Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan,..(...): ...-...

e-ISSN 2503 4286

PREFERENSI HABITAT KERANG REMIS (CORBICULA SP) DI


PERAIRAN SUNGAI KONAWEHA KECAMATAN UNAHAA
HABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA
Preference Habitats (Corbicula sp) In The Konaweha River, Unahaa District, Konaweha District,
Southeast Sulawesi
Aswin1, Bahtiar2, dan Muhammad Fajar Purnama2

Mahasiswa Jurusan/Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UHO


Dosen Jurusan/Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UHO
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
Jl. HEA Mokodompit Kampus Bumi Thidarma Anduonohu, Kendari 93232 Telp/Fax
(0401)3193782
e-mail : i1a116110aswin@student.uho.ac.id

ABSTRAK
DAS Konaweha memiliki keanekaragam organisme, salah satunya yaitu kerang remis (Corbicula sp.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi habitat kerang remis di Sungai Konaweha.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu Agustus-Oktober 2021, yang berlokasi di Sungai
KonawehaKelurahan Tuoya Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Pengamatan
preferensi habitat dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random
sampling dengan frekuensi pengambilan sampel 1 kali sebulan.

Kata Kunci : Habitat, Substrat, Kerang Remis, Sungai Konaweha

ABSTRACT
The Konaweha watershed has a diversity of organisms, one of which is the mussel clam (Corbicula sp.).
This study aims to determine the preference of mussel shell habitat in the Konaweha River. This research
was carried out for three months, namely August-October 2021, which is located on the Konaweha River,
Tuoya Village, Unaaha District, Konawe Regency, Southeast Sulawesi. Habitat preference observations
were carried out at the Productivity and Aquatic Environment Laboratory, Faculty of Fisheries and
Marine Sciences, Halu Oleo University. Sampling using simple random sampling method with a sampling
frequency of once a month.

PENDAHULUAN kolam, sungai, dan danau. Selain itu


DAS Konaweha merupakan sifat remis sebagai filter feeder menjadi
perairan yang dimanfaatkan oleh faktor penting bagi penentuan kandungan
masyarakat lokal untuk kebutuhan sehari- mikrobia patogen. Sesuai dengan
hari seperti pertanian, perkebunan dan pernyataan (Junaidi et al., 2009) bahwa
perikanan. Salah satu aktivitas yang rutin kebanyakan bivalvia umumnya terdapat
dilakukan masyarakat bantaran DAS di daerah perairan yang berlumpur atau
Konaweha adalah perikanan. Hal ini berpasir. Hal ini serupa dengan
serupa dengan hasil penelitian (Bahtiar et pernyataan (Lindawaty, et al., 2016)
al., 2022) di DAS Konaweha Kecamatan Kerang Remis memanfaatkan substrat
Wonggeduku Barat Desa Lahotutu. sebagai tempat hidup atau
membenangkan diri dan dijadikan tempat
Kerang remis (Corbicula sp.) penyedia sumber makanan.
merupakan hewan filter feeder yang
menyaring substrat untuk mendapatkan Hal ini sesuai dengan pernyataan
makanannya, Remis menempati habitat (Wulandari, et al., (2022) bahwa
perairan tawar, seperti : persawahan, umumnya pola dari distribusi kerang

1
remis (Corbicula sp.) cenderung acak sederhana (simple random
mengelompok disebabkan oleh habitat sampling) yang diterapkan pada setiap
kerang remis yang memiliki zonasi stasiun penelitian dengan lokasi
tertentu berdasarkan kedalamanya. pengambilan sampel terbagi menjadi
(Nurdin, et al., 2010) menyatakan bahwa delapan titik yang memiliki karakteristik
penurunan populasi kerang disebabkan habitat berupa tekstur substrat berlumpur,
oleh kerusakan habitat, penurunan lumpur pasir halus dan pasir kasar.
kualitas air, introduksi spesies eksotis, Pengambilan sampel kerang remis
dan perubahan hidrologi. Kerang air diambil dengan menggunakan metode
tawar termasuk dalam kelompok hewan acak sistematis (systematic random
yang cepat mengalami penurunan sampling) disetiap stasiun penelitian
populasi. selama enam bulan (frekuensi : 1
kali/bulan.
METODE PENELITIAN Pengambila sampel kerang remis
Waktu dan Tempat dilakukan dengan menggunakan tangan
Penelitian ini dilaksanakan selama atau bantuan hand scoope yang ditancap
tiga bulan yaitu Agustus-Oktober 2021. pada substrat. Hand pengamatan dibagi
Penelitian ini berlokasi di Sungai menjadi delapan stasiun. Setiap stasiun
Konaweha Kelurahan Tuoy Kecamatan dilakukan tiga kali ulangan pengambilan
Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi sampel menggunakan transek kuadrat
Tenggara. Adapun Pengamatan berukuran 1x1 m2 yangberada di perairan
preferensi habitat kerang remis Konaweha.
(Corbicula sp.) dilakukan di
Laboratorium Produktivitas dan
Lingkungan Perairan (Prolink) Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Halu Oleo.
Pengambilan sampel dilakukan
satu kali dalam sebulan selama tiga bulan
penelitian, menggunakan metode teknik
lokasi pengambilan sampel terbagi menjadi delapan titik yaitu, 03052.735’S dan
122003.621’E, S 03°52.786’ dan E 122°03.946’, S 03°52.477’ dan E 122°02.856’,
03052.11.95’S dan 122003’03.22’’E,03052’18.77’’S dan 122003’25.01’’E,
03 52’19.64’’S dan 122 03’28.07’’E, 03 52’31.66’’S dan 122003’49.67’’E,
0 0 0

03052’43.58’’S dan 122003’37.09’’E.


