Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Muhammad Soleh

NIM : 043771534
Mata Kuliah : Administrasi Perpajakan

Tugas 3

1. Axel mengelola sebuah perusahaan texDl “Famous” dan sudah dikukuhkan sebagai PKP sejak
tanggal 15 Maret 2005. Ia menggunakan merek dagang “YSL” milik perusahaan texDl di Yordania.
Hasil produksinya kebanyakan diekspor ke negara-negara Dmur tengah, dan sebagiannya lagi dijual
didalam daerah pabean.
Dalam bulan Maret 2022 dapat dicatat beberapa kegiatan sebagai berikut :
a. Transfer royalD Rp. 65.000.000 kepada perusahaan texDl pemilik merek dagang di Yordania
b. Salah satu unit gedung tempat kegiatan usaha yang dibangun sendiri dijual dengan harga Rp.
4.500.000.000, gedung tersebut dibangun di tahun 2007 seluas 420 m2, dengan biaya Rp.
3.000.000.000 termasuk PPN atas pembelian material Rp. 24.000.000, yang pada waktu itu
Ddak memenuhi syarat untuk dikenakan PPN membangun sendiri sesuai pasal 16 C UU No.
42 tahun 2009 tentang perubahan keDga UU PPN 1984 dan PMK Nomor 163 Tahun 2012
tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan
Membangun Sendiri.
c. Mobil boks mini yang dibeli ditahun 2012 dijual dengan harga jual Rp. 127.000.000,
penyerahan dilakukan pada tanggal 14 Maret 2022 kepada Anto pedagang baju yang belum
memiliki NPWP, sedangkan pembayaran akan diterima pada tanggal 8 april 2022. Diminta :
berapa PPN yang terutang dan wajib disetor atas seDap transaksi diatas dalam bulan Maret
2022!

2. Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp.400.000.000,00 dan masa manfaatnya 20 tahun.
Hitunglah besarnya biaya penyusutan seDap tahunnya jika menggunakan metode: a.
Garis lurus
b. Saldo menurun
Jawab :
1. Diketahui bahwa latar waktu pada soal ini yaitu Maret 2022 dimana tarif PPN pada saat itu masih
10%.
a. RoyalD merupakan objek pajak berupa BKP Tidak Berwujud. Karena royalDnya merupakan
merek dagang berasal dari Yordania, maka bisa dikatakan bahwa royalD ini merupakan
pemanfaatan BKP Ddak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. RoyalD
yang dibayarkan yaitu sebesar Rp65.000.000 dan dapat kita sebut sebagai nilai DPP atau Dasar
Pengenaan Pajak. Maka, perhitungan PPN terutang atas transaksi tersebut adalah sebagai
berikut:
PPN = Tarif x DPP
= 10% x Rp65.000.000
= Rp6.500.000,00
Atas PPN yang disetor oleh Axel merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan bagi Axel.
b. Axel melakukan penjualan gedung miliknya sendiri yang digunakan untuk tempat kegiatan
usaha seharga Rp4.500.000.000 (nilai DPP). Menurut Pasal 16 D UU PPN berbunyi “Pajak
Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa ak9va yang
menurut tujuan semula 9dak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas
penyerahan ak9va yang Pajak Masukannya 9dak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c”. Berdasarkan peraturan di atas, maka penjualan
gedung tempat kegiatan usaha dimaksud tetap dikenakan PPN karena gedung tersebut
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dan gedung tersebut sejak awal bukan untuk
diperjualbelikan, meskipun PPN atas pembelian materialnya Ddak dapat dikreditkan karena
Ddak disebutkan dalam pasal 9 ayat (8) UU PPN.
PPN = Tarif x DPP
= 10% x Rp.4.500.000.000
= Rp450.000.000
Atas Pajak Masukan yang dibayarkan oleh lawan transaksi, dapat dikreditkan oleh lawan
transaksi, dalam hal ini adalah pembeli Gedung tersebut.
c. Penjualan mobil boks ini menggunakan ketentuan yang sama dengan penjualan gedung yaitu
menggunakan Pasal 16 D UU PPN. Meskipun Anto belum memiliki NPWP, atas transaksi
penjualan mobil boks ini tetap dikenakan PPN. Pada dasarnya saat terutangnya PPN adalah
pada saat penyerahan atau pemanfaatan BKP atau JKP. Namun dalam hal pembayaran
dilakukan lebih dulu dibanding penyerahan, maka saat terutangnya PPN adalah saat
pembayaran. Dalam soal ini, penyerahan dilakukan lebih dulu dibanding pembayaran, maka
saat terutangnya adalah pada saat penyerahan BKP tersebut yaitu pada tanggal 14 Maret 2022.
PPN = Tarif x DPP
= 10% x Rp127.000.000
= Rp12.700.000
Dari ke-ga jenis transaksi di bulan maret 2022, maka dapat kita simpulkan bahwa PPN yang
harus disetor Axel pada bulan Maret 2022 adalah sebesar Rp469.200.000,00.

