PELAKSANAAN YADNYA
Asuci Laksana
Asuci Laksana merupakan hal pertama yang harus dilakukan. Asuci Laksana
adalah orang yang membersihkan badan dengan cara mandi. Hal ini dilakukan
karena kebersihan pada badan serta kesejukan pada lahir mampu mempengaruhi
ketenangan hati.
Pakaian
Berikutnya ialah tentang pakaian. Pakaian atau busana yang dikenakan ketika
waktu sembahyang diusahakan menggunakan pakaian atau busana yang bersih dan
alangkah baiknya jika tidak menggunakan warna yang terlalu mencolok, sehingga
saat melakukan ritual tidak mengganggu ketenangan pikiran.
Dupa
Berikutnya yang harus dipersiapkan sebelum memulai persembahyangan adalah
dupa. Api dupa merupakan symbol Sang Hyang Agni, saksi dan pengantar sembah
kita kepada Sanghyang Widhi.
Setiap yajna dan pemujaan tidak luput dari penggunaan api.
Api dupa ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa agar tidak membahayakan
teman-teman saat bersembahyang.
Tempat Duduk
Tempat untuk duduk ketika akan melakukan persembahyangan hendaknya
diusahakan supaya tidak mengganggu ketenangan ketika sembahyang.
Lalu untuk arah duduk adalah menghadap pelinggih. Lebih baik untuk
menggunakan alas duduk seperti tikar atau lain sebagainya.
Sikap Duduk
Sikap duduk juga harus diperhatikan saat melakukan persembahyangan.
Sikap duduk bisa dipilih sesuai dengan tempat serta keadaan dan kalian harus
pastikan posisi tempat duduk tidak mengganggu ketenangan hati.
sikap duduk yang baik untuk pria adalah sikap duduk bersila : Padmasana,
Silasana, Sidhasana dan badan tegak.
sikap duduk bagi wanita adalah Bajrasana yaitu sikap duduk bersimpuh
dengan dua tumit kaki diduduki.
Dengan sikap ini badan menjadi tegak lurus, sikap ini sangat baik untuk
menenangkan pikiran saat melakukan sembahyang.
Sikap Tangan
Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah sikap tangan, untuk sikap tangan
yang baik pada waktu sembahyang yakni “Cakupan kara kalih”, yang artinya kedua
telapak tangan dikatupkan dan diletakkan di atas di depan ubun-ubun.
Bunga atau Kwangen dijepit pada ujung jari tengah.
Setelah melaksanakan Puja Tri Sandya dan Kramaning Sembah/ Panca Sembah,
maka dilanjutkan dengan pemercikan Tirta Amertha. Ada pun mantra yang
digunakan saat pemercikan tirta dalam agama Hindu adalah sebagai berikut:
Sebelum Tirta Dipercikkan, Ucapkan Terlebih Dahulu Mantra
“Om Pratama sudha, dvitya sudha, tritya sudha, caturti sudha, pancami sudha,
sudha, sudha, sudha variastu namah svaha”
Terjemahan:
“Om Sang Hyang Widhi Wasa, semoga kami dianugerahi kesucian, hormat
kepadamu” (Dana Dan Suratnaya, 2013: 65).
Selanjutnya menggunakan mantra dengan tahap berikut:
Terjemahan:
“Om Sanghyang Widhi Wasa, bergelar, Brahma, Wisnu, Iswara, hamba
memujaMu semoga dapat memberi kehidupan (dengan tirta ini)”, (Dana Dan
Suratnaya, 2013: 66).