Analisi Data
1. Kepadatan
Kepadatan merupakan jumlah rata-rata individu dalam suatu/satuan tertentu
Soegianto, (1994). Kepadatan kerang remis pada setiap stasiun dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

D= ................................................................................................................(1)

Keterangan :
D = kepadatan (ind/m2)
N = jumlah individu (ekor)
A = luas daerah pengamatan (m2)

2
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan,..(...): ...-... e-ISSN 2503 4286

2. Pola Distribusi
Pola distribusi organisme kerangremis dianalisis dengan menggunakan indeks
penyebaran Morisita Soegianto, (1994) yaitu :

.................................................................................................(2)

Keterangan :
Id = indeks morisita
N = jumlah total individu dalam total n plot (ekor)
n = jumlah plot (unit contoh)
∑ χ2= jumlah individu disetiap plot

Dengan kriteria pengujian :


Id = 1, pola distribusi bersifat acak
Id < 1, pola distribusi bersifat seragam
Id > 1, pola distribusi bersifat mengelompok
Untuk menguji apakah penyebaran tersebut acak atau tidak, dilakukan uji Chi-
kuadrat (χ2) pada selang kepercayaan 95 % (α = 0,05) dengan formula :

χ2 = ) − N ............................................................................(3)

3. Analisis Komponen Utama (PCA)


Analisis komponen utama digunakan untuk mengetahui karakteristik habitat di suatu
area studi Setyo budiandi et al., (2004) dengan rumus berikut:

d2 (i,i’) = ..................................................................... (4)

Keterangan:
Xi = jumlah baris i pada kolom j.
Xj = jumlah kolom j untuk semua baris i

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Kepadatan kerang terdapat pada
1. Kepadatan stasiun VIII menunjukkan bahwa remis
Kepadatan kerang remis dapat berkembang lebih cepat pada
(Corbicula sp) di DAS Konaweha substrat berlumpur dibandingkan dengan
menunjukan hasil yang bervariasi atau perairan yang dipengaruhi oleh bahan
berbeda pada seluruh stasiun organik. Substrat lumpur perairan sangat
pengamatan. Nilai kepadatan dari berperan penting untuk mencari makan,
beberapa staisun diperoleh kepadatan memijah ataupun bereproduksi. Kondisi
tertinggi dan terendah dengan nilai ini sesuai dengan kehidupan remis yang
berkisar 2,6 ind/m2-5,6 ind/m2. menyukai substrat pasir berlumpur.
Kepadatan tertinggi terdapat pada Spesies kerang remis umumnya
stasiun VIII dengan nilai 5,6 ind/m 2, mendiami substrat lunak dan dapat
sedangkan kepadatan terendah terdapat ditemukan pada substrat yang
pada stasiun I dengan nilai 2,6 ind/m2.

3
mendominasi oleh pasir hingga pasir berlumpur (Wulandari et al., 2022).

Gambar 4. Kepadatan kerang remis di DAS Konaweha

2. Pola Distribusi Kerang Remis (2019) bahwa bentuk dan ukuran DAS
Pola distribusi seragam terjadi membuat luas permukaan air juga
diduga diakibatkan adanya persaingan terbatas sehingga format tersebut
individu sehingga mendorong individu menciptakan intensitas kompetisi atau
menyebar seragam secara merata. persaingan relung intraspesifik baik
Kondisi perairan DAS Konaweha dalam hal ruang ataupun makanan.
Kecamatan Konawe memiliki luasan
dengan lebar 2-18 m dan kedalamannya Selain persaingan individu, pola
berkisar atara 0,22-0,19 m. Hal ini sebaran yang seragam terjadi
menjadi faktor pembatas bagi (Corbicula dikarenakan oleh kondisi lingkungan
sp.) sehingga terjadi kompetisi untuk baik sifat fisika maupun sifat kimia
bertahan hidup. Pola distribusi kerang perairan yang hampir sama disemua
remis di Sungai Konaweha termasuk stasiun pengamatan. Hal ini diperkuat
dalam pola distribusi seragam yang nilai oleh Taqwa, Muskananfola, &
indeksnya < 1, hal ini disebabkan oleh Ruswahyuni, (2014) bahwa organisme
kondisi lingkungan tempat hidup kerang yang pola penyebarannya seragam
remis seperti substrat. Hal ini sesuai disebabkan oleh kondisi lingkungan
dengan pernyataan Purnama et al., disuatu areal hampir sama.

Tabel 2. Pola distribusi kerang remis.

Stasiun ID χ2 hitung χ2 tabel Kategori


I 0.75 0.25 6 seragam
II 0.92 0.07 6 seragam
III 0.93 1.40 6 seragam
IV 0.9 0.50 6 seragam
V 0.8 0.20 6 seragam
VI 0.83 0.66 6 seragam
VII 0.96 -1.56 6 seragam
VIII 0.88 0.11 6 seragam

4
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan,..(...): ...-... e-ISSN 2503 4286

3. Distribusi Ukuran Kerang Remis sepanjang waktu. Berdasarkan kendala


ini maka dugaan umur organisme dapat
Pengelompokkan ukuran bertujuan
dilakukan dengan pengelompok kan
untuk mengetahui sebaran ukuran yang
ukuran membentuk data frekuensi
berada di setiap stasiun. Estimasi umur
berdasarkan lebar atau panjang cangkang
kerang melalui pengamatan morfologi
kerang. Distribusi ukuran panjang total
sangat sulit diketahui, karena
kerang remis di DAS Konaweha
perkembangan cangkang terjadi
Kecamatan Unaaha berkisar 2,2-12,1 cm.

