Anda di halaman 1dari 10

PAPER

LOGAM BERAT ARSENIK (As)

KELOMPOK V:

1. TARI APRILIA TASTI/57213214015


2. UMI AZIZAH ROMADONA/57213214016
3. VINDA UL HUSNA/57213214017
4. WAHYU TEGAR WIJAYA/
5. WAHYU WILDAN KURNIAWAN/

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

KAMPUS LAMPUNG

2024
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau
konsentrasi, dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Menurut data dari Environmental Protection
Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun “top-20” B3 antara lain : Asenic, Lead,
Mercury,Vinyl choloride, Benzene, Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Kadmium,
Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons, Chromium (hexa
valent), Divenz(a,h)anthracene, Dieldrin, Hecaxhlorobutadiene, Chlodrdane. Beberapa
diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As) , Lead (Pb), Mercury (Hg),
Kadmium (Cd) da Chromium (Cr) (Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat tersebut dalam
konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam
lingkungan, baik di dalam air, tanah maupun udara.
Arsen (As) adalah salah atu logam toksik yang sering diklasfikasikan sebagai logam,
tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As)
di alam berbentuk anion, seperti H2SO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak bisa larut di
perairan dan akhirnyakan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan
sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organik di temukan, dan sebagai
pengawet kayu (Copper Chromatead Arsenic (CCA)).
Arsen (As) adalah suatu unsur kimia metaloid (semilogam) golongan VA dengan nomor
atom 33. Arsen berwujud bubuk putih, tanpa warna dan bau. Nama arsenik sendiri pertama
kali berasal dari bahasa Persia zarnig dan bahasa Yunani arsenikon yang artinya kuning
(www.terselubung.blogspot.com, 2009). Arsen merupakan bahan metaloid yang terkenal
beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik, yaitu kuning, hitam dan abu-abu
(www.wikipedia.org, 2009). Arsen (As) merupakan salah satu logam berat yang digunakan
dalam kehidupan manusia. Penggunaannya antara lain dalam bidang kedokteran, pertanian,
pengawetan kayu, dan lainnya. Namun penggunaan arsen yang tidak tepat dapat
mengakibatkan efek yang fatal bagi kesehatan manusia.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Arsen
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steel-
grey). Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3)
berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan
berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan
salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa
senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah
larut dalam air, khususnya dalam air panas .
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen
trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun, yang secara alami ada di alam. Selain dapat
ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di industri seperti
industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga geotermal. Elemen yang
mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan
pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa
substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan dapat
terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health
(1975), arsen inorganik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama
kanker (www.bluefame.com, 2009). Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi tiga dan
bervalensi lima. Bentuk in organik arsen bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium
arsenik, dan arsenik triklorida, sedangkan bentuk in organik arsen bervalensi lima adalah
arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen bervalensi
tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk menimbulkan terjadinya
keracunan akut.
Senyawa dengan Carbon dan Hydrogen dikenal sebagai Arsen Organik. Arsen bentuk
organik yang terakumulasi pada ikan dan kerang-kerangan, yaitu arsenobetaine dan
arsenokolin mempunyai sifat nontoksik. Sebagaimana diketahui bahwa arsen inorganik lebih
beracun dari pada arsen organik. Senyawa arsen organik sangat jarang dan mahal. Ikatan
carbon-arsen sangat stabil pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensi teroksidasi.
Beberapa senyawa methylarsenic sebagaimana di dan trimethylarsenes terjadi secara
alami, karena merupakan hasil dari aktivitas biologik. Di dalam air senyawa ini bisa
teroksidasi menjadi methylarsenic acid Senyawa arsen organik lainnya
seperti :arsenobetaime dan arsenocho/ine bisa ditemukan pada kehidupan laut dan sangat
tahan terhadap degradasi secara kimiawi (Lauwerys dalam Sukar, 2003).
Logam arsen sebenarnya tidak beracun hanya saja bila dalam jumlah yang banyak
dapat menjadi beracun. Hal ini dipengaruhi oleh respirasi seluler dengan mengkombinasikan
dengan bebrapa Sulphydril dari enzim mitokondrial, oksidasi piruvat dan phosfatase tertentu.
Arsen memiliki target pada endotel pembuluh darah, terhitung banyaknya lesi yang
disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, edema jaringan dan
hemorrhagi, pada saluran pencernaan. Keracunan arsen dapat timbul melalui saluran cerna
yang berasal dari oksida arsen, bubuk putih tidak berasa dari cuprum, sodium dan
potassium arsenic, arsen dari calcium lead, arsen sulfide, gas arsen (industri).
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di
temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005). Arsen
secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering dapat
digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika
dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang berbau seperti bau
bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi,
berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsen
ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis
1,97 dan 5,73. Logam berat merupakan jenis logam yang beracun bagi makhluk hidup.
Logam berat terdiri dari logam esensial dan non esensial. Menurut Darmono (1995) dalam
Adhani, (2017, hlm. 109) mengatakan bahwa logam esensial pada kadar tertentu dibutuhkan
oleh makhluk hidup, akan tetapi logam-logam non esensial pada saat ini keguaannya masih
beludiketahui. Arsen (As) merupakan salah satu logam berat non esensial yang beracun
bagi makhluk hidup.

