Anda di halaman 1dari 3

Jemaah jum’ah yang dimuliakan Allah Swt manusia diciptakan Allah dengan beribu-ribu

keistimewaan salah satu keistimewaan nya adalah manusia mencari nafkah dan juga bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam Alquran Surat al-baqarah ayat 233 Allah SWT berfirman
"... ‫"َو َع َلى اْلَم ْو ُلْو ِد َلٗه ِر ْز ُقُهَّن َو ِك ْس َو ُتُهَّن ِباْلَم ْع ُرْو ِۗف‬
Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut

Bekerja bukan juga hanya sebagai tuntutan untuk melengkapi kebutuhan hidup melainkan
keutamaannya lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan di dalamnya terdapat unsur ibadah, 14
abat yang lalu baginda Rasulullah Muhammad Saw bersabda dalam hadits yang agung yang
diriwayatkan oleh Umar Bin Khattab.
‫لى هللا‬//‫ َسِم ْع ُت َر ُسْو َل ِهللا ص‬: ‫َع ْن َأِم ْيِر اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َأِبْي َح ْفٍص ُع َم َر ْبِن اْلَخ َّطاِب َرِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
‫ َفَم ْن َك اَنْت ِهْج َر ُت ُه ِإَلى ِهللا‬.‫ ِإَّنَم ا ْاَألْع َم اُل ِبالِّنَّي اِت َو ِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َن َو ى‬:‫عليه وسلم َيُقْو ُل‬
‫ َو َم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِلُد ْنَيا ُيِص ْيُبَها َأْو اْمَر َأٍة َيْنِكُح َها َفِهْج َر ُت ُه ِإَلى‬،‫َو َر ُسْو ِلِه َفِهْج َر ُتُه ِإَلى ِهللا َو َر ُسْو ِلِه‬
ِ‫َم ا َهاَجَر ِإَلْيه‬.
Artinya : Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia
berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap
perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa
yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-
Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena
menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka
hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (HR. Bukhary)
Dalam hadits yang agung ini jemaah yang dimuliakan Allah terdapat intisari yang
rasulullah sampaikan tentang korelasi mencari nafkah dan juga beribadah. Itu tergantung dari
niatnya ... mengapa jemaah yang dimuliakan Allah? niat menjadi sesuatu yang sangat penting
diantara keduanya.. karena disetiap niatan yang kita hantarkan untuk pergi mencari nafkah di
dalamnya tergantun nilai-nilai yang positif yang dapat memberikan membangkitkan semangat
bekerja yang tulus dan amanah, sebaliknya, jika sebelum bekerja keadaan hati kita berniat untuk
mengambil atau mencari harta melalui jalan yang tidak di ridhoi Allah SWT .. tentu pekerjaan itu
beserta suasana atmosfer yang ada di dalam dunia pekerjaan kita selama seharian itu memberikan
dampak yang negati pada dirikita dan keluarga kita.
Jemaah yang dimuliakan Allah SWT sebagai seorang lelaki- kita diciptakan sebagai
seorang pemimpin di tempat kerja kita di lingkungan kecil dalam rumah tangga Ayah berperan
penting sebagai tauladan bagi anak dan istrinya dan juga sebagai seorang yang mencari nafkah.
kemuliaan seorang yang mencari nafkah sejatinya mereka tengah berjihad di jalan Allah SWT.

