Laporan Akhir Fika Final
Laporan Akhir Fika Final
Disusun Oleh :
Nurul Syafika
NISN : 0039644121
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan selama enam bulan di mulai dari 04 September 2023 –
05 Februari 2024.
Disusun Oleh :
Mengetahui
Kepala Sekolah
Mangestiningtyas, S.KH
NIP. 19820702 200904 2 003
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, berkat rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nyalah Laporan Akhir
Pengawasan Perlakuan Heat Treatment pada Media Pembawa Kemasan Kayu ini
dapat kami selesaikan dengan baik.
Kami berharap agar laporan akhir ini dapat memberikan gambaran tentang
aktivitas pengawasan selama perlakuan Heat Treatment pada Media Pembawa
Kemasan Kayu dapat menjadi bahan evaluasi ke depannya.
Nurul Syafika
NISN. 0039644121
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan ...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Heat Treatment..............................................................3
2.2 Perlakuan Panas (Pedoman Registrasi).............................................4
2.3 Perbandingan Heat Treatment dan Fumigasi....................................5
2.3.1 Heat Treatment.........................................................................5
2.3.2 Fumigasi...................................................................................5
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan ........................................7
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................8
3.3 Metode...............................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sumber Panas ...................................................................................10
4.2 Ventilasi ............................................................................................10
4.3 Heating Valve (katup pemanas).........................................................11
4.4 Sprayer .............................................................................................11
4.5 Pelaksanaan Perlakuan Panas ...........................................................12
4.6 Kegiatan Perlakuan Heat Treatment.................................................14
4.7 Organisme Pengganggu Tanaman pada Media Pembawa Kayu ......16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................20
5.2 Saran..................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................21
LAMPIRAN.......................................................................................................23
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
plastisitasnya yang kuat, kepraktisan yang tinggi, kinerja pemprosesan yang baik,
konsumsi energi pemprosesan yang rendah, dan kemampuan daur ulang, telah
menjadi salah satu bahan teknik dengan prospek pengembangan yang bagus.
Perlakuan panas adalah pemaparan kayu pada suhu berkisar antara 180 oC -
260oC, di mana suhu lebih rendah tidak menyebabkan perubahan berarti pada
kayu sementara suhu yang lebih tinggi sangat merusak kayu (Esteves dan Pereira,
2009;).
Pada penelitian sebelumnya mengindikasi adanya perubahan komponen
kimia kayu selama proses pemanasan berlangsung. Perubahan komponen kimia
kayu disebabkan oleh perlakuan panas terjadi karena reaksi komponen pada
dinding sel yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin (Chen dkk, 2014, Zhang dkk,
2013).
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Project Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai
salah satu syarat untuk melaksanakan ujian akhir. Selain itu, mampu
mengimplementasikan materi yang didapat di sekolah sehingga dapat diterapkan
di dunia kerja dengan baik dan dapat membentuk etos kerja yang baik bagi para
siswa/siswi agar kedepannya mampu menjadi sosok lulusan yang berkualitas.
Adapun tujuan dari pengawasan perlakuan Heat Treatment pada Media
Pembawa Kemasan Kayu ini di antaranya adalah untuk mengetahui teknik
pengendalian OPT yang terdapat pada media pembawa kemasan kayu dengan
perlakuan Heat Treatment dan mengetahui OPT yang terdapat pada media
pembawa kayu. Selain itu, tujuan dari pengawasan perlakuan Heat Treatment ini
untuk mengetahui proses perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu yang sesuai
dengan standar ISPM 15.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
5. Pemilik kemasan kayu yang disebut pemilik adalah orang atau badan
hukum yang memiliki kemasan kayu dan/atau yang bertanggungjawab atas
pemasukan kemasan kayu.
Perlakuan panas merupakan proses pemanasan, penahanan temperatur
tertentu, dan pendinginan pada suatu baja untuk memperoleh perbedaan
kombinasi sifat-sifat mekanik. Perlakuan panas dilakukan di dalam tungku listrik
dengan pengontrolan temperatur yang tepat dan perbandingan ke suatu media
pendingin sesuai dengan kondisi dan spesifikasi bajanya (Syamsul, 2016).
