Anda di halaman 1dari 5

Hati Nurani

by Andrie Ardi Adrian on Thursday, March 1, 2012 at 2:54pm ·

Series catatan harian survey

Satu cara untuk tidak merasa bosen di atas kapal ini adalah dengan bercerita dan
bercengkrama dengan sesama peserta survey, dengan latar belakang yang berbeda
itu kita bahkan bisa menimba ilmu dari pengalaman tiap2 orang. Nah sore ini kita
kembali kongkow di haluan kapal. Kebetulan survey masih berjalan tapi beberapa
hambatan bisa diatasi. Sekarang giliran pak dwi yang bercerita. Beliau ternyata lebih
muda 2 tahun dari saya. Masih aktif tugas di kapal perang tni al. dan hobi bapak ini
satu, makan, ketika sampe penginapan di bintuni 3 hari yang lalu, beliau menemuan
baso dipinggir jalan, makan donk. Padahal saya pengen ngajak dinner (cuuit
cuit..dinner..padahal cuman makan di warung suroboyo lo)dinner jalan..baso jalan.
Ehheeh.. diatas kapal juga begitu..ternyata beliau bilang emang pada dasarnya hobi
makan sih…hehe..beliau bercerita ketika terjadi tsunami aceh beliau pas tugas di
kapal perang TNI AL. saat itu beliau bertugas jaga dan 5 menit kedepan akan
berganti tugas jaga. Mereka biasanya akan mengisi jurnal dan melaporkan kejadian
apa selama piket. Pas nulis jurnal ada gempa, diatas kapal seperti di daratan juga,
namun sebenarnya beliau dan seluruh isi kapal tidak ngeh kalo itu gempa besar dan
menimbulkan tsunami. Yang meraka tau 5 menit kemudian setelah gempa terjadi,
ada tanda bahaya karena ada gelombang besar setingi bukit di pulau yang barusan
mereka lewati (berarti kira2 20 meter tingginya). Mereka bersiap untuk terhempas,
namun kapten kapal ternyata bisa melewatinya, dari beberapa kapal yang ada saat
itu hanya 2 kapal saja yang bisa melewti ini, bersama kapal tongkang satunya. Yang
lain terhempas patah. Dan mereka masih sempet menolong kapal2 nelayan yang
sudah hancur . masih tidak ngeh apa yang terjadi sessungguhnya. Kontak terakhir
via radio dengan petugas pelabuhan malah worry banget. Petugas di darat itu hanya
bilang kami mau menyelematkan diri dulu….lalu komunikasi putus. Bahkan kapal tak
bisa mengontak pusat mabes di Jakarta.mabes tni al menganggap saat itu kapal
mereka termasuk yang tenggelam. Setelah terjadinya tsunami, dan menolong orang2
di perahu itu, maka kapal memutuskan untuk memasuki pelabuhan malahayati di
Aceh. Nah disinilah horror sesungguhnya terjadi. (ketika pak dwi bercerita ini, air
mata saya pelan2 menetes,,dan rasanya hati saya seih sekali. Padahal pak dwi ini
mukanya lucu lo…ngegemesin dan bikin ketwa…tapi ceriteranya tak bisa membuat
kita tertawa..bhkan beliau yang sehari2 hari humoris pun pas bercerita ini terlihat
serius) kapal memasuki perairan dan banyak awak kapal bersorak girang melihat
banyak ikan2 yang susah ditangkap bergelimpangan di atas laut.mereka dengan
senang hati menyerok ikan2 itu…namun makin kedalam yang ada adalah puing2
besi dan kayu…dan tiba2 dah banyak sekali mayat yang berada persis menempel di
kapal. Bahkan bukan hanya mayat saja. Masih banyak yang hidup, ada yang kakinya
hancur…kepalanya hancur…dan bahkan ada yang masih mengendong anaknya,
bapaknya …dan bertereak tereak tolong anak saya pak..tolong bapak saya
pak…yang memegang bapak dan anaknya itu sebenarnya sama sama terhanyut
namun entah kenapa tiba tiba masih bisa membawa anak dan bapaknya
itu…subhanallah .. praktis ada sekitar 20 orang yang bisa diselamatkan dan dibawa
diatas kapal. 200 mayat lainnya hanya bisa di bawa untuk kemudian di makamkan
didarat. Dari 20 orang itu, hanya 16b yang selamat sampai ke kapal mendarat
dipelabuhan. Yang kepala pecah dan kaki putus itu meninggal. Innalilahiwainnailahi
rojiun. Sampai dipelabuhan maka kapal tni AL ini salah satu yang tercepat memberi
pertolongan. Nah ..cerita berlanjut tahun kemaren, ketika kapal ini bertugas kembali
ke malahayati, tiba2 ada serombongan keluarga yang mohon untuk masuk ke kapal,
ddengan membawa pisang, beras dan lai sebagainya bahan pokok makanan untuk
diberikan kepada awak kapal. Tentu saja awak kapal bingung, di kapal khan banyak
stok makanan juga, ternyata itu adalah keluarga salah satu korban yang selamat,
seorang muslimah, yang ternyata masih ingat kode kapal perang yang menolong
beliau, subhanallah… dengan linangan air mata dan ucapan terima kasih yang tak
putus2 baik sang muslimah dan keluarga mengghaturkannnya untuk awak kapal.
Duh…rasa terima kasih itu ya…apalagi menyelamatkan nyawa seseorang itu akan
dikenang seumur hidup bahkan bisa jadi ceritera berlanjut yang melegenda. Manusia
mati meninggalkan nama J. Banyak ceritera pilu disekitar kejadian tsunami aceh
tersebut, kadang begitulah cara Allah untuk menyadarkamn kita arti dari hati nurani,
tsnunami tersebut bahkan bisa menyadarkan GAM untuk menandatangani kontrak
MOU dengan pemerintah Indonesia,. Kalo tidak ada tsunami rasanya aceh akan terus
dihantui dengan permusuhan GAM dan pe erintah RI. Apakah perlu bencana besar
yang akan menyadarkan manusia? Terlepas dari itu saya ingin berbagi rumus fisika
dikit deh. Karena kebetulan jurusan saya juga mempeljari tsunami, maka sya
memang konsern di bencana ini. Berdasarkan modeling dari beragam data, maka
ahli tsunami ITB, Dr. Hamzah Latif, memperkirakan kalo kecepatan gelombang
tsunami yang terjadi di Aceh adalah 760 KM/jam. Tahu gak itu kecepatan setara
apa? Boeing jet 737 seri 400 memiliki kcepatan sekitar 750-850 km/jam. Artinya
tsunami terjadi setara kecepatan pesawat jet itu. Mau lari kemana? Selama ini saya
konsern di perencanaan atau yang disebut mitigasi bencana alam. Kita membuat
scenario apabila tsunami terjadi di padang, maka penduduk harus ngapain, ada
gunung buatan, ada jalur evakuasi dan lain sebagainya, tapi dengan kecepatan 750
km/jam? Huff..
Okelah..saya konsern di cerita pak dwi tadi. Dari catatan beliau pas terjadi gempa
dan tsunami (ingat lo di kapal tni serba teratur dan terjadwal, maka hitungan waktu
disini adalah valid) adalah 5 menit. Lalu gelombang setinggi kurang lebih 20 meter
itu mengalun dalam 3 kali gelombang, dan menyapu kapal hanya dalam 5 menit.
Jarak pusat gempa ke banda aceh kira2 400 km, berarti 400 km/5 menit. Atau kita
perkecil menjadi 80 KM/1 menit. Kalo jadikan jam maka 80x60 = 4800
KM/jam.wow….kembali ke bahwasannya seandainya pakem kita kembali ke prediksi
ilmuwan tsunami itu, kecepatan 750 km jam. Berarti jaran 400 km hanya ditempuh
lebih kurang 20 menit saja khan? Berarti kalo kita estimate dari terjadinya
gempa..hanya punya waktu 20 menit saja sebelum gelombang tsunami setinggi 20
meter menyapu daratan untuk melarikan diri, kecepatan lari manusia kalo normal
adalah 2 Km untuk 20 menit itu. Hanya 2 KM? (soalnya kalo di gym 20 menit lari
dengan kecepatan 6,5 mph aja baru menempuh 1,6 KM dan hanya membakar kalori
sebanyak 100 cal) blum sibuk gendong anak. Bawain laptop, tas dan lain
sebagainya…. 2 km dibandingkan 400 km/jam? mau lari kemana? Apa artinya
kekuasaan Allah dibandingkan kita manusia ini? Disini ditengah laut ini waktu
merenung untuk mercharge kembali keimanan dan rasa bersyukur dan merendahkan
hati ..amin

