Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Ilham Dio Pratama

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044156366

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4330/Administrasi Perpajakan

Kode/Nama Mata UPBJJ : 14/UPBJJ Jambi

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Mimin mengelola sebuah perusahaan textil “Mewah” dan sudah dikukuhkan
sebagai PKP sejak tanggal 15 Agustus 2001. Ia menggunakan merek dagang
“Cap Gajah” milik perusahaan textil di Yaman. Hasil produksinya kebanyakan
diekspor ke negara-negara timur tengah, dan sebagiannya lagi dijual didalam
daerah pabean. Dalam bulan Juli 2018 dapat dicatat beberapa kegiatan sebagai
berikut :

a. Transfer royalti Rp. 150.000.000 kepada perusahaan textil pemilik merek


dagang di Yaman
b. Salah satu unit gedung tempat kegiatan usaha yang dibangun sendiri dijual
dengan harga Rp. 8.500.000.000 gedung tersebut dibangun di tahun 2007
seluas 440 m2 dengan biaya Rp. 4.000.000.000 termasuk PPN atas pembelian
material Rp. 32.000.000 yang pada waktu itu tidak memenuhi syarat untuk
dikenakan PPN membangun sendiri sesuai pasal 16 C UU No. 42 tahun 2009
tentang perubahan ketiga UU PPN 1984 dan PMK Nomor 163 Tahun 2012
tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas
Kegiatan Membangun Sendiri.
c. Mobil boks mini yang dibeli ditahun 2011 dijual dengan harga jual Rp.
350.000.000, penyerahan dilakukan pada tanggal 19 juli 2018 kepada Surya
pedagang ikan yang belum memiliki NPWP, sedangkan pembayaran akan
diterima pada tanggal 18 Agustus 2018

Diminta : berapa PPN yang terutang dan wajib disetor atas setiap transaksi diatas
dalam bulan Juli 2018 !

JAWAB
Untuk menghitung PPN yang terutang dan wajib disetor atas setiap transaksi di
atas, kita perlu mengacu pada peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Berikut adalah perhitungan PPN untuk setiap transaksi:

1
a. Transfer royalti Rp. 150.000.000 kepada perusahaan textil pemilik merek
dagang di Yaman:
Royalti merupakan salah satu barang kena pajak (BKP) tidak berwujud yang
penyerahan atau atas impornya dikenakan pungutan PPN. PPN yang terutang
dapat dihitung sebagai berikut:
PPN = Nilai transfer royalti x Tarif PPn
PPN = Rp. 150.000.000 x 11%
PPN = Rp. 150.000.000 x 11%
PPN = Rp. 15.600.000

Jadi, PPN yang terutang adalah sebesar Rp. 16.500.000

b. Penjualan unit gedung tempat kegiatan usaha:


PPN yang terutang pada penjualan gedung yang dibangun sendiri dapat dihitung
sebagai berikut:
PPN = (Harga penjualan gedung - Nilai bangunan) x Tarif PPN
PPN = (Rp. 8.500.000.000 - Rp. 4.000.000.000) x 10%
PPN = Rp. 4.500.000.000 x 10%
PPN = Rp. 450.000.000

Jadi, PPN yang terutang adalah sebesar Rp. 450.000.000.

c. Penjualan mobil boks mini kepada Surya pedagang ikan:


PPN yang terutang pada penjualan mobil boks mini dapat dihitung sebagai berikut:
PPN = Harga jual mobil boks mini x Tarif PPN
PPN = Rp. 350.000.000 x 10%
PPN = Rp. 35.000.000

Jadi, PPN yang terutang adalah sebesar Rp. 35.000.000.

2
Sehingga total PPN yang terutang dan wajib disetor atas setiap transaksi di bulan
Juli 2018 adalah:
Total PPN = PPN transfer royalti + PPN penjualan gedung + PPN penjualan mobil
boks mini
Total PPN = Rp. 16.500.000 + Rp. 450.000.000 + Rp. 35.000.000
Total PPN = Rp. 501.500.000

Jadi, total PPN yang terutang dan wajib disetor atas setiap transaksi di bulan
Juli 2018 adalah sebesar Rp. 501.500.000

2. Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp.400.000.000,00 dan masa


manfaatnya 20 tahun. Hitunglah besarnya biaya penyusutan setiap tahunnya jika
menggunakan metode:
a. Garis lurus
b. Saldo menurun

JAWAB

a. Metode garis lurus:

Untuk menghitung biaya penyusutan setiap tahunnya dengan metode garis lurus,
kita perlu membagi harga perolehan gedung dengan masa manfaatnya. Dalam
kasus ini, harga perolehan gedung adalah Rp. 400.000.000,00 dan masa
manfaatnya adalah 20 tahun.

