Anda di halaman 1dari 5

Nama : Umi Azizah Romadona

Nrp : 57213214016

Matkul : Analisis Kimia

Dosen : Muhammad Sayuti S.ST.Pi. MP

Review pengujian kandungan mineral pada jurnal

Jurnal 1

Judul jurnal : Kandungan Kalium dan Natrium dalam Air Kelapa dari Tiga Varietas Sebagai Minuman
Isotonik Alami

Nama jurnal : Sains dan Kesehatan

Penulis : Gugup Prasetiyo, Novriyanti Lubis, Effan Cahyati Junaedi

Metode penelitian : Teknik yang digunakan dalam penyusunan review ini adalah studi pustaka
dengan membahas jurnal ilmiah yang memiliki topik analisis kadar mineral dalam kelapa.

Pengujian mineral

Dari persyaratan mutu minuman isotonik berdasarkan SNI 01-4452-1998, kalium dan natrium adalah
mineral yang merupakan unsur utama minuman isotonik. Kalium adalah mineral penting yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh dan menjaga kesehatan sistem
saraf. Pengujian kandungan mineral seperti kalium dan natrium dalam minuman isotonik dapat
dilakukan dengan metode modern, yakni dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) atau
dalam bahasa inggris disebut Atomic Absorption Spectrometer (AAS). Dalam penelitiannya tentang
karakteristik minuman isotonik berbahan baku air kelapa dan madu pada penyimpanan dingin, Az-
zahra dkk (2019) membuat kurva standar untuk menguji kandungan mineral natrium (Na) dan kalium
(K). Kurva standar tersebut dibuat dengan cara menyiapkan larutan mineral Na dan K pada
konsentrasi tertentu kemudian sampel diemisikan pada alat Atomic Absorption Spectrometer (AAS).
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis natrium (Na) yaitu sebesar 589,0 nm dan panjang
gelombang untuk kalium (K) adalah sebesar 766,5 nm. Persamaan garis lurus yang menunjukkan
hubungan konsentrasi dengan nilai emisi unsur dapat diperoleh dari data tersebut. Selanjutnya
sampel didesktruksi dengan HNO3 pekat dan HClO pada kondisi panas, lalu dengan AAS dapat
diukur tiap unsur natrium dan kalium tersebut dan dapat diketahui konsentrasi unsur natrium dan
kalium dalam sampel dari perhitungan persamaan kurva standar.

Simpulan kandungan mineral

Pada hasil review artikel diketahui bahwa air kelapa dalam (Tall Coconut) memiliki kadar kalium
tertinggi yaitu 299.06 mg/100 mL. Adapun air kelapa dengan kadar natrium tertinggi adalah pada
varietas genjah yaitu sebesar 16.22 mg/100 mL. Karena mineral terbesar yang diperlukan dalam
minuman isotonik menurut SNI 01-4452-1998 adalah natrium, maka dari hasil dapat disimpulkan
bahwa air kelapa varietas genjah (Dwarf Review: Kandungan Kalium dan Natrium dalam Air Kelapa
dari Tiga Varietas Sebagai Minuman Isotonik Alami J. Sains Kes. 2021. Vol 3. No 4. p-ISSN: 2303-
0267, e-ISSN: 2407-6082 599 Coconut) adalah varietas kelapa yang paling baik untuk digunakan
sebagai minuman isotonik alami karena memiliki kandungan kalium dan natrium yang tinggi yang
dapat menyeimbangkan cairan dalam tubuh melalui upaya rehidrasi terhadap cairan tubuh yang
hilang setelah melakukan aktivitas-aktivitas yang mengeluarkan keringat.

Jurnal 2
Judul jurnal : Analisa Kandungan Mineral, Lemak dan Protein pada Sampel Ikan Kembung Rebus
Asin

Nama jurnal ; Klorofil

Penulis : Leni Widiarti, Sajaratud Dur

Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan metode Association of Official Analytical (AOAC)
2005 untuk parameter analisa. Analisa sampel ikan kembung rebus dilakukan pengulangan sebanyak
tiga kali.

Hasil pengujian mineral

Penentuan Kadar Mineral

Komposisi mineral setelah digesti basah dengan campuran asam sulfat, asam nitrat dan asam
peklorat adalah ditentukan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) untuk kalsium dan
natrium. Konsentrasi unsur mineral ditentukan dengan menggunakan Flame Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS) dan dihitung dalam ppm.

