Anda di halaman 1dari 5

ECOPRINT SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG USAHA FASHION YANG

RAMAH LINGKUNGAN

Alima Rohmatul Hikmah1, Dian Retnasari2


1,2Universitas
Negeri Yogyakarta
E-mail: alimarohmatul.2020@student.uny.ac.id

ABSTRAK
Industri tekstil merupakan salah satu penyumbang jumlah timbunan limbah yang cukup tinggi di dunia.
Salah satu limbah yang dihasilkan industri tekstil yaitu limbah cair yang berasal dari sisa zat pewarna sintetis
yang mengandung beberapa kandungan zat kimia berbahaya. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi
limbah cair dari pewarna sintetis yaitu dengan beralih menggunakan pewarna alam yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk memberi warna tekstil adalah teknik ecoprint. Teknik
ecoprint merupakan suatu proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung. Teknik
ecoprint memanfaatkan bahan-bahan dari bagian tumbuhan yang mengandung pigmen warna seperti daun,
bunga, kulit batang, dll. Produk yang dihasilkan dari ecoprint bisa menjadi peluang usaha karena ecoprint
memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi literatur dengan
mengambil sumber referensi berupa jurnal internasional maupun jurnal nasional. Tujuan penulisan artikel ini
untuk mendeskripsikan ecoprint sebagai peluang usaha yang dapat dihasilkan fesyen.

Keywords: limbah tekstil, pewarna sintetis, pewarna alami, ecoprint, peluang usaha.

