Anda di halaman 1dari 3

Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk

akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut.


Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
produk yang dipasarkannya, dan kemudian merumuskan strategi untuk
mempengaruhi sikap konsumen tersebut. Riset pasar atau riset konsumen
merupakan salah satu kegiatan penting untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
suatu produk.
Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen
adalah Model Multiatribut Sikap dari Fishbein yang terdiri atas tiga model: The
Attitude Toward Object Model, The Attitude Toward Behavior Model, dan The
Theory of Reasoned Action Model. Model Sikap Multiatribut menjelaskan bahwa
sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan
oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut
disebut dengan multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan
kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

Tren yang terjadi pada tahun 2019-2022 adalah maraknya pengembangan produk olahan pangan
label “gluten-free. Di dunia, produk pangan berlabel gluten-free di pasar telah meningkat secara
dramatis meskipun Di Amerika, tren gaya hidup bebas gluten telah berlangsung cukup lama karena
berbagai alasan (Navarro, 2016). Di Indonesia sendiri, banyak konsumen tanpa intoleransi gluten
memiliki persepsi bahwa bebas gluten berarti produk umumnya sehat dan dapat memberikan
kontribusi kesehatan. Konsumen menilai pangan bebas gluten dapat membantu menurunkan berat
badan (Dunn et al, 2014) dan meningkatkan asupan energi (Navarro, 2016). Penelitian menunjukkan
konsumen menyukai produk dengan klaim kesehatan (Khurshid et al, 2013) terutama pada
konsumen generasi milenial atau generasi muda yang lahir setelah tahun 1980. Perhatian yang
meningkat pada konsumen milenial terhadap makanan sehat (Rezai et al, 2012) dan berkelanjutan
(Vermeir & Verbeke, 2006) memacu industri pangan untuk memposisikan produk pangan bebas
gluten sebagai makanan sehat.

Upaya meningkatkan minat terhadap pangan bebas gluten dilakukan melalui penyebarluasan
informasi terkait manfaat produk, memberikan label “gluten free”, serta memberikan edukasi bahwa
harga produk pangan gluten-free adalah murah (Magistris et al, 2017). Edukasi ini lebih banyak
ditujukan pada konsumen milenial karena dinilai sangat kritis dan aktif dalam penggunaan sosial
media. Di Indonesia, generasi milenial memiliki jumlah populasi yang cukup besar di Indonesia
dengan proporsi hingga 34,47% dari jumlah seluruh penduduk (KPPA dan BPS, 2018). Dengan
demikian, riset ini dilakukan pada generasi milenial yang merupakan pasar potensial yang konsumtif
terutama untuk industri makanan. Penelitian dilakukan melalui survei kepada konsumen milenial di
Pulau Jawa.
Penyebaran kuisioner dilakukan secara online dengan menyebarkan kuisioner dalam bentuk Google
Form melalui media sosial. Peneliti mengirimkan setidaknya lebih dari 1000 kuisioner dengan tingkat
pengembalian atau respon sebesar 34%. Sebanyak 342 kuisioner terisi namun setelah disortasi
berdasarkan wilayah domisili dan kelengkapan jawaban, diperoleh 302 responden yang memenuhi
seluruh pertanyaan dalam kuisioner. Analisis Fish-Bein digunakan untuk menganalisis sikap
konsumen milenial terhadap produk berlabel gluten free. Analisis ini mencakup komponen evaluasi
kepentingan (ei) dan komponen kepercayaan (bi). Komponen ei mengukur evaluasi konsumen
terhadap atribut i dari produk secara umum, sedangkan komponen bi mengukur kepercayaan
konsumen terhadap atribut i yang dimiliki oleh produk. Hasil evaluasi atribut yang dinilai oleh
responden terhadap produk secara keseluruhan terkait dengan tingkat kepentingan. Tingkat
kepentingan yang dinilai oleh konsumen berbeda – beda menurut besarnya skor evaluasi yang
diperoleh. Semakin tinggi skor evaluasi yang diperoleh maka semakin penting suatu atribut
(Qomariyah, 2014).

riset pemasaran sebagai upaya untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu Anda berhasil
menaklukkan pasar yang Anda targetkan. Untuk memulai, mari kita bahas perbedaan antara
penelitian fundamental dan penelitian terapan.

Penelitian fundamental bertujuan untuk memperluas batas pengetahuan dalam suatu bidang tanpa
harus langsung memecahkan masalah yang mendesak. Meskipun demikian, penelitian ini memiliki
aplikasi yang bermanfaat, mengungkapkan informasi dan hubungan yang dapat berguna di masa
depan. Sebagai contoh, perusahaan The Green Yogurt melakukan penelitian fundamental mengenai
preferensi konsumen terhadap kombinasi buah-buahan, kacang-kacangan, dan karamel tertentu
dengan variasi gula dan kekuatan manisnya.

Di sisi lain, penelitian terapan bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah tertentu atau serangkaian masalah. Sebagai contoh, melibatkan
pelanggan dalam uji rasa buta akan memberikan respons spesifik terhadap preferensi mereka
terhadap produk yogurt baru dibandingkan dengan produk pesaing. Informasi ini dapat digunakan
untuk merancang rencana bisnis, mengarahkan kampanye iklan, atau meningkatkan kualitas produk
Anda.

Top of Form

Basic Marketing Research: Volume 1 Handbook for Research Professionals. Scott M. Smith | Gerald
S. Albaum. 2012. Qualtrics Labs, Inc, USA.

Marketing Research The Smart Way to Solve a Problem

A1 - Soegoto, I.E.S.

SN - 9786020424385

UR - https://books.google.co.id/books?id=SRpbDwAAQBAJ

Y1 - 2013
PB - Elex Media Komputindo

Danang Sunyoto. (2015). Perilaku konsumen dan pemasaran / Danang Sunyoto. Yogyakarta ::
CAPS,.

Anda mungkin juga menyukai