Anda di halaman 1dari 10

Sifat malas

Iman seseorang pastilah mengalami pasang surut naik dan turun sesuai dengan kadar ketaatan.
Semakin kuat dan semangat dalam ketaatan, maka hal itu sebagai indikasi imannya sedang naik.
Sebaliknya, iman akan berkurang dengan kemaksiatan. Jiwa manusia sifatnya bagaikan anak
kecil, harus terus dilatih agar terbiasa dengan ketaatan. Nah, ketika rasa malas menghampiri
dalam jiwa, harus ada usaha menepisnya, agar tidak terus-menerus terkurung dalam rasa malas
yang tiada henti. Bagaimanakah cara jitu untuk menepis rasa malas yang menghampiri? Ikutilah
kajian berikut ini. 
Definisi Malas
Malas dalam bahasa Arab disebut dengan al-kaslu yang bermakna berat untuk
mengerjakan sesuatu dan berhenti dari menyempurnakan sesuatu.[1]
Imam Raghib al-Ashfahani rahimahullah mengatakan, “Malas adalah merasa berat dalam suatu
urusan yang seharusnya tidak perlu merasa berat.” 

sifat malas dan akibatnya

Sifat malas merupakan salah satu sifat buruk yang terdapat pada diri seseorang yang
menghabat kemajuan dan pengembangan potensi diri,   
dimana prilaku malas sendiri adalah merupakan suatu keengganan seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan yang baik disebabkan beberapa alasan 

Faktor kemalasan 
Kenapa orang bisa terjangkit malas ?
Malas itu menunjukkan menurunnya motivasi. Manusia memang memiliki faktor-faktor
pendorong dalam dirinya. Ada yang pemicunya materi, ada yang bersifat moral dan ada yang
dorongan ruhiyah. Supaya kita tahu apa yang  menyebabkan kita malas, kita harus menemukan
motivasi yang mendorong kita melakukan pekerjaan itu.Contohnya menghafal Qur’an, dalam
menghafal al qur’an kita memiliki tujuan agar mendapat ridha Allah dengan membahagiakan
orang tua dunia dan akhiratnya, ketika semangat dan tujuan itu memudar maka timbulah sifat
malas maka kita harus selalu memperbaharui semangat kita agar tak terjangkit sifat malas
Apakah malas itu bisa menular?
Malas bisa menular, ketika motivasi masing-masing juga tidak kuat. Misalnya dalam satu
kost, ada yang malas, sementara tidak ada yang punya motivasi lebih. Akhirnya semua ikutan
malas. Bisa malas belajar, malas bekerja dll
Apakah malas itu berbahaya?
Jelas berbahaya, pada saat tidak ada kontrol pemahaman syariat pada diri individu.
Sehingga bisa saja sampai pada taraf malas melakukan kebaikan. Atau malas melaksanakan
kewajiban. Ini sangat berbahaya. Misalnya malas sholat, malas menuntut ilmu agama, malas
mengemban dakwah dll.
Bagaimana Islam memandang sifat malas?
Sifat malas adalah sifat yang merugikan dan tidak akan mengantarkan pada keberhasilan
atau kemajuan. Di dalam Islam setiap aktivitas memiliki nilai yang harus dicapai dengan
sungguh-sungguh. Dalam ibadah, harus dicapai nilai ruhiyah. Maka ibadah pun harus sungguh-
sungguh. Dalam muamalah, misalnya seperti berdagang, ada nilai materi yang harus dicapai
dengan sungguh-sungguh. Tetapi dalam pencapaian setiap nilai, harus ada hukum syariat yang
mengikatnya. Misalnya dalam berdagang pun, harus terikat dengan hukum-hukum muamalah.
Jangan sampai menggunakan cara-cara Kapitalis.
Bagaimana orang yang menyadari, dia tidak boleh malas, tetapi susah juga mengubahnya?
Di sinilah ia harus mengubah pemikirannya. Agar terikat kepada hukum-hukum syariat.
Misalnya ketika kita merasa malas menuntut ilmu. Padahal orang tua kita sudah berusaha
bersungguh-sungguh membiayai kita. Kita memiliki amanah untuk menunaikan harapan orang
tua, yaitu dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi agama. Maka kita wajib bersungguh-
sungguh melaksanakannya.
Terkadang kita sudah berusaha rajin, tapi lingkungan membuat kita malas.Bagaimana
cara mengatasinya?
Hal yang harus dilakukan adalah meninggalkan lingkungan yang membuat kita malas dan
berkumpul dengan teman-teman yang baik dan rajin. Kita juga harus belajar ilmu agama, malas
itu juga dapat terjadi karena tidak adanya pondasi ilmu agama
 
