kegiatan, analisis data (data fisik dana data penilaian tanah),
Bab 5 yang berisi kesimpulan dan saran, Daftar Pustaka dan lampiran yang berisi
22
DI 103/104, DI 107, Print Out dan Fotocopy Peta Dasar Pendaftaran pada daerah
kelompok yang bersangkutan, Print Out Peta Nilai Tanah.
Selain dari hasil kegiatan PKL yang berupa laporan kita selanjutnya akan
melakukan responsi hasil dari kegiatan PKl. Responsi dilakukan oleh instruktur
yang bertujuan sebagai tambahan untuk melatih diri dalam memecahkan soal dan
masalah teknis yang belum dikuasai.
B. Hasil Kegiatan
Berdasarkan kegiatan Prakrtik Kerja Lapangan yang telah dilakukan dan dimulai
dari tanggal 8 sampai 18 Januari 2024 menghasilkan peta-peta bidang tanah yang
didalamnya memuat data yang akan digunakan sebagai sumber informasi suatu
wilayah. Peta yang dihasilkan ada 2 jenis peta yaitu berupa peta bidang tanah dan peta
dasar penilaian tanah. Cara memperoleh peta bidang tanah dengan dilakukannya
pengukuran langsung pada lapangan dengan mematuhi kaidah-kaidah pengukuran
yang telah ditentukan yang memuat bidang tanah atau lebih dimana batas-batas bidang
tanah telah ditetapkan oleh pemilik bidang tanah atau pejabat yang berwenang.
Sedangkan peta dasar penilaian tanah memuat bidang-bidang tanah, titik-titik dasar
teknik serta unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi seperti jalan,
Sungai dan batas-batas fisik bidang tanah. Kedua peta tersebut dihasilkan dari kegiatan
pengukuran bidang tanah dan penilaian bidang tanah yang dilakukan oleh anggota
kelompok serta hasil wawancara dari beberapa sumber seperti Warga, RT, RW dan
Lurah.
Hasil Praktik Kerja Lapangan yang dicapai kelompok 26 adalah sebagai berikut :
a. Hasil Praktik kerja Lapangan berkaitan dengan bidang pengukuran dan pemetaan
bidang tanah meliputi :
1. Daftar Isian 107 atau Gambar Ukur dari bidang-bidang tanah yang diukur
yaitu bidang tanah yang belum bersertipikat dan yang sudah bersertipikat;
2. Printout Peta Bidang Tanah RT 030 Padukuhan Sumbersari;
3. Daftar Isian 103 atau Data Ukuran Poligon/Detail
b. Hasil Praktik Kerja Lapangan terkait bidang Yuridis meliputi hasil survei yuridis
dan ekstrak untuk data atribut dari excel
D. Analisis Data
1. Data Fisik
Data fisik merupakan keterangan mengenai luasan bidang tanah, letak serta
batas bidang tanah yang telah terdaftar, termasuk keterangan mengenai adanya
bangunan atau bagian bangunan diatasnya. Pada PKL III ini bertujuan untuk
mewujudkan desa lengkap. Perwujudan dari desa lengkap antara lain dengan terdapat
data fisik pada setiap bidang tanah. Padukuhan Sumbersari merupakan wilayah kerja
dari kelompok 26 khususnya RT.030. Informasi awal yang didapat berdasarkan peta
kerja bahwa pada RT.030 terdapat 51 bidang tanah dengan luas keseluruhan 120.068,3
m2 . Data fisik diperoleh melalui pengukuran di lapangan sekaligus observasi yang
didampingi oleh Ketua RT.030 dengan melakukan wawancara warga RT.030.
Setelah dilakukan pengukuran didapatkan data yang berbeda dengan peta
kerja.Terdapat 77 bidang setelah dilakukan pengukuran dengan 51 bidang di RT.030
dengan luas keseluruhan menjadi 120.068,3 m2 . Perbedaan jumlah bidang tanah dan
luasanya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Terdapat perubahan batas RT yang batasnya berbeda dengan peta kerja, hal
ini didapat melalui orientasi lapangan yang didampingi Ketua RT pada
penunjukan batas wilayah RT. Perubahan batas RT mengakibatkan
perubahan luas pada RT.030 yang dilakukan pengukuran ulang.
2. Beberapa bidang tanah yang belum terpetakan pada peta kerja sehingga perlu
Dilakukan pengukuran, tentunya hal ini akan mengubah besaran luas pada
RT.030.
