Anda di halaman 1dari 9

GO-DEVELOPMENT-DIVISION:

PT. PERSADA HARSANA PERTIWI, PT. BUMI SUMBER TELADAN, PT. BUMI MEGAHINDAH
(BLOCK N & BLOCK G)
DEPARTMENT : EXPLORATION .
PROCEDURE No: 003/24/5/21-TALIABU
JUDUL :
DIBUAT TGL: DIBUAT OLEH: DISETUJUI OLEH:
S O P. CARA
24/5/2021
MENGGUNAKAN DIREVISI TGL:
CHAINSAW

CARA MENGGUNAKAN CHAINSAW

DAFTAR ISI

Pasal 1 UMUM ……………………………………………………………03


Pasal 2 ASPEK HUKUM …………………………… ……………….…………..03
.
Pasal 3 TUJUAN ....................................… ..............03

Pasal 4 LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN …………………………………………… .. ………03


4.1. Identifikasi resiko untuk operator chainsaw ………………………………… ……….03
4.2. Hal-hal yang wajib harus diikuti …......……………………………………… …....… 03
4.3. Jalur keluar………….………………………….……………………… ………… ……… 06

Pasal 5 CARA BEKERJA YANG AMAN ……….………..…………………………….…..…… …..06

Pasal 6 PENGOPERASIAN “CHAINSAW” ..…………………...............…………….…..… ..........06

Pasal 7 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN TERLEBIH DAHULU DALAM


PROSES PENEBANGAN POHON ……………………………………..………….……….07
.
Pasal 8 TEKNIK PENEBANGAN POHON ….…………………………………………….………….07

Pasal 9 PEMOTONGAN DAHAN DAN KULIT POHON


YANG SUDAH DITEBANG …………….………………………………………….…………08

Pasal 10 PERBAIKAN DAN PERAWATAN “CHAINSAW” ………………………………..………...10

Pasal 11 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….. 10

1. UMUM
Dokumen ini menjelaskan metode kerja yang aman berkaitan dengan penggunaan
mesin gergaji potong/“chainsaw” di area operasi PT Weda Bay Nickel dan perusahaan
lain yang saat ini melaksanakan kewajiban kontrak kerja dengan PT Weda Bay Nickel.

2. ASPEK HUKUM
1. UU No 1 Tahun 1970
Menyatakan bahwa setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia berkewajiban
untuk menyediakan standar peralatan APD dan memberikan petunjuk serta
pelatihan kepada seluruh pekerja tentang bagaimana melaksanakan sebuah
pekerjaan dengan aman. Peraturan ini sah diberlakukan pada semua area kerja di
Indonesia.
2. KEPMEN Mentamben No 555.K/26/M.PE/1995
Peraturan Keselamatan Kerja Umum di setiap area kerja tambang pada saat fase
eksplorasi, konstruksi dan pertambangan.
3. PERMENAKER PER. 05/MENRAKER/1996
Sistem Manajemen Keselamatan; setiap aktifitas yang memperkerjakan minimum
100 orang karyawan atau pekerja dan mempunyai resiko & bahaya potensial dengan
konsekuensi cedera karena terpapar api/ledakan di area kerja, diharuskan untuk
membuat sebuah dokumen Sistem Manajemen Keselamatan.
4. Pedoman Perusahaan PT Weda Bay Nickel No 1, 2005
Pedoman aktifitas pengeboran dan aktifitas pendukung lainnya di area Kontrak
Karya.

3. TUJUAN
Prosedur ini diterapkan di area Proyek Sumur Uji/”Test Pit”, area Eksplorasi dan di
seluruh area Kontrak Karya PT Weda Bay Nickel yang dalam operasinya menggunakan
“chainsaw”.

4. LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN


1. IDENTIFIKASI RESIKO UNTUK OPERATOR CHAINSAW
Sebelum chainsaw dihidupkan untuk menebang pohon dan memotong dahannya,
sangat penting untuk mengerti bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Bagian ini merupakan sebuah proses untuk memastikan bahwa semua aspek
pekerjaan sudah teridentifikasi.