‫ ِإْذ َط َلَع َع َلْي َن ا َش اٌّب‬، _ ‫ َب ْي َن ا نحُن َمَع َر ُسوِل الَّلِه _ صَّلى الَّلُه عليِه وسَّلَم‬: ‫عن أبي ُهريرَة ؛ قاَل‬
‫ َلْو أَّن َذ ا الَّش اَّب َج َعَل َنَش اَط ُه َو َش َب اَب ُه وقَّو َت ُه في َس ِبيِل‬: ‫ ُقْلَن ا‬، ‫ َفَلَّما َر َم ْي َن اُه ِبَأْب َص اِر َن ا‬، ‫مَن الَث ِنَّيِة‬
، ‫ ” وَم ا َس ِبيُل الَّلِه إَّال مْن ُقِتَل ؟‬: ‫ َفَسِمَع َم َقاَلَتَن ا َر ُسوُل الَّلِه _ صَّلى الَّلُه عليِه وسَّلَم _ ؛ فقاَل‬، ‫الَّلِه‬
‫ وَم ْن َسَع ى‬، ‫ وَم ْن َسَع ى َع َلى ِعَي اِلِه ؛ َفِفي َس ِبيِل الَّلِه‬، ‫َم ْن َسَع ى َع َلى َو اِلَدْي ِه ؛ َفِفي َس ِبيِل الَّلِه‬
ِ ‫” ُم َك اِثرًا ؛ َفِفي َس ِبيِل الَّشيَط‬
‫ان‬
Dari abu Hurairah, ia berkata: Pada saat kami bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul di
hadapan kami, seorang pemuda dari lembah. Ketika kami terfokus kepadanya, kami berkata,
“Semoga pemuda itu menjadikan kerajinannya, kepemudaanya, dan kekuatannya di jalan Allah.
Rasulullah mendengar ucapan kami, lalu beliau bersabda: Apakah yang dinilai syahid hanya orang
yang wafat di medan perang? Barangsiapa yang bekerja untuk kedua orang tuanya maka dia di jalan
Allah, barangsiapa yang bekerja untuk keluarganya maka ia di jalan Allah, barangsiapa bekerja
hanya untuk memperbanyak harta maka dia di jalan syaithan. Sungguh mulianya orang yang
bekerja untuk memenuhi kehidupan keluarganya, jika ia mati dalam bekerja maka ia dinilai syahid
Orang-orang yang bekerja dan menggunakan rezeki yang diperoleh dari
hasil kerja kerasnya untuk memberikan nafkah pada keluarganya akan mendapatkan pahala yang
besar. Bahkan rezeki yang digunakan untuk memberi nafkah pada keluarganya itu lebih besar
pahalanya dibanding dengan rezekinya yang dikeluarkan untuk bersedekah pada orang lain maka
dari itu jemaah yang mulia jadikanlah pekerjaan dan juga nafkah kita untuk keluarga , kita niatkan
semata-mata hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT karena dengan hal itu pekerjaan kita akan
menjadi pekerjaan yang bernilai ibadah dan memberikan nilai positif dari kehidupan kita. Apapun
jenis pekerjaan kita. Di tempat yang mulia ini kita berkumpul beribadah dan menevaluasi diri kita
apakah kita selama bekerja seharian ini kita sudah niatkan untuk menggapai ridho Allah SWT ada
dua indikator yang menjadi acuan bagi kita untuk mengetahui apakah kita sudah meluruskan niat
kerja kita hanya kepada Allah SWT.

1. Ikhlas
Ikhlas dalam bekerja dan beramal adalah manifestasi dalam bekerja, karena di dalam hati yang
ikhlas terdapat sumber kekuatan yang dapat mendorong diri seseorang untuk bergerak dan
melakukan pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang ikhlas dalam beramal
pasti dia mau melakukan pekerjaan dengan baik. Dan juga tidak banyak mengeluh dengan
pekerjaan nya banyak perumpamaan yang menggambarkan bagaimana bentuk penggambaran
tentang keikhlasan Rasulullah SAW memberikan perumpamaan seorang yang membersihkan
beras dari kerikil dan kotoran sebelum dimakan, nasi yang bersih dari kotoran ketika
dikunyah menjadi makanan yang nikmat, berbeda dengan beras yang kotor yang banyak
mengandung kerikil ketika di makan kenikmatan nya akan menghilang dan terganggu ketika
sedang enaknya memakan nasi tetapi tergigit kerikil yang mengganggu nikmat makan itulah
analogi dari orang yang bekerja ikhlas Demikianlah keikhlasan, menyebabkan
beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak
terasa berat. Hari-hari yang dilalui ketika bekerja dengan ikhlas
menumbuhkan perasaan positif dan nikmat dalam bekerja tidak ada rasa
tertekan dan tidak ada rasa terpaksa dalam bekerja. Dari sifat ikhlas ini hati
menjadi bersih dari sifat-sifat kotor dalam pekerjaan seperti manipulatif,tidak
profesional dan juga sering malukan gratifikasi atau malah mengambil yang
bukan haqnya semua sifat-sifat buruk ini dapat dihilangkan dengan sikap
ikhlas dalam bekerja semoga Allah swt melapangkan hati-hati kita untuk
bekerja ikhlas tulus dalam memperoleh nafkah yang baik.

2. Integritas
Interitas adalah buah dari kerja yang ikhlas ika seorang yang bekerja dia jujur dalam pekerjaan
dan juga cakap dalam pekerjaan nya maka integritasnya meningkan dan memberikan aura
positif di dalam institusi di tempat kerja kita orang-orang akan memandang kita baik dalam
pekerjaan dan menghormati langkah-langkah kita dalam mengambil keputusan , berbeda
dengan seorang yang tidak memiliki interitas dia ibarakan seperti orang yang munafiq .. tidak
dapat dipercaya dan selalu ingkar dalam menjalankan amanah rasulullah sangat membenci
sikap-sikap orang yang munafiq akan keingkarannya ada 3 sikap seseorang yang tidak
berintegritas pertama jika berbicara dia berdusta jika berjanji maka dia ingkari dan jika diberi
amanah dia akan khianat .. semoga kita semua terjauh dari sifat-sifat buruk dalam bekerja
semoga Allah mudahkan kita menjadi mujahid pejuang nafkah yang selalu ikhlas dalam bekerja
dan berintegritas dalam pekerja

Anda mungkin juga menyukai