Anda di halaman 1dari 45

TUGAS PROJECT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAPORAN OBSERVASI POTENSI BAHAYA PADA UMKM PADA BENGKEL KERETA

DISUSUN OLEH :

Wandika S Ginting _5223121007 Erik Yosua Gultom _5223321009 Ashfi Raihan _5221121015

Jujur Simanjuntak _5223121034

KELAS :

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN / A

DOSEN PENGAMPU : Ir. Firdaus, M.Kes Dan Hasianna Nopina Situmorang, ST,M.Sc.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tempat Analisis Penelitian K3


1. Nama Perusahaan : REZEKI MOTOR
2. Alamat Perusahaan : JL. iskandar Pancing/ wiliam
3. Pemilik Perusahaan : Acik Hong
4. Gambar Perusahaan

1. Seorang pekerja yang tidak memakai APD, seperti kacamata dan masker saat membersihkan
saringan udara pada motor

Dapat terlihat pada gambar dibawah ini, seorang pekerja yang tidak memakai APD
seperti kacamata dan masker ketika membersihkan saringan udara pada motor. Akibat
tidak menggunakan APD kacamata dan masker. Seorang pekerja dapat mengalami
kecelakaan sesak nafas akibatnya saat membersihkan saringan udara menggunakan
kompresor angin debu akan terhirup melalui hidung dan membuat sesak nafas atau
batuk battuk dan mata akan merasa petih atau kelilipan akibatnya saat membersihkan
saringan udara dengan kompresor angin yang memiliki tekanan kuat akan memebuat
debu beterbangan dan dapat mengenai mata
Gambar seorang pekerja yang tidak memakai sarung tangan dan helm safety

2. Seorang pekerja yang tidak memakai APD, seperti sarung tangan, masker, dan kaca mata
ketika saat membersihkan tutp mesin rantai.
Tindakan seorang pekerja yang tidak menggunakan APD, seperti sarung tangan,
masker, dan kaca mata ketika membersihkan kerak kerak debu yang menempel pada
penutup mesin rantai sehingga dapat menimbulkan potensi bahaya. Resiko bahaya yang
ditimbulkan dapat berupa tangan tergores akibat benda tajam, dapat mengganggu
saluran pernapasan pada hidung akibatnya menghirup abu atau kotoran pada saat
membersihkan penutup mesin , dan mata dapat kelilipan akibatnya kotoran yang terbawa
udara saat membersikan tutup mesin rantai
Gambar seorang pekerja yang tidak memakai sarung tangan, masker, dan kaca mata ketika
membersihkan kerak kerak yang menempel bagian mesin rantai

3. Tindakan seorang pekerja yang meninggalkan begitu saja dengan konsisi berserakan
pada saat mengganti roller motor
Seorang pekerja yang memiarkan roller dan baut baut berserakan saat ingin memasang
roller motor akibatnya akan ada partikel partikel atau bagian bagian roller ataupun baut
yang akan hilang atau tidak terlihat dan pada saat pemasangn roller aka nada bagian
yang tidak terpasang atau lupa dipasang yang akan berpengaruh ke motor.

Gambar keadaan dimana bagian bagian roller dan baut baut berserakan

4. Seorang pekerja yang tidak memakai APD seperti sarung tangan ketika memeriksa busi
motor dan memeriksa api yang dihasilkan dari piston
Tindakan seorang pekerja ini yang tidak menggunakan APD seperti jenis sarung tangan
sehingga dapat menghasilkan potensi bahaya yang dimiliki. Resiko bahaya yang
dihasilkan dapat berupa bagian tangan dapat terkena percikan api dan tangan bisa
tergores atau terluka akibatnya pada saat memperbaiki busi bisa saja jari tangan
mengenai bagian busi yang tajam.
Gambar seorang pekerja yang tidak menggunakan APD jenis sarung tangan saat
memeriksa busi motor dan memeriksa api yang dihasilkan dari piston

5. Proses penggantian oli gardan


Pada gambar dibawah terlihat seorang pekerja yang sedang mengganti oli gardan.
Digambar tersebut terlihat pekerja tidak memakai APD seperti masker, kacamata dan
pelindung tangan akibatnya pada saat pembersihan oli gardan bekas yang ada mototr oli
bekas dapat terken di wajah dan mata karena pembersihan dilakukan dengan kompresor
angin bertekanan tinggi dan tangan juga dapat tergores pada saat pembukaan botol oli
menggunakan benda tajam. Selain itu , pada saat pengerjaan pekerja bekerja sambal
mengobrol, akibatnya pekerja bisa menjadi tidak focus dan membuat oli tumpah
berserakan kemana mana.

Gambar pekerja yang sedang mengganti oli gardan

6. Kondisi tempat kerja yang terdapat genangan oli pada lantai


Kondisi lantai yang berminyak dan terdapat genangan air dapat menyebabkan
menghambat suatu perkejaan dan dapat menghasilkan potensi bahaya yang dimiliki bagi
para pekerja. Resiko bahaya yang dihasilkan dapat berupa tergelincir atau terpeleset
yang dapat mengakibatkan pekerja terjatuh akibatnya bagian tubuh terbentur benda
keras maupun benda tajam yang berada disekitar tempat kerja . Dan dimana pada saat
wawancara dibengkel tersebut pernah terjadi kejadian yaitu peker terjatuh atau terpeleset
karena gedangan oli

Gambar kondisi lantai yang terdapat genangan air danminyak dari oli bekas
7. Peralatan kerja dan bagian bagian mesin motor yang diletakan sembarangan pada tempat
kerja.
Pada suatu bengkel perlu kebersihan dan kerapian dalam meletakkan suatu peralatan dan
bongkahan bagian badan mesin, namun terlihat pada gambar dibawah terdapat peralatan dan
bagian mesin yang berantakan sehingga dapat menimbulkan potensi bahaya pada pekerja.
Resiko bahaya yang dihasilkan seperti bagian kaki terluka dan jatuh dapat menyebabkan
berdarah. akibatnya tersandung pada peralatan dan bagian mesin yang berantakan sehingga
dapat merugikan bagi yang pihak bengkel maupun pekerja.

Gambar dimana peralatan berserakan dilantai


BAB II

DAMPAK TERHADAP K3

Langkah pekerjaan Temuan bahaya Resiko (risk) Akibat


(aktivitas kerja) (Hazard) (consequence)

Pembersihan saringan udara


(filter udara)

1. Lepas penutup filter 1. tangan dapat pegal 1.Tangan dapat pegal 1 Pekerja akan
Udara dengan maupun terkilir dan sampai terkilir. diliburkan
menggunakan alat oleh baut penutup dalam waktu jangka
mekanik . filter sudah hingga membaik

berkarat.

2. Ambil filter udara 2 Jika tidak 2. masalahnya 2 Tidak dapat bekerja


tersebut dan memakai masker saluran pernafasan Dan dapat memakan
dan kacamata atau sesak nafas biaya perobatan yang
membersihkannya maka dapat cukup mahal.
Dan sakit pada
dengan disemprot pakai menyebabkan
bagian mata
angin dari kompresor. Sesak nafas,
batuk,TBC
Dan mata perih
karena debu.

