OLEH :
...................., ..................................
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Ambon ,…..,…...2023
Pembimbing lapangan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa atas nikmat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan pengerjaan
Proyek “Pembangunan Bendungan Way Apu” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini
masih banyak adanya kekurangan dan jauh dari kata sempurna. oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik guna menyempurnakan laporan ini.akhir kata
penyusun,kami mengucapkan mohon maaf jika ada kekurangan dalam laporan praktek
kerja Lapangan ini,kami harap laporan ini bisa bermanfaat bagi penyusun dan pembaca
pada umumnya.
Laporan ini berisi ringkasan tentang pengalaman, kegiatan, serta hasil yang kami
capai selama PKL. Kami berharap laporan ini dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang peran kami dalam organisasi, serta kontribusi yang kami berikan selama PKL.
Kami juga berharap bahwa laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membacanya.
Akhir kata, kami menyadari bahwa PKL adalah salah satu langkah awal dalam
perjalanan kami menuju dunia profesional. Kami berkomitmen untuk terus belajar,
mengembangkan diri, dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam dunia kerja di
masa depan. Semoga laporan ini dapat menjadi bukti perjalanan kami dalam mencapai
tujuan tersebut. Terima kasih.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai
bidang, khususnya yang diterapkan dalam bidang konstruksi, harus diimbangi oleh
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pula. Untuk mendapatkan SDM yang
baik, mahasiswa di perguruan tinggi dituntut untuk mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu
yang didapat dalam perkuliahan sehingga diperlukan suatu metode pendidikan yang
tidak hanya fokus dalam hal teori tetapi juga pada praktek, baik dalam ruangan yang
bersifat simulasi ataupun lapangan. Dunia kerja merupakan salah satu tempat bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu tersebut secara nyata. Oleh karena itu
diperlukan kerja sama antara dunia usaha dan perguruan tinggi. Bentuk kerjasama yang
dapat dilakukan adalah dengan diberikannya kesempatan bagi mahasiswa untuk
mengadakan kerja praktek di dunia kerja.
Atas alasan itu, pihak institusi pendidikan dalam hal ini Universitas Pattimura
Ambon, khususnya Program Studi Teknik Sipil, telah menyusun suatu kurikulum
pendidikan yang mencakup kedua hal yaitu teori dan praktik. Upaya peningkatan
kualitas mahasiswa dalam bidang teknologi aplikasi (praktek) diwujudkan dalam mata
kuliah wajib.
1
1.3. TUJUAN PKL
1. Tujuan Umum:
Tujuan PKL ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami,
mengetahui, dan mengenal lebih jauh tentang proses pelaksanaan proyek
sehingga dapat mengaplikasikan apa yang telah didapat di bangku perkuliahan.
Serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa yang luas
sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kbutuhan dunia industri.
2. Tujuan Khusus:
a. Mahasiswa dapat menjelaska proses pelaksanaan proyek industri
kontruksi.
b. Mahasiswa dapat menerapkan kemampuannya di poyek industri
kontruksi sesuai dengan kemampuan yang diperoleh selama kuliah.
c. Mahasiswa dapat membuat laporan pkl dengan baik dan benar sesuai
tata cara penulisan ilmiah.
d. Memperoleh pengalaman yang nyata dilapangan tentang
pembangunan suatu proyek dan dapat membandingkan dengan teori
yang pernah diperoleh di bangku kuliah.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
Pembatu Administrasi
Yudistira bakarbessy
NRP. C12121984092018003
4
2.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan konstruksi dilakukan bertujuan untuk memberikan layanan
jasa pelaksanaan dalam pengerjaan sebuah proyek konstruksi. Kegiatan dalam
pelaksanaan konstruksi ini meliputi rangkaian kegiatan yang dimulai dari \
penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi
sebuah proyek. Orang yang melakukan peran dalam melakukan pelaksanaan
konstruksi disebut dengan Kontraktor Konstruksi.
