Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2023/2024


PROGRAM STUDI/DEPARTEMEN: MANAJEMEN/MANAJEMEN
MATA KULIAH : PENGANGGARAN PERUSAHAAN
KODE MATA KULIAH : MNJ6333 SEM./KELAS : V A
DOSEN : BINTANG LAZUARDI BENTENG BM., MM
WAKTU : 15.30 – 18.50
HARI / TANGGAL : SENIN, 27 NOVEMBER 2023

Nama : Endah Puji Lestari


Kelas : Manajemen A21
NIM : 21808141038

1. Untuk proses penyusunan anggaran kas jangka panjang, PT. PRIMA ABADI menyiapkan
data sebagai berikut: (Bobot 25%)
a. Kas di awal Tahun 2A18 sebesar Rp2.020.000 dan modal kerja non kas sebesar
Rp2.500.000. Modal kerja non kas ini akan meningkat pada proporsi yang sama dengan
meningkatnya penjualan
b. Rencana Penjualan selama 4 tahun yang akan datang adalah :

Tahun Volume Harga/unit

2A18 4.000 unit Rp6.000

2A19 4.400 unit Rp6.500

2A20 5.200 unit Rp6.800

2A21 5.500 unit Rp7.000

c. Prediksi proporsi biaya total terhadap penjualan adalah sebesar 60% dari penjualan.
Sedangkan perbandingan biaya tetap dan biaya variable adalah 2 : 8. Biaya depresiasi
ditentukan 50% dari biaya tetap per tahun.
d. Tahun ini perusahaan meminjam uang ke bank sebesar Rp5.000.000 yang pelunasannya
dilakukan 2 kali yaitu 60% pada tahun 2A18 dan sisanya pada tahun 2A19. Besar bunga
20% dari sisa pinjaman.
e. Kebutuhan kas untuk pembayaran obligasi selama 4 tahun mulai 2A18 s/d 2A21 adalah
Rp2.600.000, Rp2.512.000, Rp2.700.000 dan Rp2.650.000

Berdasar data tersebut diminta :

a. Menyusun Proyeksi Laba Rugi Tahun 2A18-2A21

keterangan tahun 2A18 tahun 2A19 tahun 2A20 tahun 2A21


Penjualan Rp24.000.000 Rp28.600.000 Rp35.360.000 Rp38.500.000
FC Rp3.600.000 Rp3.432.000 Rp4.243.200 Rp4.620.000
VC Rp10.800.000 Rp13.728.000 Rp16.972.800 Rp18.480.000
TC Rp14.400.000 Rp17.160.000 Rp21.216.000 Rp23.100.000
Laba kotor Rp9.600.000 Rp11.440.000 Rp14.144.000 Rp15.400.000
Pajak - - - -
EAT Rp9.600.000 Rp11.440.000 Rp14.144.000 Rp15.400.000

b. Menyusun Anggaran Kas Tahun 2A18-2A21

keterangan tahun 2A18 tahun 2A19 tahun 2A20 tahun 2A21


Saldo awal kas Rp2.020.000 Rp12.420.000 Rp20.664.000 Rp34.229.600
Penerimaan Kas
EAT Rp9.600.000 Rp11.440.000 Rp14.144.000 Rp15.400.000
Derpresiasi Rp1.800.000 Rp1.716.000 Rp2.121.600 Rp2.310.000
Pinjaman Bank Rp5.000.000
Total Penerimaan Rp16.400.000 Rp13.156.000 Rp16.265.600 Rp17.710.000
Kas
Kas Tersedia Rp18.420.000 Rp25.576.000 Rp36.929.600 Rp51.939.600
Pengeluaran Kas
Membayar Utang Rp3.000.000 Rp2.000.000 - -

