Anda di halaman 1dari 58

1

BINCANG PAJAK : WAJIB PAJAK

:
WORKSHOP

SERI 3 : INSTANSI PEMERINTAH


BENDAHARA PENGELUARAN
Agus P. Priyono
F. Penyuluh Pajak Kanwil DJP Banten
Jakarta, 11 November 2021
Outline 2

1. Pengantar : 4 Kewajiban Bendahara

2. NPWP Bendahara: Up-Date Data

3. Pajak Pusat: Skema Pot/Put Bendahara

4. Evaluasi : Perhitungan Pajak & Pajak Terkini

5. Setor Pajak : Pajak Telah Dipot/Dipungut & Sanksi


www.pajak.go.id
3

1 PENGANTAR: 4 Kewajiban Bendahara


D AFTAR
Pertama kali -UPDATE DATA

H ITUNG
Potong/Pungut PPh-PPN terhutang
KEWAJIBAN
BENDAHARA
B AYAR
Setor ke kas negara

L APOR
SPT – benar lengkap jelas
5

2 NPWP Bendahara: Up-date Data


Perubahan Data WP 6

PROSES ADMINISTRASI PERUBAHAN DATA


• Data   DPA OPD (SKPD 2.2 Program xxxx)
 DIPA satker K/L (DIPA kode satker …..)
 Dana Desa/BUMDES

• Daftar 
– NPWP bendahara berganti dengan NPWP IP (existing)
– NPWP bendahara berubah statusnya menjad WP Badan
(bendahara SWASTA)
– NPWP bendahara DIHAPUS  tanpa DIPA/DPA dan kode
SATKER
– Pastikan SKT (NPWP IP, NPWP Badan, pencabutan NPWP
Bendahara) diterbitkan dan telah tersampaikan

www.pajak.go.id
NPWP 8

Wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang


INSTANSI PEMERINTAH wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi
Pemerintah menurut keadaan yang sebenarnya.

dilakukan oleh:

kepala Instansi Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat


yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Pusat

kepala Instansi Pemerintah Daerah atau pejabat yang


melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Daerah

kepala desa atau perangkat desa yang melaksanakan


pengelolaan keuangan desa berdasarkan keputusan
Desa kepala desa

Diberikan NPWP di tempat NPWP digunakan oleh


kedudukan dan tidak PA/KPA, PPSPM, Bendahara,
terdapat NPWP cabang atau Kaur Keuangan

www.pajak.go.id
PKP 9

melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kecuali


INSTANSI
pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya
PEMERINTAH
untuk dikukuhkan sebagai PKP
PMK-197/PMK.03/2013
Self
Instansi Assesment Sertifikat
Pemerintah Penyerahan >4,8 M Elektronik
sesuai ketentuan
perpajakan

PKP

Dalam hal tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha Instansi


Pemerintah tidak berada di wilayah kerja KPP yang sama, maka Instansi
Pemerintah wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi Pemerintah

www.pajak.go.id
3 Pajak Pusat: Skema Pot/Put Bendahara
Skema Pajak Pusat Instansi Pemerintah 11

Bea Meterai PPN PPnBM


APBD
BELANJA SEWA BELANJA JASA / PEGAWAI BELANJA BARANG

SELAIN
SELAIN ANGKUTAN TANAH/ KONS SELAIN KONSTRUKSI TANAH/
TANAH/
TANAH/BGNAN LAUT/UDARA BGNAN TRUKSI BGNAN
BGNAN
ORANG
BADAN / ORANG PRIBADI BADAN PRIBADI
BADAN / ORANG PRIBADI

Y Y
SKB/Suket PP 23 Suket PP 23
N N N N
PPh 23/26 PPh 15 PPh 4 (2) Final PPh 23/26 PPh 21/26 PPh 22 PP 4 (2) Fnl

Tidak Termasuk Pajak Daerah:


Pajak Restoran, Hotel, SELURUH ORANG SELURUH
BADAN JASA
Parkir, Hiburan, Reklame JASA PRIBADI

PENGHARGAAN UNDIAN ATAU SELAIN UNDIAN HADIAH


www.pajak.go.id
12

4 EVALUASI: Perhitungan Pajak & Pajak Terkini


PPh Pasal 21 13

DENGAN NAMA & DALAM BENTUK APAPUN DIBAYARKAN KEPADA

PEJABAT NEGARA/PNS/ BUKAN PEJABAT NEG/PNS/ANGGOTA


ANGGOTA TNI/POLRI/ TNI/ANGGOTAPOLRI/PENSIUNANNYA
PENSIUNANNYA
UPAH HARIAN/ PESERTA BUKAN PEGAWAI, CO:
PEG. TETAP/PEG. MINGGUAN/ KEGIATAN, CO: TENAGA AHLI
HONORARIUM KONTRAK BORONGAN/TENAGA PERLOMBAAN ARTIS/OLAHRAGAWAN
- GAJI/PENSIUN PENDIDIKAN
IMBALAN LAIN LEPAS/PEG TDK TETAP PENGAJAR
- TUNJANGAN PELATIHAN PELATIH
DGN NAMA
TERKAIT RAPAT PENCERAMAH
APAPUN MODERATOR
KEGIATAN LAIN
5% X PEMBERI JASA SEGALA
HADIAH
(BRUTO-Rp450RB) BIDANG
PENGHARGAAN
5% (Gol III) ATAU PER HARI
15% (Gol IV)/PJBT NEG TARIF PS.17 TARIF PS.17
Bila 1 bl >Rp4,5jt-10,2jt :
FINAL X PH. BRUTO X X TARIF PS.17 TARIF PS. 17 X
KECUALI GOL 5 % X (bruto-PTKP
PENGHASILAN PENGHASILAN
II d KEBAWAH,
KENA PAJAK KENA PAJAK
harian sebenarnya) X 50% X PH BRUTO
TAMTAMA, (-) pot sebelumnya KUMULATIF
BINTARA PB-BJ-IP-PTKP PB-BJ-IP-PTKP PH. BRUTO
Bila dibayar bulanan:
DITANGGUNG DITANGGUNG (Bruto-PTKP)disetahunkan
TIDAK TERMASUK BIAYA PEMERINTAH PEGAWAI X tarif ps.17, Dibagi 12 UMUMNYA 5% UMUMNYA 2,5%
PERJALANAN DINAS
KHUSUS PEG NEGERI

