Anda di halaman 1dari 4

Kajian Epistemologi

Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang mengkaji tentang usaha dan upaya untuk
mencari tahu suatu kebenaran secara hakiki. Epistemologi akan terus mengkaji tentang suatu fakta
sampai pada batas yang tidak dapat dikaji lagi. Batasan dari epistemologi merupakan adalah batasan
dari pola pikir manusia, sehingga kebenaran sejati yang tidak dapat dicapai oleh manusia adalah milik
tuhan semata.

Pada kajian ilmu pendidikan yang bersifat sains dapat disimpulkan bahwa fakat sains harus
didapatkan dan dikaji melalui sebuah percobaan pengamatan dalam bentuk sains pula. Pendapat dari
beberapa sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara saintis tidak boleh dijadikan
rujukan yang berlaku alas kebenaran dalam menjelaskan kejadian alam.

Sejarah mencatat bahwa alas agama telah menjadi alat yang digunakan oleh otoritas yang salah
mengartikan ayat ilahi dan meletakkan pengartian mutlak pada pemuka agama tanpa didasari fakta
sains. Galilei Galileo adalah salah satu ilmuwan terkemuka di Italia yang menjadi korban. Ia dihukum
karena menemukan suatu kebenaran yang bertentangan dengan pandangan gereja mengenai alam
semesta. Fakta ini mendukung bahwa kajian dari epistemologi sangat penting untuk menghindari
kejadian di Italia sekitar 3 abad silam.

 Epistemologi Pancasila

Pancasila sebagai suatu objek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan
Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila.

 Sumber Pengetahuan Pancasila

Sebagaimana telah dipahami bersama bahwa sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai yang
ada dalam bangsa Indonesia sendiri, bukan berasal dari bangsa lain, bukannya hanya merupakan
perenungan serta pemikiran seseorang atau beberapa orang saja, namun dirumuskan oleh wakil-wakil
bangsa Indonesia dalam mendirikan negara. Dengan lain perkataan bahwa bangsa Indonesia adalah
sebagai kausa materialis Pancasila.

Oleh karena sumber pengetahuan Pancasila ialah bangsa Indonesia itu sendiri yang memiliki nilai-
nilai adat-istiadat serta kebudayaan dan nilai religius, maka diantara bangsa Indonesia sebagai
pendukung sla-sila Pancasila dengan Pancasila sendiri sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki
kesesuaian yang bersifat korespondensi.

 Susunan Pengetahuan Pancasila sebagai Suatu Sistem Pengetahuan

Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila
maupun isi arti sila-sila Pancasila. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis dan piramidal dimana
sila pertama mendasari dan menjiwai sila kedua, ketiga , keempat dan kelima. Demikianlah maka
susunan sila-sila Pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas maupun
kuantitasnya.

Pembahasan berikutnya ialah pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia. Sebagaimana


dijelaskan di muka bahwa masalah epistemology Pancasila diletakkan dalam kerangka bangunan
filsafat manusia. Maka konsepsi dasar ontologis sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia
monopluralis merupakan dasar pijakan epistemologi Pancasila (Kaelan & A. Zubaidi, 2007 : 17).

Pancasila sangat mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akal manusia, selain mempunyai
akal manusia juga mempunyai indra sehingga dapat menangkap kebenaran pengetahuan yang bersifat
empiris. Maka Pancasila juga mengakui kebenaran empiris terutama dalam kaitannya dengan
pengetahuan positif. Pancasila pun juga mengakui adanya kebenaran pengetahuan manusia yang
bersifat intuisi. Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, maka sesuai dengan sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila juga mengakui
kebenaran wahyu yang bersifat mutlak hal ini sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.

Epistemologi Pancasila secara mendasar meliputi nilai-nilai dan asas-asas yaitu ;

 Maha sumber ialah Tuhan, yang menciptakan kepribadian manusia dengan martabat dan
potensi unik yang tinggi, menghayati kesemestaan, nilai agama dan ketuhanan. Kepribadian
manusia sebagai subyek diberkati dengan martabat luhur yakni panca indra, akal, rasa, karsa,
cipta, karya dan budi nurani. Kemampuan martabat manusia sesungguhnya adalah anugerah
dan amanat ketuhanan/ keagamaan.
 Sumber pengetahuan dibedakan dibedakan secara kualitatif, antara lain adalah:

- Sumber primer, orisinal: lingkungan alam, semesta, sosio-budaya & sistem


kenegaraan,
- Sumber sekunder: bidang-bidang ilmu yang sudah ada, kepustakaan, dokumentasi,
- Sumber tersier: cendekiawan, ilmuwan, ahli, narasumber, guru.

 Wujud dan tingkatan pengetahuan dibedakan secara hierarkis yaitu:

- Pengetahuan indrawi
- Pengetahuan ilmiah
- Pengetahuan filosofis
- Pengetahuan religius

 Pembahasan dalam Epistemologis Pancasila

(A) Dalam epistemologi Pancasila membahas/ persoalan yang mendasar adalah mengenai Sumber
Pancasila yang dapat dibedakan menjadi dua sumber yaitu; (1) Sumber formal adalah Pembukaan
UUD 1945, dan (2) Sumber Material adalah kehidupan bangsa Indonesia sendiri.