25
3. Perbedaan jumlah bidang pada RT.030 diakibatkan karena adanya bidang
Yang bukan termasuk pada RT.030.
4. Adanya bidang yang tumpang tindih mengakibatkan permasalahan
perbedaan luas pada RT.030 dalam mengatasi hal tersebut dilakuakan survei
untuk mengetahui NIB yang sesuai pada bidang tumpang tindih.
5. Adanya bidang yang telah terpecah menjadi beberapa bagian dengan adanya
sertifikat pada setiap bidang yang telah dipecah menjadikan jumlah bidang
menjadi bertambah pada RT.030. Permasalahan NIB yang lebih dari satu
pada satu bidang merupakan penyebab perbedaan jumlah bidang pada
RT.030. Banyaknya NIB yang bermasalah diselesaikan melaui survei dan
pengukuran dilapangan sehingga didapatkan data yang sesuai dengan
kondisi di lapangan
Data fisik yang diperoleh pada PKLIII ini akan diolah sesuai dengan bidang
tanahnya. Hasil dari pengolah data fisik yang telah sesuai menjadi perwujudan RT
lengkap dimana diketahui informasi mengenai data fisik dan data yuridis setiap bidang
tanah. Oleh karena itu, dengan terpenuhinya informasi data fisik pada RT.030 akan
memudahkan dalam terwujudnya RT lengkap.
Sudah Bersertifikat
47%
Belum Bersertipikat
53%
Gambar 2. 1 Bagan Presentase Jenis Hak Atas Tanah RT 030 Padukuhan Sumbersari
27
bebas yang telah ditentukan sejak awal kegiatan PKL Terdapat 26 (dua puluh
enam) variable bebas yang digunakan untuk menilai setiap bidang tanah. Dari
seluruh variable yang digunakan terdapat beberapa cara pengumpulan data
yang berbeda. Metode pengumpulan data yang dimaksud terdiri dari survey,
wawancara, ekstrak Peta Bidang Tanah, interpretasi foto udara, dan ekstraksi
data rencana tata ruang.
Variabel yang digunakan ditetapkan menggunakan skala penilaian yang
berbeda, terdapat variabel yang dinilai dengan skala normal, ordinal dan
interval yang direklasifikasi dalam bemtuk kode angka serta skala rasio untuk
beberapa variable. Variabel yang diukur dengan skala data nominal diantaranya
a) Koordinat
b) Nilai tanah sample transaksi jual beli
c) Tanggal transaksi jual beli
d) Nilai umum
e) Tanggal pengumpulan data nilai umum
f) Bentuk bidang
g) Perletakan bidang tanah
h) Lebar depan bidang tanah
i) Luar bidang tanah
j) Status hak atas tanah
k) Status sertipikat tanah
l) Status penggunaan tanah
m) Elevasi dari bidang tanah dari jalan
n) Status bidang tanah dalam pola ruang
o) Kemiringan bidang tanah
p) Posisi streat level
q) Posisi Area level
r) Kualitas jalan terdekat dengan bidang tanah
Selain itu, terdapat variable penilaian tanah yang diukur dengan skala data
ordinal yaitu. Skala data interval digunakan untuk mengukur variable
a) Jumlah fasum dan fasos yang ada dalam radius 500 m dari bidang tanah
b) Jumlah utilitas umum yang ada dalam radius 500 m dari bidang tanah
c) Jaarak bidang tanah dari sumber-sumber bencana
d) Lebar jalan
e) Kualitas jalan
f) Jenis dan jumlah kendaraan yang dapat lewat secara berpapasan
g) Jarak tempuh antara bidang tanah dan pusat ibu kota
h) Waktu tempuhnya dari pusat ibu kota
28
i) Dua variabel yang lain yaitu luas dan lebar depan diukur dengan
menggunakan skala data rasio
16%
84%
Diperkeras Tanah
Gambar 2. 3 Bagan Presentase Hasil Penilaian Variabel Kualitas Jalan Terdekat Dengan
Bidang Tanah di RT 030 Padukuhan Sumbersari
29
Presentase Hasil Penilaian Variabel Street
dan Area Level Bidang Tanah Lokal Terhadap
Jalan di RT 030 Padukuhan Sumbersari
Gambar 2. 4 Bagan Presentase Hasil Penilaian Variabel Street dan Area Level
Bidang Tanah Lokal Terhadap Jalan di RT 030 Padukuhan Sumbersari
31%
Pemukiman
Pertanian Lahan Kering
69%
Gambar 2. 5 Bagan Presentase Hasil Penilaian Status Bidang Tanah Dalam Pola Ruang
RT 030 Padukuhan Sumbersari
30
Tidak hanya dari variable elevasi, terdapat variable status bidang dalam polar ruang
juga menunjukkan hasil bahwa hampir keseluruhan bidang tanah sesuai dengan pola
ruang. Berkaitan dengan status tanah, dari total 51 bidang yang dinilai oleh kelompok
26 mayoritas pertanian lahan kering. Jumlah bidang tanah dengan jumlah status
haknya yakni 27 bidang atau 51% dari total keseluruhan yang dinilai. Status ini
dibuktikan dengan telah terdaftarnya bidang-bidang tanah dengan bukti adanya
sertipikat ataupun pada peta pendaftaran. Data fisik yang tertuang dalam gambar ukur
kemudian dipetakan agar sesuai dengan posisi yang sebenarnya. Dalam pengecekan
bidang tanah diwilayah RT 30.