3 Pasang kembali
Filter udara setelah
bersih Dan tutup
kembali dengan
penutup filter
Pembersihan tutup
mesin rantai
Maka langkah langkah 1. Tangan pegal 1. Tangan pegal 1. Pekerja akan
pengerjaan nya yaitu : dan terkilir dan terkilir diliburkan
Akibat baut sudah
1 Pertama buka baut dengan karatan sehingga dalam waktu jangka
Dengan menggunakan alat payah untuk hingga membaik
mekanik . membuka.

2. Bersihkan bagian dalam 2.jika tidak memakai 2. masalahnya 2 . Tidak dapat


penutup rantai tersebut dan masker dan kacamata maka saluran pernafasan bekerja
bagian mesin rantai tersebut dapat menyebabkan Sesak atau sesak nafas Dan dapat memakan
Dengan disemprot menggunakan nafas, batuk,TBC Dan mata Dan sakit pada biaya perobatan yang
angin kompresor. perih karena debu. bagian mata . cukup mahal.

3.Setelah pembersihan sudah


selesai tutup kembali bagian
mesin rantai tersebut dengan
penutup rantai nya kembali.

Mengganti Roller Motor

Maka langkah langkah 1.Jari tangan pegal dan 1.Jari Tangan pegal 1.Pekerja akan sulit
Pengerjaannya yaitu: dapat juga terkilir pada saat dan terkilir . bekerja dan akan
membuka dan menarik
CVT tersebut. memakan waktu untuk
1.Pertama tama membuka bak pemulihan.
CVT dengan menggunakan
kunci T

2. Selanjutnya adalah 2.Tangan dapat 2.Jari tangan dapat 2.Pekerja dapat


membuka pully bagian tercepit maupun terjepit dan cedera. memperlambat
depan dan gunakan baut pekerjaan sehingga
bak CVT yang paling tergores pada bagian pekerjaan tidak cepat
panjang untuk menahan pully yang tajam siap.
pully berputar ketika
dibuka dan juga lepas
gear starter nya .
3.jika roller baru telah
ditempatkan pada tempatnya
selanjutnya pasang kembali
cover rumahan pully dengan
benar
Dan pasanglah kembali pully
bagian belakang pada AS anda
juga menempatkan posisi
vanbelt dengan benar
Selanjutnya harus memasang
kembali gear starter pada
posisinya
Jika komponen transmisi sudah
terpasang lanjutkan pemasangan
bak CVT kembali

Memeriksa pengapian busi


dan Memeriksa api dari piston

Maka langkah langkah 1.Tangan dapat 1.Tangan terluka dan 1.pekerjaan dapat
Pengerjaannya yaitu: Terkena percikan api dan badan kesetrum memperlambat
tangan bisa tergores atau pekerjaan sehingga
1. Melepas busi dari terluka dan kesetrum pekerjaan tidak cepat
tempatnya lalu siap.
tempelkan busi pada blok
nesin dan staterlah mesin
motor tersebut
Jika busi memercikkan
api dengan warna biru
maka businya normal
Setelah itu pasang
kembali busi tersebut.

2.Melepas busi dari 2.Jari akan Terkena 2.Tangan terkena 2.Tangan terkena luka
tempatnya lalu tutup lobang luka ringan tergores luka ringan ringan

piston dengan jari anda benda sekitaran blok


pada blok tempat busi tersebut.
tersebut dan staterlah motor
tersebut untuk mengetahui
tendangan angin piston
keluar.
Penggantian oli gardan

Maka langkah langkah 1 mata terkena oli pada saat 1. Bagian mata 1.pekerja
pengerjaannya yaitu: penyemprotan angin
perih diliburkan
kompresor dan tangan juga
dapat tergores pada saat sementara sampai
1. Letakkan lah wadah untuk pembukaan botol oli yang pekerja membaik
menampung oli bekas yang menggunakan alat tajam .
ada didalam mesin tersebut

2 .Bukalah baut pembuangan Tangan luka pekerja


Tutup masuk oli. ringan diliburkan
3.Buka juga bagian tutup masuk sementara sampai
oli dengan tang sehingga oli bisa pekerja membaik
keluar dengan cepat dan agar
proses
Pembersihan cepat, gunakan
Kompresor angin untuk
membersihkan bagian dalam
mesin.
4. Setelah bersih ,tutup lubang
pembuangan oli yang tadi
tertutup hingga rapat ,
5. siapkan oli yang baru
kemudian tuang kedalam ruang
oli dengan corong
Setelah itu itu tutup kembali
lubang masukan oli hingga rapat
agar tidak tumpah
Saat mesin beroperasi.
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Langkah pekerjaan Potensi bahaya Tindakan pengendalian Hierarki
(aktivitas kerja) (hazard) resiko k3 pengendalian

Memperbaiki saringan
udara motor (filter udara)
Maka langkah langkah t
pengerjaannya yaitu :
1. Membuka baut 1. Tangan bisa 1. perhatikan kondisi 1. Eliminasi
dengan tergores pada sekitar yang aman.
menggunakan benda tajam
alat mekanik 2. Jauhkan peralatan
yang tajam maupu
benda keras yang
ada 2. Subtitusi
disekitar
pekerja.

3. Tidak ada pilihan


tindakan dari
pelaksanaan K3

4. Tidak ada pilihan


3. Engineering
tindakan dari
pelaksanaan K3

5. Sarung tangan.

4. Administrasi

5. Alat pelindung
diri (APD).
2. Melepaskan 2. Jika tidak 1. Pekerja 1. Eliminasi
penutup filter memakai diwajibkan
udara dengan sarung tangan memakai sarung
peralatan yang maka dapat tangan pada saat
digunakan. menyebabkan bekerja agar
tangan terluka. mengurangi dari
terjadi
kecelakaan kerja.

2. Jika pekerja
tidak memakai
sarung tangan 2. Subtitusi
agar lebih berhati
hati dalam
bekerja agar
tidak ceroboh.

3. Tidak ada pilihan


tindakan dari
pelaksanaan.

3. Engineering
4. Tidak ada pilihan
tindakan dari
pelaksanaan.

5. Memakai sarung 4. Administrasi


tangan.

5. Alat pelindung
diri (APD).
3. Mengambil filter 3. Harus memakai 1. Pekerja 1. Eliminasi
udara tersebut dan sarung tangan diwajibkan
membersihkan nya dan sepatu agar memakai
dengan disemprot tangan dan kaki sarung tangan
pakai angin dari tidak terluka. dan sepatu agar
kompresor mengurangi
dari kecelakaan
kerja.

2. Pekerja harus
memiliki 2. Subtitusi
pengalaman
bekerja agar
terhindar dari
bahaya kerja.

3. Tidak ada
pilihan 3. Engineering
tindakan dari
pelaksanaan
K3 .

4. Tidak ada
pilihan
4. Administrasi
tindakan dari
pelaksanaan
K3 .

5. Sarung tangan 5. Alat pelindung

dan sepatu diri (APD).

safety.
4. Memasang kembali 4. Perhatikan 1. Pekerja harus 1. Eliminasi
filter udara setelah pada saat memakai sarung
bersih dan menutup memasang tangan dalam
kembali dengan karna tangan bekerja dan lebih
penutup filter dapat terjepit berhati hati lagi
pada saat dalam
memasang pemasangan filter
penutup filter udara.
udara.
2. Pekerja harus
fokus dan 2. Subtitusi
dibutuhkan
teknik bekerja
yang aman
dalam
memasang filter
udara.

