Anda di halaman 1dari 7

Tugas 3

Pengantar Ilmu Komunikasi


Nama : Jesika Lindsay Warouw
NIM : 049411696
Jurusan : Ilmu Komunikasi
1. Media komunikasi tradisional yang ada di tiap daerah sangat beragam dan memiliki
khasnya masing-masing. Alat komunikasi tradisional memiliki beragam fungsi,
seperti memanggil atau sebagai tanda waktu salat bagi umat Muslim (bedug),
menyampaikan peristiwa masa lalu agar bisa dibaca oleh orang-orang di masa depan
(prasasti), dan sebagai media untuk menyampaikan pesan melalui tulisan (surat). Alat
komunikasi tradisional umumnya dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat luas
di suatu wilayah dan bersifat akrab dengan khalayak. Media komunikasi tradisional
memiliki peran penting dalam membentuk identitas dan budaya suatu masyarakat.

Karakteristik Alat Komunikasi Tradisional :

Alat komunikasi tradisional memiliki karakteristik yang membuatnya berbeda dengan


alat komunikasi modern.
1. Mudah Diterima
Alat komunikasi tradisional umumnya dapat dengan mudah diterima oleh
masyarakat luas di suatu wilayah dan bersifat akrab dengan khalayak.
2. Kaya akan Variasi
Ada berbagai macam alat komunikasi tradisional yang biasa digunakan, mulai dari
pesan melalui bunyi, cahaya, warna, hingga asap.
3. Segera Tersedia
Selain mudah diterima, alat komunikasi tradisional biasanya juga bisa segera
tersedia dan dekat dengan masyarakat. Contoh sederhananya kertas untuk
membuat pesan tertulis.
4. Biaya Rendah
Menyambung karakteristik sebelumnya, alat komunikasi tradisional juga
cenderung berbiaya rendah karena tidak membutuhkan teknologi mahal.
5. Relevan dengan Budaya Setempat
Alat komunikasi tradisional tidak hanya membawa fungsi komunikasi saja, tetapi
juga identitas budaya masyarakat setempat. Pesan-pesan yang disampaikan pun
bisa dengan mudah dipahami oleh warga sekitar.

Beberapa media komunikasi tradisional yang dimanfaatkan masyarakat di masa lalu antara
lain adalah :
1. Lonceng

Lonceng biasanya terbuat dari besi atau kuningan dan dapat mengeluarkan bunyi nyaring.
Lonceng berfungsi untuk mengabarkan suatu berita kepada masyarakat dan sebagai penanda
waktu.

2. Asap

Asap dihasilkan dari api. Sebagai alat komunikasi tradisional, asap digunakan untuk
mengirim suatu pesan rahasia kepada teman atau lawan yang posisinya cukup jauh dari si
pengirim pesan.

3. Merpati Pos

Zaman dulu, burung merpati sering digunakan untuk mengirim surat sehingga mereka pun
dijuluki merpati pos. Merpati digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan jarak jauh dalam
bentuk surat atau kertas. Pesan itu diikat pada bagian kaki merpati.

4. Bedug

Bedug merupakan instrumen berbentuk tabung besar dengan permukaan terbuat dari kulit
hewan. Bedug digunakan dengan cara dipukul dan berfungsi untuk memanggil atau sebagai
tanda waktu salat bagi umat Muslim.

5. Prasasti

Prasasti merupakan media penyampaian pesan atau catatan yang biasanya berbentuk batu.
Prasasti berfungsi untuk menyampaikan peristiwa masa lalu agar bisa dibaca oleh orang-
orang di masa depan.

6. Lontar

Lontar atau daun lontar berfungsi untuk menulis naskah dan sebagai kerajinan tangan. Alat
komunikasi tradisional ini biasanya digunakan untuk menyampaikan cerita yang cukup
panjang seperti hikayat.

7. Surat

Hampir sama seperti lontar, alat komunikasi surat juga digunakan dengan cara ditulis isi
pesan yang ingin disampaikan. Surat merupakan media untuk menyampaikan pesan melalui
lembaran kertas dan biasanya dikirim menggunakan merpati pada masa lampau. Saat ini,
surat masih digunakan dan sering dikirim melalui layanan pos.
8. Api Unggun

Alat komunikasi asap yang sebelumnya kita bahas salah satunya dihasilkan api unggun ini.
Api unggun sendiri ternyata juga merupakan alat komunikasi yang biasanya digunakan
sebagai penanda akhir suatu acara.

9. Telepon Kaleng

Ingatkah detikers pada zaman sekolah membuat kerajinan tangan berupa telepon dari kaleng
atau gelas dan disambung dengan seutas benang? Nah, inilah salah satu alat komunikasi
tradisional yang dulu juga banyak dipakai. Telepon kaleng adalah perangkat transmisi suara
dengan bantuan kawat atau tali yang tegang.

