Pendapatan Regional Kabupaten Rote Ndao 2001-2005
Pendapatan Regional Kabupaten Rote Ndao 2001-2005
5314
PENDAPATAN REGIONAL
KABUPATEN ROTE NDAO
2001 – 2005
.id
o
s .g
bp
b.
ka
ao
nd
te
ro
://
tp
ht
Kerjasama :
• BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUPANG
• BAPPEDA KABUPATEN ROTE NDAO
.id
o
UKURAN BUKU : 21 Cm x 29,7 Cm
s .g
JUMLAH HALAMAN : 30 bp
b.
NASKAH : BPS Kabupaten Kupang
ka
ao
.id
ª Kontribusi masing-masing sektor, atau gambaran struktur perekonomian.
o
ª Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, atau gambaran tingkat
s .g
pertumbuhan ekonomi.
bp
ª Pendapatan per Kapita Penduduk.
b.
ka
Kepada Pemerintah Kabupaten Rote Ndao (Bappeda Kabupaten Rote Ndao) yang telah
ao
membantu BPS Kabupaten Kupang sehingga dapat diterbitkannya publikasi ini kami ucapkan
nd
terima kasih.
te
Akhirnya kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka menyempurnaan isi dari
ro
Halaman
.id
PENJELASAN UMUM ............................................................................ vi
o
s .g
ULASAN SINGKAT .................................................................................. 1
bp
TABEL-TABEL .................................................................................. 8
b.
ka
ao
nd
te
ro
://
tp
ht
Tabel B. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2001-2005 .............................................................. 3
.id
Tabel D. Pendapatan per Kapita Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2001-2005 .............................................................. 5
o
s .g
bp
Tabel 1. PDRB Kabupaten Rote Ndao Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2001-2005
b.
.............................................................. 8
ka
Tabel 2. PDRB Kabupaten Rote Ndao Atas Dasar Harga Konstan 2000
ao
Halaman
o .id
s .g
bp
b.
ka
ao
nd
te
ro
://
tp
ht
1. PENDAHULUAN
.id
ekonomi maupun sosial dan budaya.
o
.g
Dalam publikasi ini akan dibahas secara singkat hasil perhitungan Produk Domestik
s
bp
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Rote Ndao tahun 2001 - 2005 (Tahun 2004 adalah angka
b.
sementara dan Tahun 2005 adalah angka sangat sementara) yang menggambarkan hal-hal
ka
sebagai berikut :
ao
i. Pendapatan Perkapita
nd
Pada perhitungan PDRB tahun 2001 - 2005 ini, untuk menghitung/menilai PDRB harga
tp
Apabila angka statistik Pendapatan Regional disajikan atas Dasar Harga Konstan, akan
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara menyeluruh maupun
sektor demi sektor sampai dengan sub-sub sektornya.
Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah dapat dilihat dari penyajian angka-
angka Pendapatan Perkapita menurut daerahnya masing-masing.
.id
Penyajian pendapatan menurut sektor dalam bentuk tabel distribusi sektoral dapat
o
.g
memperlihatkan struktur perekonomian suatu daerah. Sedangkan penyajian Pendapatan
s
bp
Regional menurut penggunaannya memperlihatkan besarnya hubungan pendapatan dengan
b.
tingkat konsumsi, pembentukan modal, perubahan stok, ekspor dan impor.
ka
ao
nd
Peningkatan pendapatan yang diterima masyarakat apabila diikuti oleh tingkat inflasi yang
ro
://
tinggi, tidak memberikan manfaat yang berarti oleh karena dengan adanya tingkat inflasi yang
tp
demikian sebaliknya untuk deflasi. Penyajian atas dasar harga konstan bersama-sama dengan
atas dasar harga yang berlaku yang ditunjukkan dengan indeks Implisit dapat dipakai sebagai
indikator untuk melihat tingkat inflasi maupun deflasi.
.id
untuk Konsumsi Rumahtangga, Pemerintah, dan Lembaga Swasta yang
o
.g
tidak mencari untung serta pengeluaran untuk Investasi dan Ekspor suatu
s
wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).
bp
b.
II. PDRB Atas Dasar Harga Yang Berlaku
ka
adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai
ao
dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. Keguanaan dari
nd
1. Melihat secara langsung nilai tambah sektoral PDRB, peranan menurut sektor dan
://
III. PDRB Atas Dasar Harga Konstan adalah jumlah nilai produk atau pendapatan atau
pengeluaran yang dinilai atas dasar harga yang tetap pada tahun tertentu. Kegunaan dari
penyajian atas dasar harga konstan ini antara lain untuk :
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao 2001 - 2005 viii
3. Mengukur tingkat produktivitas tenaga kerja dari masing-masing lapangan usaha jika
data pokok regional menurut sektor atas dasar harga konstan dikaitkan dengan
tenaga kerja.
