Anda di halaman 1dari 11

5.

4 ANALISIS PENYIMPANGAN DAN ANGGARAN FLEKSIBEL


Pengendalian biaya merupakan tujuan akhir dari akuntansi
pertanggungjawaban. Yang berdsarkan perbandingan perbedaan antara biaya
dianggarkan dan realisasinya. Perusahaan dapat menggunakan metode statis
maupun fleksibel. Kita tidak dapat mengindentifikasinya efisiensi dalam biaya
ditentutkan dengan cara melakukan perbandingan biaya yang dianggarkan dengan
realisasinya. Anggaran fleksibel menyusun anggaran dengan cara melakukan
pengukuran pada nilai biaya yang seharusnya satu paket saat situasi tertentu.
Anggaran yang disesuaikan dengan realisasinya.
5.4.1 Anggaran Fleksibel
Perumusan formula harus dilakukan sebelum melakukan aktivitas
penyusunan anggaran fleksibel. Perumusan ini dilakukan menggunakan salah satu
teknik analisa biaya yang ada. Pada tiap formula akan ditunjukkan nilai untuk
seluruh biaya tetap dan/atau tarid biaya variabel bagi seluruh klasifikasi biaya.
Setelahnya diketahui tingkat aktivitas yang sebenarnya langkah selanjutnya
menggunakan formula untuk mencari nilai biaya yang dianggarkan. Anggaran ini
disebut anggaran fleksibel. Perbedaan antara biaya yang dianggarkan dengan
realisasinya dapat dihitung dengan penyimpangan pengeluaran.
Penyimpangan Pengeluaran :
= Biaya sesungguhnya - Biaya dianggarkan pada aktivitas sesungguhnya.
=Biaya Sesungguhnya - {(Tarif tetap x Tingkat aktivitas dianggarkan) + (Tarif
variabel x Tingkat aktivitas sesungguhnya)}

Penyimpangan kapasitas menganggur adalah perbedaan yang terdapat


pada biaya yang dianggarkan pada tingkat aktivitas tertentu dan nilai biaya yang
dilakukan pembebanan ke produk untuk satu periode, Penyimpangan ini adalah
biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan dengan nilai lebih maupun kurang

Penyimpangan Kapasitas:
=Biaya dianggarkan pada tingkat aktivitas sesungguhnya - Biaya yang
dibebankan.
={(Tarif tetap x tingkat aktivitas dianggarkan) + (Tarif variabel x tingkat
aktivitas sesungguhnya)}- {(Tarif tetap x tingkat aktivitas sesungguhnya)+ (Tarif
variabel x tingkat aktivitas sesungguhnya)}
= (Tarif tetap x Tingkat aktivitas dianggarkan) (Tarif tetap x Tingkat aktivitas
sesungguhnya)

Contoh untuk perhitungan untuk mencari penyimpangan pengeluaran dan


kapasiats menganggur adalah sebagai berikut. Missal overhead dianggarkan
senilai Rp. 20.000.000 biaya tetap sebesar Rp. 13.000.000 dan biaya variabel Rp.
7.000.000. nilai variabel didapat dari jumlah direncanakan unit 1.000 x tarif
variabel Rp.7.000. tarif overhead sebesar Rp. 20.000. nilai overhead yang
dibebankan kepada produksi senilai Rp. 24.000.000 (20.000 tarif x 1.200 unit
sesungguhnya) overhead sesungguhnya bernilai Rp. 21.000.000 maka overhead
lebih dibebankan berjumlah Rp. 3.000.000 ( Rp. 21.000.000 Rp. 24.000.0000).
Berikut perhitungan untuk penyimpangan pengeluaran dengan penyimpangan
kapasitas menganggur.
Perhitungan Penyimpangan Pengeluaran
Overhead pabrik
Rp 21.000.000,00
sebenarnya
Overhead dianggarkan
untuk unit sebenarnya
Diproduksi :
Overhead variabel (7.000
Rp 8.400.000,00
x 1.200)
Overhead tetap Rp 13.000.000,00 Rp 21.400.000,00
Penyimpangan
Rp 400.000 (L)
Pengeluaran

Perhitungan Penyimpangan Kapasitas Menganggur


Overhead dianggarkan pada unit yang
sebenarnya dproduksi (dari perhitungan Rp
diatas 21.400.000,00
Overhead Variabel (tarif 20.000 x 1.200) Rp
24.000.000,00
Rp
Penyimpangan Kapasitas Menganggur 2.600.000,00