Gambar. 5 distribusi ukuran kerang remis


e. Parameter Kualitas Perairan substrat berkisar 70-6,4. pH substrat
tertinggi terdapat pada stasiun III, IV
Hasil pengukuran parameter suhu dan VII yaitu 70, sedangkan pH substrat
perairan berkisar 29 - 33°C. Suhu terendah terdapat pada stasiun I yaitu
tertinggi terdapat pada stasiun IV yaitu 6,4. Hasil pengukuran oksigen terlarut
33,7°C, sedangkan suhu terendah (DO) berkisar 4 - 6,9 mg/l. Oksigen
terdapat pada stasiun V yaitu 29,5°C. terlarut tertinggi terdapat pada stasiun
Hasil pengukuran suhu substrat berkisar IV yaitu 6,9 mg/l, sedangkan oksigen
26 - 28°C. Suhu substrat tertinggi terlarut terendah terdapat pada stasiun
terdapat pada stasiun VI, VII dan VIII VIII yaitu 4 mg/l. Hasil pengukuran
yaitu 28°C, sedangkan suhu substrat bahan organic (BO) berkisar 1,85 - 7,63
terendah terdapat pada stasiun I dan II %. Bahan organik tertinggi. terdapat
yaitu 26°C. Hasil pengukuran pH air pada stasiun IV yaitu 7,63 %,
memiliki nilai yang sama yaitu 6 pada sedangkan bahan organik terendah
setiap stasiun. Hasil pengukuran pH terdapat pada stasiun VIII yaitu 1,85 %

Tabel 3. Hasil analisis kualitas perairan DAS Konaweha.


Parameter Satuan Stasiun
I II III IV V VI VII VIII
o
SuhuPerairan ( C) 32,9 33,3 33,4 33,7 29,5 30,1 32,7 29,6
SuhuSubstrat (oC) 26 26 27 27 28 28 28 27
Ph air 6 6 6 6 6 6 7 6

5
Ph substrat 6,4 6,4 2,0 6,8 6,8 6,8 7,0 6,9
DO (mg/I) 5,9 5,9 6,3 6,9 5,2 4,9 5,8 4,4
BO (%) 5,22 6,14 2,75 7,63 4,83 5,79 2,93 1,85
Kedalaman (m) 0,94 0,59 0,34 0,22 1,01 0,58 1,19 1,14

Kecepatanarus (m/s) - 02,3 - 0,17 0,59 - - -


Kecerahan (%) 23 20 34 100 29 21 28 24

Hasil pengukuran kedalaman pengukuran lebar sungai berkisar 2 - 18


perairan berkisar 0,22 - 1,19 m. m. Lebar sungai tertinggi terdapat pada
Kedalaman perairan tertinggi terdapat stasiun V yaitu 18 m, sedangkan lebar
pada stasiun VII yaitu1,19m, sedangkan sungai terendah terdapat pada stasiun IV
kedalaman perairan terendah terdapat yaitu 2 m (Tabel 2).
pada stasiun IV yaitu 0,22 m. Hasil Hasil analisis substratdi perairan
pengukuran kecepatan arus berkisar0,11 - DAS Konaweha Kecamatan Unaaha
0,3 m/s. Kecepatan arus tertinggi terdapat diperoleh jenis substrat yang bervariasi
padastasiun VI yaitu 0,46 m/s, sedangkan pada setiap stasiun penelitian mulai dari
kecepatan arus terendah terdapat pada pasir sangat kasar, pasir kasar, pasir
stasiun II yaitu 0,2m/s. Hasil pengukuran sedang, pasir halus, pasir sangat halus
kecerahan perairan berkisar 35,13- dan liat atau lumpur. Nilai rata-rata
83,33%. Kecerahan perairan tertinggi tekstur substrat pada setiap stasiun
terdapat pada stasiun IV yaitu 100%, penelitian didominasi oleh jenis substrat
sedangkan kecerahan perairan terendah lumpur. (Tabel 4).
terdapat pada stasiun II yaitu 20 %. Hasil
Stasiun 2,36 1,18 0,600 0,150 0,75 <0,075
mm mm Mm Mm Mm mm
I 0,2 5,725 5,575 17,375 30,325 43,975
II 0,3 3,625 11,6 23,15 26,35 34,975
III 0,325 4,85 12,875 19,5 28,45 34
IV 0,775 2,55 13,375 18,3 25,875 35,95
V 0,85 6,1 13,65 17,6 23,95 37,85
VI 3,3 18,35 17,575 15,875 17,1 27,8
VII 2,65 21,9 29,075 36,075 5,1 5,2
VIII 2,125 19,45 24,15 36,75 8,95 8,575
Jenis PSK PK PS PH PSH L
Substrat
Jenis substrat pada stasiun 1-8 lumpur memiliki pori-pori yang lebih
memiliki jenis substrat yang berbeda, rapat sehingga bahan organik lebih
Substrat berpasir memiliki pori-pori yang mudah mengendap dibandingkan substrat
besar sehingga C-organik lebih mudah pasir yang partikel dan pori-porinya lebih
mengendap pada substrat berlumpur. besar yang menyebabkan bahan organik
Perbedaan karakteristik substrat mudah terbawa arus. Menurut Astari et
mempengaruhi jumlah kandungan al., (2018) dalam kerang memiliki
organik yang terkandung. Taqwa, kelimpahan yang tinggi pada substrat
Muskananfola, dan Ruswahyuni (2014) berlumpur yang kaya kandungan dan
menyatakan bahwa kemampuan lumpur unsur-unsur penting lainnya seperti
untuk menyimpan bahan organik lebih kalsium, kalium, magnesium dan
besar dari pada pasir dikarenakan substrat nitrogen.