5
Masa Pelaksanaan : 1830 (Seribu Delapan Ratus Tiga Puluh)
Hari Kalender
Masa Pemeliharaan :360 (Tiga Ratus Enam Puluh) Hari
Kalender
B. Data Teknis Proyek
Potongan Memanjang Bendungan
6
Potongan Melintang Bendungan
7
Diameter : 16,5 m x 6,5 m
Panjang Terowongan : 385 m
Debit BaseFlow : 4,5 m3/dt
Debit Banjir Q25th outflow : 550,404 m3/dt
El. MA Banjir Q25th : HWL.El.67,70 m
El.Puncak Cofferdam : EL.70.00 m
PIPA HANTAR :
Diameter : Ø 2,40 m
Panjang pipa hantar :105 m
8
Data Teknis Bangunan Pelimpah
9
C. Data Spesifikasi Alat
Tabel 2.1. Spesifikasi Alat
N Jumla
o Nama PT Jenis Alat Kapasitas h Ket
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan pertama yang dilakukan saat
proses konstruksi dimulai. Pekerjaan persiapan dilakukan untuk menjamin
kebutuhan konstruksi tersedia dan lahan konstruksi sudah dalam keadaan
siap kerja. Selain itu, pekerjaan persiapan juga menjamin keamanan dan
keselamatan bagi semua komponen yang berada disekitar proyek konstruksi.
10
Gambar 2.8 Contoh Standar Ukuran Patok Benchmark
Pekerjaan Galian Pengelak
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan
selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong,
pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak
terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan
pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan
pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan
perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk
pembentukan profil dan penampang badan jalan.
11
yang akan membangun basement yang cukup dalam, jika kondisi air tanah
tidak stabil maka berpotensi menyebabkan kegagalan konstruksi seperti
keretakan hingga mengalami amblas-nya tanah.
Pekerjaan Grouting
Grouting adalah salah satu proses sementasi yang dapat meningkatkan
stabilitas pada konstruksi. Teknik ini dapat diaplikasikan dengan cara
memasukan bahan grouting ke dalam lubang yang dibuat menggunakan bor
maupun retakan pada konstruksi yang tidak stabil. Melalui teknik ini, pori
pori pada konstruksi akan terisi dan tertutup dengan bahan grouting.
Tentunya, grouting dapat membatasi daya lolos air pada dalam tanah dan
dapat memperbaiki kekuatan dari bangunan Anda.
12
Gambar 2.11 Ilustrasi Pekerjaan Grouting
Pekerjaan Timbunan Cofferdam
Cofferdam berfungsi melindungi daerah/area pelaksanaan pekerjaan
bendung dari pengaruh aliran air. Aliran air tersebut dapat berupa debit
sungai atau limpasan dan lain-lain. Cofferdam biasanya direncanakan tidak
mengalami over topping, tetapi dalam hal tertentu dapat juga direncanakan
untuk sesekali mengalami over topping. Cofferdam untuk pelaksanaan
Bendung ini direncanakan tipe timbunan batu yang sesekali mengalami over
topping (cofferdam limpas) dengan tinggi limpasan tertentu.
Pekerjaan spillway
Spillway adalah salah satu struktur bendungan yang sebenarnya adalah
sebuah metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk mengalir dari
bendungan ke daerah hilir atau bisa disebut bangunan pelimpah. Fungsi
spillway sendiri yaitu untuk mencegah banjir sehingga ketinggian air tidak
melebihi batas yang ditetapkan, dimana hal ini sering terjadi saat banjir /
hujan deras. Sedangkan pada saat normal digunakan pintu air dam untuk
mengeluarkan air secara teratur untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik, suplai air, dan sebagainya.
13
Gambar 2.13 Cross Section Spillway
Pekerjaan Tubuh Bendungan
Bendungan adalah konstruksi yang berfungsi untuk menampung air atau
menahan laju air dan direncanakan dengan umur rencana tertentu. Selain itu,
bendungan juga dapat dimanfaatkan menjadi waduk, danau, tempat rekreasi,
hingga pembangkit tenaga listrik. Secara umum bendungan dibangun berupa
timbunan/urugan (embankment dam), yaitu material timbunan yang mudah
didapat di sekitar lokasi pembangunan bendungan sehingga dapat
mengefisiensikan biaya. Menurut SNI 8062:2015 tentang Tata Cara Desain
Tubuh Bendungan Tipe Urugan, secara teknis desain bendungan harus
memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut:
1. Earth Dams (Bendungan urugan tanah)
Bendungan urugan tanah terbuat dari timbunan tanah dengan
persyaratan yang harus terpenuhi. Timbunan ini dapat diambil dari
sekitar lokasi bendungan sehingga dapat memudahkan pelaksanaan.