Perhitungan Penyimpangan Total


Rp
Penyimpangan Pengeluaran
400.000,00
Rp
Penyimpangan Kapasitas menganggur
2.600.000,00
Rp
Overhead pabrik lebih dibebankan
3.000.000,00

Biaya yang dianggarkan untuk setiap tingkat aktivitas pada kisaran relevan
akan mampu dihitung jika jumlah biaya tetap dan tarif biaya variabel telah
ditentukan ilustrasi daftar anggaran overhead pabrik departemen pengolahan
perusahaan berjenis manufaktur dengan kapasitas normal adalah sebagai berikut
Ilustrasi 6
Dasar Aktivitas : Kapasitas normal 2.000 jam mesin per bulan,tingkat kapasitas 80%
Unsur Overhead Biaya Tetap Tarif Variabel/Jam
TK Tidak langsung Rp 10.000.000,00 Rp 1.000,00
Supervisor Rp 5.000.000,00
Perlengkapan Rp 2.000.000,00 Rp 700,00
Listrik Rp 1.200.000,00 Rp 400,00
Pengerjaan Ulang Rp 800.000,00 Rp 400,00
Pajak Penghasilan Karyawan Rp 1.250.000,00 Rp 500,00
Perbaikan Rp 1.100.000,00
Asuransi Pabrik Rp 800.000,00
PBB Rp 1.000.000,00
Tunjangan Hari Raya Rp 2.800.000,00
Tunjangan Pensiun Rp 500.000,00
Tunjangan Kesehatan Rp 800.000,00
Penyusutan Rp 1.600.000,00
Air Rp 1.150.000,00
Biaya Total Rp 30.000.000,00 Rp 3.000,00
Ringkasan
Biaya tetap Rp 30.000.000,00
Biaya Variabel (3.000x2000) Rp 6.000.000,00
Biaya Total Kapasitas Normal Rp 36.000.000,00
Tarif Overhead pada kapasitas normal
(36.000/2.000) Rp 18.000,00

Selanjutnya penyusunan anggaran fleksibel yang dianggarkan pada tingkat


kapasitas dengan persentase 40% 60% 80% 100%. Ilustrasinya dapat dilihat
pada ilustrasi 7.
Ilustrasi 7:
Anggaran Fleksibel Overhead Pabrik
Tingkat Operasi
Jam Mesin 1000 1500 2000 2500
Persentase Kapasitas 40% 60% 80% 100%
Biaya Variabel
TK Tidak Langsung Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 Rp 2.500.000
Perlengkapan Rp 700.000 Rp 1.050.000 Rp 1.400.000 Rp 1.750.000
Listrik Rp 40.000 Rp 600.000 Rp 800.000 Rp 1.000.000
Pengerjaan Ulang Rp 40.000 Rp 600.000 Rp 800.000 Rp 1.000.000
Pajak Penghasilan
Rp 50.000 Rp 750.000 Rp 1.000.000 Rp 1.250.000
Karyawan
Total Biaya Variabel Rp 1.830.000 Rp 4.500.000 Rp 6.000.000 Rp 7.500.000
Biaya Tetap
TK Tidak Langsung Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Supervisor Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Perlengkapan Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Listrik Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000
Pengerjaan Ulang Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000
Pajak Penghasilan
Rp 1.250.000 Rp 1.250.000 Rp 1.250.000 Rp 1.250.000
Karyawan
Perbaikan Rp 1.100.000 Rp 1.100.000 Rp 1.100.000 Rp 1.100.000
Asuransi Pabrik Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000
PBB Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Tunjangan Hari Raya Rp 2.800.000 Rp 2.800.000 Rp 2.800.000 Rp 2.800.000
Tunjangan Pensiun Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Tunjangan Kesehatan Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000
Penyusutan Rp 1.600.000 Rp 1.600.000 Rp 1.600.000 Rp 1.600.000
Air Rp 1.150.000 Rp 1.150.000 Rp 1.150.000 Rp 1.150.000
Toal Biaya Tetap Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
Biaya Total Rp 31.830.000 Rp 34.500.000 Rp 36.000.000 Rp 37.500.000
Tarif Overhead Per
Rp 31.830 Rp 23.000 Rp 18.000 Rp 15.000
Jam
Anggaran Pada Anggaran Pada Penyimpanga
Biaya
Kapasitas Di Kapasitas n
Sesungguhnya
harapkan Sesungguhnya Pengeluaran
Berdasar Jam
2000 1500 R
Mesin
Persentase
80% 60% R
Kapasitas
Biaya Variabel
TK Tidak
Rp 2.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.700.000 -Rp 200.000 R
Langsung
Perlengkapan Rp 1.400.000 Rp 1.050.000 Rp 1.100.000 -Rp 50.000 R
Listrik Rp 800.000 Rp 600.000 Rp 650.000 -Rp 50.000 R
Pengerjaan
Rp 800.000 Rp 600.000 Rp 700.000 -Rp 100.000 R
Ulang
Pajak
Penghasilan Rp 1.000.000 Rp 750.000 Rp 850.000 -Rp 100.000 R
Karyawan
Total Biaya
Rp 6.000.000 Rp 4.500.000 Rp 5.000.000 -Rp 500.000 R
Variabel
Biaya Tetap
TK Tidak
Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp -
Langsung
Supervisor Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp -
Perlengkapan Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp -
Listrik Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp -
Pengerjaan
Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000 Rp -
Ulang
Pajak
Penghasilan Rp 1.250.000 Rp 1.250.000 Rp 1.250.000 Rp -
Karyawan
Perbaikan Rp 1.100.000 Rp 1.100.000 Rp 1.100.000 Rp -
Asuransi Pabrik Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000 -Rp 50.000 R
PBB Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.030.000 -Rp 30.000 R
Tunjangan Hari
Rp 2.800.000 Rp 2.800.000 Rp 2.800.000 Rp -
Raya
Tunjangan
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp -
Pensiun
Tunjangan
Rp 800.000 Rp 800.000 Rp 800.000 Rp -
Kesehatan
Penyusutan Rp 1.600.000 Rp 1.600.000 Rp 1.600.000 Rp -
Air Rp 1.150.000 Rp 1.150.000 Rp 1.150.000 Rp -
Toal Biaya
Rp 30.000.000 Rp30.000.000 Rp 30.000.000 -Rp 80.000 R
Tetap
Biaya Total Rp 36.000.000 Rp34.500.000 Rp 35.080.000