Berikut ini ciri-ciri sifat orang malas berdasarkan dari sumber yang
kami dapat dari internet, yakni:

a.       Kurang Berolahraga


b.       Kurang Motivas
c.        Kurang Asupan Nutrisi
d.       Suka Menunda-Nunda Pekerjaan 
e.        Berada di lingkungan orang-orang yang malas
f.  Sering begadang tanpa tujuan yang jelas
g.  Suka meremehkan pekerjaan
hukum-hukum syariat, sehingga semakin memotivasi untuk bekerja keras. Yang terakhir berdoa,
semoga Allah Swt memberikan kekuatan kepada kita untuk bersungguh-sungguh memberikan
yang terbaik.
Setiap muslim ada yang mengalami masa semangat dan ada yang mengalami rasa malas.
Namun ada rasa malas yang tercela dan ada yang masih terpuji. Dan rasa malas yang datang ini
sifatnya naluri yang bisa jadi ditemukan ketika beramal atau ketika kita belajar ilmu diin.

Setiap Orang Bisa Futur (Kendor Semangat)

‫صلى‬- ِ ‫د َرسُو ِل هَّللا‬Aَ ‫ب ال َّرسُو ِل قَا َل َذ َك ُروا ِع ْن‬ ِ ‫ار ِم ْن أَصْ َحا‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ َعلَى َر ُج ٍل ِمنَ األَ ْن‬Aَ‫ْن َج ْع َدة‬Aُ ‫ت أَنَا َويَحْ يَى ب‬ ُ ‫ع َْن ُم َجا ِه ٍد قَا َل َد َخ ْل‬
« -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ قَا َل فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬.‫ت الل َّ ْي َل َوتَصُو ُم النَّهَا َر‬ ِ ‫ب فَقَا َل إِنَّهَا قَا َم‬ ِ ِ‫د ْال ُمطَّل‬Aِ ‫ َموْ الَةً لِبَنِى َع ْب‬-‫الل عليه وسلم‬
ً‫ْس ِمنِّى إِ َّن لِ ُك ِّل َع َم ٍل ِش َّرةً ثُ َّم فَ ْت َرة‬ َ َ َّ
َ ‫ب ع َْن ُسنتِى فلي‬ َ ‫و ِمن ى َو َم ْن َر ِغ‬Aَ ُ‫صو ُم َوأ ُ ْف ِط ُر ف َم ِن اقتَدَى بِى فه‬
ِّ َ ْ َ ُ َ‫صلِّى َوأ‬ َ ُ ‫لَ ِكنِّى أَنَا أَنَا ُم َوأ‬
» ‫د ا ْهتَدَى‬Aِ َ‫ إِلَى ُسن َّ ٍة فَق‬Aُ‫َت فَ ْت َرتُه‬ ْ ‫ن َكان‬Aْ ‫ض َّل َو َم‬ َ ‫ة فَقَ ْد‬Aٍ ‫ إِلَى بِ ْد َع‬Aُ‫َت فَ ْت َرتُه‬
ْ ‫ن َكان‬Aْ ‫فَ َم‬

Dari Mujahid, ia berkata, aku dan Yahya bin Ja’dah pernah menemui salah seorang Anshor
yang merupakan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, para sahabat
Rasul membicarakan bekas budak milik Bani ‘Abdul Muthollib. Ia berkata bahwa ia biasa
shalat malam (tanpa tidur) dan biasa berpuasa (setiap hari tanpa ada waktu luang untuk tidak
puasa). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  pun bersabda, “Akan tetapi aku tidur dan aku
shalat malam. Aku pun puasa, namun ada waktu bagiku untuk tidak berpuasa. Siapa yang
mencontohiku, maka ia termasuk golonganku. Siapa yang benci terhadap ajaranku, maka ia
bukan termasuk golonganku. Setiap amal itu ada masa semangat dan ada masa malasnya.
Siapa yang rasa malasnya malah menjerumuskan pada bid’ah, maka ia sungguh telah sesat.
Namun siapa yang rasa malasnya masih di atas ajaran Rasul, maka dialah yang mendapat
petunjuk.” (HR. Ahmad 5: 409).