3. Tidak ada
pilihan 3. Engineering
tindakan dari
pelaksanaan
K3.

4. Tidak ada
pilihan 4. Administrasi
tindakan dari
pelaksanaan
K3 .

5. Memakai
sarung tangan. 5. Alat pelindung
diri (APD).
Memperbaiki Mesin rantai

Maka langka langkah


pengerjaannya yaitu :

1. siapkan seluruh alat, 1. agar tangan pekerja 1. Sebelum bekerja 1. Eliminasi


mesin untuk tidak. Terkilir dan harus memeriksa
tergores
membuka baut mesin agar tidak
terjadi kecelakaan

2. Pekerja harus
menggunakan 2. Subtitusi
sarung tangan yang
tebal supaya tidak
terjadi luka pada
tangan

3. Tidak ada pilihan


tindakan dari
pelaksanaan K3 .
3. Engineering
4. Tidak ada pilihan 4. Administrasi
tindakan dari
pelaksanaan K3 .

5. Sarung tangan 5. Alat


pelindung diri
(APD)

2. Membersihkan 2. Pekerja harus 1. Pekerja Harus


1. Eliminasi
bagian dalam rantai memakai memakai sarung
tersebut dengan masker agar tangan
menggunakan mesin terhindar dari 2. Pekerja bekel
2. Subtitusi
angin kompresor. bahan kimia. harus menyiapkan
masker untuk dari
kotoran debu .

3. Tidak ada pilihan


3. Engineering
tindakan dari
pelaksanaan K3
PT. X.

4. Tidak ada pilihan


4. Administrasi
tindakan dari
pelaksanaan K3
PT. X.

5. Masker
5. Alat
pelindung diri
(APD)
3.Setelah 3. Pekerja dalam 1. Pekerja 1. Eliminasi
pembersihan selesai memasang dibutuhkan skill
tutup kembali bagian mesin harus yang cukup
mesin rantai tersebut menggunakan maupun
sarung tangan pengalaman kerja
agar tidak yang cukup untuk
tergores benda memperhitungkan
tajam maupun terjadinya
kesandung kecelakaan kerja.
benda keras.
2. Pekerja harus 2. Subtitusi
memperhatikan
kondisi lapangan
kerja yang aman.

3. Tidak ada pilihan


tindakan dari 3. Engineering
pelaksanaan K3 .

4. Tidak ada pilihan


tindakan dari 4. Administrasi
pelaksanaan K3 .

5. Sarung Tangan.

5. Alat pelindung
diri (APD).
Memperbaiki Roller Motor

Maka langkah-langkah
pekerjaan yaitu : 1. Pekerja harus 1. Pekerja 1. Eliminasi
1. Membuka bak CVT memakai dibutuhkan
dengan sarung tangan pengalaman kerja
menggunakan alat agar tidak yang baik
kunci T terkilir dan sehingga tidak
tergores saat terjadi kecelakaan. 2. Subtitusi
menarik CVT
2. Pekerja Harus
lebih teliti Dalam
bekerja agar
terhindar dari 3. Engineering
bahaya.

3. Tidak ada pilihan


tindakan dari
pelaksanaan K3
PT. X.
4. Tidak ada pilihan 4. Administrasi
tindakan dari
pelaksanaan K3
PT. X.

5. Sarung tangan 5. Alat pelindung


diri (APD)

1. Eliminasi
2. Selanjutnya adalah 2. Pekerja harus 1. Pekerja
membuka pully memakai dibutuhkan skill
bagian depan dan sarung tangan dalam bekerja dan
gunakan baut bak pengalaman yang
CVT yang paling cukup untuk
panjang untuk menghindari
menahan pully kerusakan pada
berputar ketika pada motor
dibuka dan juga 2. Subtitusi
lepas gear starter 2. Pekerja harus
nya . lebih teliti dalam
bekerja dan tetap
memperhatikan
keselamatan kerja.

3. Tidak ada pilihan 3. Engineering


tindakan dari
pelaksanaan K3 .

4. Tidak ada pilihan


tindakan dari 4. Administrasi
pelaksanaan K3 .

5. Sarung tangan
5. Alat pelindung
diri (APD)

1. Menjauh kan-

3. Jika roller 3. Memakai bahan yang 1. Eliminasi


baru telah sarung tangan berserakan agar
ditempatkan
supaya tidak tidak terjadi jadi
pada
tempatnya dapat bahaya
selanjutnya tercepit
pasang
maupun 2. Pekerja harus
kembali
cover tergores pada lebih hati-hati 2. Subtitusi
rumahan bagian pully dalam melakukan
pully dengan
benar Dan yang tajam. pekerjaan supaya
kembali pully tidak terjadi
bagian
kecelakaan pada
belakang
pada AS anda tangan 3. Engineering
juga
menempatkan
posisi vanbelt 3. Tidak ada pilihan
dengan benar tindakan dari
.
pelaksanaan K3 .
4. Administrasi
4. Tidak ada pilihan
tindakan dari
pelaksanaan K3

5. Sarung tangan,
dan sepatu. 5. Alat pelindung
diri (APD).
Memperbaiki pengapian
busi dan memeriksa api dari
piston.

Maka langkah- langkah


pekerjaan yaitu:

1. Melepas busi dari 1. Pekerja harus 1. Pekerja 1.Eliminasi


tempatnya lalu tempelkan memakai dibutuhkan skill
busi pada blok nesin dan
staterlah mesin motor sarung tangan dan pengalaman
tersebut Jika busi agar tidak kena kerja yang cukup
memercikkan api dengan
api.. baik.
warna biru maka businya
normal.Setelah itu pasang
kembali busi tersebut. 2. Pekerja 2.Subtitusi
dibutuhkan
pemahaman yang
cukup mengenai
cara
menempelkan
karet mobil agar
kaca mobil dapat
berfungsi dengan
baik.

3. Tidak ada pilihan 3.Engineering


tindakan dari
pelaksanaan K3
PT. X.

4. Bekerja sesuai 4.Administrasi


SOP dan berhati
hati dalam
melakukan
pekerjaan.
5. Sarung tangan 5. Alat pelindung diri
(APD)
2. Melepas busi dari 2. Pekerja harus 1. Pekerja harus 1. Eliminasi
tempatnya lalu tutup menggunakan memiliki skill dan
lobang piston sarung tangan pengalaman kerja
dengan jari anda yang baik.
pada blok tempat
busi tersebut dan 2. Pekerja harus 2. Subtitusi
staterlah motor lebih teliti dan
tersebut untuk berhati-hati
mengetahui supaya tidak
tendangan angin terjadi luka bakar
piston keluar. pada tangan dan
percikan api.

3. Tidak ada pilihan 3. Engineering


tindakan dari
pelaksanaan K3 .

4. Tidak ada pilihan


tindakan dari 4. Administrasi
pelaksanaan K3

5. Memakai Sarung
tangan

5. Alat pelindung
diri (APD)
Pengganti Oli Gardan

Maka Langkah-langkah
pekerjaan yaitu :
1. Letakkan lah wadah 1. Memakai 1. Pekerja 1. Eliminasi
untuk menampung sarung tangan dibutuhkan skill
oli bekas yang ada dan masker. dan pengalaman
didalam mesin kerja yang cukup
tersebut .Bukalah baik.
baut pembuangan
Tutup masuk oli. 2. Tidak ada pilihan 2. Subtitusi
tindakan dari
pelaksanaan K3

3. Tidak ada pilihan 3. Engineering


tindakan dari
pelaksanaan K3 .

