5. Nilai moral yang terkandung dalam petikan cerpen tersebut adalah ....
A. Perbuatan baik akan selalu mendatangkan kebaikan bersama.
B. Perbuatan membesar-besarkan persoalan yang kecil dapat berakibat fatal.
C. Perselisihan dalam bermasyarakat harus dijaga bersama.
D. Kerugian yang harus ditanggung oleh orang yang membesarkan masalah.
E. Perbuatan orang lain yang merugikan selayaknya dimaafkan.
8. Latar tempat yang ditunjukkan dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. rumah mempelai perempuan
B. halaman rumah juru masak
C. rumah Makaji
D. rumah perhelatan juru masak
E. tempat pameran pusaka
Teks 2
Perkembangan anak mulai bayi, sang ibumemperhatikan gizi, memberi kasih
saying dan pendidikan yang layak, serta menghindarkannya dari hal-hal negatif. Kelak si
anak menjadi seorang yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang.
10. Kata serapan yang tepat untuk mengisi bagian rumpang pada paragraph
tersebutadalah ....
A. spesies
B. specimen
C. spesies
D. spectrum
E. spesial
Cermati paragraf berikut!
Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama
dengansekelompok orang yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya. Ruangan
terasa pengap.(...). Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah
lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan
sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan
itu.
11. Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang dalam paragraf deskripsi
tersebut adalah ....
A. mereka asyik bercengkrama dan yang lain bersenda gurau tetapi aku memilih
diam.
B. Ruangan itu terang dan nyaman, dan buah jendela besar terbuka di sisi kiri kami.
C. Kursi empuk melingkar mengeilingi meja besar dan semua orang sibk dengan
urusan masing-masing.
D. Ruangan itu gelap gulita tak terdapat sebuah lampu yang menerangi ruangan itu ,
tetapi semua diam saja.
E. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan
peduli.
12. Berdasarkan isi dan cara penyajiannya, penggalan karya ilmiah di atas termasuk ke
dalam bagian ...
A. latar belakang
B. tujuan pembahasan
C. metode penelitian
D. pembahasan
E. kesimpulan
14. Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian yang rumpang dalam penggalan drama di
atasadalah...
A. ”Apa saja yang kau kerjakan sampai tak dengar aku memanggilmu?”
B. ”Leherku sampai putus memanggilmu. Telingamu masih kamu pakai tidak?"
C. ”Sudahlah tak perlu kau datang, bosan berteriak-teriak memanggilmu ini!”
D. ”Wayaan...Wayan...selalu saja kau tak mendengar bila aku memanggilmu!”
E. ”Kemana saja Kau Wayan, setiap kali kupanggil selalu tidak dengar!”
17. Larik bermajas yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang adalah ....
A. para putri cantik menampakkan wajah
B. udara sejuk dingin terasa
C. para putri berpakaian cantik
D. kesunyian malam menjelang
E. udara berahi memandang putri Tiongkok
20. Bentuk narasi yang sesuai untuk puisi tersebut adalah ....
A. Seorang suami adalah tulang punggung keluarga. Ia berkewajiban untuk
membahagiakananak istrinya. Walaupun dirasa berat oleh suami, suami
memperjuangkan semuanya.
B. Ketidaksepadanan suami istri ketika menempuh hidup berumah tangga. Istri dan
anaknya merasakan kebahagiaan sedangkan suaminya tidak.Akibatnya, istri diminta
untuk ikut mengatasi masalah tersebut agar kehidupan mereka seimbang.
C. Masalah selalu timbul dalam rumah tangga. Untuk itu, baik suami maupun istri
harus bisa mengatasinya secara bersama-sama.Ia tetap harus bersama dalam
suasana apapun juga.
D. Suami adalah tulang punggung keluarga. Sudah selayaknya istri harus berbakti pada
suami.Karena itu, istri harus menurut semua perintah suami.
E. Suami, istri, dan anak adalah bagian yang terpisahkan.Sebagai anggota keluarga
semua harus kompak.Mereka harus tahu hak dan kewajiban masing-masing.Dengan
demikian hidup terasa indah dan tidak ada yang disengsarakan.
Konversi naskah drama yang sesuai dengan kutipan cerita tersebut adalah ...
A. Makaji : ”Separuh umur ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri,
bagaimana kalau tanggung jawab itu dibebankan kepada yang lebih
muda?”
Azrial : ”Belum! Akan ayah pikul beban ini hingga tangan ayah tak lincah
lagimeracik bumbu”
B. Azrial : ”Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di
kampung ini, bagaimana kalau Ayah berhenti?”