Membayar Bunga Rp400.000 Rp400.000 - -

Membayar Rp2.600.000 Rp2.512.000 Rp2.700.000 Rp2.650.000


Obligasi
Total Pengeluaran Rp6.000.000 Rp4.912.000 Rp2.700.000 Rp2.650.000
Kas
Saldo Kas Akhir Rp12.420.000 Rp20.664.000 Rp34.229.600 Rp49.289.600
2. Perusahaan memiliki kapasitas produksi maksimal 20.000 unit. Kemudian perusahaan
melakukan ekspansi keuangan dengan menambah kapasitas mesinnya menjadi dua kali
lipat. Tambahan modal yang diperlukan : (Bobot 30%)
a. Modal kerja menjadi dua kali lipat
b. Harga mesin baru dan segala perlengkapan Rp200 juta
c. Tambahan modal dibelanjai 50% dari utang bank dengan bunga tetap 20% dan 50%
dengan modal sendiri
d. Biaya variable untuk 5 tahun mendatang rata-rata Rp25.000/unit
e. Biaya tetap per tahun diperkirakan sebesar Rp40 juta
f. Mesin lama masih dapat dioperasikan s/d tahun 2A21
g. Kapasitas penjualan :
h. 2A17 s/d 2A18 = 80% dari seluruh kapasitas yang tersedia
i. 2A19 s/d 2A21 = 90% dari seluruh kapasitas yang tersedia
j. Harga jual selama 5 tahun mendatang diperkirakan rata-rata Rp30.000/unit
k. Pajak akan meningkat menjadi 20%
Buat evaluasi :
a. Apakah ekspansi keuangan ini dapat dipertanggungjawabkan bilamana pemilih
menghendaki Return on Equity (ROE) minimal 25%
b. Gunakan evaluasi investasi berdasarkan kriteria Discounted Cashflow Method
Jawaban :
Neraca sesudah ekspansi finansial
Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar/Modal Kerja Rp150 juta Utang Bank Rp 100 juta

AT (Tanah, Gedung, & Mesin) Rp 80 juta Modal Sendiri Rp 130 juta

Total Aktiva Rp230 juta Total Pasiva Rp 230 juta


Perkiraan laba rugi tahunan pada kapasitas 80% tahun 2A17 - 2A18
Penghasilan penjualan 80% x 40.000 x Rp30.000/unit Rp960.000.000
TVC 32.000 x Rp25.000/unit Rp800.000.000
TFC Rp40.000.000
total cost Rp840.000.000
EBIT Rp120.000.000
Bunga 20% x Rp100.000.000 Rp20.000.000
EBT Rp100.000.000
Pajak 20% x Rp100.000.000 Rp20.000.000
EAT Rp80.000.000

Capital Outlays
Arus kas masuk bersih 2A17 – 2A18
= EAT + Depresiasi + bunga setelah pajak
= 80.000.000 + 30.000.000 + 20.000.000 (1-0,2)
= 126.000.000

Perkiraan laba rugi tahunan pada kapasitas 90% tahun 2A19 - 2A21

Penghasilan penjualan 90% x 40.000 x Rp30.000/unit Rp1.080.000.000


TVC 36.000 x Rp25.000/unit Rp900.000.000
TFC Rp40.000.000
Total cost Rp940.000.000
EBIT Rp140.000.000
Bunga 20% x 100.000.000 Rp20.000.000
EBT Rp120.000.000
Pajak 20% x 120.000.000 Rp24.000.000
EAT Rp96.000.000
Capital outlays:
Arus kas masuk bersih 2A19 – 2A21
= EAT + depresiasi + bunga setelah pajak
= 96.000.000 + 30.000.000 + 20.000.000 (1-0,2)
= 142.000.000

Analisis discounted cashflow dengan NPV dengan discount factor 25%


Discount factor
N Arus kas i=25% present value
0 -Rp230.000.000 1,000 -Rp230.000.000
1 (2A17) Rp126.000.000 0,800 Rp100.800.000
2 (2A18) Rp126.000.000 0,640 Rp80.640.000
3 (2A19) Rp142.000.000 0,512 Rp72.704.000
4 (2A20) Rp142.000.000 0,410 Rp58.163.200
5 (2A21) Rp242.000.000 0,328 Rp79.298.560
Rp161.605.760
NPV bernilai POSITIF berarti proyek layak dijalankan