4
Fasilitas perlakuan panas dapat berupa kiln dry (KD) atau fasilitas lainnya
yang dapat memenuhi spesifikasi perlakuan dapat mencapai minimal 56 oC dan
dapat dipertahankan minimal selama 30 menit. Fasilitas perlakuan panas yang
sesuai dengan kondisi Indonesia. Selain memenuhi spesifikasi perlakuan, juga
harus mampu menurunkan kadar air (MC) kemasan kayu, karena :
Perlakuan ini juga sama sekali tidak menggunakan bahan kimia khusus
apapun, melainkan hanya dengan perlakuan panas saja pada suhu panas yang
sudah ditentukan. Dimana produk–produk kayu tersebut dikeringkan pada suatu
ruang atau oven yang memenuhi standar dengan suhu maksimum 56 oC konstan
selama 30 detik hingga mencapai kadar air inti kayu maksimum 20% yang diuji
dengan suatu alat moisture content (MC). Cara paling aman dan lebih baik serta
ramah lingkungan adalah dengan cara perlakuan panas.
5
dapat dilakukan di dalam kontainer khusus fumigasi atau di luar kontainer yang
aman dengan ditutup terpal. Perlakuan fumigasi ini membutuhkan waktu minimal
24 jam dengan kadar air maksimum 20% atau tidak lebih dari 30%.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa dari kedua perlakuan (treatment) ISPM
15 di atas, cara paling aman dan lebih baik serta ramah lingkungan adalah dengan
cara perlakuan panas (heat treatment) dari pada perlakuan fumigasi.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Adapun tempat dan sarana pelaksanaan praktik Pengawasan
Perlakuan Heat Treatment pada Media Pembawa Kemasan Kayu
adalah:
Tempat : PT. Idec Wood Industries
Alamat : Jl. Sei Sesayap RT. VIII Kampung Empat, Tarakan
2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan enam bulan di mulai dari 04 September 2023
– 05 Februari 2024.
Di bawah ini adalah Tabel 1. yaitu kegiatan selama melakukan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan:
7
Pengawasan
5 Media Pembawa
di Indomaya
Kegiatan
Budidaya
6
Tanaman
Hortikultura
Pengawasan
Perlakuan Heat
7 Treatment
Kemasan Kayu di
PT.Idec
Pengawasan
Perlakuan heat
8 treatment
Kemasan Kayu di
PT.Intraca
Pengambilan
9 Sampel Buah di
Gudang STB
Kegiatan Proses
Pembuatan
10
Tempe
dari Biji Kedelai
Penyusunan
11
Laporan Akhir
Pengambilan
Sampel Bawang
Putih dan Bawang
12
Bombay di
Gudang Milik
Pak Adi
Presentasi Hasil
13 Kegiatan
8
3.3 Metode
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Gambar 1. Sumber panas
4.2 Ventilasi
11
Gambar 2. Ventilasi
Ventilasi mampu berfungsi untuk menjaga dan mengatur kelembapan
ruangan, yaitu dengan cara membuka dan menutup secara otomatis sesuai dengan
pengaturan kelembapan.
12
Gambar 3. Heating valve (katup pemanas)
Heating valve (katup pemanas) berfungsi mengalirkan media panas ke pipa
sirip yang berada di dalam chamber dan harus dapat membuka dan menutup
secara otomatis untuk menjaga dan mempertahankan suhu dalam ruangan.
4.4 Sprayer
13
Gambar 4. Sprayer
Spraying berfungsi untuk menstabilkan kelembapan (RH) ruangan dan
kadar air (MC) kayu. Nozel harus mampu mengeluarkan air dalam bentuk kabut
dan memberikan/menambah uap air (RH) dalam chamber.
Gambar 5.
Persiapan perlakuan
Sebelum melakukan perlakuan, kita harus melakukan pemeriksaan kondisi
kemasan atau bahan baku kemasan dan peralatan dalam fasilitas heat treatment
dalam keadaan baik. Setelah itu, dilanjut dengan pemeriksaan stacking dan
peralatan keselamatan kerja.
14
Gambar 6. Pemasangan probe thermocouple
Probe harus dipasang dengan tepat, kuat, dan tanpa celah pada komoditas,
serta berjauhan dengan jalur distribusi panas. Jumlah probe dalam setiap ruangan
minimal 3 (tiga) buah yang dipasang menurut diagonal ruang (atas, tengah,
bawah). Dipasang pada kayu yang memiliki ketebalan paling besar dan tegak
lurus arah serat kayu. Dipasang pada kayu yang bebas mata kayu, retak, gubal,
lubang, dan tidak berdekatan dengan benda lain yang dapat mempengaruhi
penghantaran panas.
Wet
Bulb
Dry
Bulb
Gamba
r 7.
Sensor
wet
bulb
dan dry bulb
Sensor dry blub dan wet bulb harus dibungkus kain kasa yang
mempertahankan kelembapan kain kasa maka posisi sensor harus dipasang
horizontal dengan jarak antara permukaan air dengan probe maksimal 3 cm.
pemasangan sensor dry bulb dan wet bulb harus berdekatan agar diperoleh data
pengukuran yang akurat.