TIDAK BER-NPWP DIKENAKAN 20% LEBIH TINGGI

www.pajak.go.id
PPh Pasal 22 14

OBJEK pembelian barang kepada Wajib Pajak rekanan penjual barang

TARIF 1,5% (3% Non NPWP) x Harga Beli (tidak termasuk PPN)
pembelian barang dengan nilai pembelian paling banyak Rp2.000.000,00
(tidak termasuk PPN) dg tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur
pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM
dan benda-benda pos

KECUALI pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan


dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dengan Kartu Kredit Pemerintah
Untuk pembelian gabah dan/atau beras
Untuk pembelian barang dari WP dengan SKB Potput/Suket PP 23

www.pajak.go.id
PPh Pasal 23 15

penghasilan yang dibayarkan kepada rekanan OP atau Badan berupa sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain
tanah/bangunan)
OBJEK penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa imbalan
sehubungan dengan jasa apapun (selain konstruksi) kepada rekanan Badan

Hadiah penghargaan yang diterima oleh Badan

2% (4% Non NPWP) x Jumlah Bruto (tidak termasuk PPN)


TARIF
15% (30% Non NPWP) x Jumlah Hadiah Penghargaan

sewa sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi


Jasa pengangkutan/ekspedisi yang dikenai PPh Pasal 15
KECUALI
Jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21/PPh Pasal 4 ayat (2)
Untuk pembelian barang dari WP dengan SKB Potput/Suket PP 23
www.pajak.go.id
PPh Pasal 4 Ayat (2) Final 16

PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU


BANGUNAN
sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
rumah susun, apartemen, kondominium, gedung
dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukar-
OBJEK perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk
bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang,
menukar, perjanjian pemindahan hak,
bangunan industri OBJEK pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah,
waris, atau cara lain yang disepakati
TARIF 10% x Jumlah Bruto
(Nilai Persewaan) perjanjian pengikatan jual beli atas tanah
dan/atau bangunan beserta perubahannya
KECUALI jasa pelayanan penginapan beserta akomodasinya
2,5% x Jumlah Bruto
(Nilai Pengalihan)
HADIAH UNDIAN TARIF 0%
atas pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum
hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun
OBJEK
yang diberikan melalui undian a.OP dg penghasilan di bawah PTKP, dengan
nilai pengalihan kurang dari
Rp60.000.000,00.
TARIF 25% x Jumlah Bruto KECUALI b.OP/Badan dalam rangka
BGS/BSG/pemanfaatan BMN
c. OP/Badan yang bukan subjek pajak
www.pajak.go.id
PPh Pasal 4 ayat (2) 17

JASA PELAKSANA KONSTRUKSI JASA PERENCANA/PENGAWAS KONSTRUKSI

penghasilan dari pelaksanaan konstruksi penghasilan dari (konsultan)


OBJEK OBJEK
(kontraktor) perencanaan/pengawasan konstruksi
2% x Nilai Kontrak 4% x Nilai Kontrak
(tidak termasuk PPN) (tidak termasuk PPN)
Rekanan memiliki kualifikasi usaha kecil Rekanan memiliki kualifikasi usaha
TARIF
3% x Nilai Kontrak 6% x Nilai Kontrak
TARIF (tidak termasuk PPN) (tidak termasuk PPN)
Rekanan memiliki kualifikasi usaha menengah/besar Rekanan tidak memiliki kualifikasi usaha

4% x Nilai Kontrak Memiliki SIUJK dan/atau SBU (Sertifikasi Badan Usaha)


(tidak termasuk PPN) & Klasifikasi-Sub Klasifikasi
Rekanan tidak memiliki kualifikasi usaha

UMKM PP 23

Penghasilan dari penjualan barang/jasa


OBJEK
tidak termasuk pekerjaan bebas/final

0,5% x Nilai Bruto


TARIF (tidak termasuk PPN)
Rekanan memiliki kualifikasi usaha kecil www.pajak.go.id
PPh Pasal 26 18

PPh Pasal 26

pemotongan PPh atas penghasilan yang dibayarkan


kepada Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha
Tetap berupa:

1. Bunga termasuk premium, diskonto, dan


imbalan karena jaminan pengembalian utang

Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan


2. dengan penggunaan harta

3. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,


dan kegiatan

4. Hadiah dan penghargaan

www.pajak.go.id
PPN Barang & Jasa 19

OBJEK penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan (Pengusaha Kena Pajak)

TARIF 10% x Dasar Pengenaan Pajak


pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (tidak termasuk PPN) dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah

pembayaran untuk pembebasan tanah

KECUALI pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut
dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN

pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina, jasa telekomunikasi oleh
perush telekomunikasi, jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan

Pembayaran dg Kartu Kredit Pemerintah

www.pajak.go.id
Pengecualian & Fasilitas PPN Barang & Jasa 20

Non BKP Non JKP a. jasa angkutan umum darat, air


a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung a. jasa pelayanan kesehatan medis; udara;
dari sumbernya; b. jasa pelayanan sosial; b. jasa tenaga kerja;
b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak; c. jasa pengiriman surat dengan perangko; c. jasa perhotelan;
c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, d. jasa keuangan; d. jasa pemerintah;
warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang e. jasa asuransi; e. Jasa penyediaan tempat parkir;
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman f. jasa keagamaan; f. Jasa telepon umum uang logam;
yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; dan g. jasa pendidikan; g. Jasa pengiriman uang wesel
d. uang, emas batangan, dan surat berharga. h. jasa kesenian dan hiburan; pos;
i. jasa penyiaran non iklan; h. Jasa boga atau katering

Dibebaskan PPN antara lain Terutang Tidak Dipungut antara lain


a. Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis (PP 48/2020) Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar
b. Penyerahan air bersih (PP 58/2021) Negeri (PP 42/1995)
c. Buku Pelajaran Umum, Kitab Suci, dan Buku Pelajaran Agama Impor dan Penyerahan Alat Angkutan Tertentu serta Penyerahan dan
(PMK-5/PMK.010/2020) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu (PP 50/2019)
d. Penyerahan rumah umum, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar
serta perumahan lainnya (PMK-81/PMK.010/2019)
e. Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan atau
Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu (PP 38/2003)

www.pajak.go.id
DPP Nilai Lain PPN Barang & Jasa 21

HARGA PENGGAN NILAI LAIN


NILAI NILAI
JUAL TIAN IMPOR EKSPOR
PEMAKAIAN SENDIRI / PERSED. BKP YG MASIH TERSISA PD
PEMBERIAN CUMA-CUMA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN
HARGA JUAL/PENGGANTIAN- HARGA PASAR WAJAR
LABA KOTOR
AKTIVA YG MNRT TUJ. SEMULA TDK
FILM CERITA UTK DIPERJUALBELIKAN YG MASIH
HASIL RATA-RATA TERSISA PD SAAT PEMBUB. PERUS.
PER JUDUL FILM HARGA PASAR WAJAR
BKP MELL. PERANTARA BIRO PERJALANAN & PENGIRIMAN PAKET
HARGA YANG DISEPAKATI 10% X INVOICE
PERANTARA &PEMBELI
PENY. BKP DARI PUSAT KE CAB. PRODUK HASIL TEMBAKAU
& SEBALIKNYA & ANTAR CAB. HARGA JUAL ECERAN
HARGA JUAL – LABA KOTOR

