Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Tugas Tutorial 3
Perpajakan (EKSI4206)

Jawaban No 1

Diketahui:
o Maulana (K/2) - WP Pribadi baru, terdaftar sejak Maret 2020
o Penghasilan bruto Maret 2020 = Rp150.000.000
o Biaya yang diperkenankan = Rp120.000.000

Penghasilan bruto Maret 2020


Rp150.000.000
Biaya yang diperkenankan
Rp120.000.000 (-)
Penghasilan neto Maret 2020
Rp30.000.000
Penghasilan neto disetahunkan
Rp360.000.000
PTKP (K/2) - Untuk WP sendiri Rp54.000.000
Tambahan kawin Rp 4.500.000
Tambahan tanggungan 2 Rp 9.000.000
Rp67.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak
Rp292.500.000
PPh terutang:
5% x Rp50.000.000
Rp2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp30.000.000
25% x Rp42.500.000
Rp10.625.000 (+)

1
Total PPh terutang setahun
Rp43.125.000
PPh Pasal 25 Maret 2020:
1/12 x Rp43.125.000
Rp3.593.750

Jadi, PPh Pasal 25 bulan Maret 2020 yang harus dibayar Maulana adalah
sebesar Rp3.593.750.

Referensi:
Halim, A. & Dara, A. (2022). Perpajakan. Penerbit Universitas Terbuka. Hal
6.18-6.19.
Jawaban No 2

Diketahui:
o PT Widya Artara - perusahaan penerbangan dalam negeri
o Penghasilan sewa pesawat = Rp250.000.000

Berdasarkan Pasal 25 UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan


Keputusan Menteri Keuangan No 475/KMK.04/1996, tarif PPh Pasal 15 atas
penghasilan WP perusahaan penerbangan dalam negeri adalah 1,8% dari
peredaran bruto dan tidak bersifat final. Pembayaran pajak tersebut adalah
kredit pajak yang dapat diperhitungkan di akhir tahun. Peredaran bruto yang
dimaksud adalah imbalan yang diperoleh berdasarkan perjanjian carter dari
pengangkutan orang/barang antarpelabuhan di Indonesia atau dari pelabuhan
di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri. Berikut ini adalah perhitungan PPh
Pasal 15 yang terutang oleh PT Widya Artara.

PPh Pasal 15 = 1,8% x Peredaran bruto


= 1,8% x Rp250.000.000
= Rp4.500.000

Jadi, PPh Pasal 15 yang terutang oleh PT Widya Artara adalah sebesar
Rp4.500.000.

Referensi:

2
Halim, A. & Dara, A. (2022). Perpajakan. Penerbit Universitas Terbuka. Hal
7.29-7.34.

Jawaban No 3

Diketahui:
o Nilai ekspor Barang Kena Pajak = Rp25.000.000

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di
daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di jalur produksi dan
distribusi. Tarif PPN untuk ekspor Barang Kena Pajak Berwujud dan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud adalah 0%. Berikut ini adalah perhitungan PPN
yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak A.

PPN yang terutang = 0% x Rp25.000.000


= Rp0

Pengenaan tarif 0% bukan berarti pembebasan dari pengenaan PPN. Pajak


masukan yang sudah dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak yang
berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat dikreditkan.

Jadi, PPN yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak A adalah sebesar Rp0.

Referensi:
Halim, A. & Dara, A. (2022). Perpajakan. Penerbit Universitas Terbuka. Hal
8.10-8.12.

Anda mungkin juga menyukai