2. HAL-HAL YANG WAJIB HARUS DIIKUTI


1. Pekerja; apakah sudah menggunakan APD yang benar ?
 Helm pengaman
 Pelindung telinga/”ear plug” & hidung/”ear muff”
 Pelindung mata [“visor” atau kaca mata safety]
 Sepatu boot yang kuat dengan pelindung pergelangan kaki & sol sepatu
kasar & anti licin/“non slip” yang cukup tebal
 Celana panjang dari bahan yang kuat & tidak mudah sobek
 Rompi dengan warna yang mencolok/terang
 Sarung tangan tertutup dari kulit
PELINDUNG KEPALA

PELINDUNG
PENDENGARAN/TELINGA
PELINDUNG WAJAH &
MATA

PELINDUNG LENGAN
TANGAN

PELINDUNG TELAPAK
TANGAN PELINDUNG
LENGAN KAKI

PELINDUNG
TELAPAK KAKI

2. Peralatan; “chainsaw“
 Mesin penggerak terpelihara dengan baik
 Rantai pemotong sudah ditajamkan & dalam kondisi tertarik secara
benar
 Bahan bakar & oli sudah diisi penuh [harus ada tersedia jumlah bahan
bakar yang cukup untuk operasional selama penebangan berlangsung
sebab kemungkinan akan timbul bahaya jika operator menghentikan
pemotongan untuk isi bahan bakar dahulu dan meninggalkan batang
pohon dalam kondisi sebagian sudah dipotong]
 Kapak dan baji sudah harus tersedia
3. Kondisi cuaca saat menggunakan ”chainsaw”; jangan mencoba untuk
menebang pohon pada saat cuaca buruk, khususnya jika angin berhembus
kencang & jarak pandang terbatas.
4. Pengamatan pada area rimbunan pepohonan/dahan-dahan pohon
 Perhatikan jika ada dahan-dahan pohon patah yang
menggantung/”widow maker” di lokasi pepohonan sekitar yang
terdekat, jangan bekerja di bawah area dimana dahan-dahan tersebut
akan jatuh
 Perhatikan jika ada pepohonan/dahan-dahan pohon tumbuh saling
bersilangan
 Pepohonan yang kira-kira akan bersinggungan dengan pohon yang akan
ditebang
 Tumbuhan yang merambat di pohon yang akan ditebang
 Perhatikan jika ada pohon lain yang tingginya lebih rendah atau tumbuh
di bawahnya yang kemungkinan dapat menimbulkan bahaya selama
proses penebangan
 Bersihkan area dimana pohon akan roboh, jangan menebang pohon
dimana kemungkinan pohon tersebut akan bersandar ke pohon lain,
tebang pohon yang kemungkinan akan menjadi sandarannya
5. Pohon yang akan ditebang; kondisi pohon ?
 Apakah kondisinya berbahaya ?
 Apakah jumlah pohon yang harus ditebang tidak melampaui kapasitas
operator mengerjakannya secara aman & berhasil dengan baik ?
 Rencana arah pohon akan roboh; area aman untuk pohon akan roboh
yang seharusnya tidak lebih dari area pembatas atau area untuk
berlindung...dll
6. Urutan penebangan pohon; bagaimana urutan pohon-pohon yang akan
ditebang terlebih dahulu & rencana arah robohnya
7. Sebelum menghidupkan “chainsaw“ lakukan pemeriksaan akhir !!!
 Buka pelindung batang besi pemotong
 Periksa ketajaman rantai pemotong
 Periksa kondisi batang besi pemotong untuk memastikan kondisinya
apakah ada retak-retak, sekrup penguncinya lepas atau bengkok
 Pastikan tegangan pada rantai pemotong sudah pas. Lakukan penyetelan
kembali jika dirasa rantai pemotong terlalu tegang [susah ditarik dari
landasan batang besinya/jika ditarik hanya ada celah kecil]. Seharusnya
masih ada celah yang cukup longgar/kendur jika rantai pemotong ditarik
dengan tangan
 Kondisi tegangan rantai pemotong juga dapat diperiksa dengan cara
meletakkan ”chainsaw” di atas permukaan datar pada posisi dimana
batang besi untuk landasan rantai pemotong tidak menyentuh bidang
dasar permukaan tersebut/melayang
 Periksa apakah ada pekerja lain atau peralatan dalam radius 2 kali
panjang pohon yang akan ditebang
 Rencana arah pohon akan roboh?
 Jangan merokok ketika melakukan pemeriksaan pendahuluan atau ketika
menggunakan ”chainsaw”
 Teknik pemotongan batang pohon yang dipergunakan ?
 Posisi dimana operator seharusnya berada pada saat dilakukan
pemotongan akhir ?
 Apakah bahan bakar, kapak dan baji sudah tersedia ?

3. JALUR KELUAR
» Jalur aman [45 derajat berlawanan dengan arah rencana pohon akan roboh]
harus bebas dari penghalang pada jarak paling tidak 4 m1 atau lebih
» Persiapkan jalur keluar yang paling sesuai untuk area kerja penebangan

5. CARA BEKERJA YANG AMAN


Selalu membawa/memindahkan “chainsaw” dari satu lokasi ke lokasi lainnya dalam
keadaan batang besi pemotong tertutup oleh pelindung. Jinjing alat dengan memegang
grip depan/”front handle” dan pastikan batang besi pemotong membelakangi badan
operator/mengarah ke belakang/berlawanan arah.