Jika tanah belum sesuai dengan persyaratan maka akan dilakukan
pemadatan per lapisan hingga memenuhi kepadatan yang diizinkan
(biasanya 92% - 97%).
2. Rock Fill Dams (Bendungan Isi Batu)
Bendungan ini merupakan bendngan yang tersusun dari bongkahan
bongkahan batu yang saling mengunci dengan inti yang kedap air. Inti
dari bendungan ini dapat berupa tanah kedap air yang memiliki
koefisien rembesan kecil. Ada 3 bagian itama dari bendungan ini yaitu:
Urugan Batu Utama
14
Urugan batu utama memiliki fungsi untuk menahan badan dam dari
gerusan air dan juga menjaga stabilitas dari tekanan air bendungan
yang menggenang
Inti kedap air
Inti kedap air berfungsi untuk menahan laju rembesan yang terjadi.
Material isian ini biasa terdiri dari jenis tanah clay/clayey silt/sily
clay yang memiliki koefisien rembesan kecil
16
dilakukan pemantauan agar korban jiwa tidak terjadi, dan juga untuk
menghindari kerusakan pada struktur bendungan karena jika terlalu cepat
tahap impounding ini maka akan mengakibatkan tekanan yang berlebih dan
akan timbul gaya angkat pada timbunan inti bendungan.
17
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Pengertian Spillway
19
5. Bangunan Peredam Energi
Bangunan peredam energi adalah bagian dari bendungan yang berfungsi
untuk meredam energi air yang timbul akibat pembendungan agar aliran air
tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan bendungan
dan kelengkapannya (Kumala, 2019). Aliran air yang datang dari saluran
peluncur merupakan aliran dengan kecepatan tinggi dengan kondisi superkritis,
jika aliran ini langsung mengalir kembali kedalam sungai akan membahayakan
kestabilan alur sungai tersebut. Oleh karena itu dibutuhkannya bangunan
peredam energi untuk memperlambat aliran tersebut dari yang semula berjenis
superkritis menjadi aliran subkritis, sehingga energi dan daya gerusan yang
besar bisa berkurang hingga mencapai tingkat aliran yang normal kembali
dengan adanya bangunan ini. Pada dasarnya upaya untuk mengurangi energi
pada suatu aliran air oleh bangunan peredam energi ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat loncatan air (hydraulic jump) di dalam ruang olakan.
2. Membuat gesekan antara air dan permukaan dengan menambah kekasaran
pada lantai dan dinding struktur salurannya.
3. Mengurangi energi pada air dengan membenturkannya baik itu dengan udara
maupun dengan benda fisik agar energinya berpindah ke benda yang
ditabraknya tersebut.
3.2 Mercu Ogee
Mercu atau pelimpah pada suatu bendungan berfungsi untuk
melimpahkan air berlebih dari bendungan. Sehingga, desain mercu harus sesuai
dengan kriteria desain karena kapasitas pelimpah bendungan bergantung pada
bentuk mercunya. Pada umumnya bentuk mercu yang ada di Indonesia
berbentuk bulat dan Ogee. Pemilihan bentuk ini sesuai keperluan desain yang
dibutuhkan nantinya.
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari mercu pelimpah
bendungan. Oleh karena itu, mercu ini tidak akan memberikan tekanan
subatmosfir pada permukaan mercu sewaktu bendungan mengalirkan air pada
debit rencana (Kumala, 2019). Untuk debit yang lebih rendah, air akan
memberikan tekanan ke bawah pada mercu. Untuk merencanakan permukaan
mercu Ogee digunakan rumus sebagai berikut:
20
y 1
= … … … … … … … …(2.1)
( )
Hd x
n
K
Hd
Dimana:
x dan y : koordinat-koordinat permukaan hilir
Hd : Tinggi energi rencana diatas mercu (m)
K dan n : Parameter yang bergantung pada kecepatan dan kemiringan
permukaan hilir mercu
Tabel 3.1 Nilai K dan n
21
H = Tinggi energi di udik pelimpah (m)
Selain harus mengetahui lebar mercunya kita juga harus mengetahui
tinggi muka airnya agar nantinya dapat menghitung kapasitas limpahannya,
berikut merupakan persamaan untuk menghitung tinggi muka air di atas mercu:
2
Q
H=hu + 2
… … … … … … … …(2.3)
( (h u+ p)B eff ) × 2 g
Dimana :
H = Tinggi energi total di atas mercu pelimpah (m)
Q = Debit aliran (m3/s)
Beff = Lebar efektif mercu (m)
hu = Tinggi air di atas mercu (m)
p = Tinggi penampang (m)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Dari persamaan lebar dan tinggi energi yang ada pada mercu maka
didapatkan kapasitas limpahan dengan rumus sebagai berikut.