PENDAHULUAN Beberapa pewarna dapat terdegradasi


menjadi senyawa yang bersifat karsinogenik
Industri tekstil merupakan salah satu dan beracun (Kant, 2012). Dengan kelemahan
penyumbang jumlah timbunan limbah atau zat pewarna sintetis ini membuat minat dalam
sampah yang cukup tinggi di dunia. Salah satu menggunakan zat warna alami mulai
limbah yang dihasilkan industri tekstil yaitu meningkat. Hal ini sejalan dengan
limbah cair yang berupa sisa zat pewarna/cairan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
pewarna sintetis dari proses pewarnaan kain bahayanya limbah sintetis dengan memilih
yang mengandung beberapa kandungan zat menggunakan pewarna alam demi melindungi
kimia berbahaya. Padahal, awalnya proses kelestarian lingkungan. Zat warna alam
pewarnaan tekstil menggunakan zat warna merupakan alternatif pewarna yang tidak
alam. Namun, seiring berjalannya waktu dan beracun, dapat diperbaharui dan ramah
teknologi yang semakin berkembang, lingkungan. Meskipun faktanya bahwa pewarna
ditemukanlah zat warna sintetis untuk tekstil. sintetis telah menggantikan pewarna alami,
Keunggulan zat warna sintetis adalah tetapi pewarna alami dianggap popular dan
jenis warna yang beragam, ketersediaan digunakan secara luas pada industri tekstil di
terjamin, mudah diperoleh, lebih praktis dalam seluruh dunia.
penggunaannya, harga ekonomis, daya Di Indonesia, penggunaan zat warna
mewarnainya lebih kuat serta warna yang alam juga dianggap sebagai kekayaan budaya
dihasilkan cerah, stabil dan tidak mudah luntur. warisan nenek moyang masih tetap dijaga
Namun, pewarna sintetis menghasilkan limbah keberadaannya khususnya pada proses
berbahaya yang dapat menyebabkan pembatikan dan perancangan busana. Bahkan
pencemaran lingkungan seperti, mencemari dunia perdagangan memberikan insentif bagi
tanah, sedimen, dan air permukaan di produk tekstil yang menggunakan pewarna
sekitarnya (Yaseen & Scholz, 2018). alam untuk masuk ke pasar tertentu dengan
harga jual yang tinggi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan berbisnis fesyen yang bersifat kreatif, inovatif,
dalam mewarnai bahan tekstil dengan cara eksklusif dan beda dari yang lain. Dengan
alami, salah satunya yaitu menggunakan teknik memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan
pewarnaan ecoprint. Teknik ecoprint sekitar, produk ecoprint merupakan produk
merupakan suatu proses untuk mentransfer yang layak dijual, memiliki harga jual yang
warna dan bentuk ke kain melalui kontak tinggi dan yang paling penting ramah
langsung (Flint, 2008). Teknik ecoprint lingkungan.
memanfaatkan bahan-bahan dari bagian
tumbuhan yang mengandung pigmen warna METODE
seperti daun, bunga, kulit batang, dll. Adapun
beberapa macam cara yang dapat digunakan Metode penelitian yang digunakan yaitu
dalam ecoprint : literature review dengan mengambil sumber
1. Teknik Pounding (dipukul) referensi berupa buku, artikel dari jurnal
2. Teknik Steaming (dikukus) internasional dan jurnal nasional, dll.
3. Direbus
Motif dan warna kain yang dihasilkan HASIL PENELITIAN DAN
dari teknik ecoprint memiliki karakteristik PEMBAHASAN
tersendiri, karena motif yang dihasilkan alan
berbeda beda dan tidak bisa diduga meskipun Usaha teknik ecoprint dirasa dapat
menggunakan teknik pembuatan dan jenis berkembang, terutama di daerah pedesaan
tumbuhan yang sama. Jenis kain, proses karena memiliki potensi alam yaitu banyak
mordantig maupun fiksasi juga berpengaruh pepohonan rimbun, tumbuhan subur dan
pada hasil akhirnya. Hal inilah yang terdapat berbagai macam dedaunan yang bisa
menjadikan teknik ecoprint memiliki nilai seni dimanfaatkan untuk membuat produk ecoprint
yang tinggi (Ulin, 2021). Di Indonesia, (Dwita & Sarasati, 2020). Hal serupa juga
beberapa tahun terakhir teknik ecoprint dilakukan pada saat penyuluhan seni teknik
dikembangkan kembali oleh pengrajin batik. ecoprint yang dilakukan oleh ISI Yogyakarta
Pada awalnya teknik pembuatan batik terhadap ibu-ibu kelompok Program Keluarga
menggunakan teknik pewarnaan berpola yang Harapan di desa Bangunjiwo, Bantul. Desa
ditutup dengan malam (lilin) pada selembar Bangunjiwo, Bantul merupakan desa budaya
kain. Namun, saat ini penggunaan batik tidak dan desa wisata. Pelatihan ini menghasilkan