BARANG HASIL PERTANIAN TERTENTU


PENY. BKP KPD PEDAG. PERANTARA
PMK-89/
PMK.010/ 2020 10% x Harga Jual atau MELALUI JURU LELANG
HARGA LELANG
JASA TENAGA KERJA
PMK-83/ PMK.03/ tidak termasuk imbalan yang diterima Jasa freight forwarding didalamnya terdapat
2012 SE- 33
tenaga kerja berupa gaji, upah, honorarium, biaya transportasi (tidak termasuk reimbursement)
tunjangan, dan sejenisnya /PJ/2013
10% X INVOICE
Ps. 1 angka 17 , 18, 19, 20, 26 UU PPN 1984 jo
Permenkeu No 121/PMK.03/2015 tgl 24 – 06-2015
www.pajak.go.id
Faktur Pajak PPN Barang & Jasa 22

Kode Transaksi pada nomor seri Faktur Pajak adalah


02
Untuk memastikan e-Faktur valid dilakukan
dengan cara memindai QR Code menggunakan
aplikasi QR Scanner pada smartphone anda

• PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kepada pembeli BKP
dan/atau penerima JKP dengan karakteristik konsumen akhir, termasuk
yang dilakukan melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, merupakan
PKP Pedagang Eceran.
• PKP Pedagang Eceran dapat membuat Faktur Pajak secara eceran (tanpa
identitas pembeli, serta nama dan tanda tangan yang berhak
menandatangani Faktur Pajak), termasuk untuk penyerahan BKP/JKP yang
mendapatkan fasilitas tidak dipungut PPN atau dibebaskan dari pengenaan
PPN.
• Faktur Pajak tersebut dapat berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi cash
register, karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain
yang sejenis www.pajak.go.id
Bea Meterai 23

Surat perjanjian dan surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan
sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat
OBJEK perdata (seperti kontrak atau surat pernyataan)

Surat yang memuat jumlah uang > Rp5juta, seperti kuitansi, billing statement, dan lain-lain

Rp 10.000,00
Berlaku per 1 Januari 2021 (UU No. 10 Tahun 2020)

Selama masa transisi (s.d. 31 Des 2021) materai Rp 3.000,00 dan Rp 6.000,00 masih berlaku.
Cara penggunaan meterai Rp 3.000 dan meterai Rp 6.000 untuk dokumen selama masa transisi
sebagai pengganti materai Rp 10.000:
TARIF
 Menempelkan materai Rp 6.000 dan materai Rp 3.000 secara berdampingan dalam satu dokumen
yang memerlukan materai.
 Menempelkan 3 materai Rp 3.000 secara berdampingan dalam satu dokumen yang memerlukan
materai.
 Menempelkan 2 materai Rp 6.000 secara berdampingan dalam satu dokumen yang memerlukan
materai.

www.pajak.go.id
KEWAJIBAN PPN atas PENDAPATAN 24

Pemerintah adalah unit tertentu dari badan pemerintah


yang memenuhi kriteria sebagai bukan SPDN UU PPh KERANGKA
PIKIRAN
Termasuk BLU & BLUD
Atas penyerahan jasa yang disediakan oleh Pemerintah
dalam rangka menjalankan pemerintahan secara
umum tidak dikenai PPN.
Syarat:
A. jasa sehubungan dengan kegiatan pelayanan yang hanya dapat
dilakukan oleh Pemerintah sesuai kewenangannya berdasarkan
peraturan perundang-undangan
B. jasa tersebut tidak dapat disediakan oleh bentuk usaha lain
PMK-82/2012

Dalam hal Pemerintah melakukan penyerahan jasa selain


jasa sebagaimana dimaksud, atas penyerahan jasa tersebut
dikenai PPN. 

www.pajak.go.id
Faktur
Tagihan
KEWAJIBAN PPN atas PENDAPATAN Pajak
25

Instansi Pembeli/
Pemerintah Pengguna Jasa

Penyerahan
BKP / JKP

Pembayaran
+ PPN

PKP Instansi Pemerintah yang Pajak Masukan tidak dapat


melakukan penyerahan BKP/JKP wajib dikreditkan bagi PKP Instansi
memungut PPN Pemerintah yang menyediakan jasa
dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum, kecuali
PKP Instansi Pemerintah wajib
menjalankan pola pengelolaan
membuat Faktur Pajak atas
keuangan BLU/BLUD
penyerahan BKP/JKP

www.pajak.go.id
Kuadran Kesalahan 26

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG

• Tidak dapat membedakan kelompok pegawai tidak • Tidak dapat membedakan barang dan jasa
tetap, peserta kegiatan, & bukan pegawai • Tidak dapat membedakan BKP terutang PPN dan tidak
• Tidak membuat bukti potong PPh 21 terutang PPN, dibebaskan, terutang tidak dipungut
• Status PTKP Istri tidak TK/0 • Rekanan Non PKP dipungut PPN
• Perhitungan DPP tidak 100/110 (Umum)

BELANJA SEWA/HADIAH BELANJA JASA

• Tidak dapat membedakan sewa kendaraan/kapal • Pembayaran jasa kepada rekanan peorangan dipotong
dengan jasa angkutan darat/laut/udara PPh Pasal 23
• Tidak dapat membedakan sewa tanah/bangunan dan • Pembayaran jasa s.d. Rp2jt tidak dipotong PPh Pasal 23
sewa selain tanah/bangunan • Tidak dapat membedakan konstruksi/non konstruksi
• Tidak dapat membedakan hadiah penghargaan kepada • Tidak membuat bukti potong PPh 23/4 (2)
perorangan/badan serta hadiah undian • Tidak dapat membedakan JKP terutang PPN & tidak
• Rekanan Non PKP dipungut PPN terutang PPN, dibebaskan, terutang tidak dipungut
• Tidak memahami DPP Nilai Lain
• Rekanan Non PKP dipungut PPN
www.pajak.go.id
RESPONS PAJAK ATAS PANDEMI COVID-19 (LINIMASA) 27