4. Melihat perubahan tingkat kemakmuran ekonomi secara riil dari tahun ke tahun dari
penyajian produk riil perkapita.
IV. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Biaya Faktor merupakan penjumlahan Nilai
tambah Bruto dari seluruh lapangan usaha, meliputi balas jasa faktor produksi (upah &
gaji, surplus usaha), penyusutan dan pajak tak langsung netto.
V. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor adalah Produk Domestik
Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi Pajak tak langsung netto. Produk
.id
Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor inilah yang merupakan Pendapatan
o
.g
Regional.
s
bp
Jadi Pendapatan Regional Kabupaten Rote Ndao diperoleh dari PDRB Atas Dasar Harga
b.
Pasar dikurangi faktor-faktor penyusutan dan pajak tak langsung netto ditambah dengan
ka
pendapatan netto dari luar Kabupaten Rote Ndao. Hasil tersebut merupakan pendapatan
ao
yang benar-benar diterima (income receipt) oleh seluruh penduduk yang bertempat tinggal
nd
di Kabupaten Rote Ndao. Tetapi karena sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan
te
yang keluar/masuk Kabupaten Rote Ndao ini maka konsep Produk Domestik Regional
ro
Netto Atas Dasar Biaya Faktor ini dianggap sebagai Pendapatan Regional Kabupaten Rote
://
tp
Ndao.
ht
VIII. Pajak Tidak Langsung Netto diperoleh dengan mengurangkan pajak tidak lang- sung
dengan subsidi yang diberikan pemerintah kepada pihak produsen.
Metode yang dipakai dalam menghitung Pendapatan Regional Kabupaten Rote Ndao adalah
sebagai berikut :
1. Metode Langsung, dengan memakai tiga cara pendekatan :
i. Pendekatan Produksi :
Yaitu menghitung nilai tambah dari semua sektor perekonomian dimana nilai produksi
dikurangi dengan biaya-biaya produksi Nilai Tambah Bruto diperoleh dengan
mengurangkan Biaya Antara dari Nilai Produksi Bruto. Nilai Tambah Netto diperoleh
dengan mengurangkan nilai Penyusutan barang-barang modal dari nilai tambah bruto.
Dalam penghitungan PDRB Kabupaten Rote Ndao seluruh sektor/sub sektor yang
.id
produksinya berwujud nyata menggunakan pendekatan produksi ini.
o
.g
ii. Pendekatan Pendapatan :
s
Yaitu cara menghitung nilai tambah dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa
bp
faktor produksi yang terdiri dari komponen Upah dan Gaji, Surplus Usaha ini tidak
b.
ka
dijumpai/tidak dihitung pada sektor pemerintahan dan usaha-usaha swasta yang tidak
ao
mencari untung. Metode Pendekatan ini dipakai dalam penghitungan nilai tambah
nd
Penghitungan PDRB dengan pendekatan ini adalah untuk melihat penggunaan akhir
ht
dari barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri dan wilayah yang bersangkutan.
Jadi secara makro total supply dari barang dan jasa dapat digunakan untuk :
¬ Konsumsi rumah tangga;
¬ Konsumsi Pemerintah ;
¬ Konsumsi Lembaga Swasta yang tidak mencari untung ;
¬ Pembentukan modal tetap bruto ;
¬ Ekspor ; dan
¬ Sisa sebagai stok (perubahan stok).
Karena yang dihitung adalah nilai penggunaan barang dan jasa yang berasal dari
produksi dalam negeri/wilayah maka dari penyediaan dalam wilayah tersebut harus
dikurangkan komponen impor (termasuk antar pulau masuk). Sektor/kegiatan yang
dihitung dengan cara pendekatan pengeluaran antara lain sub sektor penggalian dan
penggaraman serta kegiatan jasa pembantu rumahtangga.
.id
a) PDRB menurut Lapangan Usaha (by industrial origin). Disini dapat digambarkan peranan
o
.g
masing-masing sektor dalam menyumbangkan produknya terhadap pembentukan PDRB.
s
b) PDRB menurut andilnya Faktor Produksi (by factor shares). Disini dapat digambarkan
bp
besarnya balas jasa yang diterima oleh masing-masing faktor produksi.
b.
ka
c) PDRB menurut Jenis Penggunaannya (by expenditures). Disini dapat digambarkan tentang
ao
komposisi dari besarnya penggunaan barang dan jasa yang diproduksi suatu wilayah
nd
atas dasar biaya faktor ditambah pendapatan yang masuk dan dikurangi pendapatan yang
keluar.