Beberapa riwayat di atas menunjukkan bahwa setiap orang akan semangat dalam sesuatu, dan
waktu ia kendor semangatnya. Dan di antara sebab mudah futur (malas dalam ibadah) adalah
karena terlalu berlebihan dalam suatu amalan. Sehingga sikap yang bagus adalah pertengahan
dalam amalan atau belajar, tidak meremehkan dan tidak berlebihan.

Adapun alasan orang untuk enggan dalam melakukan suatu perbuatan baik untuk dirinya
maupun orang lain adalah  dikarenakan beberapa faktor  yaitu :
1. Seorang tidak melakukan perbuatan baik atau malas karena merasa perbuatan atau
pekerjaan  tersebut  masih dapat dikerjakan dilain waktu (waktu masih panjang dan selalu
menunda-nundanya )
2. Karena  adanya keyakinan bahwa pekerjaan tersebut bukan pekerjaannya dan menunggu orang
lain untuk mengerjakannya
3. Merasa tidak mampuh melakukannya sebelum berusaha untuk mencoba mengerjakannya sendiri
terlebih dahulu.(kurang percaya diri)
4 .Menilai segala sesuatunya dengan uang sehingga bila tidak mendapat bayaran atau upah dari
orang lain pekerjaan tersebut dianggap  tidak berguna atau menguntungkan sekalipun untuk
kepentingan pribadinya
5. Masih ada orang yang bisa dimintai tolong dan salah satu kegemarannya adalah menyuruh-
nyuruh  orang walaupun dia mampuh melakukannya dan ringan pekerjaannya
6. Tidak punya inisiatif untuk melakukan kebaikan 
Ciri-ciri Pemalas
1.  Mau yang enak-enak dan yang mudah saja
2.  Pandai bicara dan pandai memerintah orang lain kadang dengan ungkapan minta tolong atau
bantuan
3.Bila menjadi karyawan, akan giat bekerja bila ada bos atau atasan namun bila tidak ada yang
mengawasi akan kelihatan sifat aslinya
4. Pandai cari muka pada atasan 
5. Sangat perhitungan dengan pekerjaannya namun tidak demikian dengan pekerjaan orang lain. 
6. Suka mengandalkan orang lain
Di bawah ini merupakan beberapa ciri orang yang malas ditinjau dari diri sendiri dan
berdasarkan dari sumber yang kami dapat, yakni:
a.    Anda Sendirilah yang sanggup melakukan sesuatu  tetapi  Malas  untuk mengerjakan nya.
b.    Anda yang diberi Kemudahan untuk melakukan sesuatu  tetapi menganggap nya payah untuk
mengerjakan.
c.    Anda  yang berpeluang/ada waktu untuk melakukan Sesuatu tetapi mencari alasan untuk tidak
mau mengerjakan nya.
d.   Anda  yang sering melakukan sesuatu tetapi  mengatakan  tidak biasa mengerjakan nya.
e.  
      Anda  yang diberi kemudahan untuk melakukannya tetapi mengatakan suntuk untuk
melaksanakan nya.
f.    Anda  yang bisa melakukan sesuatu  tetapi berpura - pura tidak bisa mengerjakan nya.
g.   Anda tahu cara  melakukan sesuatu itu tetapi  Anda malas untuk mengerjakan nya.
h.    Anda yang ditugaskan melakukan sesuatu  tetapi menolak untuk mengerjakan nya dengan
berbagai alasan.
i.         Anda  biasa melakukan sesuatu tetapi  Anda selalu  mengelak untuk mengerjakan nya.
j.   Anda Bisa Melakukan Sesuatu tetapi  Anda enggan untuk mengerjakan nya.
k.   Anda  yang paling sedikit berbuat  sesuatu tetapi mengatakan telah sangat banyak  melakukan
nya
l.    Anda  yang banyak peluang tetapi tidak mau mencoba untuk melakukan nya.
m.   Anda  berusaha   melakukan sesuatu tetapi  Anda tidak  mau melaksanakan nya.
n.   Anda  yang seharusnya melakukan sesuatu tetapi mengelak untuk mengerjakan nya.
o.   Anda  yang paling Ahli dalam  melakukan sesuatu  tetapi  mengatakan  tidak pernah
mengerjakan nya.
p.   Anda belum tahu lagi apa berhasil apa tidak dalam melakukan sesuatu tetapi anda malas
melaksanakannya.
4.  Dampak yang ditimbulkan dari rasa malas
Aristoteles pernah berkata kepada muridnya yang bertanya mengenai apa yang terjadi
bila sifat malas di pelihara dan tidak bisa dihilangkan dan kemudian Aristoteles menjawab:
"kalau demikian tidak ada jalan lain bagi si pemalas kelak, kecuali harus sabar
menghadapi kesengsaraan dan kebodohan.”
5. Mencegah rasa malas

