Anda di halaman 1dari 14

Toksikologi

Anorganik
(Arsen)
KELOMPOK I
Nurmaya H031181007
Ayu Novitri H031181016
Pendahuluan

Toksikologi berasal dari bahasa yunani, toxicos dan logos yang merupakan studi mengenai perilaku
dan efek yang merugikan dari suatu zat terhadap organisme/makhluk hidup. Dalam toksikologi, dipelajari
mengenai gejala, mekanisme, cara detoksifikasi, serta deteksi keracunan pada sistem biologis makhluk
hidup. Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji akibat yang berkasitan dengan
bahaya toksik dari suatu zat terhadap manusia dan lingkungannya. Salah satu bahan toksik yang dapat
membahayakan lingkungan dan makhluk hidup yaitu logam.
Berdasarkan densitasnya unsur logam dibagi menjadi unsur logam ringan dan unsur logam berat.
Logam ringan mempunyai densitas kurang dari 5 g/cm 3 sedangkan logam berat mempunyai densitas lebih
besar dari 5 g/cm3. Logam berat yang paling sering dijumpai mencemari lingkungan adalah timbal (Pb),
cadmium (Cd), merkuri (Hg), tembaga (Cu), arsen (As), kromium (Cr), nikel (Ni) dan besi (Fe).
Arsen (As)
Mekanistik
Deskriptif

Regulatory

Cara
Pencegahan
Deskript
if
Pengertian Sumber Kegunaan

Karakteristik Toksisitas
Pengertian Karakteristik
Arsen (As) adalah metal yang mudah patah,  As memiliki nomor atom 33, padat pada
suhu ruang, dengan densisitas 5,776
berwarna keperakan dan sangat toxik. Unsur gr/cm3 , titik didih 613 ˚C dan meleleh
As ditemukan sebagai hasil sampingan dari pada suhu 817 ˚C.
peleburan tembaga, timah, seng dan logam Arsenik merupakan jenis logam berat yang
lainnya. sifatnya mudah patah, memiliki tiga
bentuk alotropik yaitu kuning, hitam, dan
abu-abu, dengan bentuk stabil berwarna
perak abu-abu.
Sumber Kegunaan
Senyawa arsen terutama digunakan dalam pertanian
Keberadaan Arsen (As) di alam terdapat pada : dan kehutanan. Selain itu juga digunakan dalam
industri keramik, gelas, sebagai aditif, serta obat-
Batuan/tanah, obatan. Contoh penggunaan arsen trioksida pada
sedimen Air tahun 1975-1978 yaitu sebagai bahan kimia untuk
pertanian (pestisida) 82%, gelas dan peralatan dari
geals (pecah belah) 8%, industri kimia seperti
Udara amalgam dari tembaga, timah hitam, dan farmasi
Biota 10%.
Toksisitas
Toksisitas arsen dapat berupa toksisitas arsenik akut dan. arsenikosis kronis. Keracunan arsen secara akut
biasanya terjadi apabila dosis arsen yang memasuki tubuh dalam jumlah besar (dosis sekitar 130-300 mg). Pada
keracunan kronis terjadi apabila seseorang terpapar arsen dalam dosis kecil, namun terjadi dalam jangka waktu
yang lama (minimal sekitar 2-8 minggu). Tingkat yang lebih rendah dari paparan arsenik dapat menyebabkan
mual dan muntah, mengurangi produksi eritrosit dan leukosit, detak jantung tidak normal, sensasi menusuk di
tangan dan kaki, serta kerusakan pembuluh darah. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan pembentukan
lesi kulit, kanker internal, masalah neurologis, penyakit paru, penyakit pembuluh darah perifer, hipertensi dan
penyakit kardiovaskular serta diabetes mellitus. Hasil arsenikosis kronis di banyak perubahan ireversibel pada
organ vital dan tingkat kematian lebih tinggi.
Mekanisti
k
Arsenik dapat masuk kedalam tubuh melalui mulut, yaitu makanan yang telah terkontaminasi arsen seperti
kerang, kepiting, udang kecil dan hewan-hewan lainnya. Arsen juga dapat masuk kedalam tubuh karena
kontaminasi tanaman pangan yang diberi pupuk dan pestisida.
Selain itu arsen dapat masuk kedalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu menghirup asap dari pabrik dan
buangan limbah industri.
Arsenat daiam sel merupakan uncoupier (pemutus
rangkaian) pada proses fosforilasi oksidatif.
Mekanisme kerjanya adalah dengan cara substitusi
kompetitif arsenat dengan fosfat anorganik (Pi)
sehingga terbentuk ester arsenat yang cepat
dihidrolisis (arsenolisis). Arsenit anorganik
(arsentrivalen), terutama mengikai gugus sulfidril(-
SH). Sehingga Arsen trivalenmenghambat aktifitas
enzim yang mengandung gugus -SH. Sistem
piruvat dehidrogenase sensttif terhadap Arsen
trivalen karena interaksinya dengan aua kelompok
sulfidril dari asam lipoat akan membentuk
cincinyang stabil
• Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah. Dalam waktu 24 jam setelah
dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi tinggi di berbagai organ tubuh, seperti hati,
ginjal, limpa, paru-paru serta saluran cerna, dimana arsen akan mengikat gugus syulfhidril dalam
protein jaringan.

• Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor, sehingga arsen dapat dideteksi didalam tulang
setelah bertahun-tahun kemudian arsen dengan bantuan bakteri yang mengandung koenzim
metilokobalamin akan mengubah logam berat menjadi senyawa metil dari logam tersebut yang
sangat berbahaya.
Regulator
y
Tanah Air
< 10 mg/kg 0,05 mg/L

Udara Industri
0,01 mg/m3 0,05 mg/L
Cara Pencegahan & Penanganan
Usaha pencegahan secara umum yaitu menggunakan APD. Usaha pencegahan lain adalah melakukan
surveilance medis, yaitu pemeriksaan kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap
tahun. Jika keadaan dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urin. Usaha
pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan adalah perlu dilakukan
pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara
tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara
dapat lancar.
Metode penanganan meliputi:

• Melepas pakaian yang bisa terkontaminasi arsenik


• Mencuci dan membilas kulit yang terkena
• Menggunakan suplemen mineral yang menurunkan risiko masalah irama jantung yang berpotensi fatal
• Irigasi usus. Solusi khusus dilewatkan melalui saluran pencernaan dan membilas isinya. Irigasi
menghilangkan jejak arsenik dan mencegahnya tidak terserap ke dalam usus.
• Terapi chelation. Perawatan ini menggunakan bahan kimia tertentu, termasuk asam dimercaptosuccinic
dan dimercaprol, untuk mengisolasi arsenik dari protein darah.
Thanks

THANKS
Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai