Ditjen Kementerian PUPR - Prospek Bisnis Properti Dan PPJB
Ditjen Kementerian PUPR - Prospek Bisnis Properti Dan PPJB
Peraturan Pemerintah
Rekomendasi BPKN:
Bersama Menteri Perdagangan menyusun
Nomor 12 Tahun 2021
Permen Nomor Tentang Perubahan Atas
Standar Baku PPJB sebagai pengganti :
• Kepmenpera No. 11/KPTS/M/1994 11/PRT/M/2019 Tentang Peraturan Pemerintah
tentang Pedoman Perikatan Jual Beli Sistem Perjanjian Nomor 14 Tahun 2016
Sarusun Pendahuluan Jual Beli Tentang Penyelenggaraan
• Kepmenpera No. 09/KPTS/M/1995
Rumah Perumahan dan Kawasan
tentang Pedoman Pengikatan Jual
Beli Rumah Permukiman
6
REGULASI INFORMASI PEMASARAN
(PP No. 12 tentang Penyelenggaraan PKP)
1. nomor surat keterangan rencana kabupaten/kota;
2. nomor sertipikat hak atas tanah atas nama pelaku
WAKTU PEMASARAN pembangunan atau pemilik tanah yang dikerjasamakan
Pada saat: dengan pelaku pembangunan;
a. tahap proses pembangunan pada Rumah tunggal atau 3. surat dukungan dari bank/bukan bank;
Rumah deret; atau 4. nomor dan tanggal pengesahan untuk pelaku pembangunan
b. sebelum proses pembangunan pada Rumah susun (Pasal berbadan hukum atau nomor identitas untuk pelaku
22B ayat (1)) pembangunan orang perseorangan serta identitas pemilik
tanah yang melakukan kerja sama dengan pelaku
pembangunan;
HAL YANG DI PERJANJIKAN DLM PEMASARAN
5. nomor dan tanggal penerbitan PBG;
Segala sesuatu yang dijanjikan oleh pelaku pembangunan
6. rencana tapak Perumahan atau Rumah susun;
dan/atau agen pemasaran mengikat sebagai perjanjian
7. spesifikasi bangunan dan denah Rumah atau gambar
pengikatan jual beli (PPJB) bagi para pihak (Pasal 42 ayat (3)
bangunan yang dipotong vertikal dan memperlihatkan isi atau
UU Rusun) bagian dalam bangunan dan denah satuan Rumah susun;
8. harga jual Rumah atau satuan Rumah7 Susun;
INFORMASI PEMASARAN
Pemasaran harus memuat informasi Pemasaran yang 9. informasi yang jelas mengenai prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum yang dijanjikan oleh pelaku pembangunan; dan
benar, jelas, dan menjamin kepastian informasi mengenai
10.informasi yang jelas mengenai bagian bersama, benda
perencanaan dan kondisi fisik yang ada (Pasal 22B ayat (2))
bersama, dan tanah bersama untuk pembangunan Rumah
susun.
Pengawasan terhadap persyaratan pemasaran dilakukan oleh perangkat daerah yang
membidangi Perumahan dan Kawasan permukiman Pemerintah Daerah kabupaten/kota
atau Pemerintah Daerah provinsi khusus untuk Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
dibuktikan dengan dibuktikan dengan sertifikat diberikan oleh pelaku dibuktikan dengan dibuktikan dengan
surat keterangan hak atas tanah atas nama pembangunan dengan surat PBG. surat PBG.
rencana pelaku pembangunan atau menjamin dan
kabupaten/kota yang atas nama pemilik tanah menjelaskan mengenai
telah disetujui yang dikerjasamakan atau bukti penguasaan yang
Pemerintah Daerah. dokumen hak atas tanah akan diterbitkan dalam
sesuai dengan ketentuan nama pemilik Rumah
peraturan perundang-
undangan di bidang
pertanahan.
REGULASI
(PP No 14 Tentang Penyelenggaraan Rumah Susun)
Pembatalan Pemasaran
1. Dalam hal pelaku pembangunan lalai memenuhi jadwal (jadwal pelaksanaan pembangunan dan jadwal
penandatanganan PPJB) calon pembeli dapat membatalkan pembelian Rumah tunggal, Rumah deret, atau Rumah
susun.
2. Dalam hal calon pembeli membatalkan pembelian Rumah tunggal, Rumah deret, atau Rumah susun, seluruh
pembayaran yang diterima pelaku pembangunan harus dikembalikan sepenuhnya kepada calon pembeli.
3. Dalam hal pembatalan pembelian Rumah tunggal, Rumah deret, atau Rumah susun pada saat Pemasaran oleh calon
pembeli yang bukan disebabkan oleh kelalaian pelaku pembangunan, pelaku pembangunan mengembalikan
pembayaran yang telah diterima kepada calon pembeli dengan dapat memotong paling rendah 20% (dua puluh
persen) dari pembayaran yang telah diterima oleh pelaku pembangunan ditambah dengan biaya pajak yang telah
diperhitungkan.
4. Dalam hal kredit pemilikan Rumah (KPR) yang diajukan oleh calon pembeli tidak disetujui oleh bank atau perusahaan
pembiayaan, pelaku pembangunan mengembalikan pembayaran yang telah diterima kepada calon pembeli dengan
dapat memotong l0% (sepuluh persen) dari pembayaran yang telah diterima oleh pelaku pembangunan ditambah
dengan biaya pajak yang telah diperhitungkan
SYARAT PPJB
Paling sedikit terdiri dari: PBG disampaikan Untuk rumah tunggal/ deret:
dibuktikan dengan
a. Kondisi rumah Salinan sesuai asli paling sedikit 20% dari
sertipikat hak atas tanah
b. PSU yang menjadi kepada calon seluruh jumlah unit serta
yang diperlihatkan
informasi pemasaran pembeli pada saat ketersediaan PSU
kepada calon pembeli
c. Penjelasan terkait penandatanganan
pada saat
materi muatan PPJB PPJB Untuk rumah susun: paling
penandatanganan PPJB
d. Status tanah/bangunan sedikit 20% dari volume
dalam hal menjadi konstruksi bangunan rumah
agunan susun yang dipasarkan
REGULASI
(PP No. 12 tentang Penyelenggaraan PKP)
a. Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun a. Proses jual beli sarusun sebelum pembangunan
yang masih dalam tahap proses pembangunan rumah susun selesai dapat dilakukan melalui
dapat dipasarkan melalui sistem perjanjian Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang dibuat di
pendahuluan jual beli sesuai dengan ketentuan hadapan notaris
peraturan perundang- undangan.
b. Perjanjian Pengikatan Jual Beli dilakukan setelah
b. Perjanjian pendahuluan jual beli dilakukan setelah memenuhi persyaratan kepastian atas:
memenuhi persyaratan kepastian atas:
1. status pemilikan tanah;
1. status pemilikan tanah; 2. kepemilikan Persetujuan Bangunan Gedung;
2. hal yang diperjanjikan; 3. ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas
3. kepemilikan Persetujuan Bangunan Gedung; umum;
4. ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas 4. keterbangunan paling sedikit 20% (dua puluh
umum; dan persen) dan
5. keterbangunan perumahan paling sedikit 20% 5. hal yang diperjanjikan
(dua puluh persen)
REGULASI
(Pasal 84 PP No 13 Tentang Penyelenggaraan Rumah Susun)
PEMBATALAN PPJB
1. Pelaku pembangunan tidak boteh menarik dana lebih dari 80% (delapan puluh persen)
kepada pembeli sebelum memenuhi persyaratan PPJB;
2. Dalam hal pembatalan pembelian Rumah setelah penandatanganan PPJB karena kelalaian
pelaku pembangunan, pembayaran yang telah diterima harus dikembalikan kepada pembeli
3. Dalam hal pembayaran telah dilakukan pembeli paling banyak 10% (sepuluh persen) dari
harga transaksi, terjadi pembatalan pembelian Rumah setelah penandatanganan PPJB
akibat kelalaian pembeli, keseluruhan pembayaran menjadi hak pelaku pembangunan
4. Dalam hal pembayaran telah dilakukan pembeli lebih dari 10% (sepuluh persen) dari harga
transaksi, terjadi pembatalan pembelian Rumah setelah penandatanganan PPJB akibat
kelalaian pembeli, pelaku pembangunan berhak memotong 10% (sepuluh persen) dari
harga transaksi
14
1
Memberikan kejelasan adanya Rencana Tapak
(Rumah Tapak) / Pertelaan (Rumah Susun) sebelum
pembangunan
2 Penandatanganan PPJB Pasal 22 PPJB sebagaimana dilakukan setelah memenuhi kepastian atas:
PP No. 12 tahun 2021 tentang a. status kepemilikan tanah;
Penyelenggaraan Perumahan dan b. hal yang diperjanjikan;
Kawasan Permukiman c. PBG;
d. ketersediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum; dan
e. keterbangunan paling sedikit 20% (dua puluh persen)
3 Pendaftaran Peralihan Hak Pasal 173 Syarat permohonan izin Peralihan Hak Atas Tanah meliputi:
atas Tanah Permen ATR/BPN No. 18 tahun 2021 a. mengenai Pemohon:
tentang Tata Cara Penetapan Hak 1. identitas Pemohon, atau identitas Pemohon dan kuasanya serta surat kuasa apabila dikuasakan;
Pengelolaan dan Hak atas Tanah 2. akta pendirian dan perubahan terakhir beserta pengesahannya dari instansi yang berwenang atau peraturan pendirian perusahaan, Nomor
Induk Berusaha dari Online Single Submission (OSS) atau Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dalam hal Pemohon badan hukum;
b. mengenai tanahnya:
1. sertipikat Hak Atas Tanah; dan
2. dokumen penggunaan dan pemanfaatan tanah;
c. surat pernyataan yang memuat:
1. calon penerima hak mempunyai reputasi yang baik;
2. tidak pernah dikenakan pembatalan hak;
3. tidak pernah terlibat dengan kejahatan korporasi;
4. tidak pernah masuk dalam daftar hitam di bidang perbankan; dan
5. tanahnya tidak pernah termasuk dalam usulan penetapan Tanah Telantar
6 Pembukaan Rekening oleh Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Pembukaan rekening dengan saldo paling banyak USD50.000,00 (lima puluh ribu US Dollar) atau nilai yang setara dalam valas (hard currency) lainnya,
WNA No. S-246/D.01/2015 tahun 2015 dan yang bersangkutan tidak dapat memberikan kartu izin tinggal atau surat referensi sebagaimana tersebut di atas, maka:
a. Bank melakukan Customer Due Diligence (CDD) dengan meminta paling kurang dokumen identitas calon nasabah berupa paspor.
b. Dalam melengkapi dokumen formulir pembukaan rekening, calon nasabah mencantumkan informasi tambahan yang dapat meyakinkan bank
tentang profil calon nasabah. Informasi tambahan dimaksud dapat disertai dengan data identitas diri calon nasabah dari negara atau yurisdiksi
tempat kedudukan calon nasabah, seperti kartu kepegawaian, surat izin mengemudi, kartu mahasiswa, kartu asuransi kesehatan, kartu tanda
penduduk, atau dokumen identitas diri lainnya.
c. Setoran awal pembukaan rekening paling sedikit USD2.000,00 (dua ribu US Dollar) atau nilai yang setara dalam valas lainnya
Pembukaan rekening dengan saldo di atas USD50.000,00 (lima puluh ribu US Dollar) atau nilai yang setara dalam valas lainnya, maka bank melakukan
CDD dalam rangka mengidentifikasi profil calon nasabah dengan meminta paling kurang identitas calon nasabah berupa paspor disertai dengan
dokumen tambahan yang dapat meyakinkan bank tentang profil calon nasabah, antara lain:
a. fotokopi kartu izin tinggal sesuai dengan ketentuan keimigrasian;
b. referensi dari seorang berkewarganegaraan Indonesia atau perusahaan/instansi/Pemerintah Indonesia;
c. referensi atau bukti rekening dari penyedia jasa keuangan di negara atau yurisdiksi tempat kedudukan calon nasabah;
d. surat keterangan domisili di Indonesia;
e. fotokopi identitas suami/istri yang berdomisili di Indonesia;
f. fotokopi kontrak/perjanjian tempat tinggal selama berdomisili di Indonesia; atau
g. fotokopi kartu kredit/debet
8
Dasar Hukum dan Persyaratan Prosedur Pembelian Hunian WNA
No Perihal Dasar Hukum Persyaratan
Satuan Rumah Susun yang dimiliki oleh Orang Asing yang dibangun di atas tanah Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan diberikan Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun.
8 Pembayaran PBB Peraturan Daerah masing-masing PBB diregulasi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) masing-masing
Kab/Kota.
9 Proof of Fund berupa • Surat Edaran Dirjen Imigrasi Nomor Untuk mendapatkan Visa/ITAS Rumah Kedua, orang asing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Sertifikat Kepemilikan IMI-0820.GR.01.01 Tahun 2022 1. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan
Properti sebagai syarat Tentang Visa dan Izin Tinggal Rumah 2. Foto berwarna terbaru dengan latar belakang merah.
Visa/ITAS Rumah Kedua Kedua 3. Proof of Fund:
• PP Perubahan Ketiga atas Peraturan a. Surat keterangan Bank/Bukti Rekening pada Bank Milik Negara sebesar setara Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah; atau
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 b. sertifikat kepemilikan properti di Indonesia atas nama Orang Asing
tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Keimigrasian
9
Dasar Hukum dan Persyaratan Prosedur Pembelian Hunian WNA
No Perihal Dasar Hukum Persyaratan
10 Memperoleh Rekomendasi PP 18 Tahun 2021 Tata cara dan persyaratan pembayaran rekomendasi HPL diregulasi oleh masing-masing pemegang HPL. Sebagai contoh, DKI Jakarta sebagai
HPL Permen ATR/BPN No.18 Tahun 2021 pemegang HPL mensyaratkan:
a. Surat permohonan yang ditujukan kepada kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi DKI Jakarta bermaterai Rp 6.000
PBB diregulasi oleh Pemerintah Daerah b. Indentitas Pemohon/Penangung Jawab
(Pemda) masing-masing • WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) (Fotokopi)
• WNA : Kartu Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau VISA / Paspor (Fotokopi)
• Badan Usaha : Akta Pendirian, Surat Keterangan Domisili dan NPWP Badan Hukum (Fotokopi)
c. Jika dikuasakan Surat kuasa di atas kertas bermaterai RP 6.000 dan KTP orang yang diberi kuasa
d. SPPT PBB Tahun berjalan dan Bukti pembayaran PBB (Fotokopi)
e. Surat Petunjuk Pelaksanaan (SPP) atau Akta Jual Beli (Fotokopi yang dilegalisasi Notaris)
f. Foto lokasi HPL
g. Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 tentang kesanggupan membayar, keabsahan dokumen, penguasaan fisik, tidak sengketa dan
pernyataan tidak akan menuntut pembayaran pemasukan yang telah dikeluarkan
h. Ketetapan Rencana Kota (KRK)
10