6
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan,..(...): ...-... e-ISSN 2503 4286

dibandingkan lumpur berpasir, kepadatan


dari kerang remis terdapat pada daerah yang
berlumpur dikarenakan perkembangan dari
kerang remis yang terdapat pada daerah
berlumpur sangat cepat dan jarang ditemukan
f. Preferensi Habitat
kerang remis yang berukuran kecil pada
Kerang remis pada DAS konaweha daerah yang berlumpur.
sangat menyukai habitat yang berlumpur

B. Pembahasan memijah ataupun bereproduksi. Kondisi


ini sesuai dengan kehidupan remis yang
Kepadatan kerang remis (Corbicula
menyukai substrat pasir berlumpur.
sp.) di DAS Konawehamenunjukkan
Spesies kerang remis umumnya
hasil yang bervariasi atau berbeda pada
mendiami substrat lunak dan dapat
seluruh stasiun pengamatan. Nilai
ditemukan pada substrat yang
kepadatan dari beberapa staisun diperoleh
mendominasi oleh pasir hingga pasir
kepadatan tertinggi dan terendah dengan
berlumpur (Wulandari et al., 2022).
nilai berkisar 2,6 ind/m2-5,6 ind/m2.
Remis padastasiun VIII diduga tidak
Kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun
dipengaruhi oleh aktivitas penangkapan,
VIII dengan nilai 5,6 ind/m2, sedangkan
semakin rendah aktivitas penangkapan
kepadatan terendah terdapat pada stasiun
maka memberikan kesempatan pada
I dengan nilai 2,6 ind/m2.
populasi kerang untuk berkembang lebih
Kepadatan kerang terdapat pada baik sehingga kepadatan yang ditemukan
stasiun VIII menunjukkan bahwa remis di lokasi ini lebih tinggi dan jika aktivitas
dapat berkembang lebih cepat pada penangkapan tinggi maka kepadatan yang
substrat berlumpur dibandingkan dengan ditemukan akan rendah. Semakin baik
perairan yang dipengaruhi oleh bahan kualitas perairan yang mendukung
organik. Substrat lumpur perairan sangat kehidupan maka semakin tinggi
berperan penting untuk mencari makan, kelimpahan dan kepadatan kerang disuatu
perairan (Lindawaty et al., 2016).
Tabel. 5 Nilai kepadatan pada penelitian yang berbeda.

Organisme Kepadatan Tempat Sumber


(ind/m2)
Corbicula 17,78-64 Kabupaten Naksar et al.,
Javanica Rokan Hulu, Provinsi Riau (2014)

7
Corbicula 17-8 Sungai Boran Kabupaten Junaidi et al.,
sp Banyuasn (2009)
Corbicula 597,5-350,6 di Kenagariang Sialang Leni et
Javanica Gaung Kecamatan Kota Baru al.,
Kabupaten Dharmasraya (2016)
Corbicula 2,6-5,6 di Sungai Konaweha Penelitian saat
sp Kecamatan Unaaha ini
Kabupaten Konawe
b. Pola Distribusi dan Ukuran Kerang berkisar atara 0,22-0,19 m. Hal ini
Remis menjadi faktor pembatas bagi (Corbicula
sp.) sehingga terjadi kompetisi untuk
Pola distribusi seragam terjadi bertahan hidup. Tipe substrat sangat
diduga diakibatkan adanya persaingan menentukan penyebaran bivalvia yang
individu sehingga mendorong individu hidup membenamkan diri dalam substrat
menyebar seragam secara merata. sehingga sering disebut sebagai faktor
Kondisi perairan DAS Konaweha pendukung kehidupan organisme dasar
Kecamatan Konawe memiliki luasan perairan.
dengan lebar 2-18 m dan kedalamannya