4. Pekerja
dibutuhkan 4. Administrasi
pemahaman yang
cukup mengenai
cara Membuka
mesin oli agar
Dapat berfungsi
dengan baik

5. Sarung tangan dan 5. Alat pelindung


masker. diri (APD)
2. Buka juga bagian 2. Menggunakan 1.Pekerja harus memiliki 1. Eliminasi
tutup masuk oli sarung tangan skill dan pengalaman
supaya tidak kerja yang baik
dengan tang terkena oli pada
sehingga oli bisa saat
penyemprotan
keluar dengan cepat
angin
dan agar proses kompresor dan 2. Tidak ada pilihan 2. Subtitusi
tangan juga tindakan dari pelaksanaan
Pembersihan cepat,
dapat tergores K3 PT. X
gunakan Kompresor pada
angin untuk pembukaan
botol oli alat
membersihkan
tajam .
bagian dalam mesin. 3. ada pilihan tindakan 3. Engineering
dari pelaksanaan K3 PT.
X.

4. Pekerja Dibutuhkan 4. Administrasi


pemahaman yang cukup
dalam bekerja agar dapat
berfungsi dengan baik

5.Sarung tangan dan 5. Alat pelindung


masker.
diri (APD)
3. Peralatan dan bagian Bagian kaki pekerja 1. Peralatan yang 1. Eliminasi
bagian mesin mobil dapat kesandung, terpakai maupun
berantakan begitu saja, terpeleset dan kaki tidak terpakai
dalam proses langkah terkilir simpan secara
pengerjaannya banyak rapi dan
mesin mesin yang sudah tempatkan
tidak terpakai dibiarkan ditempat yang
begitu saja dalam aman.
menghadapi hal seperti ini

perlu nya kesadaran diri 2. Tidak ada pilihan 2. Subtitusi


pekerja dalam melakukan tindakan dari
pembongkaran mesin harus pelaksanaan K3.
dapat menyusun rapi PT. X
barang yang tidak
digunakan sehingga 3. Tidak ada pilihan 3. Engineering
ditempat kerja tersebut tindakan dari
dapat aman dan jauh dari pelaksanaan K3.
para pekerja sehingga PT. X
pekerja dapat bekerja
dengan nyaman dan 4. Pekerja memakai 4. Administrasi
mengurangi potensi bahaya APD dan lebih
yang dihasilkan ditempat berhati hati
kerja dalam melakukan
pekerjaan

5. Memakai 5. Alat
sepatu
pelindung
safety
diri (APD)
Kondisi lantai yang Pekerja dapat 1. Sediakan wadah 1. Eliminasi
terdapat genangan oli, tergelincir, kaki oli sebelum
dalam proses pengerjaan ini terkilir dan luka pada mengganti oli
banyak para pekerja yang bagian kaki yang mobil.
terkena benda tajam
menganggap reme
mengenai hal dari potensi 2. Sediakan tempat
2. Subtitusi
bahaya yang dihasil khusus untuk
ditempat kerja sehingga penyimpanan oli
dalam langkah prose bekas.
penyelesaiannya jangan
menaruh oli sembarangan 3. Tidak ada pilihan
atau ketika menemukan tindakan dari 3. Engineering

genangan oli segera pelaksanaan K3


dilakukan pembersihan PT. X
agar pekerja lainnya tidak
tergelincir dalam 4. Memasang poster 4. Administrasi
melakukan pekerjaan
sebagai tanda
bawah tempat ini
licin

5. Memakai
5. Alat pelindung
sepatu
diri (APD)
safety
BAB IV

PEMBAHASAN

1. ISI JURNAL I

KAJIAN KUALITAS LINGKUNGAN KERJA DAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR BENGKEL SERVIS KENDARAAN TERHADAP KESEHATAN PEKERJA
MEKANIK SEPEDA MOTOR DI KOTA DENPASAR