1. Sumber formal Pancasila adalah Pembukaan UUD 1945.

Dalam mencari sumber formal dari Pancasila, tidak dapat lepas dari pembicaran Pembukaan UUD
1945 karena didalam Pembukaan UUD 1945 itulah terdapat rumusan Pancasila yang secara formal
diakui sejak ditetapkannya oleh Pembentuk Negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Pembukaan UUD
1945 mempunyai kedudukan diatas UUD-nya, walaupun UUD 1945 merupakan hokum dasar Negara
Indonesia yang tertulis, tidak merupakan norma hukum yang tertinggi.

Susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila memilki susunan yang
bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila
Pancasila adalah bersifat hierarkis dan berbentuk piramida. Jadi jelas bahwa Pembukaan UUD 1945
merupakan sumber formal yang tidak dapat dirubah, apabila dirubah maka akan menghapus fakta dari
sejarah perjuangan Indonesia.
2. Sumber material adalah kehidupan bangsa Indonesia sendiri (kausa materialis).

Sumber pengetahuan Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri,
bukan berasal dari bangsa lain, bukannnya hanya perenungan serta pemikiran seseorang atau beberapa
orang saja namun dirumuskan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Dengan
lain perkataan bahwa bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pancasila. Oleh karena
sumber pengetahuan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat istiadat
dan kebudayaan dan nilai religius maka diantara bangsa Indonesia sebagai pendukung sila-sila
Pancasila dengan Pancasila sendiri sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki kesesuaian yang
bersifat korespondensi.

(B) Metode Pancasila yakni metode dalam perumusan Pancasila yaitu kritis selektif dialektif
eksperimental yang mengkaji / mengembangkan :
1. Interpretasi
2. Hermeneutika
3. Koherensi
4. Analityco Sintetik.

(C) Kebenaran Pancasila

Kebenaran yang terdapat dalam Pancasila adalah kebenaran wahyu, rasional, empiris dan
konsensus. Epistemologi Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. Hal ini
sebagai tingkat kebenaran yang tinggi. Dengan demikian kebenaran dan pengetahuan Pancasila
merupakan suatu sintesa yang harmonis antara potensi-potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa dan
kehendak manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tinggi. Dalam sila ketiga, keempat, dan
kelima, maka epistemologi Pancasila mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya
dengan hakikat sifat kodrat manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial.

Membahas tentang kebenaran Pancasila yang merupakan penilaian dari manusia harus sesuai dengan
empat teori kebenaran yaitu :

(1) Teori kebenaran koherensi terdapat dalam keruntutan antar nilai Pancasila dan terdapat
kelogisan antar nilai Pancasila. Susunan Pancasila yang bersifat logis antar nilai Pancasila, baik dalam
arti susunan sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat hierarkis dan
berbentuk piramidal. Sifat hirarkis dan piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila, dimana sila
pertama mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya. Dengan adanya piramidal Pancasila dapat
dijelaskan yakni :
 Sekelompok manusia yang merupakan bagian dari ummat manusia seluruhnya
mempunyai sifat khusus berketuhanan YME.
 Sekelompok manusia yang berketuhanan YME yang mencintai dan saling menghargai
sesama makhluk Tuhan, saling menghormati sesuai dengan hak dan martabatnya.
 Sekelompok manusia yang berketuhanan YME saling mencintai dan menghargai
sesama manusia yang berbeda-beda suku, adat istiadat mempunyai persamaan cita –
cita satu kesatuan bangsa sebagai bangsa Indonesia.
 Sekelompok manusia sebagai bangsa Indonesia yang berketuhanan YME yang
mencintai dan saling menghargai sesama manusia dalam penyelenggaraan negara
diatur secara kekeluargaan / kerakyatan dengan melalui Lembaga-lembaga
Permusyawaratan Perwakilan.
 Sekelompok manusia sebagai bangsa Indonesia yang berketuhanan YME yang
mencintai dan saling menghargai sesama manusia dalam penyelenggaraan negara
diatur secara kerakyatan mempunyai cita-cita ingin membentuk suatu masyarakat
yang berkeadilan social untuk seluruh rakyat.
(2) Teori kebenaran korespondensi yaitu isi yang terkandung dalam Pancasila sesuai
dengan realitas kehidupan masyarakat Indonesia terbukti dengan adanya kausa materialis.
Bangsa Indonesia sebagai asal mula dari sila-sila Pancasila yang digali dari bangsa Indonesia
yang dapat berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, religius yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

(3) Teori kebenaran pragmatis yaitu mengenai masalah berguna / tidaknya pancasila bagi
bangsa Indonesia sangat ditentukan / dipengaruhi oleh sikap dan tingkat pemahaman bangsa
Indonesia tu sendiri, sehingga sebagian masyarakat Pancasila berguna dan masyarakat
Indonesia lain belum berguna.

(4) Teori kebenaran performatis yaitu mengandung pengertian tentang, Apakah nilai-nilai
Pancasila sudah mampu merubah kebiasaan, pola hidup, kebiasaan dan semangat bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang lebih maju?, untuk menjawab hal tersebut sangat dipengaruhi
oleh tingkat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Pancasila dan sikap masyarakat
Indonesia itu sendiri.

Daftar pustaka

http://www.sumbbu.com/2016/04/epistemologis-pancasila-pemahaman-dan-kajian.html

Anda mungkin juga menyukai