a.       Miliki Tujuan yang Spesifik Atas Apa yang akan Anda Lakukan
Misalnya, saya malas mengerjakan laporan pekerjaan. Ini terjadi karena saya tidak
punya tujuan yang spesifik mengapa saya harus mengerjakan laporan. Jika saya
punya tujuan, saya tahu bahwa saya ingin dan harus melakukan pekerjaan ini
untuk mencapai tujuan saya.
b.       Perjelas Keuntungan Apa yang Akan Anda Dapatkan Dari Melakukan Pekerjaan
Ini 
Satu alasan mengapa rasa malas muncul adalah karena kita tahu dengan jelas keuntungan
apa yang akan kita dapatkan jika melakukannya. Banyak orang yang bekerja hanya sekedar,
menggugurkan kewajiban. Perasaan seperti ini membuat kita akhirnya malas. Seperti yang
diceritakan Dr. Anugra Martyanto, mengenai pengalamannya mengatasi rasa malas.
Solusinya adalah ketahui apa keuntungan yang akan anda dapatkan jika melakukan suatu
pekerjaan. Misalnya jika saya rajin bangun pagi dan berangkat lebih awal ke kantor, ini akan
membuat saya lebih mudah mendapatkan promosi kenaikan jabatan dan gaji.
c.        Ubah Pandangan Anda
  Tips ini datang dari Al Falaq Arsendatama, melalui blognya pengembangan diri.com. Ia
mengatakan anda perlu mengubah kata “saya harus” dengan kata “saya ingin“. Hal ini
akan mengubah pandangan anda bahwa anda melakukan pekerjaan yang memang
ingin anda lakukan.