Periksa lokasi sekitar area penebangan sebelum menggunakan ”chainsaw” dari potensi
bahaya seperti :
a. Pohon yang miring atau cabang yang besar.
b. Lokasi jalur kabel listrik, kendaraan ringan, peralatan dan terutama pekerja yang
lain.
c. Lokasi berlumpur atau berbatu.

Lakukan pemeriksaan sebelum menghidupkan “chainsaw” termasuk pengisian bahan


bakar & oli mesin dalam keadaan mesin mati/”off” dan dingin. Harus diingat bahwa
campuran bahan bakar dan oli mesin harus tepat. Gunakan oli khusus dan periksa jika
ada kebocoran/rembesan.

Sebelum menghidupkan dan menggunakan ”chainsaw”, bersihkan area di sekitar


operator, karena proses penebangan ini hanya membutuhkan 1 [satu] orang tenaga
operator.

6. MENGOPERASIKAN “CHAINSAW”
1. Tempatkan ”chainsaw” di atas tanah rata pada area terbuka.
2. Pastikan busi sudah dipasang dan dikencangkan.
3. Pastikan area untuk rantai pemotong tidak terhalang/bebas dari benda lain.
4. Pastikan posisi badan operator dalam keadaan stabil menumpu tanah. Letakkan
telapak tangan kiri atau telapak kaki kiri pada penutup badan mesin/”cylindrical
cover” ketika akan menarik ”starter” dengan tangan kanan. Pastikan rantai
pemotong tidak menyentuh tanah.
5. Pada saat pertama kali mesin akan dihidupkan, atur tombol kontrol katup mesin
dalam posisi terbuka/”on”.
6. Pada saat “chainsaw” hidup dan belum dipergunakan rantai pemotong harus dalam
posisi tidak bergerak/”motionless”.

7. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN TERLEBIH DAHULU DALAM


PENEBANGAN POHON
1. Pilih lokasi pohon yang akan ditebang dan bersihkan semua obyek penghalang.
2. Amankan dan pagari lokasi sebelum pekerjaan dimulai.
3. Pertama kali potong semua dahan pohon yang posisinya di bawah.
4. Pilih arah pohon akan roboh dan periksa lagi apakah ada kendaraan ringan, alat
berat dan pekerja lain di sekitar lokasi.
5. Pilih jalur keluar berlawanan dengan arah pohon akan roboh.

8. TEKNIK PENEBANGAN POHON


Mulai pemotongan pada sisi arah pohon akan roboh. Buat sudut pemotongan sekitar 30
derajat dari tanah dasar dan potong diameter batang pohon sekitar 25% s/d 30% dari
total diameternya. Buat pemotongan bersudut tidak lebih dalam dari pemotongan
horisontal. Jika batang pohon yang ingin ditebang lebih lebar dari batang besi
pemotong, lebih baik jika dilakukan pemotongan bersudut/”notch” dari dua sisi.

Setelah menyelesaikan pemotongan bersudut, pindah ke arah berlawanan dan buat


pemotongan horizontal sedikit di atas elevasi pemotongan bersudut [lihat gambar di
atas]. Jangan mencoba untuk memotong langsung selebar batang pohon karena dapat
mengakibatkan batang besi pemotong akan tersangkut dan macet di dalamnya.
Kemudian gunakan sebuah baji dan pukul baji tesebut ke dalam potongan horizontal
berlawanan arah dengan arah potongan bersudut dimana pohon akan roboh.

KONDISI POHON YANG BERBAHAYA


Setiap pohon yang tidak dapat ditebang dengan mengikuti prosedur “chainsaw” ini
secara aman, dianggap sebagai kondisi yang berbahaya. Bahaya bisa timbul dari pohon
itu sendiri, rimbunan pepohonan, kondisi cuaca terutama besar hembusan angin pada
saat proses penebangan. Sangat penting untuk operator melihat kondisi pohon dan
lingkungan sekitarnya sebelum penebangan dimulai.

Contoh tipikal dari kondisi berbahaya :


» Pohon yang membusuk atau banyak bekas luka karena terbakar
» Pohon yang sudah mati atau sebagian sudah mati
» Pohon sudah rapuh atau batang pohon mulai berongga/lapuk
» Pohon yang cabangnya sudah patah dan posisinya menggantung di atas pohon
» Pohon yang posisi miringnya sudah jauh dari rencana arah robohnya
» Pohon yang sudah miring sekali
» Pohon yang posisinya menyandar pada pohon lain atau ada pohon lain yang
bersandar padanya
» Pohon yang tumbuhnya atau cabangnya saling mengait dengan pohon lainnya

