Anda di halaman 1dari 10

Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh dalam

Penentuan Harga Jual

Disusun Oleh : Kelompok III


1. Evi Maisharoh 16612010
2. Mila Armelia 16612018
3. Rana Sausan 16612027
4. Sri Indriani 16612037
5. Dicky Wahyudi .S 16612311

Dosen Mata Kuliah :


Alfi Hendri, MM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PEMBANGUNAN


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
TANJUNGPINANG
2019
Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh dalam
Penentuan Harga Jual

1. Harga Jual Normal


Manajer pemasaran dari PT Busana sedang melakukan pertimbangan
mengenai penentuan harga jual atas produk dari PT Busana untuk tahun
anggaran yang akan datang. Berdasarkan anggaran, PT Busana direncanakan
akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 125.000 stel pakaian. Total
aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran yakni sebesar
Rp15.000.000.000, serta laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tarif
kembalian investasi (ROI) ialah sebesar 15%.
Adapun taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang ialah
sebagai berikut :
Biaya Variabel :
Biaya produksi variabel Rp7.550.000.000
Biaya administrasi dan umum
Rp175.000.000
variabel
Biaya pemasaran variabel Rp230.000.000 +
Total Biaya Variabel Rp7.955.000.000

Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp5.200.000.000
Biaya administrasi dan umum
Rp125.000.000
tetap
Biaya pemasaran tetap Rp270.000.000 +
Total Biaya Tetap Rp5.595.000.000 +
Total Biaya Penuh Rp13.550.000.000

1
Berdasarkan data-data tersebut, hitunglah harga jual yang harus ditetapkan
oleh Manajer pemasaran dari PT Busana, apabila perusahaan mempergunakan
pendekatan :
1. Full costing.
2. Variable costing.
3. Total costing.

Jawaban :
1. Full costing.
A. Perhitungan mark-up
Unsur Biaya :
Biaya produksi variabel Rp7.550.000.000
Biaya produksi tetap Rp5.200.000.000 +
Total Unsur Biaya Rp12.750.000.000

Unsur Mark-up :
Biaya non produksi variabel Rp405.000.000
Biaya non produksi tetap Rp395.000.000
Laba yang diharapkan
Rp2.250.000.000 +
15% x Rp15.000.000.000
Total Unsur Mark-up Rp3.050.000.000

Maka :
Persentase Mark-up = Rp3.050.000.000
X 100% = 24%
Rp12.750.000.000

2
B. Perhitungan harga jual
Biaya produksi Rp12.750.000.000
Mark-up 24% x Rp12.750.000.000 Rp3.060.000.000 +
Total harga jual Rp15.810.000.000
Volume produksi 125.000 stel :
Harga jual pakaian/ stel Rp126.480

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa harga jual pakaian/ stel yang harus
ditetapkan oleh Manajer Pemasaran PT Busana apabila mempergunakan
pendekatan full costing ialah Rp126.480/ stel.

2. Variable costing.
A. Perhitungan mark-up
Unsur Biaya :
Biaya produksi variabel Rp7.550.000.000
Biaya non produksi variabel Rp405.000.000 +
Total Unsur Biaya Rp7.955.000.000

Unsur Mark-up :
Biaya produksi tetap Rp5.200.000.000
Biaya non produksi tetap Rp395.000.000
Laba yang diharapkan
Rp2.250.000.000 +
15% x Rp15.000.000.000
Total Unsur Mark-up Rp7.845.000.000

Maka :
Persentase Mark-up = Rp7.845.000.000
X 100% = 98%
Rp7.955.000.000

3
B. Perhitungan harga jual
Biaya produksi Rp7.955.000.000
Mark-up 98% x Rp7.955.000.000 Rp7.795.900.000 +
Total harga jual Rp15.750.900.000
Volume produksi 125.000 stel :
Harga jual pakaian/ stel Rp126.007

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa harga jual pakaian/ stel yang harus
ditetapkan oleh Manajer Pemasaran PT Busana apabila mempergunakan
pendekatan variable costing ialah Rp126.007/ stel.