Penentuan Kadar Mineral (Kalsium dan Natrium)

Hasil Analisa Kadar Natrium

Mineral esensial yang berfungsi untuk memelihara volume darah dan dapat mengatur keseimbangan
cairan dalam sel adalah natrium. Hasil analisa kadar logam Natrium menggunakan Flame Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS), Berdasarkan persamaan pada kurva kalibrasi larutan standar
kalium yaitu y=0,27813 x C +0,00664, dan diperoleh hasil kadar natrium sebesar 0,7571 ppm.

Hasil Analisa Kadar Kalsium

Berdasarkan persamaan pada kurva kalibrasi larutan standar kalium yaitu y=0,01015 x C + 0,00020,
dan diperoleh hasil kadar natrium sebesar 0,7635 ppm. Makroelemen seperti kalsium (Ca), fosfor (P),
kalium (K), sulfur (S), magnesium (Mg), natrium (Na), klor (Cl) pada ikan berperan untuk proses
fisiologis manusia. Terdapat juga mikroelemen seperti kobalt (Co), mangan (Mn), dan seng (Zn)
(Musfiroh et al., 2016).

Simpulan kandungan mineral

Penelitian ini menggunakan metode Association of Official Analytical (AOAC) Analisa kadar mineral
yaitu natrium dan kalsium menggunakan Flame Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
diperoleh hasil kadar natrium dan kalsium masing – masing sebesar 0,7571 ppm dan 0,7635 ppm.

Jurnal 3

Judul jurnal : UJI KUALITAS MUTU PINDANG CUE-BESEK IKAN LAYANG (Decapterus sp.) DI
DESA JANGKAR KABUPATEN SITUBONDO

Nama jurnal : Jurnal Ilmu Perikanan

Penulis : Ika Junianingsih

Metode penelitian : Pengamatan/penelitian dan kajian dilakukan di Desa Jangkar, Kecamatan


Jangkar, Kabupaten Situbondo. Desa Jangkar, Kecamatan Jangkar terletak ±28 km sebelah timur
Kabupaten Situbondo
Hasil pengujian mineral

Cawan porselen dioven pada suhu 105oC selama 4 jam, kemudian cawan dimasukkan kedalam
desikator selama 15 menit sampai dingin dan ditimbang dengan neraca analitik lalu dicatat hasilnya.
Tahap pertama, bahan dihaluskan sebanyak 3 gram dan dimasukkan kedalam cawan selanjutnya
dilakukan pengabuan I, di oven pada suhu 200°C selama 2 jam, setelah selesai dimasukkan kedalam
desikator dan ditimbang, dicatat hasilnya. Pengabuan II, cawan dioven kembali pada suhu 350°C
selama 18 jam, dan setelah selesai dimasukkan ke dalam desikator untuk ditimbang dan dicatat
hasilnya. Pengabuan III, cawan dioven kembali pada tanur, kemudian cawan dimasukkan kedalam
desikator selama 30 menit, ditimbang dan dicatat hasilnya.

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa ikan pindang memiliki kadar mineral sebesar 2.26%. Mineral
memiliki pengaruh besar pada hasil pemasakan, kelembutan produk, keempukan dan rasa ketika
produk dikonsumsi. Mineral bertanggung jawab penting bagi persepsi flavor (rasa/aroma), serta
peningkatan intensitas dari flavor lain yang dihasilkan dengan adanya mineral bertindak sebagai
peningkat citarasa bagi komponen flavor lainnya dalam makanan (USDA, 2014). Ditambahkan pula
oleh JICA (2009) bahwa mineral garam pada ikan pindang dalam jumlah tertentu dapat
memperkokoh daging ikan, mempengaruhi oksidasi lemak dan mempertegas flavor produk. Mineral
akan berinteraksi dengan protein untuk peningkatan pengikatan air oleh protein daging. Pada
pemindangan akan dihasilkan produk yang memiliki kadar mineral lebih tinggi, hal ini dipengaruhi
oleh perebusan dalam larutan mineral garam akan menyebabkan sedikit penurunan pada
kemampuan retaknya jaringan ikat pada ikan yang dipindang sehingga tingkat kehilangan
kelembaban ikan menjadi turun (Adawyah, 2006)

Simpulan pengujian mineral

Pengolahan pindang cue-besek ikan layang di desa Jangkar Kabupaten Situbondo dilakukan dengan
cara manual dan peralatan yang sederhana. Pemilihan dan penggunaan bahan baku ikan layang
didasarkan pada hasil tangkapan melimpah yang dimiliki daerah Situbondo, sedangkan penggunaan
bahan tambahan garam menggunakan jenis garam-garam kristal yang mudah didapatkan dipasaran.
Nilai kualiatas mutu dari ikan pindang menunjukkan kandungan mineral 2.26%.