15
Gambar 8. Pengukur kadar air komoditas
Sensor kadar air kayu sebaiknya dipasang pada sisi atas dari kayu yang telah
dipasang probe. Pemasangan sensor sebaiknya mencapai titik tengah diameter
komoditas, dengan jarak antar sensor maksimal 3 cm.
Gambar 9.
Selisih posisi awal dry bulb dan wet bulb sebelum dilakukan pemanasan
ruangan tidak lebih dari 2oC dengan toleransi kenaikan 0.5oC. Saklar, blower,
damper, dan heating valve pada panel kontrol diatur secara otomatis. Sprayer
diatur sesuai dengan kebutuhan untuk membuat kelembapan dan suhu ruangan
dalam kondisi yang homogen.
16
Gambar 10. Pemanasan awal, waktu perlakuan panas, Cooling down
1. Pemanasan awal (warming up=heating up)
Pemanasan awal dilakukan dengan menaikkan suhu ruangan secara
bertahap hingga tercapai tingkat suhu perlakuan yang dipersyaratkan. Waktu
pelaksanaan pemanasan awal tergantung pada jenis dan kondisi kemasan
kayu yang diberi perlakuan. Pemanasan awal berakhir apabila suhu inti kayu
sudah mencapai 56oC. Selama warming up pengamatan suhu ruangan
minimal dilakukan setiap satu jam.
2. Waktu perlakuan panas (heat treatment time)
Setelah proses pemanasan awal selesai, maka pada saat itu dicatat
sebagai waktu dimulainya perlakuan panas. Sejak suhu 56 oC dicapai, suhu
harus dapat dipertahankan minimal 56oC selama minimal 30 menit. Selama
pengamatan, suhu inti pada semua titik sensor suhu tidak boleh mengalami
penurunan. Apabila terjadi penurunan maka perhitungan suhu diulang
kembali.
3. Pendinginan (cooling down)
Tahap pendinginan dilakukan untuk menurunkan suhu secara bertahap
sampai sesuai dengan suhu di luar. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya kerusakan komoditas yang disebabkan perubahan suhu yang
tiba-tiba pada komoditas.
17
4.7 Formulir Laporan Monitoring Kiln Dry
18
Tanggal keluar KD : 25 September 2023
MC Saat masuk KD Atas : 42.5% Tengah : 46.7% Bawah : 62.8%
MC Saat keluar KD Atas : 17.6% Tengah : 16.1% Bawah ; 15.8%
Monitoring Suhu Ruang KD
Tanggal : 15 September 2023
Jam : 12:03 WITA
Monitoring Suhu Inti Kayu (Pencapaian Suhu Inti Kayu 56oC) pada :
Tanggal : 15 September 2023
Suhu Pada Titik Bawah : 60oC Pada Jam : 12:03 WITA
Suhu Pada Titik Tengah : 58oC Pada Jam : 12:03 WITA
Suhu Pada Titik Atas : 69oC Pada Jam : 12:03 WITA
19
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Bawah
3 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Tabel 4. Monitoring Pencapaian Suhu Inti Kayu
20
Gambar 12. Kumbang Bubuk dari Famili Lyctidae
https://www.antiserangga.com/kenali-tiga-jenis-kumbang-pengebor-kayu-
399.html
Kumbang bubuk merupakan salah satu hama utama pada kemasan kayu
yang dikirim ke Eropa, dan spesies dari genus Lyctus adalah yang paling dominan
sebagai hama invasi dari famili Lyctidae. Kemasan kayu yang mengandung larva
hama ini terutama berasal dari India dan China, dan jumlah intersepsi kelompok
serangga ini semakin meningkat dengan cepat sejak tahun 2009 (Etre et al. 2018)
perdagangan Internasional tampaknya menjadi peluang kelompok serangga ini
untuk menyebar antar negara, terutama antara Asia dan Eropa. Jenis kumbang
perusak kayu sering disebut sebagai kumbang bubuk, karena serbuk gereknya
berbentuk tepung kayu yang halus. Salah satu jenis kumbang bubuk dengan
spesies Lyctus brunneus tergolong dalam famili Lyctidae. Fase hidup serangga ini
yang merusak kayu adalah larvanya. Larva menggerek kedalam kayu dan
membuat lorong-lorong di dalam kayu. (Lan-Yu Liu & Klaus-Ulrich Geis . 2019.