PMK PERPPU PMK PER PMK UU PP PP PMK PMK PMK PMK PMK
23 1 28 08 44 2 29 30 86 110 9 82 149

21 Maret 2020 6 April 2020 27 April 2020 10 Juni 2020 16 Juli 2020 1 Februari 2021 26 Oktober 2021
31 Maret 2020 21 April 2020 16 Mei 2020 18 Juni 2020 14 Agustus 2020 1 Juli 2020

01 PMK-23/PMK.03/2020  Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona

02 PMK-44/PMK.03/2020  Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

03 PMK-86/PMK.03/2020  Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

PMK-110/PMK.03/2020  Perubahan atas PMK-86/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak
04 Pandemi Corona Virus Disease 2019

05 PMK-9/PMK.03/2021  Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

PMK-82/PMK.03/2021  Perubahan Pertama atas PMK-9/PMK/03/2021 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak
06 Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019

PMK-149/PMK.03/2021  Perubahan Kedua atas PMK-9/PMK/03/2021 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak
07 Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019
www.pajak.go.id
PERLUASAN INSENTIF PAJAK ANTISIPASI DAMPAK EKONOMI PANDEMI COVID-19 28
Uraian PMK-9/2021 PMK-82/2021 PMK-149/2021
1. Jenis Insentif 6 insentif: PPh 21 DTP, PPh final UMKM 6 insentif: PPh 21 DTP, PPh final UMKM 6 insentif: PPh 21 DTP, PPh final UMKM DTP;
DTP; PPh final jaskon DTP; SKB PPh 22 DTP; PPh final jaskon DTP; SKB PPh 22 PPh final jaskon DTP; SKB PPh 22 Impor,
Impor, Pengurangan PPh 25, Restitusi Impor, Pengurangan PPh 25, Restitusi Pengurangan PPh 25, Restitusi PPN
PPN dipercepat PPN dipercepat dipercepat
2. Penerima Insentif • WP KB/KITE • WP KLU • WP KLU
• WP KLU • Psl 21 => 1.189 KLU • PPh Psl 21 => 1.189 KLU
• PPh Psl 21 => 1.189 KLU • Psl 22 => 132 KLU • PPh Psl 22 => 397 KLU
• PPh Psl 22 => 730 KLU • Psl 25 => 216 KLU • PPh Psl 25 => 481 KLU
• PPh Psl 25 => 1.018 KLU • PPN => 132 KLU • PPN => 229 KLU
• PPN => 725 KLU • WP PP23 • WP PP23
• WP PP23 • WP Penerima P3TGAI • WP Penerima P3TGAI
• WP Penerima P3TGAI
3. Jangka Waktu Insentif Jan – Jun 2021 Diperpanjang s.d. Des 2021 Diperpanjang s.d. Des 2021
4. Mekanisme Pemanfaatan Harus menyampaikan kembali Harus menyampaikan kembali Harus menyampaikan pemberitahuan bagi
pemberitahuan pemberitahuan WP dengan kode KLU yang ditambahkan
5. Relaksasi pemanfaatan Penyampaian pemberitahuan untuk Penyampaian pemberitahuan untuk Penyampaian pemberitahuan bagi WP
insentif memanfaatkan insentif PPh 21 DTP dan memanfaatkan insentif PPh 21 DTP dan dengan kode KLU yang ditambahkan untuk
PPh 25 sejak masa pajak Januari 2021 PPh 25 sejak masa pajak Juni 2021 paling dapat memanfaatkan insentif:
paling lambat tanggal 15 Februari 2021 lambat tanggal 15 Agustus 2021 • PPh Psl 25 sejak Masa Pajak Oktober 2021
paling lambat 15 November 2021;
• Restitusi PPN dipercepat untuk Masa
Pajak Oktober 2021 sampai dengan Masa
Pajak Desember 2021 dan disampaikan
paling lambat tanggal 31 Januari 2022.
6. Relaksasi pembetulan Lap. Tidak diatur Laporan realisasi PPh DTP (normal & Laporan realisasi PPh DTP atas
Realisasi pembetulan) atas pemanfaatan Insentif www.pajak.go.id
pemanfaatan Insentif Jan-Jun 2021, dapat
PPh PASAL
Penerima Insentif 29

Pegawai dengan kriteria sebagai berikut:


21
a. menerima/memperoleh penghasilan dari `Pemberi Kerja yang:
 memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu
sebagaimana Lampiran PMK;
 telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor); atau
 telah mendapatkan izin terkait Kawasan Berikat (Penyelenggara,
Pengusaha, atau PDKB/Pengusaha di Kawasan Berikat merangkap
Penyelenggara di Kawasan Berikat)
b. memiliki NPWP
c. pada masa pajak yang bersangkutan menerima/memperoleh Penghasilan
Bruto yang bersifat tetap dan teratur yang disetahunkan tidak lebih dari
200 juta rupiah
*) sesuai kode KLU yang tercantum & dilaporkan pemberi kerja dalam
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019 atau Data Masterfile DJP
www.pajak.go.id
PPh PASAL
Penerima Insentif 30

21
Penentuan Kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Pemberi Kerja:

KLU sesuai SPT Tahunan 2019  dalam hal :


1. Pemberi Kerja memiliki kewajiban lapor
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019
2. Kode KLU di SPT Tahunan PPh Tahun
Pajak 2019 sama dengan kode KLU di
masterfile DJP
KLU sesuai Masterfile DJP  dalam Hal:
1. Pemberi Kerja yang memiliki kewajiban
lapor SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019,
namun:
• tidak menuliskan kode KLU dalam
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019
• salah mencantumkan kode KLU
dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak
2019
2. WP Pusat yang belum atau tidak memiliki
kewajiban lapor SPT Tahunan PPh Tahun
Pajak 2019
3. Instansi Pemerintah
www.pajak.go.id
PPh PASAL
Pemberian Insentif 31