2.2 Kegunaan Arsen (As)

Arsenik (As) dapat berikatan dengan Cu membentuk CuAs sehingga didapat sebagai
produk sampingan pabrik peleburan Cu. Arsen sering digunakan untuk racun tikus,
pestisida, herbisida, insektisida; dan keracunan arsen pada manusia sudah sangat dikenal
baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Senyawa arsen terutama digunakan di dalam
pertanian dan kehutanan. Sejumlah kecil digunakan dalam industri keramik, gelas, dan
sebagai aditif. Contoh penggunaan arsen trioksida pada tahun 1975-1978 adalah sebagai
berikut: pembuatan zat kimia untuk pertanian (pestisida) 82%, gelas dan peralatan dari
gelas (pecah belah) 8%, industri kimia seperti amalgam dari tembaga, timah hitam, dan
farmasi 10%. Arsen (As) merupakan salah satu logam berat yang digunakan dalam
kehidupan manusia. Penggunaannya antara lain dalam bidang kedokteran, pertanian,
pengawetan kayu, dan lainnya. Namun penggunaan arsen yang tidak tepat dapat
mengakibatkan efek yang fatal bagi kesehatan manusia.

2.3 Toksikologi
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari efek bahaya dan merugikan yang dapat
ditimbulkan oleh bahan kimia atau zat pada manusia, hewan, dan lingkungan. Dalam
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki
toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian telah
menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi
daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada
orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan
keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen,
terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni.
Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus
dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah
(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada
organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat,
mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009).
Gejala keracunan arsenik ringan dapat diketahui dengan timbulnya rasa sakit kepala dan
dapat berkembang menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan
kematian (www.wikipedia.org, 2009). Intoksikasi tubuh manusia terhadap arsen (As) dapat
berakibat buruk terhadap mata, kulit, darah, dan liver. Efek arsen terhadap mata adalah
gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya
pandang (visual fields) mata. Pada kulit menyebabkan berwarna gelap (hiperpigmentasi),
penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan
mempunyai efek pencetus kanker (karcinogenik). Pada darah, menyebabkan kegagalan
fungsi sumsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah
perifer). Pada liver, mempunyai efek yang signifikan pada paparan yang cukup lama
(paparan kronis), berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT,
gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi
jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
SGOT dan SGPT merupakan dua enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh
sel-sel hati. Bila sel-sel hati rusak, biasanya kadar kedua enzim ini meningkat sedangkan
Gamma GT adalah enzim yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan pada
kantung empedu. Pada ginjal akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage
(terjadi ischemia dan kerusakan jaringan). Pada saluran pernafasan, akan menyebabkan
timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula
menyebabkan kanker paru. Pada pembuluh darah, logam berat arsen (As) dapat
menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan penyakit
arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena
faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises,
penyakit burger). Pada sistem reproduksi, efek arsen (As) terhadap fungsi reproduksi
biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi waktu dilahirkan, lazim disebut efek
malformasi. Pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh /penurunan
kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus.
Pada sistem sel, efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitochondria dalam inti sel
menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati. Pada gastrointestinal (saluran
pencernaan), arsen (As) akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut,
mual (nausea) dan muntah (vomiting) (Sudarmaji, dkk; 2006).