Dalam penghitungan Pendapatan Regional Kabupaten Rote Ndao belum memper-
hitungkan ada tidaknya aliran pendapatan yang keluar masuk wilayah ini, disebabkan karena
sulitnya dalam mendapatkan data tersebut, sehingga penyajian data Pendapatan Regional
masih didasarkan pada asumsi bahwa pendapatan yang keluar sama dengan pendapatan yang
masuk. Dengan demikian maka Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor
sama dengan Pendapatan Regional.
Beberapa kelemahan lain yang perlu dikemukakan dalam penghitungan ini antara lain :
a) Beberapa data dasar yang diperlukan dlam penghitungan masih menggunkan perkiraan-
perkiraan yang disesuaikan dengan indikator-indikator yang tersedia.
.id
melengkapi kelangkaan data dengan cara melakukan survei-survei khusus, secara partial
o
.g
atau insidensial.
s
bp
b.
7. BEBERAPA ISTILAH/PENGERTIAN
ka
a) Nilai Tambah Bruto (Gross Value Added) adalah jumlah balas jasa faktor produksi
ao
(upah dan gaji, bunga modal, sewa tanah dan laba bruto/keuntungan), penyusutan dan
nd
b) Nilai Tambah Netto (Net Value Added) adalah Nilai Tambah Bruto dikurangi
://
penyusutan.
tp
c) Mark-up adalah suatu cara pelengkap dalam suatu penghitungan apabila dianggap
ht
hasil tersebut masih lebih kecil (under estimate) atau belum lengkap (under coverage)
dari keadaan yang sebenarnya.
d) Revaluasi adalah suatu cara untuk menghitung nilai atas dasar harga konstan dengan
cara mengalikan produksi tahun yang bersangkutan dengan harga tahun dasar yang
sudah ditentukan.
e) Ekstrapolasi adalah suatu cara untuk menghitung nilai atas dasar harga konstan
dengan cara menggerakkan nilai tambah bruto pada tahun dasar dengan indek quantum
(produksi) atau indek dari suatu indikator produksi yang relevan.
f) Deflasi adalah suatu cara untuk menghitung nilai atas dasar harga konstan dengan
mendeflate (membagi) nilai atas dasar harga yang berlaku dengan indek harga dari
barang yang bersangkutan atau indek harga yang dianggap cocok/sesuai. Sedangkan
inflate adalah suatu cara untuk menghitung nilai atas dasar harga yang berlaku dengan
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao 2001 - 2005 xii
menginflate (mengalikan) nilai atas dasar harga konstan dengan indek harga yang
cocok/sesuai.
1)
Biaya antara :
Bibit, pupuk, obat-obatan,
bahanbaku,bahan penolong,
listrik,jasa perbaikan alat-
alat,sewa bangunan & mesin,
jasa lainnya, dan sebagai- nya, 2)
tidak termasuk pembelian
barang modal.
.id
P e n y u s u t a n 3)
o
.g
Pajak tidak langsung Netto
s
4) 5)
bp
b.
Pajak pendapatan perusahaan,
keuntungan yang dibagikan,
ka
oleh rumahtangga
7)
te
Keterangan : 1) Total
2)PDRB Harga Pasar *) *) Terdiri dari : a. Upah dan Gaji
3)PDRN Biaya Pasar b. Bunga Modal
4)PDRN Biaya Faktor c. Sewa tanah, royalti
5)PRN Biaya Faktor d. Keuntungan (deviden dan laba ditahan)
(Pendapatan Regional) e. Penyusutan
6) Pendapatan orang-seorang f. Pajak tak langsung netto
(Personal Income)
7) Pendapatan siap dibelanjakan
(Diapoeble Income)
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao 2001 - 2005 xiii
ht
tp
://
ro
te
nd
ao
kab
.bp
s.
go.
ULASAN
id
SINGKAT
TINJAUAN EKONOMI REGIONAL KABUPATEN ROTE NDAO
TAHUN 2001 - 2005
.id
menurut perhitungan harga berlaku diperlukan untuk mendapatkan gambaran tentang
o
tingkat kemakmuran suatu wilayah yang meliputi: nilai tambah sektoral, dan sebagai
.g
informasi pokok untuk mendapatkan angka pendapatan perkapita.
s
bp
Besaran nilai tambah bruto dari keseluruhan aktivitas ekonomi Kabupaten Rote
b.