21
 PPh Pasal 21 DTP harus dibayarkan secara tunai oleh pemberi
kerja pada saat pembayaran penghasilan kepada Pegawai

 Dikecualikan dari Insentif PPh Pasal 21 DTP dalam hal penghasilan


pegawai berasal dari APBN/APBD dan telah ditanggung
pemerintah PPh Pasal 21-nya berdasarkan ketentuan perpajakan

 PPh Pasal 21 DTP tidak diperhitungkan sebagai penghasilan


yang dikenakan pajak

 Dalam hal pegawai penerima insentif PPh Pasal 21 DTP


menyampaikan SPT Tahunan 2021 menyatakan Lebih Bayar,
maka atas kelebihan bayar tersebut tidak dapat dikembalikan

 PPh Pasal 21 DTP diberikan untuk Masa Pajak Januari 2021


sampai dengan Masa Pajak Desember 2021

www.pajak.go.id
Pemanfaatan Insentif 32

 Pemberi kerja menyampaikan


pemberitahuan kembali kepada PPh PASAL
Kepala KPP melalui saluran tertentu


pada laman www.pajak.go.id
Pemberitahuan pemanfaatan insentif
(berdasarkan kriteria KLU), hanya
21
diajukan oleh WP Pemberi Kerja yang
berstatus pusat dan insentif berlaku
untuk pusat beserta seluruh cabang
yang terdaftar dan memiliki kewajiban
PPh Pasal 21
 Insentif berlaku sejak Masa Pajak
pemberitahuan sampai dengan Masa
Pajak Desember 2021

www.pajak.go.id
Kewajiban Pemberi Kerja 33

Kewajiban pemberi kerja yang PPh PASAL


memanfaatkan insentif PPh Pasal 21

21
DTP

 Pemberi Kerja harus menyampaikan Laporan


Realisasi PPh Pasal 21 DTP melalui saluran
tertentu pada laman www.pajak.go.id
 Pemberi kerja membuat SSP/kode billing yang
dibubuhi cap/tulisan* dan disimpan sebagai
dokumentasi
 Pemberi Kerja yang memanfaatkan insentif ini
berdasarkan kriteria KLU, menyampaikan
laporan untuk masing-masing realisasi
pemanfaatan insentif pada pusat dan seluruh
cabang dengan data yang lengkap dan valid,
seperti nama dan NPWP pegawai

*) “PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR …… /PMK.03/2021” www.pajak.go.id


Kewajiban Pemberi Kerja 34

PPh PASAL
Kewajiban pemberi kerja yang

21
memanfaatkan insentif PPh Pasal 21
DTP

 Laporan disampaikan paling lambat tanggal


20 Bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir

 Penyampaian laporan realisasi oleh pemberi


kerja yang melebihi batas waktu yang
ditentukan, tidak dapat memanfaatkan
insentif PPh Pasal 21

 Pemberi kerja dapat menyampaikan


pembetulan atas laporan realisasi PPh Pasal 21
DTP paling lambat akhir bulan berikutnya
setelah betas waktu pelaporan realisasi

www.pajak.go.id
Pembetulan Pelaporan 35

PPh

PEMBETULAN PELAPORAN REALISASI INSENTIF


DTP
Pemberi Kerja, Wajib Pajak, dan/atau Pemotong Pajak
yang telah menyampaikan laporan realisasi dan/atau
laporan realisasi pembetulan pemanfaatan insentif:
a. PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2);
b. PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3); dan/atau
c. PPh final ditanggung Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3),
dapat menyampaikan pembetulan laporan realisasi Masa
Pajak Januari 2021 sampai dengan Masa Pajak Juni
2021 paling lambat tanggal 30 November 2021.
www.pajak.go.id
INSENTIF PAJAK

PPh FINAL UMKM DITANGGUNG PEMERINTAH


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
13
Penerima Insentif PPh FINAL
37

PENERIMA INSENTIF
PP23
Wajib Pajak yang: TAHUN 2018

a. memiliki peredaran bruto tertentu & dikenai PPh Final


berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018
DAN
b. menyampaikan Laporan realisasi PPh final ditanggung
Pemerintah* melalui saluran tertentu pada laman
www.pajak.go.id paling lambat tanggal 20 setelah
berakhirnya Masa Pajak
(Wajib Pajak tidak perlu menyetorkan PPh final 0,5%)

PPh final ditanggung Pemerintah diberikan untuk Masa Pajak


Januari 2021 sampai dengan Masa Pajak Desember 2021
*) bagi WP yang belum memiliki Surat Keterangan, laporan realisasi dapat diperlakukan
sebagai permohonan Surat Keterangan sepanjang memenuhi PMK-99/PMK.03/2018
www.pajak.go.id
Transaksi Dengan Pemot/Pemungut PPh FINAL
38

TRANSAKSI DENGAN PP23


PEMOTONG/PEMUNGUT TAHUN 2018

 Untuk transaksi dengan pemotong/pemungut, Wajib Pajak


menyerahkan fotokopi Surat Keterangan
 Pemotong/pemungut melakukan konfirmasi Surat
Keterangan ke laman www.pajak.go.id pada menu
Rumah Konfirmasi Dokumen
 Dalam hal Surat Keterangan telah terkonfirmasi,
pemotong/pemungut pajak tidak melakukan
pemotongan/pemungutan PPh pada saat pembayaran.
Atas PPh final ditanggung Pemerintah tersebut
pemotong/pemungut pajak harus membuat SSP/cetakan
kode billing yang dibubuhi cap/tulisan “PPh FINAL
DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK NOMOR /PMK.03/2021”

www.pajak.go.id
Kewajiban Penerima Insentif 39

Kewajiban Wajib Pajak yang PPh FINAL


memanfaatkan insentif PPh
final ditanggung Pemerintah
PP23
TAHUN 2018

 WP dimaksud harus menyampaikan Laporan


realisasi PPh Final ditanggung Pemerintah
melalui saluran tertentu pada laman
www.pajak.go.id
 Laporan realisasi PPh final ditanggung
Pemerintah meliputi PPh terutang atas
penghasilan yang diterima/diperoleh WP
termasuk dari transaksi dengan
Pemotong/Pemungut
 SSP/cetakan kode billing yang dibubuhi
cap/tulisan “PPh FINAL DITANGGUNG
PEMERINTAH EKS PMK NOMOR /PMK.03/2021”
(jika ada transaksi dengan Pemotong/Pemungut
Pajak); agar disimpan sebagai dokumentasi
www.pajak.go.id
Kewajiban Penerima Insentif 40