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Karakteristik Pekerja Mekanik Bengkel Sepeda Motor di Kota Denpasar
Dari 20 bengkel dan 101 orang mekanik yang diperiksa sebagai sampel didapatkan hasil bahwa sebanyak
20,8% merupakan pekerja mekanik karyawan di bengkel kelas A, 49,5% pekerja mekanik di bengkel kelas
B, serta 29,7% pekerja mekanik di bengkel kelas C. Dari jumlah tersebut, pekerja mekanik bengkel secara
keseluruhan berjenis kelamin pria didominasi oleh mekanik usia muda, di mana sebanyak 39,6% merupakan
usia 20 - 25 tahun dan 17,8% merupakan usia 26-30 tahun, dengan dominan masa kerja 1-2 tahun (31,7%)
dan 3-4 tahun (20,8%). Apabila ditinjau dari pendidikannya, para pekerja mekanik sepeda motor sebagian
besar merupakan lulusan dengan pendidikan tingkat menengah yaitu setingkat SMU/SMK sebanyak 74,3%
dan diploma otomotif 15,8%. Para karyawan mekanik lulusan sarjana menempati posisi sebagai supervisor
atau kepala tim atau kepala bengkel dengan jumlah 9,9%. Berdasarkan atas kualifikasi pendidikan yang
dimiliki oleh para karyawan mekanik sepeda motor tersebut, dapat dilihat bahwa pekerjaan di bidang
otomotif memiliki standar yang.
2. Pengukuran Fungsi Paru Pekerja Mekanik Bengkel Sepeda Motor di Kota Denpasar
Pada pengukuran fungsi paru pekerja mekanik, ditemukan 42,6% dengan fungsi paru normal dan 36,6%
ditemukan dengan restriksi paru serta 11,9% dengan obstruksi paru ringan. Combine defect pada fungsi paru
ditemukan pada 7,9% pekerja mekanik bengkel. Gambaran hasil selengkapnya tentang fungsi paru pekerja
mekanik dapat dilihat pada Gambar 2. Pada pengukuran ini tidak ditemukan karyawan dengan kategori
obstruksi paru sedang dan berat.
3. Karakteristik Lingkungan Kerja Bengkel Sepeda Motor di Kota Denpasar
Lingkungan kerja bengkel dalam penelitian ini dinilai dengan melakukan pengukuran pada parameter
seperti CO pada udara ambien, debu, pencahayaan, kebisingan, iklim kerja yang mencakup ISBB dan
kelembaban udara. Hasil pengukuran lingkungan kerja disajikan selengkapnya pada Tabel 4. Berdasarkan
tabel 4, diketahui bahwa konsentrasi gas CO pada udara ambien bengkel berada dalam rentang baku mutu
yang diperkenankan yaitu < 30.000 µg/m-3. Nilai hasil pengukuran CO ambien bengkel adalah 313,33 -
606,67 µg/m-3. Berkebalikan dengan nilai CO yang 100% masih berada dalam level normal, maka nilai
pengukuran kadar debu total/TSP (total suspended particle) dari 20 sampel debu ruang kerja yang diuji
dengan menggunakan alat Nephelometer diketahui bahwa 90% ruang kerja bengkel memiliki kadar debu
total di atas nilai baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 (Gubernur Bali, 2007).
Ditemukan bahwa saat puncak servis kendaraan ditemukan rentang nilai debu total adalah 208,00 – 494,67
µgm-3 .
4. Keluhan Kelelahan Pekerja Mekanik Bengkel Sepeda Motor di Kota Denpasar
Keluhan kelelahan pekerja mekanik bengkel diukur dengan kuesioner SSRT (Subjective Self Rating Test).
Kelelahan merupakan kondisi yang ditandai dengan perasaan lelah dan menurunnya kesiagaan serta
berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Oesman dan Simanjuntak, 2011). Kelelahan kerja dalam suatu
industri berkaitan pada 3 (tiga) gejala yang saling berhubungan yaitu perasaan lelah, penurunan fisiologis
dalam tubuh dan menurunnya kapasitas kerja (Tarwaka et al., 2004). Dari kuesioner diperoleh persentase
skor tertinggi pelemahan kegiatan (I), pelemahan motivasi (II) dan kelelahan fisik (III) ada pada bengkel
kelas B, dengan nilai berturut – turut 62% pada pelemahan kegiatan, 39 % pada pelemahan motivasi dan
47% pada kelelahan fisik.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Berdasarkan atas hasil penelitian dan pengukuran terhadap kualitas lingkungan kerja, penerapan prosedur
operasi standar bengkel servis kendaraan, dan kesehatan mekanik di Kota Denpasar dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kualitas lingkungan kerja bengkel servis sepeda motor di Kota Denpasar yang diukur melalui parameter
CO, pencahayaan, kebisingan dan iklim kerja masih berada dalam rentang baku mutu. Hanya 1 (satu)
parameter yang tidak memenuhi baku mutu yakni parameter debu total di ruang kerja bengkel.
2. Pelaksanaan prosedur operasi standar kerja di stasiun servis kendaraan di bengkel sepeda motor di Kota
Denpasar yang mencakup dokumen SOP, ijin bengkel, dokumen pengelolaan limbah B3 serta papan
peringatan terkait K3 telah terpenuhi dan dilaksanakan dengan baik. Tetapi pada parameter sanitasi
lingkungan, kelengkapan P3K, kesiapan dan kelengkapan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja mekanik,
ruang istirahat serta ceceran oli yang masih banyak ditemukan diketahui belum terlaksana dengan baik.
3. Para Pekerja mekanik di bengkel sepeda motor di Denpasar mayoritas memiliki keluhan pada fungsi paru
serta pada sistem muskuloskeletal dan kelelahan dalam tingkat dan macam yang berbeda.
4. Hasil analisis statistik mendapatkan bahwa semua variabel dalam lingkungan kerja dan pelaksanaan
prosedur operasi standar kerja berhubungan dengan kesehatan para Pekerja mekanik bengkel sepeda motor.
Namun hanya komponen CO ambien (R = 0,697) serta debu (R = 0,612) yang berpengaruh secara signifikan
(R > 0,50) terhadap kesehatan para Pekerja mekanik bengkel sepeda motor di Kota Denpasar.
4.2. Saran
1. Disarankan kepada Pemerintah Kota melalui dinas atau SKPD terkait dapat melakukan penerapan aturan
yang berlaku secara utuh (holistik) terkait dengan ijin, pembinaan dan pengawasan di bidang usaha
perbengkelan. Selain itu petugas atau tim pelaksana tugas yang menaungi di lingkup usaha bengkel di Kota
Denpasar dapat melaksanakan tugas dan fungsi supervisi secara lebih intensif.
2. Para pemilik usaha bengkel bengkel sepeda motor di Kota Denpasar agar bersungguhsungguh
mengupayakan terciptanya lingkungan kerja yang sehat bagi seluruh karyawan bengkel dengan
memperhatikan seluruh ketentuan dan peraturan yang ada. Di samping itu juga agar para pimpinan bengkel
senantiasa meningkatkan edukasi dan kesadaran para Pekerja mekanik supaya senantiasa taat dan disiplin
dalam melakukan semua prosedur kerja di ruang servis dalam upaya penanggulangan penyakit akibat kerja
(PAK) akibat paparan faktor risiko di tempat kerja dan kecelakaan kerja karena kesalahan prosedur.
PERBANDINGAN DAN KAITANNYA ISI JURNAL I DAN DENGAN HASIL OBSERVASI
1. Terdapat perbedaan karakteristik umur dari UMKM yang kami riset dengan jurnal pertama, di UMKM
yang kami riset umur mekanik yang bekerja identik lebih tua sedangkan di jurnal pertama umur mekanik
rata-rata masih muda.
2. Pada jurnal pertama memiliki keluhan terdapat nya mekanik yang terkena penyakit paru-paru padahal
usia para mekanik identik lebih muda sedangkan di bengkel UMKM sepeda motor yang kami riset walaupun
umur nya lebih tua tetapi tidak ada keluhan penyakit sama sekali.

2. ISI JURNAL II

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP


PRODUKTIVITAS KERJA MEKANIK DIBENGKEL JAYA MOTOR

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil responden yang melaksanakan langsung yaitu mekanik sebanyak 10 orang
di bengkel Jaya Motor dengan cara menyebar kuesioner sebagai instrumen penelitiannya. Penentuan
jumlah responden ini berdasarkan jumlah populasi sebanyak 10 mekanik. Menurut (Sugiyono, 2015)
dalam bukunya menyebutkan apabila populasi dibawah 30 orang, maka untuk penentuan sampel bisa
menggunakan teknik Total Sampling (Sampel Total) sebagai obyek penelitian. Maka dari itu pada
penelitian ini melibatkan seluruh populasi untuk dijadikan sampel.
Pembahasan
Berdasarkan analisis diskriptif diatas, terdapat rata – rata jawaban tertinggi dari responden dimasing
– masing variabel :
• Keselamatan Kerja Pada variabel keselamatan kerja, item tentang penggunaan wearpack pada tabel 9
merupakan rata – rata jawaban tertinggi dari responden dengan nilai sebesar 4,58. Jadi penggunaan
APD dalam hal ini wearpack oleh mekanik dibengkel Jaya Motor wajib digunakan. Selain sebagai
identitas bahwa yang memakai wearpack adalah mekanik , wearpack juga berfungsi meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja. Hal tersebut dibuktikan dengan peneliti saat melakukan observasi ke
bengkel Jaya Motor, mendapati seluruh mekanik yang sedang bekerja semuanya memakai wearpack
yang telah disediakan bengkel demi meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja saat bekerja sehingga
tidak mengganggu produktivitas kerja mekanik itu sendiri.
• Kesehatan Kerja Pada variabel kesehatan kerja, item tentang kebersihan lingkungan kerja dan asuransi
tenaga kerja pada tabel 11 merupakan rata – rata jawaban tertinggi dari responden dengan nilai sebesar
4,58. Jadi lingkungan kerja dibengkel Jaya Motor memiliki tingkat kebersihan yang baik dan bengkel
sudah memberikan asuransi kepada setiap mekanik yang bekerja. Hal tersebut dibuktikan dengan setiap
hari sebelum mekanik mulai bekerja dan selesai bekerja, lingkungan kerja selalu dibersihkan oleh OB
(Office Boy) sehingga kebersihan di lingkungan kerja selalu terjaga dan
PENUTUP
Simpulan Menurut hasil penelitian dan analisis diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
• Terdapat pengaruh tentang keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja di bengkel Jaya Motor dengan
nilai rumus r = 0,7672 dan nilai rumus t = 3,78 serta koefisien determinasi (rxy²) = 0,5885 atau 58,85 %.
Tingkat keselamatan kerja dibengkel Jaya Motor dapat dikategorikan tinggi dan berdasarkan kuesioner, rata
– rata mekanik setuju bahwa Wearpack wajib selalu digunakan saat bekerja demi meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja.
• Terdapat pengaruh tentang kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja di bengkel Jaya Motor
Saran
• Diharapkan untuk bengkel Jaya Motor kedepannya menjaga dan mempertahankan atau bahkan kalau
bisa meningkatkan penerepan K3 sehingga produktivitas kerja mekanik bisa lebih meningkat.
• Dibengkel Jaya Motor terdapat mekanik yang sudah tua hal tersebut dapat mengakibatkan bahaya
dalam kesehatan dan keselamatan kerja bagi mekanik tersebut.
• Untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa ditambahkan data kecelakaan kerjanya sehingga
kesimpulan yang didapat nantinya lebih terperinci.