9. PEMOTONGAN DAHAN DAN KULIT POHON YANG SUDAH DITEBANG


1. Mulai memotong cabang pohon yang sudah roboh di bagian atasnya. Proses ini harus
sudah selesai sebelum membuang kulitnya. Jangan memotong cabang yang paling
bawah, sebab dapat mengakibatkan situasi berbahaya [kaki tertimpa cabang pohon
yang sudah dipotong, terkena rantai pemotong].
2. Menguliti harus dilakukan di area terbuka jika memungkinkan. Jika prosesnya
dilakukan di sebuah kemiringan lereng/”slope”, pastikan operator berdiri di sisi
atas lereng.
3. Ketika melakukan proses pemotongan cabang atau membersihkan kulit pohon,
jangan pernah gunakan ujung depan/”nose” batang besi pemotong karena dapat
mengakibatkan kondisi berbahaya/cedera bagi operator dimana batang besi
pemotong akan memantul kembali/”kick back”.
4. Jangan melebihi jangkauan tangan jika melakukan pemotongan.
5. Jangan memotong di atas posisi bahu tangan.
6. Jangan memotong dekat dengan tanah dimana rantai pemotong akan terkena
kotoran/lumpur.
7. Jangan berdiri di jalur yang sama dengan arah pemotongan.

URUTAN PEMOTONGAN MELINTANG POHON


Pentingnya teknik pemotongan melintang yang baik adalah untuk,
» Meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera
» Meminimalkan kerusakan mesin penggerak dan batang besi pemotong
» Meminimalkan kejadian batang besi pemotong macet/”jamming”
» Memaksimalkan kapasitas produksi kayu hasil pemotongan

PRINSIP DASAR PEMOTONGAN MELINTANG POHON


1. Selalu mengamati arah kekuatan serat kayu [tegangan tarik serat kayu] pada
batang pohon/”log” dan pilih urutan pemotongan yang sesuai.
2. Berdiri di satu sisi awal pemotongan.
3. Jika ada kemungkinan sebelah batang pohon melintir/”springing” pastikan ada
jalur keluar yang terbuka dan aman.
4. Berdiri pada sisi yang berlawanan dengan arah batang pohon akan melintir atau
berguling/”roll” [berdiri di posisi lebih tinggi dari batang pohon jika kelihatannya
akan berguling].
5. Jika memungkinkan untuk memotong pada sisi berlawanan dengan arah gulingan
batang pohon nantinya untuk memastikan bahwa posisi operator jauh darinya
ketika potongan terakhir dibuat. Ini juga akan meminimalkan kemungkinan
macetnya batang besi pemotong.
6. Untuk meminimalkan proses pemotongan [proses kerja berat], mungkin lebih
mudah untuk mengayun batang besi pemotong ke arah bawah.
7. Amati jika ada serat memanjang kayu/“kerfs” cenderung terbuka atau tertutup. Ini
akan mengakibatkan perubahan urutan pemotongan.
8. Jika ada resiko batang pohon akan merapat/”pinching” atau menjepit batang besi
pemotong, arahkan “chainsaw” maju mundur selama pemotongan. Ini akan
membuat operator lebih mudah berjaga-jaga jika batang pohon dirasa akan
menjepit batang besi pemotong.
9. Menjalankan “chainsaw” maju mundur sangat efektif ketika memotong batang
pohon yang tidak terbagi separuh/”badly split timber”–serat potongan terlalu
lebar/”widens the kerfs of the cut”.
10. Gunakan batang besi pemotong sebagai tuas pengungkit dan batang pohon sebagai
titik putar untuk meminimalkan penggunaan tenaga. Hal yang sama gunakan otot
kaki sebagai tumpuan ketika jalur pemotongan cenderung ke atas.
11. Masukkan sebuah baji ke dalam potongan jika ada resiko tinggi batang pohon akan
jatuh/”dropping” atau berguling/”twisting”. Ini akan mencegah macetnya batang
besi pemotong/”’jamming”.

10.

PERBAIKAN DAN PERAWATAN “CHAINSAW”


Jangan menggunakan “chainsaw” jika rusak, pemasangannya tidak pas, tidak
lengkap atau tidak aman. Selalu matikan mesin dan pastikan rantai pemotong
berhenti sebelum melanjutkan perbaikan. Ingat; selalu melepas kabel busi/“spark
plug wire” jika hendak memperbaiki.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. ____________, “Landlinks Press Publications to The Safe Use of Chainsaw,
http://publishing.sales@csiro.au for Forest NSW, 2 November 2005.”
2. ____________, “Oklahoma State University; Division Agricultural Science and
Natural Resources, http://osufacts.okstate.edu for public published at website,
Tanjung Ulie, 11 July 2007.”
3. ____________, “6th Edition – Chainsaw Operator’s Manual, www.landlinks.com
for internal published at website, Tanjung Ulie, 10 July 2007.”

Anda mungkin juga menyukai