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kegiatan PKL III yang telah dilakukan di kalurahan Banjarasri, Kecamatan
Kalibawang, Kabupaten kulonprogo, Provinsi DIY. Kelompok 26 mendapatkan wilayah kerja
yang terkait tentang Pengukuran, Pemetaan, dan penilaian di RT 030/RW 015 padukuhan
Sumbersari. Wilayah kerja kami memiliki target pengukuran sebanyak 51 bidang tanah baik
tanah yang sudah terdaftar maupun bidang tanah yang belum terdaftar. Diantaranya 51 bidang
di RT.030, terdapat 27 bidang yang sudah bersertipikat dan 24 bidang yang belum
bersertipikat. Serta menghasilkan 9 dokumen Gambar Ukur (DI 107A) dan data yuridis berupa
daftar nama pemegang hak beserta keterangan mengenai bidang yang dimilikinya.
Dari Pelaksanaan III kali ini, Taruna mampu mengaplikasikan alat ukur RTK sebagai
wujud implementasi dari kegiatan pengukuran dan pemetaan sehingga menghasilkan output
peta bidang tanah pada wilayah kerja masing-masing kelompok. Terdapat informasi penilaian
dalam bentuk excel yang memuat 17 (tujuh belas) variabel penilaian terhadap 51 (Lima puluh
satu) bidang tanah yang terletak di RT 030 yang sudah ditentukan agar mudah dalam penentuan
nilai tanah melalui link spreadsheet yang sudah diberikan oleh dosen Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional. Penilaian yang kami lakukan untuk menentukan harga nilai tanah
menggunakan pendekatan harga pasar yang dilakukan dengan survey langsung di lapangan
dengan cara wawancara kepada masyarakat setempat.
B. Saran
Berdasarkan dari kegiatan PKL III yang telah dilaksanakan, saran yang diberikan untuk
kegiatan selanjutnya adalah dengan mengadakan pembekalan materi dan pengayaan praktik
yang lebih intensif serta memberikan persiapan seperti alat dan bahan untuk pelaksanaan PKL
III dan pengarahan yang matang supaya kegiatan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
kesalahan komunikasi dan informasi antar kelompok, asisten instruktur, maupun dosen. Selain
itu perlu dilakukannya sosialisasi yang lebih lanjut kepada masyarakat setempat supaya
kegiatan PKL ini bisa berjalan lancar. Dan yang terpenting adalah melakukan koordinasi antara
pihak STPN dengan pemerintah setempat. Tim Panitia Pelaksana PKL diharapkan
memberikan solusi yang memotivasi dalam menentukan sikap dalam kegiatan PKL maupun
cara yang akan di kerjakan.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
34
2. Kegiatan pengambilan titik koordinat di lapangan
35
Provinsi : D.I Yogyakarta Kabupaten : Kulonprogo
07229
Dusun : Sumbersari
No name
Desa : Banjarasri
L=34172 m2
Sungai Kecamatan : Kalibawang
Kabupaten : Kulonprogo
Propinsi : D.I Yogyakarta
No name
Keterangan :
1. Peta Bidang Tanah ini menggambarkan kondisi fisik bidang-bidang
07206 Jalan
07195 Somodiono tanah mengenai letak, batas & luas berdasarkan identifikasi
-
07226 L=742 m2
Kartopar 07207 batas oleh claimant .