3. PT. Abadi memiliki usaha di bidang alat tulis dengan data sebagai berikut : (Bobot 15%)
a. Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 400.000 unit mesin fotocopy.
b. Harga jual per satuan diperkirakan Rp15.000 unit
c. Total biaya tetap sebesar Rp 180.000.000 dan total biaya variable sebesar
Rp 250.000.000
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
1. Fixed Cost
Overhead Pabrik Rp 60.000.000
Biaya Distribusi Rp 70.000.000
Biaya Administrasi dan umum Rp 50.000.000
Total biaya tetap Rp 180.000.000

2. Variabel Cost
Biaya bahan langsung Rp 60.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 70.000.000
Overhead pabrik Rp 40.000.000
Biaya distribusi Rp 50.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp 30.000.000
Total biaya variable Rp250.000.000

a. Hitung BEP dalam unit dan rupiah


Kapasitas Produksi 400.000 unit
Harga Jual Per Unit Rp15.000,-
Total Penjualan 400.000 unit x Rp15.000,- = Rp6.000.000.000,-
𝐹𝑐 𝑅𝑝180.000.000
Biaya Tetap (unit) = = = Rp450/unit
𝑄 400.000
𝑉𝐶 𝑅𝑝250.000.000
Biaya Variabel (unit) = = = Rp625/unit
𝑄 400.000

1) Mencari BEP dalam unit


𝑇𝐹𝐶
BEP (unit) = 𝑃−𝑉𝐶
𝑅𝑝180.000.000
= 𝑅𝑝15.000−𝑅𝑝625

= 12.521,7391 unit
= 12.521 unit
PT. Abadi akan mencapai titik impas jika menjual sebanyak 12.521 unit alat tulis.
Pada titik ini, perusahaan tidak akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
2) Mencari BEP dalam Rupiah
𝐹𝐶
BEP (Rp) = 𝑇𝑉𝐶
1−
𝑆

𝑅𝑝180.000.000
= 𝑅𝑝250.000.000
1−
𝑅𝑝6.000.000.000

𝑅𝑝180.000.000
= 1−0,04
𝑅𝑝180.000.000
= 0,96

= Rp187.826.087,-
PT. Abadi akan mencapai titik impas jika mendapatkan omset sebesar
Rp187.826.087,-
Sehingga, untuk membuktikan kedua hasil di atas dapat dihitung dengan:
BEP = Unit BEP x harga jual per unit
Rp187.826.087,- = 12.521,7391 unit x Rp 15.000,- →TERBUKTI
b. Hitung Margin of Safety (MOS)
Margin of Safety = Actual Sales – Break Event Point
= Rp6.000.000.000,00 – Rp187.500.000,00
= Rp5.812.500.000,00
PT. Abadi memiliki MOS yang tinggi sebesar Rp 5.812.500.000,-. Hal ini dikarenakan
PT. Abadi sudah menjual produk lebih banyak dibandingkan BEP yang telah
ditetapkan. Dengan menjual lebih banyak produk, PT. Abadi mampu menghasilkan
pendapatan yang lebih besar, sehingga laba yang diperoleh juga lebih besar.
c. Hitung Contribution Margin
Contribution Margin = Penjualan – Biaya Variabel
Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:
Keterangan Mesin Gergaji
Penjualan (S) Rp6.000.000.000,-
Variabel cost/unit (Rp250.000.000,-)
Contribution Margin Rp5.750.000.000,-
Jadi, Contribution Margin atau jumlah uang yang tersedia untuk menutupi biaya tetap
dan menghasilkan laba dari PT. Abadi adalah sebesar Rp5.750.000.000,-.