Kewajiban Wajib Pajak yang PPh FINAL


memanfaatkan insentif PPh
final ditanggung Pemerintah
PP23
TAHUN 2018
 Laporan realisasi disampaikan paling
lambat tanggal 20 Bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir

 Wajib Pajak yang menyampaikan laporan


realisasi melebihi batas waktu yang
ditentukan, tidak dapat memanfaatkan
insentif PPh Final DTP

 Wajib Pajak dapat menyampaikan


pembetulan atas laporan realisasi PPh
Final DTP paling lambat akhir bulan
berikutnya setelah batas waktu pelaporan
17
realisasi
www.pajak.go.id
Pemberian Insentif PPh FINAL 41

Alur Pelaporan PEMBERIAN INSENTIF PP23


TAHUN 2018
1. Login eReporting

2. Klik button "tambah" pelaporan

3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru

4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan


sistem

5. Unduh dan mengisi laporan realisasi


pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)

6. Validasi macro

7. Upload file Excel Laporan Realisasi

www.pajak.go.id
Pemberian Insentif PPh FINAL 42

Alur Pelaporan PEMBERIAN INSENTIF PP23


TAHUN 2018
1. Login eReporting

2. Klik button "tambah" pelaporan

3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru

4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan


sistem

5. Unduh dan mengisi laporan realisasi


pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)

6. Validasi macro

7. Upload file Excel Laporan Realisasi

www.pajak.go.id
PPh FINAL
Pemberian Insentif 43

Alur Pelaporan PEMBERIAN INSENTIF


PP23
TAHUN 2018
1. Login eReporting

2. Klik button "tambah" pelaporan

3. Pemilihan jenis pelaporan realisasi baru

4. Isikan kode keamanan sesuai permintaan


sistem

5. Unduh dan mengisi laporan realisasi


pada file Excel
(agar diperhatikan format penamaan file)

6. Validasi macro

7. Upload file Excel Laporan Realisasi


20

www.pajak.go.id
UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) 44

1. Asas 2. Tujuan
a. keadilan a. Meningkatkan pertumbuhan dan mendukung percepatan
b. kesederhanaan pemulihan perekonomian
c. efisiensi b. Mengoptimalkan penerimaan negara
d. kepastian hukum c. Mewujudkan sistem perpajakan yang berkeadilan dan
e. kemanfaatan berkepastian hukum
f. kepentingan nasional d. Melaksanakan reformasi administrasi, kebijakan perpajakan yang
konsolidatif, dan perluasan basis pajak
e. meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak

3. Muatan Isi dan Pemberlakuan


a. Perubahan UU Pajak Penghasilan (PPh)  berlaku tahun pajak 2022
b. Perubahan UU Pajak Pertambahan Nilai (PPN)  berlaku mulai 1 April 2022
c. Perubahan UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)  berlaku mulai tanggal
diundangkan
d. Program Pengungkapan Sukarela  berlaku 1 Januari s.d. 30 Juni 2022
e. Pajak Karbon  mulai berlaku 1 April 2022
f. Perubahan UU Cukai  berlaku mulai tanggal diundangkan
www.pajak.go.id
Materi PPh – UU HPP 45

1. Tarif PPh orang pribadi


Perubahan tarif dan bracket Pajak Penghasilan orang pribadi, agar lebih mencerminkan keadilan.
Lapisan UU PPh RUU HPP
Tarif Rentang Penghasilan Tarif Rentang Penghasilan Tarif

I 0 - Rp 50 juta 5% 0 - Rp 60 juta 5%
II >Rp 50 - 250 juta 15% >Rp 60 - 250 juta 15%
III >Rp 250-500 juta 25% >Rp 250-500 juta 25%
IV >Rp 500 juta 30% >Rp 500 juta - 5 miliar 30%
V >Rp 5 miliar 35%
Penghitungan pajak penghasilan orang pribadi diterapkan atas penghasilan yang jumlahnya melebihi
batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Dalam RUU HPP, besaran PTKP tidak berubah yaitu bagi orang pribadi lajang sebesar Rp4,5 juta per
bulan atau Rp54 Juta per tahun. Tambahan sebesar Rp4,5 juta diberikan untuk Wajib Pajak yang kawin
dan masih ditambah Rp4,5 juta untuk setiap tanggungan maksimal 3 orang.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK www.pajak.go.id


Materi PPh – UU HPP 46

2. Pengenaan pajak atas natura


Pemberian natura kepada pegawai dapat dibiayakan oleh pemberi kerja dan merupakan
penghasilan bagi pegawai. Natura tertentu bukan merupakan penghasilan bagi penerima:
a. Penyediaan makan/minum bagi seluruh pegawai
b. Natura di daerah tertentu
c. Natura karena keharusan pekerjaaan, contoh: alat keselamatan kerja atau seragam
d. Natura yang bersumber dari APBN/APBD
e. Natura dengan jenis dan Batasan tertentu.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK www.pajak.go.id


Materi PPN – UU HPP 47
1. Pengecualian objek PPN dan fasilitas PPN
a. Fasilitas pembebasan PPN diberikan terhadap barang kebutuhan pokok, jasa kesehatan, jasa
pendidikan, jasa pelayanan sosial, dan beberapa jenis jasa lainnya. Masyarakat berpenghasilan
menengah dan kecil tetap tidak perlu membayar PPN atas konsumsi kebutuhan pokok, jasa
pendidikan, jasa kesehatan, dan layanan sosial.
b. Pengurangan atas pengecualian dan fasilitas PPN diberikan agar lebih mencerminkan keadilan dan tepat
sasaran, serta dengan tetap menjaga kepentingan masyarakat dan dunia usaha.
c. Pengaturan ini dimaksudkan untuk perluasan basis PPN dengan tetap mempertimbangkan asas keadilan,
asas kemanfaatan khususnya dalam memajukan kesejahteraan umum dan asas kepentingan nasional.
Tujuan kebijakan ini yaitu optimalisasi penerimaan negara dengan tetap mewujudkan sistem perpajakan
yang berkeadilan dan berkepastian hukum.
2. Tarif PPN serta Kemudahan & Kesederhanaan PPN
a. Tarif Umum
UU PPN RUU HPP
Tarif Berlaku Tarif Berlaku
10% s.d. Maret 2022 11% Mulai 1 April 2022
12% Paling lambat diberlakukan 1 Januari 2025
b. Tarif Khusus
Untuk kemudahan dalam pemungutan PPN, atas jenis barang/jasa tertentu atau sektor usaha tertentu
diterapkan tarif PPN ‘final’ misalnya 1%, 2% atau 3% dari peredaran usaha, yang diatur dengan PMK.
www.pajak.go.id
Program Pengungkapan Sukarela-UU HPP 48

