internal rate of return adalah indikator tingkat efisiensi dari sebuah investasi. IRR juga
dikenal sebagai metode untuk menghitung tingkat bunga suatu investasi dan menyamakannya
dengan nilai investasi saat ini berdasarkan penghitungan kas bersih di masa mendatang.
Apabila penghitungan internal rate of return menunjukkan angka lebih besar daripada
modal yang dikeluarkan, jangan ragu untuk melakukan investasi. Begitu pula sebaliknya, jika
hasil penghitungan IRR kurang dari biaya modal, sebaiknya hindari investasi tersebut.
Rumus :
Pada penghitungan IRR akan diperoleh net present value atau NPV = 0. Untuk bisa
memperoleh hasil akhir IRR, kita harus mencari discount rate yang menghasilkan NPV
positif. Inilah mengapa dibutuhkan rumus penghitungan:
Keterangan:
IRR= Internal Rate of Return
i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+
i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV –
NPV 1 = Net Present Value positif
NPV 2 = Net Present Value Negatif
Misalnya:
Sebuah pabrik mengusulkan nilai investasi sebesar Rp130.000.000. Arus kas yang
dihasilkan setiap tahunnya sekitar Rp21.000.000 selama 6 tahun. Asumsi rate of return-nya
sendiri sekitar 13%. Saat melakukan penghitungan diskonto, NPV yang dihasilkan adalah
Rp6.649.000 dengan diskonto sekitar 12% dan Rp659.000 dengan diskonto sekitar 10%.
Selisih bunga diskonto berarti sekitar 2% atau sekitar Rp7.308.000. Jika rumus di atas
diaplikasikan, maka nilai internal rate of return adalah,
IRR = 10% + (659.000 : 7.308.000) x 2%
IRR = 10,18%
Karena asumsi rate of return-nya sekitar 13% berarti angka 10,18% termasuk lebih
kecil. Berdasarkan prinsip dasar IRR, sebaiknya investasi ini kita tolak.
Contoh Soal Anggaran Modal
PT. AMOR merencanakan utk membeli mesin baru utk melengkapi pabriknya. Ada 2
macam penawaran atas mesin yg diinginkan tersebut dari 2 supplier yg berbeda. Data-data
dari kedua mesin adalah sbb :
Keterangan Mesin A Mesin B
Harga Perolehan Rp 63.000.000,- Rp 60.000.000,-
Nilai Sisa 0 Rp 1.500.000,-
Umur Mesin 4 tahun 4 tahun
Metode Penyusutan Straight Line Sum of Year Digit Method
Tax 40% 40%
Discount Rate 15% 15%
Pendapatan Bruto (EBT) :
Tahun 1 Rp 7.200.000,- Rp 6.600.000,-
Tahun 2 Rp 7.800.000,- Rp7.500.000,-
Tahun 3 Rp 8.400.000,- Rp 8.100.000,-
Tahun 4 Rp 9.000.000,- Rp 8.700.000,-
2; a. Metode NPV
Mesin A Mesin B
Tahun CF (Rp) DF 15% PV of CF (Rp) CF (Rp) PV of CF (Rp)
1 20.070.000 0,8696 17.452.872 27.360.000 23.792.256
2 20.430.000 0,7561 15.447.123 22.050.000 16.672.005
3 20.790.000 0,6575 13.669.425 16.560.000 10.888.200
4 21.150.000 0,5717 12.091.455 11.070.000 6.328.719
Nilai Sisa 0,5717 1.500.000 857.550
Jumlah 58.660.875 58.538.730
Investasi Awal 63.000.000 (-) 60.000.000 (-)
NPV -4.339.125 -1.461.270
3; Kedua investasi di atas “TIDAK LAYAK”, jadi keduanya tidak usah dipilih atau dibeli. Alasannya :
NPV keduanya < 0 (negatif) dan PI < 1.