Beberapa media komunikasi tradisional yang dimanfaatkan masyarakat di masa lalu antara
lain adalah :
1. Lonceng
Lonceng biasanya terbuat dari besi atau kuningan dan dapat mengeluarkan bunyi nyaring.
Lonceng berfungsi untuk mengabarkan suatu berita kepada masyarakat dan sebagai penanda
waktu.
2. Asap
Asap dihasilkan dari api. Sebagai alat komunikasi tradisional, asap digunakan untuk
mengirim suatu pesan rahasia kepada teman atau lawan yang posisinya cukup jauh dari si
pengirim pesan.
3. Merpati Pos
Zaman dulu, burung merpati sering digunakan untuk mengirim surat sehingga mereka pun
dijuluki merpati pos. Merpati digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan jarak jauh dalam
bentuk surat atau kertas. Pesan itu diikat pada bagian kaki merpati.
4. Bedug
Bedug merupakan instrumen berbentuk tabung besar dengan permukaan terbuat dari kulit
hewan. Bedug digunakan dengan cara dipukul dan berfungsi untuk memanggil atau sebagai
tanda waktu salat bagi umat Muslim.
5. Prasasti
Prasasti merupakan media penyampaian pesan atau catatan yang biasanya berbentuk batu.
Prasasti berfungsi untuk menyampaikan peristiwa masa lalu agar bisa dibaca oleh orang-
orang di masa depan.
6. Lontar
Lontar atau daun lontar berfungsi untuk menulis naskah dan sebagai kerajinan tangan. Alat
komunikasi tradisional ini biasanya digunakan untuk menyampaikan cerita yang cukup
panjang seperti hikayat.
7. Surat
Hampir sama seperti lontar, alat komunikasi surat juga digunakan dengan cara ditulis isi
pesan yang ingin disampaikan. Surat merupakan media untuk menyampaikan pesan melalui
lembaran kertas dan biasanya dikirim menggunakan merpati pada masa lampau. Saat ini,
surat masih digunakan dan sering dikirim melalui layanan pos.
8. Api Unggun
Alat komunikasi asap yang sebelumnya kita bahas salah satunya dihasilkan api unggun ini.
Api unggun sendiri ternyata juga merupakan alat komunikasi yang biasanya digunakan
sebagai penanda akhir suatu acara.
9. Telepon Kaleng
Ingatkah detikers pada zaman sekolah membuat kerajinan tangan berupa telepon dari kaleng
atau gelas dan disambung dengan seutas benang? Nah, inilah salah satu alat komunikasi
tradisional yang dulu juga banyak dipakai. Telepon kaleng adalah perangkat transmisi suara
dengan bantuan kawat atau tali yang tegang.
10. Peluit
Anak pramuka atau penyuka olahraga pasti tak asing lagi dengan peluit. Peluit merupakan
salah satu alat komunikasi tradisional yang digunakan sebagai tanda memulai atau
menghentikan suatu peristiwa sehingga komunikator tidak perlu berbicara keras-keras.
11. Kentongan
Hampir sama dengan bedug, kentongan digunakan dengan cara dipukul. Kentongan banyak
didapati di lingkungan pedesaan dan berfungsi untuk memberi tahu warga ketika sesuatu
terjadi. Biasanya keadaan darurat.
12. Bendera
Alat komunikasi ini berbentuk lembaran kain yang dipasang pada stik panjang. Bendera
digunakan untuk mengendalikan pergerakan suatu kelompok atau kendaraan seperti mobil
atau pesawat. Warna bendera biasanya juga mengandung pesan tertentu.
Alat komunikasi tradisional ini mengeluarkan suara nyaring seperti telolet, biasanya
digunakan oleh pedagang keliling untuk menarik pembeli atau menginformasikan kepada
pembeli bahwa pedagang ini tengah lewat.
14. Terompet
Alat komunikasi ini juga mengeluarkan suara lantang. Bedanya, terompet biasanya digunakan
sebagai isyarat militer atau pasukan perang untuk menyerang lawan.
15. Tangan
Ternyata tubuh kita juga memiliki alat komunikasi tradisional, lho. Tangan kerap digunakan
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan yang bersifat umum/universal atau
pesan rahasia yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, alat komunikasi tradisional mulai luntur dan
jarang digunakan, namun beberapa di antaranya masih tetap lestari digunakan oleh
masyarakat desa yang masih kental dengan kearifan lokal. Setiap daerah memiliki ragam
media komunikasi tradisional yang unik, mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan identitas
budaya masyarakatnya.
Sebagai contoh, tarian Saman dari Aceh, Indonesia, pernah diklaim oleh Malaysia
sebagai bagian dari budaya mereka. Tarian ini terkenal karena gerakan yang cepat dan
padat, diiringi dengan nyanyian dan musik. Namun, ada sejarah ketegangan antara
Indonesia dan Malaysia terkait klaim terhadap warisan budaya, termasuk tarian
Saman.
Pada tahun 2017, terjadi kontroversi ketika Malaysia mengajukan klaim terhadap
tarian Saman sebagai warisan budaya mereka dalam permohonan untuk mendapatkan
status Warisan Budaya Tak Benda Manusia dari UNESCO. Klaim ini menyebabkan
reaksi keras dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, terutama dari Aceh, yang
merasa tarian tersebut merupakan bagian integral dari identitas budaya mereka.
Ketegangan ini mencerminkan pentingnya perlindungan terhadap warisan budaya
agar tidak disalahklaim oleh negara lain. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya
upaya dari pemerintah untuk meningkatkan pemahaman, mendukung inisiatif
masyarakat dalam pelestarian warisan budaya, serta memastikan adanya kebijakan
dan regulasi yang memadai untuk melindungi warisan budaya nasional. Selain itu,
kampanye komunikasi yang efektif juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya warisan budaya dan perlindungannya.
Sumber referensi : BMP SKOM4101, https://www.detik.com/bali/berita/d-6382089/15-alat-
komunikasi-tradisional-beserta-jenis-dan-fungsinya, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6615071/tari-saman-dari-aceh-makna-sejarah-gerakan-hingga-jenis-jenisnya