d.       Perjelas apa yang harus dilakukan


Umumnya rasa malas terjadi karena kita punya setumpuk hal yang harus dilakukan. Dan
kita tidak tahu harus mulai dari mana. Bagaimana mengatasinya? Yang perlu anda lakukan
hanyalah mengelompokkan list to do anda dalam 3 kategori besar.
e.        Bergerak!
Sama seperti yang saya katakan sebelumnya, bergerak akan memberikan rangsangan pada
diri anda untuk segera melakukan sesuatu. Bangkitlah! dan mulailah mengerjakan hal kecil yang
bisa anda kerjakan saat ini juga. Bergerak akan membuat peredaran darah dan pasokan oksigen ke
otak akan lancar.
f.  Temukan Pesaing!
  Anda pasti tahu, kita terkadang menjadi begitu rajin jika kita melihat orang lain-entah
itu teman atau siapapun- tidak sesuai yang kita inginkan. Misalnya, di tempat
kerja,kitatidak senang melihat teman sekerja yang kerjanya malas-malasan dan tidak
inisiatif.  Nah, untuk menunjukkan ketidak senangan itu, kita menjadi sangat rajin.
g.       Marah! 
Seperti halnya dalam menemukan pesaing, kita juga cenderung lebih rajin jika sedang
marah. Marah membangkitkan hormon untuk selalu bergerak. Menurut Mario Teguh, marah adalah
kekuatan yang luar biasa jika ia disalurkan untuk hal-hal positif.
Anda tidak perlu marah sekarang. Yang perlu anda lakukan adalah memanfaatkan
kemarahan anda ketika rasa marah itu datang.
Akibat sifat Malas.
1. Segala pekerjaannya akan menumpuk karena suka menunda-nunda sehingga tidak ada pekerjaan
yang dapat selesai dengan sempurna.
2. Menghilangkan atau setidaknya dapat menghambat kemajuan dan potensi yang ada dalam dirinya
karena keengganannya untuk berbuat.
Ketiga, berdoalah kepada Allah Ta’ala. Trik dan tips apapun tidak akan benar-benar
menyelamatkan diri kita dari malas jika tanpa pertolongan Allah kepada kita.
Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam mengajarkan kita sebuah doa agar
dilindungi dari sifat malas.
“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan
dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-
Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan
kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud). Wallahu a’la
3.Sangat bergantung pada orang yang ada disekitarnya sehingga sulit untuk dapat hidup mandiri.
4.Kreatifitasnya akan hilang, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia.
5.Pada akhirnya akan timbul penyesalan pada diri yang bersangkutan terlebih bila mana
menyaksikan teman sejawat meraih kesuksesan sementara dirinya masih jauh harapan.   
6.Sifat malas adalah salah satu sifat yang disenangi syetan karena dengan sifat malas manusia akan
sengsara terlebih malas beribadah, sehingga syetan dapat membisik-bisikan kepadanya untuk
melakukan perbuatan yang dilarang agama  dan dapat terperosok pada keadaan  untuk
menghalalkan segala cara.  
Tips Melawan malas
Malas adalah musuh yang datang dari dalam diri sendiri karena itu tidak ada yang dapat
mengalahkan malas kecuali pribadi yang bersangkutan, adapun cara melawan sifat malas
diantarannya :
1.Niatkan yang kuat dalam hati kita untuk tidak menjadi orang  yang malas
2.Tanamkan dalam pola pikir kita bahwa sifat malas hanya akan membawa kepada kesusahan dan
penderitaan.
3.Berjuang dengan sungguh-sungguh melawannya ketika rasa malas itu datang menghampiri dan
tidak memperturutkan rasa malas tersebut.
4.Yakinkan dalam hati kita bahwa kita mampuh melawan malas
5.Tidak kalah pentingnya untuk kita minta bantuan nasihat atau motivasi dari orang-orang yang
sukses yang jauh dari kemalasan
6.     Jangan lupa untuk berdo’a dijauhkan dari sifat malas. 
DO’a dijauhkan dari sifat malas
Pertama, malas hadir karena hati kita lebih tertarik pada hal-hal yang mengasyikkan atau
melenakan. Seperti tidur saat Shubuh, itu kan enak dalam pengertian malas. Kemudian main gad-
get, itu kan asyik dan melenakan, sehingga tanpa terasa seseorang tanpa sadar dan penyesalan
kehilangan waktu.
Kedua, malas hadir karena belum adanya kesungguhan hati untuk berkomitmen mendisiplinkan
diri, baik dalam hal waktu, tugas, maupun ibadah. Kalau seseorang tidak benar-benar
mengikrarkan diri dan berusaha mati-matian untuk disiplin alias tidak malas, sampai kapanpun
malas akan mudah menyerang.
Ketiga, faktor pergaulan. Bagaimana kita mau disiplin belajar, ibadah dan mengerjakan tugas
sekolah, kalau kita bergaulnya sama orang-orang yang malas, suka hura-hura dan sebagainya.
Mengusir Malas
Kalau begitu bagaimana cara mengusir malas? Secara teori baik dalam tinjauan
psikologis dan motivasi banyak cara. Tetapi, coba deh resep yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.
1. memahami konsep waktu. “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari dan jika
kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah waktu sehatmu untuk
(persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Imam Bukhari).
Pahami benar pentingnya waktu. Kalau ada hal paling misteri di muka bumi ini, itulah
waktu. Mengapa kita tidak boleh menunda apalagi malas, karena waktu tak ada yang bisa
jamin. Dan, boleh jadi saat kita menunda suatu pekerjaan pada suatu waktu, eh ternyata kala
waktu itu tiba, datang kesibukan lainnya. Akhirnya apa? Ya ujung-ujungnya, semua gak ada
yang terlaksana. Jatuh deh kredibilitas diri kita.Oleh karena itu, kita harus benar-benar
memahami konsep waktu ini dengan baik. Sebab waktu tak akan pernah bisa kembali. Itulah
mengapa Imam Ghazali mengatakan yang terjauh dari hidup kita itu adalah waktu.
2. milikilah mental bersegera dalam kebaikan dan ampunan-Nya. Setelah memahami pentingnya
waktu, ikutilah perintah Allah Ta’ala untuk kita bersegera dalam kebaikan dan ampunan
Allah Ta’ala. Ya, kalau dengar adzan, berjuanglah untuk bisa sholat tepat waktu, syukur
berjama’ah ke masjid.