3. Total costing.
A. Perhitungan mark-up
Unsur Biaya :
Biaya produksi variabel Rp7.550.000.000
Biaya produksi tetap Rp5.200.000.000
Biaya non produksi variabel Rp405.000.000
Biaya non produksi tetap Rp395.000.000 +
Total Unsur Biaya Rp13.550.000.000

Unsur Mark-up :
Laba yang diharapkan
Rp2.250.000.000
15% x Rp15.000.000.000

Maka :
Persentase Mark-up = Rp2.250.000.000
X 100% = 16%
Rp13.550.000.000

4
B. Perhitungan harga jual
Biaya produksi Rp12.750.000.000
Mark-up 16% x Rp12.750.000.000 Rp2.040.000.000 +
Total harga jual Rp14.790.000.000
Volume produksi 125.000 stel :
Harga jual pakaian/ stel Rp118.320

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa harga jual pakaian/ stel yang harus
ditetapkan oleh Manajer Pemasaran PT Busana apabila mempergunakan
pendekatan total costing ialah Rp118.320/ stel.

2. Harga Jual Waktu dan Bahan / Departemen


Manajer pemasaran PT Busana sedang melakukan pertimbangan mengenai
penentuan harga jual jasa jahitnya untuk tahun anggaran yang akan datang. PT
Busana memiliki dua departemen dalam pengoperasiannya, yakni Konveksi
dan Toko Peralatan Jahit yang terdiri atas segala kebutuhan yang dibutuhkan
selama proses pembuatan pakaian.
Dalam pengoperasiannya, PT Busana mempekerjakan 20 orang tailor pada
konveksi. Menurut anggaran, PT Busana direncanakan akan beroperasi pada
kapasitas normal sebanyak 336 hari kerja dengan waktu kerja 8 jam/ hari.
Adapun aktiva yang digunakan pada konveksi yakni sebesar Rp500.000.000,
dan aktiva yang ditanam pada toko peralatan jahit yakni sebesar
Rp150.000.000. Tarif kembalian investasi (ROI) yang diharapkan dalam tahun
anggaran tersebut ialah sebesar 20%.
Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah harga jual yang harus ditetapkan
oleh Manajer pemasaran dari PT Busana !

5
Jawaban :
A. Taksiran jam kerja tenaga kerja langsung untuk tahun anggaran
yang akan datang ialah sebagai berikut :
Upah tenaga kerja langsung :
53.760 jam x @2.500/jam Rp134.400.000
Biaya kesejahteraan tenaga kerja langsung :
Tunjangan kesehatan
20 orang x 12 bulan x Rp65.000 Rp15.600.000
Tunjangan kesejahteraan
20 orang x 12 bulan x Rp50.000 Rp12.000.000 +
Jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp162.000.000
Jam tenaga kerja langsung :
20 orang x 336 hari kerja x 8 jam kerja/ hari 53.760 jam :
Biaya tenaga kerja langsung/ jam Rp3.013

B. Biaya tidak langsung konveksi dianggarkan sebagai berikut :


Gaji mandor produksi Rp10.500.000
Gaji satpam konveksi Rp3.000.000
Biaya depresiasi aktiva tetap Rp3.000.000
Biaya asuransi Rp3.500.000
Biaya listrik, air, dan telefon Rp7.000.000
Biaya reparasi aktiva tetap Rp4.000.000
Biaya umum Rp5.350.000 +
Jumlah biaya tidak langsung Rp36.350.000

6
C. Perhitungan mark-up dari biaya tenaga kerja langsung
(Departemen Konveksi) :
Biaya tidak langsung konveksi Rp36.350.000
Laba yang diharapkan, 20% x Rp500.000.000 Rp100.000.000 +
Jumlah Rp136.350.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp162.000.000 :
Persentase mark-up dari biaya tenaga kerja
84%
langsung