Tabel 6. Pola Distribusi dan Ukuran Kerang Remis


Organisme Pola Tempat Sumber
Distribusi
Corbicula sp mengelompok Sungai Borang Endriet al.,
Kabupaten Banyuasin (2009)
CorbiculaJavani mengelompok Sungai Brantas Wardani et al.,
ca (2010)
Donax sp Mengelom Pantai Batu Badaun dan pantai Tanjung, (2015)
pok Beriga Bangka Belitung.
Corbicula sp mengelompok Sungai Konaweha Peneltian saat ini
KecamatanUnaah
Kabupaten Konawe
Pengelompokkan ukuran bertujuan Kecamatan Unaaha Desa berkisar 22-109
untuk mengetahui sebaran ukuran yang mm.
berada di setiap stasiun. Estimasi umur Berdasarkan jumlah kelas ukuran
kerang melalui pengamatan morfologi panjang, populasi kerang remis dari
sangat sulit diketahui, karena seluruh stasiun pengamatan sebagian
perkembangan cangkang terjadi besar ditemukan ukuran besar. Kelompok
sepanjang waktu. Berdasarkan kendala ukuran 2,2-3,6 mm merupakan kelompok
ini maka dugaan umur organisme dapat yang paling sering ditemukan. Hal ini
dilakukan dengan pengelompokkan terjadi karena oleh faktor kondisi substrat
ukuran membentuk dataf rekuensi yang terdapat pada areal tersebut
berdasarkan lebar atau panjang cangkang sehingga mempercepat pertumbuhan
kerang. Distribusi ukuran panjang total kerang remis. Pernyataan ini diperkuat
kerang remis di DAS Konaweha oleh Remis yang digunakan pada
penelitian ini memiliki habitat
substrat berlumpur atau lempur berpasir
(Umah et al., 2013)

8
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan,..(...): ...-... e-ISSN 2503 4286

Jenis substrat berupa pasir sulit remis dewasa. Hal ini sesuai dengan
mengakumulasi bahan organik dan itu pernyataan (Padwa et al., 2019) bahwa
menyebabkan rendahnya pertumbuhan tidak ditemukannya A. woodiana
pada kerang remis dikarenakan untuk berukuran kecil karena kijing berukuran
makrozoobenthos juga sedikit. Menurut 2-5cm pertumbuhannya lebih cepat
(World Health Organization; London daripada kijing ukuran besar. Ukuran
School of Hygiene and Tropical terbesar kijing (99-109 mm) hanya bisa
Medicine, 2017) substrat berlumpur ditemukan dengan jumlah yang sedikit
karena kerang memiliki alat fisiologi dibeberapa stasiun pengamatan karena
khusus seperti siphon yang panjang. ukuran pertambahan panjang kjing akan
Selain itu remis berukuran kecil semakin kecil apabila sudah mencapai
memiliki pertumbuhan yang lebih cepat umur dewasa.
sehingga lebih banyak ditemukannya

Tabel.7 Pola Distribusi Ukuran Pada Penelitian yang berbeda.


Organisme Distribusi Tempat Sumber
Ukuran
Corbicula sp kecil 3,0 cm Sulawesi Tengah Maulyddia,
besar 5,8 cm (2020)
Corbicula sp besar 3,4 cm Sungai Maros (Indonesia) Ariana, (2016)
kecil 2,5 cm
Corbicula sp besar 5,8mm Perairan Danau Lindu, Zainal, (2020)
kecil 3,4 mm Kabupaten Sigi,
Provinsi Sulawesi Tengah
Corbicula sp besar 3.6 cm DAS Konawesa Kecamatan Penelitian ini
kecil 2.2 cm Unaaha Kabupaten Konawe
Sulawesi Tenggara

c. Preferensi Habitat Kerang Remis


Perbedaan jumlah atau tempat meningkatkan kelimpahan bivalvia
hidupnya kerang remis dipengaruhi oleh karena tipe substrat lumpur sangat
beberapa faktor di setiap stasiun disukai oleh organisme ini.
penelitian adalah tekstur substrat yang Dari pernyataan di atas bahwa
berbeda dan parameter kualitasair seperti karakteristik dari stasiun VIII memiliki
pH, suhu, kedalaman pH substrat dan kehidupan yang sesuai dengan
kecepatan arus. Kepadatan kerang remis keberlangsungan hidup kerang remis.
yang terdapat pada stasiun VII dan VIII Kepadatan dari kerang remis di DAS
memiliki kandungan yang lebih tinggi Konaweha menunjukkan hasil yang
dan tekstur lumpurnya lebih bagus bervariasi pada seluruh stasiun
dibandingkan stasiun lainnya. Menurut pengamatan, kepadatan kerang
(Hartoko et al., 2013), kebanyakan jenis berkontribusi besar terhadap kelompok
bivalvia menunjukkan preferensi stasiun VIII. Hal ini sangat relevan
terhadap substrat tertentu, kerang dengan dengan nilai pH substrat, bahan organik,
tingkah laku membenamkan diri kecepatan arus serta tekstur substrat
menyukai jenis substrat yang berlumpur. lumpur yang sesuai dengan kehidupan
Kemudian dilanjutkan dengan kerang remis. Parameter pH substrat
Muskananfola, & Ruswahyuni, (2014) memiliki korelasi positif pada stasiun
tipe substrat lumpur yang tinggi dapat VIII yang artinya berkaitan dengan

9
kepadatan jenis kerang remis.
Kerang yang ditemukan pada substrat
lumpur berpasir, jumlah dan
ukurannya tidak sebaik kerang yang lumpur untuk menyimpan bahan organik
ditemukan di lumpur halus karena habitat lebih besar daripada pasir dikarenakan
yang ideal untuk kehidupan kerang substrat lumpur memiliki pori-pori yang
adalah pada substrat dengan kandungan lebih rapat sehingga bahan organik lebih
lumpur halus. mudah mengendap dibandingkan substrat
pasir yang partikel dan pori-porinya lebih
Substrat berpasir memiliki pori-pori besar yang menyebabkan bahan organik
yang besar sehingga C-organik lebih mudah terbawa arus. Menurut D. F.
mudah mengendap pada substrat Astari et al., (2018) kerang memiliki
berlumpur. Perbedaan karakteristik kelimpahan yang tinggi pada substrat
substrat mempengaruhi jumlah berlumpur yang kaya kandungan dan
kandungan organik yang terkandung. unsur-unsur penting lainnya seperti
Taqwa, Muskananfola, & Ruswahyuni, kalsium, kalium, magnesium dan
(2014), menyatakan bahwa kemampuan nitrogen.

