Anda di halaman 1dari 1

Nama : Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1 Akuntansi

Diskusi 2
Manajemen Risiko dan Asuransi
(ADBI4211)

Sebuah perusahaan transportasi yang memiliki 500 unit kendaraan harus


memikirkan risiko yang dapat terjadi pada kendaraannya, seperti risiko
tertabrak, menyerempet, diserempet, dan dicuri. Perusahaan memiliki dua
pilihan, yaitu mengalihkan risiko tersebut dengan mengasuransikan kendaraan
atau dengan menyisihkan sejumlah uang setiap bulannya untuk menutupi
kemungkinan risiko.
Berikut ini adalah tanggapan saya atas kasus di atas. Sebelum menentukan
cara pengelolaan risiko yang akan dilakukan, perusahaan harus melakukan
manajemen risiko yang meliputi tahap identifikasi risiko serta evaluasi dan
pengukuran risiko. Perusahaan harus menentukan terlebih dulu probabilitas
kemungkinan terjadinya risiko serta skala dampak risiko. Dalam kasus
tersebut ada dua pilihan pengelolaan risiko, yaitu penahanan risiko ( risk
retention) dan pengalihan risiko (risk transfer).
Penahanan risiko (risk retention) adalah cara perusahaan menghadapi risiko
dengan cara menghadapinya sendiri dengan menyediakan dana untuk
menanggung risiko tersebut. Pengalihan risiko ( risk transfer) adalah cara
perusahaan menghadapi risiko dengan mengalihkan risiko ke pihak lain, dalam
hal ini adalah perusahaan asuransi.
Menurut pendapat saya, sebaiknya perusahaan memilih cara pengalihan risiko
dengan mengasuransikan kendaraannya. Hal ini dengan alasan karena jumlah
kendaraan cukup banyak sehingga probabilitas terjadinya risiko cukup tinggi.
Biaya untuk memperbaiki kendaraan jika terjadi kecelakaan juga cukup besar.
Belum lagi jika terjadi tuntutan hukum dari pihak ketiga ketika kendaraan
menabrak orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat saya perusahaan sebaiknya
mengalihkan risiko dengan mengasuransikan kendaraannya.

Referensi:
Suryanto. (2022). Manajemen Risiko dan Asuransi. Penerbit Universitas
Terbuka. Hal 2.40-2.45.

Anda mungkin juga menyukai