2.4 Sumber-sumber Logam Berat Arsenik (As)


Keberadaan logam berat berasal dari berbagai sumber termasuk pelapukan
padakerak bumi, erosi tanah, pertambangan, limbah industri, limbah rumah
tangga,penggunaan insektisida dibidang pertanian dan banyak lainnya (Morais et.al., 2012,
dalam Adhani, 2017, hlm. 15) Adapun beberapa kasus dan sumber dari keracunan arsen,
kasus ini terjadi akibat aktivitas manusia ditempat kerja dan terjadi akibat aktivitas alamiah
yaitu melalui debu vulkanik yang dikeluarkan dari letusan-letusan gunung berapi, pelapukan
bebatuan, dan mineral-mineral yang mengandung As yang kemudian masuk kedalam air
tanah (Sembel, 2015). Sedangkan keracunan akibat aktivitas manusia yaitu melalui aktivitas
petani dan pekerja kebun. Karena lebih mudah terpapar arsen. Salah satu kasus pada
penelitian yang dilakukan di sebuah pusat penelitian antar bangsa oleh Carlos seorang
pekerja ladang semenjak tahun 1977 hingga 1990. Terpaparnya berbagai jenis racun
termasuk arsen dalam jangka waktu tersebut. Sebelumnya korban ini dinyatakan mengidap
penyakit leukemia yang disebabkan oleh pekerjaannya. Proses keracunan ini terjadi melalui
saluran pernapasan, ketika petani menyemprotkan pestisida, maka pestisida itu dengan
mudah terhirup oleh si petani. Dimana didalam peptisida tersebut mengandung arsen yang
secara tidak langsung terhirup dan masuk kesaluran pernafasan.
Dan terdapat sumber lain yaitu contoh mengenai keracunan pada saat makan.
Dimana, kasus ini korban meninggal setelah makan udang. Peristiwa ini terjadi di Manado,
yang korbanya adalah seorang wanita. Tiba-tiba wanita ini meninggal mendadak dengan
mengalami ciri-ciri, dimana lima panca inderanya mengeluarkan darah. Setelah diselidiki
ternyata wanita ini meninggal bukan karena bunuh diri atau dibunuh, melainkan akibat
ketidaktahuan tentang racun akibat makanan yang dikonsumsinya. Sebelumnya wanita ini
terbiasa mengkonsumsi vitamin C setiap hari. Keracunan arsen terjadi saat wanita ini
sedang memakan udang. Dimana, dalam udang tersebut mengandung sebuah zat yaitu
Arsenic Pentoxide (As2O5), yang berhubungan dengan Vitamin C. Dimana proses
keracunan ini terjadi, dari reaksi kimia di dalam perut yang membuat As2O5 berubah
menjadi Arsenic

2.5 Logam Berat Arsen

Arsen (As) merupakan jenis logam berat yang mudah patah, memiliki warna
keperakan dan bersifat sangat beracun (Istarani & Pandebesie, 2014, dalam Hazimah et. al.,
2018, hlm. 130). Arsen di alam ditemukan dalam jumlah yang terbatas namun memiliki
tingkat toksisitas yang sangat tinggi. Arsen dengan kosentrasi rendah ditemukan pada air,
tanah, udara serta ditemukan juga pada makanan. Arsen paling sering ditemukan pada air
tanah, hal ini dikarenakan arsen terkandung dalam batuan bumi (Zhuang dkk, 2005, dalam
Adhani, 2017, hlm. 133). (Chowdhury et.al., 2000, dalam Adhani, 2017, hlm. 30)
menjelaskan tentang arsen sebagai berikut. Sebagian besar cat, pewarna, sabun, logam,
semi konduktor dan obat-obatan mengandung arsenik. Pestisida tertentu, pupuk dan operasi
makanan hewan juga melepaskan arsenik ke lingkungan dalam jumlah yang lebih tinggi.
Bentuk-bentukan organik arsenik seperti arsenit dan arsenat yang ditemukan lebih
berbahaya bagi kesehatan manusia. Mereka sangat karsinogenik dan dapat menyebabkan
kanker paru- paru, hati kandung kemih dan kulit. Manusia yang terkena arsenik dengan
udara, makanan dan air. Minum air yang terkontaminasi dengan arsenik adalah salah satu
penyebab utama keracunan arsenik di lebih dari 30 negara didunia. Kontaminasi arsen
terjadi akibat kegiatan pertambangan, pengolahan bijih serta proses peleburan yang
berpengaruh terhadap kualitas air baik melalui tanah ejeksi maupun limpasan. Air tanah juga
bisa terkontaminasi lewat sumber geologi berupa mineral arsen. Jenis ketiga sumber baik
sedimen maupun meta-sedimen tidur batuan. (Smedley & Kinniburgh, 2002, dalam Adhani,
2017 hlm. 30).