10. Peluit

Anak pramuka atau penyuka olahraga pasti tak asing lagi dengan peluit. Peluit merupakan
salah satu alat komunikasi tradisional yang digunakan sebagai tanda memulai atau
menghentikan suatu peristiwa sehingga komunikator tidak perlu berbicara keras-keras.

11. Kentongan

Hampir sama dengan bedug, kentongan digunakan dengan cara dipukul. Kentongan banyak
didapati di lingkungan pedesaan dan berfungsi untuk memberi tahu warga ketika sesuatu
terjadi. Biasanya keadaan darurat.

12. Bendera

Alat komunikasi ini berbentuk lembaran kain yang dipasang pada stik panjang. Bendera
digunakan untuk mengendalikan pergerakan suatu kelompok atau kendaraan seperti mobil
atau pesawat. Warna bendera biasanya juga mengandung pesan tertentu.

13. Bel Terompet

Alat komunikasi tradisional ini mengeluarkan suara nyaring seperti telolet, biasanya
digunakan oleh pedagang keliling untuk menarik pembeli atau menginformasikan kepada
pembeli bahwa pedagang ini tengah lewat.

14. Terompet

Alat komunikasi ini juga mengeluarkan suara lantang. Bedanya, terompet biasanya digunakan
sebagai isyarat militer atau pasukan perang untuk menyerang lawan.
15. Tangan

Ternyata tubuh kita juga memiliki alat komunikasi tradisional, lho. Tangan kerap digunakan
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan yang bersifat umum/universal atau
pesan rahasia yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, alat komunikasi tradisional mulai luntur dan
jarang digunakan, namun beberapa di antaranya masih tetap lestari digunakan oleh
masyarakat desa yang masih kental dengan kearifan lokal. Setiap daerah memiliki ragam
media komunikasi tradisional yang unik, mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan identitas
budaya masyarakatnya.

2. Tantangan komunikasi tradisional seringkali melibatkan minimnya peran dan


perhatian dari pemerintah, yang dapat berdampak pada klaim asing terhadap produk-
produk budaya. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah klaim atas warisan
budaya seperti tarian, musik, atau pakaian tradisional yang berasal dari suatu negara,
padahal sejatinya berasal dari budaya lokal di negara lain. Hal ini dapat mengancam
keberlangsungan dan keaslian warisan budaya suatu bangsa. Tarian, musik, atau
desain tradisional suatu negara mungkin tidak mendapatkan perlindungan hukum
yang cukup dalam bentuk hak cipta atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) lainnya. Ini
dapat menyebabkan klaim dari pihak asing yang mengadaptasi atau mengklaim
sebagai milik mereka. Jika suatu bentuk seni atau kerajinan tradisional kurang
dipromosikan atau didokumentasikan secara memadai oleh pemerintah, maka dapat
terjadi klaim oleh pihak asing yang memasarkan produk serupa dengan klaim bahwa
itu adalah warisan budaya mereka.

Sebagai contoh, tarian Saman dari Aceh, Indonesia, pernah diklaim oleh Malaysia
sebagai bagian dari budaya mereka. Tarian ini terkenal karena gerakan yang cepat dan
padat, diiringi dengan nyanyian dan musik. Namun, ada sejarah ketegangan antara
Indonesia dan Malaysia terkait klaim terhadap warisan budaya, termasuk tarian
Saman.
Pada tahun 2017, terjadi kontroversi ketika Malaysia mengajukan klaim terhadap
tarian Saman sebagai warisan budaya mereka dalam permohonan untuk mendapatkan
status Warisan Budaya Tak Benda Manusia dari UNESCO. Klaim ini menyebabkan
reaksi keras dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, terutama dari Aceh, yang
merasa tarian tersebut merupakan bagian integral dari identitas budaya mereka.
Ketegangan ini mencerminkan pentingnya perlindungan terhadap warisan budaya
agar tidak disalahklaim oleh negara lain. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya
upaya dari pemerintah untuk meningkatkan pemahaman, mendukung inisiatif
masyarakat dalam pelestarian warisan budaya, serta memastikan adanya kebijakan
dan regulasi yang memadai untuk melindungi warisan budaya nasional. Selain itu,
kampanye komunikasi yang efektif juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya warisan budaya dan perlindungannya.
Sumber referensi : BMP SKOM4101, https://www.detik.com/bali/berita/d-6382089/15-alat-
komunikasi-tradisional-beserta-jenis-dan-fungsinya, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6615071/tari-saman-dari-aceh-makna-sejarah-gerakan-hingga-jenis-jenisnya

Anda mungkin juga menyukai