Kelemahan dan kemalasan ini akan melahirkan penguluran dan perasaan berat
untuk melaksanakan berbagai kewajiban dan amal, serta cenderung mengajak
kepada kemandekan dan berlepas diri dari tanggung jawab. Bahaya keduanya
bagi seorang Muslim sangat besar, karena itulah Nabi shallallahu‘alaihi wa
sallam memperbanyak perlindungan kepada Allah ‘azza wa jalla dari keduanya.
Do’a beliau:

ِ ‫ْن َو َغلَ َب ِة الرِّ َج‬


‫ال‬ ِ ‫ضلَ ِع ال َّدي‬ ِ ‫ َوالب ُْخ ِل َوال ُجب‬،‫< َوال َعجْ ِر َوال َك َس ِل‬،‫الح َز ِن‬
َ ‫ َو‬، ‫ْن‬ َ ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّن ْ<ي أَع ُْو ُذ ِب‬
َ ‫ك م َ<ِن ال َه ِّم َو‬

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan


kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari kekikiran dan ketakutan, dari
terbelit hutang dan dikuasai oleh orang.”[1]

Kelemahan dan kemalasan adalah dua penyakit yang sangat berbahaya yang
mengakibatkan lenyapnya kemauan yang kuat dan harapan yang besar.

Cita-cita yang tinggi tidaklah melemah dan umat manusia tidaklah tertinggal
jauh di belakang melainkan ketertinggalan dalam melaksanakan berbagai
kewajiban dan kemalasan dari menunaikan tanggung jawab yang dibebankan
atas mereka.

Maka sangatlah jelas bahwa keduanya termasuk penyakit yang sangat


berbahaya dan beresiko tinggi bagi diri pribadi dan masyarakat luas.

Ketahuilah wahai saudariku Muslimah, sesungguhnya Allah tidaklah


menurunkan suatu penyakit melainkan Dia ‘azza wa jalla turunkan penawarnya,
yang diketahui siapa yang mengetahuinya dan tidak diketahui siapa yang tidak
mengetahuinya, kecuali kematian.

Adapun penawar dari kelemahan dan kemalasan hanyalah dengan meminta


pertolongan Allah, berdzikir dan berdo’a dengan do’a yang bersumber dari Al
Quran dan As Sunnah, sebagaimana dilakukan oleh Nabi shallallahu‘alaihi wa
sallam ketika berlindung kepada Allah dari kelemahan dan
kemalasan. [2] Maka perbanyaklah meminta perlindungan kepada Allah dari
kedua penyakit ini. Minta pula pertolongan kepada-Nya untuk melewati
keduanya dengan cita-cita mulia, kepercayaan diri yang tinggi, kesungguhan
dan kerja keras, serta keteguhan dan kesabaran, sebagaimana firman
Allah Ta’ālā  :

َ ‫ِين َجا َه ُدوا فِي َنا لَ َن ْه ِد َي َّن ُه ْ<م ُس ُبلَ َنا َوإِنَّ هَّللا َ< لَ َم َع ْالمُحْ سِ ن‬
‫ِين‬ <َ ‫َوالَّذ‬
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut:
69)

Futur adalah kemalasan dan berleha-leha setelah semangat dan giat. Tidak diragukan lagi, hal itu
merupakan penyakit pada diri seseorang pada suatu waktu. Baik dalam masalah agama atau
urusan dunia. Hal itu merupakan tabiat yang Allah telah ciptakan. Setiap orang muslim –bahkan
setiap manusia- di dapatkan pada dirinya semangat dalam beribadah, berakhlak nan mulia dan
(semangat) dalam mencari ilmu dan berdakwah. Kemudian setelah berjalan beberapa waktu,
ditimpa kemalasan. Sehingga semangatnya melemah untuk melakukan kebaikan yang telah
dilakukannya beralih pada kemalasan dan  ingin istirahat. Setiap orang sesuai dengan
kemalasannya akan diperhitungkan. Barangsiapa yang ketika malas sampai meninggalkan
kewajiban dan jatuh ke sesuatu yang diharamkan, maka dia dalam bahaya besar. Maka
kemalasannya menjadi suatu kemaksiatan, harus dikhawatirkan sampai pada suul khatimah. Kami
momohon kepada Allah kebaikan.