A synopsis of the Lyctine beetles of Eurasia with a key to the species (Insecta:
Coleoptera: Bostrichidae: Lyctinae). J. Insect Biodiversity 009 (2): 034–056)
21
Gambar 13. Rayap dari Ordo Isoptera
https://www.bioindustries.co.id/serangga-pemakan-kayu-20869.html
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pengawasan Heat Treatment ini yaitu
fasilitas perlakuan panas harus mampu memanaskan suhu inti kayu pada
sekurang-kurangnya 56oC selama sekurang-kurangnya 30 menit. Selisih
antara temperatur wet bulb dan dry bulb tidak lebih dari 2oC. Fasilitias
perlakuan panas harus dilengkapi dengan alat pengukur suhu inti kayu
minimal sebanyak tiga set untuk setiap unit. Tata cara perlakuan panas
mengikuti manual BARANTIN. Perusahaan kemasan kayu harus
memelihara data setiap batch perlakuan panas. OPT yang terdapat pada
media pembawa kayu biasanya berupa kumbang bubuk dari famili Lyctidae
dan rayap dari ordo Isoptera.Teknik pengendalian yang dapat dilakukan
pada media pembawa kayu yang berupa pemanasan awal (warming
up=heating up), perlakuan panas (heat treatment), dan pendinginan
(cooling down).
22
5.2 Saran
Saran yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak karantina
yaitu pihak karantina lebih memperhatikan prosedur penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dengan menggunakan kacamata pengaman
(safety goggles) dan memberikan pengertian secara berkelanjutan agar lebih
mentaati penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) guna keselamatan kerja
ketika melakukan pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
An, H., & Zhang, T. (2013). Stock price synchronicity, crash risk, and institutional
investors. Journal of Corporate Finance, 21 (1), 1-15.
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/27445/2/Bab%201-2%20ULFA
%20DWIYANTI_M011181313.pdf
Cai, J., S., Cheng, S., Cao Tahun 2022 Kemajuan penelitian dan prospek teknologi
perlakuan panas suhu tinggi kayu.
https://bioresources.cnr.ncsu.edu/resources/research-progress-and-prospects-
of-wood-high-temperature-heat-treatment-technology/. Diunduh tanggal 11
Januari 2024
CV. Arjuna Securitas Abadi (Arjuna Group). Apa Itu Pallet Kayu ISPM 15.
https://arjunagroup.id/2023/02/16/apa-itu-pallet-kayu-ispm-15/
Dwiyanti Ulfa Tahun 2023 Pengaruh Perlakuan Panas (Heat Treatment) Terhadap
Sifat Fisik Dan Mekanis Papan Laminasi Sengon.
23
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/27445/2/Bab%201-2%20ULFA
%20DWIYANTI_M011181313.pdf. Diunduh 11 Januari 2024.
Hasman, A. E., Muin, M., & Taskirawati, I. (2019). Keragaman Jenis Rayap Pada
Lahan Pemukiman Dengan Berbagai Kelas Umur Bangunan. Jurnal
Perennial, 15(2), 74-82.
Hudri Said Abi Tahun 2011 Perlakuan dan Sertifikasi Kemasan Kayu (Kiln Dry
sebagai Perlakuan Panas. Diunduh tanggal 11 Januari 2024
Syamsul, dkk, 2016. Buku Ajar Dasar Manajemen Kesehatan. Pustaka Banua,
Banjarmasin.
24
Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2019,
Tentang Karantina Hewan, Ikan, Dan Tumbuhan. Diunduh tanggal 11
Januari 2024.
Hasman, A. E., Muin, M., & Taskirawati, I. (2019). Keragaman Jenis Rayap Pada
Lahan Pemukiman Dengan Berbagai Kelas Umur Bangunan. Jurnal
Perennial, 15(2), 74-82.
25
Lampiran 2 : Laporan Pelaksanaan Sertifikasi Terhadap Kemasan Kayu
26
27
Lampiran 3. Kondisi MC Sebelum dan Sesudah Perlakuan
28
29
30
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) Karatina Tumbuhan
Domestik Keluar
31
32
33
Lampiran 5 : Standar Operasional Prosedur (SOP) Karantina Tumbuhan
Ekspor
34
35
36
Lampiran 6 : Pemeriksaan Fisik Media Pembawa Bawang Bombay dan
Bawang Putih di Gudang Milik Pak Adi
37
Lampiran 8 : Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa OPTK Di Wilayah
Kerja Bandara Juwata
38
Lampiran 10 : Menghitung Dokumen Kwitansi
39
Lampiran 12 : Kegiatan Budidaya Tanaman Hortikultura
40
Lampiran 13 : Pemeriksaan Sampel Cabe Untuk Penelitian
41
Lampiran 15 : Pengawasan di Kapal Indomaya Pelabuan Internasional
m3
42
43