Kerang mempunyai kebiasaan mendorong proses pembongkaran bahan


hidup membenamkan tubuh kedalam organik yang ada dalam air menjadi
substrat. Oleh karena itu tekstur substrat mineral-mineral yang dapat diasimilasi
sangat berperan penting dalam kehidupan oleh tumbuhan dan fitoplankton.
kerang karena tekstur substrat Sehingga tingginya pH substrat pada
mempengaruhi jumlah bahan kandungan kelompok A karena pada kelompok ini
organik dan oksigen yang terkandung memiliki kandungan bahan organik
didalam substrat itu sendiri yang akan cukup tinggi. Sebagian besar biota
mempengaruhi pertumbuhan kerang baik akuatik sensitif terhadap perubahan nilai
dari segi makanan maupun ketersediaan pH substrat, nilai yang ideal untuk
oksigen. Dari hasil tersebut dapat kehidupan kerang yaitu antara 7 - 8,5
diketahui bahwa kerang remis menyukai (Junaidi et al.,2009).
hidup daerah yang bersubstrat lumpur.
Sesuai dengan Pernyataan Umah et al., Berdasarkan hasil pengamatan,
(2013) yang menyatakan bahwa kerang kecepatan arus didapatkan tertinggi pada
menyukai tekstur sedimen dengan stasiun VI sebesar 0,17 m/s sehingga nilai
persentase lumpur yang lebih banyak tersebut tergolong arus cepat. Hal ini juga
yang mampu menyediakan oksigen yang berkaitan dengan tingginya bahan
banyak. Sahusilawane et al.,(2015) yang organik karena kecepatan arus yang
menyatakan bahwa substrat berlumpur tinggi membawa bahan organik sehingga
kandungan oksigen relatif lebih besar pembagian sumber makanan yang
pada substrat yang berpasir, karena pada terbawa oleh arus akan memenuhi
substrat berpasir terdapat pori udara yang kebutuhan nutrisi bagi kerang remis.
memungkinkan terjadinya pencampuran Sagita et al.,(2017), menyatakan bahwa
dengan air di atasnya dengan lebih baik. cepat atau lambatnya arus pada perairan
akan berpengaruh terhadap asupan
Nilai pH dapat menunjukkan makanan bagi kerang remis, hal tersebut
kualitas perairan sebagai lingkungan akan menentukan tingkat kepadatannya.
hidup, air yang agak basa dapat

10
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan,..(...): ...-... e-ISSN 2503 4286

Parameter lingkungan lainnya suhu berpengaruh terhadap nilai


seperti suhu dan kecerahan berkorelasi kelimpahan kerang remis. Suhu
negatif dengan nilai kepadatan populasi mempengaruhi jumlah bahan organik
kerang remis. Tingginya suhu yang ada diperairan yang merupakan
berhubungan dengan keadaan cuaca pada makanan bagi kerang. Sehingga suhu
waktu penelitian sehingga cahaya mempengaruhi ketersediaan makanan
matahari yang masuk keperairan kerang yang akan mempengaruhi
menyebabkan peningkatan suhu. Tinggi kepadatan populasi kerang remis.

11
Kedalaman memiliki korelasi pembatas bagi fitoplankton yang
negatif terhadap kepadatan karena menjadi makanan bagi kerang muda
kedalaman merupakan salah satu faktor (spat) sehingga kerang banyak tumbuh
yang mempengaruhi keberadaan suatu di dekat permukaan air. Okigen terlarut
organisme termasuk kerang remis. memiliki korelasi negatif terhadap
Kedalaman mempengaruhi ketersediaan kepadatan. Pengukuran DO dari setiap
makanan seperti keberadaan fitoplakton stasiun memiliki nilai yang hampir sama.
yang merupakan makanan bagi kerang Tingginya oksigen terlarut pada
remis. Menurut Bahtiar (2016) penelitian kemungkinan disebabkan oleh
bertambahnya kedalaman maka proses fisiologis organisme yang terjadi
ketersediaan makanan menjadi factor pada area ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin Konaweha Kecamatan Unaaha


dicapai maka kesimpulan pada selama periode penelitian tertinggi
penelitian ini adalah sebagai berikut: terdapat pada daerah yang memiliki
1. Preferensi habitat kerang remis di kandungan substrat lumpur.
DASKonaweha Kecamatan Unaaha, Kepadatan terendah terdapat pada
menyukai tekstur substrat area dengan jenis substrat pasir.
berlumpur serta parameter kualitas 3. Pola distribusi kerang remis di DAS
air yang sangat mendukung Konaweha Kecamatan Unaaha
kehidupan kerang yakni pH adalah seragam. Distribusi ukuran
substrat, bahan organik dan kerang remis di DAS Konaweha
kecepatan arus. Kecamatan Unaaha didominasi pada
2. Kepadatan kerang remis di DAS ukuran 2,2– 3,6 mm.