PERBANDINGAN DAN KAITANNYA ISI JURNAL II DAN DENGAN HASIL OBSERVASI


1. Terdapat kesamaan umur mekanik dari tempat UMKM yang kami riset terdapat kesamaan pada jurnal
kedua dan terdapat persamaan dalam menggunakan APD, bahwa tidak ada di pakai nya APD saat melakukan
pekerjaan.
2. Terdapat perbedaan dalam penyusunan alat-alat kunci yang di pakai untuk melakukan pekerjaan, di
bengkel sepeda motor yang kami riset tidak ada di susun nya alat-alat, sedangkan di bengkel yang terdapat
di jurnal kedua alat-alat tersusun dengan rapi.

3. ISI JURNAL III

PENERAPAN KESELEMATAN KERJA PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR Di KELURAHAN


POLOWIJEN KECAMATAN BLIMBING MALANG

Materi diskusi penyuluhan dengan pengelola bengkel antara lain:


1. Area kerja bengkel.
Kondisi area kerja bengkel yang membutuhkan penanganan khusus antara lain : Tingginya suhu udara,
di mana jika tak ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan pekerja mengalami dehidrasi, demikian
juga dengan masalah mengenai kelembaban udara, getaran yang disebabkan peralatan, suara bising, buangan
pelumas serta bahan bakar, pencahayaan serta sisa dari suku cadang. Semua tersebut jika tak di perlakukan
secara optimal maka akan menyebabkan kecelakaan kerja.
2. Bekerja dengan aman dan bersih.
Jagalah tempat kerja selalu bersih dan saatpekerjaan selesai kembalikan segala sesuatu dengan teratur.
Suku cadang bekas harus dikumpulkan dan dibuang atau dikembalikan kepelanggan. Penempatan sepeda
motor yang akan diservis, yang sedang diservis dan yang sudah diservis pada tempat terpisah dan diatur rapi.
Jangan meninggalkan kunci atau suku cadang sembarangan sebab mengganggu sirkulasi kerja dan bersikan
alat-alat yang baru dipakai. Bersihkan segera tumpahan bahan bakar,oli dll yang tumpah.
3. Kebersihan bengkel.
Manfaat Kebersihan memiliki peran yang penting terhadap bengkel. Sebab dengan adanya kebersihan,
maka kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebagian besar dapat dicegah. Segi-Segi Kebersihan Kebersihan
bengkel meliputi kebersihan luar dan salam gedung. Luar gedung terutama halaman dan jalanan. Dalam
gedung meliputi lantai, dinding, atap gedung, serta mesin dan alat untuk bekerja, gudang untuk menimbun
bahan baku
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pengelola bengkel kendaraan sepeda motor yang memahami tentang keselamatan dan kesehatan kerja
maka akan mampu menerapkan tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada tatakelola bengkel sepeda
motornya, sehingga dapat lebih efektif dalam mengelola bengkel.
2. Pekerja bengkel sepeda motor yang memahami tentang keselamatan dan kesehatan kerja maka akan
mampu menerapkan pada pelaksanaan kerjanya sesuai dengan fungsi dan tugasnya, sehingga hasil kerjanya
lebih efisien.
3. Pengelolan dan pekerja yang memahami tentang keselamatan dan kesehatan kerja maka akan mampu
meningkatkan system kerja yang aman dan kenyamanan bagi pekerja dan pelanggan.
Saran
Pengabdian masyarakat ini dapat dilanjutkan dengan langkah langkah sistem pengelolaan bengkel sepeda
motor yang memperhatikan dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dapat meningkatkan
kesejahteraan karena faktor kepercayaan pelanggan.

PERBANDINGAN DAN KAITANNYA ISI JURNAL IIl DAN DENGAN HASIL OBSERVASI
1. Pada isi jurnal ke tiga di kelurahan blimbing masyarakat sangat giat meningkatkan kesehatan dan
keselamatan di bidang usahanya sehingga mereka mengadakan penyuluhan dan pelatihan kesehatan,
keselamatan kerja pada usaha bengkel sepeda motor mereka
.
2.Di jurnal ke tiga terdapat nya persamaan suhu dengan tempat yang kami oservasi suhu di sekitaran kawasan
tersebut lebih tinggi akibat nya bisa mengakibatkan mekanik menjadi dehidrasi.
ISI JURNAL 4

TINGKAT PENGETAHUAN KARYAWAN BENGKEL MOBIL JAYA MOTOR


TENTANG ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) DI DESA ENTAL SEWU,
BUDURAN, SIDOARJO

1. Pembahasan
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pengetahuan
yang dimiliki karyawan bengkel tentang Alat Perlindungan Diri (APD) adalah tingkat
pengetahuan kurang yang berjumlah 14 karyawan (46,67%), dan sebagian kecil
memiliki tingkat pengetahuan baik berjumlah 5 karyawan bengkel (16,67%). Hal ini
disebabkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
salah satunya adalah dari faktor umur, pendidikan dan lama bekerja. Berdasarkan data
demografi yang terkumpul menunjukkan bahwa karyawan bengkel didapatkan hasil
prosentase menurut umur resonden yaitu hampir setengahnya responden berumur 26 30
tahun sebanyak 12 orang 40% dan sebagian kecil responden berumur 20 25 tahun
sebanyak 7 orang 23%. Menurut peneliti, karyawan bengkel yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang adalah karyawan bengkel yang umur 20-25 tahun karena orang
yang lebih muda kurang memiliki pengalaman dalam bekerja sehingga pengetahuan
mereka kurang tentang Alat Perlindungan Diri yang dipakai saat bekerja. Menurut Dyne
dan Graham (2005), karyawan yang berusia lebih tua cenderung lebih memiliki rasa
kepedulian yang tinggi terhadap dirinya dibandingkan dengan yang berusia muda, hal
ini disebabkan karena karyawan yang berusia tua lebih lama masa bekerjanya sehingga
pengetahuan mereka tentang perlindungan diri juga semakin banyak.