Overhead dibebankan tarif (1500 x 18000)


Rp27.000.000
Penyimpangan Kapasitas menganggur
Rp 8.660.000
Penyusunan Laporan Penyimpangan
Misal departemen pengolahan menggunakan waktu produksi sebenarnya selama
1.500 jam mesin selama sebulan dan mengeluarkan biaya sesungguhnya senilai :
Overhead Sesungguhnya
TK Tidak Langsung Rp 10.500.000,00
Supervisor Rp 5.000.000,00
Perlengkapan Rp 2.000.000,00
Listrik Rp 1.200.000,00
Pengerjaan Ulang Rp 800.000,00
Pajak Penghasilan Karyawan Rp 1.250.000,00
Perbaikan Rp 1.100.000,00
Asuransi pabrik Rp 950.000,00
PBB Rp 1.000.000,00
Tunjangan Hari Raya Rp 2.500.000,00
Tunjangan Pensiun Rp 500.000,00
Tunjangan kesehatan Rp 800.000,00
Penyusutan Rp 2.000.000,00
Air Rp 1.150.000,00
Biaya Total Rp 30.750.000,00

Total penyimpangan pengeluaran+penyimpangan kapasitas menganggur akan sama


jumlahnya dengan total overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan selama satu
periode.
Overhead Sesungguhnya Rp 35.080.000,00
Overhead dibebankan Rp 27.000.000,00
Overhead lebih dibebankan Rp 8.080.000,00 (L)
Penyimpangan pengeluaran (Rp 580.000,000) (R)
Penyimpangan kapasitas Rp 8.660.000 (L)
menganggur