lagi seperti pada zaman dahulu yang memiliki produk yang beragam seperti masker, kipas,
berbagai aturan. Penggunaan kain batik lebih kain panjang, jilbab, scraft dan baju. Hasil dari
bebas dikreasikan dalam bentuk apapun, dapat produk-produk tersebut sudah layak dijual. Jika
dipakai sehari-hari maupun untuk bepergian program ini terus berlanjut, maka bisa
(Dwita 2020). menjadikan peluang usaha yang menjanjikan
Ecoprint menjadi salah satu alternatif terlebih lagi desa tersebut yang merupakan desa
peluang usaha di bidang fesyen yang budaya dan desa wisata sehingga bisa menarik
menjanjikan. Pada dasarnya, bisnis fesyen wisatawan datang.
merupakan bisnis yang dapat dilakukan oleh Penelitian lain juga dilakukan oleh Desi
siapa saja. Terlebih di era digital ini yang dan Ulfa (2018) pada salah satu brand ternama
memudahkan seseorang melakukan segala hal, di Indonesia, strategi yang dilakukan desainer
salah satunya mempromosikan bisnis fesyen di Ria Miranda, yang awalnya dikenal sebagai
sosial media. Sosial media juga memudahkan desainer fesyen muslimah dengan teknik digital
pengusaha fesyen untuk melihat tren yang print, beralih menggunakan teknik ecoprint
sedang digemari konsumen. Bisnis fesyen juga untuk mempertahankan orisinalitas karyanya.
merupakan bisnis yang menuntut kreatif dan Strategi ini juga dilakukan untuk menghindari
inovatif. Bisnis ecoprint bisa menjadi pilihan plagiarisme yang sangat mudah terjadi di era
digital ini. Konsep ecoprint ini menghasilkan Pemanfaatan potensi alam yang belum
produk yang bersifat personal, terbatas, intim dilakukan oleh warga desa juga mendorong
dan eksklusif dibanding menggunakan digital diadakannya pelatihan ecoprint oleh Program
print yang hasilnya cenderung konsisten secara Kemitraan Masyarakat. Pelatihan ini diadakan
visual, efisien waktu, dan dapat diproduksi di desa Panggungharjo, Bantul. Permasalahan
secara massal. Selain itu, desainer ingin lain juga ditemui di desai ini, yaitu kurangnya
memunculkan image baru terhadap keterampilan mengelola potensi alam ibu-ibu
rancangannya sekaligus branding sebagai yang minim penghasilan. Media yang
desainer fesyen muslimah ramah lingkungan. digunakan untuk ecoprint menggunakan
Bahan, proses dan produk yang dihasilkan berbagai macam tumbuhan, seperti daun jati,
memiliki keunggulan dan daya tahan dari segi stroberi, jambu, eucalyptus dan masih banyak
kualitas, estetika dan etika. Ria Miranda lagi. Program yang dilakukan tidak hanya
memilih eco fashion sebagai konsep dan pelatihan ecoprint saja, tetapi ibu-ibu desa
ecoprint sebagai teknik atau proses Panggungharjo juga diajarkan bagaimana
mewujudkan karya sehingga keberlanjutan membuat video tutorial pembuatan ecoprint
dapat tercapai. yang akan diupload di sosial media, dan
Selain itu, peranah juga dilakukan pelatihan pemasaran online dari produk-produk
program pengembangan potensi desa berupa ecoprint yang dihasilkan. Hal ini menjadi upaya
aneka ragam tumbuhan yang dimanfaatkan mewujudkan pembelajaran online tentang
untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu pembuatan ecoprint yang bisa diakses oleh
Aisyiyah dan menambah pendapatan keluarga. masyarakat luas dan sebagai strategi pemasaran
Dalam pelatihan ini, ibu-ibu Aisyiyah di yang efektif dilakukan di era digital ini. Dari
ajarkan membatik menggunakan teknik program pelatihan yang sudah dilaksanakan,
ecoprint mulai dari proses mordan, proses banyak dari ibu-ibu yang mengikuti pelatihan
produksi hingga proses fiksasi. Hasil batik yang tertarik untuk menjadikan produk ecoprint
ecoprint yang dibuat langsung terjual habis sebagai bisnis usaha yang dapat menambah
menandakan hasil batik ecoprint yang di buat penghasilan mereka. Produk ecoprint yang
ibu-ibu Aisyiyah layak untuk dijual (Akif & dihasilkan pun memuaskan dan layak untuk
Arni, 2018). dijual (Endah & Berli, 2019)
Sebagai upaya mendukung program Penelitian lain juga dilakukan oleh
pemerintah melalui program ekonomi kreatif, Endah dan Dyah (2019) di Dukuh IV Cerme,
pemberdayaan masyarakat juga dilakukan di Kulonprogo. Ditemukan permasalahan yang
desa Wukirsari, Sleman melalui pelatihan terjadi di Dukuh IV Cerme, yaitu semua
bisnis ecoprint. Pelatihan bisnis ecoprint ini program pemberdayaan masyarakat disana
