Artikel Putri Ariandini
Artikel Putri Ariandini
ARTIKEL
Oleh:
Uci Lutfiana
NIM 3301418033
Uci Lutfiana
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang
Email: ucilutfiana@students.unnes.ac.id
ABSTRAK
Uci Lutfiana
Department of Politics and Citizenship, Faculty of Social Sciences,
Semarang State University
Email: ucilutfiana@students.unnes.ac.id
ABSTRACT
Scouting Education is the process of forming personality, life skills, and noble
character through appreciating and practicing Scouting values. The condition of the
covid-19 pandemic has an impact on the limitations of learning activities including
scout extracurriculars. The scout movement as an organization continues to carry out
scouting education with a regular interest-based or voluntary model for students in
the front group. The purpose of this study was to find out how the implementation of
scouting education during the covid-19 pandemic front cluster 06.151-06.152 SMP N
3 Tonjong Brebes and to find out the supporting and inhibiting factors for
implementing scouting education during the covid-19 pandemic front group 06.151-
06.152 SMP N 3 Tonjong. This study used a qualitative approach with data
collection methods, namely interviews, documentation and observation. As for the
data analysis technique used through the stages of data collection, data reduction,
data presentation, and drawing conclusions. The results of the study showed that the
implementation of scouting education during the covid-19 pandemic, the front group
06.151-06.152 SMP N 3 Tonjong was carried out in a hybrid manner, namely by
providing online scouting material via whatsapp groups, YouTube, zoom and
SKU/SKK tests carried out directly by complying with the protocol health. Factors
supporting the implementation of scouting education during the covid-19 pandemic,
Front Group 06.151-06.152, namely scout coaches, parents and peers. The inhibiting
factors for the implementation of scouting education during the covid-19 pandemic
were the front group 06.151-06.152 namely the number of coaches, facilities and
infrastructure, and the covid-19 pandemic.
andil dan peranan yang besar untuk membina masyarakat yang telah melakukan
hingga menjadi seorang yang taat hukum tergantung bagaimana proses sosialisasi
harusnya bukan dengan cara penekanan yang tidak senonoh melainkan dengan
manusia yang sadar, bertanggung jawab, bermoral dan dapat diterima oleh
narapidana. Hal itu karena dimulai dari memperbaiki moral warga binaan, maka
orang lain. Norma tersebut dapat membatasi terjadinya dampak negatif terhadap
satu sama lainnya (Tsoi and Young 2018:11). Oleh karena itu narapidana dididik
para narapidana akan kembali menjadi masyarakat yang baik juga taat akan
difokuskan pada pembinaan watak dan mental dengan tujuan supaya warga binaan
keterampilan yang diarahkan sesuai dengan bakat dan keterampilan para warga
binaan masyarakat.
dengan pembinaan moral dari narapidana itu sendiri. Yang mana menekankan
dalam Lapas Pemuda Kelas IIB Plantungan Kendal bahwa pembinaan moral
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa seperti melalui ceramah agama yang
diadakan secara rutin sesuai dengan latar belakang agama narapidana masing-
masyarakat seperti bercocok tanam cabai, tomat, terong; budidaya pohon pisang;
proses sosialisasi oleh petugas pemasyarakatan juga instansi yang ikut serta
membina dan
membimbing terhadap narapidana. Sebagaimana pada Lembaga Pemasyarakatan
seperti Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kendal tidak memberikan pembinaan dan
kesalahannya dan menjadi manusia seutuhnya yang bertanggung jawab juga tidak
kepribadian, moral dan mental yang dianggap tidak baik di masyarakat menjadi
berubah sesuai dengan norma yang berlaku (Romala Putri and Dewi Setia Triana
karena banyak ditemukan pelaku tindak pidana kejahatan yang beraksi, mereka
adalah mantan narapidana yang telah menjalani masa pidana atau residivis
masih dalam rentan rasio global yakni 14-45%. Pada tahun sebelumnya yakni
sepanjang 2019, bahwa residivis kasus narkoba mendekati angka 9.000 kasus.
manajemen, dan juga pembinaan moral dari lembaga pemasyarakatan yang ada.
Apabila hal tersebut terus berlanjut tentu akan menambah tingkat kriminalitas
METODE PENELITIAN
alamiah. Artinya objek tersebut apa adanya, berkembang, tidak dimanipulasi oleh
Sumber data yang diperoleh peneliti selain dari informan di lapangan yaitu
dokumen yang relevan. Dokumen pendukung yang digunakan antara lain buku-
buku, jurnal ilmiah atau dari laporan peneliti terdahulu juga dokumentasi-
dokumen- dokumen yang relevan maka penulis mendapatkan data secara teoritis
dan juga keadaan yang sebenarnya. Maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
Pemuda Kelas IIB Plantungan ini sangat menarik dan unik karena berbeda dengan
karakteristik lembaga pemasyarakatan yang lain. Yang mana kondisi lapas tidak
dikelilingi oleh tembok berduri, jeruji besi juga tidak terisolir dari lingkungan
narapidana harus menggunakan cara yang tepat. Hal tersebut guna meminimalisir
pembinaan sehingga dapat berjalan dengan baik dan hasilnya maksimal, bisa
merubah sikap dan perilaku sehingga bisa kembali dan diterima di masyarakat
berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama makhluk hidup (Suyahmo
2020:125). Berikut konsep dasar moral manusia Pancasila yang digunakan seperti
di bawah ini:
1) Moral Ketuhanan
terdapat dua macam yakni pembinaan agama islam dan kristen. Kegiatan
pembinaan moral islam dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat.
eramah, baca tulis Al Quran, kultum, tata cara sholat yang dibina oleh
petugas lapas, Kantor Urusan Agama Plantungan dan ustaz-ustaz yang sering
buku-
buku rohani kristen. Materi yang diajarkan terhadap narapidana beragama
2) Moral Kemanusiaan
sama juga menjunjung tinggi kejujuran. Yang mana hal tersebut dilihat dari
semangat saling membantu dan tolong menolong dan tetap terikat akan
dalam hati mereka agar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.