1. Sebuah program yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak dan diselenggarakan berdasarkan
asas kesederhanaan, kepastian hukum, serta kemanfaatan.
2. Program ini berupa pemberian kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melaporkan atau mengungkapkan kewajiban
perpajakan yang belum dipenuhi secara sukarela melalui:
1) Pembayaran Pajak Penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang tidak atau belum sepenuhnya dilaporkan oleh
peserta program Pengampunan Pajak; dan
2) pembayaran Pajak Penghasilan berdasarkan pengungkapan harta yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak
Penghasilan orang pribadi Tahun Pajak 2020.
3. Program dilaksanakan selama 6 bulan (1 Januari 2022 s.d. 30 Juni 2022)
4. Terdiri dari 2 kebijakan:

Keterangan Kebijakan I Kebijakan II


Subyek WP OP dan Badan peserta TA WP OP
Basis Aset Aset per 31 Desember 2015 Aset perolehan 2016-2020
yang belum diungkap pada saat mengikuti TA yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan 2020
Tarif PPh • 11% untuk deklarasi LN • 18% untuk deklarasi LN
Final • 8% untuk aset LN repatriasi dan aset DN • 14% untuk aset LN repatriasi dan aset DN
• 6% untuk aset LN repatriasi dan aset DN, • 12% untuk aset LN repatriasi dan aset DN,
yang diinvestasikan dalam yang diinvestasikan dalam
SBN/hilirisasi/renewable energy SBN/hilirisasi/renewable energy

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK www.pajak.go.id


5
SETOR PAJAK:
Pajak Telah
Dipot/Dipungut &
Sanksi
Pemindahbukuan 50
1. Kesalahan dalam pengisian formulir SSP, SSPCP, baik menyangkut WP Syarat
sendiri maupun WP lain; (Co: KAP, KJS, Masa/Tahun Pajak) 1. Diajukan kepada Ka.KPP
2. Kesalahan dalam pengisian data pembayaran pajak yang dilakukan 2. Diajukan secara tertulis dengan melampirkan :
melalui sistem pembayaran pajak secara elektronik sebagaimana tertera a. Asli SSP yg akan dipindahbukukan
dalam BPN; b. Asli PIB dalam hal Pbk dilakukan utk PPh Pasal 22
3. Kesalahan perekaman atas SSP, SSPCP, yang dilakukan Bank Persepsi/Pos impor atau PPN Impor
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing; c. Daftar Nominatif WP yg menerima Pbk utk
4. Kesalahan perekaman atau pengisian Bukti Pbk oleh pegawai Direktorat pemecahan SSP oleh Bendaharawan /
Jenderal Pajak; Pemotong / Pemungut
5. Pemindahbukuan dalam rangka pemecahan setoran pajak dalam SSP, d. FC SPT Masa / Tahunan yg setorannya diajukan Pbk
SSPCP, BPN, atau Bukti Pbk menjadi beberapa jenis pajak atau setoran beserta pembetulannya
beberapa WP, dan/atau objek pajak PBB; e. Bukti Potong asli PPh Pasal 23 dan surat
6. Jumlah pembayaran pada SSP, BPN, atau Bukti Pbk lebih besar daripada pernyataan tidak pernah membuat bukti
pajak yang terutang dalam SPT, skp, STP, SPPT, SKP PBB atau STP PBB; potong PPh Pasal 23 dalam hal bukti potong tsb
7. Jumlah pembayaran pada SSPCP atau Bukti Pbk lebih besar daripada belum pernah dibuat
pajak yang terutang dalam pemberitahuan pabean impor, dokumen f. Alasan pengajuan Pbk secara jelas disertai bukti-
cukai, atau surat tagihan/surat penetapan; dan
8. Sebab lain yang diatur oleh Direktur Jenderal Pajak. meliputi bukti pendukung lainnya yang diperlukan
3. Dalam hal nama dan pemegang asli SSP (yg
mengajukan Pbk) tidak sama dgn nama dan NPWP yg
tercantum dlm SSP, harus menyertakan surat
pernyataan
4. SSP yang dimohonkan untuk dipindahbukukan belum
PMK-242/PMK.03/2014 diperhitungkan dengan pajak terutang
www.pajak.go.id
Kode Billing 51

www.pajak.go.id
Buat Kode Billing Bayar Pajaknya

• E-Billing
• Layanan billing-djp/ di KPP/KP2KP
• Kring Pajak 1500200 • Petugas Teller Bank &
• Petugas Teller/CS Bank & Kantor Pos Kantor Pos
• Internet Banking • Mini ATM
• ASP • Internet Banking & Mobile
• SMS ID Billing *141*500#
• ATM Banking
• M-PAJAK (TERBARU) • ATM
www.pajak.go.id
Aplikasi Berbasis Android 5321

Aplikasi mobile yang dikembangkan DJP untuk memudahkan wajib pajak

M- dalam mendapatkan layanan yang lebih personal, mudah, dan cepat


pada gawai yang mereka miliki.

PAJAK
M-Pajak memiliki beberapa fitur yang dapat digunakan wajib
pajak, di antaranya:
• menu e-Billing (kode pembayaran pajak)
• kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) digital
• informasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat,
• pengingat batas waktu penyetoran dan pelaporan pajak, serta
• informasi peraturan perpajakan terbaru.