Tingkat pendidikan yang didapatkan melalui data demografi menunjukkan bahwa


karyawan bengkel tidak ada yang tidak sekolah. Sebagian besar responden
berpendidikan SMA sebanyak 18 orang 60% dan sebagian kacil responden
berpendidikan SD sebanyak 3 orang 10%. Menurut pendapat peneliti, karyawan bengkel
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang adalah karyawan bengkel yang
berpendidikan SMA karena beberapa dari mereka merupakan karyawan baru yang
belum berpengalaman dalam bekerja sebelumnya dan informasi yang mereka dapat
tentang Alat Perlindungan Diri sangatlah kurang sehingga mereka tidak mengetahui apa
saja resiko yang akan dialami jika mereka tidak memakai Alat Perlindungan Diri. Orang
dengan pendidikan dasar apabila mendapatkan kesempatan-kesempatan pelatihan dan
motivasi yang tepat, akan lebih mampu dan cakap untuk melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik, dengan demikian jelas bahwa pendidikan akan mempengaruhi kinerja
karyawan.

Berdasarkan data demografi yang terkumpul menunjukkan bahwa karyawan


bengkel sebagian besar responden yang bekerja > 1 tahun sebanyak 17 orang (57%) dan
hampir setengahnya responden yang bekerja < 1 tahun sebanyak 13 orang (43%).
Menurut pendapat peneliti, karyawan bengkel yang memiliki tingkat pengetahuan
kurang adalah karyawan bengkel yang memiliki masa kerja
Tingkat Pengetahuan Jumlah Presentase (%)

14 46,67
Kurang

11 36,67
CUKUP

5 16,67
BAIK

50 100
TOTAL

pengalaman yang didapat masih kurang dan belum mengerti tentang pentingnya Alat
Perlidungan Diri yang harus digunakan saat bekerja dibandingkan dengan karyawan yang
memiliki masa kerja yang lama. Menurut Trijoko (2004), pengetahuan dan keterampilan yang
telah dikuasai seseorang dalam pekerjaannya yang telah dilakukan selama beberapa waktu
tertentu, dan tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya
dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki.

KESIMPULAN :

Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Tingkat Pengetahuan Karyawan Bengkel Mobil


Jaya Motor Tentang Alat Perlindungan Diri (APD) Di Desa Ental Sewu Buduran Sidoarjo dan
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya
karyawan bengkel yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (46,67%).
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh karyawan bengkel untuk meningkatkan
pengetahuan dengan mencari informasi tentang Alat Perlindungan Diri yang harus dipakai pada
saat bekerja kepada petugas kesehatan dan pemilik bengkel.

PERBANDINGAN DAN KAITANNYA ISI JURNAL II DAN DENGAN HASIL OBSERVASI

1. Dari isi jurnal ini terdapat tingkat pengetahuan yaitu kurang, cukup dan baik, namun
terdapat tingkat pengetahuan yang kurang mengenai alat pelindung diri dan para
pekerja nya belum mengerti tentang pentingnya alat pelindung diri pada saat bekerja
sedangkan pada hasil observasi pada bengkel yang saya amati terdapat kesamaan
yang terkait pada isi jurnal ini karena sama sama kurangnya tingkat pengetahuan
yang kurang mengenai alat pelindung diri pada saat bekerja sehingga pada bengkel
saya yang saya amati diantara semua pekerja tidak ada yang menggunakan alat
pelindung diri (APD) pada saat bekerja.

2. Melalui data deografi menunjukan bahwa karyawan bengkel tidak ada yang tidak
sekolah. sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 18 orang 60% dan
sebagian kecil responden berpendidikan SD 3 orang 10 %, namun beberapa pada
pendidikan SMA kurang nya pengetahuan alat pelindung diri karena masih
karyawan baru sedangkan pada bengkel yang saya amati mulai yang tidak
berpendidikan maupun yang berpendidikan tidak ada bedanya karena bagi pekerja
yang sudah lama bekerja hanya menerapkan ilmu pengalaman didunia kerja
sehingga tidak ada yang memakai APD dan pemilik bengkel tidak ada menerapkan
Alat pelindung diri bagi karyawannya.
ISI JURNAL 5

PERILAKU TIDAK AMAN DAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA BENGKEL
SEPEDA MOTOR DI KECAMATAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara adalah salah satu Kabupaten yang berada di Sumatera Utara yang merupakan
pemekaran dari Kabupaten Asahan sejak 2007. Kabupaten Batu Bara berada pada kawasan pantai timur
Sumater Utara yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Secara Geografis Kabupaten Batu Bara
terletak diantara 2o 3’00-3 o 26’00’’ Lintang Utara dan 99o 01’-100o 00’ Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Batu Bara keseluruhan 904.96 Km (90496 ha). Dengan ketinggian 0 sampai dengan 50 meter dpl
(Profil Kabupaten Batu Bara, 2015). Kabupaten Batu Bara memiliki 141 desa dengan jumlah penduduk
sebanyak 410.678 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 206.551 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 204.127 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara, 2021). Menurut data statistik tenaga
kerja di Kabupaten Batu Bara menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Batu Batu yang bekerja sebanyak
195.074 orang. Mayoritas penduduk yang bekerja adalah laki-laki sebanyak124.581 orang dan perempuan
sebanyak 70.493 orang. Jika dilihat dari rincian pekerjaan utama, mayoritas penduduk bekerja pada sektor
pemberian jasa (Perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa kemasyarakatan) yang mencapai 95.212
orang, sektor pertanian sebanyak 65.349 orang dan sektor manufaktur (pertambangan, industri, listrik, gas
dan air serta bangunan) sebanyak 34.513 orang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara, 2020).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Seluruh pekerja bengkel sepeda motor di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara berada
pada kategori berperilaku tidak aman yaitu tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja,
membersihkan tangan dengan bensin, bercerita dengan teman kerja/orang lain saat melakukan
pekerjaan, bersenda gurau dengan teman kerja/orang lain saat melakukan pekerjaan, meletakkan alat
kerja tidak pada tempatnya, melempar alat kerja, memindahkan barang/peralatan kerja dan bekerja
dengan posisi tubuh membungkuk serta bekerja dengan posisi jongkok dan terburu-buru
menyelesaikan pekerjaan.
2. Seluruh pekerja bengkel memiliki persepsi buruk tentang perilaku tidak aman dan sebanyak 6 pekerja
memiliki persepsi baik terhadap risiko kecelakaan kerja.
3. Pengawasan tidak lakukan oleh pemilik bengkel.
4. Ketersediaan alat pelindung diri tidak tersedia pada 3 bengkel sepeda motor.
5. Penyebab perilaku tidak aman pada pekerja bengkel sepeda motor di Kecamatan Tanjung Tiram
Kabupaten Batu Bara adalah Persepsi yang buruk terhadap perilaku tidak aman dan pengawasan yang
tidak dilakukan oleh pemilik bengkel dan ketersediaan apd yang tidak memadai.
6. Pekerja bengkel sepeda motor di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara mengalami
kecelakaan kerja yaitu terkena knalpot (melepuh), terkena mesin kendaraan yang panas (melepuh),
terkena api (melepuh), terkena palu (bengkak), terkena cagak kereta (memar), luka, terpeleset dan
kejatuhan kunci (memar).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Batu Bara Bagi dinas ketenagakerjaan diharapkan
memperhatikan berbagai pekerjaan sektor informal lainnya seperti pekerja bengkel sepeda motor dan
melakukan pengawasan terhadap ketersediaan apd pada pekerja bengkel sepeda motor di Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.
2. Bagi pemilik bengkel Pemilik bengkel diharapkan melakukan pengawasan secara maksimal kepada
pekerja bengkel dan mengedepankan aspek K3 karena keselamatan pekerja adalah hak bagi pekerja
itu sendiri agar terwujudnya zero accident di bengkel sepeda motor serta peka terhadap kejadian
kecelakaan kerja yang terjadi di bengkel sepeda motor dan melakukan pencatatan dan pelaporan
kepada puskesmas agar hal tersebut mendapat perhatian dari puskesmas.
3. Bagi pekerja bengkel Pekerja bengkel diharapkan melakukan perilaku aman yaitu menggunakan apd
saat bekerja, membersihkan tangan dengan benar, tidak bercerita sambil bekerja, tidak bersenda
gurau saat bekerja, meletakkan alat ke tempat yang lebih aman, tidak melempar alat kerja, 156
bekerja dengan posisi yang baik (tidak membungkuk dan jongkok) dan tidak terburu-buru
menyelesaikan pekerjaan serta melaporkan kepada pemilik bengkel tentang kecelakaan kerja yang
dialami baik itu kecelakaan kecil sekalipun.