Ndao yang tergambar dari angka Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
ka
berlaku terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Menurut perhitungan harga
ao
berlaku PDRB Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2005 tercatat sebesar 285,9 miliar.
nd
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao, Tahun 2001 - 2005 1
Dari tabel A diketahui bahwa Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote
Ndao dari aspek kuantitas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama 5
tahun terakhir (2001 - 2005) angka pertumbuhan PDRB harga berlaku berada pada
kisaran 7 - 11 persen. Pencermatan perkembangan pertahun menunjukkan bahwa
percepatan pertumbuhan PDRB Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2001 lebih besar dari
percepatan pertumbuhan PDRB pada tahun 2002,2003,2004 dan 2005 Percepatan
pertumbuhan PDRB harga berlaku Kabupaten Rote dapat dilihat pada grafik 1.
o .id
14
s .g
12
bp
10
b.
ka
8
(%) Kab.Rote Ndao
ao
6
nd
4
te
2
ro
://
0
tp
2. Struktur Ekonomi.
Struktur Ekonomi Kabupaten Rote Ndao masih didominasi oleh sektor pertanian.
Hal ini terindikasi dari besaran kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku masih sangat besar.
Peranan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB sejak tahun 2001 - 2005 berada
pada kisaran 46-47 persen. Selain sektor pertanian terdapat dua sektor yang mempunyai
kontribusi cukup dominan dalam struktur perekonomian di Kabupaten Rote Ndao yaitu
sektor Jasa-Jasa dan sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel. Kedua sektor tersebut
mempunyai kontribusi di atas 14 persen (14-24 %). Sedangkan sektor-sektor yang lain
kontribusinya masih berada di bawah 6 persen.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao, Tahun 2001 - 2005 2
3. Pertumbuhan Ekonomi
Tabel B. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Kabupaten Rote Ndao
.id
Tahun 2001 – 2005
o
.g
Kabupatan Rote Ndao
Tahun
s
PDRB Pertumbuhan
bp
Rp.000,- %
2001 b.
193,444,596 6.14
ka
ao
2004
ro
224,359,125 5.07
://
Dari tabel B terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rote Ndao pasca
krisis dapat dikatakan cukup menggembirakan. Setelah mengalami perlambatan
pertumbuhan pada tahun 1998 karena krisis yang melanda Indonesia, maka pada tahun
berikutnya perekonomian di Kabupaten Rote Ndao mulai membaik. Pada tahun 2001
perekonomian Kabupaten Rote Ndao telah bertumbuh sebesar 6,14 persen, kemudian
pada tahun 2002 mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu 5,55 persen.
Kecenderungan fluktuatif seperti ini juga terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Pada tahun
2003 pergerakan pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan yang agak lambat dari
tahun sebelumnya yaitu 4,58. Pertumbuhan ini melambat disebabkan karena hampir
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao, Tahun 2001 - 2005 3
semua sektor yang sesungguhnya mengalami peningkatan tapi tidak secepat tahun
sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2004 mengalami pergerakan percepatan yang lebih
cepat dari tahun sebelumnya yaitu 5,08 persen. Dan untuk tahun 2005 pergerakan
pertumbuhan ekonomi kembali mengalami percepatan yang agak lambat dari tahun
sebelumnya menjadi 4,47 persen.
4. Pertumbuhan Sektoral
.id
pertumbuhan ekonomi secara total. Untuk mendapatkan gambaran secara spesifik
o
.g
mengenai pertumbuhan riil dari berbagai aktivitas ekonomi/sektor tidak diperoleh bila
s
hanya angka pertumbuhan ekonomi total yang disajikan. Oleh karena itu penyajian secara
bp
sektoral menjadi penting untuk disajikan bersama-sama dengan angka pertumbuhan
b.
ka
ekonomi total. Gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi sektoral disajikan pada tabel
ao
C.
nd
(dalam persen )
://
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao, Tahun 2001 - 2005 4
5. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang dipakai untuk mendapatkan
gambaran mengenai kondisi/tingkat kesejahteraan penduduk. Indikator ini memberikan
gambaran tentang asumsi jumlah uang yang diterima seandainya seluruh nilai tambah yang
dihasilkan dari totalitas aktivitas ekonomi di suatu wilayah didistribusikan secara merata
kepada semua penduduk. Semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita penduduk, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk semakin meningkat. Sekalipun
demikian indikator ini tidak dapat dipakai sebagai indikator tunggal untuk melihat tingkat
kesejahteraan penduduk suatu wilayah. Hal ini disebabkan karena asumsi yang mendasari
.id
simpulan tersebut, tidak akan pernah ditemukan dalam realitas kehidupan ekonomi
o
s .g
bp
Tabel D. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Rote Ndao
Tahun 2001 - 2005
b.
ka
(Dalam Rp.)
ao
2001 1,903,872
te
2002 2,058,715
ro
2003 2,228,914
://
tp
2004 2,380,871
ht
2005 2,516,810
2004 : Angka Sementara
2005 : Angka Sangat Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao, Tahun 2001 - 2005 5
tinggi, hal ini disebabkan karena penyebaran pendapatan yang tidak merata, dimana
penduduk dengan pendapatan rendah jumlahnya jauh lebih banyak.