D. Perhitungan mark-up dari Toko Peralatan Jahit


Biaya tidak langsung toko peralatan jahit :
Gaji pramuniaga toko Rp13.800.000
Biaya listrik, air, dan telefon Rp2.335.000
Biaya umum Rp850.000 +
Jumlah biaya tidak langsung toko Rp16.985.000
Laba yang diharapkan, 25% x Rp150.000.000 Rp37.500.000 +
Jumlah Rp54.485.000
Taksiran harga peralatan jahit (misalnya) Rp70.000.000 :
Persentase mark-up dari harga peralatan jahit 77%

E. Harga jual Departemen Konveksi


Biaya tenaga kerja langsung
3 jam x @Rp3.013 Rp9.039
Mark-up
84% x Rp9.039 Rp7.593 +
Harga jual jasa jahit Rp.16.632

Misalnya, jika seorang pelanggan ingin membuat pakaian secara borongan,


maka harga kain per meter untuk setiap stel pakaian ialah Rp65.000/ meter dan
bahan yang dibutuhkan ialah sebanyak 3 meter. Sehingga, pada pelanggan

7
tersebut PT Busana akan membebankan harga jual jasa, serta kain (bahan)
sebagai berikut :
Harga jual jasa jahit Rp16.632
Harga kain (bahan)
3 meter x Rp65.000 Rp195.000
Mark-up harga peralatan jahit (bahan)
77% x Rp195.000 Rp150.150 +
Harga jual kain (bahan) Rp345.150 +
Jumlah hasil penjualan jasa jahit
Rp361.782
dan kain (bahan)

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa harga jual pakaian/ stel yang harus
ditetapkan oleh Manajer Pemasaran PT Busana ialah Rp361.782/ stel.

3. Harga Jual yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah


PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan salah satu unit usaha
milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
Dalam menghasilkan air, diperlukannya investasi sebesar Rp2.000.000.000
untuk pembelian atas mesin air dan ekuipmen, beserta modal kerja yang
dibutuhkan oleh PDAM. Taksiran biaya produksi air pada volume produksi
250.000.000 m3 per tahun ialah sebagai berikut :

Biaya bahan baku Rp1.050.000.000


Biaya tenaga kerja langsung Rp950.000.000
Biaya overhead pabrik (variabel dan tetap) Rp2.500.000.000 +
Jumlah taksiran biaya produksi Rp4.500.000.000

Taksiran biaya non produksi setahun terdiri


dari :
Biaya pemasaran Rp1.350.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp665.000.000 +

8
Jumlah taksiran biaya non produksi Rp2.015.000.000

Kemudian, diputuskan laba wajar untuk perusahaan air (PDAM) ialah 30%
dari investasi yang dilakukan. Berdasarkan data-data diatas, hitunglah harga
jual dari air tersebut !

Jawaban :
A. Perhitungan mark-up
Diketahui :
Taksiran biaya penuh :
Biaya produksi Rp4.500.000.000
Biaya non produksi Rp2.015.000.000
Taksiran aktiva penuh yang dipergunakan Rp2.000.000.000

Menghitung mark-up
Biaya non produksi Rp2.015.000.000
Laba yang diharapkan, 30% x Rp2.000.000.000 Rp600.000.000 +
Jumlah biaya tidak langsung (non produksi) Rp2.615.000.000
Jumlah biaya langsung (produksi) Rp4.500.000.000 :
Persentase mark-up dari biaya produksi 58%

B. Perhitungan harga jual per m3


Taksiran biaya produksi Rp4.500.000.000
Mark-up 58% x Rp4.500.000.000 Rp2.610.000. 000 +
Total harga jual Rp7.110.000.000
Volume produk (dalam m3) Rp250.000.000 :
Harga jual air per m3 Rp28

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa harga air/ m3 yang harus ditetapkan


oleh PDAM ialah Rp28/ m3.

Anda mungkin juga menyukai