5. ISI JURNAL 6

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN MANAJEMEN BENGKEL BERBASIS 5-S DI BENGKEL


MESIN OTOMOTIF POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penerapan 5-S di Bengkel Mesin Otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut Pada tahap ini akan dijelaskan
mengenai pelaksanaan 5S di bengkel mesin otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut 1. Pelaksanaan Seiri
Pelaksanaan Seiri adalah proses pemilihan dengan memilih mana barang yang di buang atau barang yang
masih bisa dipergunakan lagi. Hal-hal yang dilakukan dalam menangani tumpukan barang di bengkel itu
yaitu:
(1) Melakukan pembersihan secara keseluruhan dan (2) Membuang barang yang tidak diperlukan. Untuk
hasil benda kerja mahasiswa yang rusak akan di tampung dan dipilah lagi ada yang di jual dan ada yang di
buat kerajinan. Untuk mesin-mesin yang rusak itu dan yang tidak bisa di pergunakan lagi itu di simpan di
gudang bengkel.
2. Pelaksanaan Seiton Seiton (penataan) di paparkan menjadi empat yaitu penataan alat, pengolahan data
base, pengelolahan material praktik mahasiswa, dan pengelolahan hasil praktik mahasiswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Pelaksanaan seiri di bengkel mesin otomotif sudah baik karena proses pemilihan barang yang
tidak terpakai seperti sisa-sisa bahan praktikum itu di kumpulkan dan cara penanggulangan barang yang
tidak terpakai sudah tepat setelah dikumpulkan. Pelaksanaan seiton sudah baik karena setiap alat/mesin di
letakan dengan rapi serta diberi kode nama dan kode lokasi, begitu juga penataan data base yang di susun
sedemikian rupa di dalam lemari khusus database serta material praktik yang dikelompokan sesuai dengan
jenisnya dan yang terakhir pengelolaan hasil praktik mahasiswa itu dengan menaruhnya di lemari khusus
benda kerja. Pelaksanaan seiso sudah baik karena proses pembersihan bengkel menjadi tanggung jawab
mahasiswa dan dosen sehingga setelah selesai melakukan praktik mahasiswa dituntut untuk membersihkan
bengkel, pearawatan mesin yang ada di bengkel mesin otomotif menjadi tanggung jawab laboran dan kepala
bengkel, proses perawatan sudah ada jadwalnya yang telah dibuat oleh kepala bengkel. Pelaksanaan seiketsu
sudah baik karena di bengkel mesin dilengkapai dengan kontrol visual yang berupa poster-poster yang
berfungsi mengi-ngatkan mahasiswa agar bekerja harus sesuai dengan procedural. Salah satu kegiatan seiket-
su di bengkel mesin otomotif adalah mengirim laboran dan teknisi untuk mengikuti pelatihan guna
meningkatkan kompetensinya sesuai dengan jurusannya. Pelaksanaan shitsuke sudah baik karena dosen
selalu memberikan briefing sebelum dan sesudah praktik mengenai keselamatan kerja dan bekerja sesuai
prosedural sehingga mahasiswa dapat terbiasa bekerja aman dan nyaman.
Saran
Adapun saran antara lain
(1) Manajemen stratifikasi melalui penerapan strategi Label Merah (Red Tag) dalam upaya menciptakan
tempat kerja yang Ringkas.
(2) Menetapkan dan memberlakukan standar yang jelas dalam penyim-panan, sehingga semua peralatan
yang ada mendapatkan tempat penyimpanan yang la-yak, rapi, dan aman.
(3) Melakukan program pembersihan menyeluruh secara bersama-sama sampai ke tempat-tempat yang
tersembunyi secara berkala dalam upaya menciptakan tempat kerja yang Resik.
(4) Memperbarui peraga visual yang sudah usang dan membuat peraga visual yang belum ada misalnya
penanda peletakan peralatan, denah penempatan peralatan, penggunaan kode warna, garis penanda wilayah,
spanduk, dan lain-lain, serta memberikan penghargaan melalui kegiatan lomba kebersihan, pegawai teladan
atau sejenisnya untuk memotivasi semua bagian yang terkait untuk terus menjunjung tinggi aturan dan tata
tertib yang telah dibuat dalam upaya pemantapan (Rawat).
(5) Mengajarkan setiap orang un-tuk menciptakan tempat kerja dengan kebia-saan dan perilaku yang baik,
mempunyai komunikasi yang baik, kesadaran lingkung-an dan tanggung jawab yang tinggi melalui kegiatan
workshop, seminar dan sebagainya dalam upaya membentuk tempat kerja yang berdisiplin (Rajin).
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, Rudi, and Nikmatus Sholikhah. "Tingkat Pengetahuan Karyawan Bengkel Mobil Jaya
Motor Tentang Alat Perlindungan Diri (Apd) di Desa Ental Sewu,
Buduran, Sidoarjo." Nurse and Health: Jurnal Keperawatan 5.1 (2016):
11-13.

https://media.neliti.com/media/publications/373497-none-cea1c022.pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/32826-Article%20Text-39972-1-10-20200421%20(4).pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/705-Article%20Text-1330-1-10-20191221%20(3).pdf
http://repository.uinsu.ac.id/13239/1/SKRIPSI%20FIKS%20ROSDAYANA%20UINSU.pd
f
file:///C:/Users/HP/Downloads/adminjurnal-1.-implementasi-pelaksanaan-manajemen-
bengkel-berbasis-5-s-di-bengkel-mesin-otomotif-politeknik-negeri-tanah-laut.pdf

LAMPIRAN BUKTI LAPORAN HASIL OBSERVASI PADA BENGKEL MOBIL


A.Bukti kami melakukan UMKM pad087754750165a bengkel sepeda motor di JL. iskandar Pancing/ wiliam

B. JOBDESK
Wandika S Ginting _5223121007 : mencari UKM, mengerjakan bab 1,dokumentasi pekerjaan,revisi
Erik Yosua Gultom _5223321009 : mengerjakan bab 3

Ashfi Raihan _5221121015: mgerjakan atau membuat jurnal, mencari jurnal


Jujur Simanjuntak _5223121034: mengerjakan bab 2, revisi bab 2

C .Link
https://youtu.be/2QRhOm8rGX4

Anda mungkin juga menyukai