www.pajak.go.id
Penyetoran & Pelaporan 54

JENIS SSP Diisi BATAS PEMBAYARAN SPT BATAS PELAPORAN KETERANGAN BUKTI POTONG
Nama
PPh Pasal 21 Bendahara 1721 Wajib disampaikan Bupot Tidak Final
Bupot Final
Instansi Pemerintah SPT Masa
PPh Pasal 22 Penjual Pusat & Daerah: Masa PPh PPh 21/26 Hanya disampaikan Tidak Ada
BENDAHARAWAN a. Max 7 hari setelah 22 apabila ada
tanggal pembayaran pemungutan
PPh Pasal 23/26 Bendahara dg mekanisme Uang Masa PPh Hanya disampaikan Bupot PPh 23
Persediaan. 23/26 paling lama tanggal apabila ada pot
b. Pada hari yang sama 20 bulan berikutnya
PPh Pasal 4 (2) Sewa Bendahara dg tanggal Masa PPh Hanya disampaikan Bupot PPh 4 (2)
& Kontruksi pembayaran dg 4(2) apabila ada pot
mekanisme Langsung
PPh Pasal 4 (2) Penjual Masa PPh Hanya disampaikan jk Tidak Ada
Pbebasan Lahan Instansi Pemerintah 4(2) ada pemotongan
Desa
PPh Pasal 4 (2) Penjual Max tanggal 10 bulan Masa PPh Hanya disampaikan jk Tidak Ada
UMKM
berikutnya setelah 4(2) E-Bupot ada pemotongan
tanggal pembayaran Unifikasi SPT
PPN Rekanan 1107 PUT Masa Wajib disampaikan Tidak Ada
BENDAHARAWAN Penjual
Jika hari libur, maka pembayaran/ penyetoran dapat dilakukan Jika hari libur, maka penyampaian laporan dilakukan pada hari kerja berikutnya
pada hari kerja berikutnya

PMK 231/PMK.03/2019 mulai 1 APRIL 2020


www.pajak.go.id
Ilustrasi Besaran Sanksi Administrasi-UU CK 55

Formula Besaran Tarif Sanksi:  Apabila Menteri Keuangan menetapkan suku


(𝒔𝒖𝒌𝒖 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒂𝒄𝒖𝒂𝒏 + 𝒖𝒑𝒍𝒊𝒇𝒕 %) bunga acuan pada bulan April 2021 sebesar 4,96%; dan
=
𝟏𝟐  terdapat jumlah kurang bayar sebesar Rp1.000.000

Sanksi /
Uplift Jenis Sanksi
Bulan
Self Assessment +0%
Sanksi bunga KMK 0,41%  Bunga penagihan (Ps.19(1))  Kurang Bayar (KB) penundaan SPT
Besaran Sanksi (Rp) Rp4.133  Angsuran/penundaan bayar (Ps.19(2)) Tahunan (Ps.19(3))
Self Assessment +5%
Sanksi bunga KMK 0,83%  Pembetulan SPT (Ps.8(2);(2a))  Pajak tidak/kurang dibayar akibat salah
 Terlambat bayar (Ps.9(2a);(2b)) tulis/hitung atau PPh tahun berjalan
Besaran Sanksi (Rp) Rp8.300
(Ps.14(3))
Self Assessment +10%
Sanksi bunga KMK 1,25%  Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT (Ps.8(5))
Besaran Sanksi (Rp) Rp12.467
Official Assessment +15%
Sanksi bunga KMK 1,66%  Sanksi SKPKB (Ps.13(2))
Besaran Sanksi (Rp) Rp16.633  Pengembalian Pajak Masukan (PM) dari PKP yang tidak berproduksi (Ps.13(2a))
www.pajak.go.id
Materi KUP-UU HPP 56

1. Penggunaan NIK sebagai NPWP Orang Pribadi


• Integrasi basis data kependudukan dengan sistem administrasi perpajakan bertujuan mempermudah WP orang
pribadi melaksanakan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan demi kesederhanaan administrasi dan kepentingan
nasional.
• Penggunaan NIK sebagai NPWP tidak serta merta menyebabkan setiap orang pribadi membayar pajak.Pembayaran
pajak dilakukan apabila:
a. Penghasilan setahun di atas batasan PTKP; atau
b. Peredaran bruto di atas Rp 500juta/tahun bagi pengusaha yang membayar PPh Final 0,5% (PP-23/2018).
2. Besaran sanksi pada saat pemeriksaan dan sanksi dalam upaya hukum
Untuk keadilan dan kepastian hukum, dilakukan penurunan sanksi pada saat pemeriksaan dan sanksi dalam upaya
hukum. Hal ini juga sejalan dengan semangat pengaturan dalam Undang-Undang Cipta Kerja.
a. sanksi pemeriksaan dan WP tidak menyampaikan b. sanksi setelah upaya hukum namun keputusan
SPT/membuat pembukuan. keberatan/pengadilan menguatkan ketetapan DJP.
Uraian UU KUP RUU HPP Uraian UU KUP RUU HPP
PPh kurang 50% bunga per bulan sebesar suku bunga
dibayar acuan + uplift factor 20% (max. 24 bulan) Keberatan 50% 30%

PPh kurang 100% bunga per bulan sebesar suku bunga Banding 100% 60%
dipotong acuan + uplift factor 20% (max. 24 bulan)
Peninjauan Kembali 100% 60%
PPh dipotong 100% 75%
tetapi tidak disetor
PPN & PPnBM 100% 75%
kurang dibayar
www.pajak.go.id
57

Pelaporan SPT Bendahara Pengeluaran 57

E-BUPOT UNIFIKASI SPT MASA

/2 SA

I
AS
21 A

IK
H M
PPh Pasal 22

AS I
M AS
A NIF
PP SPT

A
PPh Pasal 23/26

T IK
AS U
E-SPT MASA PPh 21/26

SP IF
E-

M T
PPh Pasal 4 (2)

UN
T PO

21 ASA
1. Pegawai Tetap/Tdk Tetap
SP BU PPh Pasal 15

6
PO

PP T M

/2
2. Peserta Kegiatan PPN Barang & Jasa
E-

BU
3. Honorarium PNS/ASN

SP
H
E-

E-
4. Bukan Pegawai

www.pajak.go.id
REFERENSI
UU & PP PMK
UU No 16 Tahun 2009 ttg KUP PMK Nomor 252/PMK.03/2008 ttg Petunjuk Pemot PPh 21
UU No 36 Tahun 2008 ttg PPh PMK Nomor 231/PMK.03/2019 ttg Pemot Pajak Instansi Pmrntah
UU No 42 Tahun 2009 ttg PPN PMK Nomor 141/PMK.03/2015 ttg Jenis Jasa Lain
UU No 10 Tahun 2020 ttg Bea Meterai
PP 80 Tahun 2010 ttg Tarif PPh 21 Final
PP 23 Tahun 2018 ttg PPh UMKM
Perdirjen
PP 34 Tahun 2017 ttg PPh Sewa T/B PER-16/PJ/2016 ttg Petunjuk Pemot PPh 21
PP 34 Tahun 2016 ttg PPh Pengalihan T/B Kewajiban Perpajakan WP Instansi Pemerintah, 2021, Kanwil DJP
PP 40 Tahun 2009 ttg PPh Jaskon Riau & Kepulauan Riau

58

Anda mungkin juga menyukai