5.5 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PENDEKATAN ALTERNATIF


Menurut manajemen ini, tugas manajer adalah memberikan penghargaan kepada
karyawan. Untuk mengelola seorang karyawan, seorang manajer perlu memiliki pemahaman
yang jelas tentang situasi, pengetahuan yang kuat tentang situasi, dan pengetahuan tentang
masalah. . Penurunan pangsa pasar dan persaingan dari luar negeri telah mengakibatkan
perusahaan untuk melihat kembali metode bisnis yang ada dan bereksperimen dengan
pendekatan lain. Kemampuan manufaktur modern dan komprehensif akan terus mendorong
bisnis untuk mempromosikan kerja tim dan pekerjaan temporer.
Akibatnya, manajemen beberapa bisnis telah beralih dari gaya otokratis ke gaya
partisipatif. Penggunaan akuntabilitas akuntansi sebagai metrik untuk mengevaluasi kinerja
manajer telah muncul sebagai akibat dari pergeseran fokus dari kinerja individu ke kinerja
tim. Kritik terhadap penggunaan jaminan pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
1. berkaitan dengan kinerja operasional manajerial yang ditentukan oleh pekerjaan yang
dilakukan pada sistem yang bersangkutan.
2. berkaitan dengan penggunaan data yang diperoleh untuk administrator.
5.5.1 Perilaku Disfungsional Manajer
Pemahaman tradisional tentang pertanggungjawaban melibatkan ketidakteraturan
individu dan penyimpangan dan anggaran standar, yang disebut sebagai inefisiensi. Setiap
varia yang terjadi ditangani oleh manajer, bukan proses bisnis yang menyebabkan variasi
tersebut. Hal ini dicapai dengan mengelola aktivitas yang menghasilkan pendapatan. Individu
adalah yang terpenting, bukan proses bisnis, sehingga mereka akan selal melakukan berbagai
tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan anomali. Hal ini dapat menyebabkan
sejumlah kegagalan fungsional, termasuk :
(1) seorang manajer yang tidak pernah berhenti memikirkan pekerjaan yang ada,
(2)pengelola yang berkonsentrasi pada pemenuhan anggaran;
(3) seorang manajer yang berkonsentrasi pada pekerjaan dalam jangka pendek tujuan, dan
(4) seorang manajer yang tidak pernah berhenti memprediksi kesuksesan mereka.

Manajer secara konsisten mencari informasi yang menguntungkan mereka secara


pribadi dan meningkatkan kesejahteraan perusahaan mereka secara keseluruhan. Manajer
berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik untuk memastikan bahwa lingkungan kerja
aman, bahkan jika hal itu mengakibatkan dampak keseluruhan perusahaan. Misalnya,
meningkatkan persediaan ke tingkat yang lebih besar dari yang diperlukan untuk menutupi
kemungkinan pemutusan hubungan kerja (kegagalan mesin, sakit karyawan, penggantian
karyawan, dll.) akan meningkatkan biaya atau menghasilkan lebih banyak kuantitas Menurut
hasil percobaan, kompensasi individu untuk bekerja dengan tim yang sama dengan orang lain
secara bertahap meningkat
Manajer secara konsisten berkonsentrasi pada tujuan bisnis jangka pendek dan jangka
panjang. Manajer harus berkonsentrasi pada perjuangannya yang berat untuk mencapai tujuan
mereka sesuai dengan iklim saat ini untuk mengurangi tabungan dan menerima penilaian
yang menguntungkan. Akibatnya, manajer secara konsisten menggunakan efek panjang dari
tindakan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Contohnya meliputi:
(a) Menunda atau menghilangkan pemeliharaan preventif yang dapat menyebabkan
kegagalan mesin atau penggantian suku cadang sebelum waktunya
(b) Menghindari mencoba metode baru untuk meningkatkan produktivitas karena takut
mengurangi produktivitas dalam waktu tunggu yang singkat dan
(c) Menunda atau menghilangkan pelatihan staf dan perbaikan peralatan untuk
mempertahankan atau mengurangi biaya yang ada.
Seorang manajer yang kompeten dan efektif tetapi tidak tahu bagaimana bekerja di
sekitar sistem yang baik dapat menjadi frustrasi, sulit untuk dipromosikan, dan akhirnya
merasa tertekan untuk meninggalkan perusahaan. Orang-orang yang rentan terhadap
manipulasi akan dipromosikan. Namun, bisnis sangat membutuhkan orang yang produktif
dan memiliki keahlian teknis, bukan orang seperti itu. Dua alternatif yang dapat
digunakansebagai dasar penilaian produktivitas adalah:
1) Menggunakan kinerja aktual dari hari ke hari; dan
2) Anggaran berdasarkan kemungkinan mahasiswa tidak lulus mata kuliah.
Pendekatan ini berguna dalam mengalihkan fokus manajerial dari jangka pendek ke
kinerja jangka panjang. Meskipun alternatif ini meningkatkan pendekatan tradisional, kata
mereka tetap tidak ada masalah. Ini hanya menghilangkan satu rintangan dibandingkan
dengan yang lain selama proses evaluasi. Jika kinerja dievaluasi sesuai dengan tingkat kinerja
sebelumnya, manajer akan tetap termotivasi untuk mengambil tindakan apa pun yang
diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja yang diinginkan Mereka tidak memiliki motivasi
untuk meningkatkan visibilitas atau terlibat dalam aktivitas kolaboratif yang menguntungkan
bisnis mereka.
Metode yang paling efektif untuk mengatasi disfungsi fungsional adalah dengan
mengadopsi praktik penggunaan variasi laporan sebagai dasar untuk menilai kontribusi setiap
manajer terhadap tenaga kerja. Pelaporan varian harus digunakan sebagai alat ukur untuk
menilai kapasitas individu untuk operasi bisnis. Individu tidak mampu mencerahkan dirinya
sendiri akibat pergeseran fokus dari evaluasi operasi dan sistem bisnis ke evaluasi perilaku
pelanggaran. Manajer memiliki pengalaman yang luas dan akrab dengan metode baru untuk
mempercepat proses. Selain itu, setiap manajer dapat mengomunikasikan komitmen mereka
terhadap kinerja setiap aktivitas dengan setiap peserta untuk mendorong kolaborasi dan kerja
tim.
5.5.2 Kegunaan Informasi Bagi Manager
Di bawah akuntansi kewajiban tradisional, biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan
kegiatan bisnis harus dilaporkan kepada seorang manajer, yang mengendalikan bisnis. Opsi
yang dilaporkan dimaksudkan untuk:
1) Memastikan bahwa manajer mempertanggung
jawabkan semua biaya yang dibebankan;
2) Memberi manajer informasi yang diperlukan baginya untuk melakukan pengendalian
yang lebih efektif atas operasi bisnis.
Masalah yang berkembang ketika membahas berbagai instansi pemerintah yang
sebelumnya telah membahas berbagai faktor biaya secara detail. Pelaporan
pertanggungjawaban memiliki rekam jejak keberhasilan dalam membantu manajer
pertanggung- jawaban kantor daerah dalam menghasilkan mata uang. Sebaliknya, mata uang
yang dapat dihasilkan dapat dibedakan dari mata uang yang tidak dapat dihasilkan.
Dalam hal Ini, meliputi hal berikut:

1) penggunaan meter volume aktivitas volumetrik;


2) laporan yang terlalu kecil;
3) data keuangan; dan
4) laporan yang tidak tersedia tepat waktu.
Sebagian besar penganggaran tergantung pada ukuran aktivitas berbasis volume yang
tidak selalu dikenakan biaya yang keluarkan, yang dapat mengakibatkan pemisahan item
yang tidak akurat, biaya terkendali, dan tidak terkendali. Ketika tim manajemen menghitung
fee, anggaran tersebut mungkin didasarkan pada aktivitas yang memiliki risiko kegagalan
tinggi (aktivitas dengan korelasi tinggi relatif terhadap fee menghasilkan perbedaan yang
dapat diabaikan). Frustrasi dan pemborosan dihasilkan dari membandingkan biaya aktual
dengan yang dinyatakan dalam bahasa sederhana.

Informasi kontrol yang diberikan oleh Lembaga Terakreditasi sangat terbatas


cakupannya dan tidak boleh digunakan. Varian Bahkan jika ada variasi untuk setiap item
biaya, pembagian biaya tidak memberikan informasi yang cukup untuk membantu manajer
memahami penyebab pembagian tersebut. Variasi pengeluaran disebabkan oleh perbedaan
antara harga dan kuantitas saat ini yang ditawarkan dan yang sedang dinegosiasikan. Namun,
disparitas ini tidak menunjukkan bahwa perbedaan yang paling signifikan adalah harga atau
kuantitas. Namun, ada beberapa laporan yang menghubungkan beberapa item pengeluaran
menjadi satu kelompok dalam wacana tingkat pisah (misalnya, jenis peralatan tertentu, bahan
tambahan, jenis tenaga kerja tidak langsung tertentu, sejumlah jenis biaya utilitas menjadi
utilitas). Selain itu, biaya terjadi karena setiap kejadian yang terjadi dalam jangka waktu
pelaporan dimasukkan ke dalam satu kelompok biaya.
Data tentang pengendalian yang tersedia bagi para manajer adalah data keuangan
yang sulit dipahami oleh para manajer ditingkat operasional. Beberapa manajer opera yang
menerima laporan penyimpangan memiliki pemahaman yang sangat sedikit tentang
kepegawaian dan uang. Laporan keuangan dapat bermanfaat bagi mereka. Karena kurangnya
pemahaman tentang cara menghitung harga yang berbeda, mereka mungkin tidak mengetahui
cara menggunakan data yang diberikan untuk mengidentifikasi penyebab perbedaan tersebut.
Kontrol data untuk manajer tidak dikomunikasikan pada waktu yang tepat. Namun,
sistem notifikasi yang paling efektif juga membutuhkan waktu seminggu hingga dua minggu
untuk menyelesaikan laporan. Selain itu, durasi janji sering antara seminggu dan sebulan.
Berbagai kegiatan terjadi selama periode pelaporan. Akibatnya, manajemen saat ini bekerja
untuk memperoleh formulir persetujuan untuk kegiatan yan menghasilkan biaya.
Sebagian besar masalah saat ini berasal dari sistem Hutang dagang, yang dirancang
untuk menggunakan laporan kewajiban sebagai satu-satunya metode penagihan pembayaran
yang paling efektif. Masalah Pertama (menentukan Jumlah Biaya yang Diaanggarkan Dengan
Buruk Aktivitas) dapat diatasi dengan Gambaran Sistem Penetapan Biaya Berbasis Akuntansi
Pertanggungjawaban Berbasis Akuntansi.
Kegiatan harus diperiksa dengan cermat untuk melihat apakah mereka dibayar dengan
uang atau tidak dibayar. Penggunaan analisis korelasi diperlukan untuk memahami hubungan
antara pengeluaran dan aktivitas. Penerapan biaya berdasarkan aktivitas tidak hanya
merupakan dasar yang lebih baik untuk menghitung biaya yang dianggarkan dalam sistem
biaya berdasarkan tanggung jawab. Penetapan biaya berdasarkan aktivitas tidak hanya
berfokus pada pengendalian aktivitas bisnis daripada individu, tetapi juga berfokus pada
pengendalian aktivitas bisnis daripada satu grup.
Tiga masalah terakhir (data kontrol terlalu besar, data keuangan sulit didapat, dan data
kontrol tidak cukup baru) sulit diatasi dengan sistem akuntansi. Yang pertama adalah volume
data yang diungkapkan kepada manajer saat data agak ringkas cukup besar, dan tidak jelas
apakah kontrol ditingkatkan oleh wawasan. Data keuangan memang bermanfaat dan
memiliki potensi sukses yang lebih besar. Akuntan harus bekerja sama dengan pengguna
sistem pelaporan untuk mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan dan
diinginkan pemakai.

Hasil kegiatan operasional dalam bentuk uang. Kegiatan bisnis akan lebih efektif jika
dikelola daripada berfokus pada biaya yang terkait dengan kegiatan itu sendiri. Berikut
adalah contoh kampanye pabrikan yang menghasilkan pendapatan:
(1) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
(2) Jumlah perubahan teknis yang diperlukan,
(3) Jumlah suku cadang yang diperlukan untuk produk tertentu,
(4) Kegagalan,
(5) Jumlah pengerjaan ulang yang diperlukan, dan
(6) Waktu produk harus tersedia untuk memindahkan gudang dari buka sampai tutup.
Pengurangan aktivitas ini akan mengurangi biaya, tetapi pengurangan biaya akan
lebih mudah diukur dengan observasi langsung daripada dengan ukuran finansial. Namun,
hubungan antara penarikan operasi atau penerapan proses baru dan peningkatan laba yang
dihasilkan sangat penting untuk mempertahankan hidup perusahaan.
Ukuran keuangan terus menjadi indikator penting dari efektivitas kontrol bisnis. Akuntan
harus bekerja dengan pengguna untuk membantu mereka memahami ukuran keuangan dan
menentukan jenis informasi nonkeuangan yang mereka perlukan.
Ketiga, laporan pertanggungjawaban mungkin lebih sering tersedia bagi pengguna,
yang akan mengakibatkan biaya yang lebih tinggi. Namun, dalam skenario kasus terbaik,
percakapan berlanjut selama beberapa hari setelah aktivitas menaikkan biaya. Dalam hal
menganalisis operasi bisnis sehari-hari, sistem pengendalian operasional dan operasional
lainnya lebih efektif daripada sistem pengendalian statistik. Laporan akuntansi harus
diartikan sebagai tambahan kontrol data yang memberikan analisis ekonomi atas efektivitas
sistem operasi saat menggambarkan operasi bisnis. Laporan akuntansi tidak dapat digunakan
sebagai satu-satunya metode penghitungnya.

Anda mungkin juga menyukai