√
3
2 2
Q= × C d × g × B eff × H 2 … … … … … … … …(2.4 )
3 3
Dimana:
Q = Debit aliran (m3/s)
Beff = Lebar efektif mercu (m)
Cd = Koefisien debit
g = Percepatan gravitasi (m3/s)
H = Tinggi energi total di atas mercu bendung (m)
Faktor lain yang mempengaruhi suatu kapasitas limpasan adalah
koefisien debit, yaitu angka yang menunjukkan hambatan yang terjadi pada
saat air mengalir. Koefisien debit Cd merupakan hasil perkalian dari C0 x C1 x
C2.
Nilai C0 diperoleh berdasarkan fungsi H/r, terdapat pada Gambar 3.3
Nilai C1 diperoleh berdasarkan fungsi p/H, terdapat pada Gambar 3.4
Nilai C2 diperoleh berdasarkan fungsi p/H dan kemiringan muka udik mercu,
terdapat pada Gambar 3.5
22
Gambar 3.3 Nilai koefisien C0
23
Skala model (n) adalah perbandingan antara ukuran sebenarnya di
lapangan dan ukuran di model. Berdasarkan perbandingan skala yang
digunakan, model fisik terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
24
Sebangun kinematis (sebangun gerakan), dimana perbandingan yang
digunakan adalah waktu, kecepatan dan debit.
Sebangun dinamis, yaitu kesebangunan gaya-gaya yang terjadi bila
gerakan dan rasio dari massa yang bergerak serta gaya penyebabnya
sudah homolog besarnya.
Apabila hubungan antar skala dan kesebangunan telah dipenuhi, maka
tingkat ketelitian perlu diperhatikan sehubungan dengan besarnya nilai skala
yang digunakan. Pemilihan skala model umumnya didasarkan pada beberapa
pertimbangan sebagai berikut:
Tujuan dari pengujian
Ketelitian yang diharapkan
Fasilitas yang tersedia di laboratorium
Waktu dan biaya yang tersedia
3.4 Kriteria Perencanaan Hidraulik
Kriteria perencanaan hidraulik merupakan persyaratan yang digunakan
untuk mengetahui apakah hasil pengujian suatu desain dapat dikatakan layak
atau tidak.
3.4.1 Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan direncanakan untuk menghindari limpasan yang terjadi
pada elevasi permukaan air saat mengalirkan debit banjir rencana ditambah
potensi kenaikan akibat gelombang yang disebabkan oleh angin serta
kemungkinan adanya benda terapung (Sudarsono dan Takeda, 1989). Selain itu
tinggi jagaan juga dibuat untuk mengantisipasi adanya pengaliran debit
abnormal. Batas tinggi jagaan yang baik adalah antara 0,75 sampai 1,5
tergantung dari kurva debit sungai pada bendungan tersebut. Untuk kurva datar
tinggi jagaan 0,75 m sudah cukup, tetapi jika memiliki kurva yang curam
diperlukan tinggi jagaan 1,5 agar memberikan tingkat keamanan yang sama.