Sedangkan jika malas melaksanakan keutaman dan sunnah, tapi  dia tetap menjaga kewajiban,
menjauhi dosa besar dan sesuatu yang diharamkan, hanya saja waktu melakukannya (kebaikan)
berkurang   seperti dalam mencari ilmu, qiyamul lail dan membaca Al-Qur’an. Maka kemalasannya
seperti itu diharapkan hanya sesaat saja, semoga selesai dalam waktu dekat insyaallah. Akan tetapi
memerlukan sedikit cara yang bijaksana dalam mengobatinya. Inilah yang dimaksudkan dalam
riwayat Abdullah bin Amr radhiallahu’anhuma, dia berkata:

ِ ‫ُذكِرَ لِرَ س‬
‫ َولِ ُك ِّل‬، ٌ‫ ( ت ِْلكَ ضَ رَ َاوةُ اإْل ِسْ اَل ِم َوشِ رَّ ُت ُه ؛ َولِ ُك ِّل ضَ رَ َاو ٍة شِ رَّ ة‬: ‫ُول هَّللا ِ صَ لَّى هَّللا ُ عَ لَ ْي ِه َوسَ لَّ َم ِرجَ ا ٌل َيجْ َت ِه ُدونَ فِي ْال ِعبَادَ ِة اجْ ِتهَا ًدا َشدِي ًدا َف َقا َل‬
‫) وحسنه‬2/165( ‫ك ) رواه أحمد‬ ْ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ُ
ُ ِ‫ فذلِكَ الهَال‬: ‫ َو َمنْ كانت فترَ ت ُه إِلى المَعَ اصِ ي‬، ‫ فأِل ٍّم مَا ه َُو‬: ‫ َف ْترَ ةٌ ف َمنْ كانت فترَ ت ُه إِلى اقتِصَ ا ٍد َو ُسن ٍة‬، ‫شِ رَّ ٍة‬
ْ َ َّ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ
)2850 /‫األلباني في “السلسلة الصحيحة” (رقم‬

“Diceritakan kepada Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam tentang orang-orang yang sangat


semangat sekali dalam beribadah,  maka beliau berkata, “Itulah puncak semangat (pengamalan)
Islam dan kesungguhannya. Setiap setiap semangat akan mencapai puncaknya, dan setiap
puncaknya akan ada masa kemalasan. Barangsiapa yang waktu malasnya dalam batas wajar dan
tetap dalam sunnah, maka dia telah menempuh jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang
kemalasannya melakukan kemaksiatan, maka itulah yang celaka.’ (HR. Ahmad, 2/165. Dihasankah
oleh Al-Albany dalam kitab As-Silsilah As-Shahihah, no. 2850)

Ungkapan ‘Faliammin ma huwa’ adalah bisa kembali di waktu kemalasannya kepada asal yang
agung yakni (sesuai dengan) sunnah. Atau ia dalam kondisi di jalan yang lurus selagi masih
berpegang teguh dengan Al-Kitab dan Sunnah. Dalam sebagian redaksi lain dikatakan, ‘Faqad
aflaha (sungguh dia telah beruntung)’.

Rasa malas ini datangnya dari syaithan yang mengajak kita bermalas-malsan dalam hal
mengerjakan keta’atan pada Allah, sehingga dia akan memiliki banyka teman nannti di akhirat kelak,
namun pernahkah kita berfikir apakah syaitan juga pernah bermalas-malasan dalam menggoda
manusia?, jwabannya tentu tidak karena jika syaithan malas menggoda kita mereka tidak akan
mendapatkan teman di neraka nanti.

Seharusnya kita tidak terjebak oleh godaan syaithan agar berbuat malas, karena syiathna juga tidak
pernah malas, dan jika kita khawatir terjangkit penyakit malas kita bisa mengamalkan sebuah do’a
yang diajarkan oleh Rasulullah agar terhindar dari sifat malas.

ِ ‫ب ْال َقب ِْر َومِنْ فِ ْت َن ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َممَا‬


‫ت‬ <ُ ‫ْن َو ْالهَرَ ِم َو ْالب ُْخ ِل َوأَع‬
ِ ‫ُوذ ِبكَ مِنْ عَ َذا‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّنى أَع‬
ِ ‫ُوذ ِبكَ مِنَ ْالعَ جْ ِز َو ْال َكسَ ِل َو ْال ُجب‬
“Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika
min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung
kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan
Muslim no. 2706)

Anda mungkin juga menyukai