B. Saran
Penelitian kerang remis Corbicula memberikan informasi sebagai bahan
sp. di DAS Konaweha perlu dilakukan acuan terkait dengan Preferensi Habitat
dengan memperhatikan kondisi perairan kerang remis Corbicula sp.
yang menyeluruh dengan adanya
aktivitas masyarakat sehingga dapat .

DAFTAR PUSTAKA

Ahyuni, M., Laboratorium, A., Hewan, Akhrianti, I., Bengen, D. G., &
E., & Biologi, J. (2014). Kepadatan Setyobudiandi, I. (2014). Spatial
Populasi dan Distribusi Ukuran Distribution and Habitat
Kerang Contradens sp. di Perairan Preference of Bivalvia in the
Tanjung Mutiara Danau Singkarak, Coastal Waters of Simpang Pesak
Sumatera Barat Population Density Sub District, East Belitung District.
and Shell Size Distribution of Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Clam (Contradens sp.) in Tanjung Kelautan Tropis, 6(1), 171–186.
Mutiara Singkarak Lake, West Astari, D. F., Solichin, A., & Widyorini,
Sumatera. Jurnal Biologi N. (2018). Analisis Kelimpahan,
Universitas Andalas (J. Bio. UA.), Pola Distribusi, dan Nisbah
3(3), 168–174. Kelamin Kerang Kijing (Anodonta
woodiana) Di Inlet dan Outlet Penambangan Pasir di Sungai
Danau Rawapening Jawa Tengah. Pohara Sulawesi Tenggara. Jurnal
Journal of Maquares, 7(2), 227. Biologi Tropis, 14(2).
Ariana, R. (2016). bioakumulasi logam
berat timbal pada berbagai Eksploitasi, L., Remis, K., Perairan, D.
ukurankerang (corbicula I., Kasim, S. S., & Purnama, M. F.
javanica)di sungai maros. (2022).
Astari, F. D., Lumban Batu, D. T. F., &
Ahyuni, M., Laboratorium, A., Hewan,
Setyobudiandi, I. (2021).
E., & Biologi, J. (2014). Kepadatan
Akumulasi Besi (Fe) pada Kerang
Populasi dan Distribusi Ukuran
Hijau di Perairan Tanjung Mas,
Kerang Contradens sp. di Perairan
Semarang. Jurnal Ilmu Pertanian
Tanjung Mutiara Danau Singkarak,
Indonesia, 26(1), 120–127.
Sumatera Barat Population Density
Astuti, L., Gustina, I., & Novi. (2016).
and Shell Size Distribution of
Kepadatan Populasi Kerang
Clam (Contradens sp.) in Tanjung
Corbicula javanica (Mousson,
Mutiara Singkarak Lake, West
1849) di Kenagarian Sialang
Sumatera. Jurnal Biologi
Gaung Kecamatan Koto Baru
Universitas Andalas (J. Bio. UA.),
Kabupaten Dharmasraya.
3(3), 168–174.
Bhara, A. M., Meye, E. D., & Kamlasi,
Y. (2018). Analysis of Bivalves
Nutrient Content Consumed in the
Coastal Coast of Arubara , Ende. Bahtiar, B., Purnama, M. F., Kasim, M.
15(3), 38–48. A. R. U. F., & Ishak, E. 2022).
Bahtiar, B., Purnama, M. F., Kasim, M. Population dynamics of blood
A. R. U. F., & Ishak, E. (2022). clams Tegillarca granosa
Population dynamics of blood ( Linnaeus , 1758 ) in Kendari
clams Tegillarca granosa Bay , Southeast Sulawesi ,
( Linnaeus , 1758 ) in Kendari Indonesia. 23(10), 5084–5092.
Bay , Southeast Sulawesi ,
Indonesia. 23(10), 5084–5092. Bivalvia, D., Di, M., & Sipogas, D.
Bivalvia, D., Di, M., & Sipogas, D. (2014). Distibusi bivalvia
(2014). Distibusi bivalvia (moluska) di danau sipogas
(moluska) di danau sipogas kabupaten rokan hulu provinsi
kabupaten rokan hulu provinsi riau.
riau. Bahtiar, Indrawati, S., Nurgayah, W.,
Bahtiar, Indrawati, S., Nurgayah, W., (2016). Kebiasaan Makan Kerang
(2016). Kebiasaan Makan Kerang Pokea (Batissa violacea var.
Pokea (Batissa violacea var. celebensis von. Martens, 1897) di
celebensis von. Martens, 1897) di Perairan Sungai Lasolo Kabupaten
Perairan Sungai Lasolo Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara.
Konawe Utara Sulawesi Tenggara. Jurnal Manajemen Sumber
Jurnal Manajemen Sumber Perairan., 1(2), 141–154.
Perairan., 1(2), 141–154.
Bahtiar, W, Irawati N,. (2014). Studi Bahtiar, W, Irawati N,. (2014). Studi
Kebiasaan Makanan Kerang Pokea Kebiasaan Makanan Kerang Pokea
(Batissa violacea var (Batissa violacea var
celebensis,von Martens1897) Saat celebensis,von Martens1897) Saat
Penambangan Pasir di Sungai Mansur, S. Z. Al, Utami, S., &
Pohara Sulawesi Tenggara. Jurnal Widiyanto, J. (2017).
Biologi Tropis, 14(2). Keanekaragaman dan