3.4.2 Jenis Aliran
Berdasarkan kedalaman saluran, bilangan Froude, kecepatan aliran dan
kemiringan saluran, jenis Aliran pada saluran terbuka dapat dibedakan menjadi
3 yaitu:
25
Aliran Kritis
Ciri aliran kritis yaitu yn = yc atau Fr = 1 atau V = Vc
Aliran Subkritis
Ciri aliran subkritis yaitu yn > yc atau Fr < 1 atau V < Vc
Aliran Superkritis
Ciri aliran superkritis yaitu yn < yc atau Fr > 1 atau V > Vc
yc=
√
3 q2
g
… … … … … … … …(2.7)
26
Gambar 3.6 Penurunan persamaan aliran berubah lambat laun
27
E1=E 2+ hf … … … … … … … … (2.12)
Dimana:
hf = Kehilangan energi karena gesekan saluran (m)
E = Energi total
3.5 Tahapan Pengerjaan
1. Pekerjaan Tanah
Yang dimaksud pekerjaan tanah pada spillway adalah sebagai berikut:
Galian Tanah
Sebelum melakukan pekerjaan pembangunan, terlebih dahulu daerah
kerja dibersihkan dari pepohonan, semak belukar, sisa bangunan,
sampah, akar pohon, dan semua material dibuang sesuai dengan tempat
yang disepakati. Peralatan yang digunakan adalah bulldozer, chainsaw,
dump truck, dan peralatan bantu lainnya. Dan jika memungkinkan
adanya pembakaran harus diusahakan sedemikian rupa dengan risiko
seminimal mungkin dengan lingkungan.
28
Gambar 3.8 Ilustrasi Land Clearing
Timbunan Tanah selektif dari hasil galian dipadatkan Setiap tanah urugan
akan dibersihkan terlebih dahulu dari akar tumbuhan dan kotoran lainnya.
Tanah urugan berasal dari jenis tanah ladang/tanah berpasir dan berupa
bongkaran bongkaran tanah.
Setelah pekerjaan struktur selesai maka timbunan Kembali (backfilling)
dari hasil galian sesuai dengan batas timbunan
Pemadatan akan dilaksanakan dengan vibro roller atau stamper
Pelaksanaan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis
2. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton terdiri dari pekerjaan beton galeri dan spillway, dan
pekerjaan ini dilakukan setelah selesainya penggalian pondasi atau setelah
Sebagian selesai penggalian pondasi. Sebelum memulai pekerjaan beton,
terlebih dahulu dibuat akses jalan untuk beton spillway, bagian chuteway
memiliki kemiringan lembut 1:4 apabila dari tanah yang nantinya akan
digunakan untuk akses sementara pembangunan chuteway dari sisi hulu.
Sedangkan untuk chuteway konstruksi mempunyai porsi landau 1:2. Dan
lantai beton spillway akan dilaksanakan setelah dinding selesai dilaksanakan
a. Bekisting
Bekisting yang digunakan umumnya terbuat dari kayu, pada prinsipnya
rencana bekisting kayu akan digunakan untuk permukaan beton yang
tertutup atau terlindungi seperti pondasi lantai, dan dinding bagian luar.
Bekisting juga dapat berbentuk melengkung terutama pada struktur yang
29
memiliki kemiringan radius seperti puncak overflow, untuk overflow
pada bendungan jati barang dilakukan dengan metode tambahan guna
memperhalus permukaan beton, dimana pekerjaannya adalah sebagai
berikut:
Sampai dengan ketinggian tertentu dari puncak overflow lengkung
digunakan playwood
Dan selama pengecoran bagian yang lengkung harus
dipukul/mengetuk dengan menggunakan palu
Pembuatan bekisting sendiri baik bekisting kayu dan bekisting lengkung
dibuat di Gudang atau di dekat area pengecoran.
b. Pembesian
Pekerjaan pembesian harus difabrikasi jauh sebelum pekerjaan beton
dimulai. Pengadaan material besi beton harus berasal dari pabrikan yang
telah disetujui oleh Engineer
Pemotongan dan Instalasi besi dilakukan di Gudang, dan untuk
pemotongan dilakukan sesuai dengan gambar kerja. Untuk
pemotongan digunakan Bar Bender dan pembentukan digunakan Bar
cutter
Transportasi dibutuhkan setelah pemotongan & bending di Gudang.
Untuk transportasi digunakan truck/alat transportasi se efisien
mungkin
Instalasi besi dilakukan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh Engineer Proyek tersebut. Penempatan besi tersebut
akan dilindungi dengan terpal dari panas dan hujan, serta diberi alas
30
c. Pemasangan Waterstop
Waterstop adalah material pengisi celah pada rongga sambungan beton.