3) Moral Persatuan
lembaga pemasyarakatan.
4) Moral Kerakyatan
Pembinaan moral kerakyatan sebagai wujud demokrasi kerakyatan atau di
5) Moral Keadilan
umat beragama yakni bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa juga membentuk
kepribadian berdasarkan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Hal
dilaksanakan setiap waktu disamping jadwal yang ditetapkan oleh lapas. Selain
menjunjung sikap toleransi dan saling menghargai antara narapidana dan petugas
lapas.
biasa terhadap progres perubahan sikap dan perilaku narapidana. Dari sikap,
perilaku dan kebiasaan narapidana yang awal masuk lapas masih berantakan, hal
masuk lapas mereka jarang melaksanakan shalat bahkan tidak bisa shalat.
lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat ketika narapidana dengan inisiatif sendiri
melaksanakan salat berjamaah, shalat malam, dan juga mengaji di blok masing-
narapidana di lapas mereka fokus untuk mendekatkan diri terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Plantungan yang mana selama tiga tahun terakhir atau selama pandemi covid-19,
para narapidana alhasil hanya petugas lapas yang memberikan penyuluhan agama
juga
tata cara salat bersifat general karena kurangnya tenaga pengajar. Sedangkan
untuk pembinaan moral bagi narapidana yang beragama kristen yang mana untuk
yang digunakan. Metode yang digunakan adalah menurut teori pendidikan islam
bawah ini para petugas lapas menyampaikan pembinaan kepada narapidana baik
1) Metode Keteladanan
dengan sikap dan perilaku yang dapat ditiru narapidana. Misalnya pada
kegiatan pembinaan sholat atau mengaji, petugas pun ikut serta selama
dahulu.
2) Metode Pembiasaan
Bentuk pembiasaan yang dilaksanakan oleh narapidana bahwasannya
3) Metode Nasehat
kasus. Selain petugas, pihak lain yang memberikan nasehat yaitu instansi-
5) Metode Hukuman
pelanggaran kecil maka petugas memberikan arahan, nasehat dan juga solusi.
adalah metode pembiasaan. Hal tersebut dapat dilihat dari hal-hal yang dibiasakan
petugas kepada narapidana berhasil melekat dalam diri narapidana, sehingga dapat
mengubah sikap dan perilaku narapidana berubah menjadi lebih baik lagi.
ulang dan dilaksanakan setiap harinya. Sedangkan untuk metode pembinaan yang
terhadap narapidana setiap hari tersebut mampu melekat dalam jiwa narapidana,
hal tersebut dapat dilihat dari narapidana disiplin waktu ketika bunyi lonceng
sebagai tanda dimulai atau berakhirnya suatu kegiatan, menaati peraturan yang
beribadah dengan inisiatif sendiri baik shalat maupun mengaji di dalam blok.
pelaksanaan
pembinaan kurang berjalan maksimal seperti sebelum pandemi. Walaupun
KESIMPULAN
narapidana dengan Tuhan maka lambat laun akan berubah kearah yang lebih baik.
pembiasaan.
SARAN
instansi terkait baik instansi pemerintah maupun swasta agar pembinaan moral
yang diberikan lebih optimal sehingga hasil yang dicapai pun lebih maksimal. 2)
DAFTAR RUJUKAN
DM, Iklima Salsabil. 2017. “Jaminan HAM Untuk Narapidana Dalam Kacamata
Sistem Pemasyarakatan Di Indonesia.” Lex Scientia Law Review 1(1):33–40.
Oktaviana, Shintia. 2017. “Pembinaan Moral Terhadap Warga Binaan Di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kota Tegal.” Universitas Negeri
Semarang.
Panjaitan, Petrus Irwan. 1995. Lembaga Pemasyarakatan Dalam Perspektif
Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Romala Putri, Debi, and Ikama Dewi Setia Triana. 2020. “PELAKSANAAN
PEMBINAAN NARAPIDANA DALAM MENCEGAH RESIDIVISME DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B CILACAP.” Jurnal
Media
Komunikasi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 2(1). doi:
10.23887/jmpppkn.v2i1.131.
Setiawan, Herdy Eka, and Hastaning Sakti. 2019. “Penemuan Makna Hidup Pada
Residivis Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang.” Empati 8(1):40–
48.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suyahmo. 2020. Filsafat Moral. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.
Trisna, Nila. 2018. “Upaya Pembinaan Narapidana Melalui Wadah Lembaga
Pemasyarakatan.” Jurnal Community 3(2). doi: 10.35308/jcpds.v3i2.131.
Tsoi, Lily, and Liane Young. 2018. “Moral Reasoning How People Make Moral
Judgments.” 3.