Kemelimpahan Mollusca Pada
Eksploitasi, L., Remis, K., Perairan, D. Area Persawahan Desa Sekarputih
I., Kasim, S. S., & Purnama, M. F. Sebagai Modul Pembelajaran
(2022). konawe sulawesi tenggara Hewan Invertebrata Sma Kelas X.
Exploitation Rate of Silver Shells ( Prosiding Seminar Nasional
Corbicula sp .) in the Konaweha SIMBIOSIS II, September, 501–
River , Unaaha District , Konawe 508.
District , Southeast Sulawesi.
12(4), 755–767. Marwoto, R. M., & Isnaningsih, N. R.
(2014). Tinjauan Keanekaragaman
Emilia, I. (2017). Akumulasi Logam Moluska Air Tawar di Beberapa
Berat Timbal (Pb) pada Remis Situ di Das Ciliwung - Cisadane.
(Corbicula sp) di Dermaga Pasar Berita Biologi, 13(2), 181–189.
16 Ilir, Boom Baru dan Tangga
Takat Kota Palembang. 14(2), 73– Naksar, D., Di, M., & Sipogas, D.
80. (2014). Distibusi bivalvia
(moluska) di danau sipogas
Hanifah, D. N., Wulandari, S. Y., kabupaten rokan hulu provinsi
Maslukah, L., & Supriyantini, E. riau.
(2018). Sebaran Horizontal
Konsentrasi Nitrat dan Fosfat Nurdin, J., Marusin, N., . I., Asmara, A.,
Anorganik di Perairan Muara Deswandi, R., & Marzuki, J.
Sungai Kendal Kabupaten Kendal. (2010). Kepadatan Populasi dan
Pertumbuhan Kerang Darah
Ira, Rahmadani, & Irawati, N. (2015). (Anadara antiquata) l. (bivalvia:
Keanekaragaman dan Kepadatan arcidae) di Teluk Sungai Pisang,
Gastropoda di Perairan Desa Kota Padang, Sumatera Barat.
Morindino Kecamatan Kambowa makara of Science Series, 10(2),
Kabupaten Buton Utara. Jurnal 96–101.
Aquasains, 265–272.
Padwa, M., Kalesaran, O. J., &
Junaidi, E., Sagala, E. P., & Joko. Lumenta, C. (2019). Pertumbuhan
(2009). Kelimpahan Populasi dan Kijing Taiwan (Anodonta
Pola Distribusi Remis (Corbicula woodiana) dengan Perbedaan
sp.) di Sungai Borang Kabupaten Substrat. E-Journal Budidaya
Banyuasin. Jurnal Penelitian Perairan, 3(1), 119–123.
Sains, 13(3), 50–54.
Pancawati, D. N., Purnomo, P. W.,
Lindawaty, Dewiyanti, I., & Karina, S. Studi, P., Sumberdaya, M.,
(2016). Distribusi dan Kepadatan Perikanan, J., & Diponegoro, U.
Kerang darah (Anadara sp.) (2014).
Berdasarkan Tekstur Substrat di
Perairan Ulee Lheue Banda Aceh. Patty, S. I. (2013). Distribusi Suhu,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Salinitas dan Oksigen Terlarut di
Dan Perikanan Unsyiah, 1(1), 114- Perairan Kema, Sulawesi Utara.
123. [Indonesian]. Jurnal Ilmiah Platax, 1(3), 148–
157.
Pratiwi, M. J. M. dan H. S. (2015). Sedimen Dengan Kelimpahan
Studi Sebaran Sedimen Hewan Makrobenthos di Muara
Berdasarkan Tekstur Sedimen di Sungai Sayung Kabupaten Demak.
Perairan Sayung, Demak. Journal Management of Aquatic Resources
of Oceanography, 4(3), 608–613. Journal (maquares), 3(1), 125–
133.
Purnama, M. F., Haslianti, Salwiyah, &
Admaja, A. K. (2019). Potensi Tri Bodhi Saputra, D. G., Arthana, I.
Sumberdaya Kijing (Anodonta W., & Pratiwi, M. A. (2016).
woodiana) di Sub DAS anak Analisis Kualitas Fisika Perairan
Sungai Lahombuti Kabupaten Berdasarkan Nilai Padatan
Konawe-Sulawesi Tenggara. Tersuspensi dan Kekeruhan
Indonesian Journal of Fisheries Perairan di Bendungan Telaga
Science and Technology, 15(1), Tunjung Desa Timpag, Kecamatan
Kerambitan, Kabupaten Tabanan –
Suryono, C. A., & Rochaddi, B. (2017). Bali. ecotrophic : Jurnal Ilmu
Kualitas Perairan di Daerah Lingkungan (Journal of
Fishing Ground Nelayan Kerang di Environmental Science), 10(2),
Pesisir Timur Kota Semarang. 130.
Jurnal Kelautan Tropis, 20(1), 42.
Umah, K., Subiyanto, -, & Hartoko, A.
Tanjung, L. R. (2015). Moluska Danau (2013). Struktur Sedimen dan
Maninjau: Kandungan Nutrisi dan Sebaran Kerang Pisau (solen
Potensi Ekonomisnya. Limnotek lamarckii) di Pantai Kejawanan
Perairan Darat Tropis Di Cirebon Jawa Barat. Management
Indonesia, 22(2), 188–128. of Aquatic Resources Journal
(maquares), 2(3), 65–73.
Taqwa, R. N., Muskananfola, M. R., &
Ruswahyuni, -. (2014). Studi
Hubungan Substrat Dasar dan
Kandungan Bahan Organik Dalam

Anda mungkin juga menyukai