Pemasangan waterstop dilaksanakan pada setiap joint. Waterstop sendiri
dibagi menjadi 2 tipe yaitu Waterstop Expansion joint dan Waterstop
Construction Joint seperti gambar di bawah
31
Pump Methode
Pump methode menggunakan concrete pumps yang mungkin
digunakan untuk mengangkut dan menuangkan beton dalam kondisi
dimana beton direncanakan dengan slump 100 mm atau lebih dan
harus disetujui oleh direksi. Namun untuk penggunaan pompa
bertekanan (dilengkapi dengan tekanan udara untuk memindahkan
beton) tidak diperbolehkan. Penambahan air untuk campuran beton
selama pemompaan sesudah keluar dari pencampuran tidak diijinkan
e. Curing
Curing adalah metode untuk perawatan beton agar didapat kualitas beton
dengan hasil maksmal. Secara umum, curing dilakukan dengan percikan
air. Namun dapat juga dilakukan dengan menutup beton dengan
karung/terpal lain. Curing tahap pertama dilakukan segera setelah selesai
dan sampai beton telah mengeras cukup ( +- 5 jam ) dengan percikan air.
Dan tahap kedua dilakukan setelah beton mengeras hingga 10 hari
dengan percikan air dan terpal/karung goni.
f. Finishing
Finishing dilakukan dengan mengecek apakah beton sudah dalam
kondisi rata dan memiliki permukaan yang tidak porus. Selain itu,
strength test perlu dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui apakah
mutu beton sudah sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan.
3. Mercu
Pekerjaan bangunan mercu pada spillway juga harus mementingkan
dewatering, dikarenakan tingkat kerembesan airnya cukup tinggi. Sebelum
memulai pekerjaan pengecoran mercu harus mempersiapkan pompa dalam
keadaan sehat. Untuk beton dapat juga digunakan beton cyclop (beton
dengan campuran 60% batu mangga yang diaduk dengan kerikil dan pasir).
Beton cyclop ini dilakukan karena batu kali besar/batu kelapa sulit didapat.
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, pengumpulan berbagai tinjauan Pustaka, dan informasi yang
diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum Bendungan Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Galian & Terowongan
Pengelak, Pekerjaan Dewatering, Pekerjaan Grouting, Pekerjaan Cofferdam,
Pekerjaan Bangunan Pelimpah (Spillway), Pekerjaan Tubuh Bendungan,
Pekerjaan Instrumentasi, Pekerjaan Impunding
2. Bngunan pelimpah merupakan komponen penting dari sebuah bendungan, dan
desain serta konstruksinya memerlukan pertimbangan cermat terhadap berbagai
faktor untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Mulai dari desain
mercusuar hingga pengujian model fisik, setiap langkah sangat penting dalam
memastikan saluran pelimpah berfungsi dengan baik. Selain itu, pekerjaan tanah
dan beton memainkan peran penting dalam pembangunan saluran pelimpah,
sehingga memerlukan perhatian terhadap detail dan kepatuhan terhadap kriteria
desain.
4.2 Saran
Dari hasil selama kami melakukan kegiatan PKL, kami memberikan saran agar PKL
dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik kedepannya serta kami berharap:
1. Kepada para peserta PKL agar mempersiapkan diri dengan menguasai mata
kuliah yang akan diterapkan dalam industri, agar memudahkan dalam
melakukan praktek kerja lapangan.
2. Kami juga ingin memberikan saran pada pihak balai terutama di PPK
PERENCANAAN BENDUNGAN agar tidak perlu sungkan terhadap anak PKL,
usahakan berikan tugas asalkan dengan bimbingan terlebih dahulu sebelum tugas
dilaksanakan, agar hasilnya menjadi efektif dan efisien.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
35
2. Surat balasan dari pihak yang disetujui
36
3. Surat penarikan PKL
37
38
4. Denah dan Potongan Memanjang Pelimpah Kombinasi
39
5. Dokumentasi Proyek
40
6. Struktur Organisasi Proyek (SUPERVISI KONSULTAN)
41
7. Struktur organisasi PAKET 1
42
8. Agenda Harian
43
44