merupakan usaha dengan memanfaatkan belum terlaksana dengan baik. Agar
potensi media daun yang diharapkan bisa penghasilan masyarakat tidak hanya bergantung
menumbuhkan minat berwirausaha dan dapat pada sektor pertanian, dibutuhkan pelatihan
meningkatkan perekonomian desa. Media yang tertentu yang dapat meningkatkan penghasilan,
digunakan juga tidak terbatas, mulai dari terutama ibu-ibu Dukuh IV Cerme. Dipilihlah
pemilihan kain maupun pewarna natural dari pelatihan ecoprint yang memanfaatkan
daun dan bunga. Dibandingkan dengan kain tumbuhan yang ada di Dukuh IV Cerme.
polos/bermotif dengan digital printing, hasil Pelatihan ini memiliki 2 program pelatihan,
yang didapat dari ecoprint jauh lebih eksklusif yaitu pelatihan pembuatan produk ecoprint dan
dan terkesan cantik dan berkelas. Modal yang pembuatan video tutorial pembuatan ecoprint
dihabiskan juga tidak terlalu banyak, sehingga dengan memanfaatkan bahan alam yang ada di
sangat cocok digunakan untuk usaha berbisnis Dukuk IV Cerme. Dari pelatihan pembuatan
fesyen di desa Wukirsari, Sleman (Tri, Warsiki produk ecoprint, sebanyak 43,75% dari seluruh
& Sucahyo, 2020) peserta pelatihan tertarik untuk mempraktekkan
dan menjual produk ecoprint yang mereka buat. juga bisa memanfaatkan limbah besi yang
Angka ini menunjukkan cukup banyak peserta sudah berkarat seperti penelitian yang
pelatihan yang termotivasi untuk menambah dilakukan oleh Pressinawangi N dan Dian
pengahasilan keluarga melalui usaha ecoprint. (2014). Artinya, teknik ecoprint dapat
Sedangkan, pelatihan pembuatan video tutorial dikreasikan dan di inovasi menggunakan bahan
pembuatan ecoprint berhasil mewujudkan apapun yang ada di alam yang memiliki
pembelajaran online yang dapat digunakan pigmen warna. Melihat dari beberapa penelitian
peserta pelatihan dengan menyaksikan video yang sudah dilakukan, produk yang dihasilkan
tutorial tersebut jika akan mempraktekkannya dengan teknik ecoprint memiliki nilai jual yang
kembali. Video tutorial tersebut juga di upload tinggi, ramah lingkungan, unik, dan eksklusif.
di sosial media yang dapat dimanfaatkan Disamping itu, saat ini semakin banyak
masyarakat luas (Endah & Dyah, 2019) masyarakat yang peduli dengan lingkungan,
Teknik ecoprint ternyata tidak hanya sehingga produk-produk ramah lingkungan
dapat dilakukan menggunakan media tumbuhan semakin digemari. Hal ini menjadikan produk
saja, tetapi teknik ecoprint bisa dilakukan ecoprint bisa menjadi alternatif usaha di bidang
menggunakan material limbah besi. Penelitian fesyen yang menjanjikan. Ecoprint juga sebagai
ini dilakukan oleh Pressinawangi,N dan Dian usaha mewujudkan ecofashion yang
(2014). Limbah besi berkarat digunakan mengurangi limbang cair berbahaya yang
sebagai penghasil warnanya yang sekaligus dihasilkan dari pewarna sintetis.
menjadi mordan pada proses pencelupan warna
alam pada kain. Limbah besi ini juga dapat SARAN
menghasilkan warna yang pekat. Jika dilihat
dari segi ekonomi, pengolahan ecoprint Melihat limbah tekstil termasuk penyumbang
menggunakan limbah besi ini terjangkau sampah tertinggi di dunia, perlu adanya
harganya dan mudah didapat. Waktu kesadaran dari para pengusaha fesyen untuk
pengerjaan juga singkat karena proses ekstasi mewujudkan ecofashion dengan perlahan
dan pewarnaan yang cepat dan mudah. mengganti penggunaan pewarna sintetis
Hasilnya dari penelitian ini berupa lembaran menjadi pewarna alam. Dan melihat
kain dan produk fesyen dengan corak unik, keberhasilan dari pelatihan-pelatihan ecoprint
jelas, elegan dan minimalis (Pressinawangi & yang dilakukan di beberapa desa, perlu
Dian 2014). diadakan pelatihan yang sama ke desa-desa lain
Dari beberapa penelitian ini dapat yang memiliki potensi alam. Dan perlu adanya
diketahui bahwa teknik ecoprint menjadi salah perhatian dari pemerintah untuk mendukung
satu alternatif yang dapat dijadikan peluang usaha produk ecoprint di beberapa desa tersebut
usaha fesyen yang ramah lingkungan. Produk sehingga program akan terus berjalan
yang dihasilkan menggunakan teknik ecoprint berkelanjutan dan bisa menjadi sumber
juga memiliki nilai seni dan nilai jual yang penghasilan masyarakat, terutama ibu-ibu yang
tinggi. Bahkan di beberapa kota sudah ada berpenghasilan minim.
paguyupan dan Asosiasi yang mengembangkan
berbagai metode Ecoprint.