Jurnal 4

Judul jurnal : STUDI KANDUNGAN KALSIUM PADA TEPUNG TULANG IKAN TONGKOL
(Euthynnus affinis) DAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson)

Nama jurnal : Volume 8 Nomor 1, Juli 2019

Penulis : Abdurrahman Suad dan Kristina Novalina

Metode penelitian : Metode oven

Hasil pengujian

Secara garis besar kandungan mineral tepung tulang ikan tenggiri lebih tinggi dibanding tepung
tulang ikan tongkol, meski perbedaannya sangatlah kecil (sekitar 2%), dengan kualitas tingkat
kekeringan yang juga sedikit lebih baik. Perbedaan kandungan kalsium pada kedua jenis tepung
tulang ikan tersebut juga mengikuti perbedaan kandungan mineralnya, yang mana kalsium tepung
tulang ikan tenggiri juga sedikit lebih tinggi dibanding tepung tulang ikan tongkol (0,7%). Bila dilihat
lebih spesifik, kandungan kalsium tepung tulang ikan tongkol maupun tenggiri sangatlah kecil, hanya
sekitar 4 – 5 % dari total berat tepung tulang ikan. Bahkan bila dibandingkan dengan berat total
mineralnya, kalsium yang terkandung dalam tepung tulang ikan tongkol dan tenggiri hanya sekitar 9%
dari total kandungan mineralnya. Rendahnya kandungan kalsium tepung tulang ikan pada penelitian
ini diduga terkait dengan metode pengolahan tepung tulang ikan serta tehnik analisa kalsium.

Simpulan pengujian mineral

Kadar mineral, khususnya kalsium, pada tepung tulang ikan tenggiri lebih tinggi dibanding tepung
tulang ikan tongkol. Ikan tenggiri juga memiliki rendemen lebih baik dengan kadar air yang lebih
rendah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, ada baiknya dilakukan analisa kalsium
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom.

Jurnal 5

Judul jurnal : KANDUNGAN MINERAL DAN LOGAM BERAT PADA BIOSALT RUMPUT LAUT
Padina sp.

Nama jurnal : Jurnal Pro-Life

Penulis : Nurdiana Riska, Sri Widodo Agung Suedy, Munifatul Izzati

Metode penelitian : Deskriptif kualitatif

Hasil pengujian mineral

Sebelum menganalisis sampel harus dilakukan preparasi dengan cara destruksi basah untuk
mempermudah menganalisisnya dengan menggunakan alat ICP-OES. Hasil analisis uji kandungan
mineral dan logam berat pada biosalt rumput laut Padina sp.

a. Makromineral Ca dan Mg

Berdasarkan penelitian bahwa kandungan Ca dan Mg pada biosalt yang diekstrak dari rumput laut
Padina sp. lebih tinggi dibandingkan dengan garam krosok. Hal ini disebabkan karena rumput laut
merupakan organisme hidup yang dapat menyerap mineral. masih lebih tinggi karena rumput laut
dapat mengikat mineral-mineral tersebut dan diakumulasi dalam sel rumput laut Padina sp. tersebut,
sedangkan pada garam krosok mineral tersebut tidak yang diperlukan untuk fungsi fisiologis dalam
tubuhnya. Selain itu, mineral Ca dan Mg merupakan mineral makro yang diperlukan oleh tumbuhan
dalam jumlah yang relatif banyak sehingga kadar Ca dan Mg dalam biosalt rumput laut Padina sp.
tersebut tinggi.

b. Mikromineral (Fe, Mn, dan Zn)

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa pada biosalt rumput laut Padina sp., kandungan
mikromineral berupa Fe, Mn dan Zn lebih tinggi dibandingkan dengan garam krosok. Hal tersebut
dikarenakan karena Fe, Mn dan Zn merupakan mikromineral yang dibutuhkan oleh rumput laut dalam
jumah kecil tetapi jika dibandingkan dengan garam krosok maka kadarnya ada yang mengikat dan
bergerak bebas mengikuti arus sehingga kadarnya dalam air laut sedikit. Disamping itu, mineral Fe,
Mn dan Zn merupakan unsur yang bersifat imobil yang mana unsur mineral tersebut tidak dapat
ditranslokasikan ke jaringan yang lain.

Simpulan pengujian mineral

Ditinjau dari kandungan mineral, biosalt Padina sp. memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan dengan
garam krosok karena mempunyai kandungan makromineral (Ca dan Mg) serta mikromineral (Fe, Mn,
dan Zn) lebih tinggi dibandingkan garam krosok.

Anda mungkin juga menyukai