Biaya penyusutan per tahun = Harga perolehan gedung / Masa manfaat gedung

Biaya penyusutan per tahun = Rp. 400.000.000,00 / 20 tahun

Biaya penyusutan per tahun = Rp. 20.000.000,00

Jadi, dengan metode garis lurus, biaya penyusutan setiap tahunnya adalah
Rp. 20.000.000,00. Selama 20 tahun.

3
b. Metode saldo menurun:

Dalam metode saldo menurun, biaya penyusutan dihitung berdasarkan


persentase tetap dari saldo buku yang tersisa setiap tahun.

Persentase penyusutan yang umum digunakan untuk metode saldo menurun


adalah dua kali persentase garis lurus. Dalam hal ini, karena menggunakan
metode garis lurus dengan persentase 100% (100%/20 tahun = 5% per tahun),
maka persentase saldo menurun akan menjadi 2 kali persentase tersebut, yaitu
10% per tahun.

Biaya penyusutan per tahun = Saldo buku awal gedung × Persentase penyusutan

Tahun Pertama

Pada tahun pertama, saldo buku awal gedung sama dengan harga perolehan
gedung, yaitu Rp. 400.000.000

Biaya penyusutan per tahun pada tahun pertama = Rp. 400.000.000× 10% = Rp.
40.000.000

Tahun Kedua

Pada tahun kedua, saldo buku awal gedung akan dikurangi dengan biaya
penyusutan pada tahun pertama.

Saldo buku awal tahun kedua = Saldo buku awal tahun pertama - Biaya
penyusutan tahun pertama

= Rp. 400.000.000,00 - Rp. 40.000.000,00 = Rp. 360.000.000,00

Biaya penyusutan per tahun pada tahun kedua = Rp. 360.000.000,00 × 10% = Rp.
36.000.000,00

Proses ini akan diulang setiap tahun hingga mencapai akhir masa manfaat.

4
Berikut adalah table penyusutan saldo menurun periode 20 tahun.

Metode Saldo Menurun


Tahun Tarif Akumulasi
Nilai Buku Nilai Penyusutan
Ke Penyusutan Penyusutan
1 Rp 400.000.000 10% Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
2 Rp 360.000.000 10% Rp 36.000.000 Rp 76.000.000
3 Rp 324.000.000 10% Rp 32.400.000 Rp 108.400.000
4 Rp 291.600.000 10% Rp 29.160.000 Rp 137.560.000
5 Rp 262.440.000 10% Rp 26.244.000 Rp 163.804.000
6 Rp 236.196.000 10% Rp 23.619.600 Rp 187.423.600
7 Rp 212.576.400 10% Rp 21.257.640 Rp 208.681.240
8 Rp 191.318.760 10% Rp 19.131.876 Rp 227.813.116
9 Rp 172.186.884 10% Rp 17.218.688 Rp 245.031.804
10 Rp 154.968.196 10% Rp 15.496.820 Rp 260.528.624
11 Rp 139.471.376 10% Rp 13.947.138 Rp 274.475.762
12 Rp 125.524.238 10% Rp 12.552.424 Rp 287.028.185
13 Rp 112.971.815 10% Rp 11.297.181 Rp 298.325.367
14 Rp 101.674.633 10% Rp 10.167.463 Rp 308.492.830
15 Rp 91.507.170 10% Rp 9.150.717 Rp 317.643.547
16 Rp 82.356.453 10% Rp 8.235.645 Rp 325.879.192
17 Rp 74.120.808 10% Rp 7.412.081 Rp 333.291.273
18 Rp 66.708.727 10% Rp 6.670.873 Rp 339.962.146
19 Rp 60.037.854 10% Rp 6.003.785 Rp 345.965.931
20 Rp 54.034.069 10% Rp 5.403.407 Rp 351.369.338

Pada tahun terakhir yaitu pada tahun ke 20 akan terdapat nilai sisa atau nilai
residu sebesar Rp54.034.069 dengan total akumulasi penyusutan sebesar
Rp351.369.338

Anda mungkin juga menyukai