Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Nama : Yulia Sulistyowati

NIM : 044064612

Prodi : D-III Perpajakan

1. Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp.700.000.000,00 dan masa manfaatnya 20 tahun.
Hitunglah besarnya biaya penyusutan setiap tahunnya jika menggunakan metode:
a. Garis lurus
b. Saldo menurun
2. Dian mengelola sebuah perusahaan textil “Salam” dan sudah dikukuhkan sebagai PKP sejak
tanggal 10 Juni 2010. Ia menggunakan merek dagang “Anamia” milik perusahaan textil di
Dubai. Hasil produksinya kebanyakan diekspor ke negara-negara timur tengah, dan
sebagiannya lagi dijual didalam daerah pabean. Dalam bulan Juni 2019 dapat dicatat beberapa
kegiatan sebagai berikut :
a. Transfer royalti Rp. 72.000.000 kepada perusahaan textil pemilik merek dagang di Dubai
b. Salah satu unit gedung tempat kegiatan usaha yang dibangun sendiri dijual dengan harga
Rp. 6.000.000.000 gedung tersebut dibangun di tahun 2009 seluas 460 m2 dengan biaya
Rp. 3.000.000.000 termasuk PPN atas pembelian material Rp. 500.000.000 yang pada
waktu itu tidak memenuhi syarat untuk dikenakan PPN membangun sendiri sesuai pasal
16 C UU No. 42 tahun 2009 tentang perubahan ketiga UU PPN 1984 dan PMK Nomor 163
Tahun 2012 tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas
Kegiatan Membangun Sendiri.
c. Mobil boks mini yang dibeli ditahun 2011 dijual dengan harga jual Rp. 100.000.000,
penyerahan dilakukan pada tanggal 20 juni 2019 kepada Ayi pedagang sayur keliling yang
belum memiliki NPWP, sedangkan pembayaran akan diterima pada tanggal 9 juli 2019
Diminta : berapa PPN yang terutang dan wajib disetor atas setiap transaksi diatas dalam bulan
Juni 2019 !
Jawab :
1. Diketahui : harga perolehan = 700.000.000
Masa manfaat = 20 tahun

Sesuai dengan tabel tarif penyusutan tersebut bangunan merupakan harta berwujud. Melihat
masa manfaat 20 Tahun maka termasuk bangunan Permanen yang tarif penyusutannya adalah
5%. Namun karena ini merupakan harta tetap berwujud berupa bangunan maka metode
penyusutan yang diperbolehkan hanyalah menggunakan metode garis lurus. Karena Metode
saldo menurun sendiri hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta berwujud bukan
bangunan saja. Dasar penghitungan untuk metode garis lurus adalah harga perolehan yaitu Rp.
700.000.000
Jadi biaya penyusutan setiap tahunnya berdasarkan tarif penyusutan dengan metode garis lurus
adalah sebagai berikut :
• Tahun Ke-1 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-2 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-3 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-4 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-5 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-6 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-7 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-8 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-9 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-10 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-11 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-12 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-13 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-14 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-15 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-16 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-17 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-18 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-19 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
• Tahun Ke-20 = 5% x 700.000.000 = 35.000.000
Karena tarif yang diterapkan tiap tahunnya adalah sama sebesar 5% maka biaya penyusutan
tiap tahun pun sama yaitu Rp. 35.000.000 dan pada akhir tahun nilai penyusutan habis.
2. Diketahui :
• “Anamia” dikukuhkan sebagai PKP sejak 10 Juni 2010 -Pembayaran royalti ke Dubai =
Rp. 72.000.000
• Penjualan gedung tempat usaha = Rp. 6.000.000.000 (dibangun tahun 2009) (biaya bangun
Rp.3000.000.000 termasuk PPN atas pembelian material Rp. 500.000.000)
• Mobil mini dijual = Rp. 100.000.000 (saat terutang PPN adalah saat terjadinya penyerahan
BKP yaitu tanggal 20 Juni 2019 Dalam hal ini tarif PPN yang saya gunakan adalah tarif
pada tahun tersebut yaitu masih 10%
Ditanya : berapa PPN yang terutang dan wajib disetor atas setiap transaksi diatas dalam bulan
Juni 2019
Jawab :
• Terkait transfer Royalti ke perusahaan textile pemilik merek dagang di Dubai termasuk
dalam Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud. Maka PPN yang terutang adalah :
PPN = Tarif x dasar pengenaan pajak
PPN = 10% x 72.000.000
PPN = Rp. 7.200.000
Jadi PPN yang terutang dan harus disetorkan atas transfer royalti tersebut adlaah sebesar
Rp. 7.200.000
• Penjualan satu unit gedung tempat kegiatan usaha yang dibangun sendiri tersebut
dikenakan PPN dengan dasar pengenaan adalah harga jual yaitu Rp. 6.000.000.000 Jadi
PPn yang terutang adalah
PPN = 10% x dasar pengenaan pajak (harga jual)
PPN = 10% x Rp. 6.000.000.000
PPN = Rp. 600.000.000
Jadi, PPN yang terutang atas penjualan satu unit gedung tersebut adalah sebesar Rp.
600.000.000
• Sesuai dengan prinsip Pemungutan PPN yang menganut prinsip akrual yang artinya
terutangnya pajak terjadi pada saat penyerahan BKP atau JKP meskipun pembayaran atas
penyerahan tersebut belum diterima atau belum sepenuhnya diterima atau pada saat impor
BKP Maka penjualan mobil boks mini tersebut akan terutang PPN pada saat terjadinya
penyerahan BKP yaitu tanggal 20 Juni 2019.
• PPN = 10% x dasar pengenaan pajak (harga jual)
PPN = 10% x Rp. 100.000.000
PPN = Rp. 10.000 000
Jadi atas penjualan mobil boks mini tersebut terutang PPN pada tanggal penyeran BKP
sebesar Rp. 10.000.000
• Sehingga total PPN yang terutang dan wajib disetor atas seluruh transaksi diatas dalam
bulan Juni 2019 adalah :
Rp. 7.200.000 + Rp. 600.000.000 + Rp. 10.000 000 = Rp. 617.200.000.

Sumber : BMP ADBI4330 Administrasi Pajak

Anda mungkin juga menyukai