Ayah : ”Belum! Akan ayah pikul beban ini selama ayah kuat meracik bumbu.”
C. Azrial : ”Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di
kampung ini? Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti.”
Ayah : ”Belum! Akan ayah terima beban ini hingga tangan ayah tak bisa lagi meracik
bumbu”
D. Azrial : ”Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di
kampung ini, bagaimana kalau tanggung jawab itu dibebankan kepada
yang lebih muda? Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti.”
Makaji : ”Belum! Akan saya pikul beban ini hingga tangan ayah tak lagi lincah
meracik bumbu.”
E. Azrial : (enam bulan lalu, ketika pulang kampung) ”Sudah saatnya Ayah berhenti
membantu kenduri di kampung ini.”
Makaji : ”Belum! Akan ayah pikul beban ini hingga tangan ayah tak bisa lagi meracik
bumbu.
Kalimat yang menggunakan kata bermakna peyorasi terdapat pada nomor ....
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
25. Cermati kalimat berikut!
Anak kecil memperhatikan permainan sangat lucu, kemudian memegang-megang
bendatersebut karena ia ingin memilikinya.
Klausa adjektival pada kalimat tersebut adalah ....
A. anak kecil memperhatikan
B. permainan sangat lucu
C. anak kecil memegang-megang
D. ia ingin memilikinya
E. anak kecil ingin memilikinya
27. Kalimat di atas yang berpola S-P-O adalah kalimat nomor ....
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)
33. Karakteristik legenda yang dominan dalam penggalan cerita Jaka Tarub di atas adalah ...
A. bertema percintaan.
B. seting tempatnya di pedesaan.
C. istana sentris.
D. mengandung kemustahilan.
E. menceritakan dunia para bidadari.
34. Kalimat esai yang tepat untuk mengomentari penggambaran seting tempat dalam
penggalan cerpen di atas adalah ....
A. Pengarang terlalu bombastis dalam menggambarkan seting tempat sehingga
membuat pembaca bingung.
B. Penggambaran seting tempat yang imajinatif dan unik membuat imajinasi pembaca
dapat berkembang dengan baik.
C. Pengarang tidak mampu menggambarkan seting tempat dengan baik sehingga
kurang mampu menggambarkan cerita yang indah.
D. Keberhasilan pengarang dalam melukiskan seting tempat sangat memanjakan
imajinasi dan mata pembacanya.
E. Penggambaran seting tempat yang imajinatif, futuristik, dan terpengaruh oleh dunia
digital membuat cerpen ini mampu memanjakan imajinasi pembaca yang hidup di
era digital.
II. URAIAN
Perhatikan kutipan kedua cerpen berikut!
Teks 1
Sebelum peristiwa malam itu - yang akankuceritakan nanti, Idang dikenal sebagai
perempuan kurang waras. Kerap mengamuk kesurupan, dan meracau menceritakan
tentang mimpi-mimpinya yang aneh. Kepada orang-orang ia sering mengatakan, ”Ada
ular-ular besar menyusup dalam mimpiku. Ular itu bukan mimpi, tapi ular yang
menyusup dalam mimpiku.Dalam mimpi juga aku sering bertemu Ayah.”
Idang memang tak seperti kebanyakan perempuan lainnya yang hidup di
pegunungan Meratus.Ia suka memanjat pohon, hal yang hanya pantas dan perlu
kekuatan seperti dimiliki anak laki-laki. Ia juga kerap melakukan perjalanan sendiri ke
hutan-hutan terdalam, hutan-hutan terlarang.
”Aku banyak menemukan makhluk-makhluk aneh di sana. Mereka bersahabat,”
ceritanya kepada teman-teman sebaya, yang karena cerita semacam itu pula
menyebabkan iaperlahan-lahan dijauhi teman-temannya. Namun ia mengaku tak
pernah merasa kesepian. ”Teman-temanku di dunia lain jauh lebih banyak,” seseorang
bercerita kepadaku menirukan ucapannya.
Tabiat ini kemudian dikait-kaitkan orang dengan almarhum ayahnya yang seorang
balian, seorang dukun kesohor.Ayahnya dikenal sebagai panggalung, dukun sakti yang
karena karismanya sanggup memanggil, mengikat, dan mendatangkan orang-orang dari
kampung-kampung jauh. Ayahnya meninggalkala ia usia 12 tahun. Ibunya lebih dulu
tiada,tak tertolong saat melahirkannya.Entah dari mana mulanya, kenyataan itu
membuat Idang dianggap sebagai pembawa kemalangan dalam hidup.