Jowar - Mukijo
-
L=3819 m2
L=1083 m2 04486
L=883 m2
2. Peta Bidang Tanah ini bukan merupakan tanda bukti kepemilikan
/alas hak bidang tanah.
07208
L=1217 m2
L=1191 m2
L=5537 m2
Legenda
ng
Sudiwiyatno Anisah
ai
Jalan
04485
L=716 m2
- m2
L=3208
07203
07210
-
Sujilah 0001 Nomor Identifikasi Bidang
07217
-
L=649 m2 Paulus Ngatijo M.123 Nomor Hak
Kertoinangun/Saminem
L=2988 m2 L=123 m2 Nomor Hak
07224 07197 L=2016- m2 07211
Suginem -
Jalan
01818 01591
L=4589 m2
TH.Wagiyem
02444
Bidang Tanah Sudah Bersertipikat
L=6911 m2 07198 07212 07216 L=779 m2
Ratinem Slamet
Tukinem 07220
- m2
L=755 - m2
L=412
02456 07202
L=1521 m2 Trimosetoko
07219
Katarina
Jemiah 07221 Bidang Sudah ada Claimant
04483 02443 Tukimin 07222
07199
L=1007 m2
Mukijo
07228 suwartiyem
02447
L=628 m2
02445 Tumini
dan Penunjukan Batas
Ngatiman -
L=704 m2 L=594 m2
07223 L=662 m2 L=219 m2 02446
07200 07213 L=541 m2
Surontani -
07191 Ngatiman 07201
- Mukijo
Bidang Belum Ada Claiment
L=2380 m2 -
02456 Kromoirono 04484
Sarwidi L=1245 m2 L=970 m2 07227 L=1539 m2
L=1639 m2
Daroji-
L=177 m2 07215
07194
Sarwidi
07214
Daroji
Ngatijan - Bidang Belum Ada Penunjukan Batas
04490 04505 L=2872 m2
L=523 m2
07192 L=847 m2
07189
Resokaryo -
- L=860 m2
07186 Sal
ura 07180 Kulonprogo, 16/01/2024
nA
Sunga
i
Resokaryo ir Zumairi Untuk Pembuatannya,
L=1935 m2
L=2875 m2 - Satgas Fisik
07179
Saimin
( Kelompok 26 )
-
L=6396 m2
07181
Asmodiono -
Kulonprogo, 16/01/2024
L=5369 m2 Telah diperiksa oleh
Instruktur
Yohanes Supama,S.H.,M.Hum
RISALAH PENELITIAN DATA YURIDIS
Desa/Kelurahan : Banjarasri
NIB :
Kelompok : 26
5. Status Tanahnya
a. Tanah dengan Hak Adat Perorangan : Hak Milik Adat
Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota
Hpl :
Dikuasai Kementerian/Lembaga
b. Tanah Negara :
Dikuasai Secara Perseorangan
Lain-Lain sebutkan : ....
c. Tanah bagi Kepentingan Umum :
d. Lain - Lain sebutkan :
6. L Status Tanahnya :
7. Bangunan Kepentingan Umum dan Sosial (kalau ada uraikan) :
8. Perkara/Sengketa Atas Tanah :
a. Sedang dalam Perkara (kalau ada uraikan) :
b. Sedang dalam Sengketa (kalau ada uraikan) :
YANG MENGUMPULKAN DATA** YANG BERKEPENTINGAN/KUASANYA
Samiyono Dersono
NIP. 223141546
KEPUTUSAN KETUA PANITIA AJUDIKASI PENAFTARAN TANAH SISTEMATIS
VI.
LENGKAP
Mengingat Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dan Surat Keputusan
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota Kulon Progo tanggal 24 Januari 2024 Nomor.
Tentang Penetapan Lokasi PTSL di Kelurahan Banjarasri , Kecamatan Kalibawang ,
Kabupaten/Kota Kulon Progo serta memperhatikan kesimpulan Panitia Ajudikasi PTSL yang
tercantum dalam RISALAH PENELITIAN DATA YURIDIS, maka :
1. Berdasarkan data fisik dan data yuridis yang disahkan dengan Berita Acara Pengesahan
Pengumuman data fisik dan data yuridis tanggal 10 Januari 2024 Nomor ........ (D.I. 202),
Hak atas tanah ini ditegaskan konversinya menjadi Hak Milik / diakui sebagai Hak Milik
dengan pemegang hak taanpa catatan ada keberatan (tidak ada keberatan/sedang diproses
di Pengadilan dengan/tanpa sita jaminan (K1)*).