2.6 Toksisitas Logam Berat Terhadap Lingkungan

Ada tiga sumber alami utama kontaminasi arsenik: aktivitas hidrotermal, endapan
bijih, dan Kenozoikum. Kontaminasi arsenik yang terjadi secara alami pada air permukaan
dan air tanah berhubungan dengan perubahan kondisi fisikokimia lingkungan.faktor yang
paling penting yang mengendalikan pelepasan arsenik dari sedimen terhadap lingkungan
perairan adalah kondisi redoks dan pH air. Bahan pencemar yang masuk ke dalam
lingkungan perairan akan mengalami tiga macam proses akumulasi, yaitu fisik, kimia, dan
biologis. Buangan limbah industri yang mengandung bahan berbahaya dengan toksisitas
yang tinggi dan kemampuan biota laut untuk menimbun logam-logam bahan pencemar
langsung terakumulasi secara fisik dan kimia kemudian mengendap di dasar perairan.
Metabolisme bahan berbahaya terjadi melalui rantai makanan secara biologis yang disebut
bioakumulasi (Hutagalung, 1984).
Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami tiga
macam proses akumulasi, yaitu fisik, kimia, dan biologis. Buangan limbah industri yang
mengandung bahan berbahaya dengan toksisitas yang tinggi dan kemampuan biota laut
untuk menimbun logam-logam bahan pencemar langsung terakumulasi secara fisik dan
kimia kemudian mengendap di dasar perairan. Metabolisme bahan berbahaya terjadi melalui
rantai makanan secara biologis yang disebut bioakumulasi (Hutagalung, 1984). Kadar logam
berat yang terdapat dalam tubuh organisme perairan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kadar logam berat yang terdapat dalam lingkungan hidupnya. Unsur-unsur logam berat
dapat masuk ke dalam tubuh organisme dengan tiga cara, yaitu melalui rantai makanan,
insang, dan difusi melalui permukaan kulit. Pengeluaran logam berat dari tubuh dan insang
serta isi perut dan urine (Bryan, 1976). Akumulasi pada organisme terjadi karena
kecenderungan logam berat untuk membentuk senyawa komplek dengan zat-zat organik
yang terdapat dalam tubuh organisme sehingga logam berat terfiksasi dan tidaksegera
diekskresi oleh organisme yang bersangkutan (Waldichuk, 1974).
BAB III
KESIMPULAN

Arsen (As) adalah salah atu logam toksik yang sering diklasfikasikan sebagai logam,
tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As)
di alam berbentuk anion, seperti H2SO4. Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3
atau 5, dan berwarna metal (steel-grey) juga bahan kimia beracun, yang secara alami ada
di alam. Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan
di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga
geotermal. Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Keberadaan logam berat
arsen berasal dari berbagai sumber yakni termasuk pelapukan padakerak bumi, erosi tanah,
pertambangan, limbah industri, limbah rumah tangga,penggunaan insektisida dibidang
pertanian dan banyak lainnya. Bentuk organik tampaknya memiliki toksisitas yang lebih
rendah daripada bentuk arsenik anorganik. Cara pencegahan paparan arsen dengan
menggunakan alat proteksi diri dan melakukkan surveilance medis.
DAFTAR PUSTAKA

http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.
Diakses tanggal selasa,02 Januari 2024.
Herman, D.Z. 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen
(As),Merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Bijih Logam.
www.geoajeh.net46.net/.../Tinjauan%20tailing%20mengandung%20unsur
%20pencemar%2.Diakses tanggal 02 Januari,2024.
Adhani, R., Husaini. 2017. Logam Berat Sekitar Manusia. Lambung Mangkurat University
Press. Banjarmasin.
https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_berat. Diakses selasa,02 Januari 2024.
Sembel. 2015. Toksikologi Lingkungan Dampak Pencemaran dari Berbagai Bahan Kimia
dalam Kehidupan Sehari-hari. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Hutagalung, H.P. 1984. Logam Berat Dalam Lingkungan Laut. Pewarta Oceana. IX No.
1.Hal 12-19.
Waldichuk, M. 1974. Some Biology Concentration in Metal Pullution. In F.J.Verberg (eds).
Pollution and Physioology of Marine Organism. Academic Press. London. P 1-15.

Anda mungkin juga menyukai