Teks 2
Mahmunah mengurut satu demi satu jari tangannya, seolah menghitung dan takut
salah satu jarinya hilang.Dia menatap silau atap seng warung yang berjejer di
hadapannya.
Sesiang ini belum ada seorang pembeli pun yang singgah di lapak dagangan
Mahmunah. Bergulung lembaran sirih, daun gambir, pasta gambir, pinang muda yang
telah dibelah-belah kecil, ibarat barang tak berguna saja.
Mahmunah tahu, bahwa disbanding rokok, barang dagangannya mungkin kalah
menarik.Siapa coba yang senang menyirih?Orang-orang lebih senang mengulum gula-
gula, atau menyedot sehingga pipi kempot, berbatang sigaret berbagai merek. Kendati
sigaret berharga mahal, bahkan diembel-embeli memberi mudarat di bungkusnya –bisa
mengakibatkan berbagai penyakit- orang-orang tetap bengal mencintai sigaret. Bahkan
dengan harga yang menyamai dua kilo beras per bungkusnya, mereka seolah tutup
mata.Tutup telinga mendengar ocehan istri di rumah, misalnya, bahwa lebih baik
membeli beras ketimbang sigaret.
Mahmunah memercik-mercikkan air ke atas daun sirih agar tetap terlihat segar.
Seorang bocah yang melintas di hadapannya, dipanggil Mahmunah.
“Ada apa, Nek?” Bocah itu mendekat.Ingusnya berleleran.Dengan ujung lengan
baju, si bocah mengapus leleran ingusnya.
“Pesankan aku segelas kopi kepada Mardiansyah.Sisanya, belikanlah barang
sesukamu.”Mahmunah menggumpal lembaran uang, lalu menggenggamkannya ke
tangan bocah itu.Secepat kilat bocah itu melesat menembus pasar yang lengang.
38. Bacalah kutipan cerpen berikut ini, kemudian ubahlah ke dalam bentuk teks drama.
Sejak sore hingga menjelang dini hari ini Surad kelelahan menemani Pak Akla
mencarirajungan. Rasanya ia belum lama merebahkan tubuh dan teriakan keras Pak
Akla sudah membuatnya tersentak bangun.
“Bersiaplah!”Teriak Pak Akla seraya bergerak membelah air menuju perahu.Dua
keranjang bambu yang diikat menyatu tampak penuh rajungan.Hewan-hewan bercapit
itu menggeliat saling bertindihan.“Bangunlah!”Ulang Pak Akla menaiki perahunya.
Surad melilitkan sarung ke leher. “Ada apa, Ama?”
“Tidurmu seperti ular, sampai-sampai tak kau dengar suara gemuruh dari tanjung.”
“Apa?”Surad kaget setengah mati.“Jangan main-main, Ama!”
“Ambil dayungmu!Kita ke kampung laut sekarang juga!”
Surad mengangkat dayungnya.Tanpa buang waktu mereka mengayuh perahu
ramping itu secepat mungkin.Pak Akla sigap mengendalikan perahu dengan dayung
pada dinding kayu buritan.Belum dua menit, peluh sudah membasahi punggung Surad.
”Terima kasih banyak Is, terima kasih!” kata Haji Said dengan puas.
Ketika Haji Said sudah pergi, Pak Kasir datang kepada Bung Iskandar dan bertanya:
”Kenapa dibayar gajinya, padahal mereka belum mulai bekerja?”
Iskandar tersenyum dan acuh tak acuh ia berkata: ”Yang paling berat di dunia ini ialah
menganggur, bukan bekerja, bila seseorang sudah merasa dirinya bekerja, ia akan
gembira karena kegelapan menganggur telah lenyap dari hatinya,”
”Tapi bukankah menurut kabar yang saya dengar, Haji Said itu selalu hendak
menjatuhkan perusahaan itu?Mengapakah anak-anaknya diterima untuk bekerja di
sini?”
Sekali lagi Iskandar tersenyum mendengar pertanyaan Pak Kasir dan dengan suara
tenang dijawabnya: ”Kalau dendam dan sakit hati kita ladeni, bagaimanakah coraknya
dunia itu? Percayalah padaku, bahwa karya seni yang paling agung ialah mengubah
perasaan benci menjadi perasaan kasih sayang, mengubah lawan hingga menjadi
kawan!”
Karya Seni yang Agung, Soewardi Idris
Berdasarkan kutipan tersebut, tentukanlah tokoh, watak tokoh, sudut pandang, dan
amanat!