3.000.000
R 2.500.000
u 2.000.000
p
1.500.000
i
a 1.000.000
h 500.000
.id
0
o
2001 2002 2003 2004 2005
.g
Tahun
s
bp
b.
ka
ao
nd
te
ro
://
tp
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao, Tahun 2001 - 2005 6
ht
tp
://
ro
te
nd
ao
kab
.bp
s.
g o.
id
TABEL-TABEL
TABEL. 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN ROTE NDAO
ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2001 - 2005
o .id
04. LISTRIK, GAS & AIR MINUM 1,004,719 1,072,526 1,152,858 1,233,191 1,322,291
.g
a. L i s t r i k 462,110 494,258 533,649 573,039 617,498
s
b. Air Minum 542,609 578,267 619,210 660,152 704,793
06. PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 30,577,348 32,739,089 35,148,435 37,559,318 40,143,728
29,751,247 31,877,968 34,254,040 36,630,112 39,180,730
ao
o .id
04. LISTRIK, GAS & AIR MINUM 958,112 1,002,731 1,046,824 1,098,020 1,151,839
.g
a. L i s t r i k 454,285 482,112 515,444 549,121 587,615
s
b. Air Minum 503,827 520,619 531,379 548,899 564,224
06. PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 28,570,798 29,687,778 30,753,543 31,841,629 32,962,524
27,748,879 28,838,048 29,878,452 30,941,621 32,034,396
ao
(Persen )
LAPANGAN USAHA 2001 2002 2003 2004 2005
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
o .id
04. LISTRIK, GAS & AIR MINUM 0.49 0.48 0.47 0.46 0.46
.g
a. L i s t r i k 0.23 0.22 0.22 0.22 0.22
s
b. Air Minum 0.27 0.26 0.25 0.25 0.25
06. PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 14.98 14.56 14.36 14.11 14.04
14.58 14.17 13.99 13.76 13.70
ao
(Persen )
LAPANGAN USAHA 2001 2002 2003 2004 2005
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
o .id
04. LISTRIK, GAS & AIR MINUM 0.50 0.49 0.49 0.49 0.49
.g
a. L i s t r i k 0.23 0.24 0.24 0.24 0.25
s
b. Air Minum 0.26 0.25 0.25 0.24 0.24
06. PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 14.77 14.54 14.40 14.19 14.06
14.34 14.12 13.99 13.79 13.67
ao
.id
113.30 106.75 107.49 106.97 107.23
o
04. LISTRIK, GAS & AIR MINUM
.g
a. L i s t r i k 115.24 106.96 107.97 107.38 107.76
111.69 106.57 107.08 106.61 106.76
s
b. Air Minum
06. PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 111.51 107.07 107.36 106.86 106.88
111.73 107.15 107.45 106.94 106.96
ao
o .id
04. LISTRIK, GAS & AIR MINUM 108.04 104.66 104.40 104.89 104.90
.g
a. L i s t r i k 113.29 106.13 106.91 106.53 107.01
s
b. Air Minum 103.71 103.33 102.07 103.30 102.79
06. PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 104.20 103.91 103.59 103.54 103.52
104.21 103.93 103.61 103.56 103.53
ao
o .id
04. LISTRIK, GAS & AIR MINUM 104.86 106.96 110.13 112.31 114.80
.g
a. L i s t r i k 101.72 102.52 103.53 104.36 105.09
s
b. Air Minum 107.70 111.07 116.53 120.27 124.91
06. PERDAGANGAN, RESTORAN & HOTEL 107.02 110.28 114.29 117.96 121.79
107.22 110.54 114.64 118.38 122.31
ao
.id
Biaya Faktor = Pendapatan Regional
(Ribuan Rupiah) 188,854,577 208,154,635 226,575,800 246,408,236 264,584,692
o
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Orang) 99,195 101,109 101,653 103,495 105,127
.g
7. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
s
2,057,156 2,224,309 2,408,242 2,572,334 2,719,669
bp
Harga Pasar Perkapita (Rupiah)
8. Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 1,903,872 2,058,715 2,228,914 2,380,871 2,516,810
b.
ka