Like · · Unfollow Post · Share · Delete



• Ardi Adrian, Muhamad Ekhsan, Bagoes Arrane and 6 others like this.

She Inna Pujakesuma Subhanalloh..

March 1 at 4:16pm · Unlike · 1

Andrie Ardi Adrian Makasij ina :). Ada juga yang baca

March 1 at 4:18pm · Like


o

She Inna Pujakesuma Aku baru baca 2 kak,,kebetulan dr td aku ga OL pas buka ada
note kakak nongol,q baru like,trus ilang,,kirain diapus sama kakak,pas tak cari lg
ada,malah banyak bgt,tp ko ga di tag to kak,hehe pasti sinyalnya ga bisa diajak
kompromi..xixixi

March 1 at 4:28pm · Like

Yohaness Jay inaaaa,,,..*pelukciumpelukcium*

March 1 at 8:37pm · Like

Andrie Ardi Adrian Ina El Queenza terima kasih banyak matur nuwun sanget
... Yohaness Jay nitip ya

March 2 at 4:28am · Like

Muhamad Ekhsan 750/jam,,,,heemmmm *pasrah*


Dulu ditempat aku jga sempat ada isu tsunami swaktu gempa jogja,,beruntung ga
jadi,,hanya saja gelombangnya sudah sampai perkampungan deket pantai,,,,smga
Allah masih melindungi kita semua,,,aamiinn,,,,

March 2 at 6:17am · Like

Bagoes Arrane @Ekhsan : Amin... :,(

March 2 at 9:20am · Like


o

Andrie Ardi Adrian Ekshan dan bagoes. Bencana adalah salah bagian dari alam:).
Mudah2an kita semua tetap dalam lindungan Allah

March 2 at 9:28am · Like · 2

Bagoes Arrane Amin Yaa Rabbal'alamin...

March 2 at 9:43am · Like

Bagoes Arrane untung judulnya cuma dua kata... coba dibelakang ditambah satu
kata lagi "rakyat"... ntar dikira lagi kampanye terselubung... hihihihihi...

March 3 at 6:43pm · Like

Anda mungkin juga menyukai