2. Berdasarkan data fisik dan data yuridis yang disahkan dengan Berita Acara Pengesahan
Pengumuman data fisik dan data yuridis tanggal ..... Nomor ....... (D.I. 202), bidang tanah
ini statusnya adalah TANAH NEGARA*).
Kepada yang menempati/menguasai, nama ........ dapat/tidak dapat diusulkan untuk
3.
diberikan Hak Milik/Hak Guna Bangunan/Hak Pakai (K1)*).
4. Berdasarkan data fisik dan data yuridis yang disahkan dengan Berita Acara Pengesahan
Pengumuman data fisik dan data yuridis tanggal ..... Nomor (D.I. 202), bidang tanah
yang diuraikan ada Risalah Penelitian Data Yuridis ini ada dalam
PERKARA/SENGKETA, sehingga proses sertifikatnya ditunda sampai diterbitkan
keputusan lembaga Peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap/hasil
musyawarah yang menentukan pihak yang berhak/mediasi. (K2)*)
5. Biaya Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB)*):
a. Lunas
b. Terutang sesuai dengan Surat Pernyataan Nomor ....... tanggal .......
6. Pajak Penghasilan (PPh)*):
a. Lunas
b. Terutang sesuai dengan Surat Pernyataan Nomor ....... tanggal .......
Apabila dikemudian hari ternyata ada bukti yang lebih kuat dan sah yang telah dibuktikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, maka keputusan ini dinyatakan tidak berlaku.
Penjelasan :
Tanah ini bermula dimiliki oleh bapak Samoediono dengan bukti Letter C.
Bapak Samoediono meninggal sekitar 20 tahun yang lalu dan tanah ini belum dibuatkan ser
Sehingga tanah tersebut dikuasai oleh bapak saimin selaku salah satu ahli waris.
Menurut keterangan Bapak Saimin menjelasakan bahwa akan direncanakan untuk menyerti
Bapak Samoediono memiliki 6 anak, yaitu : rohmah, Matiya, Marjudin, Samin, Mustri dan
Maka jika bapak saimin ingin membuatkan sertifikat harus disertakan dengan surat kematia
Jika hanya pak saimin yang mendapatkan tanahnya, maka ahli waris lainnya harus memberi
kan keterangan bahwa tanahnya rela diberikan kepada bapak saimin.
RISALAH PENELITIAN DATA YURIDIS
Desa/Kelurahan : Banjarsari
NIB :
Kelompok : 26
penjelasan :
Bapak Sarjiyo selaku pemilik dan penguasa dari tanah ini memilik tanda bukti berupa
sertifikat Hak Milik No. 471 . Bapak Sarjiyo mendapatkan tanah dari bapak Paijan
selaku adik dari bapak kerto arjo. Kemudian pak Sarjiyo melakukan balik nama
sertifikat dengan melampirkan syarat sertifikat, surat keterangan kesukarelaan, bukti
PBB, Fotocopy KTP pak paijan dan pak sarjiyo dan pelampiran surat keterangan
lainnya.
RISALAH PENELITIAN DATA YURIDIS
Desa/Kelurahan : Banjarasri
NIB : 13031202.05249
Kelompok : 26
penjelasan :
Bapak zumairi memiliki tanah ini diperoleh dengan cara jual beli yang dilakukan pada
tahun 2020 Bapak Zumairi membeli tanah dari Sarjo Hadi Wardoyo selaku kakak dri
Bapak Zumairi. Bapak zuamairi membeli tanah tersebut dengan harga 110.000 permeter
dengan luas total 400 m2.Artinya sertifikat yang diperoleh bapak zumairi ini setelah kedua belah
pihak melakukan Transaksi. Syarat yang dilampirkan berupa akta jual beli,sertifikat HM,
PBB,BPHTB ,KTP kedua belah pihak penjual dan pembeli, dan lampiran permohonan lainnya
RISALAH PENELITIAN DATA YURIDIS
Desa/Kelurahan : Banjarasri
NIB :
Kelompok : 26