2. a. Penyusutan untuk aset tetap berupa bangunan diatur dalam pasal 11 UU PPh. Untuk bangunan
yang bersifat permanen dengan masa manfaat 20 tahun, tarif penyusutannya jika menggunakan
metode garis lurus yang diatur dalam pasal 11 ayat (1) UU PPh adalah sebesar 5%. Berikut
penghitungannya.
Biaya penyusutan per tahun = tarif penyusutan x nilai perolehan
= 5% x Rp.400.000.000,- =
Rp20.000.000,-
b. Metode saldo menurun (declining balance method) Ddak dapat dihitung berapa nilai
penyusutannya. Menurut pasal 11 UU PPh dan diatur lebih lanjut pada PMK no 72 tahun 2023
tentang Penyusutan Harta Berwujud dan/atau AmorDsasi Harta Tak Berwujud, aset berupa
bangunan hanya dapat disusutkan menggunakan metode garis lurus.
Sebagai contoh pengerjaan untuk metode saldo menurun ini, saya akan mencoba menggunakan
tarif kelompok 4 dengan masa manfaat 20 tahun di pasal 11 ayat (2) yaitu tarif penyusutannya
sebesar 10%. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut
Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku
Nilai perolehan Rp400.000.000
Ke-1 10% Rp40.000.000 Rp360.000.000
Ke-2 10% Rp36.000.000 Rp324.000.000
Ke-3 10% Rp32.400.000 Rp291.600.000
Ke-4 10% Rp29.160.000 Rp262.440.000
Ke-5 10% Rp26.244.000 Rp236.196.000
Ke-6 10% Rp23.619.600 Rp212.576.400
Ke-7 10% Rp21.257.640 Rp191.318.760
Ke-8 10% Rp19.131.876 Rp172.186.884
Ke-9 10% Rp17.218.688 Rp154.968.196
Ke-10 10% Rp15.496.820 Rp139.471.376
Ke-11 10% Rp13.947.138 Rp125.524.238
Ke-12 10% Rp12.552.424 Rp112.971.815
Ke-13 10% Rp11.297.181 Rp101.674.633
Ke-14 10% Rp10.167.463 Rp91.507.170
Ke-15 10% Rp9.150.717 Rp82.356.453
Ke-16 10% Rp8.235.645 Rp74.120.808
Ke-17 10% Rp7.412.081 Rp66.708.727
Ke-18 10% Rp6.670.873 Rp60.037.854
Ke-19 10% Rp6.003.785 Rp54.034.069
Ke-20 Disusutkan sekaligus Rp54.034.069 Rp0

Pada tahun terakhir masa manfaat, nilai sisa buku disusutkan sekaligus sehingga nilai bukunya menjadi
nol.

Referensi :
- Suta, M. R., Ismail, T., TiesnawaD, W., HarmanD. (2002). Administrasi Perpajakan. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
- UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
- PPN atas RoyalD: PengerDan, Dasar Hukum dan Pelaporan (online-pajak.com)
- PENYUSUTAN HARTA BERWUJUD DAN/ATAU AMORTISASI HARTA TAK BERWUJUD |
Direktorat Jenderal Pajak

Anda mungkin juga menyukai