KESIMPULAN

Ecoprint merupakan teknik mewarnai dan


memberi motif pada kain menggunakan bahan
bahan alam seperti bunga, daun, batang, akar
atau bagian tumbuhan yang memiliki pigmen
warna. Tidak hanya tumbuhan, tenyata ecoprint
DAFTAR PUSAKA [8] Tri Mardiana, A.Y.N. Warsiki & Sucahyo
Heriningsih (2020). Community
[1] J. K. D.A. Yaseen & M.Scholz. 2018. Development Training with Eco-print
Textile dye wastewater characteristics and Training Wukirsari Village, Sleman
constituents of synthetic effluents: a critical District, Indonesia. International Journal of
review. International Journal of Computer Networks and Communications
Environmental Science and Technology Security. VOL. 8, NO. 4, April 2020, 32–
volume 16, pages 1193–1226. Available 36. Available online at: www.ijcncs.org
online at: https://doi.org/10.1007/s13762- [9] Endah Saptutyningsih, Berli Paripurna
018-2130-z Kamiel (2019). Pemanfaatan Bahan Alami
[2] Kant, R. 2012. Textile Dyeing Industry an untuk Pengembangan Ecoprint dalam
Environmental Hazard, Open Access Mendukung Ekonomi Kreatif. Prosiding
journal Natural Science, 4(1), Aticle ID Seminar Nasional Unimus. Vol. 2 2019.
:17027, 5 pages, DOI: 10.4236/ns.2012 Available online at :
.41004 https://prosiding.unimus.ac.id/index.php/se
[3] Flint, I. 2008. Eco Colour. Millers Point. mnas/article/view/396/399
Murdoch Books. [10] Pressinawangi Kp, Rr.Nissa & Dian
Available online at: Widiawati (2014). Eksplorasi Teknik
https://books.google.co.id/books?printsec=f Ecoprint dengan Menggunakan Limbah
rontcover&vid=ISBN9781741960792&redi Besi dan Pewarna Alami untuk Produk
r_esc=y#v=onepage&q&f=false Fashion. Jurnal Tingkat Sarjana bidang
[4] Ulin Naini & Hasmah 2021. Penciptaan Senirupa dan Desain. Available online at :
Tekstil Teknik Ecoprint Dengan https://www.neliti.com/publications/24295
Memanfaatkan Tumbuhan Lokal 7/eksplorasi-teknik-ecoprint-dengan-
Gorontalo. Available online at: menggunakan-limbah-besi-dan-pewarna-
https://journal.isi- alami-untu
padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi
[5] Desy Nurcahyanti & Ulfa Septiana (2018).
Handmade Eco Print as a Strategy to
Preserve the Originalityof Ria Miranda’s
Designs in the Digital Age. MUDRA
Journal of Art and Culture Vol. 33, No. 3,
September 2018 p 395 – 400. Available
online at: https://jurnal.isi-
dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/543
/280
[6] Dwita Anja Asmara & Sarasati Melani
(2020). Penerapan Teknik Ecoprint pada
Dedaunan Menjadi Produk Bernilai Jual.
Jurnal Pengabdian Seni. DOI:
https://doi.org/10.24821/jas.v1i2.4706
[7] Akif Khilmiyah & Arni Surwanti (2018).
Pemberdayaan Ekonomi Aktivis
AisyiyahMelalui Pelatihan EcoprintRamah
Lingkungan. Available online at:
https://prosiding.umy.ac.id/semnasppm/ind
ex.php/psppm/article/view/301/183

Anda mungkin juga menyukai