4. Pada banyak kasus anggaran konvesional dipandang gagal menghubungkan strategi dengan
proses anggaran. Jelaskan bagaimana Activity-Based Budgeting yang berfokus pada
pemahaman tentang aktivitas dapat menghubungkan strategi dengan penyusunan anggaran
! (Bobot 15%)
Jawaban :
Activity-Based Budgeting (ABB) adalah alat yang ampuh untuk menghubungkan strategi
dengan penyusunan anggaran. ABB dapat membantu perusahaan untuk membuat anggaran
yang lebih akurat, efisien, dan mendukung strategi dengan berfokus pada pemahaman
tentang aktivitas.

ABB mengidentifikasi dan mengukur aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan output
yang diinginkan, kemudian menggunakan informasi ini untuk mengembangkan anggaran
yang lebih akurat dan efisien. Dengan memahami aktivitas yang menghasilkan output,
ABB dapat membuat anggaran yang lebih akurat karena anggaran ABB didasarkan pada
informasi yang lebih akurat tentang biaya dan sumber daya yang diperlukan untuk
menghasilkan output. Selain itu, ABB dapat membantu meningkatkan efisiensi dengan
mengidentifikasi aktivitas yang tidak perlu atau tidak efisien. Ini membantu perusahaan
untuk mengurangi biaya dan meningkatkan output.
Anggaran konvensional sering kali gagal menghubungkan strategi dengan penyusunan
anggaran karena hanya berfokus pada output, bukan pada aktivitas yang menghasilkan
output tersebut. Akibatnya, anggaran konvensional dapat menghasilkan anggaran yang
tidak realistis atau tidak efisien.

5. Jelaskan mengapa proses perumusan strategi senantiasa diawali dengan analisis customer
requirements dan pengetahuan pasar serta persaingan! (Bobot 15%)
Jawaban :
Analisis customer requirements dan pengetahuan pasar serta persaingan merupakan
langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam proses perumusan strategi
karena hal-hal tersebut merupakan dasar untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan.

Customer requirements adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan yang harus dipenuhi
oleh perusahaan. Dengan memahami customer requirements, perusahaan dapat
menentukan produk atau layanan apa yang harus ditawarkan, dan bagaimana produk atau
layanan tersebut harus dirancang dan dipasarkan.

Pengetahuan pasar adalah pemahaman tentang lingkungan pasar yang dihadapi oleh
perusahaan. Pengetahuan pasar meliputi informasi tentang pesaing, tren pasar, dan kondisi
ekonomi. Dengan memahami pengetahuan pasar, perusahaan dapat menentukan posisinya
di pasar dan bagaimana perusahaan harus bersaing.
Persaingan adalah perusahaan lain yang menawarkan produk atau layanan yang sama atau
serupa. Dengan memahami persaingan, perusahaan dapat menentukan strategi untuk
memenangkan persaingan.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana analisis customer requirements dan
pengetahuan pasar serta persaingan dapat digunakan dalam perumusan strategi:
• Sebuah perusahaan manufaktur yang ingin meningkatkan pangsa pasarnya dapat
melakukan analisis customer requirements untuk memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggannya. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan, perusahaan
dapat mengembangkan produk atau layanan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
• Sebuah perusahaan jasa yang ingin memasuki pasar baru dapat melakukan analisis
pengetahuan pasar untuk memahami tren pasar dan kondisi ekonomi di pasar tersebut.
Dengan memahami tren pasar dan kondisi ekonomi, perusahaan dapat menentukan
strategi yang tepat untuk memasuki pasar baru.
• Sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan profitabilitasnya dapat melakukan
analisis persaingan untuk memahami strategi pesaingnya. Dengan memahami strategi
pesaing, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang lebih unggul dari pesaing.

Oleh karena itu, analisis customer requirements dan pengetahuan pasar serta persaingan
merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam proses
perumusan strategi.

Anda mungkin juga menyukai