Anda di halaman 1dari 3

Isi Ceramah Tentang Ikhlas

Pentingnya Ikhlas
Ikhlas adalah perkara penting bagi setiap muslim, Mengapa?

Karena dengan ikhlas sajalah ibadah yang kita lakukan akan bernilai pahala, dan
kebalikannya, jika tidak maka malah akan mendatangkan dosa.

Seperti kita ketahui bahwa ikhlas adalah beribadah dengan niat hanya mengharap
pahala dari Allah saja, dan sebaliknya jika kita beribadah dengan mengharap selain
Allah, misal karena mengharap pujian manusia, maka ini di namakan riya, dan riya
termasuk kedalam dosa.

Otomatis ibadah yang kita lakukan tidak akan di terima oleh Allah bahkan
mendapatkan dosa riya.

Lihat, hanya dengan salah niat, perbuatan ibadah yang seharusnya mendatangkan


pahala malah mendatangkan dosa.

Seorang Ulama yang bernama Ibnul Mubarak berkata,

“Betapa banyak perbuatan kecil bernilai besar karena bagusnya niat”


“Dan betapa banyak ibadah yang besar menjadi rusak karena rusaknya niat”

Maksudnya, amalan yang ringan seperti menyingkirkan kayu atau paku di jalan,
dengan di dasari niat ikhlas mengharapkan pahala dari Allah, maka amalan ringan
ini akan mendapatkan ganjaran yang besar disisi-Nya.

Dan amalan yang besar seperti Ibadah Haji tapi dengan niat agar di panggil pak
haji, maka amalan besar tersebut rusak dan tidak mendapatkan pahala disisi-Nya.

Apakah Ikhlas Sesuatu Yang Mudah?


Mungkin kita sering berkata, “Saya ikhlas kok menolong kamu”, atau “Saya ikhlas
memberikan uang ini untuk kamu”, dan kalimat yang semisal.

Dari kalimat tersebut terlihat ikhlas seperti hal yang mudah, apakah benar
demikian?, simak perkataan Imam Ahmad yang merupakan Imam mazhab dan
hafal ribuan hadits, ketika di tanya, apakah semua yang engkau lakukan selama ini
ikhlas karena Allah.

Jawab Beliau:

“Perkara Ikhlas adalah perkara berat dan sulit, adapun saya, saya berusaha sekuat
tenaga agar apa yang saya lakukan ikhlas”.
Lihat bagaimana seorang Alim Ulama sekalibaer beliau, masih mengatakan ikhlas
adalah perkara yang sulit, dan tidak mengklaim bahwa dirinya ikhlas, sungguh ini
berbanding terbalik dengan kita, yang mudah mengklaim ikhlas.

Artinya apa?

Perkataan Imam Ahmad tersebut mengindikasikan bahwa ikhlas adalah perkara


yang sulit yang harus mendapatkan prioritas dari kita dalam setiap amalan.

Cara Menggapai Keikhlasan


Perkara sulit bukan berarti tidak bisa kita lakukan, lalu bagaimana kiat kiat untuk
mendatangkan keikhlasan kepada hati kita?. Berikut tips agar amalan kita bisa
ikhlas.

1. Berdoa kepada Allah

Berdoa adalah senjata seorang muslim, maka gunakan senjata ini dengan maksimal,
karena pada hakikatnya kita bisa ikhlas dan tidak adalah karena karunia Allah
Subhana Hu wataala semata.

Berdoalah dengan doa agar kita di berikan keikhlasan, seperti doa berikut:

َ ‫ِّت َق ْل ِبى َع َلى دِين‬


‫ِك‬ ِ ‫ب ْالقُلُو‬
ْ ‫ب َثب‬ َ ِّ‫َيا ُم َقل‬
Artinya: “Wahai Robb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas
agama-Mu.”

2. Jauhi ketenaran dan rasa ingin di puji

Inilah penyakit manusia dan keinginan ingin di puji adalah suatu hal yang melekat
pada setiap insan, tapi ada rambu rambu yang harus di patuhi agar perasaan ini
tidak menghantarkan kita ke dalam dosa.

Seperti dalam hal Ibadah,sangat terlarang kita meniatkan ibadah agar mendapatkan
pujian manusia, maka sekuat tenaga hilangkan perasaan tersebut ketika beribadah.

3. Sembunyikan Amal

Inilah cara jitu agar bisa ikhlas, karena dengan menyembunyikan amalan, maka
tertutup celah kita untuk mengharapkan pujian orang, dan inilah yang di lakukan
oleh para ulama terdahulu.

Sekuat tenaga kita sembunyikan amalan sunnah kita, ingat hanya amalan sunnah
saja, berbeda jika amalan itu adalah amalan wajib yang di syariatkan untuk di
lakukan di tempat umum.
Seperti sholat wajib di masjid, sholat jum’at, sholat idhul fitri dan idhul adha.

Kisah Menyembunyikan Amal


Kita simak bagaimana kisah Ali Bin Husain yang merupakan cucu dari Sahabat Ali
Radiallahuanhu dalam menyembunyikan amalan sedekah yang di lakukannya.

Setiap malam, Beliau menaruh sekarung gandum di depan rumah orang tidak
mampu dengan niat sedekah ikhlas karena Allah.

Kejadian ini tidak diketahui oleh semua penduduk setempat dan berlangsung untuk
beberapa lama sampai akhirnya Beliau Wafat.

Setelah beliau wafat maka tidak ada lagi kiriman gandum didepan rumah orang
miskin, dan ketika beliau di mandikan di temukan ada tanda hitam bekas tumpuan
benda berat di pundaknya.

Maka tahulah penduduk setempat bahwa yang selama ini menaruh gandum di
depan rumah orang miskin adalah Ali bin Husain Rahimahullah.

Lihat bagaimana usaha para Ulama dan orang salih terdahulu dalam
menyembunyikan amalan, niat mereka adalah agar amalan yang di lakukan tersebut
bisa Ikhlas Lilahi ta’ala.

“Sembunyikanlah amalan seperti kita menyembunyikan aib kita”

‫ َو َن َف َع ِنيْ َوِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن‬،‫آن ْال َعظِ ي ِْم‬


ِ ْ‫ار َك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫َب‬
َ ‫ َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ َه َذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر‬.‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
‫هللا‬ ِّ ‫ت َو‬
ِ ‫ْاآل َيا‬
‫ت َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ ِإ ّن ُه ه َُو‬ِ ‫اِئر ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬
ِ ‫ْال َعظِ ْي َم لِيْ َو َل ُك ْم َول َِس‬
‫ْال َغفُ ْو ُر الرّ ِحي ِْم‬
“Baarokalloohu li walakum fiqur’anil kariim. Wanafa’ani waiyyakum  bima fiihi
minal aayaati wadzdzikril hakim. Aqulu qouli hadza wastagfirullohal adhim lii
walakum walisairil muslimiina walmuslimat walmukminina wal mukminat.
Fastagfirullohal ’adhim li walakum  innahu huwal ghofururrohiim”

Anda mungkin juga menyukai